0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan2 halaman
Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok berdasarkan penyebabnya, yaitu meningitis bakteri, tuberkulosis, luetika, virus dan protozoa. Meningitis bakteri ditandai dengan gejala akut seperti demam tinggi dan nyeri kepala hebat, sedangkan meningitis tuberkulosis berlangsung lebih lama dengan gejala ringan. Meningitis luetika dapat terjadi beberapa tahun setelah infeksi primer dan menyebabkan gangguan
Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok berdasarkan penyebabnya, yaitu meningitis bakteri, tuberkulosis, luetika, virus dan protozoa. Meningitis bakteri ditandai dengan gejala akut seperti demam tinggi dan nyeri kepala hebat, sedangkan meningitis tuberkulosis berlangsung lebih lama dengan gejala ringan. Meningitis luetika dapat terjadi beberapa tahun setelah infeksi primer dan menyebabkan gangguan
Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok berdasarkan penyebabnya, yaitu meningitis bakteri, tuberkulosis, luetika, virus dan protozoa. Meningitis bakteri ditandai dengan gejala akut seperti demam tinggi dan nyeri kepala hebat, sedangkan meningitis tuberkulosis berlangsung lebih lama dengan gejala ringan. Meningitis luetika dapat terjadi beberapa tahun setelah infeksi primer dan menyebabkan gangguan
Meningitis bakteria merupakan penyakit infeksi susunan saraf pusat yang mengenai piameter, arachnoid, ruang subarachnoid dapat meluas ke jaringan otak dan medulla spinalis, disebabkan bakteri patogen. Gejala klinis: - Terjadinya akut - Nyeri kepala hebat - Panas tinggi - Bisa disertai kesadaran menurun 2. Meningitis Tuberkulosa Meningitis tuberkulosa adalah penyakit infeksi susunan saraf pusat yang mengenai piameter, arachnoid, ruang subarachnoid yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosa. Penyakit ini bila dibandingkan dengan meningitis bakteri gejalanya sepertinya lebih ringan biasanya ditandai dengan panas sumer-sumer dan terjadinya subakut tidak sedramatis meningitis bakteri, dan disertai pula nyeri kepala, kadang mual dan bila terjadi perluasan infeksi ke otak bisa terjadi kejang dan kesadaran menurun (mengamuk sampai koma). 3. Meningitis luetika Dapat terjadi pada lues stadium II (beberapa hari sampai beberapa minggu setelah efek primer pada genetalia). Pada lues stadium III (sifilis meningovaskuler), diagnosis lebih sulit, oleh karena terjadinya beberapa tahun setelah efek primer pada genital. Gambaran klinis biasanya kronis terjadi ± 3 tahun setelah lesi primer. Gejala klinis: - Sakit kepala ringan - Penglihatan kabur dan diplopia (gangguan nervus III dan VI) - Hemiparesis 4. Meningitis virus Infeksi virus ke dalam susunan saraf pusat dapat dibagi menjadi beberapa kelompok: Kelompok yang penularannya melalui vector (nyamuk), misalnya arbovirus (arthropod- borne viruses) antara lain: St. Louis virus, Eastern virus Kelompok primer, misalnya poliovirus, HIV (AIDS) Kelompok sekunder, misalnya measles, parotitis 5. Meningitis Protozoa (parasit) a. Malaria Malaria serebral merupakan komplikasi yang fatal dari penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falsiparum, yang ditularkan oleh ggitan nyamuk anopheles betina. Malaria serebral adalah suatu akut ensefalopati yang menurut WHO harus memenuhi 3 kriteria yaitu koma menetap lebih 30 menit setelah serangan kejang disertai adanya Plasmodium falsiparum yang dapat ditunjukan dan penyebab lain akut ensefalopati telah disingkirkan b. Toksoplasmosis Toksoplasmosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit Toksoplasma gondii. Toksoplasmosis pada umumnya terjadi bila pasien makan daging yang terkontaminasi kista yang kurang matang masaknya. Sesudah kista termakan – traktus digestivus – menyebar secara limfe hematogen – kelenjar limfe, otot, otak, retina, miokardium, plasenta, dll.
Daftar pustaka Bachrudin Mochamad. Neurologi Klinis. Malang; Universitas Muhammadiyah Malang Press. 2019.