Anda di halaman 1dari 12

TEORI KOMUNIKASI

INISIASI 1 : Pengertian Ilmu dan Teori

Sekilas Pengertian tentang lmu dan Teori dalam Komunikasi

Para mahasiswa peserta tutorial online mtk Teori Komunikasi, pada inisiasi pertama ini kita akan
membicarakan tentang pengertian ilmu dan teori dalam komunikasi.

Dari para ahli terlahir banyak teori tentang berbagai hal, terumuskan banyak definisi tentang ilmu,
sehingga Sasa Djuarsa Sendjaja dalam Buku Materi Pokok Teori Komunikasi/SKOM4204
menyimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang suatu hal, baik yang
menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses
berpikir. Pengertian ilmu dalam dunia ilmiah menuntut tiga ciri: Pertama ilmu harus merupakan suatu
pengetahuan yang didasarkan pada logika. Kedua ilmu harus terorganisisasikan secara sistematik.
Ketiga ilmu harus berlaku umum.

Pada dasarnya pengertian ilmu komunikasi, mempunyai karakteristik yang sama dengan pengertian
ilmu secara umum, hanya saja objek perhatiannya difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi
antar manusia. Menurut Berger dan Chaffee dalam Handbook of Communication Science, ilmu
komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem
tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan
tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem
tanda dan lambang.

Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian:
Teori adalah abstraksi dari realitas.
Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual
mengorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.
Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling
berkaitan.
Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisas-igeneralisasi yang diterima/terbukti secara
empiris.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa teori komunikasi pada dasarnya merupakan konseptualisasi
atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. Peristiwa
yang dimaksud, oleh Berger dan Chaffee ditengarai dengan peristiwa yang mencakup produksi, proses,
dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Menurut Abraham Kaplan sifat dan tujuan teori bukan semata-mata untuk menemukan fakta yang
tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan
fakta tersebut. Suatu teori harus sesuai dengan dunia ciptaan Tuhan, dalam arti dunia yang sesuai
dengan ciri yang dimilikinya sendiri. Dengan demikian teori yang baik adalah teori yang sesuai dengan
realitas kehidupan. Teori yang baik adalah teori yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh
fakta serta dapat diterapkan dalamkehidupan nyata. Apabila konsep dan penjelasan teori tidak sesuai
dengan realitas, maka keberlakuannya diragukan dan teori demikian tergolong teori semu.
Menurut Littlejohn teori mempunyai 9 (sembilan) fungsi yaitu:
1. mengorganisasikan dan menyimpulkan,
2. memfokuskan,
3. menjelaskan,
4. mengamati,
5. membuat prediksi,
6. heuristik,
7. komunikasi,
8. kontrol/mengawasi,
9. generatif.

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang teori/konsep yang kita pegang (das sollen) tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada (das sein). Anda punya pendapat atau pengalaman berkaitan dengan materi di
atas ? tuliskan pendapat, komentar atau pengalaman Anda pada halaman forum 1 yang tersedia atau
kirim kepada kami sehingga dapat kita diskusikan bersama. Kami tunggu umpan balik Anda.
INISIASI 2 : Komunikasi Antar Pribadi
Pada inisisasi 2 ini, kita akan membahas beberapa teori pokok dari komunikasi, yaitu :
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Komunikasi antar pribadi (KAP) dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-
orang yang saling berkomunikasi. Yang dimaksud dengan proses disini mengacu pada perubahan dan
tindakan yang berlangsung secara terus menerus., pertukaran merupakan tindakan menyampaikan dan
menerima pesan secara timbale balik, sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam
proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman di antara orang-orang yang berkomunikasi terhadap
pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.

Judy C. Pearson menganggap ada enam karakteristik yang dapat menentukan sesuatu kegiatan disebut
sebagai KAP:
Pertama, KAP dimulai dengan diri pribadi (self), berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut
pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan
bagaimana pengalaman kita.
Kedua, KAP bersifat transaksional, ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara
serempak menyampaikan dan menerima pesan.
Ketiga, KAP mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antar pribadi, maksudnya KAP tidak
hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi
kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut.
Keempat,KAP mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkiomunikasi.
Kelima, KAP melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya (interdependen)
dalam proses komunikasi .
Keenam, KAP tidak dapat diubah maupun diulang. Kesalahan yang pernah diucapkan kemungkinan
dapat dimaafkan kalau kita minta maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah diucapkan.
Demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan dengan harapan untuk mendapatkan hasil
yang sama, karena dalam proses komunikasi antar manusia, hal ini akan sangat tergantung dari respons
partner komunikasi kita.

Pada KAP proses psikologis merupakan bagian yang tidak terpisahkan, karena dalam KAP kita
mencoba menginterpretasikan makna yang menyangkut diri kita sendiri, diri orang lain dan hubungan
yang terjadi. Kesemuanya terjadi melalui suatu proses pikir yang melibatkan penarikan kesimpulan.
Dalam KAP, masing-masing individu secara simultan akan menggunakan tiga tataran yang berbeda
yaitu persepsi, meta persepsi dan metametapersepsi. Secara sederhana ketiga tataran tersebut dapat
dijabarkan sebagai sejumlah diri yang hadir dalam situasi antarpribadi, yaitu pandangan kita mengenai
diri kita sendiri, pandangan kita mengenai diri orang lain, dan pandangan orang lain terhadap diri kita.
Selanjutnya, ketiga tataran psikologis ini berfungsi secara simultan ketika kita sedang berkomunikasi
dengan orang lain dan tiap tataran dapat dipengaruhi atau mempengaruhi tataran lainnya. Misalnya
Budi memandang Ani sebagai orang yang ramah, pandai bergaul terbuka, dan dia memandang Ani
tidak mau bergaul dengannya, maka Budi akan mulai menurunkan citra terhadap dirinya sendiri
(merasa bahwa dirinya mungkin tidak ramah, tidak mudah bergaul sehingga menganggap dirinya tidak
disukai orang lain).

Dalam KAP memahami diri pribadi merupakan sesuatu yang mendasar. Diri pribadi biasanya menjadi
pusat dari proses komunikasi, dengan memahami diri pribadi kita akan lebih memahami komunikasi
yang kita lakukan. Upaya untuk memahami diri pribadi disebut persepsi, dimana melalui indra yang
dimiliki, kita menangkap informasi atas obyek tertentu. Melalui alat pikiran dan logika kita
mempresentasikan informasi yang telah kita peroleh melalui penginderaan. Proses ini memiliki
subjektivitas tinggi dan beberapa kelemahan di dalamnya. Persepsi memiliki sifat-sifat: pengalaman,
selektif, penyimpulan, tidak akurat, dan evaluatif. Elemen-elemen persepsi adalah
sensasi/penginderaan, harapan bentuk dan latar belakang, perbandingan, konteks. dari elemen-elemen
ini kita akan menemukan pola yaitu bentuk pengorganisasian yang menciptakan sesuatu kesatuan yang
utuh.

Memahami orang lain juga merupakan syarat dari KAP yang efektif. Memahami orang lain ditujukan
untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainly reduction) dan perbandingan social (social comparison),
terlebih bagi orang yang baru saling kenal. Proses mempersepsi orang lain mencakup implicit
personality theory, proses atribusi dan responsse sets. Implicit personality theory mengasumsikan kita
sebagai psikolog amatir yang menggunakan perangkat psikologis untuk mempersepsi orang lain. Proses
atribusi mencoba untuk menggali penyebab atau pengendaliatas suatu peristiwa kepada seseorang atau
sesuatu. Sedangkan responsse sets adalah predisposisi tertentu yang dilakukan untuk menanggapi orang
lain.

Hubungan antarpribadi berperan penting dalam kehidupan. Orang membutuhkan hubungan


antarpribadi terutama untuk dua hal, yaitu perasaan (attachment) dan ketergantungan (dependency).
Teori-teori yang menjelaskan berkembangnya suatu hubungan antara lain adalah self disclosure, atau
proses pengungkapan diri yang telah lama menjadi focus penelitian dan teori komunikasi mengenai
hubungan, merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan sebaliknya.
INISIASI 3 : Elemen-elemen Komunikasi kelompok

ELEMEN-ELEMEN KOMUNIKASI KELOMPOK

Dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa melepaskan diri dari kelompok, baik
itu kelompok yang bersifat primer yaitu keluarga, maupun yang bersifat sekunder seperti sekolah,
tempat pekerjaan, lembaga agama, kelompok yang sesuai dengan minat dan ketertarikan kita, dan
sebagainya. Melalui kelompok memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman dan
pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya.

Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human Communication, A Revisian of
Approaching Speech/Communication, mengemukakan bahwa komunikasi kelompok sebagai interaksi
tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti
berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat
menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.

Dari definisi di atas, terdapat empat elemen yang membentuk komunikasi kelompok, yaitu interaksi
tatap muka, jumlah partisipan yang terlibat, maksud atau tujuan yang dikehendaki, dan kemampuan
anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya.
Tatap muka mengandung makna bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar
anggota lainnya dan juga harus dapat mengatur umpan balik secara verbal maupun non verbal dari
setiap anggotanya.
Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar antara 3 sampai 20 orang. Sebab jika jumlah
partisipan melebihi 20 orang kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi dimana setiap
anggota kelompok mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Dan karenanya kurang tepat
dikatakan sebagai komunikasi kelompok.
Maksud atau tujuan yang dikehendaki sebagai elemen ketiga dari definisi di atas, bermakna bahwa
maksud atau tujuan tersebut akan memberikan beberapa tipe identitas kelompok. Kalau tujuan
kelompok tersebut adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan dimaksudkan untuk
menambah pengetahuan. Sementara kelompok yang memiliki tujuan pemeliharaan diri, biasanya
memusatkan perhatiannya pada anggota kelompok atau struktur dari kelompok itu sendiri. Tindak
komunikasi yang dihasilkan adalah kepuasan kebutuhan pribadi, kepuasan kebutuhan
kolektif/kelompok bahkan kelangsungan hidup dadi kelompok itu sendiri. Apabila tujuan kelompok
adalah upaya pemecahan masalah, maka kelompok tersebut biasanya melibatkan beberapa tipe
pembuatan keputusan untuk mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Kemampuan anggota untuk menumbuhkan karakteristik personal anggota lainnya secara akurat,
mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan satu sama lain
dan maksud/tujuan kelompok telah terdefinisikan dengan jelas, disamping itu identifikasi setiap
anggota dengan kelompoknya relative stabil dan permanent.
Ronald Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication mempunyai
batasan lain menenai komunikasi kelompok dengan mengatakan bahwa kelompok atau group
merupakan sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu yang
lama guna mencapai tujuan tertentu.
Dari batasan di atas terdapat empat elemen yang muncul, yaitu interak si, waktu, ukuran dan tujuan.

Interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi kita
dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact (sekumpulan orang
yang secara serentak terikat dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain).
Misalnya, mahasiswa yang hanya pasif mendengarkan sesuatu perkuliahan, secara teknis belum dapat
disebut sebagai kelompok, merka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai
mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa lainnya.

Elemen kedua yaitu waktu, sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat,
tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu
yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau cirri yang tidak dimiliki oleh
kumpulan yang bersifat sementara.

Ukuran atau jumlah partisipan komunikasi kelompok sebagai elemen ketiga, tidak ada yang
memberikan ukuran pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3
8 orang, 3 -15 orang, dan 3 20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut
muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompok untuk
dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota lainnya. Dengan smallness ini kuantitas tidak
dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan memberi reaksi kepada anggota lain atau
setiap anggota mampu melihat dan mendengar anggota lainnya.
Tujuan, sebagai elemen keempat mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok
akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih
tujuannya.
INISIASI 4: ARUS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
ARUS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi organisasi merupakan salah satu topik penting dalam cakupan mata kuliah Teori
Komunikasi. Sekarang ini banyak orang tertarik dan memberi perhatian mengenai komunikasi
organisasi guna mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk
mewujudkan tujuan organisasi, baik organisasi komersial seperti lembaga bisnis dan industri ataupun
organisasi-organisasi social seperti lembaga rumah sakit, institusi pendidikan dan sebagainya.

Pada sesi ini kita akan mencoba untuk membahas arus komuniksi yang berlangsung dalam suatu
organisasi, yaitu arus komunikasi vertikal yang terdiri dari arus komunikasi dari atas ke bawah
(downward communication) dan arus arus komunikasi dari bawah ke atas (upward communication)
serta arus komunikasi yang berlangsung antara dan di antara bagian ataupun karyawan dalam jenjang
atau tingkatan yang sama, arus komunikasi ini sering disebut dengan komunikasi horizontal. Masing-
masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan
George Rodman dalam buku Understanding Human Communication, telah mencoba menguraikan
masing-masing fungsi arus komunikasi dalam organisasi tersebut.

Downward communication, komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini
adalah:
pemberian atau penyampaian instruksi kerja (job instruction),
penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale),
penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices),
pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Upward communication terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya, fungsi
arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a. penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan,
b. penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat
diselesaikan oleh bawahan,
c. penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan,
d. penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Teman-teman mahasiswa,
Horizontal communication, tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian
yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horizontal ini adalah:
memperbaiki koordinasi tugas,
upaya pemecahan masalah,
saling berbagi informasi,
upaya memecahkan konflik,
membina hubungan melalui kegiatan bersama.

INISIASI 5
PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP INDIVIDU

Dua aliran yang banyak berpengaruh dalam proses munculnya teori-teori komunikasi massa adalah
teori stimulus-respons yaitu aliran yang beranggapan bahwa media massa memiliki efek yang langsung
dapat mempengaruhi individu sebagai audience, dan teori komunikasi dua tahap yang beranggapan
bahwa proses pengaruh dari media massa tidak terjadi secara langsung melainkan melalui perantaraan
hubungan komunikasi antarpribadi.

Teori stimulus-respons telah memberi inspirasi pada teori yang sangat familiar yaitu teori jarum
hipodermik. Asumsi stimulus-respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimuli yang disebarkan
dan menerpa individu akan menghasilkan respons tertentu yang berkaitan dengan stimuli yang
diberikan.

Teori komunikasi dua tahap mengemukakan bahwa media tidak membuat orang langsung terpengaruh
oleh muatan informasi yang dibawanya. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa proses pengaruh
yang biasanya diartikan dengan perubahan sikap dan perilaku terjadi justru melalui perantaraan orang-
orang yang dikenal dengan sebutan pemuka pendapat (opinion leader). Dalam hal ini proses yang
terjadi adalah pemuka pendapat memperoleh informasi dari media, dan kemudian menyebar
luaskannya kepada orang-orang lain di sekitarnya. Para pemuka pendapat ini pula yang berperan dalam
merekomendasikan dan mengkonfirmasi perubahan sikap dan perilaku masyarakat di sekitarnya.

Disamping dua teori tersebut terdapat teori difusi inovasi, yang merupakan gabungan dari prinsip-
prinsip kedua teori di atas. Menurut teori difusi-inovasi, disamping memanfaatkan kekuatan media
massa sampai pada taraf tertentu, proses komunikasi juga melibatkan jaringan antarpribadi yang akan
memperkuat tingkat adopsi seseorang atas sesuatu inovasi.

INISIASI 6

PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP MASYARAKAT DAN BUDAYANYA.

Media massa mempunyai efek terhadap masyarakat dan budayanya. Efek dalam pengertian ini
umumnya mengacu pada suatu efek jangka panjang yang tidak langsung. Efek juga bukan hanya
merupakan pengaruh suatu pesan tertentu, namun merupakan hasil dari keseluruhan sistem pesan.

Pada sesi ini akan kita bahas empat teori tentang pengaruh komunikasi massa terhadap masyarakat dan
budayanya, yaitu teori Agenda Setting, Dependency, Spriral of Silince, dan Information Gaps.

Agenda setting menjelaskan bahwa media dengan menyusun prioritas topik akan mempengaruhi
perhatian audience terhadap topik mana yang dianggap lebih penting dari topik lainnya. Dengan kata
lain, dengan menyusun agenda pemberitaan media akan mempengaruhi agenda audiencenya, meskipun
hanya sampai tataran kognitif.

Teori Dependensi menyatakan bahwa efek dari suatu proses komunikasi massa merupakan hasil
interaksi berbagai subsistem dalam suatu sistem sosial tertentu. Efek yang memiliki tiga tataran yaitu
kognitif, afektif, dan behavioral merupakan hasil dari hubungan antara sistem sosial, sistem media dan
audience.

Spiral of Silence berkaitan dengan proses terbentuknya pendapat yang dominan (pendapat umum)
dalam masyarakat. Menurut teori ini orang cenderung tidak mengungkapkan pendapat yang berbeda
dari mayoritas. Melalui pengaruh media massa dan komunikasi antarpribadi, pendapat yang dominan
akan semakin meluas dan pendapat lainnya berangsur-angsur melemah.

Information Gaps atau Knowledge Gaps muncul karena potensi komunikasi yang dimiliki oleh
berbagai orang atau kelompok dalam masyarakat adalah tidak sama dalam menyerap informasi dari
lingkungannya. Faktor yang menentukan perbedaan potensi komunikasi sehingga menimbulkan
knowledge gaps adalah status social ekonomi seseorang.
INISIASI 7
AUDIENCE DAN PENGARUHNYA TERHADAP KOMUNIKASI MASSA.

Jika pada sesi sebelumnya kita melihat proses komunikasi dan efek dari perspektif media, maka pada
sesi ini kita akan mencoba membahas tentang audience yang menjadi pusat dan titik awal dalam
memahami proses komunikasi massa. Tiga teori yang mendukung itu adalah teori Uses and
Gratifications, Uses and Effects, dan Information Seeking.

Uses and gratifications menjelaskan suatu proses dimana kondisi sosial psikologis seseorang akan
menyebabkan adanya kebutuhan, yang menciptakan harapan-harapan terhadap media mssa atau
sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan
dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan pemenuhan kebutuhan.

Pada Uses and Effect, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses
kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak
menggunakan isi media massa. Jika isi media akan menghasilkan efek tertentu, maka penggunaan
media akan menghasilkan konsekuensi tertentu pula, dan keduanya terjadi secara simultan.

Teori Information Seeking yang menjelaskan tentang pencarian, penghindaran, dan pemrosesan
informasi, disebut memiliki akar dari pemikiran psikologi sosial tentang kesesuaian sikap. Salah satu
asumsi utamanya adalah bahwa ketika mencari atau memperoleh informasi, orang cenderung
menhindari informasi yang tidak sesuai dengan image of realitynya karena akan dianggap mengganggu
dan mengancam keseluruhan system yang telah ada pada dirinya.

Anda mungkin juga menyukai