Nama Kelompok 4:
Nabiaz Fajri Ramadhan 22331185
Shayla Shofaya Fariz 22331258
Syafira Az Zahra 22331191
Syahrul Romadhon 22331181
Puji Syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala limpahan
rahmatnya sehingga kami para penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Teori-Teori Komunikasi” dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana, semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk bagi pembaca dan berguna sebagai pedoman hidup bagi pembaca.
Harapan kami sebagai penulis semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Dan semoga kedepannya kami para penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Kami para penulis mengakui makalah ini masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan kepada kami
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan dan kemajuan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah........................................................................
1.2Rumusan Masalah..................................................................................
1.3Tujuan....................................................................................................
II. PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan 5 Teori Komunikasi..............................................................
II.2Penjelasan Sejarah Teori Komunikasi....................................................
II.3Tokoh-Tokoh yang Mengemukakan Teori Tersebut...............................
II.4Asumsi Teori Para Tokoh.....................................................................
III. PENUTUP
3.1 Simpulan .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan 5 Teori komunikasi?
2. Jelaskan Sejarah Teori Komunikasi Tersebut?
3. Sebutkan Tokoh-tokoh yang mengemukakan teori tersebut?
4. Apa asumsi teori tersebut menurut para tokoh?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui beberapa teori komunikasi
2. Mengetahui Sejarah dari teori komukasi
3. Mengetahui Tokoh-tokoh dari teori komunikasi tersebut
4. Mengetahui Asumsi teori komunikasi menurut para tokoh
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
khusus dan berkaitan dengan penyebaran beberapa pesan berisi gagasan –
gagasan baru. Teori ini sering dikaitkan dengan proses pembangunan
masyarakat.
5. Teori Belajar Sosial
Teori ini dicetuskan oleh Bandura (1925). Ia mengemukakan bahwa perilaku
manusia dalam konteks sebuah interaksi tingkah laku terdapat hubungan
timbal baik yang saling berkesinambungan. Interaksi terjadi antara perilaku
kognitif dan pengaruh lingkungan. Pengalaman melalui observasi dan
pengamatan terhadap suatu pesan yang disampaikan menjadi suatu hal yang
penting dalam teori ini.
Dalam teori ini, terdapat empat tahapan, pertama pembelajaran sosial terjadi
atas adanya perhatian dari individu. Kedua, pembelajaran sosial dilakukan
melalui ingatan. Ketiga, pembelajaran sosial dilakukan melalui tindakan, serta
terakhir yaitu pembelajaran sosial dilakukan atas dasar motivasi dari masing-
masing individu.
4
2.2 Penjelasan Sejarah Teori Komunikasi
Berikut Penjelasan Sejarah Teori Komunikasi:
1. Sejarah Teori Komunikasi Behaviorisme
Terapi behavior tradisional diawali pada tahun 1950-an dan awal 1960-an di
Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan Inggris sebagai awal radikal menentang
perspektif psikoanalisis yang dominan. Fokusnya adalah pada menunjukkan
bahwa teknik pengkondisian perilaku yang efektif dan merupakan alternatif
untuk terapi psikoanalitik.
Menurut behaviorisme yang dianut oleh Watson, tujuan utama psikologi
adalah membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku dan sedikitpun
tidak ada kaitannya dengan kesadaran. Menurut teori ini yang dapat dikaji
oleh psikologi adalah benda-benda atau hal-hal yangdapat diamati secara
langsung, yaitu rangsangan (stimulus), dan gerak balas (respons), sedangkan
hal-hal yang terjadi pada otak tidak berkaitan dengan kajian. Maka dalam
proses pembelajaran menurut Watson, tidak ada perbedaan antar manusia dan
hewan. Dengan kata lain, Watson mengabaikan berbagai perubahan Mental
yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai factor yang
tidak perlu diketahui, bukan seperti semua perubahan mental yang terjadi
dalam benak anak tidak penting. Semua itu penting, akan tetapi factor-faktor
tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar sudah terjadi atau
belum.
2. Sejarah Teori Komunikasi Humanisme
Pencetus teori komunikasi humanisme adalah Abraham Maslow pada sekitar
tahun 1950-an. Abraham Maslow Merupakan suatu pandangan dimana
manusia adalah agen yang bebas dengan kemampuan superior untuk
menggunakan simbol-simbol dan berpikir secara abstrak. Gambaran dimana
manusia dipandang sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat yang selalu
bergerak untuk mengungkap eksistensinya dengan segala potensinya. Teori
ini mengkaji manusia dari diri pribadinya, aktualisasinya, kreativitasnya,
potensinya, individualitasnya, ego, dan keinginannya.
5
3. Sejarah Teori Struktural Fungsional
Teori struktural fungsional ini awal mulanya berangkat dari pemikiran Emile
Durkheim, dimana pemikiran Durkheim ini dipengaruhi oleh Auguste Comte
dan Herbert Spencer. Comte dengan pemikirannya tentang analogi
organismik kemudian dikembangkan lagi oleh Herbert Spencer dengan
membandingkan dan mencari kesamaan selang warga dengan organisme,
sampai belakangnya berkembang menjadi apa yang disebut dengan requisite
functionalism, dimana ini menjadi panduan untuk analisis substantif Spencer
dan penggerak analisis fungsional. Dipengaruhi oleh kedua orang ini, studi
Durkheim tertanam kuat terminology organismik tersebut. Durkheim
mengungkapkan bahwa warga yaitu sebuah kesatuan dimana di dalamnya
terdapat proses – proses yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut
benar fungsi masing – masing yang membuat sistem menjadi seimbang.
Proses tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional,
sehingga jika benar yang tidak berfungsi karenanya hendak merusak
keseimbangan sistem. Pemikiran inilah yang menjadi sumbangsih Durkheim
dalam teori Parsons dan Merton tentang struktural fungsional. Selain itu,
antropologis fungsional-Malinowski dan Radcliffe Brown juga membantu
membentuk berbagai perspektif fungsional modern.
Selain dari Durkheim, teori struktural fungsional ini juga dipengaruhi oleh
pemikiran Max Weber. Secara umum, dua proses dari studi Weber yang benar
pengaruh kuat yaitu
Visi substantif tentang gerakan sosial dan Strateginya dalam menganalisis
bangun sosial.
Pemikiran Weber tentang gerakan sosial ini berguna dalam perkembangan
pemikiran Parsons dalam menjelaskan tentang gerakan aktor dalam
menginterpretasikan kondisi.
4. Sejarah Teori Difusi Inovasi,
Artikel berjudul The People‟s Choice yang ditulis oleh Paul Lazarfeld,
Bernard Barelson, dan H. Gaudet pada tahun 1944 menjadi titik awal
6
munculnya teori difusi-inovasi. Di dalam teori ini dikatakan bahwa,
komunikator yang mendapatkan pesan dari media massa sangat kuat untuk
mempengaruhi orang-orang. Dengan demikian, adanya inovasi (penemuan),
lalu disebarkan (difusi) melalui media massa akan kuat mempengaruhi massa
untuk mengikutinya.
Teori ini di awal perkembangannya mendudukan peran pemimpin opini
dalam mempengaruhi sikap dan perilaku Masyarakat. Artinya, media massa
mempunyai pengaruh yang kuat dalam menyebarkan penemuan baru, apalagi
jika penemuan baru itu kemudian diteruskan oleh para pemuka masyarakat.
Akan tetapi, difusi-inovasi juga bisa langsung mengenai khalayak. Menurut
Rogers dan Shoemaker (1971) difusi adalah proses dimana penemuan
disebarkan kepada Masyarakat yang menjadi anggota sistem sosial. Rogers
(1995) menjelaskan bahwa ada empat teori utama yang berhubungan dengan
difusi inovasi, yaitu: teori proses keputusan inovasi, teori inovasi individu,
teori tingkat adopsi, dan teori atribut yang dirasakan.
5. Teori Belajar Sosial
teori ini menyatakan bahwa perilaku yang baru dapat dibentuk dengan cara
mengamati dan meniru orang lain. Teori pembelajaran sosial yang
dikembangkan oleh Albert Bandura, menjelaskan bahwa teori ini menerima
Sebagian besar prinsip-prinsip dari teori-teori belajar perilaku. Tetapi lebih
banyak memberi penekanan pada kesan isyarat-isyarat pada perilaku, dan
pada proses-proses mental internal. 1 sebagaimana yang dikutip oleh kardi
bahwa, Sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif
dan mengingat tingkah laku orang lain. Teori ini sejatinya pertama kali
digagas oleh Neal Miller dan John Dollard pada tahun 1941, yang
berpendapat bahwa pembelajaran dengan cara meniru terjadi Ketika
pengamat termotivasi untuk belajar, berbagai petunjuk atau elemen perilaku
yang dipelajari, pengamat menampilkan perilaku yang diberikan, dan
pengamat secara positif diteguhkan untuk meniru dan teori ini dikembangkan
lebih lanjut oleh Albert Bandura Teori belajar sosial menjelaskan bahwa
lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan.
7
Lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui
perilakunya sendiri.
8
4. Everett Rogers
Mengemukakan teori difusi inovasi pada tahun 1964 melalui bukunya
berjuduk Diffusion of innovations. Ia mendefinisikan difusi sebagai proses
dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan jangka
waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.
5. Albert Bandura
mengemukakan teori belajar sosial pada tahun 1925. Konsep motivasi belajar
berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan
(reinforcement) di masa lalu lebih memilki kemungkinan diulang
dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau
perilaku yang terkena hukuman (punishment). Pada kenyataannya, konsep ini
dan penganut teori lebih memfokuskan pada seberapa jauh mendapatkan hasil
yang diinginkan.
9
2.4 Asumsi Teori Para Tokoh
Berikut Asumsi teori-teori menurut para tokoh:
1. Asumsi Teori Komunikasi Behaviorisme Menurut John B. Watson
Menurut Asumsi dari John b. Watson dan para penganutnya adalah bahwa
liran ini selalu dimulai dengan adanya rangsangan stimulus dan lalu diikuti
oleh suatu reaksi berupa respons terhadap rangsangan stimulus tersebut. Salah
satu penganut John B. Watson yang berpengaruh besar dalam perkembangan
teori ini adalah B.F Skinner.
Aliran teori ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan
perilakunya lewat suatu pengkondisian dan ini menganggap manusia yang
memberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia
dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri atau sebuah jati diri, jadi menurut
teori Behaviorisme manusia dianggap memberikan respon secara pasif
terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai sebuah
sistem yang mengatur tingkah laku, Menurut cara yang sesuai peraturannya
dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri atau jati diri.
2. Asumsi Teori Komunikasi Humanisme Menurut Abraham Maslow
Manurut Asumsi dari Abraham Maslow teori humanisme ini lebih
mengedepankan motivasi untuk mengembangkan potensi peserta didik secara
penuh, Sebagian besar tindakan manusia mewakili upaya untuk memenuhi
kebutuhan- kebutuhan bersifat hierarkis (tingkatan). Tingkatan kebutuhan
manusia ada 5 tingkatan yaitu fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan
aktualisasi diri. Pada proses pembelajaran tugas utama guru yaitu bertindak
sebagai fasilitator yang membangun suasana kelas menjadi lebih efektif.
Kebutuhan aktualisasi diri juga berperan dalam teori humanisme.
Kecenderungan ini adalah keinginan untuk memenuhi potensi yang kita
miliki hingga mencapai tahap yang lebih tinggi, dan kita ditakdirkan untuk
berkembang dengan cara yang berbeda – beda sesuai dengan kepribadian
yang kita miliki, dan ternyata lingkungan belajar juga dapat mempengaruhi
aktualisasi diri kita.
10
3. Asumsi Teori Struktural Fungsional Menurut Emile Durkheim
Menurut Asumsi dari Emile Durkheim dia mengatakan bahwa permasalahan
umum yang sering terjadi pada solidaritas manusia adalah keturunan. Dalam
hal ini, keturunan yang dimaksud adalah perbedaan generasi yang satu
dengan generasi lainnya. Misalnya, solidaritas sosial pada generasi
Masyarakat modern.
Peran yang dimiliki manusia dalam Masyarakat tidak begitu banyak. Maka
dari itu, solidaritas dalam Masyarakat tradisional mudah untuk diwujudkan.
Dari permasalahan yang terjadi pada Masyarakat modern membuat Emile
Durkheim ingin menyampaikan beberapa hal agar solidaritas sosial pada
Masyarakat modern bisa terwujud. Beliau memberikan jawaban dari
permasalahan itu berupa setiap manusia memiliki peranan-peranannya
masing-masing atau bisa dibilang setiap manusia harus menjalani
kehidupannya sesuai fungsinya. Dengan demikian asumsi Durkheim untuk
mewujudkan solidaritas sosial menginginkan Masyarakat modern mengurangi
sifat individualismenya. Dengan peranan atau fungsi tersebut, Masyarakat
modern bisa menjalani tugas-tugasnya dengan bantuan orang lain. Jika tugas-
tugas yang dimiliki dapat diselesaikan secara bersama-sama, maka solidaritas
sosial akan muncul dan kehidupan Masyarakat menjadi lebih harmonis dan
teratur.
4. Asumsi Teori Difusi Inovasi Menurut Everett Rogers
Menurut Asumsi dari Everett Rogers bahwa difusi inovasi itu sebagai proses
dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dari waktu ke
waktu diantara para anggota suatu sistem sosial. Menurut asumsi rogers juga
bahwa Literasi media adalah inovasi teknologi karena dianggap menjadi ide
baru oleh pengadopsi potensial. Karena konsep lietrasi media telah
berkembang selama beberapa tahun, namun sedang “dipasarkan” sebagai ide
baru dalam bentuk yang sekarang.
5. Asumsi Teori Belajar Sosial Menurut Albert Bandura Menurut Asumsi dari
Albert Bandura adalah bahwa manusia cukup fleksibel dan sanggup
mempelajari bagaimana kecakapan bersikap maupun berperilaku. Titik
11
pembelajaran dari semua ini adalah pengalaman-pengalaman tak terduga
(vicarious experiences).
Meskipun manusia dapat dan sudah banyak belajar dari pengalaman
langsung, namun lebih banyak yang mereka pelajar dari aktivitas mengamati
perilaku orang lain asumsi awal dari sudut pandang Bandura dalam teori
belajar sosial adalah sebagai berikut, Pembelajaran pada hakikatnya
berlangsung melalui proses peniruan (imitation) atau pemodelan
(modeling). Dalam imitation atau modeling individu dipahami sebagai pihak
yang memainkan peran aktif dalam menentukan perilaku mana yang
hendak ia tiru dan juga frekuensi serta intensitas peniruan yang hendak ia
Imitation atau modeling adalah jenis pembelajaran perilaku tertentu yang
dilakukan tanpa harus melalui pengalaman langsung. Dalam Imitation atau
modeling terjadi penguatan tidak langsung pada perilaku tertentu yang sama
efektifnya dengan penguatan langsung untuk memfasilitasi dan menghasilkan
peniruan. Individu dalam penguatan tidak langsung perlu menyumbangkan
komponen kognitif tertentu (seperti kemampuan mengingat dan mengulang)
pada pelaksanaan proses peniruan. Mediasi internal sangat penting dalam
pembelajaran, karena saat terjadi adanya masukan indrawi yang menjadi
dasar pembelajaran dan perilaku dihasilkan, terdapat operasi internal yang
mempengaruhi hasil akhirnya.
Bandura yakin bahwa tindakan mengamati memberikan ruang bagi manusia
untuk belajar tanpa berbuat apa pun. Manusia belajar dengan mengamati
perilaku orang lain. Jika individu dapat belajar dengan mengamati, maka
mereka pasti memfokuskan perhatiannya, mengonstruksikan gambaran,
mengingat, menganalisis, dan membuat keputusan-keputusan yang
mempengaruhi Pelajaran.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Teori-teori ini adalah suatu hal yang menekankan pada tingkah laku manusia
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Pada Teori teori ini
berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, pendidikan dan pengolahan
informasi yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan. Dari
berbagai teori tersebut aspek dan karakteristik yang berbeda-beda pula, sehingga
kadang-kadang ditemui pertentangan antara teori yang satu dengan teori yang
lainnya. Jadi dalam hal menilai benar tidaknya pendapat-pendapat yang
dikemukakan oleh berbagai teori itu, kita harus memandangnya dari segi-segi
karakteristik tertentu yang sesuai dengan jenis yang diselidikinya. Yang penting
bagi pendidik adalah mengambil manfaat dari masing-masing teori itu dan
menggunakannya dalam praktek sesuai dengan situasi dan materi yang dipelajari
dan yang diajarkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
A.M.Irfan Taufan, Asfar, Asfar A.M.Iqbal Akbar, and Halamury Mercy F. 2019.
“TEORI BEHAVIORISME (Theory of Behaviorism).” Researchgate
(February):0–32. doi: 10.13140/RG.2.2.34507.44324.
Syarif, Sultan. 2008. “Difusi Inovasi.” Uin 9–47.
Thabroni, Gamal. “Teori Belajar Sosial” www.serupa.id.com. Diakses pada
Jum’at 13 Oktober 2023. https://serupa.id/teori-belajar-sosial/.
14