TATANAN KOMUNIKASI
Dosen pengampu:
Oleh kelompok 3:
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi dan teknologi informasi yang terus berkembang, studi mengenai
dasar-dasar komunikasi menjadi semakin penting. Studi tentang tatanan komunikasi kelompok
memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pembentukan norma, peran,
dan dinamika kekuasaan dalam kelompok dapat memengaruhi interaksi dan pengambilan
keputusan. Pemahaman ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk di lingkungan
kerja, organisasi, atau kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, komunikasi massa berkaitan dengan penyampaian pesan kepada
khalayak yang luas melalui media seperti televisi, radio, dan internet. Dalam tatanan
komunikasi massa, aspek-aspek seperti efek media, budaya pop, dan peran media dalam
membentuk opini publik menjadi fokus utama. Perkembangan teknologi informasi dan
digitalisasi telah membawa perubahan dramatis dalam cara kita mengakses dan berinteraksi
dengan informasi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tatanan komunikasi massa sangat
relevan dalam konteks sosial dan politik saat ini.
Dengan memahami dasar-dasar komunikasi kelompok dan komunikasi massa,
mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang efektif di dalam
kelompok serta memahami implikasi yang lebih luas dari media massa terhadap masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana klasifikasi dan karakteristik komunikasi kelompok?
2. Bagaimana pendefinisian komunikasi kelompok menurut para ahli?
3. Bagaiman pendefinisian komunikasi massa dan karakteristiknya ?
4. Bagaiman bentuk model- model komunikasi massa ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui klasifikasi dan karakteristik dari komunikasi kelompok
2. Mengetahui definisi komunikasi kelompok menurut para ahli
3. Mengetahui definisi dan karakteristik komunikasi massa
4. Mengetahui bentuk model - model komunikasi massa
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMUNIKASI KELOMPOK
Terdapat perbedaan pendapat mengenai karakteristik komunikasi kelompok oleh para
pakar komunikasi. Perbedaan seperti itu tidak mengherankan, oleh karena disiplin ilmu yang
melatarbelakanginya berbeda, pengalaman yang berbeda, yang mongakibatkan visinya pun
menjadi berbeda. Para pakar tertentu tidak membedakan komunikasi kelompok dengan
dinamika kelompok (group dynamics), membedakan komunikasi kelompok dan diskusi
kelompok (group discussion), mempertentangkan komunikasi kelompok dengan komuni-
kasi organisasional, dan sebagainya. Situasi seperti itu, disebabkan pula seorang pakar
membahasnya dengan pendekatan yang berbeda, seperti pendekatan psikologi, sementara
pakar lainnya dengan pendekatan komunikologi.
Ilmu komunikasi adalah ilmu mengenai proses pernyataan antarmanusia. Berbeda
dengan fenomena sosial lainnya, komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan
manusia yang berlangsung terus menerus secara sinambung, di mana paling sedikit harus
meliputi tiga komponen (menurut Schramm), yakni mesti ada komunikator, mesti ada pesan,
dan mesti ada komunikan, bahkan seperti pernah disinggung di muka, menurut Lasswell
proses komunikasi meliputi pula media dan efek.
a) Pengertian kelompok
Untuk memperoleh kejelasan mengenal pengertian kelompok ditinjau dari
komunikasi maka diklasifikasikan kelompok itu menjadi dua jenis yakni kelompok kecil
(small group, micro group) dan kelompok besar (large group, macro group).
Robert F.Bales dalam bukunya "Interaction Process Analysis" mendefinisikan
kelompok kecil sebagai: Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam
suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face-toface meeting), di mana setiap anggota
mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga
dia, baik pada saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan
kepada masing-masing sebagai perorangan. Situasi dalam kelompok besar, misalnya
sekumpulan orang banyak di sebuah lapangan yang sedang mendengarkan pidato,
berlainan dengan situasi dalam kelompok kecil, Mereka yang berkumpul di lapangan tadi
bersifat "crowd-oriented". Ditinjau dari ilmu komunikasi kontak pribadi antara orang yang
sedang pidato sebagai komunikator dan khalayak sebagai komunikan jauh lebih kurang
5
dibandingkan dengan dalam situasi kelompok kecil. Anggota kelompok besar apabila
memberikan tanggapan, sifatnya emosional.
Untuk melakukan pendekatan kepada masalah interaksi dalam kelompok, kita perlu membagi
perhatian kita kepada dua tahap aktivitas.
Pengaruh norma kelompok besar sekali terhadap cara berpikir, cara bertingkah-laku, dan
cara menanggapi suatu pesan. Hal ini mudah kita pahami, oleh karena kita mendapat
pendidikan pertama-tama dan primary group yaitu keluarga. Faktor lain yang juga penting
peranannya di samping nilai dan norma kelompok yang mempengaruhi tanggapan pendapat
serta sikap seseorang adalah faktor pengalaman hidup seseorang dalam ikatan kelompok.
Pengalaman yang berlangsung dari hari ke hari pasti untuk kemudian mewujudkan suatu
predisposisi. Predisposisi adalah pembawaan pribadinya, seseorang yang mempunyai pola
tertentu dan seseorang mengenai kebiasaannya, pendapatnya, sikapnya, tingkah-lakunya, dan
lain sebagainya. Dengan demikian maka seseorang tidak pernah "kosong", oleh karena ia sudah
mempunyai “pattern setting” tertentu.
6
b) Pengertian komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung
antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua
orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila
jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi
yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication); jika
jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar
(large group communication).
Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana,
2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan
masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan
teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
7
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
a. Terdapat interaksi sosial yang lebih erat antar anggotanya. Di dalam kelompok tersebut
ada hubungan yang mereka bisa
b. Bersifat irasional dan tidak didasari dengan pamrih. Dalam kelompok-kelompok
tersebut kebanyakan identik dengan kekeluargaan dan lebih mengedepankan rasa
simpati.
c. Hubungan sosial antar anggota kelompok primer lebih intensif hubungan yang erat dan
bisa saling mengenal ke arah yang lebih dekat. Hal itu dikarenakan sering terjadinya
interaksi face to face group tadi.
Ruang lingkup kelompok primer adalah keluarga, rukun warga, teman bermain waktu kecil
dan komunitas orang dewasa.
8
Kelompok kecil dan Kelompok besar
Contoh untuk komunikasi kelompok besar adalah misalnya rapat terbuka di sebuah
lapangan. Jika komunikan pada komunikasi kelompok kecil umumnya bersifat homogeny
(antara lain sekelompok orang yang sama jenis kelaminnya, sama pendidikannya, sama status
sosialnya), maka komunikan pada komunikasi kelompok besar umumnya bersifat heterogen;
mereka terdiri dan individu-individu yang beraneka ragam dalam jenis kelamin, usia, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, dan lain sebagainya. Dalam situasi seperti itu,
khalayak yang diterpa suatu pesan komunikasi, menanggapinya Iebih banyak dengan
perasaan ketimbang pikiran. Logika tidak berjalan. Mereka tidak sempat berpikir logis
tidaknya pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Oleh karena pikiran didominasi
oleh perasaan, maka dalam situasi kelompok besar terjadi apa yang dinamakan "contagion
mentale" yang berarti wabah mental.
Komunikator yang muncul dalam situasi kelompok besar yang menghadapi massa rakyat
dinamakan orator atau retor, yang mahir memukau khalayak. la menyampaikan pesannya
dengan suara keras dan lantang, nadanya bergelombang, tidak monoton, dan kata-katanya
bombastis. Khalayak tidak diajak berpikir logis, melainkan diajak berperasaan gairah.
Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dan titik yang satu ke titik
lain, dan komunikator ke komunikan. Tidak seperti pada komunikasi kelompok kecil yang
9
seperti telah diterangkan tadi berlangsung secara sirkular, dialogis, bertanya jawab. Dalam
pidato di lapangan amat kecil kemungkinaflnya terjadi dialog antara seorang orator dengan
salah seorang dan khalayak massa.
B. KOMUNIKASI MASSA
Yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) di sini ialah
komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai
sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada
sementara pakar di antaranya Everett M. Rogers, yang menyatakan bahwa selain media
massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng
keliling, juru pantun dan lain-lain.
Lazimnya media massa modern menunjukkan seluruh sistem di mana pesan-pesan
diproduksikan, dipilih, disiarkan diterima dan ditanggapi. Komunikasi massa menyiarkan
informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak
dengan menggunakan media.
Seorang politikus dapat mencapai jauh lebih banyak komunikan dengan sekali ucapan
melalui televisi daripada dengan jalan perlawatan mendatangi mereka seorang demi
seorang; akan tetapi penggunaan komunikasi massa bisa menjadi gagal, jika komunikator
tidak bisa memproyeksikan perasaan yang sama melalui media, yakni perasaan yang ia
nyatakan melalui keramah-tamahan dan senyum menyenangkan. Jadi ada dua tugas
komunikator dalam komunikasi massa: mengetahui apa yang ia ingin komunikasikan, dan
mengetahui bagaimana harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi
10
kepada benak komunikan. Sebuah pesan yang isinya lemah dan dengan lemah pula
disampaikan kepada jutaan orang, bisa menimbulkan pengaruh yang kurang efektif sama
sekali dibandingkan dengan pesan yang disampaikan dengan baik kepada komunikan yang
jumlahnya kecil.
Komunikasi massa biasanya menghendaki organisasi resmi dan rumit untuk melakukan
operasinya. Produksi surat kabar atau siaran televisi meliputi sumber pembiayaan dan
karenanya juga pengawasan keuangan; ini memerlukan pekerjaan yang benar-benar
mempunyai keahlian; jadi memerlukan menajemen yang baik; memerlukan juga
pengawasan yang normatif yang erat hubungannya dengan orang luar yang mempunyai
wewenang dan erat hubungannya dengan masyarakat. Dengan demikian maka harus ada
orang yang bergerak dalam struktur yang menjamin kontinuitas dan kerja sama. Syarat
tersebut dipenuhi oleh organisasi yang resmi. Berhubung dengan itu, maka komunikasi
massa harus dibedakan dengan komunikasi antarpribadi yang tidak resmi dan yang tidak
berstruktur.
11
2) Komunikan bersifat heterogen
Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa
dengan keterbukaan dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi, erat sekali
hubungannya dengan sifat heterogen komunikan. Massa dalam komunikasi
massa terdiri dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang
bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang
beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang
berjenis-jenis; maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan,
standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. Suatu paradoks
dari heterogenitas komunikan dalam komunikasi massa, ialah pengelompokkan
komunikan harus mempunyai minat yang sama terhadap media massa, terutama
jenis khusus dari isi penyiaran, serta mempunyai kesamaan pengertian
kebudayaan dan nilai-nilai. Jelasnya, komunikan dalam komunikasi massa
adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang
mempunyai bentuk tingkah-laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan
yang sama; meskipun demikian orangorang yang tersangkut tadi tidak saling
mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan tidak terorganisasikan. Komposisi
komunikan tersebut tergeser-geser terus-menerus, serta tidak mempunyai
kepemimpinan atau perasaan identitas
3) Media massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksudkan dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan
sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan
penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan
televisi dalam hal ini melebihi media tercetak, karena yang terakhir dibaca pada
waktu yang berbeda dan leblh selektif. Ada dua segi penting mengenai kontak
yang langsung itu; pertama: kecepatan yang lebih tinggi dan penyebaran dan
kelangsungan tanggapan; kedua: keserempakan adalah penting untuk
keseragaman dalam seleksi dan interpretasi pesan-pesan. Tanpa komunikasi
massa, hanya pesan-pesan yang sangat sederhana saja yang disiarkan tanpa
perubahan dari orang yang satu ke orang yang lain.
4) Hubungan komunikator-komunikan bersifat non- pribadi
Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan
bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang
yang dikenal hanya dalam peranannya yang bensifat umum sebagai
12
komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dan penyebanan
yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syaratsyarat bagi peranan
komunikator yang bersifat umum. Yang terakhir ini, umpamanya, mencakup
keharusan untuk objcktif dan tanpa prasangka dalam memilih dan menanggapi
pesan komunikasi yang mempunyai norma- norma penting.
Komunikasi dengan menggunakan media massa berlaku dalam satu arah
(one way communication), dan ratio output-input komunikan sangat besar.
Tetapi dalam hubungan komunikator-komunikan itu terdapat mekanisme resmi
yang dapat mengurangi ketidakpastian, terutama penelitian terhadap
komunikan, korespondensi, dan bukti keuntungan dan penjualan (siaran
komersial).
b) Model Komunikasi Massa
Komunikasi dengan menggunakan media massa dalam tahun terakhir ini banyak
mendapat penelitian dari para ahli disebabkan semakin majunya teknologi di bidang
media massa. Kemajuan teknologi di bidang pers seperti kepastian percetakan yang
mampu menghasilkan ratusan ribu bahkan jutaan eksemplar surat kabar dalam
waktu yang relative cepat; kemajuan teknologi di bidang film yang berhasil
menyempumakan segi audio dan visual; kemajuan teknologi di bidang radio yang
mampu menjangkau jarak yang lebih jauh dengan suana yang lebih baik; kemajuan
teknologi di bidang televisi yang dengan satelitnya mampu menghubungkan satu
bangsa dengan bangsa lain secara visual auditif 72 hidup dan pada saat suatu
peristiwa terjadi; itu semua berpengaruh besar pada kehidupan politik, sosial,
ekonomi dan kebudayaan. Penelitian para ahli tersebut menghasilkan teori
komunikasi massa, di antaranya beberapa model seperti di bawah ini:
14
dirinya terlibatkan pada pertukaran komunikasi dengan kawan-kawan
sederajatnya mengenai suatu pesan. Pada kebanyakan komunikasi massa tampak
bahwa sebuah pesan laju dari sumbernya, yakni komunikator, melalui saluran
media massa menuju komunikan sebagai pihak penerima, yang kemudian
sebagai kebalikannya memberi tanggapan kepada pesan dan/atau kepada orang-
orang yang berinteraksi dengannya
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk memperoleh kejelasan mengenal pengertian kelompok ditinjau dari komunikasi
maka diklasifikasikan kelompok itu menjadi dua jenis yakni kelompok kecil (small group,
micro group) dan kelompok besar (large group, macro group).
Yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) di sini ialah
komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai
sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada
sementara pakar di antaranya Everett M. Rogers, yang menyatakan bahwa selain media
massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng
keliling, juru pantun dan lain-lain.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas.Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima dihati dan kami ucapkan
terimakasih yang sebesar besarnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
(2022, January 7). Pengertian komunikasi kelompok · Fakultas Isipol terbaik di sumut.
Fakultas Isipol Terbaik di Sumut. https://fisipol.uma.ac.id/pengertian-komunikasi-kelompok/
Tere. (2023, June 26). Komunikasi Massa: Pengertian, Fungsi, Dan Karakteristiknya.
Gramedia Literasi. https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-massa/#google_vignette
admin, P., & Admin. (n.d.-a). Apa itu komunikasi massa.Biro Administrasi Kemahasiswaan,
Alumni dan Informasi - Universitas Medan Area. https://bakai.uma.ac.id/2022/05/23/apa-itu-
komunikasi-massa/
17