Anda di halaman 1dari 42

1

ETIKA KOMUNIKASI PEMBELAJARAN VERBAL DAN


NONVERBAL PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,
UNIVERSITAS IBNU KHALDUN BOGOR

(Sebagai pemenuhan tugas pada Mata Kuliah Etika dan Komunikasi Organisasi)

Disusun Oleh:

Kelompok: 2

M. Sulthon Ar Rizieq 1202010095 Ketua Kelompok


M. Raihannufus Syahdan 1202010096 Anggota
M. Fairul Zidni 1202010090 Anggota
M. Fairuz Arya 1202010091 Anggota
M. Kharisma Abbiasa 1202010092 Anggota
M. Alwi Prysas 1202010089 Anggota
M. Maruf Muqoddas 1202010093 Anggota
Muthia Azzahra 1202010096 Anggota
Mutiara Hati 1202010097 Anggota
Nanda Noor Ramadani 1202010098 Anggota

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG BANDUNG
2021

i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika komunikasi pembelajaran verbal
dan nonverbal, hambatan serta solusi etika berkomunikasi pembelajaran verbal dan
nonverbal yang dilakukan di Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif.. Subjek penelitian ini adalah salah satu profesor di prodi PAI
yaitu Ibu Chodidjah Makarim, serta cara berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara kepada narasumber yaitu Ibu Chodidjah
Makarim selaku professor di Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun Bogor yang disertai dengan
dokumentasi penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa: a) dalam etika berkomunikasi
secara verbal perlu memperhatikan aspek moral. Agar mahasiswa tetap berda pada koridor
etika keislaman; b)dalam beretika komunikasi nonverbal juga perlu memperhatikan aspek
moral ditambah dengan aspek kejujuran dan aspek kemandirian; c) masalah masalah yang
ditemukan selama proses komunikasi diperhatikan dengan sangat baik oleh pihak prodi
maupun pihak kampus dengan memberikan solusi solusi terbaik. Seperti memberikan
petunjuk tau bimbingn baik secara langsung ataupun tidak langsung. Serta memberikan
fasilitas sebagai penunjang proses komunikasi.

ii
ABSTRACT
This study aims to find out how the ethics of verbal and nonverbal learning communication,
barriers and ethical solutions for verbal and nonverbal learning are carried out at the
Islamic Studies Study Program, Ibnu Khaldun University, Bogor. This research is a
qualitative research. The subject of this research is one of the professors in the PAI study
program, Mrs. Chodidjah Makarim, and how to communicate both verbally and non-
verbally. The data collection technique used interviews with informants, namely Ms.
Chodidjah Makarim as a professor at the Islamic Studies Study Program, Ibnu Khaldun
University, Bogor, accompanied by research documentation. The results of the study show
that: a) in verbal communication ethics, it is necessary to pay attention to the moral aspect.
So that students remain in the corridor of Islamic ethics; b) in ethical nonverbal
communication, it is also necessary to pay attention to moral aspects coupled with honesty
and independence aspects; c) problems found during the communication process are
considered very well by the study program and the campus by providing the best solutions.
Such as giving directions or guidance either directly or indirectly. As well as providing
facilities to support the communication process.

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan karunia berupa kesempatan kami untuk belajar. Selesainya laporan penelitian ini
bukan berarti berakhirnya tugas kami sebagai pembelajar. Justru laporan ini merupakan awal
langkah untuk secara konsisten mempelajari apa yang telah kita kaji dan tulis di sini.
Sebagai sebuah wacana yang tidak ada habisnya diahas, komunikasi memiliki peran
penting dalam dunia ini. Bahkan komuniakasi mampu untuk menyentuh segala aspek
kehidupan. Manusia selaku makhluk sosial, hanya bisa hidup berkembang dan berperan
sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain dengan cara
komunikasi. Sebagian besar kegiatan manusia selalu berkaitan dengan komunikasi.
Semuanya membutuhkan komunikasi.
Secara umum, laporan penelitian ini membahas seputar etika komunikasi pembelajaran
verbal dan nonverbal di Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Luasnya wacana
berkomuniksi memberikan kesempatan kepada kami untuk fokus pada satu aspek yang tak
kalah penting, yaitu etika. Dalam pendidikan melekat kuat kultur dan aspek etika
berkomunikasi yang dibangun oleh pembelajar.
Sekolah/ universitas sebagai arena reproduksi kultural dapat berperan untuk
mewujudkan perilaku etika berkomunikasi mahasiswa agar tercipta komunikasi yang baik
dalam lingkup sekolah/universitas dan masyarakat kelak. Proses etika komunikasi di
lingkungan universitas memainkan peranan penting dalam mewujudkan visi tersebut. Atas
dasar itulah penelitian ini dilakukan.
Sesungguhnya karya ini tidak akan selesai tanpa peran serta bebagai pihak yang terlibat
secara langsung maupun tidak terhadap penelitian untuk makalah ini. Kendatipun tidak bisa
disebut satu persatu, rasa terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami serta
narasumber yang telah berpartisipasi dalap penelitian tentang ”Etika Komunikasi Verbal dan
Nonverbal di Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun Bogor”
Laporan penelitian ini senantiasa memerlukan kearifan berupa saran, teguran, dan kritik
yang membangun agar dapat lebih optimal. Akhirnya, sekecil apapun sumbangan yang dapat
diberikan dari penelitian ini semoga bermanfaat.

Bandung, 3 Desember 2021

Peneliti

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................................3
D. Kegunaan dan mafaat Hasil Penelitian.....................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Etika Komunikasi Pembelajaran..................................................................................4
B. Beberapa Bentuk Etika Komunikasi Pembelajaran...................................................................7
C. Komponen, Hambatan, Kendala Etika Komunkasi Pembelajaran............................................8
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan Masalah..................................................................................................15
B. Unit Analisis...........................................................................................................................15
C. Metode Pengumpulan Data.....................................................................................................16
D. Teknik Analisis Data..............................................................................................................17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Alamiah Lokasi.............................................................................................................19
B. Data Informasi Hasil Penelitian..............................................................................................20
C. Pembahasan/Diskusi...............................................................................................................25
BAB IV KESIMPILAN
A. Kesimpulan.............................................................................................................................28
B. Implikasi.................................................................................................................................28
C. Saran.......................................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pandemi covid-19 saat ini telah melanda 215 negara diseluruh dunia
yang memberikan dampak tersendiri bagi lembaga pendidikan dari tingkat
sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Pemerintah telah
melarang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka
sehingga harus diadakan kegiatan belajar secara daring (online).
Pembelajaran tatap muka yang harus mengumpulkan banyak peserta didik di
dalam kelas dipindah fungsikan ke proses pelaksanaan yang mampu
mencegah berkerumun antara peserta didik dengan gurunya atau
melaksanakan proses pembelajaran ditempat yang berbeda. Bentuk
pembelajaran dipindah fungsikan menjadi pembelajaran daring, hal ini untuk
menekan mata rantai penyebaran covid-19 di lingkungan sekolah.
Pelaksanaan yang dilakukan dalam proses komunikasi pembelajaran
daring, menggunakan berbagai macam komunikasi. Di massa pandemi ini
penggunaan teknologi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Dalam
hal ini perlu di ketahui bahwa pembelajaran daring menjadi salah satu
pembelajaran yang dilakukan saat pandemic. Suatu proses pembelajaran pasti
membutuhkan etika dalam komunikasinya guna menyampaikan materi
pembelajaran yang akan disampaikan. Etika komunikasi itu sangat kompleks
dan mempunyai banyak bentuk dalam pemahamannya. Diantara bentuk etika
komunikasi pembelajaran tersebut, ada etika komunikasi verbal, nonverbal
dan etika komunikasi media masa.
Proses etika pembelajaran verbal dan nonverbal secara daring dirasa
kurang efektif, dosen (komunikator) tidak dapat menyampaikan pesannya
dengan baik karena mahasiswa (komunikan) mengalami kesulitan dalam
memahami pesan apa yang disampaikan oleh dosen. Sulitnya mahasiswa
dalam memahami pesan yang disampaikan dosen disebabkan oleh beberapa
hal yang terjadi seperti jaringan internet yang tidak stabil dan kurangnya
kemampuan untuk mendatangkan berbagai jenis interkasi pembelajaran. Hal
tersebut dapat diselesaikan jika komunikator peka terhadap reaksi komunikan.

1
Proses komunikasi yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi,
khususnya komunikasi antara dosen dan mahasiswa adalah salah satu faktor
yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar.
Kesenjangan serta adanya batasan yang dapat menghalangi interaksi
komunikasi dosen dan mahasiswa merupakan masalah yang sering terjadi.
Maka dari itu, perguruan tinggi adalah sebagai salah satu sarana
yang sangat efektif dalam usaha menciptakan komunikasi verbal dan
nonverbal dalam pembelajaran. karena melalui komunikasi di dapat
mengetahui bagaimana proses komunikasi verbal dan non verbal dari dosen
kepada mahasiswa yang dapat berguna untuk proses pembelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut, akhirnya peneliti berkesimpulan dan
merasa perlu membahas mengenai etika komunikasi pembelajaran verbal dan
nonverbal di Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Khususnya terhadap dosen dan
mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran. Maka untuk menjawab
semua persoalan tersebut peneliti mengambil judul: “Etika Komunikasi
Pembelajaran Verbal dan Non Verbal di Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Ibnu Khaldun Bogor”.
B. Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan fokus antara masalah yang
dikemukakan dengan pembahasan dan analisis, maka perlu diberikan
pembatasan masalah yang akan diteliti. Maka penelitian ini dibatasi pada
etika komunikasi pembelajaran verbal dan non verbal yang dilakukan di
Universitas Ibnu Khaldun Bogor
2. Perumusan Masalah
a) Bagaimana etika komunikasi verbal pembelajaran daring yang
dilakukan di Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun
Bogor?
b) Bagaimana etika komunikasi non verbal pembelajaran daring yang
dilakukan di Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun
Bogor?

2
c) Bagaimana mengatasi proses etika komunikasi pembelajaran verbal
dan non verbal secara daring di Prodi PendidikanAgama Islam
Universitas Ibnu Khaldun Bogor yang dirasa kurang efektif?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui etika komunikasi pembelajaran verbal dalam proses


belajar mengajar di Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Ibnu
Khaldun Bogor

2. Untuk mengetahui etika komunikasi pembelajaran non verbal dalam


proses belajar mengajar di Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas
Ibnu Khaldun Bogor
3. Untuk mengetahu solusi atas kendala/hambatan dalam proses etika
komunikasi pembelajaran verbal dan nonverbal secara daring di Prodi
Pendidikan Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor
D. Kegunaan dan mafaat Hasil Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan khazanah keilmuan tentang
etika komunikasi pembelajaran verbal dan non verbal dalam proses belajar
mengajar. Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan
sebagai alat bantu untuk menemukan dan mengembangkan teori-teori
tentang komunikasi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi contoh perguruan tinggi
lainnya dengan melihat dan mengaplikasikan komunikasi verbal dan non
verbal yang baik dalam proses belajar mengajar.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Etika
1. Pengertian Etika Komunikasi Pembelajaran

Kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
habitat, kebiasaan, adat watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk
jamak artinya: ”adat kebiasaan”.1 Menurut Kenet Anderson sebagaimana
yang dikutip oleh Kholil, dkk. mendefiniskan etika yaitu sesuatu studi tentang
nilai-nilai landasan bagi penerapanya. Ia bersangkutan dengan pertanyaan-
pertanyaan apa itu kebaikan atau keburukan dan bagaimana seharusnya.2

Secara etimologis, komunikasi berasal dari kata to communicate.


Menurut Longman Dictionary of Contemporary English yang dikutip oleh
Warsita (2008), menyatakan upaya untuk membuat pendapat, menyatakan
perasaan, menyatakan informasi dan sebagainya agar diketahui oleh orang
lain. Arti lain dari komunikasi adalah berbagi (to share) atau bertukar (to
exchange) pendapat, perasaan, informasi dan sebagainya.3 Kata communis
mengandung makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha
yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.4

Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977,


(Djuarsa, 1999) yang dikutip oleh Warsita (2008) bahwa komunikasi adalah
sebagai berikut. Suatu proses pertukaran informasi di antara individu-individu
melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. 5 Dengan
kata lain komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian,

1
K. Bertens, Etika (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 3-4
2
Syukur Kholil, dkk. ”Etika Komunikasi Dalam Pengasuhan Santri Perspektif Al-Qur’an Surat
Luqmān Ayat 12-19, Jurnal AL-BALAGH: 1: 2 (Desember 2017), 161.
3
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka Cipta.
2008), 96.
4
Prakosa, Adi, Komunikasi Massa, (Jakarta: Unas Press, 2006). 32.

5
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), 98

4
penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan/atau
di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.

Etika komunikasi merupakan sekumpulan asas/nilai yang berkenaan


dengan norma, moral atau akhlak yang dianut oleh masyarakat, biasanya
berupa ajaran benar atau salah, pantas atau tidak pantas, baik atau buruk1
tergantung pada norma apa yang digunakan. Apakah norma sosial, norma
agama atau norma yang lainnya. Jika yang digunakan adalah norma agama,
agama Islam misalkan.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Etika


Komunikasi Pembelajaran adalah sekumpulan asas/nilai yang berkenaan
dengan norma, moral atau akhlak dalam proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Biasanya berupa
ajaran benar atau salah, pantas atau tidak pantas, baik atau buruk tergantung
pada norma apa yang digunakan.

2. Tujuan Etika Komunikasi Pembelajaran

Tujuan pengiriman pesan adalah perubahan tingkah laku siswa dalam


“memahami” sebagai respon dari pokok bahasan tersebut. Komunikasi
merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang,
begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada
tujuan yang ingin dicapai. Hal itu, sesuai dengan pendapat Fitrah (2012),
yang mengemukakan bahwa tujuan komunikasi sebagai berikut:6

a. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.

b. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.

c. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya


lainnya seperti efektif dan efisien.

d. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.

6
Fitrah Dani Ahmadsyah Ilmu Komunikasi. (Bandung: UNIKOM, 2012), 111.

5
e. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan

f. Menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan


kontribusi.

3. Kegunaan Etika Komunikasi Pembelajaran


a) Etika Sebagai Petunjuk
Menurut Darji Darmodihardjo (1995), etika memberi petunjuk
untuk tiga jenis pertanyaan yang senantiasa diajukan. Pertama,
apakahyang harus dilakukan dalam situasi konkret yang tengah
dihadapinya, Kedua bagaimana mengatur pola konsistensi dengan orang
lain, Ketiga akan menjadi manusia macam apa kita ini ? dalam konteks ini,
etika berfungsi sebagai pembimbing tingkah laku manusia agar dalam
mengelola kehidupan initidak sampaibersifat tragis.7

Dalam rangka menjernikan istilah etika dan etiket kerap kali kedua
istilah ini dicampur adukan begitu saja padahal diantaranya sangat hakiki
dimana etika disini berarti moral dan etiket berarti sopan santun.
Disamping perbedaan, ada juga persamaan yakni, etika dan etiket
menyangkut perilaku manusia sehingga istilah ini hanya menyangkut
perilaku manusia secara normatif.

Perbedaannya adalah etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus


dilakukan manusia sedangkan etika tidak terbatas pada cara dilakukan
suatu perbuatan, etika memberikan norma tentang perbuatan itusendiri,
etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh boleh
dilakukanatau tidak boleh.8 Etiket berlaku hanya dalam pergaulan, bila
tidak ada orang lain hadir atau tidak ada saksi mata maka etika tidak
berlaku sedangkan untuk Etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang
lain artinya tidak ada saksi mata. Etiket bersifat relatif, yang dianggap

7
Darji Darmodihardjo dan Sidharta,. Pokok-PokokFilsafat Hukum, (Cetakan I). (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1995), 237.

8
K. Bertens, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 215.

6
tidak sopan dalam satu kebudayaan bisa saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain sedangkan etikasangat absolut.9

b) Etika Sebagai Pembantu

Menurut Magnis Suseno (T. Kansil, 1995), bahwa ada empat fungsi
etika diantaranya: 10

1) Etika dapat membantu dalam menggali rasionalitas dari moral agama,


seperti mengapa Tuhan memerintahkan ini, bukan itu;

2) Etika membantu dalam menginterprestasikan ajaran agama yang saling


bertentangan;

3) Etika dapat membantu menerapkan ajaran moral agama terhadap


masalah-masalah baru dalam kehidupan manusia, seperti soal bayi
tabung dan eutanasia, yaitu tindakan mengakhiri hidup dengan sengaja
kehidupan mahkluk.

4) Etika dapat membantu mengadakan dialog antar agama karena etika


berdasarkan diri pada argumentasi rasional belaka dan bukan pada
wahyu.

5)

B. Beberapa Bentuk Etika Komunikasi Pembelajaran

Menurut Warsita (2008), ada tiga bentuk komunikasi, yaitu: 11

1. Komunikasi lisan/komunikasi verbal

Dalam komunikasi lisan, informasi disampaikan secara lisan atau


verbal melalui apa yang diucapkan dari mulut atau dikatakan, dan
bagaimana mengatakannya. Informasi yang disampaikan secara lisan,

9
K. Bertens, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 216.
10
C.S.T. Kansil dan Christine T. Kansil, Pokok-pokok Etika Profesi Hukum, (Jakarta: Pradnya
Paramita 1995), 2.
11
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), 100.

7
melalui ucapan kata-kata atau kalimat disebut dengan berbicara yang dapat
digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan gagasan. Misalnya memo,
surat, e-mail, dan sebagainya.

2. Komunikasi nonlisan/komunikasi nonverbal

Komunikasi ini menggunakan isyarat (gestures), gerak-gerik


(movement), sesuatu barang, cara berpakaian, atau sesuatu yang dapat
menunjukkan perasaan (expression) pada saat tepenting misalnya sakit,
gembira, atau stres. Komunikasi ini mempunyai beberapa fungsi yaitu:12

a. pengulangan pesan yang disampaikan (repetition);

b. pertentangan penyangkalan dari suatu pesan (contradiction);

c. pengganti dari pesan (substitution);

d. melengkapi pesan verbal (complementing); dan

e. penekanan atau menggarisbawahi pesan (accenting)

3. Komunikasi Personal, Kelompok dan Komunikasi Masa

Selain itu bentuk komunikasi dapat pula dibedakan menjadi tiga


bentuk, yaitu: 13
a. komunikasi personal (personal communication) yang terdiri atas
komunikasi interpersonal (interpersonal communication);
b. komunikasi kelompok (group communication) yang terdiri dari
komunikasi kelompok kecil (small group communication) seperti ceramah,
diskusi panel, simposium, seminar, dan komunikasi besar;
c. komunikasi massa, yang dilakukan pers, radio, televisi, film, dan lain-
lain.

12
Subroto, Sastro, Darwanto., Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana, 2007). 11.

13
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), 101.

8
C. Komponen, Hambatan, Kendala Etika Komunikasi Pembelajaran
1. Komponen Komunikasi

Suatu proses komunikasi paling sedikit harus terdiri dari tiga


komponen yaitu: sumber; pesan; dan penerima. 14 Akan tetapi Lasswell,
mengaskan bahwa komponen dalam proses komunikasi dicirikan dalam
bentuk kalimat tanya:15

- sumber = who?
- pesan = says what?
- saluran = in which channel?
- penerima = to whom?
- efek = with what effect?
Berdasarkan karakter diatas, lima hal tersebut, di atas, tersebut secara rinci
dijelaskan sebagai berikut:

a) Sumber (Source) atau Sumber Berita


Merupakan tempat yang menunjuk pada asal diperolehnya suatu
gagasan atau ide. Sumber ini harus jelas, lengkap dan mudah dipahami.
Jika misalnya pesan yang diterima tidak jelas, kurang dimengerti, krang
terperinci tentu akan disampaikan pada orang lain dengan tidak jelas,
bahkan dapat terjadi makin tidak jelas.
b) Pesan (message)
Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan
oleh komunikator. Menurut CS. Pierce, (Sobur, 2006) tanda- tanda dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu: ikon, indeks dan simbol atau
lambang.16
1) Ikon adalah tanda yang memiliki kesamaan dengan objek yang
digambarkan. Contohnya, foto seseorang atau foto pemandangan.

14
Kincaid, D. Lawrence dan Wilbur Schramm,.Asas-Asas Komunikasi Antar Manusia, (Jakarta-
Hawaii: LP3ES & EWCI.1977.) .33.
15
Liliweri, Alo.. Komunikasi Antarpribadi. (Bandung : Citra Aditya Bakti. 1991), 15.

16
Alex, Sobur. Semiotika Komunikasi, Cet.Ke-3. (Bandung: Rosdakarya, 2006), 128

9
2) Indeks adalah tanda-tanda yang memiliki hubungan langsung dengan
keberadaan realitas atau objek yang ditunjuknya. Contohnya, adanya
asap menunjukkan akan keberadaan api. Contoh lain, adanya semut
menunjukkan akan adanya sesuatu yang mengandung rasa manis atau
gula.
3) Simbol merupakan tanda yang hubungannya dengan realitas yang
diungkapkan tidak dekat, melainkan berdasarkan kesepakatan
masyarakat dan budaya yang menggunakannya. Contoh: (a) Rambu-
rambu lalu lintas yang disepakati oleh masyarakat umum baik nasional
maupun internasional. (b) Kentong titir, merupakan tanda akan adanya
keadaan bahaya, seperti kebakaran, banjir dan lain-lain, yang disepakati
oleh masyarakat desa di Jawa.
4) Simbol atau lambang-lambang juga dapat dibedakan kedalam
simbolsimbol verbal, simbol-simbol nonverbal dan simbol-simbol
paralinguistik.
(a) Simbol-simbol verbal adalah tanda-tanda yang biasanya berupa
katakata, baik yang tertulis maupun yang diucapkan oleh seseorang.
(b) Simbol simbol nonverbal adalah tanda-tanda yang berupa gambar,
warna, isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerak-gerik yang
mempunyal makna tertentu. Contohnya: Bendera putih untuk
menyatakan menyerah dalam suatu pertempuran, atau adanya orang
meninggal bagi masyarakat di kota Yogya dan sekitarnya.
(c) Tanda-tanda informasi paralinguistik adalah tanda- tanda yang
terdapat diantara simbol-simbol verbal dan nonverbal, seperti
volume suara, tinggi rendahnya nada berbicara, kualitas suara dan
lain-lain.
c) Saluran Komunikasi (channel/media)
Saluran komunikasi merupakan alat atau sarana untuk
menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima. Lambang/simbol
merupakan media primer dalam komunikasi. Lambang berupa bahasa,
baik bahasa tulis maupun bahasa lisan paling banyak digunakan karena

10
dianggap paling mampu menterjemahkan perasaan dan pikiran kepada
orang lain. Media sekunder dalam komunikasi dapat dibedakan menjadi
media nir massa dan media massa. Media nirmassa antara lain telepon,
surat, telegram. Adapun media massa berupa surat kabar, radio, televisi,
film, buku, majalah dan lain -lain. Contoh:
1) Dalam komunikasi lisan maka apa yang ada dibenak orang lain tidak
bisa disampaikan langsung kepada orang lain, melainkan haruskata
disampaikan melalui kata
2) Seseorang yang menulis surat lamaran kerja ke sebuah perusahaan,
maka surat merupakan media nir massa.
3) Sebuah perusahaan menawarkan produknya melalui iklan yang
ditayangkan sebuah stasiun televisi. Disini televisi disebut media massa..
d) Penerima (Komunikan)

Adalah seseorang atau sejumlah orang yang menerima pesan dan


sumber. Dilihat dari jumlahnya; maka bisa seseorang, sekelompok orang
atau sekelompok besar orang yang tidak terhitung jumlahnya (massa).
Contoh:
1) Pendengar satu stasiun radio jumlahnya tidak terhitung dan tersebar
dalam suatu radius tertentu.
2) Pembaca sebuah buku jumlahnya banyak sekali walaupun tidak
secara bersama dalam membaca buku tersebut.
3) Penerima tetepon biasanya seorang individu atau sekelompok kecil
orang.
Penerima adalah orang yang diberi berita atau orang yang
menjadikan sasaran untuk dipengaruhi oleh pengirim berita.Dalam teori
komunikasi antara pengirim berita dengan penerima berita harus ada
kepentingan bersama, ada saling pengertian dan saling ketergantungan.
Sebagai contoh jika tidak saling pengertian adalah penyampaian berita
yang terlalu cepat (bagi penerima) maka tidak akan dipahami oleh
penerima itu.
e) Umpan Balik (Feed Back)

11
Merupakan informasi yang memberitahu sumber bagaimana
penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya. Informasi-
infonmasi ini disampaikan penerima sebagai tanggapan atas pesan yang
disampaikan sumber kepadanya. Umpan balik ini dapat dibedakan ke
dalam beberapa hal yaitu:
1) Umpan balik positif; adalah umpan balik yang sesuai dengan harapan
dari sumber. Contoh: Seseorang guru yang mengajar murid-muridnya
memperoleh tanggapan yang menyenangkan dari murid-muridnya yang
mendengarkan dan menyimak pesan yang disampaikan dan memahami
apa yang disampaikan gurunya[
2) Umpan balik negatif; adalah umpan balik yang tidak sesuai dengan
harapan dari sumber. Contoh: Seorang kakak yang memberi nasehat
adiknya, ternyata ditanggapi adiknya dengan negatif, yaitu menganggap
kakaknya menggurui dan sok tahu serta mau ikut campur urusan orang
lain.
3) Umpan balik internal; adalah umpan balik yang berasal dari
sumber/komunikator sendiri. Contoh: Seseorang yang sedang berpidato
mendengar dan menyadari bahwa katakata yang disampaikannya kurang
jelas dan tepat, kemudian mengulangi dan menggantinya dengan kata
lain yang dapat dipahami oleh penerima.
4) Umpan balik eksternal; adalah umpan balik yang berasal dari
penerima pesan.
5) Umpan balik langsung; adalah umpan balik yang disampaikan
penerima pada saat yang sama (seketika) saat kom u nikasi berlangsung.
Contoh: Pada komunikasi tatap muka, dimana sumber dan penerima
berada dalam situasi tatap muka, maka umpan balik bisa diketahui
sumber seketika pada saat komunikasi berlangsung, seperti penerima
memperhatikan dan mengerti pesan yang disampaikan sumber.
6) Umpan balik tertunda; adalah umpan balik yang diterima sumber tidak
secara langsung, melainkan setelah komunikasi selesai dilakukan. Umpan
balik tertunda ini terjadi dalam komunikasi yang bermedia.

12
Contoh: Dalam komunikasi melalui medium surat kabar, umpan balik
akan diketahui/diterima oleh sumber atau komunikator membutuhkan
tenggang waktu tertentu, misalnya umpan balik disampaikan melalui
telepon ke redaksi atau surat dan pembaca.
2. Hambatan komunikasi
Merupakan faktor-faktor yang menghambat dalam proses
komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak cukup jelas dan
terjadi destrosi dalam komunikasi. Ada beberapa hambatan komunikasi,
antara lain:
a. Hambatan mekanis
Yaitu faktor-faktor yang menghambat jalannya pesan secara
fisik, biasanya terdapat pada media yang dipakai dalam
menyampaikan pesan. Contoh:
1) Terhambatnya siaran radio karena berimpitan gelom bang dan dua
stasiun penyiaran atau suara yang terputus-putus pada pesawat
radio.
2) Ketikan/cetakan yang buram atau tidak jelas pada surat kabar.
b. Hambatan semantik
Yaitu hambatan yang berhubungan dengan bahasa yang
digunakan dalam penyampaian pesan, sehingga terjadi perbedaan
penafsiran atau salah pengertian terhadap suatu pesan yang pada
akhirnya terjadi salah komunikasi diantara pihak-pihak yang
berkomunikasi. Contoh:
1) Salah ucap komunikator, yang bermaksud mengatakan “kedelai”
tetapi mengucapkan “keledai”.
2) Salah penaftiran karena pengertian konotatif seperti mengatakan
“anjing” untuk menyebut binatang tetapi ditafsirkan “anjing” dalam
pengertian umpatan
Untuk mengatasi hambatan semantis ini, seorang komunikator
harus dengan cermat memilih kata-kata yang akan disampaikan
sehingga tidak menimbulkan makna ganda, berhati-hati dalam

13
mengucapkan pesan serta menyusunnya dalam suatu kalimat yang
Iengkap.
c. Hambatan psikologis
Merupakan faktor-faktor dalam diri komu nikan/penerima
(kondisi kejiwaan seseorang) yang dapat menghambat jalanya
komunikasi, seperti perasaan marah, sedih, kecewa, bingung atau
prasangka terhadap orang lain yang berkomunikasi dengannya.
Contoh:
1) Seseorang yang sebelumnya sudah berprasangka pada orang lain,
jika berkomunikasi dengan orang tersebut tidak akan efektif karena
selalu mempunyai prasangka buruk pada setiap apa yang
dikemukakan orang tersebut.
2) Seorang komunikator yang tidak mempelajari terlebih dahulu
kondisi kejiwaan komunikan tidak akan efektif dalam
komunikasinya, misalnya komunikannya sedang marah atau
bingung.
3. Gangguan
Merupakan sesuatu yang mempengaruhi jalannya suatu pesan,
terhalangnya proses penyampaian pesan atau yang mengganggu
kamampuan pengiriman atau penerimaan pesan, sehingga pesan yang
diterima komunikan berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh
sumber/komunikator. Gangguan-gangguan dalam komunikasi antara lain:
i. Gangguan teknis
Gangguan teknis, yaitu faktor-faktor yang mengganggu komunikasi,
sehigga penerima merasakan perubahan dalam informasi atau stimulus
yang sampai kepadanya. Contoh:
1) Seseorang tidak dapat mendengarkan secara jelas apa yang dikatakan
temannya karena sistem suara yang sangat gaduh.
2) Mahasiswa tidak dapat mendengar secara jelas kuliah dosennya karena
di luar ruang kuliah sangat ramai/gaduh.
ii. Gangguan statis

14
Gangguan stais yaitu gangguan-gangguan yang sifatnya selalu tetap,
tidak dapat ditolak dan dikontrol oleh sumber atau komunikator. Misalnya
cuaca, hujan, petir dan lain-lain. Contoh;
1) Dua pihak yang berkomunikasi terganggu karena hujan yang deras
sehingga proses penyampaian dan penerimaan pesan tidak dapat
berjalan dangan lancar.
2) Seeorang yang seclang memutar televisi mengalami gangguan karena
adanya petir sehingga tidak dapat mendengar secara jelas apa
yangdisampaikan komunikator.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan Masalah
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu metode
penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan berupa

15
kata-kata, dan merupakan suatu penelitian ilmiah. Bogdan dan Taylor yang
dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.17
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berupaya untuk
menghimpun data, mengolah data dan menganalisis data dengan tujuan dapat
memperoleh gambaran atau informasi yang luas dan mendalam tentang
aktivitas komunikasi verbal dan non verbal yang menjadi objek penelitian.

B.  Unit Analisis
1. Subjek Penelitian
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan
informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan
(purpossive sampling).18 Dalam menentukan subjek penelitian ini, peneliti
memilih subyek penelitian yang menurut peneliti dapat memberikan data
yang dibutuhkan.
Maka subjek utama penelitian ini adalah Universitas Ibnu Khaldun
yang meliputi Kaprodi Pedidikan Agama Islam yang merupakan pimpinan
tertinggi dalam struktur program studi PAI. Kaprodi PAI Universitas
Muhammadiyah Yaitu Bapak Dahlan. Pemilihan subyek ini dilakukan karena
beliau memiliki perhatian, pengetahuan serta perannya dalam pembinaan
keagamaan mahasiswa di prodi PAI. Sedangkan subyek pendukung dalam
penelitian ini adalah salah satu dosen yang berada di Universitas Ibnu
Khaldun Bogor, Prodi PAI.
2. Informasi Penelitian
Narasumber (informan) dalam penelitian ini adalah Kaprodi Pedidikan
Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun dan juga salah satu dosen di Prodi
PAI. Pemilihan narasumber ini dilakukan karena beliau-beliau memiliki
perhatian, pengetahuan serta perannya dalam pembinaan keagamaan
mahasiswa di prodi PAI.
17
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualtatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), cet.
ke-26, h. 4
18
Ibid. , h. 5.

16
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, yang
beralamat di Jl. Sholeh Iskandar, Rt01/Rw01, Kedungbadak, Kec.Tanah
Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat, 16162. Pemilihan lokasi Petukangan
didasarkan pada 4 D dalam penelitian, yaitu data, date, daya dan dana.19

Pertama, data atau informasi mudah untuk didapatkan karena sudah


mempunyai link dan izin dari Universitas tersebut. Selanjutnya date atau
waktu penelitian yang tersedia sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Ketiga,
daya yang ditempuh tidak terlalu jauh dan ini memudahkan peneliti untuk
melakukan penelitian. Keempat, dana yang dibutuhkan untuk penelitian tidak
terlalu besar karena jangkauan tempat yang mudah dicapai sehingga
memberikan keringanan bagi peneliti. Adapun waktu penelitian berlangsung
kurang lebih selama satu bulan dari bulan September sampai Oktober 2021.

C.  Metode Pengumpulan Data


a. Observasi
Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
terhadap fenomena yang diselidiki. Observasi yang dilakukan oleh peneliti
adalah Observasi non partisipan yaitu peneliti hanya sebagai pengamat
objek Aktivitas etika pembelajaran verbal dan non verbal di Prodi PAI.20
b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Berbentuk


tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
Pewawancara disebut interviewer yaitu yang mengajukan pertanyaan,
sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewe yang memberi

19
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Press, 2006), cet ke-
1. h. 123.

20
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), cet ke-2, h. 129.

17
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.21 Dalam hal ini peneliti
melakukan wawancara dengan Kaprodi Pendidikan Agama Islam dan
salah satu Dosen disana

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara


agar pertanyaannya terarah. Adapun pertanyaan dalam wawancara yang
dilakukan yaitu terkait aktivitas Etika Komunikasi Pembelajaran Verbal
dan Non verbal di Prodi PAI.

D.  Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisa data,
peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data tersebut
disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil wawancara, dokumen
maupun laporan, yang kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk bahasa
yang mudah dipahami.22 Teknik analisis data dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data
yang relevan dengan aktivitas Etika Komunikasi Pembelajaran Verbal
dan Non verbal di Prodi PAI.
b. Tahap kedua adalah penyajian data, setelah data mengenai aktivitas
etika komunikasi pembelajaran verbal dan non verbal di Prodi PAI
diperoleh, maka data tersebut di susun dan disajikan dalam bentuk
narasi, visual gambar dan sebagainya.
c. Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan.

21
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.186
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1998), cet ke-2, h. 78

18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data Hasil Penelitian


1. Latar Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Ibnu Khaldun, yang berada di kota
Bogor. Tepatnya di Jl. Sholeh Iskandar, Rt 01/Rw01, Kedungbadak, Kec.Tanah
Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat, 16162.
Universitas Ibn Khaldun Bogor atau disingkat UIKA adalah salah satu
Universitas atau Perguruan Tinggi Islam Swasta di Indonesia, yang didirikan oleh
para Tokoh Ulama di Bogor dan merupakan Kampus Islam tertua di Kota Bogor.
Universitas Ibn Khaldun berdiri pada tanggal 7 Dzul Qaidah 1380 H
bertepatan dengan tanggal 23 April 1961 M sesuai dengan Keputusan Badan
Pengurus Yayasan Ibn Chaldun Jakarta, No. 31/DPP/1961 tanggal 23 April 1961.
Pada awal pendirian, Universitas Ibn Khaldun memiliki 4 (empat)
fakultas. Sesuai dengan rencana pengembangan organisasi dan tuntutan kebutuhan
masyarakat, kini Universitas Ibn Khaldun memiliki 6 (enam) fakultas dan 1 (satu)
sekolah pascasarjana dengan 22 program studi. Ketujuh fakultas adalah:
1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan 3 (tiga) program studi;
2. Fakultas Hukum, dengan 1 (satu) program studi;
3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan 3 (tiga) program studi;
4. Fakultas Agama Islam, dengan 6 (enam) program studi;
5. Fakultas Teknik dan Sains, dengan 4 (empat) program studi;
6. Fakultas Ilmu Kesehatan, dengan 1 (satu) program studi;
7. Sekolah Pascasarjana, dengan 5 (lima) program studi.
Rektor UIKA Bogor saat ini adalah Dr. H. E. Mujahidin, M.Si. yang
dipilih melalui proses pemilihan yang sangat demokratis dan transparan dalam
rapat Senat Universitas. Diharapkan, dimasa yang akan datang Universitas Ibn
Khaldun akan semakin terbuka, modern, demokratis, dan mendapat tempat di hati
masyarakat, khususnya Kota dan Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Dalam
kepemimpinannya, Rektor didampingi 4 (empat) Wakil Rektor, yaitu Wakil
Rektor Bidang Akademik, Wakil Rektor Bidang Pengelolaan Sumber Daya,

19
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Dakwah, dan Wakil Rektor Bidang
Kerjasama Inovasi dan Pengembangan.
Visi dan misi Universits Ibnu Khaldun Bogor, menjadi fokus orientasi
terhadap seluruh system dan program pendidikan yang dikembangkan oleh
Universitas Ibnu Khaldun Bogor adalah sebagai berikut:
Visi
Menjadi Universitas Unggul Berbasis Keislaman dan Teknologi pada tahun 2025
Misi
 Menyelenggarakan program pendidikan tinggi yang unggul berbasis nilai-
nilai keislaman dan penerapan teknologi.
 Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk
kesejahteraan masyarakat sebagai perwujudan keagungan ajaran islam.
 Mengembangkan kerjasama dalam lingkungan nasional, regional, dan
internasional dalam pelaksanaan program tridharma perguruan tinggi.
Tujuan 
 Menjadi Universitas Islam yang memiliki keunggulan dalam proses
pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis
nilai-nilai keislaman dan penerapan teknologi.
 Menghasilkan insan akademik yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, dan
relevan dengan dinamika kebutuhan masyarakat.
 Menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dapat
meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat sesuai dengan ajaran
Islam.
 Terjalinnya kerjasama dalam lingkup nasional, regional, dan internasional
dalam pelaksanaan program tridharma perguruan tinggi (UIKA
Universitas Ibnu Khaldun, 2018)
Adapun penelitian ini dimulai awal bulan oktober hngga akhir bulan
Oktober 2021. Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana etika
komunikasi pembelajaran verbal dan nonverbal di Universitas ibnu Khaldun
Bogor. Adapun subjek utama penelitian ini adalah prodi PAI Universitas ibnu

20
Khaldun. Selain dari pada itu, subjek penelitian ini adalah kaprodi PAI yaitu
Bapak Dahlan, dan salah satu professor disana yaitu Ibu Chodidjah Makarim
2. Data Informasi Penelitian
Wawancara dilakukan dengan 1 orang narasumber yaitu Ibu Chodidjah
Makarim. Wawancara dengan Ibu Chodidjah Makarim dilaksanakan pada tanggal
23 Oktober 2021.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, untuk mendeskripsikan bagaimana
etika komunikasi pembelajaran verbal dan nonverbal di Universitas Ibnu Khaldun
Bogor. Pada Universitas Ibnu Khaldun ini, fokus penelitian yaitu: a) bagaimana
etika komunikasi pembelajaran verbal pembelajaran daring yang dilakukan di
prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun; b) bagaimana etika pembelajaran nonverbal
yang dilakukan di prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun; c) bagaimana cara
mengatasi ketidak efektifan proses etika komunikasi pembelajaran verbal dan
nonverbal secara daring di prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun.
Atas dasar itu, maka dalam bagian ini akan dideskripsikan bagaimana etika
komunikasi pembelajaran verbal dan nonverbal di prodi PAI Universitas Ibnu
Khaldun, Bogor.
a. Etika Komunikasi Pembelajaran Verbal Daring yang Dilakukan di Prodi
PAI Universitas Ibnu Khaldun
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 Oktober 2021, diketahui
bahwasanya prinsip utama dalam komuniasi pembelajaran verbal adalah moral.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa moral? Narasumber
mengatakan bahwa:
Prinsip utama dalam komunikasi itu adalah moral. Mahasiswa disadarkan
ada koridor etika islam, yaitu seperti sopan dan santun dalam
berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan (Makarim, 2021)
Berdasarkan hasil wawancara, diambil kesimpulan bahwa prinsip moral
ini berguna untuk menyadarkan mahasiswa agar senantiaa berada pada koridor
atau jalur etika islam, seperti berkomunikasi dengan sopan dan santun secara
lisan.
b. Etika Komunikasi Pembelajaran Nonverbal Daring yang Dilakukan di
Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun

21
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 Oktober 2021, diketahui
bahwasnya prinsip utaman dalam komunikasi pembelajaran nonverbal tidak jauh
berbeda dengan etika komunikasi pembelajaran secara verbal. Yakni dengan
selalu memperhatikan aspek utama yaitu moral. Mengapa moral? Narasumber
mengatakan bahwa:
Dalam pesan nonverbal, terkait tugas tugas karya ilmiah, tetap harus
menjaga moral dan menjunjug tinggi karakter jujur dan mandiri untuk
menghindari tindak plagiarism (Makarim, Etika Komunikasi Pembelajaran
Nonverbal Daring di Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun Bogor, 2021)
Berdasarkan hasil wawancara, diambil kesimpulan bahwa prinsip moral
ini juga berfungsi dalam etika komunikasi pembelajaran nonverbal. Dalam
konteks tugas matakuliah, tugas karya ilmiah dan lain lain, tetap perlu menjaga
moral dan menjunjng tinggi karakter jujur dan mandiri, guna menghindari
plagiarisme.
c. Cara Mengatasi Ketidakefektifan Proses Etika Komunikasi
Pembelajaran Verbal dan Nonverbal Secara Daring di Prodi PAI
Universitas Ibnu Khaldun.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 Oktober 2021, diketahui
bahwasanya dalam praktik komunikasi pembelajaran tentu tidak terlepas dari
hambatan atau kendala yang menyebabkan tidak efektifnya proses komunikasi,
baik verbal mupun nonverbal. Terlebih dimasa pandemic saat ini, kendala itu bisa
saja muncul. Narasumber mengatakan bahwa:
Akibat dari tidak tatap muka, maka timbul masalah antara lain, adanya
kecenderungan turunnya motivasi belajar, yang ditandai dengan
menururnnya semangat belajar pada saat online via zoom, tugaskuliah
cenderung dikerjakan tidak optimal, sulit membentuk kelompok belajar,
kesulita lainnya yang dialami oleh mahasiswa secara indifidual, hambatan
yang terkait dengan fasilitas belajar, serta hambatan secara sosial terkait
dengan hubungan mahasiswa engan keluarga dan lingkungannnya
(Makarim, c. Cara Mengatasi Ketidakefektifan Proses Etika Komunikasi
Pembelajaran Verbal dan Nonverbal Secara Daring di Prodi PAI
Universitas Ibnu Khaldun., 2021)

22
Dengan munculnya masalah masalah itu, narasumber kembali menjelaskan
bagaimana solusi atas masalah masalah diatas. Dikataka oleh narasumber
bahwasanya:
Solusi atas berbagai kendala adalah sebagai berikut: a) solusi secara
direktif. Yaitu mahasiswa diberi petunjuk dan bantuan secara langsung jika
ada masalah yang terkait dengan proses pembelajaran atau perkuliahan; b)
dengan non direktif. Yaitudengan menyediakan fasilitas konselor dan
dosen wali; c) fasilitas. Yaitu dengan bantuan kuota atau boleh
menggunakan wifi kampus, sepanjang sikon memungkinkan. Lalu dengan
memberikan beasiswa dari berbagaisumber, serta bantuan lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan mahasiwa (Makarim, c. Cara Mengatasi
Ketidakefektifan Proses Etika Komunikasi Pembelajaran Verbal dan
Nonverbal Secara Daring di Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun., 2021)
Dari hasil wawancara, diambil kesimpulan bahasanya solusi yang
diberikan oleh pihak prodi maupun kamus adaah dengan:
1) Memberikan solusi secara direktif
Maksudnya, mahasiswa diberikan petunjuk dan dibantu secara langsng
jika ada masalah masalah yang terkait dengan proses pembelajaran atauun
perkuliahan
2) Memberikan solusi secara nondirektif
Maksudnya, pihak prodi memberikan layanan konseling dan menyediakan
dosen pembimbing guna membimbing mahsiswa dalam melakukan pembelajaran.
3) Memberikan fasilitas penunjang pembelajaran
Pihak kampus memberikan bantuan berup kuota belajar atapun
menyediakan layanan wifi kampus untuk menunjang keberlangsungan proses
pembelaaran. Kemudian memberikan beasiswa dari berbagai sumber baik dari
internal kampus ataupun dari luar kampus
B. Pembahasan
1. Etika Komunikasi Pembelajaran Verbal di Prodi PAiI
Universitas Ibnu Khaldun Bogor
Etika komunikasi merupakan sekumpulan asas/nilai yang berkenaan
dengan norma, moral atau akhlak yang dianut oleh masyarakat. Etika

23
komunikasi perlu diperhatikan agar tidak terjadi suatu prasangka buruk yang
dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap orang lain.
Sesuai dengan teori diatas, maka benar bahwasanya aspek moral dalam
berkomunikasi perlu diperhatikn oleh pelaku komunikasi,. Dalam konteks ini
adalah mahasiswa, dosen, dan SDM yang berada di lingkup prodi PAI secara
khusus dan lingkup kampus secara umum. Hal ini dibuktikan dengan hasil
observasi yang menerangkan bahwa aspek moral lah yang sangat diperhatikan
dalam berkomunikasi. Karena dengan moral lah proses komunikasi akan berjalan
dengan baik. Proes ini dilakukan dengan cara berkomunikai atau berbicara dengan
sopan dan santun secara lisan.
Pengimplikasian moral dalam etika komunikasi verbaldi prodi PAI adalah
dapat dibuktikan dengan sikap mahasiswa yang senantiasa berada pada koridor
yang tepat yaitu koridor etika islam. Dengan menanamkan prinsip moral dalam
komunikasi etika mahasiswa dalam meakukan komunikasi dengan dosen, teman
sesame, ataupun dengan pelakupendidik di lingkungan prodi menjadi lebih terara

2. Etika Komunikasi Pembelajaran Nonverbal di Prodi


PAI Univeritas Ibnu Khaldun Bogor
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-
pesan nonverbal. Komunikasi ini menggunakan isyarat (gestures), gerak-gerik
(movement), sesuatu barang, cara berpakaian, atau sesuatu yang dapat
menunjukkan perasaan (expression) pada saat tepenting misalnya sakit, gembira,
atau stres. Komunikasi ini mempunyai beberapa fungsi yaitu: pengulangan pesan
yang disampaikan (repetition); pertentangan penyangkalan dari suatu pesan
(contradiction); pengganti dari pesan (substitution); melengkapi pesan verbal
(complementing); dan penekanan atau menggarisbawahi pesan (accenting)
Berdasarkan teori diatas ssuai dengan hasil observasi mengenai
penunjukan rasa saat melakukan sesuatu seperti dalam pembuatan karya tulis
ilmiyah yang dimana perlu ditanamkan rasa jujur serta kemandirian untuk
menghinsari aksi plagiarism. Tentu hal itu tidak terlepas dari prinsip yang
dijelaskan oleh narasumber yakni perlu adanya penerapan prinsip moral.

24
3. Cara Mengatasi Ktidakefektifan Proses Etika
Komunikasi Pembelajaran Verbal dan Nonverbal secara Daring di Prodi
PAI Universitas Ibnu Kaldun Bogor
Hambatan komunikasi merupakan faktor-faktor yang menghambat dalam
proses komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak cukup jelas dan
terjadi destrosi dalam komunikasi. Ada beberapa hambatan komunikasi, antara
lain: hambatan mekanis. yaitu faktor-faktor yang menghambat jalannya pesan
secara fisik, biasanya terdapat pada media yang dipakai dalam menyampaikan
pesan. Contoh: Terhambatnya siaran radio karena berimpitan gelom bang dan dua
stasiun penyiaran atau suara yang terputus-putus pada pesawat radio.
Ketikan/cetakan yang buram atau tidak jelas pada surat kabar. Kemudian ada
hambatan semantik. Yaitu hambatan yang berhubungan dengan bahasa yang
digunakan dalam penyampaian pesan, sehingga terjadi perbedaan penafsiran atau
salah pengertian terhadap suatu pesan yang pada akhirnya terjadi salah
komunikasi diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Contoh: Salah ucap
komunikator, yang bermaksud mengatakan “kedelai” tetapi mengucapkan
“keledai”. Salah penafsiran karena pengertian konotatif seperti mengatakan
“anjing” untuk menyebut binatang tetapi ditafsirkan “anjing” dalam pengertian
umpatan. Dan terakhir ada hambatan psikologis. Merupakan faktor-faktor dalam
diri komu nikan/penerima (kondisi kejiwaan seseorang) yang dapat menghambat
jalanya komunikasi, seperti perasaan marah, sedih, kecewa, bingung atau
prasangka terhadap orang lain yang berkomunikasi dengannya.
Sesuai dengan teori diatas benar adanya masalah masalah tersebut
ditemukan dalam proses komunikasi pembelajaran verbal maupun nonverbal di
prodi PAI Universitas Ibnu khaldun. Masalah yang ditemukan diantaranya adalah
masalah terkait pembelajaran di kampus, kemudian masalah jaringan internat,
serta masalah kesehatan mental mahasiswa.
Oleh karena itu pihak prodi maupun kampus memberikan solusiguna
mencegah hal itu terjadi. Dengan memberikan bimbingan secara langung oleh
sikolohg atau dosen pembimbing, kemudian menyediakan wifi dan kuota bantuan,
itulah yang menjadi solusi yang diberikan pihak kampus maupun prodi dalam
menyelesaikan masalah komunikasi atau hambatan dalam prose komunikasi.

25
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab IV, maka
diajukan kesimpulan sebagai berikut:
1. Prinsip moral adalah hal yang paling utama dan harus diperhaikan dalam
etika komunikasi secara verbal. Prinsip moral inilah yang mengarahkan siswa
agar tetap pada koridor islami yaitu berkomunikasi secara sopan santun dalam
kontek etika berkomuniksi.
2. Prinsip moral juga perlu diperhatikan dalam menjalankan proses komunikasi
nonverbal. Dalam pembahasan ini diambil contok bermoral dalam membuat
sebuah karya tulis guna mencegah tindak plagiarism. Maka perlulah untuk
memperhatikan aspek moral, menanamkan sikap jujur dan mandiri dalam
menyelesaikan karya tulis nya.
3. Dalam proses pelaksanaan komunikasi tentu tidak terlepas dari masalah
masalah yang timbul. Apalagi dalam situasi pandemic seperti saat ini muncul
masalah yang menyebabkan tidak efektif nya proses komunikasi dalam
pembelajaran. Maka dengan adanya masalah itu, pihak prodi dan kampus
memberikan beberapa solusi atas masalah tersebut seperti dengan
menyediakan pengarahan secara direktif, non direktif dan memberikan
fasilitas penunjang pembelajaran.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini secara umum memberikan mausukan bagi para
mahasiswa dan dosen dalam etika berkomunikasi dalam proses pembelajaran di
kampus. Pentingnya moral dalam berkomunikasi khususnya dalam proses
pembelajaran mencerminkan bahwa mereka selaku mahasiswa telah berada pada
koridor keislaman.

26
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti memberi
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
Mahasiswa diharapkan lebih memperhatikanaspek moral dalam etika
berkmunikasi

2. Bagi guru/ dosen


Guru lebih mengarahkan kepaa pembelajaran yang sifatnya memberikan
arahan serta bimbingan kepada murid atau mahasiswa dalam etik
berkomunikasi

3. Bagi sekolah atau lembaga pendidikan


Sekolah atau embaga berusaha untuk memberikan fasilitas sarana dan
praarana guna menunjang proses komunikasi pembelajaran baik secara verbal
maupun non verbal.

27
DAFTAR PUSTAKA

Alex, Sobur. Semiotika Komunikasi, Cet.Ke-3. (Bandung: Rosdakarya, 2006),


128
Bertens, K. Etika (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 3-4
C.S.T. Kansil dan Christine T. Kansil, Pokok-pokok Etika Profesi Hukum,
(Jakarta: Pradnya Paramita 1995), 2.
Darji Darmodihardjo dan Sidharta,. Pokok-PokokFilsafat Hukum, (Cetakan I).
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), 237.
Fitrah Dani Ahmadsyah. Ilmu Komunikasi. (Bandung: UNIKOM, 2012), 111.
K. Bertens, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 215.
K. Bertens, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 216.
Kholil, Syukur dkk. ”Etika Komunikasi Dalam Pengasuhan Santri Perspektif Al-
Qur’an Surat Luqmān Ayat 12-19, Jurnal AL-BALAGH: 1: 2 (Desember
2017), 161.
Kincaid, D. Lawrence dan Wilbur Schramm,.Asas-Asas Komunikasi Antar
Manusia, (Jakarta-Hawaii: LP3ES & EWCI.1977.) .33.
Liliweri, Alo.. Komunikasi Antarpribadi. (Bandung : Citra Aditya Bakti. 1991),
15.
Prakosa, Adi, Komunikasi Massa, (Jakarta: Unas Press, 2006). 32.
Subroto, Sastro, Darwanto., Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana,
2007). 11.
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta:
Rineka Cipta. 2008), 96.
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka
Cipta. 2008), 98
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka
Cipta. 2008), 100.
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka
Cipta. 2008), 101

28
LAMPIRAN PADA LAPORAN PENELITIAN:

Surat Izin Riset Dari Fakultas Surat Keterangan Telah Melakukan Riset

1
3. Foto-foto/ dokumen terkait dengan kegiatan penelitian

Jurnal Islamic Education Manajemen p-ISSN: 2541-383X


... (...) (20..) ...-... e-ISSN: 2541-7088
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/isema

ETIKA KOMUNIKASI PEMBELAJARAN VERBAL DAN NONVERBAL DI PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBNU KHALDUN BOGOR

Nama Penulis :
Muhammad raihannufus Syahdan
Manajemen Pendidikan Islam Universitas UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email : raihannufussyahdan01@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika komunikasi pembelajaran verbal dan nonverbal, hambatan serta solusi etika
berkomunikasi pembelajaran verbal dan nonverbal yang dilakukan di Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif.. Subjek penelitian ini adalah salah satu profesor di prodi PAI yaitu Ibu Chodidjah Makarim, serta cara
berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara kepada narasumber yaitu Ibu
Chodidjah Makarim selaku professor di Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun Bogor yang disertai dengan dokumentasi penelitian. Hasil
penelitian menunjukan bahwa: a) dalam etika berkomunikasi secara verbal perlu memperhatikan aspek moral. Agar mahasiswa tetap
berda pada koridor etika keislaman; b)dalam beretika komunikasi nonverbal juga perlu memperhatikan aspek moral ditambah dengan
aspek kejujuran dan aspek kemandirian; c) masalah masalah yang ditemukan selama proses komunikasi diperhatikan dengan sangat
baik oleh pihak prodi maupun pihak kampus dengan memberikan solusi solusi terbaik. Seperti memberikan petunjuk tau bimbingn baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Serta memberikan fasilitas sebagai penunjang proses komunikasi.

Kata kunci : Etika, Komunikasi, Pembelajaran

ABSTRACT
This study aims to find out how the ethics of verbal and nonverbal learning communication, barriers and ethical solutions for verbal and
nonverbal learning are carried out at the Islamic Studies Study Program, Ibnu Khaldun University, Bogor. This research is a qualitative
2
research. The subject of this research is one of the professors in the PAI study program, Mrs. Chodidjah Makarim, and how to
communicate both verbally and non-verbally. The data collection technique used interviews with informants, namely Ms. Chodidjah
Makarim as a professor at the Islamic Studies Study Program, Ibnu Khaldun University, Bogor, accompanied by research documentation.
The results of the study show that: a) in verbal communication ethics, it is necessary to pay attention to the moral aspect. So that
students remain in the corridor of Islamic ethics; b) in ethical nonverbal communication, it is also necessary to pay attention to moral
aspects coupled with honesty and independence aspects; c) problems found during the communication process are considered very well
by the study program and the campus by providing the best solutions. Such as giving directions or guidance either directly or indirectly.
As well as providing facilities to support the communication process.
Key Words: Etics, Communitation, Learning

DOI : http://dx.doi.org/10.15575/isema.v3i2.xxxx
Received: xxxxxx; Accepted: xxxxxx; Published: xxxxxx.

PENDAHULUAN

Pandemi covid-19 saat ini telah melanda 215 negara diseluruh dunia yang memberikan dampak tersendiri bagi lembaga
pendidikan dari tingkat sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Pemerintah telah melarang untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar secara tatap muka sehingga harus diadakan kegiatan belajar secara daring (online). Pembelajaran tatap muka yang
harus mengumpulkan banyak peserta didik di dalam kelas dipindah fungsikan ke proses pelaksanaan yang mampu mencegah
berkerumun antara peserta didik dengan gurunya atau melaksanakan proses pembelajaran ditempat yang berbeda. Bentuk
pembelajaran dipindah fungsikan menjadi pembelajaran daring, hal ini untuk menekan mata rantai penyebaran covid-19 di lingkungan
sekolah.
Pelaksanaan yang dilakukan dalam proses komunikasi pembelajaran daring, menggunakan berbagai macam komunikasi. Di
massa pandemi ini penggunaan teknologi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini perlu di ketahui bahwa
pembelajaran daring menjadi salah satu pembelajaran yang dilakukan saat pandemic. Suatu proses pembelajaran pasti membutuhkan
etika dalam komunikasinya guna menyampaikan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Etika komunikasi itu sangat kompleks
dan mempunyai banyak bentuk dalam pemahamannya. Diantara bentuk etika komunikasi pembelajaran tersebut, ada etika komunikasi
verbal, nonverbal dan etika komunikasi media masa.
Proses etika pembelajaran verbal dan nonverbal secara daring dirasa kurang efektif, dosen (komunikator) tidak dapat
menyampaikan pesannya dengan baik karena mahasiswa (komunikan) mengalami kesulitan dalam memahami pesan apa yang
disampaikan oleh dosen. Sulitnya mahasiswa dalam memahami pesan yang disampaikan dosen disebabkan oleh beberapa hal yang
terjadi seperti jaringan internet yang tidak stabil dan kurangnya kemampuan untuk mendatangkan berbagai jenis interkasi pembelajaran.
Hal tersebut dapat diselesaikan jika komunikator peka terhadap reaksi komunikan.

2
Perguruan tinggi berperan penting dalam usaha menciptakan Etika komunikasi verbal dan nonverbal yang efektif dalam
pembelajaran. Dalam suatu perguruan tinggi, komunikasi terjadi dari interaksi antara individu-individu perguruan tinggi yaitu interaksi
antara dosen dan mahasiswa. Komunikasi yang berlangsung tersebut harus mudah dimengerti dan disampaikan dengan lengkap dan
tepat sasaran oleh dosen dan mahasiswa.
Proses komunikasi yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi, khususnya komunikasi antara dosen dan mahasiswa adalah salah
satu faktor yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Kesenjangan serta adanya batasan yang dapat
menghalangi interaksi komunikasi dosen dan mahasiswa merupakan masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran daring.
Maka dari itu, perguruan tinggi adalah sebagai salah satu sarana yang sangat efektif dalam usaha menciptakan etika komunikasi
verbal dan nonverbal dalam pembelajaran. karena melalui komunikasi di dapat mengetahui bagaimana proses etika komunikasi verbal
dan non verbal dari dosen kepada mahasiswa yang dapat berguna untuk proses pembelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut, akhirnya peneliti berkesimpulan dan merasa perlu membahas mengenai etika komunikasi
pembelajaran verbal dan nonverbal di Universitas Muhammadiyah Bandung. Khususnya terhadap dosen dan mahasiswa yang mengikuti
proses pembelajaran. Maka untuk menjawab semua persoalan tersebut peneliti mengambil judul: “Etika Komunikasi Pembelajaran
Verbal dan Non Verbal di Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor”.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, dan merupakan suatu penelitian ilmiah. Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 23
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berupaya untuk menghimpun data, mengolah data dan menganalisis data
dengan tujuan dapat memperoleh gambaran atau informasi yang luas dan mendalam tentang aktivitas komunikasi verbal dan non verbal
yang menjadi objek penelitian.
Dalam menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data tersebut disusun dan dikategorikan
berdasarkan hasil wawancara, dokumen maupun laporan, yang kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk bahasa yang mudah
dipahami.24 Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan aktivitas Etika Komunikasi Pembelajaran
Verbal dan Non verbal di Prodi PAI.

23
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualtatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), cet. ke-26, h. 4

24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), cet ke-2, h. 78
3
b. Dalam menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data tersebut disusun dan dikategorikan
berdasarkan hasil wawancara, dokumen maupun laporan, yang kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk bahasa yang mudah
dipahami. Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
c. Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan aktivitas Etika Komunikasi Pembelajaran
Verbal dan Non verbal di Prodi PAI.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Etika komunikasi Pembelajaran verbal di Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor

Etika komunikasi merupakan sekumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan norma, moral atau akhlak yang dianut oleh
masyarakat. Etika komunikasi perlu diperhatikan agar tidak terjadi suatu prasangka buruk yang dapat mengakibatkan dampak negatif
terhadap orang lain.
Sesuai dengan teori diatas, maka benar bahwasanya aspek moral dalam berkomunikasi perlu diperhatikn oleh pelaku
komunikasi,. Dalam konteks ini adalah mahasiswa, dosen, dan SDM yang berada di lingkup prodi PAI secara khusus dan lingkup
kampus secara umum. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi yang menerangkan bahwa aspek moral lah yang sangat diperhatikan
dalam berkomunikasi. Karena dengan moral lah proses komunikasi akan berjalan dengan baik. Proes ini dilakukan dengan cara
berkomunikai atau berbicara dengan sopan dan santun secara lisan.
Pengimplikasian moral dalam etika komunikasi verbaldi prodi PAI adalah dapat dibuktikan dengan sikap mahasiswa yang
senantiasa berada pada koridor yang tepat yaitu koridor etika islam. Dengan menanamkan prinsip moral dalam komunikasi etika
mahasiswa dalam meakukan komunikasi dengan dosen, teman sesame, ataupun dengan pelakupendidik di lingkungan prodi menjadi
lebih terara.
2. Etika komunikasi Pembelajaran non verbal di Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Komunikasi ini menggunakan isyarat


(gestures), gerak-gerik (movement), sesuatu barang, cara berpakaian, atau sesuatu yang dapat menunjukkan perasaan (expression)
pada saat tepenting misalnya sakit, gembira, atau stres. Komunikasi ini mempunyai beberapa fungsi yaitu: pengulangan pesan yang
disampaikan (repetition); pertentangan penyangkalan dari suatu pesan (contradiction); pengganti dari pesan (substitution); melengkapi
pesan verbal (complementing); dan penekanan atau menggarisbawahi pesan (accenting)
Berdasarkan teori diatas ssuai dengan hasil observasi mengenai penunjukan rasa saat melakukan sesuatu seperti dalam
pembuatan karya tulis ilmiyah yang dimana perlu ditanamkan rasa jujur serta kemandirian untuk menghinsari aksi plagiarism. Tentu
hal itu tidak terlepas dari prinsip yang dijelaskan oleh narasumber yakni perlu adanya penerapan prinsip moral.
3. Cara Mengatasi Ketidakefektifan Proses Etika Komunikasi Pembelajaran Verbal dan Nonverbal Secara Daring di Prodi PAI
Universitas Inbnu Khaldun Bogor
4
Hambatan komunikasi merupakan faktor-faktor yang menghambat dalam proses komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan
tidak cukup jelas dan terjadi destrosi dalam komunikasi. Ada beberapa hambatan komunikasi, antara lain: hambatan mekanis. yaitu
faktor-faktor yang menghambat jalannya pesan secara fisik, biasanya terdapat pada media yang dipakai dalam menyampaikan pesan.
Contoh: Terhambatnya siaran radio karena berimpitan gelom bang dan dua stasiun penyiaran atau suara yang terputus-putus pada
pesawat radio. Ketikan/cetakan yang buram atau tidak jelas pada surat kabar. Kemudian ada hambatan semantik. Yaitu hambatan
yang berhubungan dengan bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan, sehingga terjadi perbedaan penafsiran atau salah
pengertian terhadap suatu pesan yang pada akhirnya terjadi salah komunikasi diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Contoh:
Salah ucap komunikator, yang bermaksud mengatakan “kedelai” tetapi mengucapkan “keledai”. Salah penafsiran karena pengertian
konotatif seperti mengatakan “anjing” untuk menyebut binatang tetapi ditafsirkan “anjing” dalam pengertian umpatan. Dan terakhir ada
hambatan psikologis. Merupakan faktor-faktor dalam diri komu nikan/penerima (kondisi kejiwaan seseorang) yang dapat menghambat
jalanya komunikasi, seperti perasaan marah, sedih, kecewa, bingung atau prasangka terhadap orang lain yang berkomunikasi
dengannya.
Sesuai dengan teori diatas benar adanya masalah masalah tersebut ditemukan dalam proses komunikasi pembelajaran verbal
maupun nonverbal di prodi PAI Universitas Ibnu khaldun. Masalah yang ditemukan diantaranya adalah masalah terkait pembelajaran
di kampus, kemudian masalah jaringan internat, serta masalah kesehatan mental mahasiswa.
Oleh karenanna pihak prodi maupun kampus memberikan solusiguna mencegah hal itu terjadi. Dengan memberikan bimbingan
secara langung oleh sikolohg atau dosen pembimbing, kemudian menyediakan wifi dan kuota bantuan, itulah yang menjadi solusi
yang diberikan pihak kampus maupun prodi dalam menyelesaikan masalah komunikasi atau hambatan dalam prose komunikasi.
.
SIMPULAN
Prinsip moral adalah hal yang paling utama dan harus diperhaikan dalam etika komunikasi secara verbal. Prinsip moral inilah yang
mengarahkan siswa agar tetap pada koridor islami yaitu berkomunikasi secara sopan santun dalam kontek etika berkomuniksi.
Prinsip moral juga perlu diperhatikan dalam menjalankan proses komunikasi nonverbal. Dalam pembahasan ini diambil contok
bermoral dalam membuat sebuah karya tulis guna mencegah tindak plagiarism. Maka perlulah untuk memperhatikan aspek moral,
menanamkan sikap jujur dan mandiri dalam menyelesaikan karya tulis nya.
Dalam proses pelaksanaan komunikasi tentu tidak terlepas dari masalah masalah yang timbul. Apalagi dalam situasi pandemic seperti
saat ini muncul masalah yang menyebabkan tidak efektif nya proses komunikasi dalam pembelajaran. Maka dengan adanya masalah
itu, pihak prodi dan kampus memberikan beberapa solusi atas masalah tersebut seperti dengan menyediakan pengarahan secara
direktif, non direktif dan memberikan fasilitas penunjang pembelajaran.

REFERENSI
Alex, Sobur. Semiotika Komunikasi, Cet.Ke-3. (Bandung: Rosdakarya, 2006), 128
Bertens, K. Etika (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 3-4
C.S.T. Kansil dan Christine T. Kansil, Pokok-pokok Etika Profesi Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita 1995), 2.
5
Darji Darmodihardjo dan Sidharta,. Pokok-PokokFilsafat Hukum, (Cetakan I). (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), 237.
Fitrah Dani Ahmadsyah. Ilmu Komunikasi. (Bandung: UNIKOM, 2012), 111.
K. Bertens, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 215.
K. Bertens, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 216.
Kholil, Syukur dkk. ”Etika Komunikasi Dalam Pengasuhan Santri Perspektif Al-Qur’an Surat Luqmān Ayat 12-19, Jurnal AL-BALAGH: 1:
2 (Desember 2017), 161.
Kincaid, D. Lawrence dan Wilbur Schramm,.Asas-Asas Komunikasi Antar Manusia, (Jakarta-Hawaii: LP3ES & EWCI.1977.) .33.
Liliweri, Alo.. Komunikasi Antarpribadi. (Bandung : Citra Aditya Bakti. 1991), 15.
Prakosa, Adi, Komunikasi Massa, (Jakarta: Unas Press, 2006). 32.
Subroto, Sastro, Darwanto., Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana, 2007). 11.
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), 96.
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), 98
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), 100.
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), 101

6
Model Poster Bentuk etika komunkasi verbal dan non verbal
Etika Komunikasi Pembelajaran Verbal dan Non Verbal di Prodi
Pendidikan Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor

Muhammad Raihannufus Syahdan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian yang
etika komunikasi pembelajaran verbal dan nonverbal, dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, Dalam
hambatan serta solusi etika berkomunikasi menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara.
pembelajaran verbal dan nonverbal yang dilakukan di Hambatan komunikasi dalam
Prodi PAI Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Penelitian proses etika komunikasi verbal dan
ini merupakan penelitian kualitatif.. Subjek penelitian nonverbal pembelajaran daring
ini adalah Salah satu professor PAI yaitu Ibu Chodidjah
tentunya sering terjadi. Untuk
Makarim. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara kepada narasumber - Etika komunikasi verbal pembelajaran daring mengatasi hambatan hal tersebut
- Etika Komunikasi non verbal pembelajaran darng maka perlu adanya rasa saling
memahami antar dosen dan
- Mengatasi hambatan/kendala dalam proses etika
mahasiswa.
Di massa pandemi ini penggunaan teknologi sangat komunikasi pembelajaran daring
diperlukan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
perlu di ketahui bahwa pembelajaran daring menjadi
salah satu pembelajaran yang dilakukan saat pandemic.
Suatu proses pembelajaran pasti membutuhkan etika
dalam komunikasinya Etika komunikasi itu sangat
kompleks dan mempunyai banyak bentuk dalam Alex, Sobur. Semiotika Komunikasi, Cet.Ke-3.
pemahamannya. Diantara bentuk etika komunikasi Pengertian Etika Komunikasi Pembelajaran Peran dosen dan mahasiswa (Bandung: Rosdakarya, 2006), 128
pembelajaran tersebut, ada etika komunikasi verbal, dalam menghadapi hambatan Bertens, K. Etika (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 3-4
nonverbal dan etika komunikasi media masa. etika komunikasi saat C.S.T. Kansil dan Christine T. Kansil, Pokok-pokok

Hambatan Etika Komunikasi pembelajaran


1

Anda mungkin juga menyukai