“PDA"
Dosen Pembimbing:
Kusmini,M.kep.Sp.An
Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Ahmad Rofiq Wahyu K (P27820720049)
2. Alfi Lutfiya (P27820720050)
3. Nada Bulan Pertiwi (P27820720075)
4. Naris Wari Maswaiyah Q (P27820720076)
5. Shintia Febby Aschaina (P27820720085)
TINGKAT 2 SEMESTER 3
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang kami
selesaikan adalah benar. Dengan ini kami menyatakan penulisan makalah dengan
judul “Makalah Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler PDA" telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang
ditetapkan oleh ibu dosen.
(Penulis) (Kusmin,M.kepSp.An)
i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan kepada kami, juga kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Makalah Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak
Sakit Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler “PDA” Makalah ini ditujukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dan diharapkan para
pembaca dapat memahami apa yang terdapat dalam makalah ini.
Dan tidak lupa juga kami berterima kasih kepada dosen pembimbing ibu
Kusmini,M.kep.Sp.An selaku dosen kuliah Keperawatan Anak Politeknik
Kesehatan Kememkes Surabaya karena telah membimbing kami sebagai
mahasiswa. Serta kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dengan dukungan moral dan materil dalam menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan .
Penyusun
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Kecukupan nutrisi saat ini dapat di evaluasi menggunakan standar World
Health Organization (WHO) untuk pertumbuhan, yaitu suatu alat yang
diperkenalkan WHO pada tahun 2009 untuk pemantauan percepatan
pertumbuhan sehingga diharapkan pemantauan pertumbuhan lebih
mendetil dan dapat dijadikan dasar untuk kewaspadaan sebelum terjadi
malnutrisi (De Onis 2008; Das et al. 2010).
Operasi penutupan PDA diharapkan dapat mencegah atau
mengurangi gejala yang diakibatkan dari PDA.(Pass et al. 2004) Seperti
yang telah diketahui, salah satu gejala dan tanda yang sering didapatkan
pada pasien dengan PDA adalah gangguan pertumbuhan, sehingga
standar WHO untuk pertumbuhan diharapkan dapat diterapkan untuk
pemantauan pasien PDA.
Penelitian ini bertujuan untuk evaluasi perbedaan percepatan
pertumbuhan pasien PDA sebelum penutupan dan setelah penutupan
menggunakan standar pertumbuhan WHO yang baru.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi penyakit PDA ?
2. Bagaimana etiologi penyakit PDA ?
3. Bagaimana manifestasi klinis penyakit PDA ?
4. Bagaimana patofisiologi PDA ?
5. Bagaimana pathway PDA ?
6. Bagaimana komplikasi penyakit PDA ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang penyakit PDA ?
8. Bagaimana penatalaksanaan penyakit PDA ?
9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan PDA ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis perbedaan percepatan pertumbuhan pada pasien PDA
sebelum dan sesudah penutupan.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui percepatan pertumbuhan berat badan pada pasien
2
PDA sebelum dilakukan penutupan.
b. Memberikan kesimpulan kejadian failure to thrive pada pasien PDA
sebelum dilakukan penutupan.
c. Mengetahui percepatan pertumbuhan berat badan pada pasien
PDA setelah dilakukan penutupan.
d. Memberikan kesimpulan kejadian failure to thrive pada pasien PDA
setelah dilakukan penutupan.
e. Menganalisis perbedaan percepatan pertumbuhan pasien PDA
sebelum dan sesudah penutupan.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Bidang Akademik
a. Diharapkan memberikan bukti empiris pengaruh tindakan penutupan
PDA terhadap prcepatan pertumbuhan pada pasien anak dengan PDA
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
penelitian lebih anjut oleh peneliti lain.
2. Manfaat Bidang Pelayanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk edukasi
pasien dengan PDA dalam hal edukasi mengenai kemungkinan
pertumbuhan pasien setelah dilakukan penutupan.
3. Manfaat Bidang Kedokteran Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi kedokteran
keluarga sebagai sarana edukasi mengenai percepatan pertumbuhan
pada pasien PDA setelah dilakukan penutupan.
3
BAB 2
KONSEP TEORI
2.1.1 Definisi
4
PDA sedang biasanya memberikan gejala pada usia 2-5 bulan tetapi tidak berat.
Pasien mengalami kesulitan makan, sering menderita infeksi saluran nafas namun
biasanya berat badan masih dalam batas normal. Anak lebih mudah lelah tetapi
masih dapat mengikuti permainan. Pada pemeriksaan fisik frekuensi nafas sedikit
lebih cepat dibanding anak normal.
PDA besar menimbulkan gejala yang tampak berat sejak minggu-minggu pertama
kehidupan. Pasien tidak nafsu makan sehingga berat badan tidak bertambah.
Tampak dispnea dan takipnea dan banyak berkeringat bila minum. Pada
pemeriksaan tidak teraba getaran bising sistolik dan pada auskultasi terdengar
bising kontinu atau bising sistolik. Semua penderita PDA besar yang tidak
dilakukan operasi biasanya menderita hipertensi pulmonal
PDA kecil mungkin dapat menutup spontan, akan tetapi berapa persen
kemungkinannya sulit dipastikan. Dengan penatalaksanaan yang adekuat, terapi
medis dan tindakan bedah bila diperlukan, pasien PDA sedang dan besar
mempunyai prognosis yang baik.
2.1.2 Etiologi
a. Faktor Prenatal
2) Ibu alkoholisme.
5
4) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
b. Faktor Genetik
PDA kecil dengan diameter 1,5-2,5 milimeter biasanya tidak memberi gejala. Tekanan
darah dan tekanan nadi dalam batas normal. Jantung tidak membesar. Kadang teraba
getaran bising di sela iga II kiri sternum. Pada auskultasi terdengar bising kontinu,
machinery murmur yang khas untuk PDA, di daerah subklavikula kiri. Bila telah terjadi
hipertensi pulmonal, bunyi jantung kedua mengeras dan bising diastolik melemah atau
menghilang.21 PDA sedang / moderat dengan diameter 2,5-3,5 milimeter biasanya
timbul sampai usia dua sampai lima bulan tetapi biasanya keluhan tidak berat. Pasien
mengalami kesulitan makan, seringkali menderita infeksi saluran nafas, namun biasanya
berat badannya masih dalam batas normal. Anak lebih mudah lelah tetapi masih dapat
mengikuti permainan.
PDA besar dengan diameter >3,5-4,0 milimeter menunjukkan gejala yang berat sejak
minggu-minggu pertama kehidupannya. Ia sulit makan dan minum, sehingga berat
6
badannya tidak bertambah. Pasien akan tampak sesak nafas (dispnea) atau pernafasan
cepat (takipnea) dan banyak berkeringat bila minum. PDA besar yang tidak diobati dan
berkembang menjadi hipertensi pulmonal akiba penyakit vaskular paru, yakni suatu
komplikasi yang ditakuti. Komplikasi ini dapat terjadi pada usia kurang dari satu tahun,
namun jauh lebih sering terjadi pada tahun ke-2 dan ke-3. Komplikasi ini berkembang
secara progresif, sehingga akhirnya ireversibel, dan pada tahap tersebut operasi koreksi
tidak dapat dilakukan.
2.1.4 Patofisiologi
Kejadian ini disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi arteri
pulmonalis dan defek septum ventrikel tekanan rongga jantung
kanan akan lebih tinggi dari tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari
ventrikel kanan yang miskin akan oksigen mengalir melalui defek tersebut ke
ventrikel kiri yang kaya akan oksigen, keadaan ini disebut dengan pirau (shunt)
kanan ke kiri yang dapat berakibat kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi
sistemik. Kadar oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan sianosis.
7
4) Penurunan saturasi oksigen arteri, dengan gejala: polisitemia, asidosis,
sianosis.
2.1.5 Pathway
a. Endokarditis
8
b. Obstruksi pembuluh darah pulmonal
c. CHF
e. Enterokolitis nekrosis
i. Aritmia
j. Gagal tumbuh
(Betz & Sowden, 2009 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)
ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90°.
tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.
sangat menentukan dalam diagnosis anatomik.
9
2.1.8 Penatalaksanaan
(Betz & Sowden, 2009 ; 377-378, Suriadi, Rita Yulia ni, 2001 ; 236)
1. Pengkajian
10
wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian
diklasifikasikan dalam data subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan
ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh pasien. Data objektif merupakan
data yang didapat dari hasil observasi, pengukuran, dan pemeriksaan fisik.
2. Diagnosa Keperawatan
11
a. Diagnosa Keperawatan
12
a) Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
5) Monitor GDA
13
5) Jelaskan pentingnya istirahat dan perlunya antara istirahat dan
aktivitas.
kurang
Kriteria Hasil:
bagaimana memenuhinya.
14
NOC: Pertumbuhan Kriteria Hasil:
b) Anak mencapai tahapan yang penting mengenai perubahan fisik, kognitif dan
kemajuan psikososial dengan pencapaian sesuai usia tanpa keterlambatan dari
rentang yang diharapkan.
NIC:
1) Pemantauan Nutrisi
2) Peningkatan Perkembangan
perkembangan
anak-anak.
15
a) Mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan, genitaurinaria, dan imun
dalam batas normal
1) Pantau tanda/gejala infeksi (suhu, kulit, suhu tubuh, lesi, kulit, keletihan,
malaise)
2) Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi (usia, tinggkat imun rendah,
malnutrisi)
(Nanda. 2005-2006)
16
BAB V PENUTUP
2. Dalam kasus ini didapatkan lima diagnosa keperawatan antara lain: pada
tanggal 13 februari 2015, penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas, gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
hipoventilasi, ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis, resiko infeksi dengan faktor resiko prosedur
invasife. Padatanggal 15februari 2015, keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan dengan faktor yng menghubungkan efek ketunadayan fisik.
17
nafas berkurang yang pada akhirnya membuat klien tenang dan RR menurun.
B. Saran-saran
4. Bagi Pendidikan
Hasil analisis ini dapat menjadi referensi atau sumber informasi untuk pemberian
asuhan keperawatan serta sebagai bahan bacaan dan bahan masukkan dalam
kegiatan proses belajar.
18
DAFTAR PUSTAKA
Betz Lynn, dkk. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri ed 5 .Jakarta EGC
Depkes RI, (2005). Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional tahun 2001- 2005,
Jakarta.
Doenges M.E., Moorhouse M.F., Murr A.C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines
For Individualizing Client Care Across The Life Span. Edition 8. Philadelphia : F.A.
Davis Company
Potter, P.A, & Perry, A.G. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa: Renata Komalasari,
dkk.Jakarta: EGC.
Suriadi, Rita Yuliani. (2004).Asuhan Keperawatan Pada Anak. CV. Sagung Seto,
19
Jakarta.
Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Alih bahasa : Agus
Sutarna, Neti. Juniarti, H.Y. Kuncoro. Editor edisi bahasa Indonesia : Egi Komara
Yudha [et al.]. Edisi 6. Jakarta : EGC
20