Anda di halaman 1dari 30

TUGAS Kelompok : KEP.

KULIT DAN KEPALA

DOSEN : Ns. Faisal Rizal S.Kep, M.Kes., M. Kep

Ns. Ambo Anto, S.Kep., M.MKep

Macam-Macam Terapi Untuk Penyakit Kulit

KELOMPOK 4 :

1. Nurul Fitrah
2. Priskilya S Miru
3. Rosmiati
4. Rosalina Luturmas
5. Rino A Nanariain
6. Salomi Larat
7. Welminci
8. Endang S.b Weni

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segalah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan
Semesta Alam, karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mendapat kesehatan
dan kekuatan fisik serta fikiran sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Macam-
macam terapi untuk penyakit kulit Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan kuli dan kepala untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang
mata kuliah ini.

Tidak lupa pula pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan kulit dan kepala yaitu
bapak : Ns.FAISAL.RIZAL.S.Kep,M.Kes, dan Ns AMBO ANTO S.Kep., M.M.Kep. yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

MACAM –MACAM TERAPI UNTUK PENYAKIT KULIT

A. Pengantar pengertian penyakit kulit


Pengertian Penyakit Kulit Penyakit kulit adalah kelainan kulit yang diakibat
adanya jamur, kuman, parasit, virus maupun infeksi yang dapat menyerang siapa saja.
Penyakit kulit dapat menyerang seluruh atau sebagian tubuh tertentu dan dapat
membahayakan kondisi kesehatan penderita jika tidak ditangani dengan serius.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada kulit yang sering ditemui
misalnya faktor lingkungan, iklim, tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang
sehat, alergi dan lain-lain (Putri, Furqon, & Perdana, 2018).
Penyakit kulit ada beragam dengan penyebab yang bervariasi pula. Ada penyakit
kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi, ada pula yang terjadi karena infeksi jamur
hingga bakteri. Begitu pun dengan gejalanya, dari penyakit kulit yang ringan hingga
berat. Oleh karena itu, penting bagi Anda mengetahui beragam penyakit kulit beserta
cara mengatasinya, agar Anda lebih waspada terhadap kondisi ini.
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh. Fungsinya untuk melindungi tubuh
dari bakteri, virus, dan sinar matahari, membantu mengatur suhu tubuh, merasakan
sensasi sentuhan dan nyeri, serta menghasilkan vitamin D.
➢ Penyakit kulit karena infeksi
Penyakit kulit akibat infeksi ini umumnya menular. dan bisa disebabkan
oleh:
• Infeksi bakteri Beberapa penyakit kulit yang diakibatkan oleh infeksi
bakteri di antaranya adalah bisul, impetigo, kusta, folikulitis (infeksi pada
kelenjar rambut), dan selulitis.
• Infeksi virus Cacar, herpes zoster atau cacar ular, kutil, molluscum
contagiosum, dan campak merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh
virus.
• Infeksijamur Jamur biasanya menyerang bagian kulit yang sering lembap.
Macam- macampenyakitkulitkarenainfeksijamuradalah kurap, tinea cruris
-(infeksi jamur di selangkangan), panu, dan kutu air (infeksi jamur pada
kaki).
• Infeksi parasit Parasit, seperti kutu dan tungau, merupakan jenis parasit
yang sering menimbulkan penyakit kulit, yaitu kudis. Selain kedua jenis
parasit tersebut, infeksi cacing juga bisa menimbulkan penyakit kulit.

➢ Mengatasi dan Mencegah Penyakit Kulit


Pengobatan macam-macam penyakit kulit tergantung pada jenis dan
penyebabnya. Ada penyakit kulit yang bisa sembuh dengan sendirinya, dan
ada juga yang harus ditangani secara medis, mulai dari pemberian obat-obatan
salep hingga operasi.
Berikut ini adalah beberapa jenis pengobatan yang sering digunakan untuk
mengobati penyakit kulit:
1. Kortikosteroid Obat ini digunakan untuk mengurangi respon daya tahan
tubuh yang terlalu aktif. Kortikosteroid salep atau tablet minum biasanya
digunakan untuk mengobati penyakit kulit akibat peradangan, seperti
dermatitis atau gangguan autoimun.
2. Antihistamin merupakan obat yang digunakan untuk meredakan reaksi
alergi dan gatal-gatal pada kulit. Obat ini dapat dibeli sendiri di apotek
atau melalui resep dokter.
3. Antibiotik salep diberikan untuk mengatasi penyakit kulit akibat infeksi
bakteri. Pada infeksi yang luas, dokter akan memberikan antibiotik dalam
bentuk tablet atau kapsul yang diminum. Konsumsi antibiotik harus
berdasarkan resep dokter dan harus dihabiskan.
4. Obat antivirus Pemberian obat antivirus bertujuan untuk mengurangi
gejala dan membasmi virus penyebab penyakit kulit.
5. Obat antijamur Obat antijamur untuk mengatasi penyakit kulit akibat
infeksi jamur kebanyakan berbentuk obat oles. Namun, terkadang dokter
juga akan meresepkan obat antijamur untuk diminum.
6. Operasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kulit atau penyakit kulit
lain, misalnya kutil. Selain pengobatan, pencegahan juga perlu dilakukan,
agar penyakit kulit tidak kambuh dan tidak menular kepada orang lain.

➢ Bahan pembantu terapi untuk penyakit kulit


Berikut adalah jenis vitamin untuk kulit yang harus Anda penuhi setiap

hari.
1) Vitamin E
Manfaat vitamin E sudah sangat dikenal untuk menjaga kesehatan kulit.
Yang paling utama adalah melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar
matahari. Vitamin E juga bisa membantu mengatasi kulit yang kasar dan
kering, menjaga kelembutan kulit, serta mencegah timbulnya bercak gelap
dan kerutan pada kulit. Biasanya tubuh memproduksi vitamin E melalui
sebum, yaitu minyak yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Jika
jumlahnya seimbang, sebum dapat membantu menjaga kulit dari
kekeringan. Anda bisa mendapatkan asupannya dengan mengonsumsi
makanan kaya vitamin E seperti bayam, kacang-kacangan, biji bunga
matahari, dan minyak zaitun. Vitamin E juga dapat Anda temukan di dalam
berbagai produk perawatan kecantikan.
2) Vitamin A
Vitamin A terkenal bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata. Namun,
vitamin A juga baik untuk menjaga kesehatan kulit. Telah banyak
penelitian yang menyatakan bahwa vitamin A punya banyak manfaat untuk
kesehatan kulit seperti:
• memperbaiki jaringan kulit yang rusak dan memelihara jaringan sehat,
• mengurangi kerutan dan garis halus,
• mengatasi bercak kusam pada wajah,
• menghaluskan kulit, dan
• membantu mengendalikan jerawat. Vitamin ini juga terdapat pada
beberapa produk skincare (perawatan kulit), misalnya krim wajah atau
krim mata. Salah satu turunan vitamin A yang banyak digunakan pada
produk tersebut adalah retinoid,
3) Vitamin B kompleks
Vitamin B kompleks terkandung dalam beragam jenis makanan seperti
oatmeal, beras, telur, dan pisang. Vitamin B kompleks mengandung biotin
yang merupakan dasar pembentuk kuku, kulit, dan sel rambut.
Beberapa vitamin B kompleks juga dapat meningkatkan kesehatan kulit.
Sebuah penelitian tahun 2018 menunjukkan bahwa vitamin B kompleks
bisa membantu tubuh memproduksi sel-sel kulit baru yang lebih sehat.
Sebaliknya, kekurangan vitamin B kompleks dapat menyebabkan
dermatitis.
4) Vitamin B3 atau niacinamide banyak digunakan untuk membantu
mengurangi munculnya bintik-bintik penuaan dan perubahan warna kulit.
Sementara vitamin B5 atau asam pantotenat membantu mengatasi jerawat
dan penuaan kulit.
Ada berbagai jenis vitamin B dan masing-masing vitamin dibutuhkan
dalam jumlah yang berbeda, seperti:
a. Vitamin B1: 1 – 1,2 miligram
b. Vitamin B2: 1,3 – 1,6 miligram
c. Vitamin B3: 12 – 15 miligram
d. Vitamin B5: 5 miligram
e. Vitamin B6: 1,3 – 1,5 miligram
f. Vitamin B12: 2,4 mikrogram

Perlu diingat bahwa kebutuhan vitamin B kompleks juga tergantung


dengan usia dan kondisi kesehatan masing-masing orang. Jadi, untuk mengetahui
kebutuhan dari vitamin B yang Anda butuhkan, sebaiknya konsultasikan ke
dokter.

5) Vitamin C
Jenis vitamin untuk kulit yang satu ini kerap kali disebut sebagai
antioksidan. Ya, vitamin C tak hanya bisa bikin Anda kebal dari serangan
penyakit infeksi, tapi juga baik bagi kesehatan kulit..
Vitamin ini juga mengandung kolagen, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kekenyalan dan kelembapan kulit dari dalam. Itu sebabnya
vitamin C kerap menjadi salah satu bahan utama dalam produk anti-aging
(perawatan kulit anti-penuaan).
Adapun beberapa manfaat vitamin C untuk kulit yakni sebagai berikut.
• Mencegah penuaan dini.
• Mengurangi kerutan di wajah.
• Mencegah dan mengatasi kulit kering.
• Membantu menyamarkan noda hitam di kulit.
• Melindungi kulit dari sinar matahari berbahaya.
• Mengurangi kerusakan sel dan membantu proses penyembuhan
luka.
6) Vitamin D
Vitamin D tak hanya bagus untuk kekuatan tulang dan gigi, vitamin ini
juga membantu kulit memperbaiki diri dengan merangsang pertumbuhan
sel kulit baru. Nutrisi juga berperan penting untuk meringankan peradangan
pada kulit.Peradangan bisa menyebabkan kulit mengalami iritasi hingga
mengalami masalah seperti jerawat dan eksim. Sebuah penelitian dalam
Journal of Dermatological Treatment membuktikan bahwa krim yang
mengandung vitamin D dan E mampu meringankan gejala dermatitis
atopik. Selain dari suplemen dan losion, ada banyak sumber vitamin D
alami yang bisa dikonsumsi. Salah satu sumber yang paling dikenal adalah
sinar matahari. Ketika kulit menyerap sinar matahari, kolesterol dalam
tubuh diubah menjadi vitamin D. Nantinya, vitamin D akan diambil oleh :
hati dan ginjal dan disebarkan ke seluruh tubuh untuk membantu
pembentukan sel-sel kulit yang sehat. Susu, sereal, salmon, tuna, kuning
telur, dan hati sapi juga termasuk sumber vitamin D yang bagus untuk
kesehatan kulit Anda.
7) Vitamin K
Vitamin K memiliki peranan yang penting dalam proses pembekuan darah
yang dibutuhkan saat proses penyembuhan luka atau memar. Maka dari itu,
vitamin K kerap menjadi salah satu solusi untuk beberapa kondisi yang
berkaitan dengan bekas luka. Selain itu, vitamin K juga sering digunakan
dalam komposisi obat jerawat, krim kulit, atau untuk mengatasi berbagai
masalah lain termasuk bintik hitam, lingkaran bawah bata, dan stretch
mark. Vitamin K yang dibutuhkan oleh orang dewasa dalam satu hari yaitu
65 mikrogram untuk laki-laki dan 55 mikrogram untuk wanita. Perkaya
asupan vitamin K Anda dengan mengonsumsi beragam jenis makanan
salah satunya sayuran berdaun hijau tua, seperti bayam, brokoli, dan sawi.

B. Zat aktif untuk infeksi kulit


Penyakit Kulit merupakan organ tubuh terbesar pada manusia yang
berfungsi sebagai proteksi. Pada manusia dewasa dengan berat 70kg, berat kulit
mencapai 5kg dan melapisi seluruh permukaan tubuh seluas 2m2 . Kulit memiliki
fungsi sebagai barier fisik, perlindungan terhadap agen infeksius, termoregulasi,
sensasi, proteksi terhadap sinar ultraviolet (UV), serta regenerasi dan
penyembuhan luka (Chu, 2012).

Vehikulum

• Preparat pembawa zat aktif kontak ke kulit.


• Kegunaan vehikulum non spesifik: mendinginkan, melindungi, emolien,
oklusif dan astringen
• Vehikulum optimal bila stabil (kimia, fisik) dan tidak menonaktifkan obat.
• onalergik, noniritan, dapat diterima secara kosmetik dan mudah dipakai.
Vehikulum

a. Bedak
b. Krim W/O losio
c. Krim O/W
d. Pepsodent
➢ Solid Bedak
fungsi : Menyerap kelembaban kulit, mendinginkan, mengurangi gesekan (daerah
intertriginosa, dan kaki)
• Talkum (magnesium silikat) lubrikasi dan mengeringkan.
• Zinkoksida (antiseptik, proteksi)
• Kalamin mengandung ZnO 98% dan Fe2O3 1% (merah jambu)
• Sebagai astringen untuk mengurangi gatal
• Daya lekat pada kulit
• Kurang Stearat dipergunakan untuk meningkatkan daya lekat.
➢ Semi solid
• Mudah menyebar
• Proteksi, hidrasi, dan lubrikasi.
• Diklasifikasi menjadi
➢ Lengket: salep
▪ dasar hidrokarbon (lemak mineral/ murni)
▪ dasar kemampuan serap
➢ Encer: Krim
▪ emulsi air dalam minyak
▪ emulsi minyak dalam air dasar larut air.
➢ Salep-dasar hidrokarbon
▪ Emolien
Menahan penguapan air dari kulit
➢ Vaselin album, petrolatum kuning (menodai pakaian)
➢ Lengket.
➢ Penetrasi baik: dermatosis tebal, skuama, ulkus bersih
➢ B proteksi dipakai pada ruam popok, inkontinensia, sariawan, dan sisi
kolostomi.
➢ Salep-dasar hidrokarbon
▪ Kontraindikasi:
➢ Radang akut/ eksudatif
➢ Daerah berambut
➢ Daerah lipatan tidak menyerap air sehingga Tidak dapat dipakai untuk obat
larut air
➢ Salap -dasar serap/hidrofilik
▪ Dipakai untuk obat larut air bahan emulsi.
▪ Misal: lanolin dan turunannya,
▪ Berfungsi: lubrikasi, emolien, proteksi
▪ Bersifat: lengket namun mudah dibersihkan misalnya lanolin anhidros dan
petrolatum hidrofilik.
➢ Krim-emulsi air dalam minyak
▪ Air < 25% diberikan pengawet
▪ Terdiri dari ≥ 1 cairan tak larut yang terdispersi pada cairan lainnya, harus
dikocok terlebih dahulu kalau tidak akan terpisah.
▪ Membutuhkan emulgator
➢ Krim-emulsi air dalam minyak
▪ Kurang lengket, emolien, penetrasi tak sebaik salep, menyebar dengan mudah,
protektif, penguapan air
▪ Lambat dan mendinginkan.
➢ Krim-emulsi minyak dalam air
▪ Mengandung air >31% - 80%, diberikan pengawet
▪ Humektan: gliserin, propilen glikol, polietilen glikol untuk mencegah kekeringan.
▪ Banyak dipilih: tidak lengket, mudah dicuci, mudah menyebar, tidak mengotori
bbaju
▪ Setelah aplikasi fase air akan menguap meninggalkan sejumlah kecil lapisan
airminyak yang mendeposit obat jenuh
➢ Gel- dasar sediaan larut air
▪ Cair atau semisolid.
▪ Gel (substansi selulosa dan turunannya)
▪ Bening, mudah dipakai, dan dibersihkan, dapat dipakai pada kulit berambut.
▪ Sifatnya kurang menutup, alkohol atau propilen mudah kering dan menimbulkan
rasa tersengat.
➢ Pasta
▪ Campuran bedak (sampai 50%) dengan salep dasar hidrokarbon atau emulsi air
dalam minyak
▪ Bedak : zinkoksida, kaolin, kalsium karbonat dan talkum.
▪ Fungsi:
o Membatasi obat melebar/ proteksi, mengeringkan
o Barier impermiabel, proteksi, atau tabir surya.
▪ Kurang lengket, kurang menutup, lebih kering (dibandingkan salep.)

➢ Liquid/cairan Solusio, suspensi (losio) emulsi


▪ Solusio
o Disolusi dua atau lebih substansi menjadi larutan homogen yang bening.
o Tinktura: Solusio hidroalkohol 50%
▪ Suspensi (losio) emulsi
o Vehikulum: air, hidroalkohol, atau nonakua (misalnya: alkohol, minyak,
propilenglikol) contoh: sol Burowi.
▪ Solusio
o Kompres terbuka: membersihkan, melunakan, mengeringkan, Antiseptik,
epitelisasi, mendinginkan.
o Kompres tertutup: vasodilatasi
o Fungsi: mandi, rendam, kompres Kompres: terbuka dan tertutup
Contoh:

• Salisil 1‰: astringen, antiseptik lemah


• PK 1/5000,1/10000: astringen, antiseptik
• Rivanol 1‰: astringen, antiseptik, deodoran
• AgNO3 0.25 -0.5%: astringen, antiseptik kuat
• Heksaklorofen: antiseptik
▪ Suspensi (losio)
o Dua fase berlainan, tak terlarut yang terdispersi dalam liquid
o Pengocokan sebelum pakai.
o Losio kalamin, losio steroid, emolien urea dan asam laktat.
o Aplikasi pada kulit → dingin karena adanya penguapan komponen air.
o Mudah dioleskan, sampai homogen

➢ Liquid/cairan Suspensi (losio)-bedak kocok


1. Losio mengandung bedak untuk memperluas daerah evaporasi.
2. Efektif untuk mengeringkan kulit yang basah.
3. Mengandung zink oksida, talkum, kalamin, gliserol, alkohol, dan air,
stabilator.
4. Membentuk endapan, harus dikocok sebelum pakai.
5. Air menguap-komponen bedak bergumpal Bersifat abrasif, hilangkan
partikel sebelum pemakaian.
➢ Topikal aerosol
o Solusio, suspensi, emulsi, bedak, dan foam.
o Dalam propelan (campuran hidrokarbon nonpolar).
o Mendeposit obat dalam Bentuk lapisan tipis, tidak iritasi untuk kulit abrasi
/eksema, rasa nyeri.
➢ Foam
▪ Dalam bentuk emulsi dan foaming agent (surfaktan),
▪ Sistem solven (misalnya : air, ethanol), dan propelan.
▪ Foam yang mengandung alkohol meninggalkan sedikit residu.
➢ Stabilator
▪ Pengawet, Paraben efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur, kapang,
dan ragi tetapi kurang aktif untuk bakteri. Stabilator lain : fenol halogenasi,
asam benzoat, formaldehid, sodium benzoat dan timerosal.
▪ Antioksidans dipakai untuk melindungi vehikulum dari oksidasi, misalnya
butil hidroksianisol, asam askorbat, sulfit, sulfur mengandung asam amino
yang dipakai oleh vehikulum dasar larut air.
▪ Chelating agent dipakai EDTA dan asam sitrat bersama dengan antioksidan
membentuk kompleks dengan logam berat.
❖ Bahan aktif
▪ Asam salsilat
▪ Sulfur
▪ Ter
▪ Asam borat
▪ Kortikosteroid
▪ Antibiotik
▪ Antijamur
1. Asam salsilat (AS)
Khasiat:
• Kompres: AS1‰
• Keratoplasti: AS 2%
• Keratolitik: AS 3-20%
• Destruktif: AS 30-60%
• Memperbaiki penetrasi obat:AS3-5%
Sinergik dengan sulfur, tidak aktif bila Bercampur dengan Zinkoksida
2. Sulfur
Khasiat:
• antisebore, antiakne, antiskabies, antibakteri (+)Gram, antijamur
• Bentuk yang sering: sulfur presipitatum
• Konsentrasi: 4-20%
3. Ter
Merupakan hasil destilasi kering dari:
• Batubara: likuor karbonis detergen/LKD
• Kayu:oleum kadini, oleum rusi
• Fosil: iktiol
• LKD 3-10%:antiproliferasi
Efeksamping: iritasi, folikulitis, akne ter, Fototoksik, karsinogenik
4. Kortikosteroid-topikal
Khasiat: paliatif dan supresif untuk
• Antiinflamasi, antialergi, antipruritus,
• Antimitotik, vasokonstriksi
• Penggolongan:
o Lemah: antiinflamasi, antimitotik (-)
o Sedang: antiinflamasi, antimitotik sedang
o Kuat: antiinflamasi, antimitotik kuat
o Sangat kuat: antiinflamasi, antimitotik sangat Kuat
Indikasi:
• Topikal: dermatitis, psoriasis ringan
• Intralesi: keloid, parut hipertrofik, alopesia Areata, aknekistik, prurigo
• Kontraindikasi: infeksi, ulkus
o Lama pakai: lemah: 4-6 minggu, kuat 2 minggu
• Efek samping: Pemakaian potensi kuat, lama, oklusi
• Berupa: hipo/atrofi kulit, strie, telangiektasia, purpura, Derm akneiformis,
Hipertrikosis,hipopigmentasi, derm perioral,
• Absorb-si perkutan : supresi kelj adrenal
5. Antibiotik
Indikasi: infeksi bakteri
• Prinsip:
• Efektif sesuai dengan kuman penyebab
• Tidak dipakai sebagai obat sistemik
• Tidak menimbulkan sensitisasi
• Murah, mudah
• Basitrasin: (+)(-) Gram Mupirosin: (+)(-) Gram
• Na Fusidat: terutama stafilokokus
• Polimiksin: (-) Gram, kecuali proteus, Serratia
• Neomisin: (+)(-) Gram, dapat sensitisasi
6. Antijamur
Contoh:
• Nistatin: kandida
• Siklopiroksolamin: dermatofita, M furfur, Kandida
• Haloprogin: dermatofita, M furfur, kandida
• Tolnaftat: dermatofita
• Deriavat imidazol: dermatofita, M furfur, Kandida
7. Toksisitas
• Tergantung obat, vehikulum, oklusi, lokasi,
• Frekuensi, durasi, jenis kelainan kulit, kondisi Renal, hepar
• Anak kecil mempunyai ratio obat dipermukaan Kulit lebih besar dibandingkan
dewasa.
8. Toksisitas- Efek lokal
• Iritasi, alergik, atrofik, komedogenik,
• Teleangiektasis, pruritus, stinging, dan Nyeri.
• proses pengeringan kulit, atau merusak Lapisan kulit epidermis.
9. Toksisitas- Efek sistemik
• Penyerapan perkutan (SSP, shok anafilaktik
• Renal, kardiak,teratogen, dan karsinogen).
• Non imunologik dapat terjadi pada keracunan Peptisida.

C. Penggunaan bahan kosmetik


a. Pengertian kosmetik
Kosmetik berasal dari kata “Kosmein”(Yunani) yang berarti berhias, dan
didefinisikan sebagai bahan atau sediaan yang digunakan pada tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan, memperbaiki bau badan, melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik (Faizah, 2009).
Kosmetik merupakan suatu komponen sandang yang sangat penting
peranannya dalam kehidupan masyarakat, dimana masyarakat tertentu sangat
bergantung pada sediaan kosmetik pada setiap kesempatan. Di pasaran pada
umumnya, banyak beredar sediaan kosmetik yang berperan untuk keindahan kulit
wajah. Dalam perkembangannya selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan
ditambahkan suatu zat ikutan atau ditambahkan yang akan menambah nilai
artistik dan daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan
pemutih (Widana dkk, 2007).
Penggunaan kosmetik pada saat ini sudah merupakan suatu kebutuhan bagi
masyarakat, maka dari itu untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang
dapat merugikan kesehatan, perlu dicegah produksinya dan peredarannya yang
tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatannya (Martine,
2006).
b. Tujuan Penggunaan Kosmetik
Secara umum baik teori maupun praktik tujuan kosmetik adalah untuk
memelihara dan merawat kecantikan kulit dengan teratur. Hal ini bertalian erat
dengan peraturan dan cara-cara produksi, penyimpanan dan penggunaan
kosmetik. Mempelajari sifat-sifat bahan kosmetik yang dipergunakan untuk
memelihara dan merawat kesehatan serta kecantikan tubuh, wajah maupun
bagian-bagian tubuh yang lain.
Sehubungan dengan itu, maka tujuan dari penggunaan kosmetik dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Melindungi kulit dari pengaruh-pengaruh luar yang merusak misalnya sinar
matahari, perubahan cuaca, dan sebagainya.
2. Mencegah lapisan terluar kulit dari kekeringan, terutama orang-orang yang
tinggal di daerah yang iklimnya dingin seperti daerah pegunungan yang selalu
lembab dan diselimuti awan.
3. Mencegah kulit cepat kering dan berkeriput, karena kosmetik menembus ke
bawah lapisan luar dan memasukan bahan-bahan aktif ke lapisanlapisan yang
terdapat lebih dalam.
4. Melekat di atas permukaan kulit untuk mengubah warna atau rona daerah
kulit tertentu.
5. Memperbaiki kondisi kulit misalnya kulit yang kering, normal, berminyak,
dan sebagainya.
6. Menjaga kulit tetap remaja (kencang)
7. Mengubah rupa/penampilan misalnya, bila telah dipakai kosmetik yang
diinginkan sehingga orang memandang kita ada perasaan berubah, bisa
berubah bertambah cantik/segar atau sebaliknya (Rostamailis, 2005).

c. Manfaat Kosmetik
Sehubungan dengan bahan-bahan kosmetik di atas, maka akan dapat diperoleh
manfat-manfaat dari kosmetik. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain:.
1) Membersihkan kulit tubuh atau kulit kepala.
2) Mencegah timbulnya keriput.
3) Mengencangkan kulit-kulit yang kendor.
4) Menyuburkan rambut.
5) Menghindari beberapa gangguan kulit baik dari luar maupun dari dalam,
seperti noda-noda, flek, bintik-bintik, dan sebagainya.
6) Menghaluskan kulit.
7) Mempercantik seseorang.
8) Merubah penampilan seseorang, (memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada seseorang), sehingga orang tersebut mengalami perubahan.
d. Efek Samping Kosmetik
Efek samping dari penggunaan kosmetik terdiri atas :
a. Efek samping pada kulit Terjadi kontak alergi atau iritan, biasanya akibat dari
kontak antara kulit dengan bahan kosmetik yang bersifat alergik atau iritan,
misal : hidrokinon, parafenilendiamin.
b. Efek samping pada rambut dan kuku Berupa kerontokan rambut, kerusakan
pada rambut dan kuku, dan terjadi perubahan warna pada kuku dan rambut,
misal : Formaldehid pada cat kuku dan tioglikolat pada sediaan pengiting
rambut.
c. Efek samping pada mata Rasa tersengat dan terbakar akibat iritasi oleh zat
yang masuk ke mata, misal : isoparafin, alcohol, propilenglikol.
d. Kelainan pada saluran pernafasan Keluhan pada saluran nafas terutama
dalam bentuk aerosol (hair spray) yang digunakan dalam ruangan dengan
ventilasi yang buruk.
e. Efek toksik jangka panjang Masih sukar dinilai, karena umumnya digunakan
waktu yang lama dan daerah yang pemakaian yang luas (Badan POM, 2003).

D. Pencegahan Penuaan dini


a. Definisi penuaan kulit (penuaan dini)
Penuaan kulit adalah kondisi kulit yang berubah seiring bertambahnya usia
dengan ciri-ciri kulitnya tampak kendur, berkerut, menipis, atau dipenuhi flek hitam.
Bila terjadi pada usia yang lebih muda, kondisinya disebut dengan penuaan dini.
Kendati bersifat alami, penuaan kulit dapat berlangsung lebih cepat akibat faktor-
faktor tertentu. Beberapa di antaranya yakni faktor keturunan, gaya hidup, pola
makan, serta beberapa kebiasaan yang merusak kulit. Apabila kulit menua sebelum
waktunya, inilah yang disebut sebagai penuaan dini. Anda bahkan bisa mengalami
kondisi ini sejak produksi kolagen mulai berkurang, yakni pada usia 25 tahun.
Proses menuanya kulit berlangsung dari waktu ke waktu. Namun, ada sejumlah
cara yang dapat Anda tempuh untuk mengurangi tanda-tandanya. Anda juga bisa
mulai memperlambat prosesnya dengan beberapa upaya pencegahan.

b. Tanda dan gejala


Ada empat tanda umum dari kulit yang menua. Setiap tanda penuaan akan
memengaruhi tampilan wajah dengan cara yang berbeda di bawah ini.
a) Munculnya kerutan
Tanda penuaan paling awal yakni munculnya kerutan dan garis-garis halus. Garis
tersebut muncul pada berbagai bagian wajah dan menjadi tanda penuaan yang
jelas terlihat. Salah satu bentuknya yakni garis senyum atau laughter
lines.Kebanyakan garis halus tampak pada pipi dan dahi, khususnya saat Anda
tersenyum atau mengerutkan dahi. Seiring usia, garis-garis ini cenderung menjadi
semakin dalam dan jelas sehingga membentuk keriput.
b) Berkurangnya volume kulit
Proses penuaan dapat mengurangi volume kulit dan jaringan lain yang
menyokongnya. Kondisi ini membuat kulit tidak lagi tampak kencang dan kenyal.
Inilah mengapa orang lanjut usia biasanya memiliki kulit yang tampak kendur dan
seakan merosot.Berkurangnya volume kulit juga dapat membuat kulit menjadi
kering, kasar, dan tipis sehingga wajah tampak berubah. Sayangnya, kondisi ini
terkadang sulit dideteksi sejak awal, terutama pada orang yang masih muda.

c) Perubahan warna kulit


Begitu kulit mulai menua, lapisan terluar kulit (epidermis) akan menipis.
Perubahan ini membuat kulit tampak lebih tipis, pucat, atau bahkan hampir
transparan sehingga Anda lebih mudah melihat pembuluh darah di bawahnya.
Pada saat yang sama, jumlah sel penghasil pigmen melanin (melanosit) pun
menurun. Melanosit yang tersisa bertambah besar dan tampak lebih jelas karena
kulit di atasnya telah menipis. Flek hitam yang khas ini dikenal sebagai lentigo.
d) Kulit menjadi rapuh
Proses penuaan turut memengaruhi jaringan penyokong yang menjaga kekuatan
serta kelenturan kulit. Produksi minyak alami yang menjaga kelembapan kulit
juga semakin berkurang. Semua perubahan ini membuat kulit menjadi kering,
kasar, dan rapuh. Selain kulit, pembuluh darah yang bertugas menyediakan darah
kaya oksigen dan zat gizi menjadi rapuh. Kondisi ini dapat menyebabkan memar,
perdarahan di bawah kulit, munculnya benjolan merah pada kulit (cherry
angioma), dan sebagainya.
c. Penyebab dan faktor risiko
Ada banyak faktor yang dapat membuat kulit Anda menua. Beberapa di antaranya
tidak dapat dihindari karena berkaitan dengan proses biologi. Namun, ada pula faktor
yang dapat dikendalikan.
a) Faktor intrinsic
Proses penuaan alami tidak dapat diubah atau dihindari. Seiring waktu, garis
halus akan mulai muncul pada wajah Anda. Pada periode tertentu, Anda
mungkin juga menyadari bahwa kulit Anda semakin menipis dan kering.
Gen berpengaruh besar dalam perubahan tersebut, khususnya dalam kasus
penuaan dini. Jika anggota keluarga Anda memiliki keriput sejak muda, Anda
pun berpeluang mengalami kondisi serupa. Istilah medis untuk kondisi ini
ialah “penuaan intrinsik”
b) Faktor ekstrinsik
Di sisi lain, ada pula faktor dari lingkungan dan gaya hidup yang ikut
berkontribusi menyebabkan penuaan dini. Jenis penuaan ini dikenal sebagai
“penuaan ekstrinsik”.
Di bawah ini faktor penyebabnya:
• Paparan sinar ultraviolet (UV).
Sinar UV merusak jaringan kolagen dan elastin yang menjaga
kelenturan kulit. Tanpa kedua jaringan ini, kulit Anda akan tampak
kendur dan keriput.
• Ekspresi wajah yang berulang.
Gerakan dan ekspresi wajah yang dilakukan berulang kali merupakan
salah satu penyebab munculnya keriput.
• Merokok.
Panas dari api, asap rokok, dan kandungan zat kimia dalam rokok bisa
merusak kulit dan mempercepat proses penuaan.
• Polusi
Radikal bebas dari polusi dapat menyebabkan stres oksidatif pada
kulit. Akibatnya, kulit mudah keriput, kering, dan pecah-pecah.
• Kurang asupan antioksidan
Tanpa senyawa antioksidan yang cukup, jaringan kulit tidak memiliki
pertahanan terhadap radikal bebas.
• Kurangtidur
Penelitian menunjukkanbahwa kurang tidur menghambat perbaikan sel
kulit sehingga wajah tampak kuyu dan kusam.

Di bawah ini faktor-faktor yang membuat kulit Anda lebih cepat menua.

• Bekerja di tempat yang membuat Anda sering terkena sinar matahari.


• Memiliki kebiasaan merokok atau minum alkohol.
• Tidak menerapkan pola makan bergizi seimbang.
• Memiliki stres yang tidak terkontrol.
• Jarang berolahraga atau beraktivitas fisik.
• Sering terkena polusi dan asap kendaraan.
• Jarang makan sayur dan buah.

Di bawah ini berbagai perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan untuk
menjaga kulit tetap awet muda.

• Melindungi kulit dari paparan langsung sinar matahari.


• Tidak menggunakan peralatan tanning seperti tanning bed.
• Menggunakan tabir surya dengan minimal SPF 30 sebelum beraktivitas di
luar rumah.
• Berhenti merokok.
• Mengurangi ekspresi wajah yang berulang.
• Menerapkan pola makan bergizi seimbang.
• Membatasi konsumsi alkohol.
• Mencukupi kebutuhan cairan dan minum sedikitnya delapan gelas air
setiap hari.
• Berolahraga secara rutin.
• Membersihkan wajah dengan lembut.
• Menggunakan pelembap wajah secara rutin.
• Menghindari penggunaan produk skincare yang menimbulkan iritasi.

Penuaan kulit merupakan proses yang alamiah. Namun, kondisi ini dapat
berlangsung lebih cepat akibat gaya hidup dan kebiasaan yang berdampak
buruk bagi kulit.

E. Penggunaan pelembab
Kulit merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia yang terletak di bagian
terluar atau permukaan tubuh yang berinteraksi langsung dengan lingkungan. Dalam
kehidupan sehari-hari, kulit terus-menerus berinteraksi dengan berbagai produk atau
bahan asing, seperti kosmetik, benda-benda sekitar, dan kondisi lingkungan. Pengaruh
setiap produk memberikan interaksi yang berbeda pada setiap kulit individu
Salah satu produk yang umumnya berinteraksi dengan kulit adalah kosmetik.
Sebagian besar penggunaan kosmetik adalah untuk mengatasi permasalah kulit,
seperti kondisi kulit kering walaupun ada sebagian individu yang memiliki jenis kulit
kering pada bagian tubuh tertentu. Kulit kering dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya kulit mengalami dehidrasi, kemampuan sebum, kekasaran
permukaan kulit, dan hidrofilitas. Selain itu, kulit kering juga dipengaruhi oleh iklim,
usia, dan pemakaian produk yang tidak sesuai jenis kulit. Diantara beberapa faktor
yang telah disebutkan terjadinya dehidrasi kulit adalah faktor yang paling dominan.
Secara alami, kulit memiliki lapisan lemak tipis pada permukaannya yang terdiri
atas produksi kelenjar minyak yang berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan
penguapan air yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Saat ini, banyak penelitian
mengenai kosmetik dengan tujuan menciptakan suatu produk yang inovatif untuk
mengatasi permasalahan individu dengan kondisi kulit kering. Salah satu solusi yang
ditawarkan untuk mengatasi jenis kulit kering, yaitu penggunaan kosmetik pelembab
(moisturizer). Pelembab merupakan produk yang ditujukan untuk meningkatkan
hidrasi kulit. Saat ini, banyak produk komersil pelembab yang ditawarkan, namun
perlu diperhatikan pemilihan pelembab bergantung pada kebutuhan dan kecocokan
pada setiap individu.

A. Jenis bahan pelembab


Dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu pelembab yang bersifat
oklusif, humektan, dan lipid interseluler pada stratum corneum (SC). Bahan yang
bersifat oklusif dan humektan adalah bahan yang paling banyak diformulasikan dalam
komponen produk pelembab karena memiliki campuran lemak yang dapat
mengembalikan kelembaban kulit. Sedangkan, pelembab yang bersifat lipid
interseluler pada SC biasanya digunakan untuk produk pelembab yang mengatasi
infeksi kulit.

B. Mekanisme pelembab
Menghidrasi kulit adalah dengan mengurangi transepideral water loss (TEWL)
dan menarik air untuk menghidrasi SC dan epidermis. Beberapa bahan yang dapat
mengurangi terjadinya TEWL yang bersifat oklusif, diantaranya petroleum, paraffin,
dimethicone, cyclo-methicone, dan minyak mineral. Bahan yang bersifat humektan
dan dapat menarik air ke kulit, diantaranya gliserin, sorbitol, propilen glikol,
hyaluronic acid, sodium, dan protein. Bahan yang bersifat lipid interseluler pada SC,
yaitu asam lemak (asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitat), kolestrol, dan
ceramides. Golongan asam lemak adalah bahan yang banyak digunakan pada produk
pelembab yang bersifat lipid interseluler.Ditinjau begitu besar peran pelembab untuk
mengatasi kondisi kulit kering, maka artikel review ini akan mengkaji mengenai
perkembangan pelembab, tipe pelembab, mekanisme pelembab, formulasi pelembab,
dan bahan alam yang berpotensi sebagai pelembab. Pelembab umumnya digunakan
untuk mengurangi garis-garis halus, menghaluskan, dan melembabkan kulit. Ini
mungkin dapat meningkatkan kepercayaan diri seorang inividu, kepuasan psikologis,
dan kualitas hidup. Pelembab bekerja efektif untuk mengatasi kulit kering dan
menjaga kahalusan kulit.

Pelembab juga memiliki beberapa manfaat selain untuk melembabkan kulit.


Beberapa fungsi lainnya, yaitu sebagai berikut:

1) Anti-inflamasi
Beberapa komponen pelembab, seperti glycyrrhetinic acid, palmitoyl-
ethanolamine, telmesteine, vitis vinifera, dan ceramides yang berpotensi
sebagai anti-inflamasi yang cukup besar melalui berbagai mekanisme,
diantaranya memblokir aktivitas siklooksigenase, mengatur sitokin,
memproduksi prostanoid proinflamasi, serta menyediakan efek yang
menenangkan pada kulit yang sedang meradang, seperti pada dermatitis
atopik.
2) Antipruritik
Pelembab dengan basis air dapat memberikan efek dingin pada kulit.
Pelembab ini biasanya mengadung bahan seperti mentol sebagai zat
aditifnya yang dapat memberikan sensasi dingin dan dapat mengurangi
rasa gatal.
3) Antimitotik
Pelembab ini berupa minyak mineral yang memiliki sifat antimomotik
epidermal dengan derajat rendah dan dapat membawa efek terapetik pada
penyakit kulit dengan meningkatkan aktivitas mitosis epidermal, seperti
psoriasis.
4) Penyembuhan Luka Hyaluronic acid telah menujukkan efektivitas dapat
mempercepat penyembuhan luka.

C. Tipe Pelembab
Komponen pelembab dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu
humektan, oklusif, emolien, dan konstituen pelembab alami atau esensial protein..
Humektan adalah zat yang dapat menarik air jika dioleskan pada kulit. Secara
teoritis dapat meningkatkan hidrasi SC. Bahan humektan yang umumnya digunakan
termasuk gliserin, sorbitol, urea, asam alfa hidroksi, dan glukosa. Selain itu, sifat
higroskopis dimiliki oleh beberapa humektan, diantaranya asam alfa hidroksi,
amonium laktat juga terbukti mengurangi terjadinya penebalan abnormal pada SC,
meningkatkan kohesi antara corneocytes, mengurangi penampilan yang terlihat pada
ichthyosis, dan kondisi hiperkarotik lainnya.
Perlu diingat, penggunaan humektan terjadi secara transepidermal bukan berasal
dari lingkungan. Karena itu, penguapan terus terjadi dari kulit yang dapat
memperburuk kondisi kulit dan menyebabkan kulit menjadi kasar. Konsentrasi yang
tinggi pada beberapa humektan, diantaranya urea, gliserin, dan propilen glikol dapat
menjadi penyebab terjadinya iritasi dan harus dihindari pada individu yang memiliki
kulit sensitif.
Oklusif secara fisik dapat memblokir secara transepidermal terjadinya kehilangan
air pada SC dan membantu mempertahankan kadar air.Lanolin adalah salah satu zat
digunakan sebagai oklusif dan telah lama digunakan sebagai pelembab tunggal.
Oklusif terdiri dari berbagai campuran, seperti ester, diester, hidroksi ester yang
memiliki berat molekul yang tinggi, lanolin alkohol, dan asam lanolin. Namun
sampai saat ini lanolin bisa dikatakan cukup efektif untuk meminimalkan terjadinya
penguapan dan juga dermatitis.

Kelompok Mekanisme Aksi Contoh


Humektan Menarik air ke SC Gliserin
Sorbitol
Urea
Asam alpa hidroksi
Gula
Oklusif Pelindung dan mencegah Lanolin
E kehilangan kandungan air Petrolatum
Minyak mineral
Silikon
Zinc oxide
Emolien Mengisi ruang di antara Squalene
corneocyte Kolestrol
Asam lemak
Asam hialuronik
Pelembab Kombinasi rendah dari Asam Amino
alami/esensial berat molekul zat yang Amonia
protein tahan air Uric acid
Glucosamine
Creatinine
Citrate
Organic acids
Peptides
Nonsteroidal Sebanding dengan steroid MimyX Cream
antiinflamasi yang berada pada kulit Atopiclair®
yang berfungsi EpiCeram®
memperbaiki fungsi SC

molien sering digunakan ke dalam produk pelembab yang berfungsi untuk


menghaluskan kulit melalui pengisian ruang antara lapisan corneocyt. Meskipun tidak
seperti sifat bahan oklusif, emolien juga dapat berfungsi mencegah terjadinya penguapan
air pada kulit. Umumnya emolien terdiri dari emulsi air dalam minyak dengan komponen
minyak sebesar 3-25%. Konsentrasi minyak dapat mempengaruhi dan mempermudah
penyebaran produk saat diaplikasikan. Bahan emolien yang umumnya digunakan dalam
suatu produk, termasuk squelene, kolestrol, dan asam lemak. Squelene adalah bahan
organik alami yang berasal dari minyak hati ikan hiu, biji bayam, gandum, dan zaitun.
e. Mekanisme Kerja Pelembab
Kulit berfungsi sebagai penghalang dan pelindung jaringan dari infeksi, stres
mekanik, dan iritasi yang disebabkan oleh bahan kimia. Jika fungsi kulit rusak maka
dapat menyebabkan peningkatan TEWL.
Air yang berada pada lapisan epidermis bergerak naik ke atas untuk menghidrasi
sel SC yang kemudian hilang karena terjadinya penguapan. Kadar air pada epidermal
sangat penting untuk mencegah terjadinya kekeringan kulit dan mempertahankan
plastisitas kulit.SC merupakan membran aktif yang digambarkan seperti batu bata
dimana hilangnya lipid antar sel akan membentuk seperti bilayer, misalkan ceramide,
kolestrol, dan asam lemak. Hilangnya lipid antar sel akan menyebabkan kerusakan
pembentukan pelindung kulit dan menyebabkan kulit menjadi kering.
Pelembab dapat meningkatkan perbaikan SC, menjaga integritas, dan penampilan
kulit yang bertindak sebagai pelembab, emolien, dan oklusif, bergantung dengan
mekanisme kerjanya masing-masing. Pelembab meningkatkan hidrasi kulit dan
meningkatkan kadar air pada SC dengan cara menyediakan air ke kulit dan
meningkatkan oklusi untuk mengurangi TEWL.

f. Formula Pelembab
Sebagian besar pelembab ada yang menggabungkan emolien, oklusif, dan
humektan. Kombinasi oklusif dan humektan dapat meningkatkan kapasitas air dalam
kulit. Penambahan emolien tertentu dapat meningkatkan kualitas estetika dan
stabilitas bahan aktif pada produk pelembab. Ketika gliserol dikombinasikan dengan
oklusif, maka kekeringan kulit akan secara sinergis berkurang. Formulasi utama
berupa sistem emulsi dan kebanyakan dalam bentuk losion dan krim.

g. Aplikasi Pelembab
Waktu dan metode yang tepat untuk aplikasi pelembab dapat memberikan
manfaat yang optimal. Seperti penggunaan humektan dan matriks hidrofilik, yang
berfungsi menyerap air dari lingkungan atau menyerap air dari lapisan bawah.
Penggunaan pelembab yang bersifat humektan lebih cocok digunakan saat
beraktivitas diluar. Pelembab yang bersifat oklusif umumnya digunakan pada kulit
yang lembab, seperti dipakai setelah mandi.Saat menggunakan pelembab yang telah
digosokan pada telapak tangan, saat diaplikasikan, dioles dengan ringan sepanjang
arah folikel rambut. Hal tersebut mencegah folikulitis minyak pada lapisan kulit.
Distribusi pelembab bergantung pada eksipien yang digunakan. Aplikasi salep
lebih merata dibandingkan dengan dengan produk yang memililiki formulasi dengan
sifat viskositas yang rendah dan bahan yang mudah menguap. Transfer aktif bahan-
bahan pada permuukaan kulit lebih mudah dalam pengaplikasian krim dan salep
daripada losion dan tingtur.32 Setelah aplikasi, bahan biasanya tetap berada pada
permukaan, diserap ke dalam kulit, dimetabolisme atau menghilang dari tubuh oleh
karena adanya penguapan, mengelupas atau karena adanya kontak dengan bahan lain.
Setelah 8 jam, biasanya hanya 50% pelembab yang tersisa pada permukaan kulit

h. Dampak Buruk Penggunaan Pelembab


Dibandingkan dengan pemberian resep dokter untuk obat topikal lainnya,
pelembab jarang dikaitkan dengan bahaya kesehatan, bahkan ketika digunakan pada
area permukaan tubuh yang luas dan dalam periode waktu yang lama. Berbagai
ketidaknyamanan yang terkait dengan pelembab sering ditemui karena zat apapun
dapat menyebabkan reaksi pada area kulit yang sensitif pada sebagian individu.
Terjadinya iritasi kulit, yaitu karena adanya reaksi sensorik atau sensasi subjektif
dengan atau tanpa tanda atau gejala peradangan.
Kemungkinan efek samping dari penggunaan pelembab

Efek yang Berlawanan Kemungkinan Penyebab


Subyektif Humektan: asam laktat, urea, bahan
pengawet, seperti asam benzoat dan asam
sorbat.
Reaksi iritan Protein dalam lemak nabati, urea, asam
hidroksil, propilen glikol, pelarut-pelarut.
Dermatitis Lanolin, propilen glikol, vitamin E, pengawet,
wewangian, tabir surya, dan bahan herbal.
Folikulitis oklusif Petrolatum, minyak mineral
Fotosensitifitas dan Wewangian, asam hidroksil, pengawet, tabir
fotomelanosis surya.
Kosmetika untuk jerawat Minyak oklusif yang digunakan dalam fase
W/O
Kontak urtikaria Asam sorbat, wewangian, dan balsam peru
Keracunan pada pasien luka Propilen glikol
bakar
Intoksikasi Asam salisilat

i. Pelembab dari Bahan Alam


Formulasi kosmetik dari bahan alam telah banyak dikembangkan karena telah
terbukti memberikan efek yang lebih baik, aman, dan manjur. Sifat dari bahan-bahan
tersebut dapat sebagai humektan, oklusif, dan emolien yang konsisten sebagai
pelembab.33 Memformulasikan kosmetik menggunakan bahan baku alami memang
sulit dan memiliki tantangan tersendiri karena harus memperoleh efek fungsional
yang sama dengan bahan sintetis.

Herbal Konstituen Kimia Fungsi


Aloe barbadensis Barbaloin, aloe-emodin, Agen pelembab dan
(ekstrak daun) aloesin, amino acid, enzim, memberikan
vitamin efek elastisitas
Cucumis sativus Silica, vitamin C, folic acid Agen pelembab dan
(Jus buah) pengencang
Trigonella foenum Carbohydrates, lipids, Agen pelembut
Graecum (Ekstrak flavonoids, free
biji)
Triticum sativum Vitamin E, carbohydrate Vitamin dan oklusif
(minyak)
Cocos nucifera Lauric oils Agen pelembut
(minyak)
Prunus amygdalus Amandin, folic acid, alpha Agen pelembab dan
(minyak) tocopherol, dan zinc pengencang
Oleum olivae Mencegah terjadinya
(minyak) pengeringan

Pelembab dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kondisi kulit kering
karena telah terbukti dapat meningkatkan hidrasi kulit dengan dengan mekanisme dan
sifat sebagai humektan yang menarik air jika dioleskan pada kulit, oklusif yang dapat
memblokir secara transepidermal terjadinya kehilangan air pada stratum corneum dan
membantu mempertahankan kadar air, dan emolien yang pencegah penguapan air
dalam kulit. Humektan, seperti gliserin dan propilen glikol merupakan bahan yang
paling sering digunakan dalam formulasi pelembab kulit. Formulasi berupa eksipien
dan waktu aplikasi pelembab juga turut berperan dalam pencapaian hasil yang optimal.
Berdasarkan kajian di atas produk pelembab berpotensi untuk dikembangkan ditinjau
dari peminatan dan kebutuhan konsumen yang menggunakan pelembab terus
meningkat.

F. Penggunaan pemutih
a. Pengertian Krim Krim merupakan sediaan berbentuk setengah padat yang
mengandung satu atau lebih bahan kosmetik terlarut dan terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai, berupa emulsi kental yang mengandung tidak kurang 60% air
yang ditunjukan untuk pemakaian luar (Anief, 2000).
b. Formulasi Krim Formulasi dalam krim antara lain:
1. Krim air dalam minyak (A/M), misalnya Cold Cream
2. Minyak dalam air (M/A), misalnya Vanishing Cream (Yanhendri, 2012).

Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia dan bahan lainnya dengan
khasiat bisa memutihkan kulit atau memucatkan noda hitam (coklat) pada kulit. Krim
pemutih dimaksudkan untuk memutihkan kulit dan terkadang digunakan untuk
memutihkan daerah yang terkena sinar matahari, ataupun sebagai perawatan dari bintik-
bintik hitam diwajah (Parengkuan et al., 2013).

Menurut definisi medis, krim pemutih dapat menghambat pembentukan melanin


sehingga kulit tampak lebih cerah, bersih dan segar. Krim pemutih ini umumnya
menggunakan bahan aktif yang dapat mengurangi melanin. Seseorang yang berkulit
gelap memiliki melanin yang lebih banyak dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki kulit kuning kecoklatan. Melanin ini berfungsi membuat kulit menjadi
berwarna coklat. Jadi jika dalam proses ini ada yang dihambat, misalnya enzim atau
mineralnya maka melanin tidak akan berbentuk. Maka dari itu berbagai bahan aktif
pemutih bekerja mengurangi sel melamosit yang memproduksi melanin (Wisesa, 2004).
Bahan Aktif Krim Pemutih Bahan aktif pemutih yang digunakan antara lain
vitamin B3, sari daun murbei, pro vitamin B3 dan sari bengkoang. Adapun bahan alami
dan aman bagi kulit wajah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pemutih yang alami
seperti: kafein, coenzyme Q10, dan vitamin C. Tetapi saat ini banyak dijumpai kosmetik
yang menggunakan merkuri sebagai bahan aktif pemutih, karena merkuri dapat membuat
warna kulit lebih cepat putih dibandingkan dengan bahan aktif pemutih alami.

Waktu yang dibutuhkan dalam proses ini mencapai 2-4 minggu, tergantung dari
zat yang dipakai. Yang pasti jika kulit sudah putih, pemakai harus terus menerus
menggunakan krim tersebut. Sebab kalau penggunaannya dihentikan maka kulit akan
kembali seperti semula (Wisesa, 2004).

Produk krim pemutih tertentu aman dipakai selama pemakaiannya tepat dan benar.
Namun penggunaan krim pemutih yang mengandung merkuri sangat berbahaya karena bisa
merusak kulit, membuat kulit terbakar, hitam bahkan bisa berkembang menjadi kanker kulit
(Wiyana, 2001).
Merkuri dalam Krim Pemutih Maraknya penggunaan kosmetik menyebabkan timbulnya
berbagai efek samping terhadap kosmetik. Penggunaan kosmetik yang merupakan bahan kimia
tentu saja memiliki resiko maka penting diketahui dasardasar kosmetik, bahan-bahan kosmetik,
efek samping dan cara penggunaan serta penyimpanan bahan dan alat kosmeik. Bahan kosmetik
berbahaya yang banyak digunakan adalah merkuri. Kosmetik yang 19 mengandung merkuri
adalah kosmetik yang dapat memutihkan kulit dengan waktu kurang dari 1 minggu. Karena
terjadi kontak antara kosmetik dengan kulit, maka ada kemungkinan kosmetik diserap kulit
pemakai. Kontak kosmetik dengan kulit menimbulkan akibat positif berupa manfaat kosmetik
dan akibat negatif dapat merugikan berupa efek samping kosmetik (Wasitiatmadja, 2007).
Produk kosmetik berbahan merkuri (biasanya tidak ditulis dalam komposisi bahan) yang
dipakai menyebabkan iritasi parah pada kulit, yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan
menyebkan kulit menjadi mengkilap secara tidak normal. Kondisi tersebut telah banyak
dikeluhkan oleh para konsumen yang sudah terlanjur menggunakan produk kosmetik illegal
tersebut (Hadi, 2013).
SOAL :

1. Tujuan dari penggunaan kosmetik dapat dikelompokkan sebagai berikut salah


satunya?
a. Untuk dapat mencegah penuaan dini.
b. Untuk melindungi kulit dari zat aktif pada kulit.
c. Melindungi kulit dari pengaruh-pengaruh luar yang merusak misalnya
sinar matahari, perubahan cuaca, dan sebagainya.
d. Untuk mengetahui bagian kulit yang iritasi
e. Semua benar
2. Penuaian kulit adalah kondisi kulit yang berubah seiring bertambahnya usia
dengan ciri-ciri kulitnya tampak kendur, berkerut, menipis, atau dipenuhi flek
hitam, kondisi ini disebut?
a. Perubahan warna kulit
b. Penuaian Dini
c. Kulit menjadi rapuh
d. Penuaian kulit
e. Semua salah
3. Terdapat 7 Zat bahan aktif didalam kulit berikut ini yang termasuk zat yng
mempunyai khasiat memperbaiki penetrasi obat : AS3-5% sinergik dengan
sulfur, tidak aktif bila bercampur dengan Zinkoksida
antara lain ?
a. Sulfur
b. Kortikosteroid topikal
c. Asam salisilat
d. Antibiotik
e. Toksisitas
4. Pelembab juga memiliki beberapa manfaat selain untuk melembabkan kulit
berikut ini beberapa fungsi “pelembab ini biasanya mengandung bahan
seperti mentol sebagai zat adiktif nya yang dapat memberikan sensasi dingin
dan dapat mengurangi rasa gatal” antara lain?
a. Anti-inflamasi
b. Antipruritik
c. Antimitotik
d. Penyembuhan luka
e. Antibiotik
5. Vit yang terdapat dalam krim pemutih antara lain ?
a. Vit B3, pro Vit B3, Vit C
b. Vit k , Vit B dan merkuri
c. Vit A, Vit C
d. Vit A , Vit B dan vit k
e. B, c dan A benar
6. Bahan aktif yang terkandung dalam krim pemutih sehingga mengakibatkan
kerusakan pada kulit ?
a. Sari bengkoang
b. Vit B3
c. Merkuri
d. Sari dan murbei
e. Semua salah

Anda mungkin juga menyukai