TRAKEOSTOMI
B. DEFINISI
Pengertian Trakeostomi adalah prosedur pembedahan dengan
memasang slang melalui sebuah lubang ke dalam trakea untuk mengatasi
obstruksi jalan nafas bagian atas atau mempertahankan jalan nafas dengan cara
menghisap lendir, atau untuk penggunaan ventilasi mekanik yang kontinu.
(Marelli, 2008).
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang ke dalam trakea.
Ketika selang indweling dimasukkan ke dalam trakea, maka istilah trakeostomi
digunakan (Smeltzer dan Bare, 2013). Pada awalnya trakeostomi sering
dilakukan dengan indikasi sumbatan jalan napas atas, namun saat ini sejalan
dengan kemajuan unit perawatan intensif, trakeostomi lebih sering dilakukan atas
indikasi intubasi lama (prolonged intubation) dan penggunaan mesin ventilasi
dalam jangka waktu lama keputusan untuk melakukan trakeostomi pada
umumnya dapat dilakukan dalam waktu 7 hari dari intubasi.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi Menurut Hadikawarta, et al (2009), trakeostomi dibagi atas 2
(dua) macam, yaitu berdasarkan letak trakeostomi dan waktu dilakukan tindakan.
Berdasarkan letak trakeostomi terdiri atas letak rendah dan letak tinggi dan batas
letak ini adalah cincin trakea ketiga. Sedangkan berdasarkan waktu dilakukan
tindakan maka trakeostomi dibagi dalam:
1. Trakeostomi darurat (dalam waktu yang segera dan persiapan sarana
sangat kurang)
2. Trakeostomi berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan
secara baik
E. PATOFISIOLOGI
Menurut Kurniawati Lusiana (2014) Masalah pada jalan napas adalah
sumbatan. Sumbatan dapat terjadi baik total maupun parsial. Sumbatan total
terjadi karena benda asing yang menutup jalan napas secara tiba-tiba.
Sedangkan sumbatan parsial dibedakan menjadi tiga bagian yaitu
1. Sumbatan karena cairan
Setiap pasien trauma beresiko mengalami sumbatan jalan nafas karena
cairan yang disebabkan oleh darah, secret dan lain-lain. Sumbatan karena
cairan dapat mengakibatkan aspirasi yaitu masuknya cairan asing kedalam
paru-paru penderita.Upaya penanganan sumbatan jalan nafas karena cairan
adalah dengan melakukan penghisapan atau suctioning sesegera mungkin.
2. Sumbatan karena pangkal lidah
Pada penderita yang mengalami penurunan kesadaran, maka mungkin
pangkal lidah akan jatuh kebelakang dan menyumbat hipofaring. Hal ini
karena otot-otot penyanggah lidah lemas atau mengalami kelumpuhan. Cara
mengatasi sumbatan jalan nafas karena sumbatan pangkal lidah pada
prinsinya adalah mengangkat pangkal lidah agar tidak menyumbat jalan
nafas.
3. Sumbatan anatomis
Disebabkan oleh penyakit saluran nafas atau karena adanya trauma yang
mengakibatkan pembekakan/ udema pada jalan nafas (ex. Trauma inhalasi
pada kebakaran). Penanganan sumbatan karena antomis seringkali
membutuhkan penanganan secara surgical dengan membuat jalan nafas
alternatif tanpa melalui mulut atau hidung penderita.
F. PHATWAY
Trakeostomi
Post operasi
Pre operasi
Ansietas
Mikroorganisme / Gangguan
Gagguan Kerusakan
benda asing masuk komunikasi
citra diri integritas
ke dalam trakhea verbal
kulit
Fistula trakeoesofagus
Nekrosis
c)
d) Aspirasi
e) Kerusakan saraf laring kambuhan atau penetrasi sinding trakea posterior
2. Komplikasi jangka panjang
a) Obstruksi jalan nafas akibat akumulasi sekresi
b) Infeksi
c) Disfagia
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan trakeostomi
yaitu :
1. Pemeriksaan fungsi paru
2. Analisa gas darah arteri
3. Rontgen dada (Thorax)
4. Pemeriksaan laboratorium : masa perdarahan dan masa pembekuan
(BT,CT,PT,APTT), Status nutrisi / elektrolit, nilai Hb.
(Smeltzer et al, 2015).
I. PENATALAKSANAAN TRAKEOSTOMI
Menurut ( Marylin, 2013) penatalaksaan trakeostomi adalah:
1. Persiapan tindakan :
a) Persiapan pasien : puasa minimal 4 jam sebelum tindakan.
b) Informed consent ke keluarga pasien berupa surat ijin tindakan (SIT)
Kedokteran, SIT Anasthesi, bukti edukasi dan persetujuan ke bagian
administrasi.
c) Pemeriksaan Lab : masa perdarahan dan masa pembekuan, Hb.
d) Persiapan Alat :
Kanul trakeostomi ukuran 7fr atau 7,5fr atau sesuai instruksi dokter.
Set steril untuk tindakan trakeostomi.
Obat – obatan anastesi
2. Perawatan Trakeostomy
a) Pembersihan secret atau biasa disebut trakeobronkial toilet
b) Perawatan luka pada trakeostomi
c) Perawatan anak kanul
d) Humidifikasi untuk menjaga kelembapan
3. Tujuan Perawatan Trakeostomi
a) Untuk mencegah sumbatan pipa trakeostomi (Pluging)
b) Untuk mencegah infeksi
c) Meningkatkan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi)
d) Bronkial toilet yang efektif
e) Mencegah pipa tercabut
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamnnesa
1) Data Demografi: Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya:
nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat,
jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.
2) Data Subyektif: sesak napas, nyeri
3) Data obyektif: RR meningkat, Saturasi O2 menurun
4) Pemeriksaan Fisik: B1 : Ronchi, RR meningkat, Saturasi O2 menurun
5) Pengkajian Psikososial: Ansietas terjadi pada pasien dengan
trakeostomi.
2. Pengkajian Teoritis Lengkap
a. Identitas Klien
Lakukan pengkajian pada identitas pasien dan isi identitasnya yang
meliputi : Nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama
dan tanggal pengkajian.
b. Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah batuk berdahak, nyeri dada, sesak napas.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Penderita obstruksi jalan napas menampakkan gejala nyeri dada,
batuk berdahak, dan disertai sesak napas dan adanya edema pada
laring.
d. Riwayat Kesehatan terdahulu (RKD)
Penyakit yang pernah dialami oleh pasien sebelum masuk rumah sakit,
kemungkinan pasien pernah menderita penyakit sebelumnya seperti:
adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan penggunaan obat
kontrasepsi oral.
e. Riwayat kesehatan Keluarga (RKK)
Riwayat adanya penyakit obstruksi jalan napas pada anggota keluarga
yang lain seperti penyakit Asma.
f. Data Dasar Pengkajian Pasien (Somantri, Irman 2014)
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, keletihan, napas pendek.
Tanda : Frekuensi pernapasan meningkat, perubahan irama
pernapasan, takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya hipertensi.
Tanda : Kenaikan tekanan darah meningkat, penampilan kemerahan,
atau pucat.
3. Psikososial
Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara, mati, terjadinya/
berulangnya kanker. Kuatir bila pembedahan
. mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan kerja dan
. keuangan.
Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak, menyangkal.
4. Eliminasi
Gejala : gangguan saat obstruksi riwayat penyakit paru
5. Makanan/cairan
Gejala : Kesulitan menelan
Tanda :Kesulitan menelan, mudah tersedak, bengkak
luka (malnutrisi)
6. Neurosensori
Gejala : Diplopia (penglihatan ganda, ketulian)
Tanda : Parau menetap atau kehilangan suara, kesulitan menelan,
s ketulian konduksi, kerusakan membrane mukosa.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk)
Tanda : Melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit
. untuk membatasi gerakan).
8. Pernafasan
Gejala : Adanya riwayat merokok/mengunyah tembakau, bekerja
dengan debu serbuk kayu, kimia toksik/serbuk, logam
berat, riwayat penggunaan berlebihan suara, riwayat
penyakit paru kronis, batuk dengan/tanpa sputum,
drainase darah pada nasal (Smeltzer et al, 2015)
K. Jenis-jenis trakeostomi
Jenis-jenis trakeostomi menurut Nurseslab (2011) adalah sebagai berikut:
Cuffed Tubes; Selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur
sehingga memperkecil risiko timbulnya aspirasi.
Ukuran pipa
Ukuran trakeostomi standar adalah 0 – 12 atau 24 – 44 French.
Trakeostomi umumnya dibuat dari plastik, namun dari perak
juga ada. Tabung dari plastik mempunyai lumen lebih besar
dan lebih lunak dari yang besi. Tabung dari plastik melengkung
lebih baik kedalam trakea sehingga iritasi lebih sedikitdan lebih
nyaman bagi klien.
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen penceda fisik
2. Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
3. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
M. INTERVENSI KEPERAWATAN
Lindman, MD; Chief Editor: Arlen D Meyers, MD, MBA, (2011). Tracheostomy.
Medscape reference. Diakses 28 september 2011 pukul 06.16, dari web site
http://emedicine.medscape.com/article/865068-overview