A. Hasil Penelitian
Puskesmas rawat inap dengan pelayanan 24 jam, UGD dan VK serta Rawat
Gilimanuk. Tahun 1968 menjadi Balai Pengobatan (BP) dan Balai Kesehatan
Ibu dan Anak (BKIA). Tahun 1977 menjadi Pustu Melaya dan tahun 1979
batas wilayah kerja dari Puskesmas adalah Sebelah utara Teluk Gilimanuk,
Sebelah Selatan Selat Bali dan wilayah kerja UPTD Puskesmas I Melaya,
a. Karakteristik Usia
orang (0%) responden tidak ada yang berusia ≤ 20 tahun. penelitian yang
antara 20-35 tahun dan tidak satupun 0 orang (0%) responden yang berusia > 35
tahun.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I yang Pada Kelompok
Kontrol Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas II
Melaya
orang (0%) responden tidak ada yang berusia ≤ 20 tahun., seluruhnya 15 orang
(100%) yang berusia 20-35 tahun. dan tidak satupun 0 orang (0%) responden
b. Karakteristik Pendidikan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I yang Pada Kelompok
Kontrol Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas II Melaya
c. Karakteristik Pekerjaan
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I yang Pada Kelompok
Intervensi Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas II Melaya
orang (46,67%) bekerja sebagai ibu rumah tangga , sebagian kecil yaitu 2 orang
bekerja sebagai analis, selain itu ada juga sebagian kecil 1 orang (6,67%) bekerja
sebagai dokter dan sebagian kecilnya lagi 1 orang (6,67%) bekerja sebagai guru.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I yang Pada Kelompok
Kontrol Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas II Melaya
diberikan kie mengurangi mual dan muntah, sebagian besar responden bekerja
sebagai ibu rumah tangga yaitu 9 orang (60%), Dan hampir setengah 6 orang
d. Karakteristik Paritas
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I yang Pada Kelompok
Intervensi Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas II Melaya
responden berada pada status paritas Primipara, Hampir setengah yaitu 7 orang
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I yang Pada Kelompok
Kontrol Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
II Melaya
orang (60%) responden primipara dan hampir setengah yaitu 6 orang (40%)
responden multipara.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I yang Pada Kelompok
Intervensi Berdasarkan Ringan,Sedang,Berat di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas II Melaya
atau 100% responden baik sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan tetap
dari skor PUQE yang diperoleh sudah terdapat penurunan skor yang dapat dilihat
Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I yang Pada Kelompok
Kontrol Berdasarkan Ringan,Sedang,Berat di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas II Melaya
Berdasarkan tabel 6.1 didapatkan bahwa seluruh responden (15 orang) atau
dari skor PUQE yang diperoleh sudah terdapat penurunan skor yang dapat dilihat
Pada tabel diatas untuk kelas eksperimen, selisih antara skor awal dan skor
akhir sudah cukup baik, besar penurunan skor yang terjadi bervariasi antara 3
sampai dengan 7 poin,sedangkan pada kelas kontrol masih ada responden yang
mempunyai skor PUQE awal dan akhir yang sama dan penurunan skor PUQE
maksimal yang diperoleh hanya 4 poin pada responden K2, sedangkan sisanya
hanya berkisar antara 0 sempai 1 poin saja. Sehingga dari penurunan skor PUQE
ini dapat dilihat pemberian aromaterapi lebih efektif dalam mengurangi mual dan
trimester I sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi dan diberikan kie untuk
Tabel 6.2 Rata-Rata Frekuensi Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester
I Pada Kelompok Kontrol yang tidak diberikan Aromaterapi Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas II Melaya.
Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui bahwa diberikan kie pada responden
sebelum dilakukan dan sesudah diberikan kie untuk mengurangi mual muntah
yaitu sebesar 1.
Tabel 6.3 Rata-Rata Frekuensi Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester
I Pada Kelompok Intervensi Yang Diberikan Aromaterapi Lemon
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas II Melaya.
Hasil Uji Normalitas untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak. Hasil
Tabel 6.4 Hasil Uji Normalitas Data Pada Ibu Hamil Mual Dan Muntah
Trimester I Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas II Melaya
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pre Test 0,167 15 0,200* 0.932 15 0,293
Intervensi
Post Test 0,173 15 0,200* 0.917 15 0,172
Pre Test 0,163 15 0,200* 0.918 15 0,179
Kontrol
Post Test 0,207 15 0,082 0.908 15 0,125
didapatkan nilai pada pre intervensi dan post intervensi 𝜌-value > 0,05 artinya
didapatkan nilai pada pre kontrol dan post kontrol 𝜌-value > 0,05 artinya data
Berdasarkan tabel 6.5 di atas, didapatkan nilai 𝜌-value adalah 0,0001 < 0,05
signifikan pada hasil test akhir kelompok aromaterapi lemon dan kie untuk
lemon lebih rendah dibanding kelompok kie untuk mengurangi mual muntah
dengan selisih 3,67. Hal ini berarti aromaterapi lemon lebih efektif dibandingkan
kie untuk mengurangi mual muntah terhadap penurunan frekuensi mual dan
Sample T-test menunjukkan ada perbedaan rata-rata mual dan muntah ibu hamil
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap menurunkan mual dan muntah pada
Aromaterapi yang digunakan terhadap mual dan muntah saat kehamilan salah
terdapat dari minyak esensial lemon yang memiliki manfaat sebagai mentally,
(Sari, 2019). Empat puluh persen (40%) wanita telah menggunakan aromaterapi
lemon untuk meredakan mual dan muntah dan 26,5% telah melaporkanya sebagai
cara yang efektif untuk mengendalikan gejala mual muntah (Kia et al., 2014).
Aromaterapi lemon adalah jenis aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan
herbal yang paling banyak digunakan dan dianggap sebagai obat yang aman pada
(2014) didapatkan skor rata-rata mual dan muntah mengalami penurunan setelah
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat penurunan skor mual dan muntah
sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lemon, artinya bahwa aromaterapi
lemon memiliki pengaruh terhadap penurunan skor mual dan muntah yang
dialami oleh ibu hamil trimester I. Hal ini terjadi karena adanya kandungan
Limonene, Tepinol dan Linalyl acetate yang berperan dalam aktivitas otak, hal itu
dikarenakan aroma yang segar dan harum dapat merangsang sensorik dan reseptor
yang ada dihidung untuk mengirim impuls langsung kepenciuman di otak segera
senang, tenang, rileks serta mempengaruhi perubahan fisik dan mental seseorang
sehingga bisa mengurangi mual muntah yang dialami oleh ibu hamil trimester I
serta bagi siapapun yang menghirupnya. Dan aromaterapi lemon banyak di sukai
dari kalangan manapun baik anak kecil ibu hamil maupun orang tua sekalipun
karena aroma yang mudah sekali ditemui dipakai sebagai parfume dimanapun ada
pada umumnya.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fitria dkk (2021), Data yang
diperoleh yaitu pre-test nilai mean 10,20 dan SD 1,486 sedangkan post-test nilai
mean 4,80 dan SD 1,234. Dari hasil uji statistik yaitu dengan uji t independen
responden ibu hamil trimester I sebelum dan sesudah Pemberian Kie atau asuhan
konvesional untuk mengurangi mual dan muntah yaitu sebesar 0,93 dengan 𝜌-
muntah tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap menurunkan mual dan
Melaya.
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi
pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
nonverbal.
Dalam kie pengurangan mual dan muntah terdapat tips agar mual dan muntah
dalam kehamilan trimester pertama dapat berkurang. Mual, muntah, dan pusing
kondisi ini cukup umum dialami oleh ibu hamil, baik di awal hingga sepanjang
masa kehamilan. Rasa mual dan pusing saat hamil disebabkan oleh meningkatnya
tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas. Sehingga, ada baiknya ibu
mengetahui apa saja cara mengatasi mual saat hamil, mulai dari mengatur gaya
hidup hingga menggunakan cara alami. Cara mengatasi mual saat hamil muda
bisa dilakukan dengan menghindari makanan yang sekiranya membuat ibu mual,
misalnya makanan pedas, asam, atau berlemak. Jenis makanan tersebut berpotensi
mengiritasi lambung sehingga dapat memperburuk gejala mual. Ibu hamil juga
disarankan menghindari makanan dengan bau yang menyengat, seperti durian atau
jengkol. Hal ini dikarenakan sensitivitas indra penciuman saat hamil akan
meningkat, sehingga ibu mudah merasa mual dengan bau yang menyengat.
Gejala mual saat hamil juga bisa disebabkan oleh kelelahan. Pasalnya,
perubahan yang terjadi selama kehamilan dapat membuat ibu lebih cepat lelah
sehingga memicu atau memperburuk keluhan mual. Cara mengatasi mual saat
hamil bisa dilakukan dengan mencukupi waktu istirahat. Jika sudah merasa lelah,
sebaiknya ibu hamil tidak memaksakan diri untuk beraktivitas. Pastikan juga
untuk memperoleh waktu tidur yang berkualitas sekitar 7–9 jam setiap harinya.
Cara mengatasi mual saat hamil berikutnya adalah mengatur pola makan. Jika
ibu sebelumnya terbiasa makan dalam porsi besar, kini cobalah untuk makan
dengan porsi lebih kecil namun sering. Pastikan mengkonsumsi makanan bergizi
untuk mencukupi nutrisi serta mencegah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR)
pada bayi. Usahakan memilih makanan yang kaya akan protein, rendah lemak,
serta mudah dicerna. Cukupi juga kebutuhan vitamin dan mineral dengan
mengonsumsi buah dan sayur. Beberapa pilihan buah yang bagus untuk ibu hamil
Cara mengatasi mual saat hamil berikutnya adalah mencukupi cairan tubuh
dengan mengonsumsi setidaknya dua liter air per hari. Untuk mengatasi mual, ibu
juga dapat mengonsumsi teh atau jahe hangat. Cara mengatasi mual saat hamil
seperti jahe, minyak lemon, atau minyak lavender. Tidak terdapatnya pengaruh
yang diakibatkan oleh pemberian kie penanganan mual dan muntah terhadap ibu
hamil trimester pertama disebabkan oleh tidak diterapkanya kie yang telah
untuk aromaterapi lemon dan kie untuk mengurangi mual muntah setelah
dilakukan pengamatan. Akan tetapi nilai rata- rata pada kelompok aromaterapi
lemon lebih rendah dibanding nilai rata-rata pada kelompok kie untuk mengurangi
mual muntah, dengan selisih rata-rata 3,67 hal ini berarti aromaterapi lemon
Hasil pendahuluan dari pencarian jurnal yang telah diteliti oleh peneliti
aromaterapi lemon, peppermint, jahe, dan kie mengurangi mual dan muntah
jahe, dan 2 kie untuk mengurangi mual muntah, hasil aromaterapi tersebut
mengatasi mual dan muntah. Pada kehamilan minat penggunaan obat herbal