Anda di halaman 1dari 7

TUGAS METODE PENELITIAN KOMUNIKASI

Dosen Pengampuh: Rini Kartini, S.Sos,.M.Med.Kom

Oleh:
NAMA : AGUSTINUS ARAKIAN SILI
NIM : 052170066

Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial


Program Studi Imu Komunikasi
Universitas Nusa Nipa
Maumere
2020
A. Permasalahan apa Yang Diangkat:
Artikel1(kualitatif): Komunikasi Antar Pribadi Ibu Kepada Anak ( Studi
Deskriptif Kualitatif Komunikasi Ibu Kepada Anaknya yang Disekolahkan di
Pondok Pesantren dalam Membangun Motivasi Belajar Anak )
Masalah: kurangnya komunikasi antara ibu dan anak karena anak tinggal di
pondok pesantren

Artikel 2(kuantitatif): Pengaruh Penggunaan Media Sosial Snapchat Terhadap


Pengungkapan Diri Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Politik Universitas Sam Ratulangi
Masalah:

B. Rumusan masalah:

Artikel1:
Bagaimana komunikasi antar ibu dan anak yang anaknya tinggal di pondok
pesantren?
Artikel 2:
Apakah Penggunaan Media Sosial Snapchat mempunyai pengaruh terhadap
Pengungkapan Diri Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Sam Ratulangi?

C. Teori-Teori apa saja Yang Digunakan:


Artikel1:
1. Menurut Frank (dalam Ramsey & Gitimu, 2016) dari sekian banyak hubungan
yang terbentuk di kehidupan, hubungan antara ibu dan anak merupakan
hubungan yang paling penting.
2. Hubungan orang tua dan anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kehidupan akademik anak. Orang tua merupakan elemen penting dalam
membangun semangat belajar anak (Igbo, J. N., Sam, O. A., Onu, V. C., Dan,
2015)
3. Orang tua selalu berperan dalam mengendalikan kehidupan anak. Oleh karena
itu, orang tua selalu melibatkan diri memotivasi anak untuk keberhasilan
mereka yang lebih baik melalui diskusi manfaat pendidikan untuk anak,
diskusi latar belakang keluarga dengan anak, dan orang tua melibatkan diri
dalam memberikan contoh yang baik mengenai pendidikan kepada anak
(Ghazi, S. R., Ali, R., Shahzad, S., Khan, M. S., 2010).
4. Ramadhani (2013) menyatakan bahwa ibu merupakan seseorang yang
melakukan intensitas komunikasi yang tergolong tinggi terhadap anak. Ibu
memiliki keterikatan dengan anak yang lebih mendalam dibandingkan dengan
ayah.
5. Finley dan Schwartz (dalam Ramsey & Gitimu, 2016) menyatakan bahwa
keterlibatan ibu sangat penting dalam perkembangan anak. Bergsten (dalam
Rafiq, et al, 2013) mengatakan keterlibatan ibu dalam pendidikan anak dapat
mempengaruhi perkembangan anak di berbagai bidang. Drissen ( dalam Rafiq,
et al, 2013) mengatakan bahwa keterlibatan ibu dalam pendidikan anak dapat
meningkatkan prestasi akademik.
6. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
menawarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan agama sekaligus. Pembimbing
atau pengasuh di pondok pesantren diibaratkan sebagai ibu. Tinggal bersama
dengan kyai sebagai pembimbing, santri lain sebagai teman sekaligus
keluarga, asrama sebagai tempat ia tinggal, masjid dimana tempat ibadah
sekaligus tempat belajar. Hal ini yang menjadi harapan ibu memilih
menyekolahkan anaknya di pondok pesantren supaya anak menjadi lebih baik
dan jauh akan penyimpangan (Devi 2015).

Artikel 2:
1. Seperti yang dikatakan oleh Rogers dan Kincaid (dalam Sari dkk, 2006)
bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi dengan menyampaikan
gagasan atau perasaan agar mendapat tanggapan dari orang lain dan dapat
mengekspresikan dirinya yang unik. Informasi yang disampaikan dalam
komunikasi dapat berupa identitas diri, pikiran, perasaan, penilaian terhadap
keadaan sekitar, pengalaman masa lalu dan rencana masa depan yang sifatnya
rahasia maupun yang tidak.
2. Menurut Lumsden (dalam Pamuncak, 2011) self disclosure dapat membantu
seseorang berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan kepercayaan diri
serta hubungan menjadi lebih akrab. Selain itu, self disclosure dapat
melepaskan perasaan bersalah dan cemas.
3. Nasrullah (2015: 11) mengatakan bahwa media sosial merupakan medium di
internet yang memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya maupun
berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan
membentuk ikatan sosial secara virtual.

D. Tahapan penelitian:
Artikel 1:
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap penulisan
Artikel 2:
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap penulisan

E. Metode apa Yang Dipakai:


Artikel 1:
Metode deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan secara mendalam melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya
tentang komunikasi ibu kepada anak yang tinggal di pondok pesantren dalam
membangun motivasi belajar anak.
Artikel 2:
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah Metode Penelitian Kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2014: 7) Metode Kuantitatif dinamakan metode tradisional
karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi
sebagai metode untuk penelitian. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional,
dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode
ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut
metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.

F. Teknik pengumpulan Data:


Artikel 1:
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara
mendalam (Depth Interview).
Artikel 2:
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner

G. Teknik pengolahan Data:


Artikel 1:-
Artikel 2:
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Korelasi
Pearson Product Moment, yaitu untuk mencari hubungan variabel bebas
(X) dengan variabel tak bebas (Y), dan data berbentuk interval dan rasio

H. Sumber Data Yang Digunakan:


Artikel 1:
Responden yaitu ibu dari anak yang tinggal di pesantren
Artikel 2:
Responden yaitu Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan
Politik Universitas Sam Ratulangi

I. Hasil penelitian:
Artikel 1:
Hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa menciptakan lingkungan
nyaman yang penuh penghargaan, dan kesempatan untuk mandiri pada
anak dengan cara mendengarkan dan menerima keluhan anak dengan
seksama.
Artikel 2:
Dari hasil analisis dan perhitungan maka diperoleh nilai “ruji” = 0,67 lalu
dilanjutkan dengan perhitungan nilai “tuji” pada taraf signifikan 1%
adalah 2,4. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa Hipotesis
Nol (Ho) ditolak dan menerima Hipotesis Alternatif (Ha) yang
menyatakan “ada hubungan antara Penggunaan Media Sosial Snapchat
terhadap Pengugkapan Diri Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi”.

J. Kesimpulan penelitian:
Artikel 1:
Kesimpulannya adalah bahwa motivasi orang tua melalui komunikasi kepada
anaknya sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
Artikel 2:
A. Ada hubungan antara variabel penggunaan media sosial Snapchat, terhadap
pengungkapan diri mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik, hal tersebut dapat ditunjukkan melalui “uji t” dimana nilai “tuji” =
6,34, lebih besar dari nilai “ttabel” = 2,4, yang lebih diperjelas kembali dengan
nilai “ruji” = 0,67 bila dikonsultasikan pada tabel interpretasi nilai korelasi,
menunjukkan hubungan yang “kuat”.

B. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (daya penentu) maka pengaruh


variabel penggunaan media sosial Snapchat terhadap pengungkapan diri
mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi adalah sebesar 45% sedangkan sisanya 55%
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
C. Dari hasil analisis regresi linear sederhana, pengaruh penggunaan media sosial
Snapchat terhadap pengungkapan diri mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi terdapat
hubungan yang fungsional atau linear dan berarti atau bermakna di antara
kedua variabel tersebut.

K. Saran Penelitian:
Artikel 1:
Seperti halnya yang dikatakan oleh Junaidi (2013) bahwa ibu harus
memahami komunikasi yang dilakukan oleh anak, mendengarkan keluhan
serta menjalin kedekatan. Hal ini menunjukan bahwa empati menjadi
motivasi intrisik dalam diri anak.
Artikel 2:

A. Disarankan untuk mahasiswa agar dapat menggunakan media sosial


Snapchat lebih bijak lagi, terlebih dalam melakukan pengungkapan diri. Agar
tidak memicu masalah-masalah yang kemungkinan dapat terjadi karena
melakukan pengungkapan diri dan penggunaan media sosial Snapchat yang
berlebihan.
B. Diharapkan untuk aplikasi media sosial Snapchat untuk
mengembangkan aplikasinya dengan fitur-fitur yang lebih menarik dan dapat
menunjang kebutuhan penggunanya untuk berkomunikasi melalui aplikasi media
sosial Snapchat.
C. Disarankan untuk peneliti lain agar dapat meneliti variabel lain yang
dapat memengaruhi Pengungkapan diri Mahasiswa yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.

L. Bagian Apa Yang Menarik Untuk Diteliti Selanjutnya:


Artikel 1:
Bagian yang menarik dari artikel 1 adalah pembahasan mengenai keterbukaan.
Yang ingin saya teliti selanjutnya apabila anak tidak terbuka bagaimana
komunikasi ibu terhadap anaknya.
Artikel 2:
Bagian yang menarik dari artikel 2 bahwa snapchat dapat mempengaruhi
pengungkapan diri mahasiswa. Yang ingin saya teliti selanjutnya adalah pengaruh
negatif dari snapchat.

Peer Evaluation
Mata Kuliah :

Nama evaluator :

No Nama Aspekpenilaian Nilai total


. Tanggung Keaktifanda Teamwor Salingmeng
jawabpad lamdiskusi k hargai
atugasny
a

Note: 1 = sangatkurang ; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = baiksekali

Anda mungkin juga menyukai