Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

HASIL PENELITIAN, ANALISA, DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Umum

5.1.1 Karakteristik Berdasarkan Usia Ibu

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu nifas di Ruang Bougenvile
RSUD Kota Madiun tahun 2016

Umur Jumlah Persentase (%)


< 20 th 1 2,9
20 – 35 th 26 74,3
> 35 th 8 22,9
Total 35 100,0
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui bahwa sebagian besar umur ibu adalah

kelompok umur antara 20 – 35 tahun sebanyak 26 responden (74,3%).

5.1.2 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan


Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu nifas di Ruang
Bougenvile RSUD Kota Madiun tahun 2016

Pendidikan Jumlah Persentase (%)


Dasar 16 45,7
Menengah 16 45,7
PT 3 8,6
Total 35 100,0
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa hampir setengahnya pendidikan ibu

adalah pendidikan Dasar dan Menengah sebanyak 16 responden (45,7%).

5.1.3 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan


Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu nifas di Ruang Bougenvile
RSUD Kota Madiun tahun 2016

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


Tidak bekerja 16 45,7
Bekerja 19 54,3
Total 35 100,0
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa hampir setengahnya pekerjaan ibu

adalah IRT sebanyak 16 responden (45,7%).

5.2 Data Khusus

5.2.1 Karakteristik Berdasarkan Pengetahuan Ibu nifas tentang Perawatan Payudara di


Ruang Bougenvile RSUD Kota Madiun tahun 2016

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu nifas tentang Perawatan
Payudara di Ruang Bougenvile RSUD Kota Madiun tahun 2016

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Tidak Baik 7 20,0
Baik 28 80,0
Total 35 100,0
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 5.5 diatas diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan ibu

nifas adalah baik sebanyak 28 responden (80%).

5.2.2 Karakteristik Berdasarkan Perawatan Payudara Ibu nifas di Ruang Bougenvile


RSUD Kota Madiun tahun 2016

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perawatan Payudara Ibu nifas di Ruang
Bougenvile RSUD Kota Madiun tahun 2016

Perawatan Payudara Jumlah Persentase (%)


Negatif 12 34,3
Positif 23 65,7
Total 35 100,0
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa sebagian besar perawatan payudara

ibu nifas adalah positif sebanyak 23 responden (65,7%).

5.2.3 Hubungan Pengetahuan Ibu nifas tentang Perawatan Payudara dengan Perawatan
Payudara di Ruang Bougenvile RSUD Kota Madiun tahun 2016

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Ibu nifas tentang Perawatan
Payudara dengan Perawatan Payudara di Ruang Bougenvile RSUD Kota
Madiun tahun 2016

Perawatan Payudara Total


Pengetahuan
Negatif % Positif % ∑ %
Tidak Baik 7 20 0 0 7 20
Baik 5 14,3 23 65,7 28 80
Total 12 34,3 23 65,7 35 100
α = 0,05 Sig. = 0,000
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa hubungannya adalah sebagian besar

pengetahuan dengan perawatan payudara baik (65,7 %). Berdasarkan hasil uji statistik

dengan menggunakan uji Spearman Rank hubungan pengetahuan dengan perawatan

payudara didapatkan nilai p value 0,000 dengan nilai signifikan 0,05 dengan tingkat

keeratan 0,692 maka kesimpulannya ada hubungan pengetahuan dengan perawatan

payudara, dengan tingkat keeratan kuat.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara payudara di Ruang Bougenvile

RSUD Kota Madiun tahun 2016


Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada 35 nifas didapatkan hasil

sebagian besar pengetahuan ibu nifas adalah baik sebanyak 28 responden (80%). Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas di Ruang Bougenvile RSUD Kota Madiun

memahami tentang perawatan payudara.

Berdasarkan karakteristik umur pada tabel 5.1 diatas diketahui bahwa sebagian besar

umur ibu adalah kelompok umur antara 20 – 35 tahun sebanyak 26 responden (74,3% ), hal

ini menunjukkan bahwa ibu termasuk golongan usia produktif atau muda sehingga mudah untuk

mengikuti perkembangan informasi dan secara psikososial dapat menjalankan peran secara optimal,

sedangkan berdasarkan karakteristik pendidikan pada tabel 5.2 diatas diketahui bahwa hampir

setengahnya pendidikan ibu adalah pendidikan Dasar dan Menengah sebanyak 16

responden (45,7%), menurut Nursalam dan Pariani (2010), semakin tinggi pendidikan ibu, maka

semakin mudah dalam menerima informasi baik yang didapat dari tenaga medis atau dari media

lainnya sehingga semakin banya pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan seseorang

akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenalkan terutama tentang

perawatan payudara. sesuai dengan pendapat Ambarwati (2012) tujuan perawatan payudara

adalah memelihara kesehatan dan kebersihan payudara, melancarkan sirkulasi darah,

mencegah tersumbatnya payudara, memperlancar produksi ASI . Menurut Manuaba (2012)

ada beberapa tujuan perawatan payudara, yaitu : Untuk memelihara hygiene payudara,

melenturkan dan menguatkan puting susu, mengatasi puting susu yang datar atau terbenam

supaya dapat mengeluarkan ASI sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya.) Tujuan

perawatan payudara adalah memelihara kebersihan payudara melenturkan dan menguatkan

puting susu, mengeluarkan puting yang tertarik ke dalam, mempersiapkan produksi ASI

(Jumarini, dkk ,2010).

Berdasarkan keterangan di atas sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu nifas di


Rumah Sakit Kota Madiun sudah mengetahui tentang beberapa manfaat perawatan

payudara, menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting, melenturkan dan

menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusui, merangsang kelenjar

air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar, dapat mendeteksi kelainan-kelainan

payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya, mempersiapkan mental

(psikis) ibu untuk menyusui.

5.3.2 Perawatan payudara ibu nifas tentang perawatan payudara payudara di Ruang

Bougenvile RSUD Kota Madiun tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada 35 responden didapatkan

hasil bahwa sebagian besar perawatan payudara ibu nifas adalah positif sebanyak 23

responden (65,7%). Hal ini menunjukkan bahwa perawatan payudara ibu nifas sudah

sesuai langkah-langkahnya.

Berdasarkan karakteristik nifas bahwa seluruhnya ibu nifas pada hari ke 1- 5 hari 35

(100%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu sangat penting dalam melakukan perawata

payudara karena sangat membantu dalam pengeluaran ASI. Sesuai dengan pendapat

Kristiyanasari (2011), perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan untuk memelihara

kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi, meningkatkan produksi ASI dengan

merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan, mencegah bendungan ASI,

melenturkan dan menguatkan puting, dan mengetahui secara dini kelainan puting susu.

Berdasarkan keterangan di atas bahwa perawatan payudara sangat penting

memelihara kesehatan dan kebersihan payudara, melancarkan sirkulasi darah, mencegah

tersumbatnya payudara, memperlancar produksi ASI.

5.3.3 Hubungan pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara dengan perawatan
payudara payudara di Ruang Bougenvile RSUD Kota Madiun tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat di ketahui pada tabel 5.7 hubungannya

adalah sebagian besar pengetahuan dengan perawatan payudara baik (65,7 %).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearman Rank hubungan

pengetahuan dengan perawatan payudara didapatkan nilai p value 0,000 dengan nilai

signifikan 0,05 dengan tingkat keeratan 0,692 maka kesimpulannya ada hubungan

pengetahuan dengan perawatan payudara, dengan tingkat keeratan kuat.

Sesuai pendapat Soetjiningsih (2009), Pengetahuan perawatan payudara sangat

penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Ibu dalam

melakukan perawatan payudara sangat berpengaruh terhadap keinginan ibu untuk

menyusui dini. Perawatan payudara yang benar memerlukan alat-alat bahan seperti

minyak, baby oil, waslap, kapas dan handuk yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya, Peran keluarga terutama suami sangat berpengaruh pada ibu hamil dan

postpartum untuk memotivasi melakukan perawatan payudara.

Berdasarkan keterangan di atas bahwa pengetahuan ibu nifas sangat berpengaruh

pada perawatan payudara. Perawatan payudara dapat dilkukan dengan menjaga payudara

tetap bersih dan kering, terutama bagian putting susu, menggunakan BH yang menyokong

payudara, apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar disekitar

putting susu yang tidak lecet, apabila lecet, dapat diistirahatkan selama 24 jm ASI

dikeluarkan dan diminumkan dngan menggunakan sendok, untuk menghilangkan nyeri,ibu

dapat minum paracetamol tablet setiap 4-6 jam, apabila payudara bengkak akiibat

bendungan ASI maka ibu dapat melakukan : pengompresan payudara dengan

menggunakan kain basah, urut payudara dari aah pangkalke putting atau guunakan sisir
untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting, keluarkan ASI sebagian dari

bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak, susukan bayi setiap 2-3 jam.

Apabila bayi tidak menghisap seluruh ASI, sisanya keluarkan dengan tangan, letakkan kain

dingin pada payudara setelah menyusui.

Anda mungkin juga menyukai