Anda di halaman 1dari 18

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengantar

Penelitian telah dilaksanakan di Puskesmas Somba Opu

Kab. Gowa, pada tanggal 16 Maret-16 April 2021. Desain

penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian Pra Eksprimen dengan pendekatan Pre Test-Post Test

desain.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi

lansia yang ada di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa sebanyak

30 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu Purposive

Sampling. Setelah dilakukan penelitian, data kemudian diolah

dengan menggunakan computer program SPSS Versi 21 dengan

uji statistic Wilcoxon signed rank test

36
37

2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Somba Opu berada ditengah - tengah kota

sungguminasa Kab.Gowa. Adapun batas wilayah kerja

Puskesmas Somba Opu Kab.Gowa yaitu :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kota Makassar dan

Kel.Samata

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Bonto Marannu

Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Pallangga

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Makassar.

3. Karakteristik Responden

a. Distribusi Kelompok Umur Responden


Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kelompok
Umur Di Wilaya Kerja Puskesmas
Somba Opu Kab. Gowa
38

Kelompok Umur Frekuensi Presentase

60-63 10 33.3%
64-66 9 30.0%
67-69 8 26.7%
70-72 3 10.0%
Total 30 100.0%
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tablel 5.1 diatas

menunjukan bahwa dari keseluruhan 30 responden diperoleh kelompok

umur 60-63 tahun masing-masing sebanyak 10 (33,3%) responden,

kelompok umur 64-66 tahun sebanyak 9 (30.0%) responden, kelompok

umur 67-69 tahun sebanyak 8 (26,7%) responden, kelompok umur 70-72

tahun sebanyak 3 (10,0%). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel yang

terterah di bagian atas.

b. Distribusi Jenis Kelamin Responden

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Kelompok
Jenis Kelamin Di Wilaya Kerja Puskesmas
Somba Opu Kab. Gowa

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


Laki-Laki 15 50.0%
Perempuan 15 50.0%

Total 30 100%
Sumber: Data Primer, 2021
39

Pada tabel 5.2 Hasil penelitian yang telah dilakukan

Di Puskesmas Somba Opu Kab Gowa berdasarkan

frekuensi menurut jenis kelamin dari 31 responden terdapat

laki - laki 15 orang (50.0%) dan perempuan 15 orang

(50.0%)

c. Distribusi Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Kelompok
Pendidikan Di Wilaya Kerja Puskesmas
Somba Opu Kab. Gowa

Pendidikan Frekuensi Presentase


SD 4 13.3%
Terakhir
SMP 12 40.0%
SMA 6 20.0%
S1 7 23.3%
S2 1 3.3%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer, 2021
40

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.3 dari 30

responden didapatkan bahwa Pendidikan SD sebanyak 4

( 13.3% ) responden, pendidikan SMP sebanyak 12 (40.0 %)

responden, pendidikan SMA sebanyak 6 ( 20.0 %)

responden, pendidikan S1 sebanyak 7 ( 23.3 %) responden,

pendidikan S2 sebanyak 1 ( 3.3 %) responden. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel yang terterah di bagian atas.

4. Data Khusus

a. Analisa Univariat

1) Teknik Relaksasi Guided Imagery

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 dari 30

responden, diperoleh terjadi penurunan insomnia sesudah

melakukan tindakan terapi guided imagery dan dikatakan baik

berdasarkan frekuensi menurut Post-Test sebanyak 21 (70,0%)

responden, dan kurang sebanyak 9 (30,0%) responden, hal

tersebut dapat dilihat pada tabel di bwa sebagai berikut:


41

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Post-Tes Di Wilaya Kerja Puskesmas
Somba Opu Kab. Gowa
Post-test Frekuensi Presentase
Baik 21 70,0%

Kurang 9 30,0%

Total 30 100%
Sumber : Data Primer

2) Insomnia Pada Lansia

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 dari 30

responden diperoleh lansia yang mengalami insomnia sesuai

frekuensi menurut Pre-Test sebanyak 25 (83,3%) responden,

dan yang tidak mengalami sebanyak 5 (16,7%). Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel dibawah sebagai berikut :

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Pre-test Di Wilaya Kerja Puskesmas
Somba Opu Kab. Gowa

Pre-test Frekuensi Presentase

Mengalami 25 83,3%
Tidak Mengalami 5 16,7%

Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2021
42

b. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.6 diperoleh data

bahwa dari 30 responden yang merasakan teknik relaksasi

guided imagery baik terhadap insomnia post-test dan memiliki

insomnia menurun sebanyak 16 (53,3%) responden. dan yang

merasakan teknik relaksasi guided imagery baik terhadap

insomnia pre-test dan masi tetap dari sebelumnya sebanyak

5 (16,7%) responden, selain itu yang merasakan teknik

relaksasi guided imagery kurang terhadap insomnia namun

menurun sebanyak 9 (30,0%) responden, akan tetapi yang

merasakan teknik relaksasi guided imagery kurang terhadap

insomnia serta tidak menurun sebanyak 0 (0,0%) responden.

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawa sebagai berikut

Tabel 5.6
Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imagery terhadap
Insomnia Pada Lansia Di Wilaya Kerja Puskesmas
Somba Opu Kab. Gowa
Teknik Insomnia Total
Relaksasi MENURUN TIDAK
43

MENURUN
Guided Imagery F % F % F %
Baik 16 53,3% 5 16,7% 21 70%

Kurang 9 30,0% 0 0,0% 9 30,0%

Total 25 83,3% 5 16,7% 30 100.0%

Sumber : Data Primer 2021

Hasil uji statistic SPSS.21 dengan menggunakan uji

Wilcoxon signed rank test didapatkan p vulue sebesar

0,000. nilai p value penelitian ini menunjukan nilai p vulue <

α (0,05) yang berarti memiliki perbedaan nilai yang sangat

bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H o ditolak

dan Ha diterima. maka terbukti ada pengaruh teknik

relaksasi guided imagery terhadap insomnia pada lansia di

Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.


44

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden yang

merasakan teknik relaksasi guided imagery baik terhadap insomnia

post-test dan memiliki insomnia menurun sebanyak 16 (53,3%)

responden. Menurut asumsi peneliti semakin baik teknik relaksasi

guided imagery terhadap insomnia pada lansia maka insomnia pada

lansia pun akan semakin menurun. Hal tersebut berdampak baik

dalam hal menurunkan insomnia pada lansia. Factor yang dapat


45

mempengaruhi lansia dan memiliki insomnia meningkat apabila

tindakan relaksasi guided imagery tidak diberikan pada lansia.

Hasil penelitian tersebut ini didukung oleh teori menurut.

(Setyani, 2019). Yang mengatakan bahwa Terapi ini merupakan salah

satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat sebagai

stimulus kepada pasien yang diharapkan dapat berdampak terhadap

relaksasi dan pengendalian. Terapi Guided Imagery sejauh ini

didefinisikan sebagai sebuah aktifitas terapeutik yang menuntut

seseorang untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan dan

menggunakan musik yang lembut dengan volume tertentu dengan

membayangkan hal-hal yang menyenangkan akan membuat

seseorang memiliki pemikiran yang fokus pada hal-hal yang disukai

dengan mengabaikan masalah kesehatan yang terjadi.

Adapun pendapat lain menurut (Dzurrotun 2020). yang

mengatakan bahwa Guided imagery adalah relaksasi bertujuan untuk

mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai

serta merupakan metode penenang untuk situasi yang sulit dalam

kehidupan.Guided imagery therapy merupakan sebuah teknik pikiran


46

– tubuh tradisional yang dianggap sebagai suatu bentuk hipnotis yang

dipandu melalui konsentrasi dan imajinasi pikiran.

Hasil lain dari penelitian ini diperoleh dari 30 responden yang

merasakan teknik relaksasi guided imagery baik terhadap insomnia

pre-test dan masi tetap dari sebelumnya namun tidak mengalami

insomnia sebanyak 5 (16,7%) responden. Menurut asumsi peneliti hal

ini terjadi karena pada saat sebelum dilakukan tindakan guided

imagery, lansia tersebut tidak mengalami insomnia sehingga kondisi

dan keadaan dari lansia tersebut tetap sama dengan kondisi awalnya,

namun hal ini bukan menjadi suatu kondisi yang harus dibiarkan

melainkan, perlu dilakukan tindakan teknik guided imagery sehingga

lansia tidak mengalami peningkatan insomnia. Hasil penelitian ini

sejalan dengan teori menurut (Ni Nengah A. Murni 2014). Yang

mengatakan bahwa Tehnik imajinasi terbimbing atau Guided Imagery

terbukti lebih efektif meningkatkan relaksasi jika diberikan bersama-

sama dengan tehnik relaksasi lainnya seperti relaksasi napas dan

relaksasi otot
47

Hasil dari 30 responden diperoleh teknik relaksasi guided

imagery kurang terhadap insomnia namun menurun sebanyak 9

(30,0%) responden, menurut asumsi peneliti hal ini terjadi karena

lansia yang telah diberikan teknik relaksasi guided imagery belum

terlalu memfokuskan pikiran sepenuh nya dalam setiap langka yang

diberikan, namun tindakan guided imageri sangat aman dan nyaman

dan berpengharu pada lansia yang mengalami insomnia. Hasil

penelitian ini sejalan dengan teori peneliti terdahulu menurut (Rizka

Febtrina 2017) yang mengatakan bahwa Teknik relaksasi imajinasi

terbimbing (Guided Imagery Relaxtion) merupakan teknik yang aman

dan nyaman digunakan oleh berbagai kalangan usia. Teknik ini

bertujuan untuk mengembangkan relaksasi dan meningkatkan kualitas

hidup menyatakan imajinasi terbimbing (Guided Imagery Relaksasi)

dapat meningkatkan kualitas tidur.

Hasil uji statistic SPSS.21 dengan menggunakan uji Wilcoxon

signed rank test didapatkan p vulue sebesar 0,000. nilai p vulue

penelitian ini menunjukan nilai p vulue < α (0,05) yang berarti memiliki

perbedaan nilai yang sangat bermakna. Sehingga dapat disimpulkan


48

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. maka terbukti ada pengaruh teknik

relaksasi guided imagery terhadap insomnia pada lansia di

Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.

Menurut asumsi peneliti, hal ini memberikan makna yang

sangat signifikan berdasarkan hasil pre-test dan post-test bahwa

lansia yang mengalami insomnia sebelum dilakukan tindakan ( pre-

test ) sangat mengalami penurunan setelah diberikan tindakan teknik

relaksasi guided imagery ( post-test). Sebagai lansia yang mengalami

insomnia perlu diberikan tindakan relaksasi guided imagery agar

kondisi lansia tetap terjaga dan mengatasi lansia dari insomnia yang

berlebihan serta yang mengganggu kondisi lansia secara fisik dan

psikis.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat menurut (Wang,

2018). Yang mengatakan bahwa Berbagai penelitian telah dilakukan

untuk mengatasi keluhan psikis dan fisik bagi lansia yang mengalami

insomnia maka perlu terapi kognitif-perilaku, meditasi mindfulness,

relaksasi progressiv, imajinasi terbimbing dan terapi musik. Diantara


49

pendekatan tersebut, intervensi musik dan guided imagery sangat

dianjurkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh (Shokoufeh Sharafi, 2016) dimana terapi music

dan guided imagery merupakan bagian dari terapi komplementer yang

diberikan secara berdampingan dengan terapi medis. Terapi musik

memiliki kelebihan sebagai intervensi yang dapat diterapkan secara

sederhana. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Hakim, 2012)

menunjukan bahwa terapi adalah usaha untuk memulihkan

kesehatan. Terapi merupakan sebuah tindakan untuk melakukan

sesuatu secara teratur, terprogram dengan baik dan berulang-ulang

untuk tujuan memperbaiki diri agar menjadi lebih sehat dan

memperoleh kehidupan yang lebih baik, sehinggal hal ini sangat perlu

dan dianjurkan untuk dilakukan bagi lansia yang mengalami insomnia.


BAB VI

KESIMPILAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Puskesmas

Somba Opu Kab. Gowa, mulai tanggal 16 Maret-16 April 2021,

dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari 30 Responden diperoleh lansia yang mengalami

insomnian sesuai frekuensi menurut Pre-Test sebanyak 25

(83,3%) responden, dan yang tidak mengalami sebanyak 5

(16,7%) responden.

2. Dari 30 responden, diperoleh terjadi penurunan insomnia

setelah melakukan tindakan terapi guided imagery diberikan

dan dikatakan baik berdasarkan frekuensi menurut Post-Test

sebanyak 21 (70,0%) responden, dan kurang sebanyak 9

(30,0%).

3. Hasil uji statistic SPSS.21 dengan menggunakan uji Wilcoxon

signed rank test didapatkan p vulue sebesar 0,000. nilai p

vulue penelitian ini menunjukan nilai p vulue < α (0,05) yang

berarti memiliki perbedaan nilai yang sangat

50
51

bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H o ditolak

dan Ha diterima. maka terbukti ada pengaruh teknik

relaksasi guided imagery terhadap insomnia pada lansia di

Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.


52

B. Saran

1. Bagi instansi

Disarankan bagi pihak Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

agar tetap memperhatikan setiap lansia yang mengalami

insomnia serta memberikan pelayanan yang merupakan

tindakan teknik relaksasi guided imagery agar dapt menjaga

kestabilan kondisi dan kesehatan kususnya pada lansia.

2. Bagi institusi

Diharapkan bagi institusi sehingga hasil penelitian ini dapat

menjadi pedoman serta pegangan untuk mencari berbagi

informasi tambahan, bahkan penyediaan buku bacaan yang

terkait dengan tindakan guided imagery.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti diharapkan supaya hasil penelitian ini dapat

menjadi pengangan dan pedoman dalam menunjang serta

memberikan informasi tambahan dalam mengembangkan

penelitian terutama dalam dunia keperawatan, terkait

dengan pemberian tindakan teknik relaksasi guided imagery

pada para lansia yang mengalami insomnia. Dan bagi


53

peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sama

dengan menambahkan setiap variabel yang terkait dengan

aspek tersebut sehingga lebih dapat mengetahui setiap

variabel yang mempengaruhi insomnia pada lansia

Anda mungkin juga menyukai