Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Opini Publik

Menurut Etimology (ilmu tentang asal kata), Opini publik adalah terjemahan dari kosa kata
bahasa Inggris Public Opinion. Dilihat dari sudut asal katanya “Etymology” Public Opinion
asalnya dari bahasa Latin “Opinari dan Publicus”. Yang mana Opinary adalah berfikir atau
menduga, didalam bahasa Inggris juga mengandung arti option dan hope yang berasal dari
bahasa latin “optio”, sedangkan publicus memiliki arti milik masyarakat luas.

Definisi Opini Publik


- Opini publik dalam konteks komunikasi, merupakan hasil dari proses penyampaian
pesan yang secara kolektif (publik) di respon karena perhatian yang sama terhadap isi
pesan (issue) yang disampaikan.
- Opini publik merupakan hasil tindakan komunikasi yang berjalan secara linier, karena
saluran yang digunakan adalah komunikasi massa/media massa. Tanpa media (massa)
kecil kemungkinan terjadinya opini publik.
- Respon atau efek yang ujudnya opini publik tersebut merupakan konfirmasi atau
penegasan (setuju/tidak setuju, suka/tidak suka dst) terhadap isu yang disampaikan
kepada masyarakat melalui berbagai cara (interview atau angket/survey).
- Munculnya opini publik umumnya distimulsasi oleh sebuah kebijakan publik atau
kepentingan umum di sebuah pemerintahan “demokratis”,
- Pengertiannya pun tersirat pada permasalahan yang dilontarkan, yaitu respon yang
berujud pendapat.

Ciri-ciri Opini Publik


- Ada isi, arah, dan intensitas tentang opini publik, ciri ini berkaitan opini publik
terhadap tokoh politik partai dan pemimpin-pemimpin yang menduduki jabatan public
- Kontroversi menandai opini publik; artinya sesuatu yang tidak disetujui semua rakyat
- Opini publik memiliki volume berdasarkan kenyataaan bahwa kontroversi ini
menyentuh semua orang yang merasakan konsekuensi langsung dan tidak langsung.
- kita tidak dapat mengatakan seberapa lama opini publik itu, tetapi opini publik yang
menghasilkan kontroversi sering bertahan lebih lama, seperti dalam kampanye
pemilihan umum dan lain sebagainya.

Karakteristik Opini Publik


Opini publik menjadi wakil kesepakatan yang diawali dengan sikap orang-orang tentang isu
yang masih menjadi tanda tanya. Menurut Seitel dalam Soemirat dan Ardianto (2004)
menerangkan bahwa sikap didasarkan pada jumlah karakteristik, antara lain:
- Individu secara fisik emosional suatu individu termasuk kondisi, usia dan status
social.
- Culture, lingkungan dan gaya hidup dalam area geografis tertentu, mislanya orang
jepang berbeda dengan orang Amerika atau orang desa di Amerika.
- Pendidikan tingkat dan kualitas pendidikan seseorang.
- Family “people’s roof” atau semacam akar rumput seseorang.
- Religi suatu sistem kepercayaan terhadap tugan dan supranatural.
- Tingkat sosial posisi didalam masyarakat, perubahan status sosial yang dimiliki
individu.
- Ras, asal etnik atau suku.

Tahap Pembentukan Opini Publik


Opini publik tidak ada dengan begitu saja, menurut Ferdinan Tonnies, proses atau tahapan
pembentukan opini atau proses pembentukan opini publik adalah sebagai berikut:

- Die Liftarigen Position


Opini publik masih didalam keadan yang tidak teratur
- Die Fleissigen Position
Opini telah mulai menuju ke arah pembicaraan yang lebih detail, pendapat mulai berkumpul
ke arah tertentu dan jelas
- Die Festigen Position
Opini berada di tahap pembicaraan atau diskusi yang sudah mantap tentang suatu pendapat
dan sikap yang diyakini keberadaannya.

Unsur – Unsur Opini Publik


Opini publik paling kurang memiliki tiga unsur.
- Pertama, harus ada isu (peristiwa atau kata-kata) yang aktual, penting menyangkut
kepentingan pribadi.
- Kedua, harus ada sejumlah orang yang mendiskusikan isu tersebut, yang kemudian
menghasilkan kata sepakat mengenai sikap, pendapat dan pandangan mereka.
- Ketiga, selanjutnya pendapat mereka itu harus diekspresikan atau dinyatakan dalam
bentuk lisan, tertulis, dan gerak-gerik.

5 Faktor Terbentuknya Opini Publik


1. Adanya isu (presence of issue) sebagai “collective attitude dan public mood
2. Haikat masyarakat (the nature of publics)
3. Komplek preferensi masyaralat (complex of preferences)
4. Ekspresi pendapat (expression of opinion)
5. Jumlah orang yang terlibat (number of person involved)

Dimensi Opini Publik


Dimensi – demensi yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya opini publik.

- Time (waktu): lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk opini sangat
tergantung pada unsur emosi, persepsi, kepercayaan atas isu, pengalaman, tekanan
dari luar dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh sumber berita. Semakin sensitif
isu (sara mis) akan semakin cepat waktu yang dibutuhkan
- Coverage (cakupan): besar kecilnya issue sangat berpengaruh pada cakupan opini
yang terjadi. Misal : issue agama (nasional)
- Past experiences (pengalaman masa lalu): makin intensif hubungan antara objek
(sumber issue) dengan publik, makan akan semakin banyak pengalam tentang objek
tersebut.Hubungan yang ada adalah munculnya “penilaian” terhadap objek dan
biasanya diperkuat oleh informasi di media massa. Makin sama pengalaman diantara
publik, makin besar kemungkinan terjadinya opinion public.
- Mass media: opini publik (konsensus) akan berkembang lebih cepat apabila issue
diekspos melalui media massa baik verbal/visual (kata- kata/foto/gambar). Kekuatan
issu melalui media sangat dipengaruhi oleh faktor isi (content) dari issu tersebut.
- Public figure (tokoh): opini yang muncul (konsensus) sangat tergantung pada tokoh
yang menangani atau ikut terlibat dalam issu yang beredar. Semakin banyak dan
semakin kredibel tokoh, maka akan semakin besar kemungkinan terbentuknya opini
publik. Contoh : likuidasi bank, kasus ambon, aceh, poso, dsb.

Pengaruh Opini Publik Terhadap Kebijkan Pemerintah


Keterkaitan antara dua konsep diatas adalah menyangkut hubungan antara apa yang
dipikirkan oleh rakyat dan apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam segala sektor. Hal
tersebut terkait dengan muatan politik kebijakan pemerintah adalah sebagai hasil dari
perundangan yang dibuat oleh badan legislatif sebagai institusi politik.
Hal yang menarik adalah (dalam OP) kompleksitasnya dan bukan kesederhanaannya.
Artinya OP merupakan hasil dari kompleks preferensi masyarakat dalam kapasitasnya
sebagai warga negara dalam menilai perilaku pejabat pengambil keputusan.
Konsekuensi dari hal diatas adalah perlunya membahas dua aspek inti dalam melihat
pengaruh OP terhadap kebijakan, yaitu :

Perwakilan
(komunikasi tentang kebijakan) Yaitu proses yang menjelaskan bagaimana kekuasaan
politik dan pengaruh seluruh rakyat atau sebagian dari mereka terhadap tindakan
pemerintah. Dengan persetujuan mereka, dengan akibat yang mengikat seluruh komunitas
yang diwakili oleh mereka.
Dengan demikian, perwakilan memerlukan alat untuk menyampakan persetujuan yang
dinyatakan atau disiratkan kepada pejabat untuk masyarakat yang bersifat mengikat.
Untuk itu, perlu alat untuk menyampaikan informasi tentang kebijakan (memalui media)
yang dapat menampakkan tiga wajah opni yaitu; 1) Ungkapan populer dari banyak warga
negara; 2) Ungkapan simbolik dari massa atau dari satu warga negara; 3) Ungkapan yang
terorganisir dan tidak terorganisir.

Citra pembuat kebijakan


Citra pembuat kebijakan sebagai sumber OP yang antara lain menyangkut: Opini rakyat
dan kebijakan yang diekspresikan melalui kegiatan pemilu dan jajak pendapat ( Poll ).
Melalui keg pemilu : Hal ini selalu diawali dengan kampanye politik (pencalonan) yang
tujuannya mengkomunikasikan pesan-pesan tentang kekecewaan terhadap pelaksanaan
pejabat pembuat kebijakan ataupun upaya mamperbaiki kebijakan sbg perasaan atau suara
hati dan tuntutan masy.

Opini Publik Dan Demokrasi


Sudah menjadi karakternya bahwa opini publik merupakan pendapat publik yang muncul
secara bebas dan bertanggung jawab sebagai respons atas kebijakan yang dibuat
pemerintah; opini tersebut disatukan oleh suatu isu tertentu dan saling mengadakan
kontak satu sama lain yang biasanya melalui media massa.
Dari karakter itu terdapat tiga hal penting yang perlu digarisbawahi, yakni adanya hak
kebebasan mengemukakan pendapat, adanya isu tertentu yang dilemparkan oleh opinion
leader ke tengah publik, dan adanya peran media massa untuk mentransformasi sebuah
opini menjadi opini publik.

Ketiga hal tersebut sangat sulit berkembang bahkan sulit terjadi di sebuah negara yang
tertutup dengan sistem yang totaliter. Kebebasan mengemukakan pendapat,
berkembangnya sebuah isu ke tengah publik dan peran media massa yang bebas namun
bertanggung jawab hanya mungkin terjadi di sebuah negara yang menganut sistem
demokrasi.

Opini Publik Dengan Media Massa


Media massa merupakan pembentuk opini publik karena penetrasi dan grekuensinya,
cakupannya luas (Karakteristik Media massa). Kanalisasi isu. Media menayangkan isu yg
sama.

Anda mungkin juga menyukai