Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU

MATERNITAS

MAKALAH VAGINITIS

OLEH :

Nama : Sitti Rahmah

NIM : 14220180079

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TAHUN 2018
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul Vaginitis
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 19 Desember 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i


DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ...........................................................................................3
A. Definisi ................................................................................................................3
B. Etiologi ...............................................................................................................4
C. Klasifikasi ...........................................................................................................5
D. Patofisiologi ........................................................................................................6
E. Gejala .................................................................................................................7
F. Manifestasi klinis . ..............................................................................................8
G. Fakror predisposisi ..............................................................................................9
H. Komplikasi ..........................................................................................................9
I. Pencegahan .........................................................................................................10
J. Penatalaksanaan ..................................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ..........................................................................12
A. Pengkajian ..... .....................................................................................................12
B. Diagnose ....... .....................................................................................................12
C. Intervensi.............................................................................................................13
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................16
A. Kesimpulan .........................................................................................................16
B. Saran ...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebanyakan wanita pemberitahuan dari waktu ke waktu bahwa mereka memiliki
cairan dari vagina. Ini adalah proses normal yang menjaga daerah mukosa vagina lembab.
Tetapi tidak hanya itu daerah vagina yang lembab bisa berubah menjadi saran
berkumpulnya bakteri-bakteri,jamur serta virus yang bisa dengan mudah hidup di daerah
tersebut dan bisa menimbulkan penyakit,seperti yang terdapat di daerah vagina yang
biasa di sebut sebagai vaginitis.
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis dapat terjadi
secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa
membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar
dari daerah ulkus.
Vaginitis di sebabkan oleh jamur dan bakteri akibat tidak bersihnya
genetalia,gejala pada vaginitis biasanya di sertai keluar cairan vagina atau keputihan yang
abnormal,di katakan abnormal karena keputihan tersebut sangat berlebihan berbau dan
terjadi iritasi di sekitar vagina,vaginitis bisa juga di sebabkan bawaan pada saat bersalin
karena kurangnya keseterilan dari alat atau dari henskun si penolong yang kurang seteril.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Vaginitis ?
2. Apa yang menyebabkan vaginitis ?
3. Bagaimana Klasifikasi Vaginitis ?
4. Bagaimana Patofisiologi Vaginitis ?
5. Bagaimana Gejala dari Vaginitis
6. Bagaimana Manifestasi Klinis Vaginitis ?
7. Apa yang menjadi factor predisposisi Vaginitis ?
8. Apa komplikasi Vaginitis ?
9. Bagaimana cara mencegah Vaginitis ?
10. Bagaimana Penatalaksanaan Vaginits ?
11. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada pasien Vaginitis ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Definisi Vaginitis
2. Untuk mengetahui penyebab vaginitis
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Vaginitis
4. Untuk mengetahui Patofisiologi Vaginitis
5. Untuk mengetahui Gejala dari Vaginitis
6. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Vaginitis
7. Untuk megetahui factor predisposisi Vaginitis
8. Untuk mengetahui komplikasi Vaginitis
9. Untuk mengetahui cara mencegah Vaginitis
10. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Vaginits
11. Untuk megetahui asuhan keperawatan pasien vaginitis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Vaginitis
Vaginitis adalah peradangan dari vagina. Vaginitis sangat umum dan dilaporkan
oleh sebanyak 75% dari wanita-wanita pada beberapa titik dari kehidupan-kehidupan
mereka. Vaginitis dapat disebabkan oleh sejumlah infeksi-infeksi, termasuk bakteri-
bakteri (seperti Gardnerella dan gonorrhea), protozoan-protozoan (seperti trichomonas),
dan ragi (Candida). Infeksi ragi vagina adalah bentuk paling umum dari vaginitis, sering
dirujuk sebagai vaginal Candidiasis.
Infeksi-infeksi bakteri vagina terjadi ketika bakteri baru diperkenalkan kedalam
area vagina, atau ketika ada peningkatan dalam jumlah bakteri yang sudah hadir di vagina
relatif pada jumlah dari bakteri yang normal. Contohnya, ketika bakteri yang normal dan
melindungi dihapus oleh antibiotik-antibiotik (diminum untuk merawat infeksi saluran
kencing, pernapasan dan tipe-tipe lain) atau oleh obat-obat penekan imun
(immunosuppressive drugs), bakteri dapat berlipat ganda, menyerang jaringan-jaringan,
dan menyebabkan iritasi dari lapisan vagina (vaginitis).
Infeksi-infeksi bakteri vagina dapat juga terjadi sebagai akibat dari luka pada
vagina bagian dalam, seperti setelah kemoterapi. Juga, wanita-wanita dengan sistim imun
yang ditekan (contohnya, yang memakai obat-obat yang berhubungan dengan cortisone
seperti prednisone) mengembangkan infeksi-infeksi bakterii vagina lebih seringkali
daripada wanita-wanita dengan imunitas yang normal. Kondisi-kondisi lain yang
mungkin memberi wanita-wanita kecenderungan mengembangkan infeksi-infeksi ragi
vagina termasuk diabetes militus kehamilan, dan memakai obat-obat kontrasepsi oral.
Pengunaan pancuran-pancuran atau spray-spray kesehatan vagina yang diberi minyak
wangi mungkin juga meningkatkan risiko seorang wanita mengembangkan infeksi
bakteri vagina.
Infeksi bakteri vagina tidak dipertimbangkan sebagai infeksi yang ditularkan
secara seksual atau sexually transmitted infection (STD), karena Candida mungkin hadir
pada vagina yang normal, dan kondisi terjadi pada wanita-wanita yang tidak kawin.
Bagaimanapun, adalah mungkin untuk pria-pria mengembangkan gejala-gejala dari iritasi
kulit penis dari infeksi bakteri setelah hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi.
Vaginitis (colpitis) adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, parasit atau jamur.
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis dapat terjadi
secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa
membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar
dari daerah ulkus.
Vaginitis di sebabkan oleh jamur dan bakteri akibat tidak bersihnya
genetalia,gejala pada vaginitis biasanya di sertai keluar cairan vagina atau keputihan yang
abnormal,di katakan abnormal karena keputihan tersebut sangat berlebihan berbau dan
terjadi iritasi di sekitar vagina,vaginitis bisa juga di sebabkan bawaan pada saat bersalin
karena kurangnya keseterilan dari alat atau dari henskun si penolong yang kurang seteril.
B. ETIOLOGI
1. Infeksi
 Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
 Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan
pemakai antibiotik.
 Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
 Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
 Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
 Sabun cuci dan pelembut pakaian
 Deodoran
 Zat di dalam air mandi
 Pembilas vagina
 Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
 Tinja
3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4. Terapi penyinaran
5. Obat-obatan
6. Perubahan hormonal.
C. KLASIFIKASI
1. Vaginitis Candida disebabkan oleh Candida albicans.
Penyebab :
 Hygiene yang kurang.
 Pertumbuhan Candida yang berlebihan, karena kadar glukosa darah yang tinggi,
dan pemberian antibiotik berspektrum luas.
Tanda dan gejala :
 Pruritus vulvae.
 Nyeri vagina yang hebat.
 Disuria eksterna dan interna.
 Rash pada vulva.
 Eritematosa.
 Sekret khas seperti keju lembut.
2. Vaginitis Trichomonas disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Penyebab : hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
 Secret banyak dan bau busuk.
 Disuria eksterna dan interna.
 Pruritus vulva.
 Edema vulva.
3. Vaginitis non spesifik disebabkan oleh Gardnerella vaginalis.
Penyebab :
 Hygiene yang kurang.
 Hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
 Vagina berbau busuk dan amis.
 Sekret encer, kuning sampai abu-abu.
4. Vaginitis Atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina yang defisiensi estrogen.
Penyebab : pasca menopause rentan terhadap infeksi.
Tanda dan gejala :
 Pendarahan pervaginam.
 Disuria eksterna.
 Pruritus.
 Dispareunia.
 Permukaan vagina merah muda, pucat, halus tanpa rugae.
D. PATOFISIOLOGI
Bila keseimbangan mikroorganisme berubah, maka organisme yang berpotensi
patogen, yang merupakan bagian flora normal, misalnya C. albicans pada kasus infeksi
monolia serta G. vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus vaginitis non spesifik
berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan dengan gejala. Pada
mekanisme lainnya, organisme ditularkan melalui hubungan seksual dan bukan
merupakan bagian flora normal seperti Trichomonas vaginalis dan Nisseria gonorrhoea
dapat menimbulkan gejala . Gejala yang timbul bila hospes meningkatkan respon
peradangan terhadap organisme yang menginfeksi dengan menarik leukosit serta
melepaskan prostaglandin dan komponen respon peradangan lainnya.
Gejala ketidaknyamanan dan pruritus vagina berasal dari respon peradangan
vagina lokal terhadap infeksi T. vaginalis atau C. albicans. Organisme tertentu yang
menarik leukosit, termasuk T. vaginalis, menghasilkan secret purulen. Diantara wanita
dengan vaginitis non spesifik. Baunya disebabkan oleh terdapatnya amina dibentuk
sebagai hasil metabolisme bakteri anaerob. Histamin dapat menimbulkan
ketidaknyamanan oleh efek vasodilatasi local. Produk lainnya dapat merusak sel-sel
epitel dengan cara sama dengan infeksi lainnya
E. GEJALA
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari
vagina.
Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-
gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan
yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning
kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih,
abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual
atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi
penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.
Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar
pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan
kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan
wanita yang mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang
berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.
Gatal-gatalnya sangat hebat. Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah,
bisa disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium.
Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan
seksual.
Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus
papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar
ke daerah lain). Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh
infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau
sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
Vulvitis dapat juga menyebabkan nyeri lokal sebagai tambahan pada gejala-gejala diatas.
Nyeri pada area vulvar dirujuk sebagai vulvodynia.
Pada sampai dengan 5% dari wanita-wanita, vulvovaginitis bakteri mungkin
menyebabkan persoalan kekambuhan. Infeksi bakteri yang kambuh terjadi ketika seorang
wanita mempunyai empat atau lebih infeksi-infeksi dalam satu tahun yang tidak
berhubungan dengan penggunaan antibiotik. Infeksi-infeksi bakteri yang kembuh
mungkin dihubungkan pada kondisi medik yang mendasarinya dan mungkin memerlukan
perawatan yang lebih agresif.
F. MANIFESTASI KLINIS
Vaginitis :
 leukorea yang kadang-kadang berbau (anyir).
 Perasaan panas/ pedih pada vagina.
 Perasaan gatal pada vulva.
tanda dan gejala vaginitis :
1. Akut
 Pruritus.
 Panas.
 Eritema.
 Edema.
 Perdarahan.
 Nyeri (mungkin sangat, menyebabkan tidak mampu berjalan, duduk dan retensi
urine akut).
 Ulserasi dan vesikel.
2. Kronik
 Inflamasi hebat dengan edema minimal.
 Pruritus hebat ® ekskoriasi ® infeksi sekunder.
 Daerah yang terserang : monpubis, perineum, paha yang berdekatan, anus,
sekitar paha.
 Lesi ulseratif disebabkan : granuloma, karsinoma, melanoma.
 Hasil akhir mungkin berupa ekstruksi vulva.
G. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Coitus, terutama dalam smegma preputium mengandung kuman-kuman.
2. Tampon-tampon di dalam vagina, misalnya untuk menampon darah haid.
3. Higiene yang kurang, pakaian kotor.
4. Atrofi epitel vagina pada mosa senile dimana epitel vagina kurang mengandung
glikogen dan menjadi tipis.
5. Korpus alineum : terutama pada anak-anak tetapi juga alat-alat perangsang seks pada
orang dewasa.
6. Masturbasi kronis.
7. Benda asing dalam vagina.
H. KOMPLIKASI
1. Endometritis
Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena perubahan
pH, bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis.
2. Salpingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba uterine.
3. Servisitis
Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks.
I. PENCEGAHAN
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan
dapat meredakan beberapa gejala:
1. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda
setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan
gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
2. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
3. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran bakteri
dari tinja ke vagina.
Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:
1. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari mandi
biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme normal yang berada di
vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak
menghilangkan sebuah infeksi vagina.
2. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual.
3. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika Anda
merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di
lingkungan lembab.
J. PENATALAKSANAAN
Jenis infeksi Pengobatan
Jamur

 Miconazole, clotrimazole, butoconazole atau terconazole


(krim, tablet vagina atau supositoria)

Bakteri Biasanya metronidazole atau clindamycin (tablet vagina) atau
metronidazole (tablet).
Jika penyebabnya gonokokus biasanya diberikan suntikan
ceftriaxon & tablet doxicyclin
Klamidia Doxicyclin atau azithromycin (tablet)
Trikomonas Metronidazole (tablet)
Virus papiloma Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yg berat
manusia (kutil digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil (dioleskan ke kutil)
genitalis)
Virus herpes Acyclovir (tablet atau salep)
Selain obat-obatan penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak
terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya
terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sebum gliserin).
Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada
vulva atau berendam dalam air dingin. Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan
disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep kortikosteroid dan antihistamin
per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan
memperpendek lamanya infeksi herpes.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
 Nyeri
 Luka
 Perubahan fungsi seksual
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin.
b. Dahulu
Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi
4. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Bagian Luar
 Inspeksi
 Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien
 Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria
 Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan
ulkus, keluaran dan nodul
b. Pemeriksaan Bagian Dalam
 Inspeksi
Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya
 Palpasi
 Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula,
 Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan
 Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas
 Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh
3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
C. INTERVENSI
1. Manajemen nyeri
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Moitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS,hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur
- Pertimbangka jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaska strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmkologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
2. Promosi Citra tubuh
Tindakan :
Observasi
- Identfikasi harapan citra tubuh berdasarka tahap perkembangan
- Identifikasi, budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
- Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi social
- Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sediri
- Monitor apakah pasien bias melihat bagian tubuh yang berubah
Terapeutik
- Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
- Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
- Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan
- Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis. Luka penyakit,
pembedahan)
- Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
- Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
- Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
- Anjurkan menggunakan alat bantu (mis. Pakaian, wig, kosmetik
- Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. Kelompok sebaya)
- Latih fungsi tubuh yang dimiliki
- Latih peningkatan penampilan diri
- Latih mengungkapkan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok
3. Pencegahan infeksi
Observasi :
- Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjug
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkugan pasien
- Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mncuci tangan dengan benar
- Ajarkan cara memeriks kondisi luka
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meingkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaorasi pemberian imunisasi jika perlu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vaginitis adalah peradangan yang terjadi pada vagina yang disebabkan oleh
infeksi dari bakteri,jamur dan virus. Penyakit ini oleh dapat menular melalui hubungan
suami istri. Tetapi penyakit ini juga bisa sembuh dengan terapi obat yang di berikan
tenaga kesehatan.
Gejala dari penyakit ini adalah dengan keputihan yang mengganggu yaitu dengan
keputihan yang jumlah banyak berbau dan gatel. Cara mudah mencegah penyakit ini
adalah dengan menjaga selalu kebersihan daerah genetal anda.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah jauh dari kata sempurna, maka dari itu bagi
pembaca yang mempunyai kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan
makalah ini sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan ndonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Karim. (2017). Vaginosis Bakterial. https://e-journal.unair.ac.id


diakes pada tanggal 18 Desember 2018

Wamengga, Denny. (2011). “Makalah Askeb Vaginitis” https://www.academia.edu


Diakses pada tanggal 16 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai