BAB IV
daerah Tingkat II Gowa yang mempunyai luas lokasi 2,45 Ha. Rumah sakit
umum syekh yusuf di bangun sejak tahun 1981 dan mulai beroperasi pada
tahun 1982.
gigi, penyakit dalam,Jiwa, KIA, kulit kelamin, Bedah, anak, THT, Kamar
ICU dan OK, sebelah timur berbatasan dengan perawatan II dan III, sebelah
dengan kantor.
25
26
Perawatan IV : Bedah/Bougenvil
B. Hasil Penelitian
Yusuf Kabupaten Gowa pada tanggal juli sampai tanggal juli 2014.
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Karakteristil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Perawat Di Ruang Perawatan Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
Laki-Laki 6 40,0
Perempuan 9 60,0
b. Umur Perawat
Tabel 4.2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Perawat Di Ruang Perawatan Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)
Jumlah 15 100,0
c. Pendidikan Perawat
Tabel 4.3
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Perawat Di Ruang Perawatan Rumah Sakit
Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
SPK 3 20,0
D3 Keperawan 6 40,0
S1 Keperawatan 4 26,7
Ners 2 13,3
Jumlah 15 100,0
28
Tabel 4.4
Distribusi Karakteristil Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Anak Di Ruang Perawatan Rumah
Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
Laki-Laki 7 46,7
Perempuan 8 53,3
e. Umur Anak
Tabel 4.5
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak
Perawat Di Ruang Perawatan Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)
Jumlah 15 100,0
responden.
2. Analisa Univariat
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Metode Pemasangan Infus
Perawat Di Ruang Perawatan Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Metode Pemasangan Infus Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 6 40,0
Kurang 9 60,0
Dari hasil penelitian pada tabel 4.6 diperoleh data bahwa dari 15
Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Perawatan Infus Perawat
Di Ruang Perawatan Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Perawatan Infus Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 10 66,7
Kurang 5 33,3
Dari hasil penelitian pada tabel 4.7 diperoleh data bahwa dari 15
responden.
Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Lokasi Pemasangan Infus
Perawat Di Ruang Perawatan Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Perawatan Infus Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 9 60,0
Kurang 6 40,0
Dari hasil penelitian pada tabel 4.8 diperleh data bahwa dari 15
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Flebitis Pada
Anak Ruang Perawatan Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Kejadian Flebitis Frekuensi (f) Persentase (%)
Terjadi 6 40,0
Dari hasil penelitian pada tabel 4.9 diperleh data bahwa dari 15
responden.
32
1. Analisia Bivariat
Tabel 4.10
Hubungan Faktor Metode Pemasangan Infus Perawat Dengan
Terjadinya Kejadian Flebitis Di Ruang Perawatan Anak
Di RSUD Syech Yusuf Kabupaten Gowa.
Kejadian Flebitis
Nilai
Metode Total
Tidak
Pemasangan Terjadi P Value
Terjadi
Infus
F % F % N %
metode pemasangan infus baik dengan tidak terjadi flebitis pada anak
(40,0%).
33
Tabel 4.11
Hubungan Faktor Perawatan Infus Perawat Dengan Terjadinya
Kejadian Flebitis Di Ruang Perawatan Anak
Di RSUD Syech Yusuf Kabupaten Gowa.
Kejadian Flebitis
Nilai
Perawatan Tidak Total
Terjadi P Value
Infus Terjadi
F % F % N %
perawatan infus baik dengan tidak terjadi flebitis pada anak sebanyak
Tabel 4.12
Hubungan Faktor Lokasi Pemasangan Infus Perawat Dengan
Terjadinya Kejadian Flebitis Di Ruang Perawatan Anak
Di RSUD Syech Yusuf Kabupaten Gowa.
Kejadian Flebitis
Nilai
Lokasi Total
Tidak
Pemasangan Terjadi P Value
Terjadi
Infus
F % F % N %
Lokasi pemasangan infus baik dengan tidak terjadi flebitis pada anak
(33,3%).
35
C. Pembahasan
antiseptic.
infus baik dengan tidak terjadi flebitis pada anak sebanyak 6 responden
terjadi flebitis pada anak sebanyak 0 responden (0,0%). Sebab pada saat
metode pemasangan infus kurang dengan tidak terjadi flebitis pada anak
tidak sterilnya alat-alat yang di gunakan pada saat pemasangan infus, dan
Syech Yusuf Kabupaten Gowa. Oleh sebab itu bahwa jika perawat tidak
perawatan infus kurang dengan tidak terjadi flebitis pada anak sebanyak
pembalutan perawat membalut dengan kasat yang tidak steril dan alat-alat
masuk.
yang yang berarti terdapat ada Hubungan Faktor Perawatan Infus Perawat
Syech Yusuf Kabupaten Gowa. Oleh karena itu jika perawat tidak
pada saat balutan menjadi basah, kotor atau lepas, akan menyebabkan
aseptik yang ketat saat pemasangan infus atau mengganti balutan infus,
integritas sistem infus agar komplikasi infus intra vena seperti flebitis
dapat di hindari.
Flebitis
Tempat atau lokasi vena perifer yang sering digunakan pada pemasangan
infus adalah vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia
subcutan dan merupakan akses paling mudah untuk terapi intravena. Daerah
dorsalis).
Dan hubungan faktor lokasi pemasangan infus baik dengan terjadi flebitis
baik-baik lokasi pemasangan infus dan memilih vena yang cukup besar di
kondisinya.
yang yang berarti terdapat ada Hubungan Faktor Lokasi Pemasangan Infus
berkurangnya iritasi vena dari pada penggunaan vena yang lebih kecil.
40
BAB V
A. Kesimpulan
berikut:
B. SARAN
40
41
steril pada tempat masuknya kanula IV atau segera pada saat balutan
menjadi basah, kotor atau lepas. Sedangkan pada lokasi pemasangan infus
harus di perhatikan terutama pemasangan infus pada tangan dan kaki harus
memilih vena-vena yang lebih jelas dan besar. Serta tidak memilih dekat
lain untuk meneliti tentang faktor yang berhubungan kejadian ISPA pada
balita