STUDI TENTANG EFEK MEDIA : • Powerful Effects Theory • Minimalist Effect Theory • Cumulative Effects Theory • Third Person Effect 1. POWERFULL EFECT THEORY : • Memandang bahwa media massa memiliki pengaruh langsung dan mendalam terhadap orang • Muncul pada awal-awal ide tentang efek media • Walter Lippmann (Public Opinion, 1922) – bahwa kita memandang dunia bukan sebagaimana adanya, namun berdasaran gambaran di benak kita, yang dibentuk oleh media massa • Harold Laswell (saat propaganda PD II) – who says what to whom with what effect • Banyak dikritik 2. MINIMALIST EFFECT THEORY • Dimulai dari studi oleh Paul Lazarsfeld (studi tentang perilaku pemilih di Eric Country, 1940 dan Elmira New York, 1948) • Bahwa pemilih memperoleh dan meminta informasi tentang pemilu (kampanye kandidat) dari teman dan kenalan, bukan dari media massa Beberapa isu dalam minimalist effect theory : • Model alur dua langkah (two-step flow) – pemilih tidak terlalu dimotivasi oleh media dibanding oleh orang yang mereka hormati & dikenal secara pribadi • Model alur banyak langkah (multistep flow) • Status conferral --- penetapan status, dimana media massa bisa menonjolkan seseorang dengan liputan luas, sebaliknya isu atau tokoh bisa diabaikan sehingga tenggelam (media tidak memberi tahu orang tentang what to think, tetapi memberitahu mereka tentang what to think about) • Narcotizing Dysfunction – media mendorong orang menjadi pasif (percaya bahwa dengan mendapat info tentang isu, mereka sudah merasa terlibat aktif – keterlibatan intelektual sebagai pengganti tindakan aktif) 3. CUMULATIVE EFFECTS THEORY : • Dikemukakan oleh Noelle-Neumann • Bahwa media massa tidak punya efek langsung secara kuat, tetapi efek ini terus menerus seiring berjalannya waktu • Bahwa tidak ada yang bisa menghindari media karena sudah menyebar kemana-mana • Bukti : kampanye advertising media yang mengirim pesan sama berkali- kali; iklan yang diulang, redundansi (media mengarahkan perhatian pada kejadian yang sama) • Implikasi >>> spiral kekerasan --- bahwa media, yang nampak beragam, justru mengurangi keragaman pertimbangan publik; para pengikut pandangan dominan cenderung lantang, klaim mereka memperoleh kredibiitas dan semakin membesar. Sebaliknya, pengikut pandangan minoritas menjadi terbungkam 4. THIRD PERSON EFFECT : • Dikemukakan oleh W.P. Davidson (1983) • Menyatakan bahwa media membesar-besarkan dampak pesan media kepada orang lain • Didasarkan atas praktik lembaga sensor • Memperoleh banyak kritik • Karena fakta : tidak banyak bukti ketakutan terhadap dampak negatif; tidak banyak bukti pemblokiran pesan negatif Studi Penggunaan dan Grafitikasi Latar belakang : • Evaluasi terhadap teori powerfull effects – termasuk asumsi bahwa orang hanyalah konsumen pasif dari media massa • Memunculkan pertanyaan : mengapa orang menggunakan media media massa • Mengeksplorasi mengapa orang memilih outlet media • Menggunakan teori-teori sosial : motivasi • Beberapa temuan mengenai fungsi menggunakan media : mengawasi, sosialisasi dan diversi Fungsi Mengawasi : • Media massa mengawasi dan memantau lingkungan global dan lokal untuk membantu orang memperoleh informasi untuk membuat keputusan untuk hidup atau kehidupan lebih baik • Contoh : liputan berita sebagai pengawasan dan pemantauan (surveillance function); drama, film, dokumenter dsb Fungsi Sosialisasi : • Fungsi sosialisasi terjadi seumur hidup dan banyak diantaranya dibantu media massa • Penggunaan media bisa menjadi aktivitas sosial yang menyatukan orang-orang (misal beragam informasi tentang isu baru, berita dan sebagainya bisa memantik diskusi or partisipasi) • Media membantu kebersamaan dengan menciptakan kesamaan (communality) • Interaksi parasosial --- perasaan palsu tentang partisipasi dalam dialog (contoh : ketika penyiar bicara dengan tokoh, pemirsa seolah- olah merasa tokoh tersebut kawan mereka dan penyiar berbicara juga kepada mereka, yang sebenarnya mereka tidak terlibat) Fungsi Diversi : • Fungsi pengalihan • Melalui media orang bisa melarikan diri dari kejenuhan (hiburan oleh media) • Hasil dari fungsi diversi bisa dalam bentuk : stimulasi, relaksasi, pelepasan • Stimulasi : ketika bosan, inderawi bisa kekurangan sensor, melalui film, drama, musik dsb dapat menstimulai sensor inderawi • Relaksasi : ketegangan dan menurunnya kemampuan inderawi dapat dirilekskan dengan menikmati hiburan media • Pelepasan : frustasi, kesedihan dan sebagainya dapat dilepaskan melalui film, drama, musik dan sebagainya Teori Kontingensi TEORI KONSISTENSI : • Orang memilih pesan media yang konsisten dengan pandangan dan nilai individual mereka • Dikenal dengan fenomena selective exposure – orang memilih beberapa media ketimbang media lain • Teori ini menibulkan pertanyaan : seberapa jauh media mampu memberikan pencerahan tentang demokrasi, wacana baru dsb ketika orang hanya ingin mengetahui apa yang mereka ingin ketahui Selektivitas Individu SELECTIVE EXPOSURE : • Selective exposure : proses pemilihan media • Orang menentukan keputusan dalam memilih media secara sadar • Tidak ada yang memaksa mereka untuk menentukan pilihan tersebut SELECTIVE PERCEPTION : • Orang cenderung mendengar apa yang ingin mereka dengar (autistic perception) • Orang tidak hanya sleketif dalam memilih apa yang ingin dilihat, didengar dan dibaca, namun juga mendengar dan melihatnya secara egosentris • Eugene Webb dan Jerry Salancik mengemukakan : ‘Keterbukaan informasi bersifat hedonik’. Contoh iklan rokok SELECTIVE RETENTION & RECALL : • Selective retention : secara tak sadar orang cenderung mempertahankan beberapa kejadian dan pesan, mengabaikan kejadian dan pesan lainnya • Karena keterbatasan memori • Contoh : para ibu mengabaikan rasa sakit atau gangguan saat melahirkan atau kehamilan; nostalgia tertentu • Selective recall : orang mengingat beberapa kejadian tertentu dan melupakan peristiwa yang lain Sosialisasi 1.Peran Media sebagai Pengantar : • Prososial : sosialisasi mempertahankan nilai-nilai yang bisa dipelajari oleh individu 2. Model Peran (Role modelling) : • Media sebagai basis untuk perilaku imitatif • Contoh : dalam dunia fashion 3. Stereotyping : • Penggunaan gaya umum untuk memfasilitasi penceritaan • Merupakan sejenis ‘jalan pintas’ yang dapat memfasilitasi komunikasi • Dengan menggunakan stereotipe, media massa seringkali melanggengkan sebuah stereotipe (yang kadang keliru, rasis) Sosialisasi dengan ‘Menguping’ : • Dikemukakan oleh Joshua Meyrowitz (dari University of New Hampshire) • Bahwa ‘efek menguping’ lintas generasi sudah mulai terjadi secara umum • Hal-hal tabu atau sesuatu yang awalnya hanya dibicarakan pada kalangan tertentu, karena juga ditayangkan oleh media massa, menjadi hal biasa yang diketahui oleh kalangan lain (misal : wanita mulai memasuki ‘dunia lelaki’ melalui kegiatan olahraga ekstrem yang ditayangkan media) Kekerasan yang digambarkan di Media Belajar tentang kekerasan : • Pembelajaran observasional : teori bahwa orang mempelajari perilaku dengan melihatnya dalam kehidupan nyata dan dalam penggambaran • Banyak perilaku kriminal yang didalihkan dilakukan karena ‘media telah mengajarkannya’ • Tindak kekerasan bisa ditiru dari media, namun banyak pakar juga menyatakan bahwa efek negatif dari tayangan kekerasan di media terlalu dibesar-besarkan, dan bahwa tayangan kekerasan di media sebenarnya punya sisi positif Efek Positif tayangan kekerasan di media : • EFEK CATHARTIC : orang telah melepaskan kecenderungan kekerasan dengan melihat kekerasan itu digambarkan • MENDORONG TINDAKAN YANG POSITIF SECARA SOSIAL : berpedapat bahwa penayangan kekerasan akan mendorong orang berperilaku positif secara sosial Sisi negatif tayangan kekerasan di media : • Berpendapat bahwa stimulasi agresif terlalu dilebih-lebihkan • Sebagai pengganti adalah teori alternatif : bahwa orang yang perasaan dan pandangannya condong pada agresivitas dan kekerasan akan tertarik pada kekerasan di film, televisi dan penggambaran media lain terhadap kekerasan TEORI CATALYTIC : • Kekerasan di media adalah salah satu faktor yang terkadang memberi kontribusi pada tindak kekerasan di dunia nyata • Karena tergantung pada : (1) apakah kekerasan yang digambarkan di media itu mendapat imbalan?; (2) apakah paparan media itu dasyat atau tidak?; (3) apakah orang yang kasar cocok dengan profil lainnya? • Kebanyakan riset membuktikan bahwa kekerasan yang dipicu oleh tontonan akan meningkat jika : (1) tayangan itu realistis dan menyenangkan; (2) kekerasan itu membenarkan tindak kesalahan; misal balas dendam (3) mencakup situasi atau karakter yang mirip dengan yang ada dalam pengalaman penontonnya EFEK YANG MELEMAHKAN SECARA SOSIAL : • Tayangan kekerasan di massa mendorong orang semakin takut mengenai keamanan di dunia ini • Mendorong untuk preventif dan protektif TOLERANSI TERHADAP KEKERASAN : • Teori desensitisasi menyatakan bahwa bukan hanya individu yang menjadi makin kasar akibat kekerasan di media tetapi toleransi masyarakat terhadap tindak kekerasan semakin meningkat • Pengkritik media berpendapat bahwa media harus bertanggungjawab atas desensitisasi ini KECEMASAN dan APATI yang Ditimbulkan Media 1. Kecemasan Informasi • Meski orang terdidik haus informasi, tetapi jumlah informasi yang tersedia membuat orang dikuasai ‘polusi informasi’ • Polusi informasi >>>> media membanjiri orang dengan informasi tanpa menentukan prioritas 2. Kepasifan yang disebabkan media : • Salah satu efek media adalah kemalasan • Media berpengaruh besar dalam cara bagaimana orang menjalani hidup mereka
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti