Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TATANAN KOMUNIKASI

KOMUNIKASI KELOMPOK DAN KOMUNIKASI MASSA

Dosen pengampu:

Dra. Zuliarni, M.Pd.

Reni kurnia, S.Pd., M.Eng.

Oleh kelompok 3:

Afni karim (23004114)

Anggia indah pertiwi (23004056)

Fauzia nufuz salsabila (23004074)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Tahun ajaran 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Padang,11 November 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................. 4
C. TUJUAN ....................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
A. KOMUNIKASI KELOMPOK........................................................................................................... 5
B. KOMUNIKASI MASSA................................................................................................................ 10
BAB III ........................................................................................................................ 16
PENUTUP ................................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ................................................................................................................................ 16
B. SARAN ........................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi dan teknologi informasi yang terus berkembang, studi mengenai
dasar-dasar komunikasi menjadi semakin penting. Studi tentang tatanan komunikasi kelompok
memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pembentukan norma, peran,
dan dinamika kekuasaan dalam kelompok dapat memengaruhi interaksi dan pengambilan
keputusan. Pemahaman ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk di lingkungan
kerja, organisasi, atau kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, komunikasi massa berkaitan dengan penyampaian pesan kepada
khalayak yang luas melalui media seperti televisi, radio, dan internet. Dalam tatanan
komunikasi massa, aspek-aspek seperti efek media, budaya pop, dan peran media dalam
membentuk opini publik menjadi fokus utama. Perkembangan teknologi informasi dan
digitalisasi telah membawa perubahan dramatis dalam cara kita mengakses dan berinteraksi
dengan informasi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tatanan komunikasi massa sangat
relevan dalam konteks sosial dan politik saat ini.
Dengan memahami dasar-dasar komunikasi kelompok dan komunikasi massa,
mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang efektif di dalam
kelompok serta memahami implikasi yang lebih luas dari media massa terhadap masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana klasifikasi dan karakteristik komunikasi kelompok?
2. Bagaimana pendefinisian komunikasi kelompok menurut para ahli?
3. Bagaiman pendefinisian komunikasi massa dan karakteristiknya ?
4. Bagaiman bentuk model- model komunikasi massa ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui klasifikasi dan karakteristik dari komunikasi kelompok
2. Mengetahui definisi komunikasi kelompok menurut para ahli
3. Mengetahui definisi dan karakteristik komunikasi massa
4. Mengetahui bentuk model - model komunikasi massa

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. KOMUNIKASI KELOMPOK
Terdapat perbedaan pendapat mengenai karakteristik komunikasi kelompok oleh para
pakar komunikasi. Perbedaan seperti itu tidak mengherankan, oleh karena disiplin ilmu yang
melatarbelakanginya berbeda, pengalaman yang berbeda, yang mongakibatkan visinya pun
menjadi berbeda. Para pakar tertentu tidak membedakan komunikasi kelompok dengan
dinamika kelompok (group dynamics), membedakan komunikasi kelompok dan diskusi
kelompok (group discussion), mempertentangkan komunikasi kelompok dengan komuni-
kasi organisasional, dan sebagainya. Situasi seperti itu, disebabkan pula seorang pakar
membahasnya dengan pendekatan yang berbeda, seperti pendekatan psikologi, sementara
pakar lainnya dengan pendekatan komunikologi.
Ilmu komunikasi adalah ilmu mengenai proses pernyataan antarmanusia. Berbeda
dengan fenomena sosial lainnya, komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan
manusia yang berlangsung terus menerus secara sinambung, di mana paling sedikit harus
meliputi tiga komponen (menurut Schramm), yakni mesti ada komunikator, mesti ada pesan,
dan mesti ada komunikan, bahkan seperti pernah disinggung di muka, menurut Lasswell
proses komunikasi meliputi pula media dan efek.

a) Pengertian kelompok
Untuk memperoleh kejelasan mengenal pengertian kelompok ditinjau dari
komunikasi maka diklasifikasikan kelompok itu menjadi dua jenis yakni kelompok kecil
(small group, micro group) dan kelompok besar (large group, macro group).
Robert F.Bales dalam bukunya "Interaction Process Analysis" mendefinisikan
kelompok kecil sebagai: Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam
suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face-toface meeting), di mana setiap anggota
mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga
dia, baik pada saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan
kepada masing-masing sebagai perorangan. Situasi dalam kelompok besar, misalnya
sekumpulan orang banyak di sebuah lapangan yang sedang mendengarkan pidato,
berlainan dengan situasi dalam kelompok kecil, Mereka yang berkumpul di lapangan tadi
bersifat "crowd-oriented". Ditinjau dari ilmu komunikasi kontak pribadi antara orang yang
sedang pidato sebagai komunikator dan khalayak sebagai komunikan jauh lebih kurang

5
dibandingkan dengan dalam situasi kelompok kecil. Anggota kelompok besar apabila
memberikan tanggapan, sifatnya emosional.

Untuk melakukan pendekatan kepada masalah interaksi dalam kelompok, kita perlu membagi
perhatian kita kepada dua tahap aktivitas.

1) Tahap gagasan (level of ideas) Suatu bidang di mana anggota-anggota kelompok


berusaha untuk berkomunikasi satu sama lain dengan tujuan memecahkan masalah,
untuk mana kelompok telah terbentuk untuk memecahkannya.
2) Tahap emosional sosial (social emotional level) Suatu bidang di mana anggota-anggota
kelompok berusaha untuk saling menenggang satu sama lain dengan tujuan untuk
membina pertautan antarpribadi (interpersonal relationship) yang membuat mereka
senang dan bahagia.

Berbagai ahli menggunakan macam-macam istilah untuk membedakan kedua bidang


tersebut. Tahap pertama dinamakan 'bidang tugas (task area): dan jika aktivitas kelompok yang
menjadi fokus, maka para anggota dikatakan “content oriented” atau "problem oriented". Tahap
kedua dinamakan 'bidang emosional sosial' (social emotional area). Para anggota kelompok
yang terlibat dalam kegiatan ini adalah "process oriented". Hal penting lainnya yang perlu
diperhatikan seorang komunikator dalam menghadapi kelompok, ialah bahwa setiap kelompok
mempunyai norma sendiri-sendiri. Norma adalah nilai ukuran hidup yang menentukan mana
yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

Pengaruh norma kelompok besar sekali terhadap cara berpikir, cara bertingkah-laku, dan
cara menanggapi suatu pesan. Hal ini mudah kita pahami, oleh karena kita mendapat
pendidikan pertama-tama dan primary group yaitu keluarga. Faktor lain yang juga penting
peranannya di samping nilai dan norma kelompok yang mempengaruhi tanggapan pendapat
serta sikap seseorang adalah faktor pengalaman hidup seseorang dalam ikatan kelompok.
Pengalaman yang berlangsung dari hari ke hari pasti untuk kemudian mewujudkan suatu
predisposisi. Predisposisi adalah pembawaan pribadinya, seseorang yang mempunyai pola
tertentu dan seseorang mengenai kebiasaannya, pendapatnya, sikapnya, tingkah-lakunya, dan
lain sebagainya. Dengan demikian maka seseorang tidak pernah "kosong", oleh karena ia sudah
mempunyai “pattern setting” tertentu.

6
b) Pengertian komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung
antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua
orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila
jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi
yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication); jika
jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar
(large group communication).
Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana,
2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan
masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan
teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang


dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya
(Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih,
dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggotaanggota yang lain secara tepat.

Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya


komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan
rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok. Dan B. Curtis, James J.Floyd,
dan Jerril L. Winsor (2005: 149) menyatakan komunikasi kelompok terjani ketika tiga
orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan seorang pemimpin untuk
mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain. Lebih mendalam
ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;


2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

7
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

c) Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya


Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa
kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab,
personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok
sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak
personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Kelompok primer adalah pengelompokan anggota-anggota dalam masyarakat yang


terorganisir secara adat berdasarkan hubungan adat maupun berdasarkan ikatan daerah.
Fungsi Dari Kelompok Primer:

a. Membentuk nilai-nilai dasar human filantropis (berdasarkan cinta kasih terhadap


sesama manusia).
b. Mengembangkan kepekaan sosial dasar, religius, spiritual dan kultural.
c. Menata kehidupan emosional, spiritual.
d. Membentuk frame personality (kepribadian diri).

Ciri-ciri kelompok primer:

a. Terdapat interaksi sosial yang lebih erat antar anggotanya. Di dalam kelompok tersebut
ada hubungan yang mereka bisa
b. Bersifat irasional dan tidak didasari dengan pamrih. Dalam kelompok-kelompok
tersebut kebanyakan identik dengan kekeluargaan dan lebih mengedepankan rasa
simpati.
c. Hubungan sosial antar anggota kelompok primer lebih intensif hubungan yang erat dan
bisa saling mengenal ke arah yang lebih dekat. Hal itu dikarenakan sering terjadinya
interaksi face to face group tadi.

Ruang lingkup kelompok primer adalah keluarga, rukun warga, teman bermain waktu kecil
dan komunitas orang dewasa.

8
Kelompok kecil dan Kelompok besar

Komunikasi kelompok kecil (small/micro group communication) adalah komunikasi


yang:

a. Ditujukan kepada kognisi komunikan


b. Prosesnya berlangsung secara dialogis

Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada benak


atau pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, diskusi, seminar, rapat, dan lainlain.
Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan dapat menilai
logis tidaknya uraian komunikator. Ciri yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah
bahwa prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular. Umpan balik
terjadi secara verbal. Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak jenis komunikasi kelompok
kecil, antara lain, seperti telah disinggung di atas: rapat (rapat kerja, rapat pimpinan, rapat
mingguan), kuliah, ceramah, brifing, penataran, lokakarya, diskusi panel, forum, simposium,
seminar, konferensi, kongres, curah pendapat (brainstorming), dan lain-lain.

Contoh untuk komunikasi kelompok besar adalah misalnya rapat terbuka di sebuah
lapangan. Jika komunikan pada komunikasi kelompok kecil umumnya bersifat homogeny
(antara lain sekelompok orang yang sama jenis kelaminnya, sama pendidikannya, sama status
sosialnya), maka komunikan pada komunikasi kelompok besar umumnya bersifat heterogen;
mereka terdiri dan individu-individu yang beraneka ragam dalam jenis kelamin, usia, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, dan lain sebagainya. Dalam situasi seperti itu,
khalayak yang diterpa suatu pesan komunikasi, menanggapinya Iebih banyak dengan
perasaan ketimbang pikiran. Logika tidak berjalan. Mereka tidak sempat berpikir logis
tidaknya pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Oleh karena pikiran didominasi
oleh perasaan, maka dalam situasi kelompok besar terjadi apa yang dinamakan "contagion
mentale" yang berarti wabah mental.

Komunikator yang muncul dalam situasi kelompok besar yang menghadapi massa rakyat
dinamakan orator atau retor, yang mahir memukau khalayak. la menyampaikan pesannya
dengan suara keras dan lantang, nadanya bergelombang, tidak monoton, dan kata-katanya
bombastis. Khalayak tidak diajak berpikir logis, melainkan diajak berperasaan gairah.

Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dan titik yang satu ke titik
lain, dan komunikator ke komunikan. Tidak seperti pada komunikasi kelompok kecil yang

9
seperti telah diterangkan tadi berlangsung secara sirkular, dialogis, bertanya jawab. Dalam
pidato di lapangan amat kecil kemungkinaflnya terjadi dialog antara seorang orator dengan
salah seorang dan khalayak massa.

B. KOMUNIKASI MASSA
Yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) di sini ialah
komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai
sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada
sementara pakar di antaranya Everett M. Rogers, yang menyatakan bahwa selain media
massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng
keliling, juru pantun dan lain-lain.
Lazimnya media massa modern menunjukkan seluruh sistem di mana pesan-pesan
diproduksikan, dipilih, disiarkan diterima dan ditanggapi. Komunikasi massa menyiarkan
informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak
dengan menggunakan media.

Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi


antarpribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang
berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh
tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa merenggangkan kelompok
lainnya. Seorang komunikator melalui media massa yang mahir adalah seseorang yang
berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina
empathy dengan jumlah terbanyak di antara komunikannya. Meskipun jumlah komunikan
bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental adalah antara dua orang; benak komunikator
harus mengenai benak setiap komunikan. Komunikasi massa yang berhasil ialah kontak-
pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan kali secara serentak.

Seorang politikus dapat mencapai jauh lebih banyak komunikan dengan sekali ucapan
melalui televisi daripada dengan jalan perlawatan mendatangi mereka seorang demi
seorang; akan tetapi penggunaan komunikasi massa bisa menjadi gagal, jika komunikator
tidak bisa memproyeksikan perasaan yang sama melalui media, yakni perasaan yang ia
nyatakan melalui keramah-tamahan dan senyum menyenangkan. Jadi ada dua tugas
komunikator dalam komunikasi massa: mengetahui apa yang ia ingin komunikasikan, dan
mengetahui bagaimana harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi

10
kepada benak komunikan. Sebuah pesan yang isinya lemah dan dengan lemah pula
disampaikan kepada jutaan orang, bisa menimbulkan pengaruh yang kurang efektif sama
sekali dibandingkan dengan pesan yang disampaikan dengan baik kepada komunikan yang
jumlahnya kecil.

Komunikasi massa biasanya menghendaki organisasi resmi dan rumit untuk melakukan
operasinya. Produksi surat kabar atau siaran televisi meliputi sumber pembiayaan dan
karenanya juga pengawasan keuangan; ini memerlukan pekerjaan yang benar-benar
mempunyai keahlian; jadi memerlukan menajemen yang baik; memerlukan juga
pengawasan yang normatif yang erat hubungannya dengan orang luar yang mempunyai
wewenang dan erat hubungannya dengan masyarakat. Dengan demikian maka harus ada
orang yang bergerak dalam struktur yang menjamin kontinuitas dan kerja sama. Syarat
tersebut dipenuhi oleh organisasi yang resmi. Berhubung dengan itu, maka komunikasi
massa harus dibedakan dengan komunikasi antarpribadi yang tidak resmi dan yang tidak
berstruktur.

a) Karakteristik Komunikasi Massa


Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan
kegiatan komunikasi perlu memahami karakteristik komunikasi masa, yakni seperti
diuraikan di bawah ini:
1) Komunikasi massa bersifat umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk
semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan televisi apabila
dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang
tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa. Meskipun pesan komunikasi
massa bersifat umum dan terbuka, sama sekali terbuka juga jarang diperoleh,
disebabkan faktor yang bersifat paksaan yang timbul karena struktur sosial.
Pengawasan terhadap faktor tersebut dapat dilakukan secara resmi sejauh
bersangkutan dengan larangan dalam bentuk hukum, terutama yang
berhubungan dengan penyiaran ke luar negeri. Rintangan yang tidak ada pada
perencanan timbul dari perbedaan bahasa, kebudayaan, pendidikan, pendapata
n, kelas sosial, dan pembatasan yang bersifat teknik. Penggunaan lebih banyak
media audiovisual, kemajuan teknik untuk mencapai jarak jauh dan perluasan
usaha bebas buta huruf, cenderung untuk mempercepat menuju keterbukaan
yang luas.

11
2) Komunikan bersifat heterogen
Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa
dengan keterbukaan dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi, erat sekali
hubungannya dengan sifat heterogen komunikan. Massa dalam komunikasi
massa terdiri dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang
bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang
beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang
berjenis-jenis; maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan,
standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. Suatu paradoks
dari heterogenitas komunikan dalam komunikasi massa, ialah pengelompokkan
komunikan harus mempunyai minat yang sama terhadap media massa, terutama
jenis khusus dari isi penyiaran, serta mempunyai kesamaan pengertian
kebudayaan dan nilai-nilai. Jelasnya, komunikan dalam komunikasi massa
adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang
mempunyai bentuk tingkah-laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan
yang sama; meskipun demikian orangorang yang tersangkut tadi tidak saling
mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan tidak terorganisasikan. Komposisi
komunikan tersebut tergeser-geser terus-menerus, serta tidak mempunyai
kepemimpinan atau perasaan identitas
3) Media massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksudkan dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan
sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan
penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan
televisi dalam hal ini melebihi media tercetak, karena yang terakhir dibaca pada
waktu yang berbeda dan leblh selektif. Ada dua segi penting mengenai kontak
yang langsung itu; pertama: kecepatan yang lebih tinggi dan penyebaran dan
kelangsungan tanggapan; kedua: keserempakan adalah penting untuk
keseragaman dalam seleksi dan interpretasi pesan-pesan. Tanpa komunikasi
massa, hanya pesan-pesan yang sangat sederhana saja yang disiarkan tanpa
perubahan dari orang yang satu ke orang yang lain.
4) Hubungan komunikator-komunikan bersifat non- pribadi
Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan
bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang
yang dikenal hanya dalam peranannya yang bensifat umum sebagai
12
komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dan penyebanan
yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syaratsyarat bagi peranan
komunikator yang bersifat umum. Yang terakhir ini, umpamanya, mencakup
keharusan untuk objcktif dan tanpa prasangka dalam memilih dan menanggapi
pesan komunikasi yang mempunyai norma- norma penting.
Komunikasi dengan menggunakan media massa berlaku dalam satu arah
(one way communication), dan ratio output-input komunikan sangat besar.
Tetapi dalam hubungan komunikator-komunikan itu terdapat mekanisme resmi
yang dapat mengurangi ketidakpastian, terutama penelitian terhadap
komunikan, korespondensi, dan bukti keuntungan dan penjualan (siaran
komersial).
b) Model Komunikasi Massa
Komunikasi dengan menggunakan media massa dalam tahun terakhir ini banyak
mendapat penelitian dari para ahli disebabkan semakin majunya teknologi di bidang
media massa. Kemajuan teknologi di bidang pers seperti kepastian percetakan yang
mampu menghasilkan ratusan ribu bahkan jutaan eksemplar surat kabar dalam
waktu yang relative cepat; kemajuan teknologi di bidang film yang berhasil
menyempumakan segi audio dan visual; kemajuan teknologi di bidang radio yang
mampu menjangkau jarak yang lebih jauh dengan suana yang lebih baik; kemajuan
teknologi di bidang televisi yang dengan satelitnya mampu menghubungkan satu
bangsa dengan bangsa lain secara visual auditif 72 hidup dan pada saat suatu
peristiwa terjadi; itu semua berpengaruh besar pada kehidupan politik, sosial,
ekonomi dan kebudayaan. Penelitian para ahli tersebut menghasilkan teori
komunikasi massa, di antaranya beberapa model seperti di bawah ini:

1) Model jarum hipodermik (hypodermic needle model)


Secara harfiah "hypodermic" berarti "di bawah kulit". Dalam hubungannya
dengan komunikasi massa, istilah "hypodermic needle model" mengandung
anggapan dasar bahwa media massa menimbulkan efek yang kuat, terarah,
segera dan langsung itu adalah sejalan dengan pengertian "perangsang
tanggapan (stimulus-response)" yang mulai dikenal sejak penelitian ilmujiwa
pada tahun 1930-an. Media massa digambarkan sebagai jarum hipodermik
raksasa yang mencotok massa komunikan yang pasif. Elihu Katz mengatakan,
bahwa model tersebut terdiri dari:
13
a. Media yang sangat ampuh yang mampu memasukkan idea pada benak
yang tidak berdaya.
b. Massa komunikan yang terpecah-pecah, yang terhubungkan denganmedia
massa, tetapi sebaliknya komunikan tidak terhubungkan satu sama lain
2) Model komunikasi satu tahap (one siep flow model)
Model komunikasi satu tahap menyatakan bahwa saluran media massa
berkomunikasi langsung dengan massa komunikan tanpa berlalunya suatu
pesan melalui orang lain, tetapi pesan tersebut tidak mencapai semua
komunikan dan tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap komunikan.
Model komunikasi satu tahap adalah model jarum hipodermik yang dimurnikan,
model mana telah kita bicarakan di muka. Tetapi model satu tahap mengakui,
bahwa:
a. Media tidak mempunyai kekuatan yang hebat.
b. Aspek pilihan dan penampilan, penerimaan, dan penahanan dalam ingataii
yang selektit mempengaruhi suatu pesan.
c. Untuk setiap komunikan terjadi efek yang berbeda.

Selanjutnya model satu tahap memberi keleluasaan kepada saluran komunikasi


massa untuk memancarkan efek komunikasi secara langsung.
3). Model komunikasi dua tahap (two step flow model)
Konsep komunikasi dua tahap ini berasl dan Lazarsteld, Berelson, dan Gaudet
(1948) yang berdasarkan penelitiannya menyatakan bahwa idea-idea seringkali
datang dan radio dan surat kabar yang ditangkap oleh pemuka pendapat (opinion
leaders) dan dari mereka ini berlalu menuju penduduk yang kurang giat. Tahap
pertama adalah dari sumbernya, yakni komunikator kepada pemuka pendapat
yang mengoperkan informasi, sedang tahap kedua ialah dari pemuka pendapat
kepada pengikut-pengikutnya, yang juga mencakup penyebaran pengaruh.
Model dua tahap ini menyebabkan kita menaruh perhatian kepada
peranan media massa dan komunikasi antarpribadi. Berlainan dengan model
jarum hipodermik yang beranggapan, bahwa massa merupakan tubuh besar yang
terdiri dari orang-orang yang tak berhubungan tetapi berkaitan kepada media,
maka model dua tahap melihat massa sebagai perorangan yang berinteraksi. Ini
menyebabkan penduduk terbawa kembali ke komunikasi massa. Seseorang
memperoleh idea baru, baik melalui media massa maupun saluran antarpribadi,

14
dirinya terlibatkan pada pertukaran komunikasi dengan kawan-kawan
sederajatnya mengenai suatu pesan. Pada kebanyakan komunikasi massa tampak
bahwa sebuah pesan laju dari sumbernya, yakni komunikator, melalui saluran
media massa menuju komunikan sebagai pihak penerima, yang kemudian
sebagai kebalikannya memberi tanggapan kepada pesan dan/atau kepada orang-
orang yang berinteraksi dengannya

4).Model komunikasi tahap ganda (multi step flow model)


Model ini menggabungkan semua model yang telah dibicarakan terlebih dahulu.
Model banyak tahap ini didasarkan pada fungsi penyebaran yang berurutan yang
terjadi pada kebanyakan situasi komunikasi. Ini tidak mencakup jumlah tahap
secara khusus, juga tidak khusus bahwa suatu pesan harus berlangsung dari
komunikator melalui saluran media massa. Model ini menyatakan bahwa bagi
lajunya komunikasi dari komunikator kepada komunikan terdapat jumlah "relay"
yang berganti-ganti. Beberapa komunikan menerima pesan langsung melalui
saluran dari komunikator, yang lainnya terpindahkan dari sumbernya beberapa
kali. Jumlah tahap yang pasti dalam proses ini bergantung pada maksud tujuan
komunikator, tersedianya media massa dengan kemampuan untuk menyebarkan
nya, sifat dari pesan, dan nilai pentingnya pesan bagi komunikan. Itulah beberapa
hal mengenai pengertian, karakteristik, dan model komunikai massa, yang
semakin lama semakin penting dan semakin banyak diteliti, disebabkan
Berdasarkan penjelasan terdahulu, dasar pengklasifikasian komunikasi
berbeda sesuai dengan konteks masing-masing ahlinya. Indikator paling umum
untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tingkatannya
adalah jumlah peserta yang terlibat dalam proses komunikasi. Sebagai bagian
akhir dari pembahasan pada bab ini diakhiri dengan klasifikasi yang
dikemukakan oleh G.R. Miller seperti yang tertuang dalam Figur berikut.

15
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk memperoleh kejelasan mengenal pengertian kelompok ditinjau dari komunikasi
maka diklasifikasikan kelompok itu menjadi dua jenis yakni kelompok kecil (small group,
micro group) dan kelompok besar (large group, macro group).
Yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) di sini ialah
komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai
sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada
sementara pakar di antaranya Everett M. Rogers, yang menyatakan bahwa selain media
massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng
keliling, juru pantun dan lain-lain.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas.Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima dihati dan kami ucapkan
terimakasih yang sebesar besarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

(1970, January 1). Tatanan komunikasi. Tatanan Komunikasi.


https://ratnawulandari12.blogspot.com/2014/05/tatanan-komunikasi.html

(2022, January 7). Pengertian komunikasi kelompok · Fakultas Isipol terbaik di sumut.
Fakultas Isipol Terbaik di Sumut. https://fisipol.uma.ac.id/pengertian-komunikasi-kelompok/

Putri, V. K. M. (2022, January 18). Definisi komunikasi Kelompok Dan Bentuknya.


KOMPAS.com. https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/18/150000869/definisi-
komunikasi-kelompok-dan-bentuknya

Tere. (2023, June 26). Komunikasi Massa: Pengertian, Fungsi, Dan Karakteristiknya.
Gramedia Literasi. https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-massa/#google_vignette

admin, P., & Admin. (n.d.-a). Apa itu komunikasi massa.Biro Administrasi Kemahasiswaan,
Alumni dan Informasi - Universitas Medan Area. https://bakai.uma.ac.id/2022/05/23/apa-itu-
komunikasi-massa/

17

Anda mungkin juga menyukai