Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI

DESA RANCATUNGKU KECAMATAN PAMEUNGPEUK


KABUPATEN BANDUNG PADA BULAN FEBRUARI 2017
1
Astari Puspaningdyah, 2Eka Nurhayati, 3Evi Rufaida
1
Prodi Pendidikan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam
Bandung
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam
Bandung
3
Kepala UPTD Puskesmas Pameungpeuk
Jalan Raya Banjaran No.501 Desa Sukasari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten
Bandung 40376
Email: 1astari_puspaningdyah@ymail.com, 2nurhayatieka1@gmail.com,
3
evi.rufaida1@yahoo.co.id

Abstract. Behavior from a biological point of view is an activity of the organism


concerned that can be observed directly or indirectly. Exclusive breastfeeding is a
baby aged 0-6 months is given only breast milk without providing additional food
or other beverages. This study aims to determine the description of breastfeeding
mother's behavior in exclusive breastfeeding in Rancatungku Village. The
population of this study is the mother whos residing in Rancatungku Village. This
research use descriptive research method with cross sectional. The data collection
technique was chosen by using quick survey with cluster sampling technique, with
30 clusters, each cluster consist of 7 respondents. Research results from 210
respondents obtained that 137 respondents (65%) have good behavior about
exclusive breastfeeding. The results of this study are recommended for further
research that is expected to examine the factors that influence mother's behavior in
giving exclusive breastfeeding to her child, so that the results of this research data
can be used as secondary data or input

Keyword : Behavior, Mother, Exclusive Breastfeeding

Abstrak. Perilaku dari sudut pandang biologis adalah suatu aktifitas organisme
yang bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
ASI Eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif di Desa
Rancatungku. Populasi dari penelitian ini adalah ibu yang berada di Desa
Rancatungku. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan cross
sectional. Teknik pengambilan data menggunakan survey cepat dengan cluster
sampling, dengan jumlah 30 kluster, masing-masing kluster terdiri dari 7
responden. Hasil Penelitian dari 210 responden diperoleh bahwa 137 responden
(65%) memiliki perilaku baik mengenai ASI eksklusif. Hasil penelitian ini
direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya yang diharapkan meneliti mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif
kepada anaknya, sehingga data hasil penelitian ini dapat dijadikan data sekunder
atau masukan.

1
Kata Kunci :Perilaku, Ibu, ASI Eksklusif

PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimulai sejak


masa hamil, bayi, anak sekolah, dewasa, sampai usia lanjut atau yang dikenal
dengan pendekatan siklus kehidupan. Setiap tahap dari siklus tersebut, manusia
menghadapi masalah gizi yang berbeda yang harus diatasi dengan cepat dan tepat
waktu. Salah satu upaya untuk memperoleh tumbuh kembang yang baik adalah
dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan,
selanjutnya pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur 24 bulan. Oleh
karena itu, menyiapkan dan mengajarkan ibu agar dapat memberikan ASI dengan
benar merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM. Karena bayi dan anak lebih
sehat sehingga akan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, sekaligus
meningkatkan kualitas SDM yang bersangkutan.1

ASI sudah diketahui keunggulannya, namun kecenderungan para


ibu untuk tidak menyusui bayinya secara ekslusif semakin besar. Hal ini dapat
dilihat dengan semakin besarnya jumlah ibu menyusui yang memberikan
makanan tambahan lebih awal sebagai pengganti ASI. Berbagai alasan
dikemukakan oleh ibu-ibu sehingga dalam pemanfaatan ASI secara ekslusif kepada
bayinya rendah, antara lain adalah pengaruh iklan/promosi pengganti ASI, ibu
bekerja, lingkungan sosial budaya, pendidikan, pengetahuan yang rendah serta
dukungan suami yang rendah.1

Menurut WHO ada sekitar 420.000 (75% dari seluruh kematian


bayi) bayi meninggal sebelum usia 1 tahun pada tahun 2016.2 AKB di Indonesia
sendiri adalah sebesar 359 per 100.000.3 kelahiran hidup.masih di atas negara-
negara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura. Sekitar 40% kematian
bayi tersebut terjadi pada bulan pertama kehidupannya.1 UNICEF
memperkirakan bahwa pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dapat
mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah 5 tahun. Suatu penelitian di
Ghana yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menunjukkan 16% kematian bayi
dapat dicegah dengan pemberian ASI sejak pertama kelahirannya. Angka ini naik
22% jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi.4

2
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2012 menunjukkan, bayi
yang mendapatkan ASI Ekslusif di Indonesia hanya 15,3%. Masalah utama
rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya dan kurangnya
pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat. 5 Provinsi Jawa Barat
Prevalensi pemberian ASI Eksklusif 33,7% pada tahun 2013 dari target nasional
yaitu 75%.5 Tahun 2014 terjadi penurunan prevalensi pemberian ASI Eksklusif
yaitu sebesar 33,63%.6

Pemberian ASI eksklusif sebagai salah satu entry point untuk


meningkatkan gizi Anak, akan tetapi data dari laporan tahunan puskesmas
pameungpeuk tahun 2017 didapati cakupan ASI eksklusif pada bayi kurusbdengan
presentase rendah yaitu 40,9%.7 Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini
menjadi penting untuk memperoleh gambaran bagaimana perilaku pemberian ASI
Ekslusif di desa Rancatungku kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untukk mengetahui gambaran perilaku


ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif di desa rancatungku Kecamatan
Pameungpeuk Kabupaten Bandung pada bulan Februari 2018.

METODE PENELITIAN

Populasi dari penelitian ini adalah kepala keluarga yang berada di Desa
Rancatungku, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian observasional deskriptif dengan teknik cross
sectional. Subjek penelitian adalah 210 orang penduduk dari Desa Rancatungku,
ditentukan berdasarkan survey cepat. Teknik pengambilan data dipilih dengan
menggunakan teknik cluster sampling, dengan jumlah 30 kluster, masing-masing
kluster terdiri dari 7 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2018.

3
Instrumen pada penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu data demografi
responden dan kuesioner tentang perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada balita.
Sampel yang diambil adalah ibu yang memiliki balita di desa Rancatungku.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berikut adalah hasil penelitian mengenai perilaku Ibu terhadap pemberian


ASI Eksklusif di Desa Rancatungku Kecamatan Pameungpeuk. Reponden
penelitian berjumlah 210 orang yang dipilih secara acak.

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan

Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%)


Usia Ibu
15-24 tahun 47 22,38%
25-34 tahun 101 48,10%
35-44 tahun 58 27,62%
45-50tahun 4 1,90%
Pendidikan terakhir Ibu
SD 38 18,09%
SMP 109 51,90%
SMA 58 27,61%
S1 sederajat 5 2,38%
Pekerjaan Ibu
IRT 175 83,33%
Karyawan 35 16,67%
Umur Balita
0-6bulan 9 4,29%
6-24bulan 90 42,86%
2-5tahun 111 52,86%
Total 210 100

4
Tabel 1 Menunjukan bahwa dari 210 responden, Berdasarkan usia,
mayoritas usia ibu berada pada kelompok umur 25-34tahun yaitu sebanyak 101
rang (48,1%). Usia paling rendah dalam penelitian ini adalah 17tahun sedangkan
usia paling tinggi adalah 48 tahun. Berdasarkan distribusi tingkat pendidikan ibu,
mayoritas ibu berpendidikan terakhir SMP yaitu sebanya 109 orang (51,9%).
Berdasarkan distribusi pekerjaan, mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 175orang (83,33%).

Tabel 2 Tindakan Responden tentang ASI

Tindakan ASI Eksklusif


Skor Perilaku N %
>Mean Baik 137 65%
<Mean Buruk 73 35%
Total 210 100%

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa mayoritas perilaku pemberian


ASI Eksklusif di Desa Rancatungku sudah baik.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menjelaskan bahwa Ibu di Desa Rancatungku sebanyak 210


responden, 65% memiliki perilaku yang baik mengenai ASI eksklusif.
Karakteristik peelitian ini didapatkan mayoritas usia 25-34 tahun dan pendidikan
terakhir umumnya adalah tamatan SMP. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nurdiyanah dan Nildawati berjudul “Perilaku pemberian ASI
Eksklusif di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makasar” pada tahun 2015. Penelitian
yang dilakukan oleh Nurdiyanah S dan Nildawati adalah penelitian Kualitatif dan
kuantitatif (mixed method) yang dilakukan di Puskesmas Barabaraya Kota
Makasar, populasi penelitaanya adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia kurang
dari 5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Barabaraya Kota Makassar, penentuan
sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling dan pengambilan data

5
dengan bantuan instrument kuesioner disertai wawancara. Penelitian sebelumnya
mendapatkan hasil 43 orang (60,71%) mempunyai perilaku yang baik dalam
pemberian ASI eksklusif dengan karakteristik responden mayoritas berusia 24-30
tahun sebanyak 31 orang (55,35%), tingkat pendidikan umumnya adalah tamatan
SLTA (58,93%), mayoritas bekerja sebagai Ibu rumah tangga (64,38%). Hasil
kedua penelitian ini dapat sejalan dikarenakan karakteristik dari responden
penelitian yang serupa.

KESIMPULAN

Penelitian mengenai gambaran perilaku pemberian ASI eksklusif di desa


rancatungku Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung menunjukan bahwa
mayoritas responden di desa rancatungku sudah memberikan ASI Eksklusif dengan
baik kepada bayinya.

SARAN

Saran Teoritis

 Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui variabel-variabel


lain yang dapat mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif.
 Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengambil lebih besar lagi
sampel agar dapat menggambarkan secara utuh perilaku ibu dalam
memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.

Saran Praktis

 Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan


kepada Ibu-ibu di Desa Rancatungku mengenai perilaku pemberian ASI
Eksklusif.
 Diharapkan dengan hasil penelitian ini Desa Rancatungku lebih
meningkatkan perilakunya mengenai pemberian ASI EKsklusif.

6
UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada
yang terhormat Prof.Dr.H. Edi Setiadi,SH.,MH., sebagai rektor Universitas Islam
Bandung dan Prof. Dr. Hj. Ieva B. Akbar, dr., AIF sebagai dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Bandung.
Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada Eka Nurhayati.,
dr., M.KM. sebagai preseptor utama dan Evi Rufaida,dr. sebagai preseptor
lapangan, Kedua orangtua yang selalu mendorong dan memberikan semangat
serta doa, tak lupa teman – teman kelompok tiga yang senantiasa selalu
memberikan bimbingan, arahan, pengetahuan, semangat dan kerjasama kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Depertemen Kesehatan RI, 2009. Rencana Kerja Program Perbaikan


Gizi (Penanggulangan Gizi Kurang dan Buruk) Tahun 2015. Direktorat
Gizi Masyarakat, Depkes RI, Jakarta
2. World Health Organization. Infant Mortality WHO: WHO; 2016 [disitasi
pada 17 Februari 2018] Tersedia dari :
www.who.int/gho/child_health/mortality/neonatal_infant_text/en/
3. Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
4. Prasetyono, D.S. 2009. ASI Eksklusif Pengenalan,Praktik dan
Kemanfaatan-kemanfaatannya. Diva Press. Yogyakarta
5. Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia
tahun 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI; 2013.
6. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes
RI; 2015
7. UPTD Pameungpeuk. Laporan Tahunan Puskesmas Pameungpeuk 2107
8. Notoatmodjo, S, Prof, Dr. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Rinek
Cipta. Jakarta:2014. Hal. 245-246.

Anda mungkin juga menyukai