Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI KOMUNIKASI KELOMPOK


Tugas ini Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Teori-Teori
Komunikasi

Dosen Pengampu: Atikah Dewi Utami, M.Si

OLEH:

Rifky Aulia Wahyu (2222020)

Raeisya Septriyadhika (2222009)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKUTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan
taklupa pula shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada keharibaan junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang-benderang. Adapun makalah yang akan dibahas yaitu
dengan judul “Teori Komunikasi Kelompok”.

Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam


penyusunanmakalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini dan sebagai
bahanacuan untuk kedepannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bangka, 30 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Komunikasi Kelompok.........................................................2

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian...................................................................................4

BAB IV PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori Komunikasi Kelompok..........................................5


B. Teoti-teori Dalam Komunikasi Kelompok............................................6
C. Macam-macam Klasifikasi Bentuk Komunikasi Kelompok..................9
D. Komunikasi Kelompok Dari Tinjauan Teoritis Dan Praktis..................11

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................12

DAFTAR PUSTA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan-keseharian
kita sejak kita lahir, kita sudah mulai bergabung dengankelompok primer
yang paling dekat, yaitu keluarga kemudian seiring dengan perkernbangan
usia dan kemampuan intelektualitas, kita masuk dan terlibat dalam kelompok-
kelompok sekunder seperti sekolah, lembaga agama, tempat pekerjaan dan
kelompok sekunder lainnya yang sesuai dengan minat dan ketertarikan kita.
Kelompok merupakanbagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan
kita, karena melalui kelompok, memungkinkan kita dapat berbagi informasi,
pengalaman dan pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya modal
teori komunikasi kelompok ini, akan terdiri dari empat kegiatanbelajar yaitu
prinsip-prinsip dasar komunikasi dalam suatu kelompok group
communication' memahami komunikasi dalam kelompok.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah teori komunikasi kelompok.?
2. Apa saja teori komunikasi kelompok.?
3. Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi kelompok.?
C. Tujuan Penulisan
1. Sebagai pelengkap tugas mata kuliah “Teori Komunikasi” Teori
Komunikasi Kelompok
2. Alat pembelajaran bagi mahasisiwa tentang sejarah ilmu komunikasi.
3. Untuk mengenali dan memahami bagaimana teori komunikasi kelompok.

1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi dan sebagaina.1
Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi
secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah
diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang
mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-
anggota yang lain secara tepat.2 Kedua definisi komunikasi kelompok di atas
mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Komunikasi kelompok merupakan hubungan antara manusia dengan
masyarakat secara dialektis dalam eksternalisasi, obyektifitas, dan
internalisasi. Ekternalisasi adalah pencurahan kehadiran manusia, baik dalam
aktifitas maupun mentalitas.Melalui eksternalisasi, manusia mengekspresikan
dirinya dengan membangun dunianya. Obyektifitas adalah disandangnya
produk-produk aktifitas suatu realitas yang berhadapan dengan para
produsennya (manusia) dalam suatu kefaktaan yang eksternal terhadap yang
lain, dari pada podusennya sendiri.
Internalisasi adalah peresapan kembali realitas oleh manusia dan
mentranformasikannya sekali lagi struktur-struktur dunia obyektif ke dalam
struktur-struktur kesadaran subyektif.Komunikasi kelompok dapat dikatakan
sebagai disiplin karena komunikasi kelompok ini mempunyai ruang lingkup,

1
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Rema Rosdakarya, 1984).,
hlm. 67.
2
Burgoon Michael, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Gramedia, 2005)., hlm 5.

2
menunjukkan kemajuan dalam pengembangan teori serta mempunyai
metodologi riset, kritik, dan penerapan.3

3
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi........., hlm. 86.

3
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan ialah metode pustaka ataupun
kepustakaan, yakni mencari sumber dengan cara mengumpulkan dan
membaca buku-buku, jurnal, catatan maupun laporan hasil penelitian
terdahulu, kemudian kami kutip dalam makalah kami ini. Agar mendapatkan
sebuah informasi dan bisa kami jadikan sebuah makalah.

4
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Teori Komunikasi Kelompok
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder,
merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan
keinginannya berbagi informasi dalam hamper semua aspek kehidupan. Ia
bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi
(keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana
meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias
pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi
seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah).
Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam
seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang
yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang
yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau
dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.
Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan oleh
Adler dan Rodman tersebut, yaitu : Elemen pertama adalah interaksi dalam
komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui
interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah
yang disebut dengan coact.
Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam
aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya,
mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara
teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan
sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengandosen
atau rekan mahasiswa yang lain. Elemen yang kedua adalah waktu.

5
Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak
dapat digolongkan sebagai kelompok.4
Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang,
karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak
dipunyai oleh kumpulan Yang bersifat sementara.Elemen yang ketiga adalah
ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompk. Tidak ada ukuran
yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang
memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi
perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan
smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk dapat mengenal
dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya.
Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap
anggota mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap
anggota mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang
dikemukakan dalam definisi pertama.
Elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa
keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi
anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.5
B. Teori-Teori Dalam Komunikasi Kelompok
1. Teori Perbandingan Sosial
Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan
kelompok kita dengankelompok lain. Hal-hal yang dibandingkan hampir
semua yang kita miliki, mulai dari status sosial, status ekonomi,
kecantikan, karakter kepribadian dan sebagainya. Konsekuensi dari
pembandingan adalah adanya penilaian sesuatu lebih baik atau lebih
buruk dari yang lain. Melalui perbandingan sosial kita juga menyadari
posisi kita di mata orang lain dan masyarakat. Kesadaran akan posisi ini

4
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1989)., hlm. 73.
5
Ibid., hlm. 32.

6
tidak akan melahirkan prasangka bila kita menilai orang lain relatif
memiliki posisi yang sama dengan kita.
Prasangka terlahir ketika orang menilai adanya perbedaan yang
mencolok. 6 Dalam masyarakat yang perbedaan kekayaan anggotanya
begitu tajam prasangka cenderung sangat kuat. Sebaliknya bila status
sosial ekonomi relatif setara prasangka yang ada kurang kuat.7
Para sosiolog menyebutkan bahwa prasangka dan diskriminasi
adalah hasil dari stratifikasi sosial yang didasarkan distribusi kekuasaan,
status, dan kekayaan yang tidak seimbang diantara kelompokkelompok
yang bertentangan.8
Contoh kasus: adanya perbedaan pendapat dan adanya perbedaan
tujuan disebuah kantor ada sebuah perbedaan sosial yaitu antara atasan
dan bawahan, manajer dan karyawan dengan ini biasanya sering terjadi
konflik atau masalah dan juga kerjaan yang menumpuk , karyawan yang
tidak disiplin dan adanya perbedaan gaji ini dapat menjadi suatu konflik
perbandingan sosial dan dimana ada juga sama-sama karyawan tapi
dibedakan gaji dan fasilitas ini juga salah satu perbandingan sosial yang
jelas akan menimbulkan suatu konflik.
2. Teori Percakapan Kelompok
Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan
produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui
pemeriksaaan masukan dari anggota (member input), variable-variabel
perantara (mediating variables), dan keluaran dari kelompok (group
output). Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat
diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi dan harapan-harapan
(expectation) yang bersifat individual.

6
Myers, Stategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, (Jakrta: Bumi Aksara, 1999).,
hlm. 169.
7
Sarwona, Sarlito Wirawan. Psikologi Sosial, Psikologi Kelompok dan Terapan,
(Bandung: Armico, 2005)., hlm. 89-90.
8
Manger, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, 1992)., hlm. 30-31.

7
Sedangkan variable-variabel perantara merujuk pada
strukturstruktur formal dan struktur peran dari kelompok seperti status,
norma, dan tujuan-tujuan kelompok. Yang dimaksud dengan output
kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas atau tujuan
kelompok. Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui
konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur
kelompok. Dengan kata lain, perilaku, interaksi dan harapan-harapan
(input variables) mengarah pada struktur formal dan struktur peran
(mediating variables) sebaliknya variabel ini mengarah pada
produktivitas, semangat dan keterpaduan (group achievement).
Contoh kasus: ketika ada suatu kelompok suku budaya yaitu
budaya batak dan jawa yang membedakan antara bahsa dan konotasi
dalam pengucapan kalau jawa terkenal dengan kelembutannya akan
tetapi suku batak yang terkenal dengan suara keras dan lantang ini
terkadang menjadi suatu problem karna pada dasar nya orang-orang di
indonesia terlalu sensitif oleh karna itu dari kedua suku akan
menimbulkan konflik apabila ada suatu percakapan yang sebenernya
biasa saja tapi kalau ditanggapi dengan konotasi suara yang kencang
akan menimbulkan seperti suatu emosi dan dengan kelmbutan di anggap
tidak keseriusan dan ini dapat menjadi konflik antara suku-suku yang ada
di Indonesia.9
3. Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa
seseorang dapat mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari
kelompok dengan mengkaji hubungan di antara dua orang (dydic
relationship). Suatu kelompok dipertimbangkan untuk kumpulan dari
hubungan antara dua partisipan tersebut.

9
Sarwona, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial, Psikologi Kelompok dan Terapan,
(Jakarta: Erlangga, 2005)., hlm. 109.

8
Perumusan tersebut mengasumsikan bahwa interaksi menusia
melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan bahwa biaya (cost) dan
imbalan (reward) dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk
mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial.
Contoh kasus: hubungan suami istri melalui sebuah ikatan
pernikahan. Pola-pola perilaku dalam sebuah pernikahan, hanya akan
langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan.
Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya,
akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika
merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan. Banyak perceraian
diantara pasangan suami istri terjadi karena salah satu di antara mereka
merasa tidak terjadi kecocokan dengan pasangannya serta merasa
dirugikan dengan ikatan pernikahan tersebut.
C. Teori-Teori Dalam Komunikasi Kelompok
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan
sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi
kelompok.
1. Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 mengatakan bahwa
kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya
berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan
kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak
menyentuh hati kita.10
2. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb melahirkan istilah kelompok keanggotaan
(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok
keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara

10
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi Teori Komunikasi Organisasi Pemahaman
Perilaku Kelompok, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994)., hlm. 79.

9
administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan
kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur
(standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.11
3. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok menjadi
dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan
klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara
alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok
deskriptif dibedakan menjadi tiga:12
a) Kelompok tugas
b) Kelompok pertemuan dan
c) Kelompok penyadar.
Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi
jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah
kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui
diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya.
Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan.
Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial
politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal (di AS) pada tahun 1960-an
menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus
ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan
Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi
meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur
parlementer.

11
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Yogyakarta: Gava Media, 2003)., hlm. 56.
12
F. Cragan John dan David W. Wrigth. Teori Komunikasi, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2011)., hlm. 66.

10
D. Komunikasi Kelompok Dari Tinjauan Teoritis Dan Praktis
Kelompok dalam perspektif interaksional dikemukakan Marvin Shaw
sebagai dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain dalam suatu
cara tertentu, dimana masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
pihak lainnya. Suatu kelompok (kecil) adalah kelompok yang terdiri dari dua
puluh orang atau kurang, walaupun dalam beberapa hal kita lebih
berkepentingan dengan kelompok yang terdiri dari lima orang atau kurang.

11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara
seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari
dua orang yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan tersebut.Komunikasi yang berlangsung dalam suatu
kelompok atau group tentang masalah - masalah yang menyangkut
kepentingan banyak orang dalam kelompok. Maka komunikasi kelompok
nampak lebih terbuka bila dibanding dengan komunikasi perseorangan.
Komunikasi itu dikatakan efektif bila anggota mampu memberikan
informasi kepada kelompok menenai suatu program secara selektif, atau
dapat dilihat dari aspek prduktifitas. Evektivitas kelompok dapat dilihat dari
aspek produktifitas, moral, dan kepuasan [ara anggotanya. Produktifitas
kelompo dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral
dapat diamati dari semangat dan sikap para anggotanya. Kepuasan anggota
kelompok komunikasi dapat dilihat dari keberhasilan anggotanya dalam
mencapai tujuan pribadinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arni, Muhammad. 2013. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara. Jakarta.


Muhammad, Arni. 1989. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sarwona, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial, Psikologi Kelompok dan
Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.
S.Djuarsa Sendjadja, Ph.d.,dkk. 2002. Teori Komunikasi. Universitas Terbuka.
Tyastuti, dkk. 2008. Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya.
West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Hunaika.
Wiryanto. 2004. Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai