Disusun Oleh:
1. Lis Windarni (2004563)
2. Mintarwati (2004566)
3. Nanik Setiasih (2004569)
4. Nanta Widayani (2004570)
5. Primitiva Budi Nuryanti (2004574)
6. Sarti (2004580)
7. Sudiyah Proborini (2004584)
2
Analisis Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dan Pendidikan Ibu
Terhadap Perkembangan Bayi Di Kota Pekanbaru
Air Susu Ibu (ASI) sangat diperlukan selama masa pertumbuhan dan perkembangan bayi. WHO
sudah merekomendasikan untuk pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan tanpa memberikan
makanan pendamping dan dilanjutkan sampai 2 tahun disertai dengan makanan pendamping.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dan
pendidikan ibu terhadap perkembangan bayi. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik
observasional dengan desain cross sectional dengan besar sampel 83 orang. Metode sampling
yang digunakan proportional sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat.
Hasil analisa univariat menunjukkan sebagian besar bayi mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak
46 orang (55,4%), pendidikan rendah sebanyak 56 orang (67,5%) dan sebagian besar
perkembangan normal sebesar 47 orang (56,6%). Hasil analisa bivariat pemberian ASI
Eksklusif terhadap perkembangan bayi dengan uji chi square diperolah nilai P value
3
UJI CHI SQUARE
No. Kriteria Jurnal Chi Square
7 Skala data penelitian Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif analitik observasional
dengan desain cross sectional dengan besar sampel 83 orang. Metode sampling yang
digunakan yaitu proportional sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan
bivariat. Analisis data univariat meliputi distribusi frekuensi sedangkan bivariat dengan
menggunakan uji chi square.
4
Hasil analisa deskriptif
Hasil uji univarit diatas menunjukkan bahwa dari 83 responden terdapat sebanyak
55,4 persen ibu yang memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, pendidikan ibu
mayoritas rendah sebanyak 67,5 persen dan mayoritas perkembangan bayi normal
sebanyak 56,6 persen.
Hasil analisa bivariate
Hasil uji Chi-square diatas diperoleh hasil Pvalue <0,000 artinya ada
hubungan antara pemberian ASI Eksklusif terhadap perkembangan bayi.
5
Hasil analisa bivariate
Dan hasil uji Chi-square pada label diatas diperoleh hasil Pvalue 0,012
artinya ada hubungan antara pendidikan ibu terhadap perkembangan
bayi.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji
Chisquare diperoleh hasil Pvalue <0,000 artinya ada hubungan antara
pemberian ASI Eksklusif terhadap perkembangan bayi dan dari hasil uji
Chi-square juga diperoleh hasil Pvalue 0,012 artinya ada hubungan
antara pendidikan ibu terhadap perkembangan bayi.
6
Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Tindakan Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai dan Puskesmas Titi Papan Kota Medan
Survai Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 melaporkan, cakupan persentase bayi usia 0-6
bulan yang mendapat ASI eksklusif secara nasional sebesar 57,08 % sehingga belum mampu
mencapai target nasional yaitu 80%. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian
anak, UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu ibu (ASI) selama
paling sedikit 6 bulan. Puskesmas Medan Denai pencapaain ASI eksklusif tertinggi (68,4%)
sedangkan Puskesmas Titi Papan pencapaian ASI eksklusif terendah (5,1%) dari 39 Puskesmas di
Kota Medan Tahun 2017. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
ibu dengan tindakan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai dan
Puskesmas Titi Papan. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross Sectional.
Populasi penelitian sebanyak 622 orang, sampel adalah ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan. Jumlah
86 orang.
7
Metode analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian pengetahuan mayoritas
kurang, baik di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai (80,9%) maupun Puskesmas Titi
Papan (94,9%), sikap moyoritas negatif, baik di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
(57,4%) maupun Puskesmas Titi Papan (61,5%), dan tindakan mayoritas tidak baik, baik di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai (85,1%) maupun Puskesmas Titi Papan (92,3%).
Terdapat hubungan pengetahuan dengan tindakan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Denai (p=0,000) dan Puskesmas Titi Papan (p=0,021). Terdapat hubungan
sikap dengan tindakan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
(p=0,012) dan Puskesmas Titi Papan (p=0,023). Diharapkan bagi ibu untuk meningkatkan
pengetahuan dan menumbuhkan sikap positif ibu tentang ASI eksklusif melalui pendidikan
kesehatan mengenai ASI eksklusif.
8
Tujuan Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan tindakan pemberian
ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai dan Puskesmas Titi Papan.
Manfaat Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Childerns
Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak
hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan karena ASI tidak
terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang diperlukan anak di umur tersebut.
Pengenalan dini makanan yang rendah energi dan gizi atau yang disiapkan dalam kondisi
tidak higienis dapat menyebabkan anak mengalami kurang gizi dan terifeksi organisme
asing, sehingga mempunyai daya tahan tubuh yang rendah terhadap penyakit.
Menurut Roesli (2000), kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh pengetahuan
ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos yang kurang baik
tentang pemberian ASI eksklusif, serta kesibukan ibu dalam melakukan pekerjaan dan
singkatnya pemberian cuti melahirkan yang diberikan oleh pemerintah kepada ibu yang
bekerja, merupakan alasan-alasan yang sering diungkapkan oleh ibu yang tidak berhasil
menyusui secara eksklusif.
9
Variabel independen Pengetahuan dan sikap ibu
Variabel dependen Tindakan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja
Puskesmas Medan Denai dan Puskesmas Titi
Papan Kota Medan
Skala data penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan
rancangan cross Sectional. Populasi penelitian
sebanyak 622 orang, sampel adalah ibu yang
memiliki bayi 6-11 bulan. Jumlah 86 orang.
Metode analisis data menggunakan uji chi-
square.
Hasil analisa deskriptif
Berdasarkan hasil penelitian tabel 1 menunjukan
mayoritas pengetahuan sampel kurang, baik di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai (80,9%)
maupun di Wilayah Kerja Puskesmas Titi Papan
(94,9%) dan minoritas baik yakni di Wilayah
Kerja Puskesmas Medan Denai (19,1%) dan
(5,1%) di Wilayah Kerja Puskesmas Titi Papan.
10
Hasil Analisa Deskriptif
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan mayoritas
sikap sampel negatif, baik di Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Denai (57,4%) maupun di Wilayah Kerja
Puskesmas Titi Papan (61,5%) dan minoritas positif
yakni di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
(42,6%) dan (38,5%) di Wilayah Kerja Puskesmas Titi
Papan.
11
Berdasarkan uji chi-square ada hubungan
pengetahuan dengan tindakan pemberian ASI
eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Denai dan Puskesmas Titi Papan, Kota Medan
dengan nilai p lebih kecil dari 0,05 yaitu
Puskesmas Medan Denai (p=0,000) dan
Puskesmas Titi Papan (p=0,021).
12
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan sikap ibu dengan tindakan
pemberian ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Medan Denai (p=0,012) dan
Puskesmas Titi Papan (p=0,023).
13
UJI KORELASI
14
Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Presentasi Belajar Siswa Sekolah Dasar
ASI eksklusif merupakan ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa
menambahkan dan / atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. ASI eksklusif yang diberikan untuk
pertumbuhan yang akan mempengaruhi nilai prestasi belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan nilai prestasi belajar. Jenis penelitian adalah cross
sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan teknik total sampling sesuai kriteria inklusi
dan ekslusi. Analisis data menggunakan korelasi rank spearman. Hasil: Dari 79 subyek penelitian, 40,5%
mendapatkan ASI eksklusif dan 59,5% tidak mendapatkan ASI eksklusif. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa
dengan kategori sangat baik 10,1%, kategori baik 46,8%, kategori cukup baik 41,8%, kurang 1,3%, dan gagal
0%. Hasil analisis korelasi Spearman didapatkan p < 0.05 dan koefisien korelasi (r) didapatkan 0,366.
Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan nilai prestasi
belajar. Semakin banyak yang mengkonsumsi ASI eksklusif akan semakin bertambah pula nilai prestasi
belajar.
15
Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara riwayat pemberian ASI ekslusif
dengan nilai prstasi belajar.
Manfaat Berdasarkan hasil penelitian Horwood & Fergusson terhadap 1000 anak
berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak kecenderungan kenaikan lama
pemberian ASI sesuai dengan peningkatan Intelligence Quotient (IQ),
hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan
peningkatan angka di sekolah. Hasil penelitian lain dari Oxford University
dan Institute for Social and Economic Research sebagaimana dilansir
Daily Mail, menyebutkan efek bayi ASI eksklusif terlihat saat anak duduk
di sekolah dasar. Anak yang waktu bayi mendapat ASI Eksklusif, lebih
pintar membaca, menulis, dan matematika di usia 5, 7, 11,
dan 14 tahun.
16
Skala data penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dan VI
Sekolah Dasar Negeri 2 Jogomertan. Besar sampel penelitian ini
diambil dari populasi secara total sampling. Semua siswa kelas V
dan VI akan menjadi responden penelitian. Data sekunder
diperoleh dari hasil nilai prestasi belajar siswa. Data riwayat
pemberian ASI eksklusif diambil dengan menggunakan kuesioner
dan data nilai prestasi belajar diambil dengan menggunakan nilai
raport.
17
Pada penelitian ini didapatkan 79 responden dari kelas V
dan VI Sekolah Dasar Negeri 2 Jogomertan. Setelah
dilakukan statistic didapatkan hasil distribusi responden
seperti yang tertera dalam tabel 1 yang menunjukkan bahwa
dari 79 responden terdapat sebagian besar responden tidak
mengkonsumsi ASI Eksklusif yaitu 59,5%; nilai prestasi
belajar baik ( 71-85) yaitu sebesar 46,8%. Tabel 2
menunjukkan bahwa 53% responden yang mendapat ASI
eksklusif mempunyai prestasi belajar yang baik, sedangkan
53% yang tidak mendapat ASI eksklusif mempunyai prestasi
belajar cukup baik.
18
Hasil analisa bivariat Dengan menggunakan uji korelasi spearman didapatkan sig (2-tailed)
pada nilai prestasi belajar < 0.05 maka ada hubungan yang signifikan
antara 2 variabel. Koefisien korelasi (r) didapat 0,366 menunjukkan
kekuatan hubungan antara ASI eksklusif dengan nilai prestasi belajar
lemah/ rendah, dan berpola linier positif.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 72 responden siswa
sekolah dasar negeri 2 Jogomertan, Petanahan, Kebumen dapat
disimpulkan bahwa Responden yang diberikan ASI Eklusif lebih sedikit
daripada yang tidak diberi ASI Eklusif. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa
adalah kategori baik pada responden yang mendapatkan ASI Eksklusif.
Terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan nilai
prestasi belajar.
19
Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Balita
Usia 7-24 Bulan Di UPT Puskesmas Susut I Kabupaten Bangli
Kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan utama di negara yang sedang berkembang,
dan melatarbelakangi lebih dari 50% kematian balita. Pemberian ASI paling sedikit 6 bulan
direkomendasikan untuk menurunkan kesakitan dan kematian anak akibat gangguan gizi.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dengan
desain penelitian cross sectional. jumlah sampel pada menelitian ini sebanyak 83 responden
dengan Teknik purposive sampling. Hasil: uji analitik menggunakan uji korelasi Rank
Spearman didapatkan nilai signifikan p = 0,002 (p < 0,05) dan r = -0,333, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita
usia 7-24 bulan. Diskusi: Pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan sangat
penting untuk menunjang status gizi balita sehingga pertumbuhan dan perkembangannya
menjadi optimal.
20
Tujuan Untuk mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan
status gizi balita usia 7-24 bulan di UPT Puskesmas Susut I Kabupaten
Bangli
Manfaat Untuk membantu memecahkan permasalahan status gizi pada balita salah
satunya dengan memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan
21
Hasil Analisa Deskriptif
22
Hasil Analisa bivariate
23
Kesimpulan
24
TERIMA KASIH
25