BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jumlah ASI (Air Susu Ibu) yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi
akan berjalan dengan baik bila bayi diberikan ASI sesering mungkin
1
2
Jadi, jika bayi mendapat ASI sekalipun hanya 1 sendok teh itu sangat
(Sulistiyowati, 2014).
(Susilaningsih, 2013).
drastis dari 45,6% menjadi 6,2%, dan cakupan ASI Eksklusif di India
pemberian ASI eksklusif pada tahun 2016 sebesar 80%, maka secara
2016).
November tahun 2017 sebesar 56,9% (87 bayi) dari 182 bayi baru
memiliki bayi baru lahir maka, yang memberikan ASI eksklusif sebesar
Anreapi, salah satu faktor ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif
badan (BB) bayi ketika lahir yang dianggap kurang, dan adanya
menyatakan bahwa ibu tidak memberikan ASI secara ekslusif. Hal ini
5
MP-ASI.
2018.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
adalah dalam hal subjek penelitian, tempat, waktu penelitian dan metode
dan tahun penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengkaji faktor-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
jumlah ASI (Air Susu Ibu) yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna
berusia 6 bulan kecuali syirop yang berisi vitamin dan mineral (WHO,
2009).
2006).
C. Jenis-jenis ASI
Makanan utama bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) karena
berisi 3.000.000 sel pembunuh kuman. Jadi, jika bayi mendapat ASI
Air susu ibu (ASI) menurut stadium laktasi dibagi tiga, yaitu :
1. Kolostrum
1) Apabila ibu terinfeksi maka sel darah putih dalam tubuh ibu
antibody.
melindungi bayi.
A, nitrogen, sel darah putih dan antibody yang tinggi dari pada
ASI matur.
pertama kelahiran.
laktosa.
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru
kalori/100 ml kolostrum.
15
matur tidak.
2. ASI Transisi/Peralihan
sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10.
3. ASI Mature
dipanaskan.
16
bagi bayi.
e. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit
D. Komposisi ASI
1. Air
2. Protein
tubuh bayi, dan komponen dasar dari protein adalah asam amino,
untuk bayi.
anak.
berikut :
diabsorpsi.
diberikan PASI.
3. Laktosa (Karbohidrat)
Selain itu, laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa
ml.
4. Lemak
yaitu : asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh
optimal.
komposisi dalam ASI : lemak- 3,7,-4,8 gr/100 ml. Ciri khas lemak
meningkat jumlahnya.
2) Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi
3) Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan
8) Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat
jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Zat besi yang membantu
kurang darah atau anemia dan Ferum (Fe) rendah tapi masih
mudah diserap.
sebagian besar tidak dapat diserap hal ini akan memperberat kerja
6. Vitamin
penglihatan bayi.
2) Vitamin D
23
tepat. Banyak hal yang positif yang dapat dirasakan oleh bayi dan ibu
(Sulistiyowati, 2014).
bulan.
memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil
berkurang 20-25%.
untuk menyusui.
(Roesli, 2005).
F. Manajemen Laktasi
1. Pengertian
2. Fisiologi Laktasi
depan.
lurus.
kemulut bayi.
(Kristiyanasari, 2009).
28
menampung ASI.
tangan.
bawahnya.
d. Peras ASI dengan menekan payudara sambil ibu jari dan jari
5. Menyimpan ASI
menghangatkan ASI.
G. Faktor-Faktor Perilaku
Predisposing
-Pekerjaan
-Pengetahuan
- Pendidikan
-Sosial Budaya
Pemberian ASI
Enabling
Eksklusif
Reinforcing
dari 3 aspek:
sehat.
antara lain :
32
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Pekerjaan
d. Pendidikan
e. Budaya
antara lain;
b. Ketersediaan SDM
c. Dukungan suami
1. Predisposing
a. Pekerjaan Ibu
1) Pedagang
2) Buruh/tani
3) PNS
4) TNI/Polri
5) Pensiunan
b. Pengetahuan Ibu
juga dapat diartikan sebagai hasil dari tahu dan ini terjadi
bayinya.
lagi, ASI ibu kurang sehingga bayi nangis terus karena lapar,
awam.
yang tegas.
38
c. Pendidikan Ibu
d. Sosial Budaya
manusia”.
2002).
2. Enabling
3. Reinforcing
a. Dukungan Keluarga
(Kusumaningrum, 2016) .
2003).
42
umumnya adalah suami dan orang tua. Suami dan orang tua
2009)
2010).
(Roesli, 2005).
Susu Ibu (ASI), namun tidak bisa sama persis dengan ASI
(Soeharyono, 1979)
berkembang ini.
formula.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Kerangka Konsep
Pekerjaan
Dukungan Keluarga
Pemberian ASI
Eksklusif
Minat Ibu terhadap Susu
Formula
50
Variabel independen :
2. Hipotesis 49
B. Lokasi Penelitian
1. Populasi
responden.
2. Sampel
(Hidayat, 2007).
sebanyak 33 responden.
Kriteria inklusi:
Kriteria eksklusi:
1. Variabel Penelitian
0 = Kurang
Mendukung
Persepsi responden
Jika Total
terhadap ada tidaknya
SkorJ
pengaruh positif yang
awaban < 50
diberikan oleh suami,
Dukungan %
orang tua, dan mertua Wawancara Kuesioner Nominal
keluarga
berupa anjuran dan
1=
bantuan dalam
Mendukung
memberikan ASI
Jika Skor
Eksklusif
Jawaban ≥
50 %
G. Sumber Data Penelitian
1. Data Primer
2. Data Sekunder
keluarga, dan minat ibu terhadap susu formula. Kuesioner ini terdiri
55
dua jawaban yaitu B (Benar) skor 1 dan S (Salah) Skor 0 untuk setiap
I. Pengumpulan Data
kuesioner dan wawancara pada ibu yang menyusui dan memiliki bayi
Polewali Mandar.
yaitu :
kuesioner.
1. Pengelolaan Data
kategori masing-masing.
program SPSS.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
a. Analisis Bivariat
kemaknaan alpha 5%. Artinya, bila p-value < alpha 0,05, maka
dependen.
tahun 2017-2018.
58
BAB IV
Desa Pasiang
dari laki-laki 1598 jiwa dan perempuan 1625 jiwa. Dan sebanyak 3216
Protestan.
58
59
B. HASIL PENELITIAN
a. Analisis Univariat
berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Responden Menurut Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar
Tahun 2018
Jumlah Persentase
Pemberian ASI Eksklusif
(n) (%)
Tidak ASI Eksklusif 15 45,5%
ASI Eksklusif 18 54,5%
Total 33 100,0%
2. Status Pekerjaan
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Desa Duampanua
Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2018
Jumlah Persentase
Pekerjaan
(n) (%)
Tidak Bekerja 21 63,6%
Bekerja 12 36,4%
Total 33 100,0%
Sumber : Data Primer 2018
Distribusi responden menurut pekerjaan dapat dilihat
3. Dukungan Keluarga
(Kusumaningrum, 2016).
62
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Dukungan Keluarga di Desa
Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar
Tahun 2018
Jumlah Persentase
Dukungan Keluarga
(n) (%)
Mendukung 21 63,6%
Total 33 100,0%
(63,6%)
Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Minat Ibu terhadap Susu Formula
di Desa Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali
Mandar Tahun 2018
b. Analisis Bivariat
n % n % n %
Bekerja 1 3 11 33,3 12 36,4
0,000
Tidak
17 51,5 4 12,1 21 63,6
Bekerja
Total 18 54,5 15 45,5 33 100
Sumber : Data Primer 2018
eksklusif.
C. PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
a. Pemberian ASI eksklusif
tahun 2018.
sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak
formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Pada pemberian Air
68
(Roesli, 2008).
yang besar bagi bayi. Namun, rata-rata prevalensi ASI tetap saja
rendah. Bayi akan tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas jika diberi
minuman/makanan tambahan.
69
b. Status Pekerjaan
bekerja.
responden.
70
c. Dukungan Keluarga
2007).
suami ataupun orang tua. Hal ini terlihat dari hasil analisis
menyusui.
tetapi tetap memberikan ASI ekslusif, hal ini terjadi karena faktor
tahun 2018.
susu formula.
informasi tentang susu formula dari media sosial dan 39,4% dari
2. Analisis Bivariat
saudara.
dikarenakan kondisi ibu yang kurang sehat dan bayi yang lahir
prematur.
yang salah, tidak sedikit dari apa ibu yang bekerja akan tetapi
2006).
menyusui.
bahwa ASI eksklusif adalah ASI diberikan kepada bayi dan tidak
value = 0,257.
2002).
(Nurhayati, 2007)
eksklusif.
D. Keterbatasan Penelitian
siang hari.
sampai di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan ada juga yang tidak
bersekolah.
87
BAB V
A. Kesimpulan
Polewali Mandar.
B. Saran
menyusui.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pustaka.
Depkes. (2002). Strategi Nasional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu
Sampai Tahun 2005. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes. (2004). Kemenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara Eklusif. Jakarta.
detik Health. (2012). Hanya 33,6% Bayi di Indonesia yang Dapat ASI
Eksklusif. Retrieved February 23, 2014, from
https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-2025874/hanya-336-bayi-di-
indonesia-yang-dapat-asi-eksklusif
Dina, M. (2017). Ini Risiko yang Dialami Bayi Akibat Kurang ASI.
Retrieved March 20, 2017, from file:///E:/tila/jurnal/New folder/DINA
MANAFE 2017/Ini Risiko yang Dialami Bayi Akibat Kurang ASI -
BeritaSatu.com.html
Dinkes, prov. sulbar. (2016). Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun
2015. Mamuju: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi barat.
Fita, N. (2013). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Pemberian
ASI Eksklusif pada Bayi di Desa Bebengan Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal. Jurnal Keperawatan Maternitas, 1(1), 1–8.
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan
Praktik. Jakarta: ECG.
Hartini. (2016). Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.2, Desember 2016. Jurnal
Ilmu Kesehatan, 4(2), 15. Retrieved from
http://ojs.stikesmuda.ac.id/index.php/ilmu-kesehatan/article/view/63
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data (1st ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Huliana, M. (2003). Perawatan Ibu Pasca Melahirkan (Cetakan 1).
Jakarta: Puspa Swara.
Kanazawa, S. (2015). Breastfeeding is positively associated with child
intelligence even net of parental IQ. Developmental Psychology,
51(12), 1683–1689. https://doi.org/10.1037/dev0000060
karin cadwell, cindy turner. (2011). buku saku manajemen laktasi.
Jakarta: EGC.
Kristiyanasari, W. (2009). ASI Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Kusumaningrum, T. (2016). Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak
memberikan asi eksklusif di desacepokosawit kabupaten boyolali.
91
Press.
Proverawati, A. (2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pudjiadi, S. (1993). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak (2nd ed.). FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA.
Pudjiadi, S. (2001). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak (4th ed.). Jakarta:
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA.
Pukesmas Anreapi. (2017). Data Puskesmas Anreapi. Polman.
Rahmawati. (2010). HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU,
PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BONTO CANI KABUPATEN BONE, 1–16.
Ramaiah, S. (2006). Manfaat Asi dan Menyusui. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer.
RI, D. (2006). Pedoman Umum Pemberian Makanan Pedamping Air Susu
Ibu (MP-ASI) Lokal Tahu 2006. Jakarta: Mahasiswa Gizi.
Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif (2nd ed.). Jakarta: Trubus
Agriwidyata.
Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:
Pustak Bunda.
Selfia Riskiandini, P. (2014). HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI POSYANDU
BOUGENVILLE GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO.
Siregar, M. H. D. A. (2004). Digitized by USU digital library 1. Universitas
Sumatera Utara BAB.
Soeharyono. (1979). Air susu ibu. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta: KEDOKTERAN EGC.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R/D (23rd
ed.). Bandung: Alfabeta.
Suhardjo. (1992). Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:
Kanisius.
Suharyono. (1992). Air susu ibu : tinjauan dari beberapa aspek. (S. Rulina
& F. Agus, Eds.) (2nd ed.). Jakarta: FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS INDONESIA.
93
LAMPIRAN