PERILAKU ORGANISASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS AZLAM
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wrb, Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan pertolongannya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang
ditentukan. Penulisan makalah ini dibuat adalah sebagai media pembelajaran di Universitas
Azlam terkhususnya Fakuktas Ekonomi dalam rangka memenuhi tugas diperguruan tinggi
yang berkaitan dengan bahan pembelajaran. Makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca tentang “Perilaku Organisasi”.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen mata pelajaran
Manajemen Risiko, berkat tugas yang diberikan ini, sehingga dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
kata atau kalimat dan tata letak dalam makalah ini tentunya banyak sekali kekurangan dan
kekhilafan, baik kata atau kalimat dan tata letak. Untuk kebaikan dan sempurnanya makalah
ini, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Dan akhirnya semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca, penyusun dan mahasiswa.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1. Pengertian Persepsi..................................................................................................6
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi......................................................................6
2.3. Teori Atribusi...........................................................................................................6
2.4. Tiga Penentu Teori Atribusi....................................................................................7
2.5. Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain Secara Umum...........................................7
2.6. Hubungan Antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual......................9
2.7. Membandingkan Model Rasional, Rasional terbatas dan Instuisi...........................9
2.8. Perbedaan Individu dan Batasan Organisasi..........................................................10
2.9. Tiga Kriteria Keputusan Etis.................................................................................12
2.10. Kreativitas dan Model tiga tahap dari Kreativitas..............................................13
BAB III PENUTUP..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Media merupakan unsur dari proses komunikasi, media dapat menciptakan suatu situasi
dan kondisi dimana khalayak secara bersamaan dapat memperoleh informasi atau pesan yang
di komunikasikannya. Media sosial ini merupakan media baru yang hadirnya berdasarkan
inovasi-inovasi dari media konvensional seperti televise, radio, Koran, dan majalah. Saat ini,
media sosial telah mencakup semua kemampuan untuk berkomunikasi melalui jaringan
internet yang aktif.
Dari sekian banyak media massa yang menjadi fenomena komunikasi, media instagram
yang di sebut dengan media untuk membuat foto dan video serta menguploadnya dengan
waktu cepat dan telah menjadi sorotan masyarakat terutama para kaum muda yang
menggunakan media instagram ini mendominasi dibandingkan para orang-orang tua. Namun,
setiap perkembangan teknologi yang menciptakan media-media baru bagi masyarakat
tentunya memiliki nilai tersendiri, bermanfaat atau tidaknya media tersebut tergantung
kepada para penggunannya masing-masing.
Komunikasi adalah hal yang paling penting didalam sebuah organisasi, komunikasisangat
tergantung pada persepsi dan sebaiknya persepsi juga tergantung padakomunikasi.
Komunikasi timbul karena seseorang ingin menyampaikan informasikepada orang lain.
Informasi ini membuat seseorang sama pengertiannya denganorang lain dan ada
kemungkinan berlainan, karena informasi yang dikomunikasikantersebut membuat orang-
orang mempunyai kesamaan dan perbedaan ini disebabkan persepsi orang-orang yang
terlibat dalam proses komunikasi tersebut.
4
dalam praktek organisasi.Pada makalah ini akan lebih fokus membahas bagaimana presepsi
dann komunikasi didalam organisasi yang mengutip dari beberapa buku komunikasi
organisasi dan lainnya yang berhubungan dengan persepsi dan komunikasi dalam organisasi.
1.3. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Persepsi menurut Stephen P. Robbins adalah proses dimana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan
mereka. Menurut manahan, persepsi adalah gambaran seseorang tentang suatu obyek yang
menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi. Jadi persepsi dapat diartikan sebagai
suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan
kesan indera mereka agar memeberi makna kepada lingkungan. Namun apa yang merupakan
persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang
didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka
persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi.
Bagaimana kita menjelaskan bahwa individu dapat melihat hal yang sama. Namun
mengartikannya secara berbeda. Sejumlah faktor beroperasi untuk membentuk dan terkadang
mengubah persepsi.
1) Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan
sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif,
kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau
motif yang tidak dipuaskan akan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi
mereka.
2) Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan latar belakang, kedekatan, kemiripan dan
atribut- atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya
saja suatu gambar atau lukisan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang
yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara bersama-
sama pula.
3) Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita
yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlihat oleh laki-laki bila ia berada di
mall, namun jika ia berada di pasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki
akan memandangnya.
Teori atribusi mencoba menjelaskan cara-cara kita menilai orang dengan berbeda, bergantung
pada pengertian yang kita atribusikan pada sebuah prilaku. Itu menyatakan bahwa ketika kita
mengamati prilaku seorang individu, kita mencoba menentukaan apakah itu disebabkan dari
internal atau eksternal.
Atribusi Internal
6
Jika perilaku seseorang yang diamati disebabkan oleh factor-faktor internal, misal sikap,
sifat-sifat tertentu, ataupun aspek-aspek internal yang lain. Contoh, jika anak memperoleh
nilai raport yang jelek, maka sebabnya dapat saja karena anak itu malas, terlalu banyak main,
atau bodoh.
Atribusi eksternal
Jika perilaku sosial yang diamati disebabkan oleh keadaan atau lingkungan di luar diri orang
yang bersangkutan. Contoh, jika anak memperoleh nilai raport yang jelek, maka sebabnya
dapat saja karena ada masalah dengan lingkungannya, orang tuanya bercerai, hubungan yang
jelek dengan orang tua, ditekan oleh teman-teman, ataupun gurunya yang tidak menarik.
a) Konsensus
Konsensus merupakan derajat kesamaan reaksi orang lain terhadap stimulus atau peristiwa
tertentu dengan orang yang sedang kita observasi. Apakah suatu perilaku cenderung
dilakukan oleh semua orang pada situasi yang sama. Makin banyak yang melakukannya,
makin tinggi konsensus, dan sebaliknya.
b) Konsistensi
Konsisten adalah derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap stimulus atau peristiwa yang
sama pada waktu yang berbeda. Apakah pelaku yang bersangkutan cenderung melakukan
perilaku yang sama di masa lalu dalam situasi yang sama. Kalau “ya”, konsistensinya tinggi,
kalau “tidak”, konsistensinya rendah.
Distingsi merupakan derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap berbagai stimulus atau
peristiwa yang berbeda-beda. Apakah pelaku yang bersangkutan cenderung melakukan
perilaku yang sama di masa lalu dalam situasi yang berbeda-beda. Bila seseorang
memberikan reaksi yang sama terhadap stimulus yang berbeda-beda, maka dapat dikatakan
orang yang bersangkutan memiliki distingsi yang rendah.
Kecenderungan untuk secara selektif menginterpretasikan apa yang seseorang liat dalam
basis minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang. Oleh karena itu, tidak mungkin
bagi kita untuk menasimilasikan semua hal yang kita lihat, kita dapat mengambil hanya
rangsangan tertentu saja. Persepsi selektif membuat kita membaca orang lain dengan cepat,
tetapi bersiko menggambarkan gambaran yang tidak akurat. Kita dapat menggambarkan
kesimpulan yang tidak dapat dijamin dari sebuah keadaan yang ambigu.
7
Kecenderungan untuk menggambarkan impresi umum mengenai seseorang indivdu
berdasarkan karakteristik tunggal.
Efek halo dikonfirmasi dalam sebuah studi klasik dimana objek diberikan sebuah daftar -
daftar sifat cerdas, terampil, giat, rajin, berkemauan kuat, serta hangat. Subjek diminta untuk
mengevaluasi orang yang memiliki sifat-sifat tersebut. Subjek menilai orang itu bijaksana,
humoris, populer, dan imajinatif. Ketikaa daftar yang sama menggantukan “dingin” dengan
“hangat”, satu gambaran yang benar-benar berbeda muncul. Subjek membuat sebuah sifat
tunggal yang mempengaruhi kesan keseluruhan mereka atas orang lain yang mereka nilai.
Evaluasi atas karakteristik seseorang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang
baru muncul yang berperingat lebih tinggi atau lebih rendah dalam karakteristik yang sama.
d) Stereotip (Stereotype)
Riset menyatakan stereotip beroperasi secara emosional dan sering kali di bawah alam sadar,
membuat sulit untuk dilawan dan diubah. Satu masalah dari stereotip adalah adanya
generalisasi yang menyebar luas, meskipun mungkin tidak mengandung kebenaran ketika
diaplikasikan pada orang atau situasi tertentu.
Terdapat pula beberapa aplikasi spesifik dari jalan pintas dalam organisasi :
1. Wawancara Kerja
Riset membuktikan kita dapat membentuk kesan atas orang lain hanya dalam 10 detik,
berdasarkan pandangan pertama. Riset baru mengindikasikan bahwa intuisi individual kita
mengenai sebuah kandidat pekerjaan tidak dapat diandalkan dalam memprediksi kinerja,
tetapi bahwa mengumpulkan semua masukan dari banyak elevator independen dapat menjadi
lebih prediktif. Kebanyakan keputusan pewawancara berubah sangat sedikit sesudah 4 atau 5
menit pertama wawancara. Sebagai hasilnya, informasi yang diperoleh dari awal wawancara
membawa bobot yang lebih besar dibandingkan informasi yang diperoleh sedudahnya.
2. Ekspektasi Kinerja
Istilah prediksi pemenuhan diri dan efek Pygmalion menjelaskan bagaimana perilaku seorang
individu ditentukan oleh ekspektasi orang lain. Ekspektasi menjadi realita
3. Evaluasi Kinerja
8
Evaluasi kinerja sangat bergantung pada proses perceptual. Meskipun penilaian bisa jadi
objektif, tetapi lebih banyak orang yang menilai secara subjektif. Tentu ini adalah peikiran
yang keliru.
Individu akan mengambil keputusan ketika ia dihadapkan pada dua atau lebih alternatif. Oleh
karena itu, pengambilan keputusan individu merupakan bagian penting dari perilaku
organisasi. Tetapi cara individu mengambil keputusan dan kualitas pilihanya sangat
dipengaruhi oleh persepsi mereka.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas suatu masalah yang sedang dihadapi. Yaitu
perbedaan antara situasi sekarang dengan situasi yang diinginkan, yang mengharuskan kita
untuk mempertimbangkan alternative-alternatif tindakan yang harus dilakukan untuk
mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut. Terkadang masalah yang kita alami dapat
menjadi kondisi yang menyenangkan bagi orang lain.
1) Mendefinisikan masalahnya
Pembuat keputusan menentukan apa yang relevan dalam membuat keputusan. Langkah
ini memproses berbagai minat, nilai, dan pilihan pribadi yang serupa dari si pembuat
keputusan
Dalam langkah ini pengambil keputusan memberikan prioritas yang benar dalam
mengambil keputusan dengan mengalokasikan bobot pada kriteria
9
4) Membuat alternatif
Pengambil keputusan harus dapat menghasilkan alternatif yang mungkin bisa berhasi l
menyelesaikan masalah
Pembuat keputusan harus menganalisis dan mengevaluasi setia alternatif dengan seksama.
Kelebihan dan kekurangaan setiap alternatif menjadi jelas ketika alternafif tersebut
dibandingkan dengan kriteria dan bobot yang diperoleh dari langkah kedua dan ketiga
Sebuah proses tanpa sadar yang diciptakan dari pengalaman yang di peroleh pengambilan
keputusan intuitif terjadi diluar pikiran sadar berpegang pada asosiasi holistis atau kaitan
antara potongan-potongan informasi yang tidak sama, cepat,dan secara efektif di bebankan
berarti melibatkan emosi.
A. Perbedaan Individu
Kepribadian
Tentu setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda, kepribadian ini mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan sebagai contoh dari kepribadian yg memiliki kehati-hatian
dan harga diri. Kehati-hatian bisa mempengaruhi eskalasi komitmen, khususnya aspek
kehati-hatian usaha keras untuk pencapaian dan kepatuhan. Harga diri juga juga
mempengaruhi pengambilan keputusan pada dasarnya orang yg memiliki harga diri tinggi
sangat termotivasi untuk mempertahankan keputusannya, sehingga mereka menggunakan
bias pemenuhan diri untuk mempertahankannya, mereka menyalakan orang lain atas
kegagalannya dan mengambil kredit atas kesuksesannya.
Jenis Kelamin
Riset atas kontemplasi menawarkan pandangan mengenai perbedaan jenis kelamin dala
pengambilan keputusan. Kontemplasi bermakna berefleksi dalam waktu yang lama, dari
segi pengambilan keputusan itu berarti terlalu memikirkan masalah. Dua puluh tahun
studi mendapati wanita menghabiskan lebih banak waktu dibandingkan pria dalam
10
menganalisis masa lalu, masa kini, dan masa depan, wanita hampir dua kali lebih banyak
dari pria dalam mengembangkan depresi.
Kemampuan Mental
Kita tahu orang-orang dengan level kemampuan mental yang lebih tinggi mampu
memproses informasi lebih cepat,sehingga anda mungkin mengekspekasikan mereka juga
lebih sedikit beresiko salah mengambil keputusan umum, karna orang yang lebih cerdas
itu lebih baik dalam menghindari kesalahan logis seperti silog isme salah atau kesalahan
interpretasi data.
Perbedaan Budaya
B. Batasan Organisasi
Evaluasi Kinerja
Manajer dipengaruhi oleh kriteria yang menjadi dasar mereka dievaluasi. Jika seorang
manajer divisi percaya bahwa kinerja pabrik yang berada di bawah tanggung jawabnya
beroprasi terbaik ketika ia tidak mendengar hal negatif, kita akan mendapati manajer
pabriknya bekerja menghabiskan banyak waktu untuk memastikan tidak ada informasi
negatif yang sampai padanya.
Sistem Imbalan
Peraturan Baku
11
Hampir smeua keputusan penting muncul dengan tenggat waktu eksplisit. Sebuah laporan
tentang pengembangan produk baru bisa saja harus siap ditinjau komite eksklusif tanggal
pertama bulan tersebut. Kondisi-kondisi demikian sering membuat sulit, jika tidak
mungkin, bagi manajer untuk memperoleh semua informasi sebelum mengambil
keputusan.
Contoh Historis
Keputusan tidak dibuat dalam ruang vakum, mereka memiliki sebuah konteks.
Keputusan-keputusan individu merupakan poin-poin dalam arus pilihan; yang dibuat di
masa lampau seperti hantu yang membuntuti dan membatasi pilihan- pilihan sekarang.
Merupakan rahasia umum bahwa penentu terbesar dari ukuran dari anggaran tahun ini
adalah anggaran tahun lalu. Pilihan yang dibuat hari ini sebagian besar merupakan hasil
dari pilihan-pilihan yang dibuat bertahun-tahun.
A. Kriteria Utilitarianisme
Kriteria utilitarianisme adalah suatu keputusan yang dibuat berdasarkan hasil atau
konsekuensinya. Tujuan dari keputusan utilitarianisme adalah memberikan kebaikan besar
pada jumlah yang terbanyak. Pandangan ini mendominasi keputusan bisnis dan konsisten
dengan sasaran seperti efisiensi, produktivitas, dan laba tinggi. Misalnya, dengan
memaksimalkan laba seorang pembisnis dapat memperlihatkan bahwa dia mendapatkan
kebaikan dalam jumlah terbanyak dan ketika ia mengeluarkan peringatan pencatatan untuk 15
persen karyawannya.
Kriteria etis yang terfokus pada hak adalah membuat keputusan yang konsisten dengan
kemerdekaan dan hak fundamental. Sebuah penekanan pada hak dalam pengambilan
keputusan berarti menghormati dan melindungi hak asasi manusia seperti hak pribadi,
berbicara dengan bebas, dan berhubungan dengan proses. Penggunaan kriteria ini dapat
melindungi pembocor rahasia (whistle-brower) individu yang melaporkan perbuatan-
perbuatan tidak etis atau ilegal dari pemberi kerja mereka kepada pihak luar ketika mereka
mengungkapkan perbuatan-perbuatan tidak etis oleh organisasi mereka kepada pers atau
agensi-agensi pemerintahan dengan dasar hak untuk berbicara dengan bebas.
Kriteria terfokus pada keadilan ini mengharuskan individu untuk menentukan dan
menjalankan peraturan-peraturan dengan baik dan adil sehingga terdapat distribusi laba dan
biaya secara adil. Anggota-anggota serikat kerja biasanya menyukai pandangan ini ,
pandangan ini membenarkan pemberian bayaran yang sama untuk setiap individu atas
pekerjaan tertentu, tanpa memerhatikan perbedaan-perbedaan kinerja,dan penggunaan
senioritas sebagai penentu utama dalam membuat keputusan-keputusan pemberhentian.
12
Tiap-tiap kriteria memiliki kelebihan dan kekurangan. Kriteria utilitarianisme meningkatkan
efisiensi dan produktivitas, tetapi padat mengakibatkan pengabaian hak- hak beberapa
individu, terutama individu-individu yang memiliki perwakilan minoritas dan organisasi.
Penggunaan hak sebagai kriteria melindungi individu dari luka dan konsisten dengan
kebebasan dan privasi, tetapi kriteria ini dapat menciptakan sebuah lingkungan kerja yang
terlalu sesuai dengan hukum yang menghalangi produktivitas dan efisiensi. Kriteria fokus
pada keadilan melindungu kepentingan individu-individu yang tidak mempunyai perwakilan
yang cukup dan tidak begitu kuat, tetapi kriteria ini bisa mendorong rasa pemberian hak yang
mengurangi pengambilan resiko, inovasi, dan produktivitas. Para pembuat keputusan,
terutama organisasi-organisasi pencari laba, cenderung merasa aman dan nyaman ketika
mereka menggunakan utilitarianisme. Banyak tindakan yang meragukan bisa dibenarkan
ketika disusun dalam kepentingan organisasi dan pemegang saham.
1. Pengertian Kreativitas
Dalam KBBI, kreatif didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses
timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-
ciri aptitude maupun non aptitude,dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang
sudah ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari studi perilaku organisasi adalah bahwa pemahaman terhadap interaksi
manusia dalam konteks organisasi sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Studi ini
mengungkapkan kompleksitas motivasi individu, pentingnya komunikasi efektif, peran kunci
kepemimpinan, pengelolaan konflik yang baik, serta peran budaya organisasi dalam
membentuk lingkungan kerja. Organisasi yang mampu mengambil pelajaran dari perilaku
organisasi dapat meningkatkan produktivitas, kinerja, dan adaptabilitas mereka, sehingga
memberikan kontribusi positif terhadap kesuksesan jangka panjang mereka.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmanto, M. B. (2018). Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Manajemen. Jakarta: PT.
Grasindo.
15