Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP EFIKASI DIRI IBU MENYUSUI

DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

Dian Vitasari1, Febriana Sabrian2, Juniar Ernawaty3


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: Vitadvs22@gmail.com

Abstract

Exclusive breastfeeding role to optimize growth and development of infant. Breastfeeding mothers require
breastfeeding self-efficacy which refers to the mother's confidence in the ability to breastfeed her infant. Mothers need
family support to increase breastfeeding self- efficacy. The aim of this research was to identify the relationship between
family support with the breastfeeding self-efficacy of mother in giving exclusive breastfeeding. The design was
descriptive correlational research with cross sectional approach. The samples were 80 breastfeeding mothers with
infants aged 0-6 months using purposive sampling. This research used questionnaire that already tested for validity and
reliability. This research using univariate and bivariate analysis with chi-square test. The result showed that p value
was 0.000 (p value <0,05), accordingly it can be concluded that there is relation of family support to breastfeeding self
efficacy of mother in giving exclusive breastfeeding. This study finds that providing families support for mothers to
succeed in providing exclusive breastfeeding.

Keywords: Breastfeeding self-efficacy, Family support

PENDAHULUAN Pekanbaru, 2016). Hal ini menunjukkan


Air Susu Ibu (ASI) merupakan bahwa terjadi penurunan cakupan ASI
makanan utama dan terbaik bagi bayi yang eksklusif setiap tahun.
tidak ada tandingannya. ASI eksklusif adalah Rendahnya persentase pemberian ASI
pemberian ASI kepada bayi usia 0-6 bulan eksklusif disebabkan oleh faktor ibu. Faktor
tanpa didampingi asupan cairan dan makanan, yang mempengaruhi ibu tidak memberikan
seperti susu formula, madu, teh manis, air ASI kepada bayi diantaranya kondisi ibu yang
putih, bubur nasi, pisang kecuali jika bayi sakit, lelah, kurang yakin atau tidak percaya
dalam kondisi sakit boleh diberikan obat diri dapat mengganggu pemberian ASI
berupa sirup dari dokter (Chomaria, 2011). eksklusif. kepercayaan diri ibu akan
Kandungan-kandungan zat gizi yang meningkat apabila payudara sehat dan
terkandung dalam ASI berperan penting nyaman ketika menyusui sehingga
dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. menyebabkan produksi ASI lancar.
Menurut World Health Organization Sebaliknya, payudara ibu yang bermasalah
(WHO, 2016), cakupan pemberian ASI seperti puting yang tidak menonjol atau
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan diseluruh payudara yang terlalu kecil akan membuat ibu
dunia adalah sebesar 40% belum mencapai tidak percaya diri (IDAI, 2013a).
target untuk cakupan pemberian ASI Salah satu faktor yang mempengaruhi ibu
eksklusif didunia sebesar 50%. Sementara, dalam memberikan ASI eksklusif adalah
cakupan pemberian ASI eksklusif di ASIA faktor keyakinan diri (efikasi diri) dalam
adalah sebesar 47% pada tahun 2013 (WHO, menyusui. Efikasi diri merupakan keyakinan
2013). Menurut Profil Kesehatan Indonesia seseorang terhadap kemampuannya dalam
(2016), mengenai cakupan pemberian ASI di melakukan tindakan yang diharapkan
Indonesia tahun 2016 sebesar 54%, belum (Alwisol, 2009). Menurut Kurniawan (2013),
mencapai target nasional yaitu 80%. Menurut faktor determinan dalam keberhasilan
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2015), pemberian ASI eksklusif adalah efikasi diri
jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif yang kuat. Efikasi diri ibu yang kuat akan
adalah sebanyak 13.656 bayi (71,26%) dari mendorong ibu dalam mempelajari hal-hal
keseluruhan jumlah bayi usia 0-6 bulan yaitu baru. Ibu yang memiliki efikasi diri yang kuat
sebanyak 19.164 bayi. Sedangkan pada tahun permasalahan menyusuinya lebih sedikit,
2016 cakupan pemberian ASI eksklusif memiliki persepsi yang baik tentang kepuasan
adalah 50,70% (Dinas Kesehatan Kota bayi saat menyusu, dan selalu berusaha untuk
JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 201
mendapatkan berbagai informasi mengenai (2014), menyebutkan bahwa terdapat
laktasi. hubungan efikasi diri menyusui dengan
Menurut Dennis (2010), efikasi diri pemberian ASI eksklusif.
menyusui adalah keyakinan diri seorang ibu Penelitian yang dilakukan Khoiriyah
terhadap kemampuannya untuk menyusui (2014), menyebutkan bahwa ada hubungan
atau memberikan ASI eksklusif kepada yang signifikan antara efikasi diri dan
bayinya. Efikasi diri dalam menyusui akan dukungan suami dalam menyusui dengan
menentukan apakah ibu akan menyusui pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui.
bayinya atau tidak, seberapa besar usaha ibu Penelitian yang dilakukan Tambuwun dkk
untuk menyusui dan bagaimana ibu (2015), menyebutkan bahwa ada hubungan
mengatasi semua kesulitan yang dihadapi yang signifikan antara support system
saat menyusui. Efikasi diri menyusui keluarga dengan sikap ibu dalam pemberian
dipengaruhi oleh empat sumber informasi ASI eksklusif. Penelitian serupa juga
utama yaitu pengalaman keberhasilan dilakukan oleh Biswas (2010), menyebutkan
(pengalaman menyusui sebelumnya), bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pengalaman orang lain (melihat orang lain dukungan keluarga dengan praktik menyusui
menyusui), persuasi verbal (dorongan dari eksklusif di kalangan ibu Bangladesh.
orang lain yang berpengaruh seperti teman, Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
keluarga, konsultan laktasi, dan kondisi Kota Pekanbaru (2016), persentase cakupan
fisiologis seperti stres). pemberian ASI eksklusif yang paling rendah
Ibu membutuhkan dukungan dalam adalah di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan
pemberian ASI kepada bayi salah satunya Tampan yaitu sebanyak 30,56% dari 21
dari dukungan keluarga. Dukungan keluarga Puskesmas di Pekanbaru. Data dari Dinas
dapat berasal dari lingkungan sekitar ibu, Kesehatan Kota Pekanbaru khususnya di
seperti suami, orangtua, atau mertua. Puskesmas Sidomulyo terdapat jumlah bayi
Keluarga merupakan orang terdekat ibu yang usia 0-6 bulan sebanyak 323 dengan jumlah
akan membantu ibu mulai dari masa 170 bayi laki-laki dan 152 bayi perempuan.
kehamilan, kelahiran bahkan sampai Data Puskesmas Sidomulyo pada bulan
menyusui bayi. Ketika ibu mengambil Februari tahun 2018 terdapat jumlah bayi
keputusan untuk menyusui bayinya, ibu akan usia 0-6 bulan sebanyak 420 dengan jumlah
meminta pendapat dari keluarga. Apabila 216 bayi laki-laki dan 204 bayi perempuan.
keluarga telah mendukung keputusan ibu Berdasarkan hasil studi pendahuluan
untuk menyusui bayinya maka ibu akan yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
dapat mengatasi permasalahan atau Sidomulyo pada tanggal 3–4 Maret 2018
hambatan dalam proses menyusui (Nurani, melalui wawancara dengan 10 ibu menyusui
2013). Dukungan keluarga dapat diberikan yang memiliki bayi usia 0-6 bulan
dalam bentuk memberikan informasi ataupun
didapatkan bahwa 4 orang ibu menyusui
pengetahuan mengenai pemberian ASI,
yang memberikan ASI eksklusif sedangkan 6
memberikan pujian, dan motivasi agar bisa
orang ibu menyusui lainnya tidak
meningkatkan efikasi diri ibu untuk
memberikan ASI eksklusif. Alasan dari ibu
memberikan ASI kepada bayinya (AIMI,
menyusui yang tidak memberikan ASI
2008).
eksklusif diantaranya 4 ibu menyusui
Penelitian yang dilakukan Anggrowati
mengatakan kurangnya dukungan keluarga
(2013), menyebutkan bahwa ada hubungan
dan 2 ibu menyusui lainnya mengatakan
antara dukungan keluarga dengan pemberian
ASI eksklusif pada bayi. Hasil penelitian bahwa sedikit ASI yang keluar sehingga ibu
yang dilakukan oleh Utami dkk (2014), tidak yakin untuk memberikan ASI saja
menunjukan bahwa faktor yang berhubungan kepada bayinya. Ibu takut bayinya tidak
dengan pemberian ASI eksklusif antara lain kenyang sehingga memberikan tambahan
efikasi diri, paritas dan peran suami. susu formula. Berdasarkan fenomena
Penelitian serupa juga dilakukan Dewi dkk tersebut peneliti tertarik untuk meneliti

JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 202


tentang “Hubungan dukungan keluarga A. Analisis univariat
terhadap efikasi diri ibu menyusui dalam 1. Karakteristik Responden
memberikan ASI eksklusif”. Tabel 1
Tujuan penelitian ini adalah untuk Distribusi Karakteristik Responden
mengetahui hubungan dukungan keluarga Karakteristik Jumlah Persentase
terhadap efikasi diri ibu menyusui dalam Responden (%)
memberikan ASI eksklusif. Umur ibu
17-25 tahun 22 27,5
Hasil dari penelitian ini sebagai tambahan (Remaja akhir)
informasi bagi ilmu keperawatan tentang 26-35 tahun 46 57,5
hubungan dukungan keluarga terhadap efikasi (Dewasa awal)
diri ibu menyusui dalam memberikan ASI 36-45 tahun 12 15
eksklusif. (Dewasa akhir)
Umur bayi
METODE PENELITIAN 1 bulan 10 12,5
Desain pada penelitian ini adalah 2 bulan 19 23,8
3 bulan 20 25,0
deskriptif korelasi dengan menggunakan
4 bulan 16 20
pendekatan cross sectional. Populasi dari 5 bulan 5 6,3
penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui 6 bulan 10 12,5
yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di wilayah Jumlah anak
kerja Puskesmas Rawat Jalan Sidomulyo Anak ke 1 32 40
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru yaitu Anak ke II 21 26,3
Anak ke III 16 20
Kelurahan Tuah Karya, Kelurahan Tuah
Anak ke IV 11 13,8
Madani, dan Kelurahan Sialang Munggu Jenis kelamin
sebanyak 420 bayi. Perempuan 47 58,8
Sampel penelitian adalah ibu menyusui Laki-laki 33 41,3
yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Cara melahirkan
Puskesmas Rawat Jalan Sidomulyo diambil Normal 45 56,3
dengan teknik purposive sampling dengan Sectio sesar 35 43,8
jumlah sampel 80 orang. Alat pengumpulan Pendidikan terakhir
SD 1 1,3
data menggunakan kuesioner dukungan
SMP 13 16,3
keluarga (Family Support Questionnaire-FSQ) SMA 41 51,3
dikembangkan menggunakan teori House 1981 Perguruan Tinggi 25 31,3
dalam Biswas (2010). FSQ terdiri dari 20 item Pekerjaan ibu
yaitu dukungan emosional, dukungan Bekerja 17 21,3
instrumental, dukungan informasi, dukungan Tidak bekerja(IRT) 63 78,8
penilaian. Kuesioner FSQ memiliki tiga Tinggal bersama
Suami dan anak 65 81,3
kategori nilai yaitu rendah=1.00-2.33, Suami,anak dan 15 18,8
sedang=2.34-3.66, dan tinggi=3.67-5.00. orangtua
Kuesioner Breastfeeding self-efficacy terdiri
dari 14 item dari penelitian Wardani 2012 Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil
yang terdiri dari dimensi teknik dan distribusi umur responden menunjukkan
intrapersonal. Kuesioner BSES-SF memiliki bahwa jumlah terbanyak adalah umur 26-35
rentang nilai yaitu 14-32=rendah, 33- tahun (dewasa awal) sebanyak 46 orang
51=sedang, dan 52-70=tinggi. Analisis data (57,5%). Distribusi umur bayi responden
yang digunakan yaitu analisis univariat menunjukkan bahwa jumlah terbanyak adalah
menggunakan distribusi frekuensi dan analisis usia 3 bulan sebanyak 20 orang (25%).
bivariat dengan uji statistik chi-square. Distribusi jumlah anak responden
menunjukkan bahwa jumlah terbanyak adalah
HASIL PENELITIAN memiliki adalah memiliki 1 anak sebanyak 32
Hasil penelitian yang dilakukan 8-26 Juni
orang (40%). Distribusi jenis kelamin bayi
2018 pada 80 responden ibu menyusui yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja menunjukkan bahwa jumlah terbanyak adalah
Puskesmas Rawat Jalan Sidomulyo, dengan perempuan sebanyak 47 orang (58,8%).
data yang diperoleh sebagai berikut: Distribusi cara melahirkan responden
JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 203
menunjukkan jumlah terbanyak melahirkan orang (75,7%), responden yang memiliki
secara normal sebanyak 45 orang (56,3%). dukungan keluarga sedang serta efikasi diri
Distribusi pendidikan terakhir menunjukkan sedang berjumlah 8 orang (34,8%), dan
bahwa jumlah terbanyak adalah pendidikan responden yang memiliki dukungan keluarga
SMA sebanyak 41 orang (51,3%) dengan tinggi serta efikasi diri tinggi berjumlah 13
mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga orang (65%). Berdasarkan hasil Chi-Square
sebanyak 63 orang (78,8%). Selanjutnya, diperoleh nilai p value (0,00) < α = 0,05, maka
mayoritas responden tinggal bersama suami dapat disimpulkan ada hubungan antara
dan anak sebanyak 65 orang (81,3%). dukungan keluarga terhadap efikasi diri ibu
2. Dukungan Keluarga menyusui dalam memberikan ASI eksklusif.
Tabel 2
Distribusi Dukungan Keluarga Responden PEMBAHASAN
Dukungan Jumlah Persentase (%) A. Analisa Univariat
Keluarga 1. Karakteristik Responden
Rendah 37 46,3
a. Umur Ibu
Sedang 23 28,8
Hasil analisa dari umur responden
Tinggi 20 25,0
menunjukkan bahwa jumlah terbanyak adalah
umur 25-35 tahun (dewasa awal) sebanyak 46
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa orang (57,5%). Hasil ini membuktikan bahwa
dari diatas menunjukan bahwa jumlah usia dewasa awal merupakan usia yang
terbanyak responden memiliki dukungan produktif bagi ibu menyusui, dimana pada usia
keluarga kategori rendah dengan jumlah 37 dewasa awal diharapkan ibu telah mampu
orang (46,3%). menyelesaikan masalah secara emosional
3. Efikasi Diri Responden dengan tenang terutama dalam menghadapi
Tabel 3 kehamilan, persalinan, nifas, dan merawat
Distribusi Efikasi Diri Responden bayi. Menurut Potter & Perry (2010), dewasa
Efikasi
Jumlah Persentase (%) awal merupakan tahap usia produktif, dimana
Diri
seorang wanita memiliki tugas perkembangan
Rendah 33 41,3
yaitu membangun karier karier/bekerja,
Sedang 24 30,0
membina hubungan melalui pernikahan, dan
Tinggi 23 28,8
bagi wanita merupakan usia ideal untuk
memperoleh keturunan guna mengurangi
Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa resiko/bahaya kematian bagi ibu dan bayi
menunjukan jumlah terbanyak responden sehingga pada rentang usia ini mayoritas ibu
memiliki efikasi diri kategori rendah dengan akan ditemukan memiliki anak infant dan
jumlah 33 orang (41,3%). toddler yang masih membutuhkan ASI.
B. Analisis Bivariat b. Umur bayi
Tabel 4 Distribusi umur bayi responden
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap menunjukkan bahwa jumlah terbanyak adalah
Efikasi Diri Ibu Menyusui usia 3 bulan sebanyak 20 orang (25%). Hal ini
Dukung
an
Efikasi diri Total p-
val
menunjukkan bahwa bayi masih dalam proses
Keluarg ue pemberian ASI eksklusif yang mana World
a Rendah Sedang Tinggi
N % N % N % N % Health Organization (WHO, 2018)
Rendah 28 75,7 9 24,3 0 0 37 100 merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
Sedang 5 21,7 8 34,8 10 43,5 23 100 sampai usia 6 bulan dan tetap memberikan
0,0
Tinggi 0 0 7 35 13 65 20 100 00 ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.
c. Jumlah anak
Jumlah 33 41,3 24 30 23 28,8 80 100
Distribusi jumlah anak responden jumlah
terbanyak memiliki 1 anak sebanyak 32 orang
Tabel 4 menggambarkan mayoritas (40%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
responden yang memiliki dukungan keluarga dilakukan oleh Nabilla (2016), yang mana
rendah serta efikasi diri rendah berjumlah 28 dalam penelitiannya didapatkan mayoritas

JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 204


responden memiliki jumlah anak < 2 yaitu 69 dengan pendidikan rendah akan cenderung
responden (85,2%). Salah satu faktor yang pasif dan tidak mau menerima perubahan yang
mempengaruhi pemberian ASI yaitu mana ibu akan cenderung berfokus pada
pengalaman menyusui. Jumlah anak ini kebiasaan-kebiasaan lama yang biasanya
dikaitkan dengan pengalaman ibu dalam turun-temurun dari keluarganya.
merawat bayinya, dimana ibu yang sudah Menurut Mubarak (2012), pendidikan
pernah mempunyai anak sebelumnya akan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
lebih mengetahui cara merawat bayi karena kepada orang lain agar dapat memahami
pengalaman merawat anak sebelumnya sesuatu hal. Semakin tinggi pendidikan
termasuk dalam hal pemberian ASI eksklusif. seseorang, semakin mudah dalam menerima
Hasil penelitian Mursyida (2013), informasi sehingga pengetahuan yang
menyatakan bahwa ada hubungan paritas dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya,
dengan pemberian ASI eksklusif yaitu paritas jika seseorang memiliki tingkat pendidikan
rendah bila jumlah anak < 3 sedangkan paritas rendah akan menghambat perkembangan sikap
jumlah anak > 3 atau sama dengan tiga. orang tersebut terhadap penerimaan informasi
Prevalensi menyusui eksklusif meningkat dan nilai-nilai yang diperkenalkan tentang
dengan bertambahnya jumlah anak, dimana pemberian ASI eksklusif.
prevalensi anak ketiga atau lebih akan lebih Pada hasil penelitian ini paling banyak
banyak disusui secara eksklusif dibandingkan responden tingkat pendidikannya adalah SMA.
dengan anak kedua dan pertama. Berdasarkan Pendidikan SMA merupakan pendidikan
hasil penelitian di wilayah Kerja Puskesmas menengah dari jenjang pendidikan, yang mana
Rawat jalan Sidomulyo paling banyak kebanyakan didapatkan ibu menyusui tidak
responden berparitas rendah yang memiliki 1 memberikan ASI eksklusif melainkan
anak tidak memberikan ASI eksklusif. Hal ini memberikan susu formula dan air putih kepada
dikarenakan kurangnya pengalaman ibu dalam bayinya. Hal ini bisa disebabkan karena
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. kurangnya pengetahuan dan pemahaman ibu
d. Cara melahirkan mengenai pemberian ASI eksklusif.
Distribusi cara melahirkan responden f. Pekerjaan
menunjukkan bahwa jumlah terbanyak Distribusi pekerjaan menunjukkan
melahirkan secara normal sebanyak 45 orang mayoritas responden adalah ibu rumah tangga
(56,3%). Pada persalinan normal proses sebanyak 63 orang (78,8%). Ibu yang tidak
menyusui dapat segera dilakukan setelah bayi bekerja memungkinkan untuk memberikan
lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari ASI eksklusif kepada bayinya. Namun,
pertama persalinan sedangkan pada persalinan faktanya cakupan pemberian ASI eksklusif di
sectio caesaria seringkali ibu kesulitan wilayah kerja Puskesmas Rawat Jalan
menyusui bayinya segera setelah lahir, Sidomulyo masih rendah. Hal ini dikarenakan
terutama jika ibu diberikan anestesi umum kurangnya pengetahuan atau pemahaman ibu
(Haryono & Setianingsih, 2014). Menurut terkait pemberian ASI eksklusif. Hal ini
penelitian Vidayanti (2017), ibu yang sejalan dengan penelitian Lestari (2013), yang
melahirkan secara sectio sesar akan menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif
meningkatkan risiko untuk tidak memberikan tidak bisa didasarkan hanya dengan melihat
ASI eksklusif. waktu luang yang dimiliki seorang ibu.
e. Pendidikan terakhir Seorang ibu yang tidak bekerja belum tentu
Distribusi pendidikan terakhir responden menjamin ibu tersebut akan memberikan ASI
menunjukkan bahwa jumlah terbanyak adalah eksklusif, meskipun ibu memiliki banyak
pendidikan SMA sebanyak 41 orang (51,3%). waktu bersama bayinya. Faktor pengetahuan
Menurut penelitian Hasbullah (2014), yang memiliki peranan yang penting bagi seorang
menyatakan pendidikan pada ibu berkaitan ibu dalam pengambilan tindakan pemberian
erat dengan pengetahuan ibu dalam ASI eksklusif kepada bayinya. Seorang ibu
menghadapi masalah, terutama dalam yang tidak bekerja belum tentu memiliki
memberikan ASI eksklusif, pengetahuan ini pengetahuan yang baik mengenai pemberian
diperoleh baik secara formal dan informal. Ibu ASI eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja

JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 205


sehingga tindakan dalam pemberian ASI Sebaliknya, dukungan yang paling banyak
eksklusif lebih ditentukan oleh faktor didapatkan responden yaitu dimensi dukungan
pengetahuan daripada pekerjaan. instrumental yang mana responden menjawab
2. Dukungan Keluarga selalu pada pernyataan nomor 7 “keluarga saya
Berdasarkan penelitian yang didapatkan memberikan dukungan finansial selama masa
bahwa paling banyak responden memiliki menyusui”. Hal ini dikarenakan keluarga
dukungan keluarga rendah dengan jumlah 37 selalu memberikan kebutuhan yang diperlukan
orang (46,3%) dan paling sedikit dukungan ibu dan bayi selama masa menyusui seperti
keluarga tinggi sebanyak 20 orang (20%). menyediakan makanan yang baik dan bergizi
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI, bagi ibu menyusui.Selanjutnya, pada dimensi
2013b), dukungan keluarga dari sekitar ibu dukungan emosional “keluarga saya
memiliki peran yang besar terhadap membantu untuk mendapatkan waktu bersantai
keberhasilan menyusui. Dukungan tersebut dengan membantu merawat bayi saya“ yang
dapat berasal dari lingkungan disekitar ibu mana sebagian responden menjawab sering.
selain suami, juga ada keluarga lain yang Hal ini karena keluarga juga mengerti
sudah memiliki pengalaman menyusui seperti terkadang ibu juga merasa kelelahan dalam
orangtua. Dukungan keluarga yang baik akan merawat bayi, dan membutuhkan waktu untuk
senantiasa mendukung ibu dalam beristirahat sehingga keluarga bergantian
menumbuhkan sikap yang positif dalam membantu merawat bayi.
pemberian ASI eksklusif. Menurut asumsi peneliti, dukungan
Menurut Roesly (2007) dalam keluarga yang kurang akan dapat
Proverawaty dan Rachmawati (2010), mempengaruhi perilaku ibu. Jika keluarga
menyatakan bahwa dukungan keluarga memberi dukungan maka ibu akan termotivasi
merupakan faktor eksternal yang paling besar untuk melakukan suatu tindakan dikarenakan
pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI adanya keyakinan yang membuat ibu percaya
eksklusif. Ibu menyusui membutuhkan diri, berkeinginan kuat untuk mendapatkan
dukungan dan pertolongan baik ketika suatu hal yang diinginkannya.
memulai maupun melanjutkan menyusui 3. 3. Efikasi Diri
hingga 2 tahun yaitu dukungan dari keluarga Pada penelitian ini didapatkan bahwa
terutama suami dan tenaga kesehatan. Menurut paling banyak responden memiliki efikasi diri
penelitian Hedianti (2014), menyatakan bahwa kategori rendah dengan jumlah 33 orang
(41,3%) dan paling sedikit efikasi diri
anggota keluarga yang paling berperan
kategori tinggi sebanyak 23 orang (28,8%).
memberikan dukungan baik itu dukungan
Efikasi diri pemberian ASI adalah keyakinan
penilaian, dukungan instrumental, dukungan
untuk mampu bisa menyusui secara eksklusif
informasional, dan dukungan emosional pada bayinya. Efikasi diri dalam menyusui
adalah suami dan orangtua. akan menentukan apakah ibu akan menyusui
Berdasarkan hasil penelitian pernyataan bayinya atau tidak, seberapa besar usaha ibu
terendah terdapat pada nomor 11 yaitu dimensi untuk menyusui dan bagaimana ibu mengatasi
dukungan informasional “saya mendengar semua kesulitan yang dihadapi saat menyusui
tentang manfaat pemberian ASI eksklusif dari (Dennis, 2010).
keluarga” dan pernyataan no 12 “keluarga Pada hasil penelitian ini didapatkan
saya memberikan informasi kepada saya pernyataan pada nomor 8 “saya selalu dapat
terkait pemberian ASI” yang mana sebagian berhasil menyusui meskipun ada anggota
besar responden menjawab tidak tidak pernah keluarga disekitar saya” yang mana sebagian
pernah mendengar informasi tentang manfaat besar responden menjawab kadang-kadang
pemberian ASI eksklusif dari keluarga namun percaya diri. Hal ini dikarenakan sebagian ibu
beberapa responden mengatakan mendapatkan merasa malu dan kurang leluasa menyusui
informasi dari tenaga kesehatan di Posyandu. ketika ada keluarganya dan beberapa ibu juga
Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya mengatakan karena ASI sedikit sehingga ibu
pemahaman keluarga terkait pemberian ASI terkadang kurang percaya diri untuk menyusui.
eksklusif. Pernyataan selanjutnya pada nomor 1 “saya

JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 206


selalu yakin bahwa bayi saya mendapat cukup Berdasarkan hasil analisis Chi-Square
ASI” yang mana sebagian besar responden diperoleh nilai p value 0,000 < α = 0,05, maka
menjawab kadang-kadang percaya diri. Hal ini dapat disimpulkan ada hubungan antara
dikarenakan ASI yang keluar sedikit sehingga dukungan keluarga terhadap efikasi diri ibu
dianggap tidak mencukupi kebutuhan bayinya menyusui dalam memberikan ASI eksklusif.
dan ibu terkadang memberikan susu formula. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan
Hal tersebut dapat menggambarkan bahwa keluarga merupakan faktor eksternal yang
rendahnya efikasi diri ibu dalam menyusui paling berpengaruh terhadap keberhasilan
sehingga dapat mempengaruhi komitmen ibu menyusui. Adanya dukungan keluarga dapat
dalam memberikan ASI eksklusif. Ibu yang meningkatkan efikasi diri ibu dalam
memiliki efikasi diri rendah cenderung memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
berfokus pada pemikiran-pemikiran negatif Tanpa dukungan keluarga ibu akan merasa
dalam menyusui seperti ibu khawatir karena berjuang sendiri dalam menyusui sehingga ibu
ASI sedikit keluar sehingga ibu tidak akan mudah menyerah memberikan ASI
memberikan ASI kepada bayi. Kurangnya eksklusif apalagi disaat ibu harus menghadapi
usaha ibu dalam menghadapi kesulitan saat berbagai masalah yang muncul saat proses
menyusui akan membuat ibu menghentikan menyusui.
pemberian ASI eksklusif dan memilih Hal ini sejalan dengan penelitian
memberikan susu formula. Nurlinawati (2016), menyatakan bahwa
Hal ini sejalan dengan penelitian yang semakin baik dukungan yang diberikan oleh
dilakukan Kurniawan (2013), yang keluarga maka semakin baik sikap ibu dalam
menyatakan ibu yang memiliki efikasi diri memberikan ASI eksklusif. Ibu yang mendapat
rendah cenderung gagal dalam memberikan dukungan informasi dari keluarga berupa
ASI eksklusif sedangkan ibu yang memiliki nasehat, pengarahan, atau pemberian informasi
efikasi diri kuat akan terdorong dalam yang cukup terkait dengan ASI eksklusif akan
mempelajari hal-hal baru terkait pemberian termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif
ASI eksklusif sehingga permasalahan pada bayinya. semakin baik dukungan yang
menyusuinya lebih sedikit, memiliki persepsi diberikan oleh keluarga maka semakin baik
yang baik tentang kepuasaan bayi saat sikap ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
menyusu, dan selalu berusaha untuk Ibu menyusui dapat mengalami hambatan
mendapatkan berbagai informasi mengenai pemenuhan kebutuhan sehari-hari baik untuk
laktasi. Penelitian Khoiriyah (2012), diri sendiri maupun bayinya, sehingga
menyatakan semakin tinggi efikasi diri pada membutuhkan bantuan dari keluarga. Semakin
ibu menyusui maka semakin besar baik dukungan intrumenstal keluarga, maka
kemungkinan ibu untuk memberikan ASI semakin baik kondisi yang dialami oleh ibu
eksklusif. Ibu menyusui yang memiliki efikasi dalam pemberian ASI eksklusif. Ibu yang
diri tinggi akan memiliki keyakinan yang kuat mendapatkan dukungan emosional dari
sehingga berhasil memberikan ASI eksklusif keluarga juga akan merasa berguna dan berarti
kepada bayinya. untuk keluarga sehingga akan meningkatkan
harga diri dan motivasi ibu dalam upaya
B. Analisa Bivariat meningkatkan pemberian ASI ekslusif. Selain
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap itu ibu yang mendapatkan dukungan
Efikasi Diri Ibu Menyusui dalam penghargaan dari keluarga berupa pujian,
Memberikan ASI Eksklusif dorongan, reinforcement positif yang
Berdasarkan hasil analisis dukungan diberikan keluarga atas tindakan ibu dalam
keluarga rendah serta efikasi diri rendah pemberian ASI eksklusif, akan termotivasi
berjumlah 28 orang (75,7%), responden yang untuk merubah perilaku pemberian ASI secara
memiliki dukungan keluarga sedang serta ekslusif menjadi lebih baik.
efikasi diri sedang berjumlah 8 orang (34,8%), Penelitian ini juga sejalan dengan
dan responden yang memiliki dukungan penelitian Raharjo (2012), menyatakan bahwa
keluarga tinggi serta efikasi diri tinggi ada hubungan support system keluarga
berjumlah 13 orang (65%). terhadap pemberian ASI eksklusif yang mana

JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 207


semakin baik ibu mendapatkan dukungan yang menyatakan bahwa faktor determinan
secara informasi, penilaian, instrumental dan dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif
emosional akan memudahkan ibu untuk yang artinya ibu yang memiliki efikasi diri kuat
memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. akan terdorong dalam mempelajari hal-hal baru
Menurut Asosiasi Ikatan Menyusui Indonesia terkait tentang pemberian ASI sehingga
(AIMI, 2008), menyatakan bahwa dukungan permasalahan menyusuinya lebih sedikit,
keluarga dapat diberikan dalam bentuk memiliki persepsi yang baik tentang kepuasaan
memberikan informasi ataupun pengetahuan bayi saat menyusu, dan selalu berusaha untuk
mengenai pemberian ASI, memberikan pujian, mendapatkan berbagai informasi mengenai
dan motivasi agar bisa meningkatkan efikasi laktasi.
diri ibu untuk memberikan ASI kepada
bayinya. SIMPULAN
Efikasi diri menyusui adalah keyakinan diri Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
seorang ibu terhadap kemampuannya untuk distribusi umur responden menunjukkan bahwa
menyusui atau memberikan ASI eksklusif jumlah terbanyak adalah umur 26-35 tahun
kepada bayinya. Efikasi diri dalam menyusui (dewasa awal) sebanyak 46 orang (57,5%).
akan menentukan apakah ibu akan menyusui Distribusi umur bayi responden menunjukkan
bayinya atau tidak, seberapa besar usaha ibu bahwa jumlah terbanyak adalah usia 3 bulan
untuk menyusui dan bagaimana ibu mengatasi sebanyak 20 orang (25%). Distribusi jumlah
semua kesulitan yang dihadapi saat menyusui anak responden menunjukkan bahwa jumlah
(Dennis, 2010). Hal ini sejalan dengan penelitian terbanyak adalah memiliki 1 anak sebanyak 32
Khoiriyah (2014), bahwa ada hubungan orang (40%). Distribusi jenis kelamin bayi
menunjukkan bahwa jumlah terbanyak adalah
signifikan antara efikasi diri dalam menyusui
perempuan sebanyak 47 orang (58,8%).
dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu
Distribusi cara melahirkan responden
menyusui yang artinya semakin tinggi efikasi menunjukkan bahwa jumlah terbanyak
diri pada ibu menyusui maka semakin besar melahirkan secara normal sebanyak 45 orang
kemungkinan ibu untuk memberikan ASI (56,3%). Distribusi pendidikan terakhir
eksklusif. Ibu menyusui yang memiliki efikasi responden menunjukkan bahwa jumlah
diri tinggi akan memiliki keyakinan yang kuat terbanyak adalah pendidikan SMA sebanyak 41
sehingga berhasil memberikan ASI eksklusif orang (51,3%) dengan mayoritas bekerja sebagai
kepada bayinya. Efikasi diri menyusui yang ibu rumah tangga sebanyak 63 orang (78,8%).
rendah dan tindakan menyusui yang belum Selanjutnya, mayoritas responden tinggal
efektif sering terjadi pada ibu yang belum pernah bersama suami dan anak sebanyak 65 orang
menyusui sebelumnya. Ibu dengan pengalaman (81,3%).
pertama menyusui seringkali sensitif terhadap Dukungan keluarga yang diperoleh jumlah
segala sesuatu yang berhubungan dengan terbanyak responden memiliki dukungan
bayinya, sehingga mudah terprovokasi dengan keluarga kategori rendah dengan jumlah 37
berbagai anggapan yang negatif seperti, bayi orang (46,3%) dan jumlah terbanyak responden
tidak akan cukup kenyang bila hanya mendapat memiliki efikasi diri kategori rendah dengan
ASI. Dengan kata lain semakin tinggi jumlah 33 orang (41,3%). Berdasarkan hasil uji
kepercayaan diri ibu menyusui maka semakin statistik tentang hubungan dukungan keluarga
benar kegiatan atau cara menyusuinya. terhadap efikasi diri ibu menyusui dalam
Hasil penelitian yang dilakukan Zakiah memberikan ASI eksklusif diperoleh nilai p
(2012), tentang efikasi diri dan lama pemberian value 0,000 p value < 0,05), artinya H0 ditolak,
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
air susu ibu saja selama 2 bulan post partum
dukungan keluarga terhadap efikasi diri ibu
terdapat korelasi positif antara efikasi diri pada menyusui dalam memberikan ASI eksklusif .
hari pertama post partum dengan lama
pemberian ASI pada 2 bulan post partum yang SARAN
artinya ibu dengan efikasi diri tinggi lebih lama 1. Bagi ilmu keperawatan
memberikan ASI dibandingkan dengan efikasi Hasil penelitian ini dapat menambah
diri rendah Hasil penelitian juga sejalan dengan ilmu pengetahuan serta wawasan dan
penelitian yang dilakukan Kurniawan (2013), sumber informasi bagi mahasiswa
JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 208
keperawatan mengenai hubungan dukungan Maret 2018 dari https://aimi-
keluarga terhadap efikasi diri ibu menyusui asi.org/layanan/lihat/indonesia-dan-asi
dalam memberikan ASI eksklusif. Biswas, L.R. (2010). Family support on exclusive
2. Bagi institusi yang menjadi tempat breastfeeding practice among mothers in
penelitian Bangladesh. Prince of Songkla University
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Chomaria, N. (2011). Panduan terlengkap pasca
sebagai masukan bagi perawat komunitas melahirkan. Solo: Ziyad Visi Media.
melakukan home visit untuk memberikan Dennis, C. L. (2010). Improving breastfeeding
outcomes. Mothering transitions Research.
informasi kepada keluarga terkait
Diakses pada tanggal 18 februari 2018 dari
pentingnya dukungan keluarga
http://www.Cindyleedennis.ca/research/1-
mensukseskan ibu dalam memberikan ASI breastfeeding/breastfeeding-self-efficacy/
Eksklusif. Dewi, B. P., Salmah, U., & Ikhsan, M. (2014).
3. Bagi masyarakat Determinan pemberian ASI ksklusif di
Hasil penelitian ini menyarankan wilayah kerja Puskesmas Kebunsari
kepada ibu menyusui untuk yakin akan Kecamatan Wonomulyo. Fakultas
kemampuannya dalam menyusui bayi Kesehatan Masyarakat, UNHAS, 2, 1–11.
karena ASI merupakan makanan terbaik Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2015). Profil
untuk bayi. kesehatan kota Pekanbaru tahun 2015.
4. Bagi peneliti berikutnya Pekanbaru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2016). Rekap
dijadikan sebagai sumber informasi dan laporan cakupan pemberian ASI eksklusif
referensi untuk melakukan penelitian tahun 2016. Pekanbaru.
selanjutnya tentang faktor-faktor yang Haryono, R. & Setianingsih, S. (2014). Manfaat
berhubungan dengan efikasi diri ibu ASI Eksklusif untuk buah hati anda.
menyusui dalam memberikan ASI Yogyakarta: Gosyen Publishing.
eksklusif. Hasbullah, H. (2014). Pendidikan ibu dengan
pemberian ASI eksklusif pada bayi di
UCAPAN TERIMA KASIH posyandu bougenvile gayaman Mojokerto.
Terima kasih yang tak terhingga atas bantuan Politeknik Kesehatan Majapahit
dan bimbingan dari berbagai pihak dalam Hedianti, D.V., Sumarni, S., & Muniroh, L.
penyelesaian skripsi ini. (2016). Dukungan keluarga dan praktik
pemberian ASI eksklusif di puskesmas
1 pucang sewu surabaya. Fakultas
Dian Vitasari: Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
Universitas Riau, Indonesia.
2 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2013a). 1-
Ns. Febriana Sabrian, MPH: Dosen
2-3 menuju ASI eksklusif. Diakses pada
Bidang Keilmuan Keperawatan Komunitas
tanggal 14 Februari 2018 dari
Fakultas Keperawatan Universitas Riau,
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/1-2-3-
Indonesia.
3 menuju-asi-eksklusif%0A%0A
Juniar Ernawaty, S.Kp., M.Kep, M.Ng:
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2013b).
Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan Anak
Breastfeeding family. Diakses pada tanggal
Fakultas Keperawatan Universitas Riau,
13 Maret 2018 dari
Indonesia.
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/breast
DAFTAR PUSTAKA feeding-family
Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian edisi Kementrian Kesehatan Indonesia. (2016). Profil
revisi. Malang: Umm Press. kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta:
Anggrowati. (2013). Hubungan antara dukungan Kementrian Kesehatan RI
keluarga dengan pemberian ASI eksklusif Khoiriyah, A. (2014). Hubungan antara efikasi
pada bayi di desa Bebengan kecamatan Boja diri dan dukungan suami dalam menyusui
Kabupaten Kendal. Jurnal Keperawatan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu
Maternitas, 1 (1), 1-8 menyusui di wilayah kerja Puskesmas
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). (2008). Urangngagung Sidoarjo. Program
Indonesia dan ASI. Diakses pada tanggal 13 Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 209
Kurniawan, B. (2013). Determinan keberhasilan Nurani, A. (2013). 7 Jurus sukses menyusui. PT
pemberian air susu ibu eksklusif. Jurnal Elex Media Komputindo.
Kedokteran Brawijaya Nurlinawati, Sahar, J., & Permatasari, H. (2016).
Lestari, D. (2014). Hubungan tingkat Dukungan keluarga terhadap pemberian
pengetahuan ibu tentang air susu ibu dan asi eksklusif pada bayi di kota jambi.
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan. Medical Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Jurnal of Lampung University Universitas Jambi, 4, 76–78.
Mubarak, W.I. (2012). Promosi kesehatan untuk Potter, P. A & Perry, A.G. (2010). Buku Ajar
kebidanan. Penerbit Salemba Medika Fundamental Keperawatan. Edisi 7. buku
Mursyida. (2013). Hubungan umur ibu dan 1. Jakarta
paritas dengan pemberian ASI eksklusif Proverawati & Rahmawati. (2010). Kapita
pada bayi berusia 0-6 bulan di puskesmas selekta ASI dan menyusui. Yogyakarta:
pembina Palembang. Poltekkes Kemenkes Nuha Medika
Palembang Raharjo, H. R. P. (2012). Hubungan support
Nabilla. (2016). Hubungan antara persepsi
system keluarga dengan sikap ibu dalam
dengan perilaku ibu menyusui menurut teori
health belief model di desa Singojuruh pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Kecamatan Singojuruh Kabupaten Puskesmas Sukoharjo. Fakultas Ilmu
Banyuwangi. Fakultas Kedokteran Kesehatan Surakarta Universitas
Universitas Airlangga Muhammadiyah

JOM FKp, Vol 5 No.2 (Juli-Desember) 2018 210

Anda mungkin juga menyukai