Anda di halaman 1dari 42

Volume 5 No.

2, September 2014 ISSN : 1907-1396

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI PERAH DENGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 0-6 BULAN DI DESA SINGOROJO MAYONG
JEPARA

Sokhiyatun, Asmawahyunita, Sri Sundarsih Pashni

INTISARI
Dalam pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta, di
Indonesia hanya sekitar 8% saja ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya, di karenakan rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6
bulan pertama kelahiran bayi karena kurangnya informasi dan pengetahuan yang di
miliki oleh para ibu mengenal segala nilai plus nutrisi dan mafaat yang terkandung
dalam ASI. ASI makanan yang terbaik dan paling sempurna untuk bayi. Kandungan
gizinya yang tinggi dan ada zat kebal di dalamnya. Sesungguhnya tidak ada alasan
bagi ibu menyusui untuk tidak memberikan ASI Eksklusif bagi anaknya, sekalipun si
ibu seorang ibu pekerja. Salah satu yang bisa di lakukan bagi ibu bekerja untuk tetap
memberikan ASI Eksklusif adalah dengan cara memerah ASI. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ASI perah dengan pemberian
ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Singorojo Kecamatan Mayong
Kabupaten Jepara.
Jenis penelitian ini analitik, menggunakan pendekatan cross sectional, Populasi
seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dengan jumlah 59 balita, sampelnya ibu
yang memiliki bayi usia 0-6 bulan, dengan jumlah 59 balita, menggunakan total
sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisa data menggunakan
Unvariat dan Bivariat dan menggunakan Uji Chi-square dengan penggabungan sel
2x2, Hasil Penelitian di peroleh ibu menyusui berpengetahuan baik dan memberikan
ASI Eksklusif 17 responden (28,8%) dan yang berpengetahuan tidak baik dan tidak
memberikan ASI Eksklusif 22 responden (37,3%) di dapatkan hasil ada hubungan
antara pengetahuan ASI Perah dengan pemberian ASI Eksklusif, saran bagi tenaga
kesehatan: Menggerakkan kegiatan posyandu dengan memberikan penyuluhan kepada
ibu menyusui tentang ASI Perah dan ASI Eksklusif

Kata Kunci :Pengetahuan ASI Perah, Pemberian,ASIEksklusif

PENDAHULUAN

Angka pemberian ASI Eksklusif sangat bervariasi, sebuah analisis menerangkan


bahwa memberikan ASI selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh
dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. Sementara itu menurut
UNICEF, ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia. UNICEF
menyatakan bahwa 30.000 kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa di cegah
melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak sejam pertama setelah
kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi
(Prasetyono,2012; h. 29)

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 1
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Di Indonesia hanya sekitar 8% saja ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif


kepada bayinya sampai berumur 6 bulan dan 4% bayi disusui ibunya dalam waktu satu
jam pertama setelah kelahirannya. Padahal 21.000 kematian bayi baru lahir usia di bawah
28 hari di Indonesia dapat di cegah melalui pemberian ASI pada satu jam setelah lahir
(Baskoro, 2008; h. 22)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Jawa Tengah pada tahun
2010 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif (52,03%) tahun 2011 sekitar
64,21% terjadi peningkatan dibanding dengan tahun 2010, tetapi masih sangat rendah
bila dibanding dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu 80%.
Dari Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara pada tahun 2011 rata-rata
cakupan pemberian ASI eksklusif sekitar 33,4% dari jumlah bayi 4.294, cakupan ini
masih belum memenuhi target yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yaitu 80% (Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara 2011)
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Mayong 2 tahun 2011 berkisar
22,5%, cakupan ini masih terbilang rendah. (Profil Kesehatan Jepara, 2011).
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Desa Singorojo Mayong Jepara tahun 2011
berkisar 54,5%, cakupan ini masih terbilang rendah. (Profil Kesehatan Jepara, 2011).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Singorojo
Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara pada tanggal 16 November 2012, Desa Singorojo
terdiri 26 RT, dan 3 RW, 58 balita usia 0-6 bulan, hasil wawancara pada 10 ibu di
dapatkan hasil 7 ibu (70%) tidak mengetahui pemberian ASI eksklusif dengan cara
memerah ASI (ASIP), dan 3 ibu (30%) mengetahui tentang pemberian ASI eksklusif
dengan cara memerah ASI (ASIP).
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
”Hubungan pengetahuan ibu tentang ASI perah dengan pemberian ASI pada bayi usia 0-6
bulan di Desa Singorojo Mayong Jepara”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling yaitu semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel . Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder.
Analisa data menggunakan Chi-squre.

HASIL PENELITIAN
a. Pengetahuan
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Perah di
Desa Singorojo Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara

Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)


Baik 28 47,5
Tidak baik 31 52,5
Total 59 100.0
Berdasarkan Tabel 4. 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
pengetahuan responden tentang ASI Perah yaitu tidak baik sebanyak 31 orang
(52,5%), dan berpengetahuan baik yaitu 28 responden (47,5%)
b. Pemberian ASI Eksklusif
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 2
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI di Desa


Singorojo Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara

Pemberian ASI Frekunsi Prosentase (%)

Memberikan 26 44,1
Tidak memberikan 33 55,9
Total 59 100.0
Berdasarkan Tabel 4. 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak
memberikan ASI yaitu sebayak 33 orang (55,9%), dan yang memberikan 26 orang
(44,1%)

c. Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Perah dengan


Pemberian ASI Pada Bayi Usia 0-6 bulan di Desa Singorojo Mayong Jepara di uji
dengan menggunakan Uji Chi-Square penggabungan 2x2 dalam program
computer SPSS 16.0 for windows.
Tabel 4.3 Hubungan antara Pengetahuan ASI Perah dengan Pemberian ASI

Tingkat Pemberian ASI Total


Pengetahuan Memberikan Tidak
ƒ(%) memberikan
ƒ(%)
Baik 17 11 28
28,8% 18,6% 47,5%
Tidak baik 9 22 31
15,3% 37,3% 52,5%
Total 26 33 59
44,1% 55,9% 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukan bahwa pengetahuan yang baik dan memberikan
ASI di Desa Singorojo Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara sebanyak 17 responden
(28,8%), dan pengetahuan baik dan tidak memberikan ASI 11 responden (18,6%),
berpengetahuan tidak baik yang memberikan ASI Eksklusif 9 responden (15,3%), yang
berpengetahuan tidak baik, dan tidak memberikan ASI 22 responden (37,3%)
Berdasarkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS
16.0 for windows melalui Uji Chi-Square di dapatkan hasil dengan nilai sel lebih dari
20% dan terdapat 2 nilai expected count kurang dari 5, karena tidak memenuhi syarat
maka di lakukan Uji Exact Fitser, tetapi Uji Exact Fitser tidak memenuhi syarat, karena
tabel 3x2, maka harus di lakukan penggabungan sel menjadi 2x2, setelah di lakukan
penggabungan sel 2x2, di lakukan Uji Chi-Square dengan hasil nilai sel kurang dari
20%, tidak ada nilai expected count kurang dari 5, dan memenuhi syarat Uji Chi-Square
dengan hasil 0,014 dengan taraf signifikan α = 0,05 di dapatkan Pvalue 0,014(p < α)
sehingga dapat disimpulkan (H0) di tolak dan (Ha) diterima berarti ada hubungan yang
bermakna antara Hubungan Pengetahuan Ibu tentang ASI Perah dengan Pemberian ASI

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 3
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

di Desa Singorojo Mayong Jepara. Hasil determinasi Chi-Square ini adalah 0,014, yang
artinya keeratan hubungan antara 2 variabel dalam penelitian ini adalah lemah,
BAHASAN
1. Tingkat Pengetahuan ibu tentang ASI perah
Berdasarkan hasil penelitian ini di dapatkan sebagian besar responden
berpengetahuan tidak baik 31 responden (52,5%), dan yang berpengetahuan baik 28
responden (47,5%).
Dari penelitian di atas responden yang berpengetahuan tidak baik di karenakan
kurangnya informasi dan pengetahuan tentang ASI Perah, dan juga karena kurangnya
penyuluhan yang mereka terima. Karena itu diharapkan ibu dapat lebih meningkatkan
pengetahuan tentang ASI Perah melalui penyuluhan bidan, tenaga kesehatan lain,
majalah, surat kabar dan majalah kesehatan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa baik, tidaknya
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang serta
banyaknya informasi yang sudah didapatkannya dari pengalaman sekitar. Jadi makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin tinggi pula pengetahuannya tentang ASI
Perah.
2. Pemberian ASI
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil bahwa dari 59 responden yang
memberikan ASI yaitu sebanyak 26 responden (44,1%), dan yang tidak memberikan
ASI sebanyak 33 responden (55,9%). Hasil penelitian menunjukkan rendahnya
pemberian ASI di sebabkan karena sedikitnya kesadaran ibu tentang pentingnya ASI
dan pekerjaan di luar rumah yang menyita waktu. Dampaknya ibu tidak pernah
memberikan ASI kepada bayinya. Padahal ASI sangat penting di berikan kepada bayi
karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan.
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Perah dengan Pemberian ASI
Penelitian diatas terdapat Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Perah
dengan Pemberian ASI Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Singorojo Mayong Jepara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan Ibu
tentang ASI Perah dengan Pemberian ASI, karena ASI adalah makanan yang terbaik
bagi bayi, khususnya bayi yang berusia 0-6 bulan, dan tidak bisa di gantikan oleh
apapun termasuk susu formula yang paling mahal harganya, dan walaupun ibu
bekerja, ASI tetap harus di berikan, karena ASI bisa di berikan dengan cara di perah
Hasil penelitian ini di perkuat dengan teori yang di ungkapkan Sesungguhnya, tidak
ada alasan bagi ibu yang tidak memberikan ASI bagi anaknya, sekalipun ibu seorang
pekerja, selama ada niat yang kuat, pengetahuan, dan keyakinan akan bisa
memberikan ASI Eksklusif, ada banyak cara yang menjembataninya, Niat dan
Pengetahuan ibu tentang ASI perah akan berpengaruh terhadap kemauan ibu
memberikan ASI Eksklusif

KESIMPULAN
1. Dari 59 responden yang berpengetahuan tidak baik tentang ASI Perah sebanyak 31
responden (52,5%), sedangkan yang berpengetahuan baik hanya 28 responden
(47,5%)

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 4
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

2. Pemberian ASI Eksklusif di Desa Singorojo Mayong Jepara sebagian besar


memberikan ASI yaitu sebanyak 26 responden (44,1%), dan yang tidak memberikan
ASI adalah 33 responden (55,9%).
3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang ASI perah dengan pemberian ASI pada bayi
usia 0-6 bulan di Desa Singorojo Mayong Jepara, dengan di lakukan penggabungan
sel 2x2, dan hasil Uji Chi-Squre di peroleh nilai 0,014 dengan taraf signifikan α =
0,05 dapat disimpulkan (H0) di tolak dan (Ha) diterima, ada hubungan yang bermakna
dan erat.

SARAN
1. Bagi Masyarakat
Ibu tetap bisa memberikan ASI walaupun ibu bekerja, yaitu dengan menggunakan
ASI perah
2. Bagi Institusi
Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai dasar pertimbanga penelitian
selanjutnya agar lebih di kembangkan lagi.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat di kembangkan untuk penelitian selanjutnya yang lebih
bervariatif terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi praktik pemberian ASI.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Menggerakkan kegiatan posyandu dengan memberikan penyuluhan kepada ibu
menyusui tentang ASI Perah dan ASI dengan menggunakan leaflet dan pamflet
.

DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. Tumbuh Kembang dan Terapi Pada Anak, Jakarta: Salemba Medika; 2011
Anggraini Yetti, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Yogyakarta ; Pustaka Rihana; 2010
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta;
2010
Arini.H, Mengapa seorang ibu harus menyusui, Yogyakarta: FlashBooks, 2012
Baskoro,Anton, menyusui, Yogyakarta: Banyu Media; 2008
Dr. Handy Fransisca, SpA, IBCLC. Panduan Cerdas Perawatan Bayi, Jakarta: Pustaka Bunda ,
Grup Puspa Swara; 2011
Eny Retna ambarwati, S.SiT, M.Kes Diah Wulandari, SST, M.Keb
Hidayat, Aziz Alimul. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika; 2010.
Notoatmodjo, Soekidjo.metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;2010
Notoatmodjo, Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta: 2010
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 5
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Ny. Kodrat Laksono. Dasyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta:Media Baca; 2010
Prasetyono Dwi Sunar. Buku Pintar Asi Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press; 2012
Profil Kesahatan Jawa Tengah 2011
Profil Kesehatan Jepara 2011
Rosita, Syarifah, Panduan Lengkap Ibu Menyusui, Yogyakarta: Ayyana; 2008
Riksani, Ria. MD.Bid, Keajaiban Asi, Jakarta Timur: Media Baca; 2012
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta; 2010
Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian Kebidanan: Kuantitaif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha
Ilmu; 2011
Suryo Prajogo, Nadine. Keajaiban Menyusui. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press; 2009
Sitti, Saleha,S.Si.T, S.KM, M.Keb, Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta: Salemba
Medika; 2009
Wawan A, dan Dewi M. Teori & Pengukuran pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2010

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 6
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN


KEJADIAN SEKSIO SESAREA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Ummi Haniek,Yayuk Nur azizah, Andri Prasetyaningsih

INTISARI
Salah satu masalah dan tantangan dalam mencapai derajat kesehatan adalah masih
tingginya AKI di Indonesia. Seksio sesarea merupakan satu prosedur kedaruratan sebagai upaya
terahkir, sekarang seksio sesarea dianggap sebagai pilihan pertama. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan riwayat persalinan pada ibu multipara dengan kejadian seksio
sesarea di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
Jenis penelitian yang akan di lakukan menggunakan metode penelitian survay analitik
dengan menggunakan pendekatan retrosspektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
yang bersalin di RSUD Sunan Kalijaga Demak selama satu tahun terahkir pada bulan Juli 2011-
Juni 2012 dengan jumlah 216 responden. Sampel ibu multipara yang melahirkan dengan
kejadian seksio cesarea di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Teknik sampling dalam penelitian ini
adalah purposive.
Berdasarkan hasil penelitian ibu yang melakukan persalinan dengan proses sesar 137
orang (63,4%), 47 orang (21,8%) memiliki riwayat persalinan SC, dan 90 orang (41,7%)
memiliki riwayat persalinan normal. Sedangkan 79 orang (36,6%) memiliki riwayat persalinan
normal dan pada tetap melakukan persalinan normal.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang antara riwayat persalinan ibu
multipara dengan kejadian Seksio Cesarea di RSUD Sunan Kalijaga Demak, dengan keeratan
dalam penelitian ini rendah. Maka sebagai seorang bidan dalam menghadapi masalah ini adalah
mampuh memberikan motivasi kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin
sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap komplikasi yang timbul.

Kata kunci: riwayat persalinan, kejadian Seksio Cesarea

PENDAHULUAN
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan salah satu indikator
keberhasilan pelayanan kesehatan di suatu negara. Menurut data survei Demografi Kesehatan
Indonesia 2007, angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi 34
per 1.000 kelahiran hidup. Sedangka angka kematian ibu di Jawa Tengah tahun 2011adalah,
116,01 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi 10,34 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu di Demak tahun 2011 adalah 26 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu
sasaran yang ditetapkan Menteri Kesehatan melalui Mellinium Development Goals (MDGS)
pada tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi dari 34 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Untuk
mencapai sasaran tersebut maka ditetapkan beberapa strategi oprasionalisasi yang memusatkan
perhatian pada pelayanan kesehatan maternal, neonatal, dan rujukan baik di sektor pemerintah
maupun swasta (Depkes.2009:h 1).
Persalinan merupakan proses yang fisilogis dan bertujuan mengupayakan kelangsungan
hidup dan mencapai derajat kesehatan tinggi bagi ibu dan anak. Namun tidak bisa dipungkiri
juga keadaan patologis atau komplikasi dapat saja muncul pada saat kehamilan sampai proses

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 7
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

persalinan. Penatalaksanan persalinan patologis bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan bayi
atau asuhan sayang ibu dan sayang bayi dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan
dan keinginan. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikuti sertakan
suami dan keluarga selam proses persalinan dan kelahiran bayi. Antara lain juga bisa disebutkan
bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan seperti induksi
persalinan, ekstrasi vakum, eksttasi forcep dan seksio cesarea (Sarwono,2008;h.336).
Seksio cesarea merupakan satu prosedur kedaruratan sebagai upaya terakhir, sekarang
seksio cesarea sebagai pilihan pertama. Beberapa perempuan seksio cesarea dianggap sebagai
cara melahirkan yang baik, tidak menyusakan meskipun tindakan ini ada bahayanya (Rasjidi,
2009.h;6).
Angka kejadian seksio cesarea di Indonesia menurut survey nasional pada tahun 2009
adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan. Sedangkan
angka kejadian seksio cesarea di Jawa Tengah berjumlah 3.401 operasi dari 170.000 persalinan
atau sekitar 20% dari seluruh persalinan (Dinkes Provinsi Jateng.2009)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Sunan Kalijaga Demak
pada tanggal 29 November tahun 2012 di dapatkan data jumlah persalinan seksio cesarea pada
bulan Agustus sampai oktober yaitu 49 pasien, 17 pasien dengan riwayat persalinan seksio
cesarea dan 32 pasien dengan riwayat persalinan normal. Sehingga membuat peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Riwayat Persalinan Pada Ibu Multipara Dengan
Kejadian Seksio Cesarea di RSUD Sunan Kalijaga Demak”.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini menggunakan studi deskriptif. Pengambilan data dalam penelitian ini
dilakukan secara probability dengan menggunakan teknik sampling berupa simpel random
sampling atau pengambilan sampel acak sederhana yang diambil dari sampel sebanyak 127
siswa-siswi. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisa data univariat.

HASIL PENELITIAN
a. Riwayat Persalinan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Riwayat Persalinan di RSUD Sunan
Kalijaga Demak

Frekuensi
Riwayat Persalinan
Absolut Presentase (%)
Sectio Cesarea 47 21,8
pervaginam 169 78,2
Jumlah 216 100,0

Sebagian besar responden memiliki riwayat persalinan secara pervaginam


sebanyak 169 responden (78,2%), sedangkan sebagian kecil memiliki riwayat
persalinan Seksio cesarea sebanya 47 responden (21,8%).

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 8
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

b. Kejadian Sectio Cesarea


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian SC di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Kejadian Seksio Frekuensi


cesarea Absolut Presentase (%)
Sectio Cesarea 137 63,4
Tidak Sectio Cesarea 79 36,6
Jumlah 216 100,0

Sebagian besar responden yang mengalami kejadian Seksio cesarea sebanyak


137 responden (63,4%), sedangkan sebagian kecil tidak mengalami kejadian Seksio
cesarea sebanyak 79 responden (36,6%).

Hubungan antara riwayat persalinan ibu multipara dengan kejadian Seksio cesarea
di RSUD Sunan Kalijaga Demak didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hubungan Antara Riwayat Persalinan Ibu Multipara dengan Kejadian Seksio
cesarea di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Riwayat Kejadian Seksio cesarea


Persalinan Tidak Seksio Total
Seksio cesarea
cesarea
f % f % F %
Seksio 47 21.8% 0 .0% 47 21.8%
cesarea
Pervaginam 90 41.7% 79 36.6% 169 78.2%

Total 137 63.4% 79 36.6% 216 100.0


%

Responden dengan riwayat persalinan Seksio cesarea dengan kejadian Seksio


cesarea sebanyak 47 responden (21,8%), sedangkan riwayat persalinan Seksio cesarea
dengan kejadian tidak Seksio cesarea tidak ditemukan responden (0%) dan responden
dengan riwayat persalinan pervaginam dengan kejadian Seksio cesarea sebanyak 90
responden (41,7%), sedangkan responden dengan riwayat persalinan pervaginam dengan
tidak melakukan Seksio cesarea sebanyak 79 responden (36,6%).
Didapatkan nilai Chi-square 32,654 dengan jumlah sampel (N) sebanyak 216
responden. Dengan nilai ρ value 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara antara riwayat persalinan ibu multipara dengan kejadian Seksio
cesarea. Nilai koefisien kontingensi sebesar 0,372 yang dapat menyatakan faktor yang
diteliti hanya mencapai 37,2% dan keeratan dalam penelitian ini rendah.

PEMBAHASAN
a. Riwayat Persalinan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 169 responden (78,2%) memiliki riwayat
persalinan pervaginam. Persalinan pervaginam dilakukan apabila dalam melaksanakan proses

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 9
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

persalinan tidak ditemukan hambatan atau permintaan yang dapat menyebabkan bahaya pada ibu
atau janin jika melakukan persalinan pervaginam.
Persalinan pervaginam dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti
kesiapan fisik dan psikis ibu, keadaan janin, umur ibu, jumlah kelahiran atau terdapat penyakit
lain yang membahayakan ibu dan janin. Riwayat persalinan sangat menentukan terhadap
pemilihan persalinan pada kehamilan berikutnya, apabila dalam melaksanakan persalinan dapat
berlangsung dengan normal dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas diharapkan pada
persalinan berikutnya ibu tidak mengalami trauma dengan persalinan normal (Manuaba, 2010)
Sebanyak 47 responden (21,8%) memiliki riwayat persalinan dengan melakukan Sectio Cesarea.
Pemilihan persalinan dengan cara Seksio Cesarea dapat disebabkan beberapa faktor penyulit dan
kegawatdaruratan persalinan seperti panggul ibu sempit, letak bayi sungsang, perdarahan
berlebih, terikat tali pusat, ketuban pecah dini, namun sekarang terdapat gaya hidup yang
menyebabkan ibu memilih Seksio Cesarea sebagai pilihan persalinan seperti takut sakit atau
ingin melahirkan ditanggal atau waktu tertentu (Rasjidi, 2009.h;6).
a. Kejadian Sectio Cesarea
Hasil penelitian terhadap kejadian Sectio cesarea menunjukkan bahwa sebanyak 137
responden (63,4%) memilih persalinan dengan menggunakan metode pembedahan atau Seksio
Cesarea. Tingginya angka kejadian Seksio Cesarea terdapat beberapa sebab seperti pernah
melaksanakan persalinan dengan Seksio cesarea, trauma kesakitan pada persalinan normal,
kondisi fisik dan psikis ibu yang tidak mendukung, posisi dan keadaan bayi dan ada perubahan
gaya hidup. Jika dulu Sectio cesarea dijadikan pilihan terakhir sebagai tindakan
kegawatdaruratan persalinan, namun sekarang menjadi pilihan pertama dalam persalinan
.(Rasjidi, 2009.h;6)
Sebanyak 79 responden (36,6%) masih memilih persalinan pervaginam dalam proses
melahirkan. Ibu yang bersalin secara pervaginam secara psikologis meningkatkan hubungan
antara ibu dan bayi, merangsang hormon dalam tubuh seperti hormon yang merangsang
keluarnya ASI, mempercepat pemulihan rahim pasca persalinan dan mengurangi resiko terserang
kanker rahim.
Berdasarkan penelitian Rimonta Gunanegara (2010) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi angka kejadian seksio cesarea dengan riwayat kejadian seksio cesarea di RS
Imanuel Bandung bahwa operasi cesarea masih memiliki angka kejadian yang tinggi di Rumah
Sakit Immanuel, sedangkan angka keberhasilan Vaginal Birth After Caesarean (VBAC) masih
rendah. Hal tersebut disebabkan keinginan ibu untuk mengulang Seksio cesarea kembali sebagai
pilihan persalinan.

Berdasarkan uji statistik tentang hubungan antara riwayat persalinan ibu multipara dengan
kejadian Seksio cesarea diperoleh nilai ρ value 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara antara riwayat persalinan ibu multipara dengan kejadian Seksio cesarea.
Dari tabel 4.3 responden yang memiliki riwayat persalinan pervaginam sebanyak 169
responden dan kemudian memilih persalinan secara Seksio cesarea sebanyak 90 responden dan
tetap melakukan persalinan normal sebanyak 79 responden pada persalinan selanjutnya.
Fenomena tersebut menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan terhadap kejadian Seksio
cesarea. Selain dari rujukan dokter terdapat juga yang merupakan permintaan dari ibu hamil,
faktor pendukungnya antara lain: ketuban pecah dini, trauma persalinan sebelumnya,
bertambahnya umur ibu sehingga tidak kuat saat proses persalinan. Padahal persalinan dengan

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 10
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

proses induksi rasa sakit yang dialami ibu dua kali lipat daripada persalinan normal, begitu juga
dengan angka kejadian infeksi karena terdapat sayatan pada proses persalinan.
Sebanyak 47 responden dengan riwayat persalinan Seksio cesarea kembali melaksanakan
persalinan Seksio cesarea pada persalinan berikutnya. Sebenarnya, persalinan seksio cesarea
tidak mempengaruhi persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak. Apabila
memang ada indikasi yang mengharuskan dilakukannya tindakan pembedahan, seperti bayi
terlalu besar, panggul terlalu sempit, atau jalan lahir yang tidak mau membuka, operasi bisa saja
dilakukan. Umumnya, operasi cesarea akan dilakukan lagi pada persalinan kedua. Setelah
persalinan dengan operasi, jika hasil pemeriksaan dokter tidak ditemukan alasan untuk
melakukan bedah Caesar lagi maka ibu dipersiapkan untuk melahirkan normal. Oleh karena itu,
perlu diinformasikan mengenai tanda-tanda persalinan. Namun, jika persalinan alami gagal yang
ditandai dengan ibu dan janinnya dalam keadaan gawat darurat maka persalinan harus segera
berakhir segera dengan operasi dalam waktu tidak lebih dari 30 menit kemudian
(Bramantyo,2003.h.23).

KESIMPULAN
1. Riwayat persalinan ibu multipara yang bersalin di RSUD Sunan Kalijaga Demak
sebanyak 169 responden (78,2%) memiliki riwayat persalinan pervaginam.
2. Kejadian Seksio cesarea di RSUD Sunan Kalijaga Demak sebanyak 137 responden
(63,4%).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat persalinan ibu multipara dengan
kejadian Seksio cesarea di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

SARAN
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan khususnya persalinan seksio cesarea
2. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan peneliti serta sebagai media
untuk menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah.
3. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan wawasan
mahasiswa.
4. Bagi Rumah Sakit
Diharapakan bermanfaat sebagai bahan informasi dan masukan untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Pudiastuti, Dewi R. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologi. Yogyakarta: Nuha
Medika

T.Y.Liu, David. 2008. Manual Paersalinan. Jakarta: EGC

Wiknjosastro, H dkk.2007 Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta :


Depkes RI
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 11
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Yanti, S.SiT, M.Keb. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta :
Pustaka Rihama

Rahmawati, Ita. 2010. Intisari Asuhan Kebidanan. Kudus : ISBN

Winkjosastro, H. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR

Sumarah, S.SiT dkk. 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya

IKAPI. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirodhardjo

Husain, Farid W. 2008. Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif.


Jakarta : JNPK-KR

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : Tridasa Printer

Saifuddin, Bari A dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Sarwono Prawirohadrjo

Winkjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Mochtar, Rustam. 2002. Synopsis obstetric. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT Rineka Cipta

Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metodelogi Penelitian Kebidanan Tehnik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika

Sugiyono. 2011. Metodelogi Penelitian. Bandung : Alfabeta

Handoko, T. 2009. Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Rihama

Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 12
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

PERBEDAAN USIA MENARCHE ANTARA REMAJA YANG STATUS GIZINYA


NORMAL DAN TIDAK NORMAL KELAS VII DI SMP N 1 WELAHAN JEPARA
Luluk Hidayah, Yuni nor'aini, Triana Widiastuti

INTISARI
Masalah yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupan gizi yaitu terlalu kurus
(KurangEnergiKronik) dan dapat terkena anemia karena kekurangan zat besi. Disamping itu
masalah yang sering muncul adalah kelebihan asupan gizi yang dapat menyebabkan obesitas.
Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi keadaan tubuh dan sistemproduksi hormon yang
berkaitan dengan terjadinya menarche
Penelitian Analitik ini dilaksanakan dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 104 remaja putri kelas VII yang mengalami menstruasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah 104 remaja putri kelas VII yang mengalami menstruasi di SMP N 1
Welahan Jepara pada bulan Januari-Februari Tahun 2013 yang diambil secara total sampling dari
104 remaja putri kelas VII yang mengalami menarche. Instrumen penelitian menggunakan
angket. Data primer diolah dan dianalisis secara univariat dengan distribusi frekuensi dan
presentase, bivariat dengan Uji-Mann Whitney
Dari Uji Mann-Whitney, dapat dilihat pada output “Test Statistic” dimana nilai statistik
uji Z yang kecil yaitu -3,132 dan nilai sig.2-tailed adalah 0,002, sehingga didapatkan hasil yang
signifikan sehingga Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya terdapat perbedaan usia menarche
antara remaja putri yang status gizinya normal dan tidak normal di SMP N 1 Welahan Jepara.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah ada perbedaan usia menarche antara remaja putri
yang status gizinya normal dan tidak normal. Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan
untuk dapat memberikan informasi pada remaja putri tentang kesiapan menghapadi menarche
dan menjaga status gizi pada remaja putri itu sendiri.

Kata kunci :Usia menarche (remaja awal, remaja tengah, remaja akhir), Status gizi (status gizi
normal, status gizi tidak normal).

PENDAHULUAN
Dalam siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa keemasan. Pada masa ini
terjadi banyak perubahan dan masalah, yang jika tidak cepat ditangani akan menjadi
masalah yang berkepanjangan dan berdampak serius. Salah satu masalah remaja yang
memerlukan perhatian adalah masalah kesehatan, dimana kesehatan merupakan elemen
penting manusia untuk dapat hidup produktif. Remaja yang sehat adalah remaja yang
produktif sesuai dengan tingkat perkembangannya (Depkes, 2010).
Populasi remaja merupakan kelompok penduduk yang cukup besar. Penduduk
Indonesia cukup didominasi oleh remaja. Jumlah penduduk Indonesia usia 10-19 tahun
sebesar 22,2% total penduduk (BPS, 1999). Studi analisis kecenderungan kesehatan
mengestimasikan bahwa tahun 2005 Indonesia akan menjadi negara dengan proporsi
populasi usia kurang dari 15 tahun terbesar. Dengan kemajuan pembangunan, masalah
kependudukan di Indonesia sekarang tidak lagi sepenuhnya terpusat pada jumlah
penduduk melainkan pada kualitas penduduknya. Remaja merupakan aset bangsa untuk
terciptanya generasi mendatang yang lebih baik (Waryana, 2010; h. 107).
Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) tahun 2010, jumlah penduduk Jawa Tengah
tercatat sebesar 32,38 juta jiwa atau sekitar 14 persen dari jumlah penduduk Indoesia. Ini
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 13
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah


penduduk terbanyak setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Jumlah penduduk perempuan
lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Ini ditunjukkan oleh rasio jenis
kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan) sebesar
98,77 (BPS Jateng, 2011; h. 49).
Sedangkan penduduk Jawa Tengah menurut kemompok umur 10-19 tahun dan
jenis kelamin perempuan tahun 2010 sebanyak 2.761.557 (BPS Jateng, 2011;h. 56).
Jumlah penduduk Kabupaten Jepara akhir tahun 2011 (angka sementara)
berdasarkan hasil proyeksi adalah sebanyak 1.124.203 jiwa yang terdiri dari 561.984 laki-
laki (49,99 persen) dan 562.219 perempuan (50,01 persen), dimana sebaran penduduk
terbanyak terdapat di Kecamatan Tahunan (105.505 jiwa atau 9,38 persen) dan jumlah
penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Karimunjawa (8.854 jiwa atau 0,79
persen). Jika dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, pada tahun 2011, kepadatan
penduduk Kabupaten Jepara mencapai 1.120 jiwa. Penduduk terpadat berada di
Kecamatan Jepara (3.329 jiwa), sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan
Karimunjawa (124 jiwa) (BPS Jepara, 2012;h.51).
Menurut kelompok umur, sebagian besar penduduk Kabupaten Jepara termasuk
dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 760.221 jiwa (67,62 persen) dan selebihnya
300.220 jiwa (26,71 persen) berusia dibawah 15 tahun dan 63.762 jiwa (5,67 persen)
berusia 65 tahun ke atas (BPS Jepara, 2012; h. 51 & 52).
Penduduk Kabupaten Jepara menurut kelompok umur 10-19 tahun dan jenis
kelamin perempuan tahun 2011 adalah sebanyak 97.046 jiwa(BPS Jepara, 2012; h.59).
Sedangkan penduduk Kabupaten Jepara menurut jenis kelamin perempuan di
Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara sebanyak 26.417 (BPS Jepara, 2012;h. 56). Pada
remaja perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara
stadium dua atau disebut breast bud dan haid pertama (menarche) terjadi pada stadium
lanjut dan sangat bervariasi pada umur masing-masing individu yang mengalaminya
(Soetjiningsih, 2004) dalam (Waryana, 2010; h. 116)
Hasil wawancara pada tanggal 22 November 2012 kepada 10 remaja putri dari
jumlah keseluruhan 136 remaja putri kelas VII di SMP Negeri 1 Welahan Jepara,terdapat
7 remaja putri kelas VII (70%) belum mengalami menstruasi yang pertama kali
(menarche), sedangkan 3 remaja putri kelas VII (30%) sudah mengalami menstruasi yang
pertama kali (menarche).
Dari masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Perbedaan Usia Menarche antara Remaja yang Status Gizinya Normal dan Tidak
Normal”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif ang dilakukan untuk
menjelaskan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi passenger pada ibu
bersalin di RSUD Sunan Kalijaga Demak dan menggunakan pendekatan retrospektif. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang mengalami komplikasi passenger di RSUD
Sunan Kalijaga Demak sebanyak 81 ibu bersalin, pada bulan Maret 2011 - April 2012 dan teknik
pengambilan sampel dengan Total Sampling. Dalam penelitian ini jenis data adalah data
sekunder, dengan menggunakan lembar observasi data dari rekam medis ibu bersalin di RSUD
Sunan Kalijaga Demak. Analisa data yang digunakan adalah prosentase.

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 14
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

HASIL PENELITIAN
a. Usia menarche pada remaja putri berdasarkan status gizi normal di SMP
Negeri 1 Welahan Jepara
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi usia menarche pada remaja putri berdasarkan
status gizi normal di SMP Negeri 1 Welahan Jepara tahun 2013

Usia Menarche Frekuensi Persentase


Remaja awal 32 66,7%
Remaja tengah 16 33,3%
Total 48 100%
b. Usia menarche pada remaja putri berdasarkan status gizi tidak normal di SMP
Negeri 1 Welahan Jepara
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi usia menarche pada remaja putri berdasarkan
status gizi tidak normal di SMP Negeri 1 Welahan Jepara tahun 2013

Usia Menarche Frekuensi Persentase


Remaja awal 20 35,7%
Remaja tengah 36 64,3%
Total 56 100%
2. Analisa Bivariat
Analisa perbedaan usia menarche antara remaja putri yang status gizinya normal
dan tidak normal di SMP Negeri 1 Welahan Jepara tahun 2013 di uji dengan
menggunakan Uji- Mann Whitney dalam program SPSS 16.0 for windows.
Tabel 4.3 Perbedaan usia menarche antara remaja putri yang status gizinya normal
dan tidak normal kelas VII di SMP Negeri 1 Welahan Jepara tahun
2013.

Status Gizi
Usia Gizi Gizi tidak Jumlah
Menarche normal normal
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase P F
Remaja 32 66,7 20 35,7 52(50)
awal
Remaja 16 33,3 36 64,3 52(50)
tengah
Total 48 100 57 100 104(100)

PEMBAHASAN
1. Usia menarche remaja putri yang memiliki status gizi normal
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan
berat badan dan pengukur tinggi badan. Untuk kategori status gizi normal dengan
menggunakan ambang batas IMT yaitu 18,7 – 25,0 (Waryana, 2010)
Untuk remaja putri yang memiliki gizi normal di dominasi oleh remaja
awal yaitu sebanyak 32 responden (68,7%), ini dikarenakan remaja putri ini

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 15
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mempunyai


pengetahuan yang baik tentang gizi melalui beberapa media informasi (televisi,
majalah dan internet)
Hal ini sesuai dengan teori bahwa asupan makanan dan pengetahuan
mengenai status gizi dapat mempercepat terjadinya menarche.
Suatu hal yang dapat mempengaruhi pembentukan hormon salah satunya
adalah asupan gizi, dengan asupan gizi yang baik dapat mempercepat
pembentukan hormon-hormon yang mempengaruhi datangnya menarche.
Sehingga dengan perbaikan gizi atau asupan gizi yang baik dapat menyebabkan
umur haid pertama menjadi lebih dini (Waryana, 2010; 114)
Pengetahuan tentang gizi sangat mempengaruhi seseorang dalam
memenuhi kebutuhannya. Kedalaman dan keluasan pengetahuan tentang gizi
akan menuntun seseorang dalam pemilihan jenis makanan yang akan dikonsumsi
baik dari segi kualitas, variasi, maupun cara penyajian pangan yang diselaraskan
dengan konsep pangan
2. Usia menarche remaja putri yang memiliki status gizi tidak normal
Masalah yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupan gizi
yang mengakibatkan menderita kurang gizi yaitu terlalu kurus (Kurang Energi
Kronik) dan dapat terkena anemia karena kekurangan zat besi. Disamping itu
masalah yang sering muncul adalah kelebihan asupan gizi yang dapat
menyebabkan obesitas. Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi keadaan tubuh
dan sistem produksi hormon yang berkaitan erat dengan terjadinya menarche
(Depkes RI, 2010)
Untuk kategori status gizi tidak normal yaitu dengan menggunakan
ambang batas IMT yaitu ≤18,6 dan >25,0 (Waryana, 2010)
Untuk usia menarche pada remaja putri yang memiliki status gizi tidak
normal di dominasi oleh remaja tengah sebanyak 36 responden (64,3%), hal ini
dikarenakan remaja putri ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi pada
remaja dan kurangnya asupan gizi yang dikonsumsi setiap hari. Karena remaja
putri ini sering jajan makanan sembarangan yang kurang memenuhi gizinya,
sehingga tingkat kesehatannya kurang
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa anak yang tidak bisa
memilih-milih makanan dan pengetahuan kurang tentang gizi, ini dapat
memperlambat terjadinya menarche
Menurut Suhardjo (1996, dikutip dari Siregar, 2007), kurangnya
pengetahuan tentang gizi dan kemampuan untuk menerapkan informasi tentang
gizi merupakan sebab-sebab penting terjadinya gangguan gizi dalam masyarakat.
Oleh sebab itu pengetahuan tentang gizi sangat diperlukan untuk menciptakan
makanan yang sehat dan bergizi lengkap.
Pada umumnya remaja lebih suka makan makanan jajanan yang kurang
bergizi seperti goreng-gorengan, coklat, permen, dan es. Sehingga makanan yang
beraneka ragam tidak dikonsumsi. Remaja sering makan diluar rumah bersama
teman-teman, sehingga waktu makan tidak teratur, akibatnya mengganggu sistem
pencernaan (gangguan maag atau nyeri lambung). Selain itu, remaja sering tidak
makan pagi karena tergesa-gesa beraktifitas sehingga mengalami lapar dan lemas,
kemampuan menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, keluar
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 16
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

keringat dingin, kesadaran menurun sampai pingsan (Proverawati dan asfuah,


2009; h. 147)

3. Perbedaan Usia Menarche antara Status Gizi Normal dan Tidak Normal
Untuk remaja putri yang usia menarche nya pada remaja awal di
dominasi pada status gizi normal yaitu sebanyak 32 responden, dan pada remaja
tengah sebanyak 16 responden. Dan untuk usia menarche pada remaja tengah di
dominasi oleh status gizi tidak normal yaitu sebanyak 36 responden pada remaja
tengah dan 20 responden pada remaja awal.
Untuk remaja putri yang menrche nya tidak terlambat, ini dikarenakan
remaja putri mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
mempunyai pengetahuan yang baik tentang gizi melalui beberapa media
informasi (televisi, majalah dan internet), dan untuk remaja putri yang menrche
nya terlambat, dikarenakan memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi pada
remaja dan kurangnya asupan gizi yang dikonsumsi setiap hari. Karena remaja
putri sering jajan makanan sembarangan yang kurang memenuhi gizinya,
sehingga tingkat kesehatannya kurang
Setelah dilakukan uji-Mann-Whitney, dari output Rank terdapat nilai
mean untuk remaja putri yang status gizinya tidak normal lebih besar dari pada
nilai mean remaja putri yang status gizinya normal (59,93 > 43,83)
Dari Uji Mann-Whitney, dapat dilihat pada output “Test Statistic”
dimana nilai statistik uji Z yang kecil yaitu -3,132 dan nilai sig.2-tailed adalah
0,002, sehingga didapatkan hasil yang signifikan sehingga Ha diterima dan H0
ditolak, yang artinya terdapat perbedaan usia menarche antara remaja putri yang
status gizinya normal dan tidak normal di SMP N 1 Welahan Jepara.

KESIMPULAN
1. Usia menarche yang status gizinya normal pada remaja putri kelas VII di SMP N 1
Welahan Jepara di dominasi pada remaja awal yaitu sebanyak 32 responden
2. Usia menarche yang status gizinya tidak normal pada remaja putri kelas VII di SMP
N 1 Welahan Jepara di dominasi pada remaja tengah yaitu sebanyak 36 responden
3. Perbedaan usia menarche remaja putri kelas VII di SMP N 1 Welahan Jepara yaitu
usia menarche yang status gizinya normal di dominasi pada remaja awal sebanyak
32, sedangkan yang status gizi tidak normal di dominasi pada remaja tengah
sebanyak 36, perbedaan pada usia menarche dapat dilihat dari status gizi yang
normal dan tidak normal, untuk mengetahui status gizi baik normal dan tidak normal
bisa dilihat dengan menggunakan IMT (indeks masa tubuh) dengan penimbangan
dan pengukuran.
SARAN
1. Bagi remaja putri
a. Bagi remaja putri yang status gizinya normal tetap menjaga keseimbangan
antara berat badan dan tinggi badannya, untuk mendapatkan nilai gizi normal,
dan diusahakan sebelum berangkat ke sekolah untuk sarapan pagi terlebih
dahulu dan tertatur saat makan supaya status gizinya selalu normal

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 17
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

b. Bagi remaja putri yang status gizinya tidak normal untuk yang gizinya kurang
agar lebih menjaga kesehatannya dengan makan teratur dan tidak jajan yang
serba instant dan sembarangan.
Untuk yang status gizinya lebih agar bisa mengontrol dan menjaga tubuhnya
supaya tidak mempunyai gizi lebih dan mengurangi porsi makan.
2. Bagi Institusi Pendidikan SMP N 1 Welahan Jepara
Diharapkan setelah dilakukan penelitian di SMP N 1 Welahan Jepara agar lebih
memberikan bimbingan dan menyediakan sumber-sumber bacaan tentang menarche
dan gizi sehingga informasi dan kebutuhan kesehatan reproduksi di usia mereka
terpenuhi
3. Bagi Institusi Pendidikan Akbid Islam Al-hikmah Jepara
Diharapkan dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat sebagai
pembelajaran dan penyempurnaan pembelajaran, serta menambah kepustakaan
tentang hal – hal yang berkaitan dengan remaja putri yang status gizinya normal dan
tidak normal yang sudah menstruasi
4. Bagi tenaga kesehatan (KRR)
Diharapkan adanya karya tulis ilmiah ini khususnya petugas Puskesmas agar
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas bagi remaja termasuk
pendidikan kesehatan khususnya tentang menarche dan kebutuhan gizi yang
merupakan bagian/lingkup upaya promosi dalam pelayanan kesehatan reproduksi
remaja

DAFTAR PUSTAKA
Al-Mighwar, M.Ag, Muhammad. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka setia; 2006.

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-status-gizi.html

Arisman, MB. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC; 2004.

Ariwibowo, Ahmad Alfian. Hubungan Status Gizi (indeks Bb/tb Dan Tb/u) Dengan Usia
Menarche Pada Siswi Smp Negeri Di Kecamatan Pati Kabupaten Pati; 2009.

http://www.fkm.undip.ac.id -- http://eprints.undip.ac.id/10350/

Badan Pusat Statistik. Jawa Tengah Dalam Angka: Jawa Tengah; 2011.

. Jepara Dalam Angka (Jepara in Figures): Jepara; 2012.

Hendra, Arif W. 2008. Konsep Status Gizi. Http://ajangberkarya.wordpress.


com/2008/05/20/konsep-status-gizi/. Diakses pada tanggal 17 Mei 2009 : 19.30 WIB

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-status-gizi.html

Herawati, Mansur. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.

Hernawati, Dina. Perbedaan Usia Menarche Pada Wanita Petani Dengan Yang Bukan Petani Di
Kecamatan Cangkringan; 2010.
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 18
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

http://simpus.uii.ac.id/search_adv/?n=000150&l=710&b=I&j=SK
Hidayat, Alimul Aziz. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika; 2010.

Jamie Stang and Mary Story. Guidelines for Adolescent Nutrition Services. Center for
Leadership, Education, and Training in Maternal and Child Nutrition, Division of
Epidemiology and Community Health, School of Public Health :University of Minnesota ;
2005

http://isagi.or.id/1/archives/337

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

Paath, dkk. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC; 2004.

Pieter dan Lubis. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana; 2010.

Poltekes Depkes. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika; 2012.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo; 2005.

Proverawati, Atikah. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika;
2009.

Proverawati, Atikah dan Siti Asfuah. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009.

Saryono, Ari Setiawan. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII,DIV, S1 dan S2. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2011.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2011.

. Statistik Nonparametris. Bandung: Alfabeta; 2008

Sediaoetama, AD. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian Rakyat

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-status-gizi.html

Waryana. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama; 2010

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 19
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN IVA


TES DAN KANKER SERVIKS DI DESA GENENG KECAMATAN BATEALIT
KABUPATEN JEPARA

Ita Rahmawati, Ummu Lhatifah, Devi Rosita

INTISARI
Kanker leher rahim (serviks) merupakan ancaman penyakit yang menakutkanbagi wanita.
Pasien kanker rahim di seluruh dunia diperkirakan terjadi sekitar 500 ribu kasusbaru, 270 ribu
diantaranya meninggal setiap tahunnya. Kanker serviks dapat dicegah, salahsatunya dengan
Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu metode screening yangpraktis, murah,
dan memungkinkan dilakukan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA Tes dan kanker serviks.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi 800 dan didapatkan
sampel sejumlah 80 reponden yang diperoleh menggunakan rumus Arikunto 10 % . Dan dalam
pengambilan data menggunakan tehnik sampling secara simpel random sampling. Pengumpulan
data dilakukan menggunakan kuesioner. Data diolah secara editing, koding, skoring, dan
tabulating serta dianalisis menghitung sebaran presentase frekuensi variabel. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang pemeriksaan
IVA Tes dan kanker serviks yaitu sebanyak 45 responden (56,2%), sebanyak 27 responden
(33,8%), memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, sebanyak 8 responden (10,0%) memiliki
tinngkat pengetahuan yang kurang.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar wanita usia subur mempunyai
tingkat pengetahuan kurang tentang pemeriksaan IVA Tes dan kanker serviks sebanyak 45
responden (56,2%). Sehingga diharapkan bagi bidan, kader dan tenaga kesehatan lainnya yang
ada di sekitarnya untuk dapat memberikan penyuluhan mengenai penyakit kanker serviks dan
cara deteksinya.

Oleh karena itu petugas kesehatanhendaknya dapat meningkatkan sumber informasi dan fasilitas
kepada masyarakat khususnya WUS agar mengetahui dan memahamitentang pentingnya
melakukan deteksi dini kanker serviks khususnya pemeriksaan IVA.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Pemeriksaan IVA Tes dan Kanker Serviks

PENDAHULUAN
Dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks merupakan penyebab
kematian nomor dua di dunia yang menimpa kaum hawa. Setiap tahun tidak kurang dari

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 20
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

250 jiwa wanita meninggal dunia akibat kanker serviks,dan tiap 2 menit, seorang wanita
di dunia meninggal dunia karena kanker jenis ini (Aulia,2012; h. 7).
Di Indonesia, kanker serviks menduduki peringkat pertama penyebab kematian
wanita. Setiap tahun, terdapat lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan lebih dari 8.000
orang meninggal dunia. Setiap 1 jam, seorang wanita di Indonesia meninggal dunia
karena kanker serviks. Pada tahun 2001, kasus kanker serviks berjumlah 2.429 atau
25,91% dari sejumlah kanker yang ditemukan di Indonesia (Aulia,2012;h.8).
Di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan program dari dinas kesehatan
kabupaten yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas, kasus penyakit kanker yang
ditemukan sebanyak10.546 kasus, terdiri dari kanker serviks 2.076 kasus (19,70%),
kanker mamae 3.884 kasus (36,83%), kanker hepar 1.339 kasus (12,70%), dan kanker
paru 3.192 kasus (30.27%). Kasus terbanyak kanker serviks adalah di Kota Semarang
yaitu sebesar 615 kasus (30,20%) dibandingkan dengan jumlah keseluruhan kanker
serviks di Jawa Tengah (Dinkes Jateng,2005).
Data kanker di Kabupaten Jepara berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota Jepara tahun 2009, kasus penyakit kanker yang ditemukan terdiri dari
Ca.serviks uteri 31 kasus. Pada tahun 2010 sebanyak 53 kasus dan pada tahun 2011
sebanyak 99 kasus (DinKes Jepara, 2011).
Desa Geneng berada di Kecamatan Batealit sebelah barat berbatasan dengan desa
Rengging, sebelah timur berbatasan dengan desa Damar Jati, sebelah selatan berbatasan
dengan desa Gemulung, sebelah utara berbatasan dengan desa Ragu Klampitan (peta
Desa Geneng).
Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Geneng pada tanggal 24 November 2012
melalui wawancara didapatkan 10 responden, yang tahu tentang IVA Tes 2 orang (20%),
dan yang tidak tahu tentang IVA Tes ada 8 orang (80%). Hal ini masih menunjukkan
bahwa masih rendahnya pengetahuan WUS tentang deteksi dini kanker serviks dengan
metode IVA Tes.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti
“Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemeriksaan IVA Tes dan Kanker
Serviks di Desa Geneng Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara”

METODE PENELITIAN
Menggunakan jenis penelitian ini adalah study deskriptif dengan metode survey
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. Metode
Penelitian ini menggunakan rancangan “Cross Sectional“ yaitu dengan cara observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( Point time approach ) artinya tiap
subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan.
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Tabel 4. 1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur wanita usia subur di Desa Geneng
Batealit Jepara Tahun 2013

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 21
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Umur Frekuensi Persentase


(ƒ) (%)
20-35 Tahun 64 80%
36-45 Tahun 16 20%
Jumlah 80 100%
b. Pendidikan Responden
Tabel 4. 2. Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan responden Di Desa Geneng
Batealit Jepara Tahun 2013

Tingkat Frekuensi Presentase


Pendidikan (ƒ) (%)
Tidak Sekolah 1 1,25%
SD 19 23,75%
SMP 38 47,5%
SMA 20 25%
Perguruan Tinggi 2 2,5%
Jumlah 80 100%

c. Jenis Pekerjaan Responden


Tabel 4. 3 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan responden di Desa Geneng
Batealit Jepara Tahun 2013

Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase


(ƒ) (%)
Ibu Rumah Tangga 58 68,75%
Swasta 19 23,75%
Tani/ Buruh tani 4 5%
PNS 2 2,5%
Jumlah 80 100%

d. Paritas/Jumlah Anak Responden


Tabel 4. 4 Distribusi frekuensi berdasarkan paritas/jumlah anak wanita usia subur di
Desa Geneng Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun 2013

Paritas/jumlah anak Frekuensi (f) Persentase (%)


1 35 43,75 %
2 25 31,25 %
3 16 20 %
>3 4 5%
Jumlah 80 100%

a. Tingkat Pengetahuan Tentang IVA Tes


1) Pengertian IVA Tes
Tabel 4. 5 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan tentang pengertian IVA
Tes di Desa Geneng Batealit Jepara Tahun 2013

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 22
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Pengetahuan Frekuensi Persentase


(ƒ) (%)
Baik 33 41,2%
Tidak baik 47 58,8%
Jumlah 80 100%

PEMBAHASAN
1. Tingkat pengetahuan
a. Pengertian IVA Tes
Hasil penelitian pengetahuan responden tentang pengertian IVA Tes
menunjukkan bahwa sebagian besar kurang sebanyak 47 (58,8%) responden.
Hasil peneliyian ini di dukung oleh Sri Suyatmi (2010) dari 60 responden
sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang pengertian IVA tes
kurang sebanyak 39 responden (65,0%).Dan pengetahuan cukup sebanyak 12
responden (20%), pengetahuan kurang 9 responden (15%).
Sehingga pengetahuan yang mereka peroleh mengenai tes IVA dan kanker
serviks masih kurang. Tenaga kesehatan dapat menggunakan media serta melibatkan
kader dan tokoh masyarakat dalam penyampaian informasi tes IVA dan kanker
serviks sehingga informasi yang diberikan dapat langsung diterima oleh sasaran.
b. Tujuan pemeriksaan IVA Tes
Hasil penelitian pengetahuan responden tentang tujuan pemeriksaan IVA Tes
sebagian besar pengetahuan tidak baiksebanyak 56 (70,0%) responden. Kebanyakan
masyarakat kurang mengetahui tentang tujuan pemeriksaan IVA Tes karena
kurangnya informasi tentang pemeriksaan IVA Tes.
c. Syarat Pemeriksaan IVA Tes
Hasil penelitian pengetahuan responden tentang syarat mengikuti IVA Tes
sebagian besar cukup sebanyak 43 (53,8%) responden dan pengetahuan tentang
syarat mengikuti IVA Tes kurang sebanyak 18 (22,5%) responden. Sebagian
responden sudah mengetahui dari tenaga kesehatan dan informasi majalah/koran.
d. Waktu dan tempat pemeriksaan IVA Tes
Hasil penelitian pengetahuan responden tentang waktu dan tempat pemeriksaan
IVA Tes sebagian besar kurang sebanyak 44 (55,0%) responden dan pengetahuan
tentang waktu dan tempat pemeriksaan IVA Tes baik sebanyak 11 (13,8%)
responden.
Sebagian kecil masyarakat sudah mengetahui waktu pemeriksaannya, namun
masih banyak yang kurang mengetahui karena kurangnya informasi dari tenaga
kesehatan dan media lainnya.
e. Manfaat pemeriksaan IVA Tes
Hasil penelitian pengetahuan responden tentang manfaat pemeriksaan IVA Tes
sebagian besar pengetahuan baik sebanyak 49 (61,2%) responden. Hal ini
dikarenakan masyarakat sudah mengetahui manfaat dari pemeriksaan IVA Tes, tetapi
belum mengetahui waktu pemeriksaannya.
f. Pengertian kanker serviks
Hasil penelitian pengetahuan responden tentang kanker serviks sebagian besar
cukup sebanyak 48 (60,0%) responden dan sebagian kecil pengetahuan tentang
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 23
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

pengertian kanker serviks kurang sebanyak 14 (17,5%) responden.Adapun responden


yang tidak tahu mungkin karena kesibukan sehingga mereka tidak terlalu mengetahui
tentang kanker serviks ini.
Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Rifki Zaki Yamani
(2010) dari 187 responden sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan
tentang kanker serviks cukup yaitu sebanyak 108 responden (57,76%). Pada
penelitian ini didapatkan hanya sebagian kecil responden (13,90%) yang memilki
pengetahuan baik.
Pentingnya pengetahuan tentang pengertian kanker serviks disebabkan dengan pengetahuan
responden yang cukup. Seorang dapat mengetahui apa itu kanker serviks apabila dia
mempunyai pengetahuan yang cukup.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang IVA Tes
Sebagian besar wanita usia subur mempunyai pengetahuan tentang pengertian
IVA Tes kurang sebanyak 47(58, 8%) responden, tujuan pemeriksaan IVA Tes
pengetahuan kurang sebanyak 56 (70,0%),syarat mengikuti IVA Tes pengetahuan
cukup sebanyak 43 (53,8%), waktu dan tempat pemeriksaan IVA Tes pengetahuan
kurang sebanyak 44 (55,0%),manfaat pemeriksaan IVA Tes pengetahuan baik
sebanyak 49 (61,2%) responden.
2. Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks
Sebagian besar WUS mempunyai pengetahuan tentang kanker serviks cukup
sebanyak 48 (60,0%) responden, faktor resiko kanker serviks pengetahuan cukup
sebanyak 50 (62,5%),tanda dan gejala kanker serviks pengetahuan cukup sebanyak 45
(56,2%), stadium pada kanker serviks pengetahuan baik sebanyak 45 (56,2%),
pengobatan kanker serviks pengetahuan kurang sebanyak 55 (68,8%) responden.

SARAN
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pada wanita usia subur dengan memberikan
penyuluhan secara berkesinambungan khususnya pada wanita usia subur yang aktif
melakukan hubungan seksual yang mempunyai resiko besar terkena kanker serviks.
2. Bagi Institusi
Diharapkan bisa menambah pengetahuan tentang pemeriksaan IVA Tes dan
kanker serviks dan menambah daftar pustaka di Institusi Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta;
2006
Aulia. Serangan Penyakit-Penyakit Khas Wanita Paling Sering Terjadi. Yogyakarta: Buku Biru;
2012
Bintari LS ,Adhitya. Hubungan Karakteristik Wanita dengan Pelaksanaan Pemeriksaan Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat (IVA) 29 Mei 2012 [Diakses tanggal 2 Oktober 2012]
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtstikesmuhg
o-gdl-adhityabin-1366

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 24
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Retnowardani, Ampi. Smart Living Edisi 20. Jakarta: Prodia; 2009


Hidayat, Alimul Aziz. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika; 2010
Marmi, DKK. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2011
Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2012
. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2009.
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta: 2008
Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekoologi. Jakarta: YBS-SP; 2006
Ranggiasanka, Aden. Waspada Kanker Pada Pria dan Wanita. Yogyakarta: Siklus; 2010
Rasjidi, Imam,SpOG(K) Onk.Manual Prakanker Serviks.. Jakarta: Sagung Seto; 2008
Ratna Dewi Pudiastuti. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011
Riwidikdo. Statistic kesehatan. Yogyakarta: Mitra cendikia; 2008
Suryati Romauli dan Anna Vida Vindari. Kesekatan reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika;
2009
Uun Dwi Okta Maulasari. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kunjungan Ibu dalam
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) 17 Apri 2012 [Diakses tanggal 2
Oktober 2012]
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtstikesmuhgo
-gdl-uundwiokta-712
Wawan dan Dewi. Pengetahun Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010
Zakeeya, Elina. Mengenal dan Mengatasi Penyakit Kandungan. Yogyakarta: Araska; 2010

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 25
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL


DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II
DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

Ummi Haniek, Yayuk Nur Azizah

INTISARI

Pada trimester II, ibu hamil biasanya sudah bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi pada trimester I. Ibu hamil pada trimester II mulai merasakan adanya gerakan janin
didalam perutnya. Apabila ibu hamil tidak bisa merasakan gerakan janin didalam kandungannya
maka akan muncul kecemasan, kecemasan ini berasal dari ketakutan ibu hamil akan
berkembangnya janin yang ada di dalam perutnya, apakah bayi yang ada didalam kandungannya
masih hidup atau mengalamai gangguan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RSIA Kumala Siwi sebanyak 51
pada bulan Februari. Sampel dalam penelitian ini merupakan sebagian dari populasi yang dipilih
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel dalam penelitian ini ibu hamil trimester II yang
memeriksakan kehamilannya di RSIA Kumala Siwi berjumlah 35 responden di bulan Februari
Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini yaitu
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dengan Kesehatan Janin Trimester II. Data yang dikumpulkan
adalah data primer dan sekunder dengan menggunakan wawancara langsung dan koesioner
kepada responden. Kemudian diolah dan analisa secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukksn bahwa ibu hamil yang tidak memiliki kecemasan yang
kesehatan janinnya kurang baik ada 5 (83,3%) dan kesehatan janin baik ada 1 (16,7%),
sedangkan ibu hamil yang mengalami cemas ringan yang memiliki kesehatan janin kurang baik
ada 10 (42,8) dan kesehatan janin baik ada 19 (892,8).
Dari hasil peneliti ini diharapkan ibu hamil agar selalu memantau perkembangan janinnya
selama kehamilan melalui pemeriksaan kandungan secara berkesinambungan serta dapat
mengendalikan emosi.

Kata Kunci : Tingkat kecemasan ibu hamil, kesehatan janin trimester II


PENDAHULUAN
Angka kematian bayi di Jawa Tengah dari tahun 2008-2010 mengalami penurunan
dari tahun 2008 sebesar 19,71% dari kelahiran hidup tahun 2009 sebesar 18,61% dari
kelahiran hidup dan pada tahun 2010 sebesar 16,82%dari kelahiran hidup.(Dinkes
Semarang,2010).
Angka kematian bayi di Kabupaten Jepara tahun 2011 terjadi kenaikan 23 per 1000
kelahiran hidup, Untuk RAD MDGS di targetkan tahun 2011 sebesar 9,1 Kabupaten Jepara
belum bisa mencapai target (Profil Kesehatan Kabupaten Jepara,2011;h 13).
Angka kematian bayi tahun 2011 berdasarkan laporan dari puskesmas sebesar 211
jiwa dari jumlah kelahiran hidup sebesar 21.131 jiwa didapatkan angka 9,69. Dibandingkan
dengan tahun 2010 sebesar 178 jiwa dari jumlah kelahiran hidup sebesar 21.131 dengan
AKB sebesar 8,42 ( Profil Kesehatan Kabupaten Jepara,2011;h 13).
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 26
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 6 Desember 2012 di


RSIA Kumala Siwi Pecangaan Jepara, di dapatkan data Pada bulan Januari - November 2012
ada sebanyak 156 ibu hamil dan 34 ibu hamil trimester ke dua. Peneliti mengamati secara
langsung kepada 8 Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RSIA Kumala Siwi
Pecangaan Jepara yang mengalami kekhawatiran, kecemasan, kegelisahan, sakit kepala,
mudah marah, merasa tegang dan mudah menangis.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik mengambil judul “ Hubungan Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil dengan Kesehatan Janin pada Trimester II di RSIA Kumala Siwi
Pecangaan Jepara.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik. Teknik pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan cross sectional dimana variabel bebas dan variabel terikat
diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan ibu hamil dengan kesehatan
janin pada ibu hamil trimester II.
HASIL PENELITIAN
a. Umur responden
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi reponden berdasarkan umur di RSIA Kumala Siwi.
Umur Frekuensi Presentase (%)

18-28 tahun 27 77,1


29-39 tahun 8 22,9
Jumlah 35 100,0
Sumber: data primer
Berdasarkan tabel 4.1 diatas sebagian besar responden berumur antara 18-28
tahun yaitu sebanyak 27 orang (77,1%) dan sebagian kecil berumur 29-39 tahun yaitu 8
orang (22,9%)
b. Pendidikan responden
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi respoden berdasarkan pendidikan di RSIA Kumala Siwi.
Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
SD 6 10,1
SMP 10 28,5
SMA 19 61,4
Jumlah 35 100,0
c. Pekerjaan responden
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan di RSIA Kumala Siwi

Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

IRT 20 57,1

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 27
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

SWASTA 15 42,9
Jumlah 35 100,0
d. Paritas
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan paritas di RSIA Kumala Siwi
Paritas Frekuensi Presentase (%)
Primigravida 20 57,14
Multigravida 10 28,58
Grandemultipara 5 14,28
Jumlah 35 100,0

1. Analisa Univariat
a) Tingkat kecemasan
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kecemasan ibu hamil di RSIA
Kumala Siwi
Tingkat kecemasan Frekuensi Presentase (%)
Cemas ringan 29 82.9
Tidak ada kecemasan 6 17.1
Jumlah 35 100,0
b) Kesehatan Janin
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan kesehatan janin di RSIA Kumala Siwi

Kesehatan janin Frekuensi Presentase (%)


Baik 20 57,1
Kurang Baik 15 42,9
Jumlah 35 100,0

2. Analisa Bivariat
Tabel 4.6 Distribusi silang responden berdasarkan tingkat kecemasan ibu hamil dengan
kesehatan janin trimester II di RSIA Kumala Siwi.

Kesehatan Janin
Kurang X2hitung p
% Baik % Total value
baik
Tidak
5 83,3 1 16,7 6 17,1
Tingkat ada
64,832 0,002
kecemasan Cemas
10 34,5 19 65,5 29 82,9
ringan

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 28
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Total 15 42,8 20 57,2, 35 100

PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden
Sebagian besar responden berusia 18-28 tahun, sebanyak 27 responden (77,1%),
berpendidikan SMA 19 responden (61,4%), bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak
20 responden (57,01%) dan sebagian besar responden adalah primigravida sebanyak 20
responden (57,14%).
Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis
dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang tidak menentu,
antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya
semasa kehamilan.
2. Tingkat kecemasan ibu hamil dengan kesehatan janin trimester II
Hasil penelitian pada tabel 4.4 diperoleh sebagian besar responden dengan
kecemasan ringan sebanyak 29 (82,8%) dan responden ibu hamil yang tidak mengalami
kecemasan sebanyak 6 (17,2%)
Responden yang mengalami kecemasan ringan merupakan perubahan psikologis
dan adaptasi. Perubahan kondisi fisik dan emosional memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan
prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural dan persoalan
dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus kecemasan. Pada responden ibu
hamil yang tidak mengalami kecemasan merupakan responden yang mempersiapkan diri
baik secara fisik maupun secara psikis. Secara fisik dapat dilakukan dengan cara menjaga
kesehatan dengan makanan yang bergizi, berolahraga yang diperuntukan ibu hamil,
memeriksakan kandungan secara berkesinambungan, dan sebagainya. Secara psikis adalah
usia yang cukup, bersikap positif dalam menghadapi kehamilan, mampu mengendalikan
emosi dalam rangka kesanggupan untuk menyesuaikan diri dalam situasi tertentu dan
menambah pengetahuan tentang kehamilan. Semua hal itu ditunjukan untuk menjaga
kesehatan ibu dan janin dan menghindari munculnya kecemasan pada ibu hamil.
3. Kesehatan janin
Hasil penelitian diperoleh kesehatan janin baik sejumlah 20 orang (57, 1%) dan
kesehatan janin kurang baik sejumlah 15 orang (42,9%)
Pengkajian klinis dan teknologi sama-sama dapoat memberikan gambaran janin
yang berkaitan dengan kesejahteraan atau maturitas mempermudah pengambilan keputusan
secara klinis. Pada trimester II denyut jantung janin lebih cepat, pada kondisi yang sensitif,
kondisi ini sangat tanggap terhadap perubahan. Semisal ketika posisi janin terbalik ini
otomatis akan mempengaruhi gerakan janin dalam kandungan. Hal ini merupakan suatu
kondisi yang sensitif yang sangat tanggap terhadap perubahan . Banyak faktor yang
mempengaruhi gerakan janin dalam kandungan seperti asupan gizi dari ibu juga pemakaian
obat terlarang byang mengganggu kesehatan janin .Trimester dua terjadi quickening
mungkin menyenangkan wanita untuk memikirkan bayinya sebagai individu yang

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 29
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

merupakan bagian darinya. Kesadaran yang baru ini memulai perubahan dalam
memusatkan ke bayi. Perhatian di tujukan pada kesehatan Ketika janin menjadi semakin
jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung janin.
KESIMPULAN
1. Sebagian besar responden berusia 18-28 tahun, sebanyak 27 responden (77,1%),
berpendidikan SMA 19 responden (61,4%), bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak
20 responden (57,01%) dan sebagian besar responden adalah primigravida sebanyak 20
responden (57,14%).
2. Berdasarkan tingkat kecemasan di peroleh sebagian besar ibu hamil mengalami cemas
ringan yaitu sejumlah 29 (82,8%), dan ibu hamil yang tidak mengalami kecemasan
sejumlah 6 (17,2%).
3. Berdasarkan hasil penelitian kesehatan janin di peroleh hasil kesehatan janin baik
sejumlah 20 (57,1%) ibu hamil dan hasil kesehatan janin yang tidak baik sejumlah 15
(42,9%) ibu hamil.
Rasa cemas menyebabkan fisik ibu hamil menjadi letih, lesu, payah dan sebagainya
sehingga mempengaruhi kesehatan janin.
4. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh nilai X2 hitung sebesar 64,832 dan p value: 0,002.
Taraf signifikan 5% diperoleh nilai X2 tabel sebesar 51,001, di bandingkan X2 hitung > X2
tabel atau p value < α (5%). Sehingga Ha diterima dan Ho di tolak yang berarti ada
hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil dengan kesehatan janin trimester II.

SARAN
1. Bagi Ibu Hamil Trimester II
Diharapkan ibu hamil agar dapat mengikuti senam hamil karena dalam senam
hamil, ibu hamil akan mendapatkan tehnik relaksasi yang dapat membantu menenangkan
hati dan pikiran sehingga tubuh tidak stres dan bayi juga tidak stres.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kualitas dari mahasiswa yang diluluskan lebih ditingkatkan
kualitasnya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber motivasi para peneliti lain agar
dapat meneliti lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta; 2006.
Harri Zan Pieter. Pengantar Psikologi untuk kebidanan. Jakarta: Kencana 2011
Hawari. Manajement Stres, Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI 2008
Machfoed. Metodelogi penelitian. Jakarta; 2009
Marmi. Asuahan Kebidanan Pada Masa Antenata. Yogyakarta 2011
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005
Nursalam. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2008
Prasetyono D. Metode Mengatasi Cemas dan Depresi. Yogyakarta : Oryza; 2007
Profil Kesehatan Kabupaten Jepara tahun 2011
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 30
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Profil RSIA Kumala Siwi Jepara Tahun 2012


Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta; 2007
Surya Direja. Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta; 2011
Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC, Jakarta; 2007
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. YBPSP, Jakarta; 2007
Ramaiah S. Kecemasan bagaimana mengatasi penyebabnya. Jakarta : Pustaka Popular Obor
Stuart, G.W. Buku Saku Keperawatan Jiwa. EGC, Jakarta; 2007
Suyanto. Riset Kebidanan. Mitra Cendikia, Yogyakarta; 2009

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 31
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA SELAMA HAMIL DENGAN PRODUKSI ASI


PADA IBU POST PARTUM 2 – 6 JAM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNAN
KABUPATEN JEPARA

Ristitiati, Sokhiyatun, Sri Sundarsih Pasni

INTISARI
Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu, sehingga setelah melahirkan ibu dapat segera mungkin memberikan
ASI kepada bayinya. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang
merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perawatan payudara saat hamil dengan produksi
ASI pada ibu postpartum 2-6 jam di Wilayah Kerja Puskesmas Tahunan Kabupaten Jepara.
Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain penelitian Case
Control dan rancangan penelitian bersifat Retrospektif. Sampel sejumlah 33 responden yang
diambil berdasarkan teknik cluster sampling. Instrumen yang digunakan beruapa kuesioner dan
lembar observasi. Analisa data menggunakan uji Chi Square dan dilanjutkan dengan uji Exact
Fisher dan pengolahannya menggunakan SPSS 16.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukan dari 33 responden sebagian besar responden melakukan
perawatan payudara selama hamil yaitu sebanyak 23 responden (69,7%) yang ASInya keluar
sebanyak 18 responden (90%). Berdasarkan Uji Exact Fisher dengan taraf signifikan 0,05
didapatkan hasil p = 0,005 (pvalue< α) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara
perawatan payudara selama hamil dengan produksi ASI pada Ibu postpartum 2-6 jam di Wilayah
kerja Puskesmas Tahunan Jepara.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara perawatan payudara
selama hamil dengan produksi ASI pada ibu postpartum 2-6 jam. Ibu hamil diharapkan dapat
menambah dan meningkatkan pengetahuan mengenai perawatan payudara saat hamil dan
produksi ASI pada ibu postpartum dengan aktif datang ke pelayanan kesehatan sehingga
mendapat informasi mengenai perawatan payudara sejak dini dan dapat dilakukan secara teratur
agar produksi ASI cukup setelah melahirkan.
Kata kunci : Perawatan Payudara Selama Hamil, Produksi ASI
Latar Belakang
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui.
Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan
pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.(Naura Putri, 2009; h.
88)
Masa nifas berlangsung setelah persalinan kala IV, memiliki 4 tahapan yaitu 6-8 jam,
6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu. Masa nifas pada 6 hari dan 2 minggu salah satunya
bertujuan untuk memastikan ibu dapat menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit. Ibu nifas akan dapat menyusui dengan baik jika ibu nifas tersebut
sebelumnya melakukan perawatan payudara dengan baik, memiliki pengetahuan baik
tentang ASI dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Perawatan payudara yang dilakukan
meliputi pengurutan payudara, pengompresan payudara, pengosongan payudara, perawatan
puting susu (Sulistyowati, 2009; h. 1-3)
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 32
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Menyusui merupakan salah satu komponen dari sistem reproduksi : hamil, melahirkan,
dan menyusui. Proses menyusui tidak selalu berjalan baik karena menyusui itu bukan
sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, tetapi merupakan suatu ketrampilan yang perlu
diajarkan dan dipersiapkan sejak hamil. (Yuliarti, 2010; h. 40)
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 30 Nopember
sampai 04 Desember 2012 di Desa Kecapi Kecamatan Tahunan Jepara terhadap 10 ibu
postpartum 2-6 jam, didapatkan hasil bahwa sebagian besar ibu postpartum melakukan
perawatan payudara selama kehamilan yaitu sebanyak 6 responden (60%) mayoritas
produksi ASInya lancar sedangkan 4 responden (40%) lainnya yang tidak melakukan
perawatan payudara selama hamil mayoritas produksi ASInya tidak lancar. Hal ini
menunjukan bahwa perawatan payudara selama hamil merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produksi ASI setelah melahirkan.
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan antara perawatan payudara selama hamil dengan produksi ASI pada ibu
postpartum 2-6 jam di Wilayah kerja Puskesmas Tahunan Kabupaten Jepara”.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik adalah suatu
metode penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara
fenomena atau antara faktor risiko, maupun antar faktor efek (Notoatmodjo S, 2005;
h. 26). Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Case Control
Hasil Penelitian
a. Perawatan payudara selama hamil
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perawatan Payudara Selama
Hamil di Wilayah Kerja PuskesmasTahunan Jepara Tahun 2013

Perawatan payudara Frekuensi Prosentase (%)


Melakukan 22 68,8
Tidak melakukan 10 31,2
Total 32 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden


melakukan perawatan payudara selama hamil yaitu sebanyak 22 responden (68,8%)
dan yang tidak melakukan perawatan payudara selama hamil sebanyak 10 responden
(31,2%).
b. Produksi ASI
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Produksi ASI pada Ibu Postpartum 2-6
Jam di Wilayah Kerja Puskesmas Tahunan Jepara Tahun 2013

Produksi ASI Frekuensi Prosentase (%)


Lancar 19 59,4
Tidak lancar 13 40,6
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 33
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Total 32 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden


ASInya lancar yaitu sebanyak 19 responden (59,4%) dan yang ASInya tidak lancar
sebanyak 13 responden (40,6%) .
1. Analisa Bivariat
Analisa hubungan perawatan payudara selama hamil dengan produksi ASI pada ibu
postpartum 2-6 jam di Wilayah Kerja Puskesmas Tahunan Jepara.
Tabel 4.3 Hubungan Perawatan Payudara Selama Hamil dengan Produksi ASI pada Ibu
Postpartum 2-6 Jam di Wilayah Kerja Puskesmas Tahunan Jepara Tahun
2013

Perawatan Produksi ASI


Payudara Lancar Tidak lancar Total
17 5 22
Melakukan
(89,5%) (38,5%) (68,8%)
Tidak 2 8 10
Melakukan (10,5%) (61,5%) (30,3%)
19 13 32
Total
(100%) (100%) (100%)
Pembahasan
1. Perawatan Payudara Selama Hamil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan
perawatan payudara selama hamil yaitu sebanyak 22 responden (68,8%) dan hanya 10
responden (31,2%) yang tidak melakukan perawatan payudara selama hamil. Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas ibu hamil melakukan perawatan payudara untuk
2. Produksi ASI Pada Ibu Postpartum 2-6 Jam
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden ASInya lancar yaitu
sebanyak 19 responden (59,4%) dan sebagian kecil responden ASInya tidak lancar
sebanyak 13 responden (40,6%). Angka diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden ASInya lancar, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor salah satunya
adalah perawatan payudara selama hamil.

3. Hubungan Perawatan Payudara Selama Hamil Dengan Produksi ASI Pada Ibu
Postpartum 2-6 Jam.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan Uji Chi-square didapatkan nilai Pearson Chi-
Square 0,002 dengan taraf signifikan α = 0,05 di dapatkan value 0,002 (p < α) tetapi
terdapat nilai 1 cell > 20% yaitu 25 % sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat dan
kemudian dilanjutkan menggunakan Uji Exact Fisher dengan nilai Exact Sig. (2-sided)
sebesar 0,005 sehingga ρvalue < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa (H0) di tolak dan
(Ha) diterima berarti ada hubungan antara perawatan payudara selama hamil dengan
produksi ASI pada Ibu postpartum 2-6 jam.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang produksi ASInya lancar
mayoritas melakukan perawatan payudara selama hamil yaitu sebanyak 17 responden
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 34
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

(89,5%). Sedangkan responden yang produksi ASInya tidak lancar mayoritas tidak
melakukan perawatan payudara selama hamil yaitu sebanyak 8 responden (61,5%). Salah
satu faktor penyebab tidak cepatnya pengeluaran ASI pada ibu post partum diduga
disebabkan oleh kurang adekuatnya perawatan payudara semasa hamil yang bertujuan
untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga
mempercepat sekresi ASI.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara perawatan payudara selama
hamil dengan produksi ASI pada ibu postpartum 2-6 jam di Wilayah kerja Puskesmas
Tahunan Jepara. Hal ini menunjukkan ibu nifas akan dapat menyusui dengan baik jika ibu
nifas tersebut selama hamil melakukan perawatan payudara sejak dini dengan baik dan
teratur, sehingga dapat mempercepat sekresi (pengeluaran) ASI ibu ketika sudah
melahirkan. Adapun untuk kekuatan korelasinya yaitu kolerasi sedang karena nilai
Correlation Coefficient = 0,461 sedangkan kategori untuk kekuatan kolerasinya adalah
menurut Colton apabila r = 0,00 – 0,25 maka tidak ada hubungan/hubungan lemah,
apabila r = 0,26 – 0,50 maka hubungan sedang, apabila r = 0,51 – 0,75 maka hubungan
kuat, dan apabila r = 0,76 – 1,00 maka hubungan sangat kuat/sempurna. (Hastono, 2007).

Kesimpulan
1. Dari 33 Responden Sebagian besar responden melakukan perawatan payudara selama
hamil yaitu 23 responden (69,7%) dan yang tidak melakukan perawatan payudara selama
hamil sebanyak 10 responden (30,3%)
2. Dari 33 Responden Sebagian besar responden ASInya keluar sebanyak 20 responden
(60,6%) dan yang ASInya tidak keluar sebanyak 13 responden (39,4%)
3. Ada hubungan antara perawatan payudara selama hamil dengan produksi ASI pada ibu
postpartum 2-6 jam dengan nilai ( value 0,005)
Saran
1. Bagi Pendidik
Diharapkan dapat digunakan sebagai sarana pengembangan kurikulum pendidikan
khususnya tentang perawatan payudara.
2. Bagi peneliti
Diharapkan peneliti mampu menambah pengetahuan, memperluas wawasan yang
memberikan pengalaman langsung dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari
terkait dengan penelitian serta dapat menjadi suatu sarana pembelajaran dimasyarakat.
3. Bagi Bidan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada ibu hamil terutama konseling yang berkaitan dengan perawatan
payudara pada TM II dan TM III yang bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI
sehingga dapat dipersiapkan dalam pemberian ASI setelah melahirkan melalui
penyuluhan yang menggunakan media seperti leaflet, lembar balik dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Syarifah Rosita. Asi Untuk Kecerdasan Bayi.Yogyakarta : Ayyana ; 2008.h.76
Naura Putri. Deteksi Dini Kanker Payudara. Jogyakarta : Aura ; 2009.h. 88
Sulistyowati, Ari. Buku Ajar Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : ANDI ; 2009.h. 1-3

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 35
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Yuliarti, Nurheti. Keajaiban ASI. Yogyakarta : ANDI ; 2010.h. 40


Subianto, Teguh.2009. Perawatan Payudara Selama Hamil. [diakses tanggal 10 November
2012, jam 20.45 WIB] didapat dari :
http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/07/perawatan-payudara-breast-care.html2m=1
Manuaba.2010.Perawatan Payudara Selama Kehamilan. [diakses tanggal 10 November 2012,
jam 21.00 WIB] didapat dari : http://bidanshare.wordpress.com/2012/11/29
Saryono dan Roischa. Perawatan Payudara. Jakarta : Mitra Cendikia ; 2008. h. 1, h.57-58
Yohana, dkk. Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : Garda Media ; 2011.h. 96
Sujiyatini,dkk. Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta : Cyrillus Publisher ; 2010
Saleha Sitti. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika ; 2009.h. 4-7
Ambarwati dan Wulandari. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha Medika ; 2010.h. 3, h.
10-11, h. 24, h. 27-29
Baskoro, Anton. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media ; 2008.h. 1, h.
45-46
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka ; 2007.
Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ; 2005. h. 26, h.69-70,
h. 72, h. 79, h. 93
__________. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ; 2010. h. 182
Hidayat, Alimul Aziz. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis data. Jakarta :
Salemba Medika ; 2010.h.83, h. 86-87, h. 121-122
Riwidikdo, Handoko. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press ; 2009.h. 12
Dahlan, Sopiyudin. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika ;
2008. h. 17-18
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
Hastono. 2007. Statistik Kesehatan. [diakses tanggal 02 April 2013, jam 11.48 WIB] didapat
dari : http://statistik-kesehatan.blogspot.com/2011/03/uji-kolerasi-dan-regresi-
linear.html?m=1

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 36
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

PERBEDAAN PARITAS IBU HAMIL TM I ANTARA


IBU YANG MENGALAMI ABORTUS DAN
TIDAK MENGALAMI ABORTUS
DI RSI SULTAN HADLIRIN
JEPARA

Goenawan Waloejo S., Ita Rahmawati, Asmawahyunita

Abstrak

Departemen Kesehatan RI (2010) menyatakan tingkat abortus di Indonesia masih cukup


tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia, yakni mencapai 2,3 juta Abortus
pertahun. Risiko abortus spontan meningkat seiring dengan paritas serta usia ibu,
peningkatannya adalah dari 12-20%. Akhirnya, insiden abortus meningkat apabila wanita yang
bersangkutan hamil dalam 3 bulan setelah melahirkan bayi Tujuan penelitian ini adalah Untuk
mengetahui perbedaan paritas Ibu Hamil TM I antara Ibu hamil yang mengalami Abortus dan
yang tidak mengalami Abortus di RSI Sultan Hadlirin Jepara
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan restrospektif. Populasi seluruh ibu
hamil TM I, sampel sebanyak 106 ibu. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total
sampling. Jenis data sekunder dari rekam medik mengenai paritas ibu hamil TM I tentang
kejadian abortus dan tidak abortus di RSI Sultan Hadlirin Jepara periode Januari 2012 -
Desember 2012 kemudian diolah secara editing, coding, tabulating data, entry dan dianalisa
menggunakan uji Chi-square.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sebagian besar ibu hamil TM I memiliki
paritas multipara sebanyak 57 responden (53,8%), sebagian besar ibu hamil TM I tidak abortus
sebanyak 63 responden (59,4%), mayoritas ibu hamil TM I multipara tidak abortus sebanyak 31
responden (29,2%), sedangkan paling sedikit ibu hamil TM I grandemultipara tidak abortus
sebanyak 6 responden (5,7%).
Dapat disimbulkan terdapat perbedaan paritas ibu hamil TM I antara ibu yang mengalami
abortus dan tidak mengalami abortus di RSI Sultan Hadlirin Jepara dengan nilai p = 0,012.
Diharapkan tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang tanda bahaya
kehamilan diantaranya abortus melalui kegiatan posyandu maupun di PKK desa.

Kata Kunci : paritas ibu hamil TM I, abortus

Latar belakang
Berdasarkan data profil Jawa Tengah tahun 2010 didapatkan pada tahun 2010 jumlah
AKI sebesar 114,42/100.000 KH dan AKB sebesar 9,17/1.000 KH, Angka Kematian Ibu
(AKI) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 KH dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebesar 10,34 per 1.000 KH (Profil Jateng, 2011).
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah angka kejadian abortus didalamnya di Jawa
Tengah pada tahun 2010 masih tinggi yaitu sebesar 125.841 atau 20% dari jumlah ibu hamil
(Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2010).

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 37
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Jepara pada tahun 2010 sebesar 21/23,077
KH, untuk AKB di Kabupaten Jepara tahun 2010 sebesar 165/23,967 KH. Kematian tersebut
akibat terjadinya Perdarahan (28%), Eklamsi (24%), Infeksi (11%), Partus Lama (5%),
Abortus (5%), dan lain-lain (27%). Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Jepara pada
tahun 2011 sebesar 24/23,402 KH, untuk AKB di kabupaten Jepara tahun 2011 sebesar
165/23,967 KH. Adapun penyebab langsung kematian ibu di Jepara 47% karena penyakit
pada masa kehamilan, eklamsi, perdarahan 14%, emboli air ketuban 5%, infeksi nifas 5%,
lain-lain 20% (Data DKK Jepara, 2011).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh sebab-sebab tertentu pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup diluar kandungan (Saifuddin AB, dkk, 2006; h 145).
Diperkirakan angka abortus di dunia sekitar 10.000.000 orang per tahun. Angka
kejadian abortus tersebut diakibatkan penanganan yang kurang bersih dan kurang aman
sekitar 400.000 jiwa per tahun, bahkan WHO memperkirakan 15-20% kematian maternal
disebabkan oleh komplikasi abortus. Departemen Kesehatan RI (2002) setiap tahun
diperkirakan 1,5-3 juta abortus, spontan atau tidak spontan, terjadi di Indonesia dengan
komplikasi utama berupa perdarahan dan infeksi yang dapat berakhir dengan kematian
(Depkes RI, 2002).
Berdasarkan Studi Pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSI Sultan Hadlirin
Jepara pada tanggal 25 November 2012, didapatkan data jumlah ibu hamil TM I pada
periode 1 Januari sampai 31 Desember 2011 berjumlah 82 pasien. Diantaranya yaitu 32 ibu
hamil TM I yang mengalami abortus, dan 50 ibu hamil TM I yang tidak mengalami abortus.
Dari 32 ibu hamil TM I yang mengalami abortus 8 primipara, 14 multipara dan 10
grandemultipara.
Dari fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang ada
tidaknya Perbedaan Paritas Ibu Hamil TM I antara ibu hamil yang mengalami abortus dan
tidak mengalami abortus di RSI Sultan Hadlirin Jepara.

Metode penelitian
Jenis penelitian ini yang akan dilakukan menggunakan metode penelitian study
survey analitik komparatif yaitu meneliti hal yang sudah ada perlakuan sengaja untuk
membangkitkan atau menimbulkan suatu gejala atau keadaan (Notoatmodjo, 2005;h.
151). Rancangan penelitian menggunakan pendekatan retrospektif yaitu penelitian
yang berusaha melihat kebelakang (backword looking),

Hasil Penelitian
a. Paritas
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi paritas ibu hamil TM I di RSI Sultan Hadlirin Jepara

Paritas Frekuensi Prosentase (%)


Primipara 33 31,1
Multipara 57 53,8
Grandemultipara 16 15,1
Jurnal Kesehatan dan Budaya
HIKMAH 38
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Total 106 100,0


Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukkan sebagian besar ibu hamil TM I
memiliki paritas multipara sebanyak 57 responden (53,8%), sedangkan sebagian
kecil memiliki paritas grandemultipara sebanyak 16 responden (15.1%).
b. Kejadian Abortus
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi kejadian abortus ibu hamil TM I di RSI Sultan
Hadlirin Jepara

Kejadian Abortus Frekuensi Prosentase (%)


Tidak Abortus 63 59,4
Abortus 43 40,6
Total 106 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas menunjukkan sebagian besar ibu hamil TM I
yang tidak abortus sebanyak 63 responden (59,4%), sedangkan sebagian kecil ibu
hamil TM I yang abortus sebanyak 43 responden (40,6%).

1. Analisis Bivariat
Untuk mengetahui perbedaan paritas Ibu Hamil TM I antara Ibu hamil yang
mengalami Abortus dan yang tidak mengalami Abortus di RSI Sultan Hadlirin Jepara,
maka dilakukan Chi-square dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3. Perbedaan paritas ibu TM I dengan kejadian abortus di RSI Sultan Hadiri
Jepara

Paritas Kejadian Abortus ρ value


Tidak Abortus Abortus Total
f ( %) f ( %) f ( %)
Primipara 26 (78,8%) 7 (21,2%) 33 (100%)
Multipara 31 (54,4%) 26 (45,6%) 57 (100%) 0,012
Grandemultipara 6 (37,5%) 10 (62,5%) 16 (100%)
Total 63 (59,4%) 43 (40,6%) 106 (100%)

Pembahasan
a. Paritas
Responden dalam penelitian ini memiliki paritas primipara sebanyak 33
responden (31,1%), memiliki paritas multipara sebanyak 57 responden (53,8%) dan
memiliki paritas grandemultipara sebanyak 16 responden (15,1%).
b. Kejadian Abortus
Responden dalam penelitian ini memiliki kejadian tidak abortus sebanyak 63
responden (59,4%), dan memiliki kejadian abortus sebanyak 43 responden (40,6%).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh sebab-sebab tertentu pada atau

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 39
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diluar kandungan (Saifuddin AB, dkk, 2006; h 145).
1. Bivariat
Mayoritas ibu hamil TM I primipara mayoritas tidak abortus sebanyak 26
responden (78,8%) dari 33 responden primipara, ibu hamil TM I multipara mayoritas
tidak abortus sebanyak 31 responden (54,4%) dari 57 responden multipara, sedangkan
ibu hamil TM I grandemultipara mayoritas abortus sebanyak 10 responden (62,5%) dari
16 responden grandemultipara. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil TM I
primipara dan multipara tidak mengalami abortus, sedangkan mayoritas ibu hamil TMI
grandemultipara mengalami abortus, dengan nilai p = 0,012 berarti terlihat ada
perbedaan yang signifikan jumlah paritas ibu hamil TM I yang tidak abortus dan abortus.

Kesimpulan
1. Sebagian besar ibu hamil TM I di RSI Sultan Hadlirin Jepara adalah multipara sebanyak
57 responden (53,8%).
2. Sebagian besar ibu hamil TM I di RSI Sultan Hadlirin Jepara tidak mengalami abortus
sebanyak 63 responden (59,4%)
3. Terdapat perbedaan yang bermakna paritas ibu hamil TM I antara ibu yang mengalami
abortus dan tidak mengalami abortus di RSI Sultan Hadlirin Jepara.
Saran
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan pada ibu hamil dapat mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamilan,
khususnya tentang tanda bahaya abortus dengan rajin memeriksakan kehamilannya ke
tenaga kesehatan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada ibu hamil TM I dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan kejadian
abortus, melalui leaflet, pamphlet.
3. Bagi Institusi
Diharapkan karya tulis ini dapat menjadi khasanah pustaka dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan dalam bidang kesehatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan dapat melakukan penelitian secara maksimal dengan cara
menambah jumlah sampel.

Daftar Pustaka

Hidayat, Aziz Alimul. Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta Salemba Medika:
2010.
Bejo. Hubungan Usia Pernikahan Dengan Kejadian Abortus Spontaneus Komplitus di Desa
Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. 20 Juli 2012 (Diakses tanggal 2
Agustus 2012). Didapat dari: http://bejocommunity.com.

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 40
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Bensol RC, Pernol ML. Buku Saku Obstetri dan Genekologi. Jakarta: EGC ; 2008

Ikatan Bidan Indonesia. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. Cetakan ketujuh.
Jakarta: PP IBI; 2006.

Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC; 2007.

Mochtar Rustam, Sinopsis obstetric. Jakarta: ECG; 2002

Murkoff H dkk. Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Bulan Perbulan Edisi ketiga. Jakarta: Arcan
; 2006

Narbuko C. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Aksara; 2008

Notoadmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2010.

Ratna, D. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Panji Pustaka; 2010.


Riwidikdo, Handoko. Statistik Kesehatan. Jogjakarta Mitra Cendekia Press; 2009.

Saifudin AB dkk. Buku Asuhan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwan. Prawiroharjo; 2006.

Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti NN. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC; 2006.

Sugiyono. Statitik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2011.

Suryanto. Riset Kebidanan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Pres ;2009

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 41
Volume 5 No. 2, September 2014 ISSN : 1907-1396

Jurnal Kesehatan dan Budaya


HIKMAH 42

Anda mungkin juga menyukai