Anda di halaman 1dari 8

Accelerat ing t he world's research.

HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI
EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI DESA
HARJOBINANGUN PURW...
ravi aaj

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

HUBUNGAN T INGKAT PENGETAHUAN IBU T ENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI E…
Diah Put ri

JURNAL 2013 maul


dwi ut ari

GAMBARAN FAKT OR-FAKT OR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA IBU YANG ME…
ika pet ri
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI
EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO

GITA APRILIA

ABSTRAK

Data dari profil kesehatan kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah tahun 2009
menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar (32,93%). Berdasarkan Profil
Kesehatan Kabupaten Purworejo cakupan ASI eksklusif tahun 2010 sebesar (48,78%). Data
dari Puskesmas Grabag, cakupan ASI eksklusif pada tahun 2010 sebesar (48,7%).
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.
Metode penelitian menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan
cross sectional terhadap 44 ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan di Desa
Harjobinangun Purworejo. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisa data
menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan diperoleh p=0,007 ( =0,05) sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak, berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan
pemberian ASI eksklusif di Desa Harjobinangun Purworejo.

Kata kunci: Pengetahuan, Pemberian ASI Eksklusif

PENDAHULUAN meningkatkan daya tahan tubuh,


ASI (Air Susu Ibu) merupakan meningkatkan kecerdasan, dan
makanan alamiah yang ideal untuk bayi, meningkatkan jalinan kasih sayang.
terutama pada bulan-bulan pertama. Ibu Manfaat ASI tidak hanya bagi bayi, tetapi
memberikan makan bayi dengan ASI juga bermanfaat bagi ibu, keluarga dan
bukan hanya memberinya awal kehidupan negara (Suradi dan Roesli, 2008).
yang sehat dan bergizi, tetapi juga Bayi yang diberikan makanan
merupakan cara yang hangat, penuh kasih, pendamping atau susu selain ASI akan
dan menyenangkan. Modal dasar mempunyai resiko 17 kali lebih besar
pembentukan manusia berkualitas dimulai mengalami diare dan 3–4 kali lebih besar
sejak bayi dalam kandungan disertai kemungkinan terkena Infeksi Saluran
dengan pemberian ASI sejak usia dini. ASI Pernafasan Atas (ISPA) dibandingkan
adalah makanan berstandar emas yang dengan bayi yang mendapatkan ASI
tidak bisa dibandingkan dengan susu (WHO, 2000). Konferensi Tingkat Tinggi
formula atau makanan buatan apapun. ASI (KTT) tentang kesejahteraan anak tahun
mengandung zat kekebalan (kolostrum) 1990 salah satu kesepakatannya adalah
yang dapat melindungi bayi dari berbagai semua keluarga mengetahui arti penting
penyakit (Anwar, 2009). serta mendukung wanita dalam tugas
Unsur unsur yang terkandung di pemberian ASI sampai 6 bulan pertama
dalam ASI antara lain hidrat arang, kehidupan anak dan memenuhi kebutuhan
protein, lemak, mineral, dan vitamin makanan anak berusia muda pada tahun-
(Purwanti, 2004). Manfaat utama tahun rawan (Roesli, 2000).
pemberian ASI eksklusif bagi bayi sangat Sejak dicanangkan kampanye ASI
banyak, antara lain sebagai nutrisi terbaik, Eksklusif, berbagai kegiatan promosi

1
peningkatan penggunaan ASI diadakan, pengetahuan cukup diketahui bahwa ibu
misalnya penataran-penataran atau tersebut tidak memberikan ASI eksklusif.
ceramah–ceramah kepada kelompok Berdasarkan uraian diatas, maka
masyarakat tertentu. Kegiatan tersebut penulis mengadakan penelitian dengan
dimaksudkan untuk menginformasikan judul hubungan tingkat pengetahuan ibu
bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi. tentang ASI eksklusif dengan pemberian
Dalam hal ini petugas kesehatan ikut ASI eksklusif di Desa Harjobinangun
bertanggung jawab dalam melaksanakan Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.
upaya peningkatan dan penggunaan ASI
demi kesehatan ibu dan anak. Pada pekan METODELOGI PENELITIAN
peningkatan ASI sedunia tahun 1999 telah Variabel bebas dalam penelitian ini
dicanangkan kembali gerakan masyarakat adalah tingkat pengetahuan ibu tentang
perduli ASI pada tanggal 2 Agustus 1999 ASI eksklusif. Variabel terikat dalam
oleh Presiden RI (Menkes cit Utami, penelitian ini adalah pemberian ASI secara
2000). eksklusif. Definisi operasional adalah
Berdasarkan pemantauan Dinas batasan ruang lingkup atau variabel yang
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada diamati dalam penelitian (Notoatmodjo,
tahun 2007 rata-rata cakupan ASI 2002).
Eksklusif di Jawa Tengah baru mencapai 1. Pengetahuan ibu tentang ASI
27,49% dari target yang diharapkan 80%. eksklusif adalah kemampuan ibu
Pada tahun 2008 rata-rata cakupan ASI dalam menjawab pertanyaan
Eksklusif meningkat menjadi 28,08% dan mengenai ASI Eksklusif. Alat ukur
32,93% pada tahun 2009 (Dinkes Provinsi yang digunakan untuk
Jateng, 2010). Persentase pemberian ASI pengumpulan data adalah
eksklusif di Kabupaten Purworejo tahun kuesioner dan wawancara kepada
2010 adalah 41,97% atau sebanyak 3683 responden sedangkan parameter/
bayi dari jumlah keseluruhan 8778 bayi kategorinya adalah sebagai berikut:
yang mendapat ASI eksklusif. a. Baik : bila nilainya 76-100
Berdasarkan data Puskesmas b. Cukup : bila nilainya 56-75%
Grabag tahun 2010 dengan jumlah bayi
usia 0-6 bulan adalah 123, hanya 60 bayi c. Kurang : bila nilainya < 56%
yang mendapat ASI eksklusif (48,78%) (Notoatmodjo, 2007).
(DKK Purworejo, 2010). Sedangkan Skala data ordinal.
berdasarkan data di Puskesmas Grabag 2. Pemberian ASI eksklusif adalah
diperoleh informasi cakupan pemberian pemberian ASI saja sampai bayi
ASI eksklusif di Desa Harjobinangun pada berumur 6 bulan. Alat ukur yang
tahun 2010 baru mencapai 48,7% digunakan adalah kuesioner dan
(Puskesmas Grabag, 2010). wawancara. Sedangkan parameter/
Studi pendahuluan dilakukan di kategori yang digunakan adalah
Desa Harjobinangun pada tanggal 13 sebagai berikut :
sampai dengan 15 Februari 2011 dengan 5 a. Ya : bila ibu memberikan ASI
responden ibu dan diperoleh hasil ada 4 saja sampai bayi berumur 6
orang ibu yang memiliki pengetahuan baik bulan
dan 1 orang ibu yang memiliki b. Tidak : bila ibu tidak
pengetahuan cukup. Ibu yang memiliki memberikan ASI saja sampai
pengetahuan baik dan memberikan ASI bayi berumur 6 bulan
eksklusif ada 2 orang, sedangkan 2 orang Hipotesis dalam penelitian ini
ibu tidak memberikan ASI eksklusif. adalah ada hubungan pengetahuan ibu
Sedangkan 1 orang ibu yang memiliki tentang ASI eksklusif dengan pemberian
2
ASI eksklusif di Desa Harjobinangun Sebelum melakukan pengumpulan
Purworejo. Penelitian dilakukan di Desa data, terlebih dahaulu alat pengumpulan data
Harjobinangun, Kecamatan Grabag, yang berupa kuesioner dilakukan uji
Kabupaten Purworejo dalam waktu 1 validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang
(satu) bulan yaitu pada bulan Juni 2011. digunakan dalam uji instrumen penelitian
Rancangan penelitian yang ini adalah teknik kolerasi “Product
digunakan adalah survei analitik, peneliti Moment” seperti yang dikemukakan oleh
mencoba untuk mencari hubungan antara Pearson. Pengujian instrument dilakukan
variabel bebas (faktor resiko) dengan pada 30 orang ibu yang memiliki ciri-ciri
variabel tergantung (efek) yang analisisnya yang hampir sama dengan responden
untuk menentukan ada tidaknya hubungan penelitian. Pengujian reliabilitas dilakukan
antar variabel sehingga perlu disusun dengan interval consistency, dengan
hipotesisnya (Taufiqurrohman, 2004). mengujicobakan instrumen sekali saja
Metode pendekatan waktu yang digunakan kemudian data yang diperoleh dianalisis
dalam penelitian ini adalah metode cross dengan teknik tertentu dan selanjutnya
sectional. digunakan untuk memprediksi reliabiliti
Populasi yang digunakan dalam instrumen(Sugiyono, 2005). Adapun
penelitian ini adalah semua ibu yang teknik analisis yamg digunakan adalah
mempunyai bayi berumur 6 - 12 bulan di rumus Spearman Brown karena skor yang
Desa Harjobinangun Kecamatan Grabag digunakan dalam instrumen tersebut
Kabupaten Purworejo yang berjumlah 50 menghasilkan dikotomi (1 dan 0)
orang. (Sugiyono, 2005).
Kriteria inklusi dalam pengambilan sampel Adapun proses pengolahan data
adalah sebagai berikut: yang dilakukan yaitu Editing, Coding,
a. Bersedia menjadi responden. Transfering dan Tabulating. Sedangkan
b. Responden bisa baca tulis proses analisa data yang digunakan adalah
Sampel dalam penelitian ini adalah 44 Ibu Analisis Univariat dan Analisis Bivariat.
yang mempunyai bayi berumur 6 bulan – Analisa data dalam penelitian ini,
12 bulan dengan teknik sampling yang menggunakan uji statistik nonparameter
digunakan adalah purposive sampling, teknik analisis bivariat dengan uji Chi
dimana dalam teknik pengambilan sampel Kuadrat.
populasi dianggap mempunyai
karakteristik yang sama untuk semua HASIL PENELITIAN
anggota populasi, dan sudah diketahui 1. Analisa Univariat
sebelumnya. Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Pengumpulan data diperoleh dari data Berdasarkan Umur
primer dan data sekunder. Data primer No Umur f %
diperoleh melalui wawancara menggunakan 1 <20 tahun 8 18.2
kuesioner dan data sekunder diambil melaui 2 20 – 35 tahun 29 65.9
administrasi dan dokumentasi yang ada di 3 >35 tahun 7 15.9
Puskesmas Grabag. Instrumen yang Jumlah 44 100,00
digunakan adalah kuesioner. Kuesioner Berdasarkan tabel 1, dapat
yang digunakan adalah pertanyaan diketahui bahwa responden dengan
pengetahuan ibu tentang manfaat ASI frekuensi tertinggi memiliki umur 20-35
eksklusif dan pemberian ASI eksklusif tahun sebanyak 29 orang (65,9%), dan
dengan menggunakan jenis pertanyaan frekuensi terendah memiliki umur > 35
tertutup sehingga responden tinggal memilih tahun sebanyak 7 orang (15,9%).
jawaban dengan cara memberikan tanda tick
( ) pada lembar check list.
3
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tabel 5 Distribusi Frekuensi
berdasarkan Berdasarkan Jumlah
Pendidikan Terakhir Sumber Informasi ASI
No Pendidikan Terakhir f % Eksklusif
1. SD 10 22.7 No Jumlah Sumber f %
2. SMP 10 22.7 Informasi ASI
3. SMA 20 45.5 Ekskusif
4. Perguruan Tinggi 4 9.1 1 1-2 22 50.0
Jumlah 44 100,00 2 3-4 15 34.1
Berdasarkan tabel 2, dapat 3 >4 7 15.9
diketahui bahwa responden dengan Jumlah 44 100,00
frekuensi tertinggi memiliki pendidikan Berdasarkan tabel 5 diketahui
terakhir SMA sebanyak 20 orang (45,5%), responden terbanyak memperoleh
dan yang paling sedikit memiliki informasi dari 1-2 sumber yaitu 50%, dan
pendidikan perguruan tinggi yaitu paling sedikit mendapatkan sumber >4
sebanyak 4 orang (9,1%). sumber yaitu 15,9%.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tabel 6 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pekerjaan Pengetahuan tentang
No Pekerjaan F % ASI Eksklusif
1 IRT 26 59.1 No Pengetahuan tentang F %
2 Pedagang 5 11.4 ASI Eksklusif
3 Petani 7 15.9 1 Baik 24 54,5
4 PNS 4 9.1 2 Cukup 11 25,0
5 Swasta 2 4.5 3 Kurang 9 20,5
Jumlah 44 100,00 Jumlah 44 100,00
Berdasarkan tabel 3, dapat Pada tabel 6 diketahui responden
diketahui bahwa responden dengan dengan frekuensi tertinggi memiliki
frekuensi tertinggi memiliki pekerjaan pengetahuan tentang ASI Eksklusif baik
sebagai ibu rumah tangga yaitu 19 orang yaitu 54,5%, dan paling sedikit yaitu
(59,1%), dan paling sedikit adalah swasta 20,5% memiliki pengetahuan tentang ASI
yaitu 2 orang (24,5%). eksklusif kurang.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pemberian
Berdasarkan ASI Eksklusi
Keikutsertaan pada Pemberian ASI
No f %
Penyuluhan ASI Eksklusif
Eksklusif 1 Diberikan 26 59,1
No Keikutsertaan f % 2 Tidak diberikan 18 40,9
1 Pernah 20 45,5
Jumlah 44 100,00
2 Belum Pernah 24 54,5
Pada tabel 7 diketahui sebagian
Jumlah 44 100,00
besar memberikan ASI eksklusif
Berdasarkan tabel 4, dapat kepada bayinya yaitu 59,1%.
diketahui bahwa responden terbanyak
belum pernah mengikuti penyuluhan
kesehatan tentang ASI eksklusif.

4
Tabel 8 Tabulasi Silang Antara Tingkat secara psikologis akan berpengaruh
Pengetahuan Ibu Tentang Asi pada kesiapan ibu dalam merawat
Eksklusif Dengan Pemberian anak. Selain itu responden sebagian
ASI Eksklusif besar sudah berpendidikan tinggi
Pengetahu Pemberian ASI Total (SMA). Serta sebagian besar
an tentang Eksklusif responden memiliki pekerjaan sebagai
ASI Diberi ASI Tidak ibu rumah tangga sehingga memiliki
Eksklusif Eksklusif diberi ASI banyak waktu untuk menyusui
Eksklusif bayinya.
f % f % f % Namun masih ada responden
Baik 19 79,2 5 20,8 24 100 dengan tingkat pengetahuan kurang
Cukup 5 45,5 6 54,5 11 100 sebanyak 9 orang (20,5%). Hal ini
Kurang 2 22,2 7 77,8 9 100 disebabkan karena masih ada
Total 26 100 18 100 44 responden yang berpendidikan rendah.
X2 9,908 Selain itu ada responden yang bekerja,
P 0,007 sehingga tidak memiliki banyak waktu
Pada tabel 9 diketahui bahwa untuk menyusui bayinya
responden yang memiliki tingkat 2. Pemberian ASI Eksklusif
pengetahuan tentang ASI eksklusif baik Hasil Penelitian pada tabel 7
79,2% memberikan ASI secara eksklusif diketahui bahwa Responden
kepada bayinya. Responden yang memiliki memberikan ASI eksklusif pada
pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup bayinya yaitu sebanyak 26 orang
45,5% memberikan ASI secara eksklusif, (59,1%). Hal ini disebabkan karena
dan responden dengan pengetahuan responden memiliki pengetahuan yang
tentang ASI eksklusif kurang 77,8% tidak baik tentang ASI eksklusif. Selain itu
memberikan ASI secara eksklusif. Ini karena faktor ekonomi responden
menunjukkan bahwa semakin baik yang kurang sehingga tidak mampu
pengetahuan tentang ASI eksklusif maka membeli susu formula. Namun masih
ibu akan memberikan ASI secara eksklusif terdapat responden yang belum
kepada bayinya. memberikan ASI secara ekslusif pada
Uji statistik menggunakan chi bayinya yaitu sebanyak 18 orang
square diperoleh X2hitung=9,908 lebih besar (40,9%). Hal ini disebakan karena
dari X2tabel=5,991 dengan p=0,007 (<0,05) pengetahuan responden tentang ASI
menyebabkan Ho ditolak. Hal ini eksklusif yang kurang. Selain itu juga
menunjukkan adanya hubungan tingkat disebabkan karena responden bekerja
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sehingga tidak memiliki waktu untuk
dengan pemberian ASI eksklusif di Desa memberikan ASI eksklusif pada
Harjobinangun Purworejo. bayinya.
Notoatmodjo (2003)
PEMBAHASAN menyatakan bahwa perilaku
1. Pengetahuan tentang manfaat ASI pemberian ASI eksklusif tiga faktor
eksklusif yaitu faktor predisposisi, faktor
Hasil Penelitian pada Tabel 9 pemungkin, dan faktor penguat.
menunjukkan responden dengan Faktor predisposisi antara lain berupa
tingkat pengetahuan baik sebanyak 24 pengetahuan dan sikap masyarakat
orang (54,5%), Ini disebabkan karena terhadap kesehatan, tradisi dan
responden sebagian besar berusia 20- kepercayaan masyarakat terhadap hal-
35 tahun. Pada usia ini ibu akan lebih hal yang berkaitan dengan kesehatan,
matang dalam berfikir, sehingga sistem nilai yang dianut masyarakat,
5
tingkat pendidikan, tingkat sosial eksklusif dengan pemberian ASI
ekonomi. Selain itu dipengaruhi sikap Eksklusif di Desa Harjobinangun,
dan perilaku petugas kesehatan Kecamatan Grabag, Kabupaten
sebagai salah satu faktor penguat Purworejo dengan X2hitung= 9,908
(reinforcing factor) terhadap perilaku (p=0,007) pada tingkat signifikansi
pemberian ASI eksklusif. 5%.
3. Hubungan Pengetahuan Ibu
tentang ASI Eksklusif dengan KESIMPULAN
Pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian
Hasil penelitian pada tabel dapat disimpulkan sebagai berikut :
4.8 menunjukkan bahwa responden 1. Pengetahuan ibu tentang ASI
yang memiliki tingkat pengetahuan Eksklusif di Desa Harjobinangun
tentang ASI eksklusif baik sebagian Kecamatan Grabag Kabupaten
besar memberikan ASI secara Purworejo 54,5% termasuk kategori
eksklusif pada bayinya yaitu sebanyak baik sebanyak 24 orang (54,5%).
19 orang (79,2%). Namun ada pula 2. Ibu yang memberikan ASI eksklusif di
yang tidak memberikan ASI eksklusif Desa Harjobinangun Kecamatan
karena ibu bekerja sehingga tidak Grabag Kabupaten Purworejo yaitu
memiliki waktu untuk memberikan sebanyak 26 orang (59,1%).
ASI eksklusif pada bayinya. 3. Ada hubungan tingkat pengetahuan
Responden dengan ibu tentang ASI eksklusif dengan
pengetahuan tentang ASI eksklusif pemberian ASI Eksklusif di Desa
kurang sebagian besar tidak Harjobinangun, Kecamatan Grabag,
memberikan ASI secara eksklusif Kabupaten Purworejo
yaitu sebanyak 7 orang (77,8%).
Namun ada pula yang memberikan SARAN
ASI eksklusif sebanyak 2 orang 1. Bagi Tenaga Medis
(22,2%). Hal ini disebabkan karena Diharapkan dapat memberikan
faktor ekonomi yang kurang sehingga penyuluhan tentang informasi
mereka hanya memberikan ASI saja mengenai ASI eksklusif yang lebih
pada bayinya. lengkap kepada masyarakat khususnya
Pengetahuan ibu tentang ibu menyusui dalam memberikan ASI
ASI eksklusif dapat mempengaruhi eksklusif pada bayinya.
ibu dalam memberikan ASI eksklusif. 2. Bagi Ibu di Desa Harjobinangun
Semakin baik pengetahuan Ibu Ibu seharusnya berusaha secara
tentang ASI eksklusif, maka seorang untuk memberikan ASI eksklusif
ibu akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, karena ASI eksklusif
pada anaknya. Begitu juga sebaliknya, mengandung kandungan nutrisi dan
semakin rendah pengetahuan ibu kandungan gizi yang sangat baik
tentang ASI eksklusif, maka semakin untuk bayi.
sedikit pula peluang ibu dalam 3. Bagi peneliti berikutnya
memberikan ASI eksklusif (Ruina Diharapkan untuk dapat
Suradi Suharyono,1992:h.19). menambah variabel dan jumlah
Pengujian hipotesis responden sehingga hasil penelitian
menggunakan analisis Chi Square yang dicapai lebih baik
menunjukkan adanya hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

6
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Ali Saefuddin. 2003. Hak Asasi Bayi dan Pekan ASI Sedunia. Artikel diambil dari
//http.//www.suaramerdeka.com /harian/0208/03/kha.
Arikunto, S. 2010. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung:Alfa Beta
Budiarto, E. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Depkes RI. 2001. Modul Manajemen Laktasi Depkes Tahun 2001.
_______. 2002. Direktorat Jenderal Pembina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Petunjuk pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif Bagi Petugas
Puskesmas.
_______. 2004. ASI w.w.w.wepkes.go.id.com 2004
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Mardikak
Kristiyanasari, W. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta:Nuha medika
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
___________. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Rineka Cipta
___________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
___________. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Proverawati, A dan Rahmawati, E. 2010. Kapita Selekta Asi dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Medika
Purwanti, H. S. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku untuk Bidan Jakarta:
EGC
Rulina, Suradi Suharyono d.k.k. 1992. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Roesli, U. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif, Makanan Pendamping Tepat dan
Imunisasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidaya
Soekanto, S. 2002. Sosiologi suatu pengantar Cetakan V. Jakarta :PT Raya Grafindo Persada.
Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Soetjiningsih. 2002. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta
Taufiqurrohman, M. A. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.
Surakarta: CSGF
55

Anda mungkin juga menyukai