Anda di halaman 1dari 33

Laporan Kasus Ny J/33 tahun

G4 P3 A0 H26-27 minggu + JTHIU +


Preskep + PPI + HAP ec Plasenta
previa + HT Kronis +TBJ 1085 gram

Oleh
Hendri Kusuma
1930912310131

Pembimbing :
dr. M. Robyanoor Ahyadi Radam, M.Kes, Sp.OG,
Subsp. KFM

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


01 FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Februari, 2022
Laporan Kasus Ny J/33 tahun

Pendahuluan

02
Pendahuluan

Perdarahan pada kehamilan di atas


20 minggu umumnya disebabkan oleh
plasenta previa. Diagnosis
banding lain yang dapat
dipikirkan adalah solusio
plasenta dan vasa previa.

Plasenta previa adalah plasenta


yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim demikian rupa
sehingga menutupi seluruh atau
sebagian dari ostium uteri
internum.
Chalik TMA. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan
03 Persalinan. In : Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010;492-521
Pendahuluan

PPI adalah adanya kontraksi uterus


disertai dengan perubahan serviks
berupa dilatasi dan effacement sebelum
usia 37 usia kehamilan

Hipertensi kronik didefinisikan


sebagai hipertensi yang timbul sebelum
umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali
didiagnosis setelah umur kehamilan 20
minggu dan hipertensi menetap sampai
12 minggu pascapersalinan.

04
Wendy Y, Yan Y. Placenta Previa: Pathogenesis and Clinical Findings. The Calgary Guide.

2020.

Wibowo N, Irwinda R, Frisdianty E, Karkata MK, Mose JC, et al. Diagnosis dan Tata Laksana

Pre-Eklampsia. POGI : Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. 2016.p 1-59


Pendahuluan

Tiga penyebab utama kematian ibu


adalah perdarahan (30%), hipertensi
dalam kehamilan (25%), dan infeksi
(12%). Diagnosis antenatal dan
estimasi risiko kehilangan darah masif
pada ibu dengan placenta previa akan
memungkinkan persiapan yang memadai
dan pendekatan multidisiplin guna
menurunkan morbiditas dan mortalitas
ibu

05 Park HS, Cho HS. Management of massive hemorrhage in pregnant


women with placenta previa. Anesth Pain Med (Seoul). 2020;15(4):409-
416. doi:10.17085/apm.20076
LAPORAN KASUS

Nama : Ny. J Nama : Tn. AH


Umur : 33 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Banjar Suku : Banjar
Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Alamat : Jl. Jaruju Laut RT 02 Kecamatan Tatah Makmur


06 Kab. Banjar
Anamnesis

Keluhan utama :
Perdarahan jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien rujukan puskesmas ratah makmur dengan diagnosis G4
P2 A1 H 28 minggu dengan suspek plasenta previa, pasien
mengaku hamil 7 bulan dengan keluhan perdarahan pervaginam
sejak 4 jam SMRS keluar darah bergumpal merah kehitaman
sebanyak 1 setengah gelas belimbing. Kencang-kencang (+) 4
jam SMRS, hilang timbul. Keluar air air (+) gerakk janin
aktif (+). Riwayat coitus kurang lebih 6 hari yang lalu.
Keputihan (+) bau (-), gatal (-), nyeri BAK (-), darah (-
), pandagan mata kabur (-), Mual (-), muntah (-), nyeri
kepala (-), Nyeri ulu hati (-).

Keluar darah pervaginam UK > 20


minggu
Terdapat kencang-kencang
Riwayat coitus lebih dari 6 hari yang
lalu
Kehamilan keempat (multiparitas)
07
Ny. J/33 th
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat Perkawinan: 2 kali Tidak ada keluhan serupa
sebelumnya, Riwayat hipertensi
sejak kehamilan ke-3, tidak
2005-2006 pernah minum obat. DM (-), asma
(-), alergi (-), dan obat
sebelumnya
2007 - sekarang
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat Obstetri Sebelumnya: P3A0
Hipetensi (-), DM (-),
1. 2006/9 bulan/spontan belakang kepala/dukun/3000 asma (-), alergi (-)

gram/laki-laki/hidup/15 tahun

2. 2009/7 bulan/spontan belakang kepala/dukun/1000 Riwayat KB

gram/laki-laki/mati 6 jam post partus Terakhir menggunakan KB


suntik 3 bulan, stop 7
tahun yang lalu
3. 2013/5 bulan/spontan belakang kepala/RS Ulin/2500
Hari Pertama Haid Terakhir
gram/laki-laki/hidup/8 tahun
08 28 Juni 2021
4. Hamil ini
Ny/J/33 tahun

Status Umum Status Obstetri


Keadaan umum : tampak sakit ringan LI : Besar, lunak, tidak
Kesadaran : compos mentis, GCS 4- melenting, TFU 19 cm
5-6 LII : Keras memanjang di kiri
TB/BB/IMT : 154 cm/47 kg/19,2 LIII : Bulat, keras, melenting
kg/m2 LIV : Konvergen (5/5)
TD : 150/80 DJJ : 143 x/menit
Nadi : 84x/menit His : 2x/10’/10-20”
RR : 21 kali/menit TBJ : 1085 gram
T : 36,5o c
Paru : vesikuler, ronkhi (-
/-), wheezing (-/-)
09 Jantung : S1S2 tunggal, murmur (-)
Ekstremitas : akral hangat, edema
(-/-)
Ny/J/33 tahun

Inspekulo
Portio menutup, fluxus (+) tidak
aktif

10
USG di VK

Kesimpulan :
Janin, Tunggal, Hidup,
Intra Uterine, Presentasi
Kepala, plasenta implantasi
di corpus posterior meluas
sampai ke Segmen bawah
Rahim, sesuai usia gestasi
26-27 minggu.
11
Hasil Lab (30 Desember 2021)

12
Hasil Lab (30 Desember 2021)

13
Hasil Lab (30 Desember 2021)

14
Cardiotocography

Baseline : 150 dpm Deselerasi dini : (-)

Variabilitas : 5-25 dpm Pergerakan janin : (+)

Akselerasi : (+) His : (+)


15

Hasil : Kategori I
Ny.J/33 th

Diagnosis

G4 P3 A0 H26-27
minggu + JTHIU +
Preskep + PPI +
HAP ec Plasenta
previa + HT Kronis
+TBJ 1085 gram
16
Ny.J/33 tahun

Tata Laksana

Pematangan
Tokolitik Paru Metildopa
Nifedipin Dexamethason
Nifedipin
Dexamethason Metildopa diberikan
tokolitik
diberikan setiap hari dengan
diberikan
dengan dosis dosisi 3x250 mg
selama 3
2x6 mg selama
hari.
2 hari
17
Follow-Up

18
Follow-Up

19
Laporan Kasus Ny J/33 tahun

Pembahasan

20
Kasus Teori

Pada perdarahan antepartum di


atas usia 20 minggu dapat
dipikirkan 3 diagnosis banding,
yaitu plasenta previa, solusio
Pasien mengeluhkan keluhan plasenta dan vasa previa. Pada
perdarahan antepartum pada usia plasenta previa tidak didapatkan
kehamilan di atas 20 minggu (26- rasa nyeri dan perdarahan tidak
27 minggu) 4 jam SMRS. banyak.
Perdarahannya sebanyak 1 setengah
gelas belimbing tanpa disertai
rasa sakit. Pembentukan SBR bertahap
mengikuti pertambahan usia
kehamilan + melebarnya OUI ->
pergeseran perlengketan plasenta
pada dinding Rahim -> perdarahan

21 Chalik TMA. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan. In : Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010;492-521
Wendy Y, Yan Y. Placenta Previa: Pathogenesis and Clinical Findings. The Calgary Guide. 2020.
Dashe JS, Hoffman BL. Obstetrical Hemorrhage. In : Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Casey MB, Spong CY. Williams Obstetrics. 25th edition. 2018.p 1668-1779
Kasus Teori
Perdarahan plasenta previa
Riwayat coitus 6 hari yang lalu dapat diprovokasi oleh proses
coitus, pemeriksaan dalam
vagina, persalinan, dan tanpa
sebab yang jelas

Terdapat beberapa faktor


risiko untuk plasenta previa,
di antaranya adalah usia ibu
Pada anamnesis disimpulkan
lanjut, multiparitas,
ini adalah kehamilan keempat
merokok, penggunaan kokain,
pasien dengan diagnosis
riwayat suction dan kuret
G4P2A1
sebelumnya, riwayat operasi
22
caesar, dan riwayat plasenta
previa sebelumnya.
Jing L, Wei G, Mengfan S, Yanyan H. Effect of site of placentation on pregnancy outcomes in patients with placenta previa. PLoS One. 2018;13(7)
Findeklee S, Costa SD. Placenta Accreta and Total Placenta Previa in the 19th Week of Pregnancy. Geburtshilfe Frauenheilkd. 2015 Aug;75(8):839-843
Kasus Teori

Pada pemeriksaan USG didapatkan Penegakakkan diagnosis


implantasi plasenta di corpus plasenta previa secara pasti
posterior meluas hingga ke segmen
setelah dengan pemeriksaan
bawah Rahim menutupi ostium uteri
interna USG, bukan pemeriksaan dalam
(Vaginal toucher).

23
Dashe JS, Hoffman BL. Obstetrical Hemorrhage. In : Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Casey MB, Spong CY. Williams Obstetrics. 25th edition. 2018.p 1668-1779.
Pedigo R. First trimester pregnancy emergencies: recognition and management. Emerg Med Pract. 2019 Jan;21(1):1-20.
Kasus Teori

Menurut ACOG, kriteria partus


Pasien mengeluhkan kencang- prematurus imminens yaitu :
kencang sejak 4 jam SMRS. (1) Kontraksi terjadi 4 kali
Pada pemeriksaan fisik dalam 20 menit atau 8 kali
didapatkan his 2 kali dalam dalam 60 menit disertai
10 menit durasi 10-20 detik. dengan perubahan serviks; (2)
Dilatasi serviks lebih dari 1
cm, penipisan lebih dari atau
sama dengan 80%.

24
Irwinda R, Sungkar A, Wibowo N. Panduan persalinan preterm. Pengurus Pusat Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal
Indonesia Dinas Kesehatan Indonesia. 2019
Kirana PALA, Islamy N, Yonata A. G4P3A0 hamil 30 minggu belum inpartu dengan partus prematurus imminens dan ketuban pecah dini. Medula. 2020:10(3):456-7
25
Irwinda R, Sungkar A, Wibowo N. Panduan persalinan preterm. Pengurus Pusat Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal
Indonesia Dinas Kesehatan Indonesia. 2019
Kasus Teori
Kontraksi Rahim pada kasus
plasenta previa dapat dipicu oleh
proses infeksi. Infeksi intra-
Pasien mengeluhkan kencang- amniotik atau inflamasi dapat
kencang sejak 4 jam SMRS. berkontribusi pada proses
persalinan preterm dengan
Pada pemeriksaan fisik
plasenta previa.
didapatkan his 2 kali dalam
10 menit durasi 10-20 detik. Namun pada kasus ini keputihan
Pasien juga mengeluhkan bersifat fisiologis karena tidak
keputihan tanpa gatal dan berwarna, gatal dan berbau.
berbau Kondisi keputihan fisiologis
dapat ditemukan pada kondisi :
ovulasi, menjelang haid dan
setelah haid, rangan seksual dan
dalam kehamilan
26
Mose JC, Alamsyah M, Hudono ST, Handaya, Hadisaputra W. Pemeriksaan Ginekologik. In : Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. Ilmu Kandungan Sarwono Prawirohardjo.
Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011:111-37
Park CW, Moon KC, Park JS, Jun JK, Yoon BH: The frequency and clinical significance of intra-uterine infection and inflammation in patients with placenta previa and
preterm labor and intact membranes. Placenta 2009, 30:613–618
27

perdarahan menghasilkan trombin,


yang merupakan agen uterotonika
yang kuat. Selanjutnya akan
merangsang miometrium untuk
berkontraksi dan juga
meningkatkan ekspresi aktivator
plasminogen dan MMP. Hal ini juga
akan menyebabkan terjadinya
degradasi matriks ekstraselular
yang akan menyebabkan pematangan
serviks dan ketuban pecah dini

Kota SK, Gayatri K, Jammula S, Kota SK, Krishna SVS, Meher LK, et al. Endocrinology of parturition. Indian J Endocrinol Metab. 2013;17(1):50-9
28
Wendy Y, Yan Y. Placenta Previa: Pathogenesis and Clinical Findings. The Calgary Guide. 2020.
Kasus Teori
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang
timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
Pada anamnesis riwayat penyakit hipertensi yang pertama kali didiagnosis seteiah
dahulu didapatkan pasien umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap
menderita hipertensi sejak sampai 12 minggu pascapersalinan.
2. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul
kehamilan anak ke-3 namun pasien setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
tidak pernah kontrol ataupun proteinuria
meminum obat. Pada pemeriksaan 3. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai
tanda vital pasien ditemukan dengan kejang-keiang danlatau koma
tekanan darah pasien 150/80 4. Hipertensi kronik dengan superimposed
preeklampsia adalah hipertensi kronik disertai
dengan protein urin dipstick tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik
negatif. disertai proteinuria
5. Hipertensi gestasional (disebur juga transient
lrypertension) adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah

29

Angsar MD. Hipertensi Dalam Kehamilan. In: Mochtar AB, editor. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010:
532-61
Preeklampsia
Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang
disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan di
atas 20 minggu.
1. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
2. Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin
serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
3. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di
daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
4. Edema Paru
5. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
6. Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta :
Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed
end diastolic velocity (ARDV)

30
Wibowo N, Irwinda R, Frisdianty E, Karkata MK, Mose JC, et al. Diagnosis dan Tata Laksana Pre-Eklampsia. POGI : Pedoman Nasional Pelayanan

Kedokteran. 2016.p 1-59


Kasus Teori

Pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu


diberikan kortikosteroid bertujuan untuk
pematangan paru janin. Adapun mekanisme
Pasien diberikan tatalaksana kerja kortikosteroid adalah menstimulasi
berupa injeksi dexamethasone 2x6
perkembangan pneumosit tipe 1 dan tipe 2
mg IM selama 2 hari. yang akan mempercepat produksi surfaktan
serta menurunkan angka kematian janin.
Diketahui bahwa penggunaan dexametason
akan mempercepat maturitas paru janin
dengan waktu paruh 36-72 jam.

31

Ayu NP, Sari RD. Peran Kortikosteroid dalam Pematangan Paru Intrauterin. Jurnal Majority. 2017.6(3):142-7
Kasus Teori
Tirah baring bertujuan mengurangi
aktivitas berlebih sebagai pencegahan
perdarahan berulang sedangkan pemberian
nifedipin adalah sebagai tokolitik dalam
menghambat kontraksi uterus,
Penatalaksanaan pasien yang lain memperpanjang usia kehamilan dan menunda
yaitu tirah baring serta persalinan
pemberian nifedipin
Menurut Royal College of Obstetricans and
Gynaecologist menyatakan nifedipin dapat
menurunkan frekuensi perdarahan
intraventrikular neonatus dan necrotizing
enterocolitis. Mekanisme kerja obat
nifedipin adalah menghambat masuknya
kalsium pada miometrium sehingga terjadi
relaksasi miometrium
32

Thomson AJ, Ramsay JE. Antepartum Haemorrhage. Royal College of Obstetricans and Gynaecologist Green-Top Guideline. 2011.63:1-23Naz S, Majid E, Soomro S.
Naz S, Majid E, Soomro S. Efficacy of Nifedipine in suppression of Preterm Labour. Pak J Surg 2011; 27(4): 299-303
Ny.J/33 th

TERIMA
KASIH

33

Anda mungkin juga menyukai