Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN TETRALOGY OF FALLOT

Oleh: kelompok 6

Anggota:

Maria Yulita

Theresia Trisnawati

Yuliana Plahan

Dian Christiani

Maria Moi Deu

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NUSA NIPA

2019
Kata pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena berkat dan
rahmat Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Tetralogy Of
Fallot sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Anak II.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya baik dari
segi materi maupun penulisanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk menyempurkannya.
Semoga makalah yang telah penulis susun dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi yang membaca.
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR. ..........................................................................................................i

Daftar Isi. ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....... ....................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah. ......................................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................... Error! Bookmark not defined.

2.1 Definisi ................................................................ Error! Bookmark not defined.

2.2 Epidemologi ........................................................ Error! Bookmark not defined.

2.3 etiologi ................................................................. Error! Bookmark not defined.

2.4 Patofisiologi ........................................................ Error! Bookmark not defined.

2.5 Manifestasi klinis ................................................ Error! Bookmark not defined.

2.6 Pemeriksaan Penunjang....................................... Error! Bookmark not defined.

2.7 Penatalaksanaan .................................................. Error! Bookmark not defined.

2.8 Asuhan Keperawatan TOF..........................................................................


BAB III PENUTUP ........................................................... Error! Bookmark not defined.

3.1 Kesimpulan.......................................................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Saran .................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ Error! Bookmark not defined.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang paling
banyak ditemukan, yaitu ±10% dari penyakit jantung bawaan yang ada.1 TOF terdiri atas
kombinasi beberapa kelainan jantung, yaitu ventricular septal defect (VSD), overriding
aorta, stenosis pulmonal, serta hipertrofi ventrikel kanan.1–5 Etiologi TOF tidak
diketahui pasti, pada 25% pasien ditemukan dengan kelainan kromosom yang
dihubungkan dengan defisiensi imun atau velocardiofacial syndrome dan juga
submucous cleft palate.4, 5 Manifestasi klinis TOF terutama disebabkan penurunan
aliran darah pulmonal dan derajat sianosis TOF ditentukan oleh berat ringannya obstruksi
aliran darah keluar ventrikel kanan (stenosis pulmonal). Obstruksi sirkuasi akan
menyebakan pirau dari venrikel kanan ke ventrikel kiri. (Jurnal Anestesi
Perioperatif,2013)

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Tetralogy of Fallot ?


2. Apa epidemologi Tetralogy of Fallot ?
3. Bagaimana etiologi Tetralogy of Fallot?
4. Bagaimana patofisiologi Tetralogy of Fallot ?
5. Bagaimana manifestasi klinis Tetralogy of Fallot?
6. Sebutkan pemeriksaan penunjang Tetralogy of Fallot ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Tetralogy of Fallot ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan Tetralogy of Fallot ?
1.3 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Tetralogy of Fallot ?


2. Mahasiswa dapat mengetahui epidemologi Tetralogy of Fallot ?
3. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi Tetralogy of Fallot?
4. Mahasiwa dapat mengetahui patofisiologi Tetralogy of Fallot ?
5. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis Tetralogy of Fallot?
6. Mahasiswa dapat menyebutkan pemeriksaan penunjangi Tetralogy of Fallot ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Tetralogy of Fallot ?
8. Mahsiswa apat mengetahui asuhan keperawatan asuhan keperawatan
Tetralogy of Fallot ?
BAB II

TINJAUAN MEDIK

2.1 Defenisi

Kelainan jantung bawaan biru (sianotik). Kelainan yang terjadi adalah kelainan
pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian infundibulum septum
intraventrikular (sekat antara rongga venrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit
sama besar dengan lubang aorta (Yayan A.I, 2010).

Sebagai konsekuensinya, didapatkan adanya 4 kelainan anatomi sebagai berikut:

1. defek septum ventrikl (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga
ventrikel
2. stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar
dari bilik kanan menuju paru,bagian otot dibawah klep juga menebal dan
menimbulkan penyempitan.
3. Aorta overriding dimana pmuluh dah utama yang elar dari ventrikel kiri
mengangkang sekat bilik, sehigga seolah-olah sebagian aorta keuar daribilik
kanan
4. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventikel kanan karena
peningkatan tekanan di vntrikel kanan akiba dari stenosis pulmonal.

Pada penyakit TOF yang memegang peranan penting adalah defek septum ventrikel dan
stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel paling sedikit sama besar dengan
lbang aorta (Yayan A.I, 2010)

2.2 Epidemologi

Penyakit ini merupakan penyakit jantung bawaan sianoik yang paling umum terjadi.
Secaraumum, tetralogi of fallot dijumpai pada tiga dari sepuluh ribu bayi baru lahir hidup
dan merupakan lebih kurang 10% dari seluruh kejadian penyakit jantung bawaan.

2.3 Etiologi

Penyebab terjadinya kelainan jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti. Tetapi
beberapa faktor diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian kelainan
jantung bawaan.

Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor Prenatal

a. Penyakit Rubela
b. Alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu yang menderita DM
2. Faktor Genetik

a. Riwayat penyakit jantung bawaan pada kelahiran sebelumnya


b. Ayah dan ibu menderita penyakit jantung bawaan
c. Kalainan kromosom seperti sindrom down
Sejauh ini, mutasi pada beberapa gen telah diidentifikasi pada beberapa kasus tetralofi
fallot antara lain:

1. NKX2.5 pada 4% kasus


2. JAG1 pada sindrom Alagille , penyakit dengan insidensi tetralogi fallot yang
tinggi
3. TBX5 pada sindom holt-oram, penyaki dengan beberapa pasiennya memiliki
tetralogi fallot.
4. FOXC2 pada lymphedemadistichiasis, penyakit dengan sebagian kecil pasiennya
memiliki tetralogi fallot.
5. TBX1 pada 15% kasus tetralogi fallot dengan mikrodelesi kromosom 22q11.2.
6. Gen trisomi 21, 18, dan 13, yang terdapat pada 10% kasus tetralogi fallot secara
keseluruhan.

Oleh karena itu, secara umum, mutasi gen diduga menjadi etiologi utama terhadap
terjadinya tetralogi fallot.

2.4 Patofisiologi
Komponen yang paling penting, yang menentukan derajat beratnyapenyakit, adalah
stenosis pulonal, yang berfariasi dari sangat ringan sampai sangat berat, bahkan dapat
berupa atresia pulmonal. Stenosis pulmonal ini bersifat progresif, semakin lama
semakin berat. Tekanan yang meningkat akibat stenosis pulmonal menyebakan darah
yang terdeoksigenasi (yang berasal dari vena) keluar dari ventrikel kanan ke ventrikel
kiri melalui defek septum ventrikel dan ke sirkulasi sistemik melalui aorta,
menyebabkan hipoksemia sistemik dan sianosis. Bila stenosis pulmonal semaki berat,
maka semakin banyak darah ventrikel kanan menuju ke aorta. Pada stenosis pulmonal
yang ringan, darah dari ventrikel kanan menuju ke paru, dan hanya pada aktivitas fisik
akan terjadi pirau dari kanan ke kiri. Semakin bertambanya usia, maka infudibulum
akan semakin hipertrofik, sehinga pasien akan semakin semakin sianotik. Obstruksi
pada jalan keluar ventrikel kanan ini menyebakan kurangnya aliran darah ke paru
yang menyebabkan hipoksia, maka kompensai untuk hipoksia adalah terjadinya
polisipemia dan dibentuknya sirkulasi kolateral (jangka panjang).
Terdapatnya defek septum ventrikel yang besar disertai stenosis pulmonal, maka
tekanan sistolik puncak (peak systolic pressure) ventrikel kanan menjadi sama dengan
tekanan sistolik puncak ventrikel kiri. Karena tekanan ventrikel kiri berada dalam
pengawasan baroreseptor, maka tekanan sistolik ventrikel kanan tidak akan
melampaui tekanan sitemik. Hal inilah yang menerangkan mengapa pad tetralogi
fallot tidak atau jarang terjadi gagal jantung, karena tidak ada beban volume sehinga
ukuran jantung umumnya normal.

2.5 Manifestasi Klinis

1. Sianosis muncul setelah berusia beberapa bulan, jarang tampak pada saat lahir,
bertambah secara progresif
2. Cepat lelah karena resistensi vaskuler sistemik menurun, aliran pulmoner
menurun dan akibatnya oksigen content juga menurun
3. Spells/sianosis terutama pada saat aktivitas seperti menangis, spasme di otot
outflow tract sehingga stenosis pulmoner akan meningkat, aliran pulmoner akan
menurun pula. Spontanitas berjongkok atau duduk di atas lutut pada anak yang
lebih besar dapat mengakibatkan venous return, aliran paru meningkat, dan
oxigen content juga meningkat.
4. Clumbing finger
5. Pada awalnya tekanan darah normal dapat meningkat setelah beberapa tahun
mengalami sianosis dan polisitemia berat
6. Gagal tumbuh
7. Asidosis
8. Mur-mur sistolik

2.6 Pemeriksan Penunjang

1. Sinar X pada thorax untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan aliran
pulmoner
2. Elektrokardiogram menunjukkan hipertropi ventrikel kanan, hipertropi ventrikel
kiri atau keduanya
3. Blood Gas Analisa untuk mengetahui adanya peningkatan parsial karbondioksida,
penurunan tekapan parsial oksigen dan penurunan PH
4. Hematokrit atau Hemoglobin untuk memantau viskositas darah dan mendeteksi
adanya anemia defisiensi besi
5. Ekokardiogran untuk mendeteksi defek sistem, posisi aorta dan stenosis pulmoner
6. Kateterisasi jantung peningkatan tekanan sistemik dalam ventrikel kanan,
penurunan tekanan arteri pulmoner
7. Uji telan barium menunjukkan pergeseran trakea dari garis tengah ke kiri
8. Radiogram abdomen mendeteksi kemungkinan kelainan kongenital lain

2.7 penatalaksanan

1. Antibiotik
Pemilihan jenisnya tergantung dari hasil kultur dan uji sensitivitas, kadang-
kadang digunakan untuk profilaksis.

2. Diuretik
Digunakan untuk meningkatkan diuresis, mengurangi kelebihan cairan, digunakan
dalam pengobatan edema yang berhubungan dengan gagal jantung kongestif.

3. Digitalis
Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung, isi sekuncup, dan curah jantung serta
menurunkan tekanan vena jantung, digunakan untuk mengobati gagal jantung
kongesti dan aritmia jantung.

4. Zat Besi
Untuk mengatasi anemia

5. Propanolol
Sebuah betabloker menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi serta
iritabilitas miokard, dipakai untuk mencegah atau mengobati serangan
hipersionosis.

6. Morfin
Sebuah analgesik meningkatkan ambang rasa sakit juga dipakai untuk mengobati
serangan hipersianosis dengan menghambat pusat pernapasan dan reflek batuk.

7. NaHCO3
Sebuah pengalkali sistemik kuat untuk mengobati asidosis dengan mengganti ion
bikarbonat dan memulihkan kapasitas buffer tubuh.

2.8 Asuhan Keperawatan Tetralogi Of Fallot

a. pengkajian

1 Nadi

a. Denyut apeks (frekuensi, kuelitas, irama)


b. Nadi perifer (frekuensi, irama, kualitas, kesimetrisan, perbedaan antar
ekstrenitas)
c. Tekanan darah pada kedua lengan
2. Pemeriksaan thorax dan hasil auskultasi

a. Lingkar dada
b. Adanya deformitas thorax
c. Bunyi jantung mur-mur
d. Titik impuls maksimum
3. Tampilan umum

a. Tingkat aktivitas
b. Tinggi dan berat badan
c. Perilaku gelisah dan ketakutan
d. Jari tabuh pada tangan dan kaki
4. Kulit

a. Pucat
b. Sianosis membran mukosa, ekstrenitas
c. Diaforesis
d. Suhu
5. Edema
a. Periorbital
b. Ekstrenitas
6. Kaji tingkat aktivitas dan tahap perkembangan anak

b. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malformasi jantung

a. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit
b. Tegakkan derajat sianosis (membran mukosa, clumbing)
c. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, tachicardia, tachipneu, edema, oliguria)
d. Kolaborasi pemberian oksigen
e. Kolaborasi pemberian terapi sesuai indikasi

2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan


kebutuhan

a. Anjurkan anak untuk benyak beristirahat dan hindarkan gangguan pada saat
tidur
b. Anjurkan untuk melakukan permainan atau aktivitas yang ringan
c. Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan
kemampuan anak
d. Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau dingin
e. Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan pada anak

3. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan tidak adekuatnya


suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan

a. Berikan nutrisi yang sesuai dengan umur dan yang adekuat


b. Berikan waktu yang teratur untuk istirahat
c. Berikan stimulasi tumbuh kembang sesui tingkatan usia
d. Tingkatkan interaksi orang tua dan anak
e. Libatkan keluarga untuk tetap memberikan stimulasi selama dirawat
4. Perubahan peran orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, kekhawatiran
terhadap penyakit anak

a. Beri kesempatan orang tua untuk mengekspresikan perasaan terhadap


penyakit yang diderita anaknya
b. Eksplorasi perasaan orang tua mengenai perasaan ketakutan, rasa bersalah,
berduka dan perasaan tidak mampu
c. Berikan informasi tentang kondisi anak untuk mengurangi ketakutan
d. Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit
e. Berikan dorongan pada keluarga untuk melibatkan anggota keluarga lain
dalam perawatan anak

c. Evaluasi
1. Tanda-tanda vital anak berada dalam batas normal sesuai dengan usia.
2. Anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan usia.
3. Anak bebas dari komplikasi pascabedah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tetralogi of fallot adalah malformasi jantung kongenital sianoik dengan komponen
stenosis pulmonal, defek septum ventrikel, dektroposisi aorta yang menyebabkan
pangkal aorta melewati septum ventrikel/over riding aorta, serta hipertrofi ventrikel
kanan. Penyakit kompleks tersebut pertama kali dideskripsikan oleh Fallot pada tahun
1881, walaupun kasus-kasus tersebut sebelumnya telah dipaparkan melalui laporan
kasus.

Kelainan jantung bawaan biru (sianotik) yang terdiri dari 4 kelainan yaitu Defek Septum
Ventrikel, Stenosis Pulomoner yang menyebabkan obstruksi aliran darah ke arteri
pulmoner, Overroading Aorta, Hipertropi Ventrikel Kanan ( Ganesja M Harimurti, 2001)

B. Saran
Semoga ilmu keperawatan dapat terus berkembang agar dapat lebih dini mendeteksi
penyakit tetralogi o fallot. Dengan begitu pencegahan dapat dilakukan lebih dini
DAFTAR PUSTAKA

Betz, L.Cecily & Linda A. Sowden. 2002. Keperawatan pediatric edisi 3. Kedokteran EGC. Jakarta

Meadow, roy & Simon Newell. 2005. Lecture Notes Pediatrika edisi 7. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai