Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi dalam
Organisasi yang di ampu oleh :
Dr. Betty Arli Sonti Pakpahan, M.Pd & Dr. Lasmaria Nami Simanungkalit, M.Pd
Disusun Oleh :
A. Temuan Masalah...............................................................................14
B. Temuan Khusus.................................................................................16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................19
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................20
LAMPIRAN ....................................................................................................................21
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita tahu manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain di dalam
kehidupannya dan itu sudah berlangsung sejak lama. Manusia memiliki rasa penasaran yang
besar dan dari keingintahuan itu timbul kegiatan pertukaran informasi yang biasa kita sebut
sebagai komunikasi. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai apa yang telah dan atau sedang
terjadi dan diberikan makna kepada suatu perilaku tersebut.
Komunikasi juga bisa terjadi jika ada seseorang yang memperhatikan kita dan
memberikan makna terhadap perliaku yang kita lakukan. Bila kita menelusuri hal itu dan
memikirkannya tidak mungkin jika seseorang tidak berperilaku. Karena dalam setiap perilaku
memiliki potensi komunikasi. Komunikasi ini terjadi tidak dilakukan oleh seorang saja, tetapi
terjadi karena ada interaksi antarmanusia baik itu dua orang atau lebih. Bisa dipastikan
komunikasi adalah salah satu hal yang penting bagi manusia dikarenakan tanpa komunikasi
manusia bisa dikatakan “tersesat” dalam kehidupan. “Orang yang tidak pernah berkomunikasi
dengan manusia bisa dipastikan akan ‘tersesat’, karena ia tidak bisa menaruh dirinya dalam
lingkungan sosial” (Mulyana,2003).
Komunikasi pasti terjadi di seluruh belahan bumi termasuk negara kita Indonesia.
Indonesia memiliki berbagai macam kekayaan mulai dari alam, bahasa daerah, hingga
kebudayaannya. Budaya sendiri adalah suatu indentitas yang sangat kuat dan melekat di setiap
suku yang ada di tanah air kita. Budaya sendiri adalah hal hal yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari masyarakat. Hal hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari itu termasuk
berpikir, mempercayai, serta mengusahakan apa yang baik menurut budayanya dalam bidang
kegiatan ekonomi, politik, tindakan sosial, kebiasaan makan, praktik komunikasi yang semua itu
didasari dari pola pola budaya (Sihabudin, 2013)..
.
1
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana pengaruh efektivitas komunikasi verbal dalam perekrutan mahasiswa baru
Prodi S2 Magister Pendidikan Kristen IAKN ?
2. Bagaimana hasil komunikasi verbal dalam perekrutan mahasiswa baru Prodi S2
Magister Pendidikan Kristen IAKN
Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian dari penulis, adalah sebagai berikut:
a) Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak pihak lain,
khususnya mahasiswa terkait dengan pengaruh efektivitas komunikasi verbal
dalam perekrutan mahasiswa baru Prodi S2 Magister Pendidikan Kristen IAKN.
b) Secara Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmiah di bidang
komunikasi tentang pengaruh efektivitas komunikasi verbal dalam perekrutan
mahasiswa baru Prodi S2 Magister Pendidikan Kristen IAKN
c) Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan uraian yang
bersifat teoritis tentang pengaruh efektivitas komunikasi verbal dalam perekrutan
mahasiswa baru Prodi S2 Magister Pendidikan Kristen IAKN.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Efektifitas
Menurut Beni (2016: 69) Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan atau dapat
juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari
organisasi. Efektivitas juga berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor
public sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh
besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang
telah ditentukan.
Menurut Mardiasmo (2017: 134) Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian
tujuan suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai tujuan maka
organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif. Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan
akibat dan dampak (outcome) dari keluaran (Output) program dalam mencapai tujuan program.
Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang
ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.
Menurut Mahmudi (2010: 143) efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan
tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai
tujuan dan sasaran akhir kebijakan sedangkan menurut Fajar efektivitas retribusi daerah
merupakan perbandingan antara realisasi dan target penerimaan retribusi daerah, sehingga dapat
digunakan sebagai ukuran keberhasilan dalam melakukan pungutan.
3
B. Pengertian Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol atau kata-kata baik secara
lisan maupun tulisan untuk menyampaikan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, fakta, data, dan
informasi. Dasar komunikasi verbal adalah interaksi antar manusia, dan menjadi salah satu cara
bagi manusia berkomunikasi sesamanya.
Komunikasi verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan secara lisan maupun tulisan dengan memakai simbol-simbol yang
menggunakan satu kata ataupun lebih. Komunikasi verbal berfungsi sebagai wadah untuk
penyampaian ide-ide pemikiran atau keputusan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Menurut Gea, dkk (2003), komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata-
kata, baik yang secara langsung mendeskripsikan perasaan yang kita alami maupun tidak. Untuk
mengungkapkan perasaan dengan baik, pertama kita harus menyadarinya, lalu menerimanya,
kemudian mengungkapkannya secara wajar dan terkontrol.
Menurut Chotimah (2015), komunikasi verbal adalah semua jenis simbol komunikasi yang
menggunakan satu kata atau lebih, yang biasa disebut dengan kata, kalimat atau bahasa.
Menurut Muhammad (2011), komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-
simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan oral atau lisan maupun secara tulisan.
4
Menurut Nurudin (2016), komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
pengirim pesan atau sumber kepada penerima pesan atau komunikan yang menggunakan kata-
kata baik secara lisan maupun secara tulisan.
Menurut Hardjana (2003), komunikasi verbal terdiri dari dua unsur utama, yaitu:
a. Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal, baik
itu lisan, tertulis pada kertas atau elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi
dan hubungan antara warganya satu sama lain.
b. Kata
Kata merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata
itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang.
Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal, yang berhubungan langsung hanyalah kata dan
pikiran orang.
Menurut Hidayat (2012), komunikasi verbal memiliki beberapa aspek, yaitu sebagai
berikut:
5
Intonasi. Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan
akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi
suara yang tidak proporsional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
Humor. Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia, memberikan catatan bahwa
dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stres dan nyeri. Tertawa mempunyai
hubungan fisik dan psikis, harus diingat bahwa humor adalah satu-satunya selingan dalam
berkomunikasi.
Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
Timing (waktu yang tepat). Timing adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat
menyediakan waktu untuk mendengar atau memerhatikan apa yang disampaikan.
E. Karakteristik Komunikasi Verbal
Menurut Senjaya (2007), komunikasi verbal memiliki karakteristik atau ciri-ciri, antara lain
yaitu:
Bahasa verbal adalah komunikasi yang kita pelajari setelah kita menggunakan komunikasi
nonverbal. Jadi, komunikasi verbal ini digunakan setelah pengetahuan dan kedewasaan kita
sebagai manusia tumbuh.
Komunikasi verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual dibanding dengan bahasa
nonverbal. Melalui komunikasi verbal kita mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep
yang abstrak.
Adapun menurut Yasir (2009), komunikasi vernal memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu:
Penamaan objek yaitu merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan atau orang
dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
6
Interaksi yaitu menekankan berbagai gagasan dan emosi yang mengandung simpati dan
pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
Transmisi informasi yaitu menekankan bahwa tanpa bahasa kita tidak mungkin bertukar
informasi, kita tidak mungkin menghadirkan semua objek dan tempat untuk kita rujuk
dalam komunikasi kita.
F. Bentuk-bentuk Komunikasi Verbal
Menurut Liliweri (2014), komunikasi verbal terdiri dari dua bentuk, yaitu:
a. Komunikasi lisan
Komunikasi lisan merupakan cara berkomunikasi tatap muka yang biasa dilakukan dalam
organisasi, misalnya melalui komunikasi antarpribadi atau kelompok baik dalam pelaksanaan
tugas-tugas organisasi (task) maupun dalam pertemuan formal (rapat), penyampaian laporan
organisasi, hingga ke pertemuan informal. Komunikasi lisan dikenal pula sebagai komunikasi
antarpribadi. Cara berkomunikasi lisan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar di antara
dua pihak yang berkomunikasi, di mana para partisipan dapat menyampaikan dan merespon
informasi secara verbal maupun non verbal sehingga memudahkan pemahaman bersama
b. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah salah satu cara berkomunikasi yang memindahkan pesan
(informasi) secara tertulis dari satu sumber dan dikirimkan atau dialihkan kepada pihak penerima.
Lazimnya komunikasi tertulis dilakukan melalui surat menyurat. Jika surat menyurat pribadi itu
ada ragamnya, demikian pula komunikasi tertulis dalam organisasi. Cara- cara berkomunikasi
tertulis dalam organisasi biasanya mempunyai standar yang ditetapkan sebagai ciri khas dri
sebuah organisasi.
Menurut Senjaya (2007), antara komunikasi verval dengan nonverbal memiliki tiga perbedaan
utama, yaitu sebagai berikut:
a. Kesengajaan (intentionally)
7
Komunikasi verbal adalah jika pesan tersebut dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan
diterima oleh penerima secara sengaja pula. Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh
niat atau intent tersebut. Komunikasi nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan
kurang halus apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal.
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi verbal adalah abstraksi yang telah
disepakati maknanya, sehingga bersifat intensional dan harus dibagi di antara orang-orang yang
terlibat di dalamnya. Komunikasi verbal bersifat lebih eksplisit dibanding bahasa nonverbal yang
bersifat implisit. Artinya isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus dan
lewat aturan-aturan sintaksis namun hanya ada penjelasan yang samar-samar dan informal
mengenai signifikansi beragam komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal lebih spesifik artinya
ia dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah-ubah,
sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau
emosi.
H. Pengertian Perekrutan
Menurut Sondang P. Siagian proses rekrutmen secara konseptual dapat dikatakan bahwa
langkah yang segera mengikuti proses rekrutmen, yaitu seleksi, bukan lagi merupakan bagian
dari rekrutmen. Jika proses rekrutmen ditempuh dengan baik, maka hasilnya ialah adanya
sekelompok pelamar yang kemudian diseleksi guna menjamin bahwa hanya yang paling
memenuhi semua persyaratan yang diterima sebagai peserta didik dalam lembaga pendidikan
yang memerlukannya.(2000:102)
8
Menurut Badrudin (2014:32) ada langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penerimaan
peserta didik baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut: pertama, membentuk panitia.
Panitia penerimaan peserta didik baru terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru yang ditunjuk
untuk
Upaya dalam mencapai target untuk jumlah penerimaan mahasiswa baru memerlukan
perencanaan yang matang, karena keberhasilan promosi efektif banyak ditentukan oleh
strategi komunikasi. Sehingga sebuah strategi bisa terlaksana dengan baik dalam mencapai
target yang dituju. Menurut Effendy (2015: 28) strategi komunikasi memiliki fungsi ganda,
yaitu: a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruksi
secara sistematik secara kepada sasaran komunikan untuk memperoleh hasil yang optimal. b.
Menjembatani fenomena, yaitu kondisi yang terjadi akibat kemudahan diperoleh, kemudahan
dioperasionalkan media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai
yang dibangun.
Menurut Freddy Rangkuti (2017:4) strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk
mencapai tujuan tersebut. Universitas Paramadina menerapkan strategi komunikasi dalam
penerimaan mahasiswa baru.
Menurut Effendy (2015:32) segala perkembangan suatu bidang saat ini membutuhkan
strategi komunikasi, komunikasi bisa dianggap berhasil atau tidak, banyak ditentukan oleh
strategi komunikasinya. Strategi komunikasi merupakan penggabungan antara perencanaan
komunikasi (communication planning) dan manajemen (management communication) dalam
9
mencapai tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus menampilkan
operasionalnya secara taktis, bermakna pendekatan dapat berubah sewaktu-waktu bergantung
pada situasi dan kondisi. Pada strategi komunikasi ketika sudah memahami sifat komunikan,
dapat memahami efek yang ditimbulkan oleh mereka, penting dalam memilih cara apa yang
terbaik untuk berkomunikasi, karena terkait dengan media apa yang digunakan.
Strategi komunikasi adalah salah satu cara untuk mengatur pelaksanaan sebuah proses
komunikasi, mulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan (implementation) hingga
evaluasi (evaluation) untuk mencapai tujuan. Strategi komunikasi adalah suatu aspek penting
yang memungkinkan adanya proses akselerasi dan keberlanjutan suatu program
pembangunan khususnya pada pemasaran (Heris, 2016:1).
Dalam merumuskan strategi komunikasi, selain perumusan tujuan yang jelas, juga
memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Adapun langkah-langkah pengenalan
khalayak dan sasaran menurut (Suprapto, 2011:8) adalah sebagai berikut:
1. Mengenal Khalayak
Langkah pertama, komunikator harus mengenal khalayak agar supaya komunikasi
efektif. Khalayak itu tidak pasif melainkan aktif sehingga antara komunikator dan
komunikan bukan hanya terjadi hubungan, tetapi saling mempengaruhi. Maknanya,
khalayak dapat dipengaruhi. Untuk menjalin komunikasi antar komunikator dengan
komunikan, harus terdapat persamaan kepentingan.
2. Menyusun Pesan
Menentukan tema dan materi dengan cara mampu membangkitkan perhatian, sesuai
dengan Attention To Action Procedure (AA Procedure) yaitu membangkitkan perhatian
(attention) selanjutnya menggerakkan seseorang atau banyak orang dengan melakukan
suatu kegiatan (action) sesuai tujuan yang dirumuskan.
3. Menetapkan Metode
Dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya. Hal tersebut diuraikan lebih
lanjut, bahwa yang pertama, semata-mata melihat komunikasi itu dalam pelaksanaannya
dengan melepaskan dari isi pesannya. Sedangkan yang kedua melihat komunikasi dari
segi bentuk pernyataan atau pesan dan maksud yang dikandung. Oleh karena itu, yang
pertama (menurut cara pelaksanaannya), dapat diwujudkan dalam bentuk yaitu
10
redundancy (repetition) dan canalizing Sedangkan yang kedua menurut (bentuk isinya)
dikenal dengan sebutan metode informatif, persuasif, deduktif, dan kursif.
4. Seleksi dan Penggunaan Media
Penggunaan media sebagai alat penyalur ide untuk merebut pengaruh masyarakat.
Seluruh media merupakan alat komunikasi, selain berfungsi sebagai alat penyalur, juga
mempunyai fungsi yang kompleks. Selain harus berpikir dalam menjalani faktor-faktor
komunikasi yang memiliki hubungan situasi sosial-psikologis, harus diperhitungkan juga
kemampuan dan kelemahan dari masing-masing media komunikasi.
5. Hambatan dan Komunikasi
Saat penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan sering terjadi tidak tercapainya
pengertian sebagaimana yang dikehendaki, karena tidak menerima pesan tersebut secara
menyeluruh, terdapat perbedaan bahasa dan makna, sehingga timbul kesalahpahaman.
Atau terdapat hambatan teknis Menurut (Effendy, 2015: 29) strategi komunikasi pada
hakikatnya adalah sebuah perencanaan dan manajemen komunikasi dalam mencapai
tujuan tertentu. Bidang ini harus disusun secara fleksibel, sehingga dalam operasionalnya
dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang sesuai, untuk mencapai tujuan
komunikasi yang efektif.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. 1 Menurut Bogdan dan Taylor,
sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
Sementara itu, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun rekayasa manusia. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah
tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan rekrutmen
mahasiswa baru IAKN Tarutung melalui komunikasi verbal
12
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan informasi yang lebih jelas,
lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian observasi.
Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian
akan dilakukan. Dalam hal ini, lokasi penelitian dilakukan di IAKN Tarutung dari bulan Maret
sampai bulan Mei 2023
C. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy. J. Moleong
dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif, mengemukakan bahwa sumber
data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya
dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic.Sedangkan yang
dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila
menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan,
yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun
lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau
proses sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi
sumber datanya. Dalam penelitian ini sumber data primer berupa katakata diperoleh dari
wawancara dengan para informan yang telah ditentukan yang meliputi berbagai hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan rekrutmen mahasiswa baru IAKN Tarutung melalui komunikasi
verbal dengan responden mahasiswa MPK TP 2019-2022 IAKN Tarutung.
Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana cara tersebut menunjukan pada suatu
yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan
penggunaannya. Dalam hal pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada objek penelitian
untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti menggunakan metode wawancara, Dalam hal
ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, di mana seorang pewawancara menetapkan
sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan untuk mencari jawaban atas
13
hipotesis yang disusun dengan ketat.Dalam penelitian ini, tehnik pengumpulan data dilakukan
secara online dengan menggunakan wawancara melalui googleform.
Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data yang berasal dari
naskah, wawancara, catatan lapangan, dokuman, dan sebagainya, kemudian dideskripsikan
sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.
BAB IV
A. TEMUAN UMUN
1. SEJARAH SINGKAT IAKN TARUTUNG
14
2. PROFIL S2 MPK IAKN TARUTUNG
Prodi S2 MPK merupakan prodi yang baru di lingkungan IAKN Tarutung dibawah
naungan Kementerian Agama RI. Prodi ini berdiri pada tahun 2019, hadir untuk menjawab
kebutuhan masyarakat di Sumatera Utara dan secara umum di Indonesia. Prodi ini berfokus
terhadap pendidikan dengan implementasi nilai-nilai Kristen pada satuan pengelolaan pendidikan
baik umum maupun keagamaan.
VISI
Menjadi program studi Manajemen Pendidikan Kristen yang menghasilkan pemimpin, peneliti,
pendidik, pengembang dan pengawas yang egararm, humanis dan bermutu Tahun 2024.
MISI
1. Melaksanakan pendidikan yang berkualitas;
2. Melakukan penelitian yang egararmative;
3. Mengabdikan ilmu yang dimiliki terhadap gereja masyarakat dan egara;
4. Penguatan tata kelola prodi yang baik;
5. Menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai pihak untuk pengembangan prodi.
B. TEMUAN KHUSUS
17
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan komunikasi yang dilakukan oleh pihak kampus dalam
perekrutan mahasiswa baru sudah efektif,hal ini dapat dilihat dari hasil survey kuesioner yang
disebarkan melalui googleform dari 27 responden dengan empat butir pertanyaan, mahasiswa
Angkatan 2022 mendaftar ke kampus IAKN Tarutung karena mendapatkan informasi dari brosur
dan sosialisasi pihak kampus ke instansi atau unit kerja.
2. SARAN
Dalam rangka perekrutan mahasiswa baru khususnya di IAKN tarutung,diharapkan lebih
meningkatkan lagi kunjungannya dalam bersosialisasi ke instansi atau unit kerja dan pembagian
brosur.diharapkan agar kunjungan sosialisasinya minimal dua kali agar mahasiswa lebih antusias
lagi untuk mendaftarkan diri.
19
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. (2015). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rangkuti, Freddy. (2017) Customer Care Excellence: Meningkatkan Kinerja Perusahaan Melalui
Pelayanan Prima. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusmawati, Tri Indah. 2016. Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Tri Indah Kusumawati. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling, 6(2), 84.
Yanti, Dea. 2022. Pengaruh Komunikasi Verbal Dalam Pembelajaran Mahasiswa Melalui
Aplikasi Zoom Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Yusuf dan Anggraeni. 2021.Strategi Komunikasi Pada Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas
Paramadina Tahun Ajaran 2021. Jurnal Pendidikan.
20
LAMPIRAN
1. Instrumen survey
Apakah anda mendaftar S2 MPK IAKN Tarutung karena mendapat informasi
dari sosialisasi ke Instansi atau sekolah anda?
Apakah anda mendaftar S2 MPK IAKN Tarutung karena mendapat informasi
melalui sosial media?
Apakah anda mendaftar S2 MPK IAKN Tarutung karena mendapat informasi
dari brosur yang dibagikan pihak kampus?
Apakah anda mendaftar S2 MPK IAKN Tarutung karena mendapat informasi
dari surel kampus https://pmb.iakntarutung.ac.id/
2. Struktur Organisasi
21