Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN EFIKASI DIRI PADA IBU YANG MENYUSUI

DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN


TAHUN 2017

Dina Meriana1,Chrisnawati2,Dyah Trifianingsih 3

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin


dinameriana6@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang : ASI memberikan nutrisi yang optimal pada bayi dan memiliki manfaat kesehatan
jangka pendek dan jangka panjang untuk bayi dan ibu. 16% kematian bayi dapat dicegah melalui
pemberian ASI sejak hari pertama dari kelahirannya. Dari 42 negara menunjukkan bahwa ASI
eksklusif memiliki dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian bayi, yaitu 13%
dibandingkan intervensi kesehatan masyarakat lainnya. Salah satu cara mencapai kesuksesan
menyusui ASI eksklusif selama 6 bulan adalah adanya kepercayaan diri (Self-Efficacy).
Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran efikasi diri pada ibu yang menyusui di Puskesmas
Pekauman Banjarmasin tahun 2017.
Metode : Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan
penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan
metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, berjumlah 30 responden. Data
diambil dengan menggunakan kuesioner Breastfeeding Self-Efficacy Scale Short Form (BSES-SF).
Analisa data menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil : Efikasi diri ibu yang menyusui di Puskesmas Pekauman Banjarmasin didapatkan hasil teknik
dalam menyusui adalah kategori sedang dengan jumlah sebanyak 30 responden (100%). Kepercayaan
intrapersonal dalam menyusui adalah kategori sedang dengan jumlah sebanyak 29 responden (96,6%).
Efikasi diri dalam menyusui adalah kategori sedang dengan jumlah sebanyak 29 responden (96,6%).
Kesimpulan : Gambaran efikasi diri pada ibu yang menyusui di Puskesmas Pekauman Banjarmasin
Tahun 2017 adalah mayoritas dalam kategori sedang. Diharapkan pelayanan kesehatan memberikan
pembinaan dengan memberikan penyuluhan dan konseling mengenai ASI eksklusif serta cara
menyusui yang baik dan benar, sehingga ibu memiliki pengetahuan dan pemahaman. Dengan
demikian ibu yakin untuk memberikan ASI kepada bayinya.

Kata Kunci : Self-efficacy, Ibu Menyusui, ASI Eksklusif.

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 1


DESCRIPTION OF SELF-EFFICIENCY ON THE BREASTING MOTHER
IN PEKAUMAN COMMUNITY HEALTH CENTERS BANJARMASIN
YEAR 2017

1 2 3
Meriana Dina ,Chrisnawati , Trifianingsih Dyah

ABSTRACT

Background : Breast milk provides optimal nutrition in infants and has short-term and long-term
health benefits for infants and mothers. 16% of infant deaths can be prevented through breastfeeding
from the first day of birth. Of 42 countries indicated that exclusive breastfeeding had the greatest
impact on reducing infant mortality, ie 13% compared to other public health interventions. One way
to achieve breastfeeding exclusive breastfeeding for six months is to have self-efficacy.
The Study Aim : Knowing the description of self-efficiency on the breasting mother in Pekauman
community health centers Banjarmasin year 2017.
Method : The study was aquantitative with deskriptifstudy. Sample in this study amothers who had
infants aged 0-6 months sampling technique using purposive sampling with 30 respondents use
questionnaire Breastfeeding Self-Efficacy Scale Short Form (BSES-SF). Data analysis using
frequency distribution.
Results : Self efficacy of breastfeeding mother at Pekauman community health centers Banjarmasin
got the result of technique in breastfeeding is medium category with amount as much 30 responder
(100%). Intrapersonal trust in breastfeeding is a moderate category with a total of 29 respondents
(96.6%). Self efficacy in breastfeeding is a moderate category with a total of 29 respondents (96.6%).
Conclusion : Description of self-efficiency on the breasting mother in Pekauman community health
centers Banjarmasin year 2017 in majority medium category. It is expected that health services
provide coaching by providing counseling and counseling on exclusive breastfeeding as well as
breastfeeding is good and right, so that mothers have the knowledge and understanding. Thus the
mother is sure to give milk to her baby.

Keywords : Self-Efficacy, Mother Breastfeeding, Exclusive Breast Milk.

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 2


PENDAHULUAN Dalam menyusui diperlukan cara-cara
Menyusui adalah salah satu cara yang sederhana untuk mencapai kesuksesan
paling penting untuk meningkatkan kesehatan menyusui, antara lain: menyusui di areola,
anak-anak dan strategi dasar dalam percaya diri, meningkatkan frekuensi
memberikan pertumbuhan anak dan menyusui, dukungan yang optimal, konsumsi
kelangsungan hidup. Selama bertahun-tahun, makanan dan minuman yang sehat serta rileks
efek positif dari menyusui pada perkembangan ketika menyusui (Proverawati & Rahmawati,
dan pertumbuhan anak serta kesehatan ibu 2010).
telah didokumentasikan dengan baik Salah satu cara mencapai kesuksesan
(Somayeh et al, 2014). ASI memberikan menyusui adalah adanya kepercayaan diri.
nutrisi bayi optimal dan memiliki manfaat Sering orang bingung dengan istilah
kesehatan jangka pendek dan jangka panjang kepercayaan diri dan self-efficacy.
untuk bayi dan ibu (Emily et al, 2015). Banyak Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan
keuntungan bagi ibu dan bayi antara lain: seseorang terhadap gejala aspek kelebihan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi, yang dimiliki oleh individu dan keyakinan
memasok nutrisi yang optimal, meningkatkan tersebut membuatnya mampu untuk bisa
ikatan ibu dan bayi, dan mengurangi resiko ibu mencapai berbagai tujuan hidup (Hakim &
terkena kanker payudara (John et al, 2014). Thursan, 2002).
Pedoman nasional dan internasional Self-efficacy menyusui merupakan
merekomendasikan pemberian ASI selama keyakinan seorang ibu pada kemampuannya
setidaknya 12 bulan setelah kelahiran pertama untuk menyusui bayinya dan memprediksi
(UNICEF / WHO) 2006. akan menyusui atau tidak, seberapa besar
World Health Organization (WHO) usaha yang dikeluarkan untuk menyusui,
2001, merekomendasikan bahwa pemberian keinginan untuk meningkatkan pola pikir atau
makanan bayi harus menyusui secara eksklusif merusak pola pikir dan cara untuk mengatasi
selama 6 bulan, dan harus disusui bersama- kesulitan dalam menyusui (Dennis, 2003). Ada
sama dengan suplemen yang cukup empat sumber utama informasi yang
dipertahankan sampai 2 tahun atau lebih. mempengaruhi sel-efficacy menyusui yaitu:
Rekomendasi dari (WHO) 2011, bahwa prestasi kerja (pengalaman menyusui
perempuan diseluruh dunia secara eksklusif sebelumnya), pengalaman perwakilan (melihat
menyusui para bayi mereka selama 6 bulan orang lain menyusui), persuasi lisan
pertama kehidupan bayi untuk mencapai (dukungan suami dan keluarga dalam
kesehatan yang optimal, pertumbuhan, dan menyusui) dan respon fisiologis (kelelahan,
menetapkan tujuan untuk meningkatkan stress dan kecemasan).
inisiasi, durasi, dan eksklusivitas menyusui. Studi penelitian tentang self-efficacy
Tujuan ini termasuk tingkat inisiasi menyusui dalam menyusui telah mengungkapkan bahwa
dari 75%, tingkat lanjutan di usia 6 bulan dari self-efficacy merupakan variabel penting yang
50%, setiap menyusui pada 1 tahun dari 25%, berkaitan dengan inisiasi, durasi, dan
dan pemberian ASI eksklusif pada 3 dan 6 eksklusivitas menyusui. Wanita dengan
bulan usia dari 40% dan 17% . menyusui lebih tinggi skor self-efficacy secara
Banyak keuntungan yang dapat signifikan lebih mungkin untuk menyusui dan
diperoleh terutama untuk kesehatan dan bertekun dalam menyusui dalam 1 minggu
perkembangan bayi ketika ia tetap diberikan sampai 4 bulan setelah melahirkan (Blyth et al,
ASI sampai bayi berusia 6 bulan. Sebagian 2002).
besar wanita di Inggris berkeinginan untuk Studi terbaru menunjukkan bahwa
menyusui bayinya dan sudah banyak tekanan psikologis ibu dalam bentuk
memulainya, namun setelah 2 minggu pertama kegelisahan, kecemasan, dan depresi juga
jumlah wanita yang menyusui menurun dapat mempengaruhi apakah seorang anak
dengan cepat. Alasan mereka tidak menerima ASI eksklusif (Javath et al, 2015).
melanjutkan menyusui adalah karena nyeri, Dalam penelitian yang dilakukan di timur laut
pembengkakan payudara dan puting yang luka, Turki, ditetapkan bahwa 34% dari ibu berhenti
serta merasa cemas jika jumlah ASI mereka menyusui dalam waktu enam bulan, kembali
tidak mencukupi (Handerson, 2011). bekerja adalah salah satu alasan paling umum
untuk mengakhiri menyusui (Akpinar et al,

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 3


2004). Kebanyakan ibu harus kembali berkerja yang semula 52,7% menjadi 30,2% diusia 6
sebelum bayi mereka berusia 6 bulan (Ezz El bulan.
Din et al, 2014). Pemisahan bayi dari ibu saat Berdasarkan hasil dari pusat data
ibu kembali untuk bekerja secara negatif dan informasi kementrian kesehatan
mempengaruhi statusnya sebagai seorang ibu Republik Indonesia (2013), pesentase pola
sehingga menjadi stres dan tingkat kecemasan menyusui pada bayi umur 0 bulan adalah
(Sisk et al, 2006). Stres dan kecemasan tingkat
39,8% menyusui eksklusif, 5,1%
tinggi berpengaruh negatif terhadap produksi
ASI (Esra et al, 2011). Kecemasan ibu dan menyusui predominan, dan 55,1%
depresi dapat mengganggu niat ibu, motivasi, menyusui parsial. Presentase menyusui
dan self-efficacy di beberapa domain yang eksklusif semakin menurun dengan
terkait dengan kesehatan anak termasuk meningkatnya umur bayi. Pada bayi yang
menyusui (Demilade et al, 2014). berumur 5 bulan menyusui eksklusif hanya
Menurut Febriana (2010), dalam 15,3%, menyusui predominan 1,5% dan
penelitiannya yang berjudul; hubungan tingkat menyusui parsial 83,2%. Kalimantan
kecemasan pada primipara dengan kelancaran Selatan dari jumlah bayi yang berumur 0-6
ASI di Puskesmas Kecamatan Lubuk Kalingan bulan berjumlah 19.005 bayi, didapatkan
Jakarta, didapatkan bahwa ibu yang hasil bahwa 11.156 bayi di berikan ASI
menggalami gangguan psikologis atau
eksklusif dan 7.849 bayi tidak diberikan
kecemasan ringan sebanyak 73,3% dan 66,7%
mengalami produksi ASI yang tidak lancar. ASI eksklusif. 69% bayi diberikan susu
Faktor mental dan psikologis ibu menyusui formula dan 58,7% ASI eksklusif.
sangat besar pengaruhnya tehadap proses Suatu hasil penelitian di Ghana yang
menyusui dan kelancaran ASI. Seorang ibu diterbitkan oleh jurnal pediatrik menunjukan
yang mengalami stress, perasaan tertekan dan bahwa 16% kematian bayi dapat dicegah
tidak nyaman saat menyusui dapat melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari
menghambat jumlah ASI yang keluar pertama dari kelahirannya. Dari 42 negara
(Bahayatun, 2009). Sholihah (2010), dalam menunjukkan bahwa ASI eksklusif memiliki
penelitiannya menyebutkan bahwa ibu yang dampak terbesar terhadap penurunan angka
mendapatkan dukungan dari suami atau kematian bayi, yaitu 13% dibandingkan
keluarga dalam memberikan ASI sebanyak intervensi kesehatan masyarakat lainnya
53,3% sedangkan ibu yang tidak mendapat (Roesli, 2013).
dukungan dari suami sebanyak 44,4%. Hal ini Studi pendahuluan yang dilakukan
menunjukan bahwa keputusan seorang ibu peneliti pertama kali adalah berkunjung ke
untuk menyusui membutuhkan dukungan Dinas Kesehatan Banjarmasin untuk mencari
suami dan keluarga. informasi tentang presentase terbanyak ibu
Pemberian ASI di Indonesia saat ini yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di
memprihatinkan, hal ini disebabkan kesadaran Banjarmasin. Dari informasi dan data yang
masyarakat dalam mendorong peningkatan didapat, Wilayah kerja Puskesmas Pekauman
ASI masih relatif rendah. Pencapaian 6 bulan terbesar di Banjarmasin mencakup lima
ASI eksklusif bergantung pada keberhasilan keluharan (Pekauman, Kelayan Barat, Kelayan
inisiasi menyusui dini dalam satu jam pertama Selatan, Mantuil, Basiril Selatan). Serta
(Depkes, 2011). Data Riskesdas tahun 2013, didapatkan data jumlah ibu yang melahirkan
menunjukkan persentasi pemberian ASI dari bulan Mei sampai November 2016 tercatat
eksklusif berdasarkan usia bayi yaitu: bayi usia 587 ibu di Puskesmas Pekauman Banjarmasin,
0 bulan 52,7%, usia 1 bulan 48,7%, usia 2 dengan rerata kunjugan ibu ke Puskesmas
bulan 46%, usia 3 bulan 42,2%, usia 4 bulan Pekauman dan posyandu tiga bulan terakhir
41,9%, usia 5 bulan 36,6%, dan usia 6 bulan dari September sampai November adalah 426
30,2%. Kesimpulan yang didapat adalah orang. Sehingga Puskesmas Pekauman yang
semakin bertambahnya umur bayi setiap bulan, menjadi lokasi peneliti untuk meneliti.
pemberian ASI eksklusif mengalami Hasil data yang didapatkan di
penurunan dimana dari awal usia bayi 0 bulan Puskesmas Pekauman Banjarmasin, ibu yang
memberikan ASI eksklusif dari bayi usia 0-6
bulan sebanyak 7% ibu di bulan Mei 2016,

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 4


sedangkan 79% ibu dibulan Mei 2016 tidak di kelompok usia bayi 0 sampai 11 bulan
memberikan ASI ekslusif pada bayinya. Hasil dari bulan Oktober sampai Desember
wawancara pada tanggal 16 Desember 2016, adalah 46 responden.
kepada 10 orang ibu yang memiliki bayi usia
0-6 bulan yang datang ke Puskesmas D. Sampel
Pekauman Banjarmasin didapatkan 3% ibu
mengatakan bahwa bayi nya hanya diberikan Sampel merupakan bagian populasi
ASI tidak ada tambahan lain, 7% orang ibu yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
mengatakan bahwa bayinya selain ASI karakteristik yang dimiliki oleh populasi
diberikan juga susu formula karena kesibukan (Saryono, 2011). Sampel dalam penelitian
mereka bekerja. ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-6
Berdasarkan latar belakang diatas bulan dan yang memenuhi kriteria yang
peneliti tertarik melakukan penelitian tentang sudah ditetapkan oleh peneliti berdasarkan
gambaran efikasi diri ibu yang menyusui di populasi dalam penelitian ini 30 sampel.
Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Sampel dipilih dan dijadikan
responden dengan tekhnik Porposive
sampling di dua tempat yang sudah
ditentukan peneliti. Berdasarkan kriteria
METODE PENELITIAN
inklusi dan kriteria ekslusi diperoleh
A. Jenis Penelitian sampel 60 responden dengan rasio 1:1,
dimana untuk di rumah wilayah kerja
Jenis penelitian ini merupakan jenis Puskesmas Pelambuan berjumlah 30
penelitian kuantitatif dengan menggunakan respoden dan di Panti Sosial Tresna
rancangan penelitian deskriptif. Deskriptif Werdha Budi Sejahtera 30 responden.
adalah penelitian yang bertujuan untuk
melihat gambaran fenomena yang terjadi di E. Instrumen Penelitian
dalam suatu populasi tertentu (Notoatmojo,
2010). Pada penelitian ini peneliti ingin Pada penelitian ini instrumen yang
mengetahui dan melihat gambaran efikasi digunakan adalah kuesioner yang memuat
diri pada ibu menyusui di Puskesmas pernyataan yang terdiri dari dua bagian.
Pekauman Banjarmasin. Bagian pertama merupakan karakteristik
responden (usia, pekerjaan, pendidikan
terakhir, kebiasaan merokok, kelahiran
B. Tempat dan Waktu anak, pengalaman menyusui, dan jenis
persalinan). Bagian kedua pertanyaan
Penelitian ini telah dilakukan di terkait variabel efikasi diri, yaitu dengan
Puskesmas Pekauman Banjarmasin menggunakan Breastfeeding Self-Efficacy
Kalimantan Selatan. Waktu penelitian telah Scale Short Form (BSES-SF).
dilaksanakan pada tanggal 13 bulan Maret Breastfeeding Self-Efficacy Scale
tahun 2017 sampai tanggal 13 bulan April Short Form (BSES-SF) merupakan bentuk
tahun 2017. sederhana dari BSES yang dikembangkan
oleh Dennis dan Faux (1999). BSES-SF
digunakan untuk mengukur keyakinan ibu
C. Populasi
pada kemampuannya untuk menyusui
Populasi adalah seluruh subjek atau bayinya. BSES-SF terdiri atas 14
objek dengan karakteristik tertentu yang pertanyaan yang mencakup dua dimensi
akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek yaitu teknik (technique) dan pemikiran
yang dipelajari saja tetapi seluruh interpersonal (interpersonal thought).
karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek Semua poin bernilai positif dengan rentang
atau objek tersebut (Hidayat,2007). nilai 40 sampai 70. Nilai 70 merupakan
Populasi pada penelitian ini adalah ibu nilai tertinggi yang menunjukkan tingkat
yang memiliki bayi yang berusia 0-6 bulan self-efficacy yang tinggi pada responden
di Puskesmas Pekauman Banjarmasin, yang diteliti. Dengan skala likert rentang 1
dimana rerata kunjugan ibu ke Puskesmas sampai 5 (Dennis, 2003). Skala 1 berarti

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 5


tidak percaya diri, skala 2 berarti tidak Budi Sejahtera Banjarbaru Bulan
terlalu percaya diri, skala 3 berarti kadang- Maret 2017
kadang percaya diri, skala 4 berarti percaya
diri, dan skala 5 berarti sangat percaya diri. Tabel 2

No Karakteristik n (%)
F. Analisa Data Responden
1. Analisa Univariat 1 Umur
Analisa bertujuan untuk menjelaskan
a. 45 59 Tahun 2 7%
atau mendeskripsikan karakteristik
b. 60 74 Tahun 17 56 %
setiap variabel penelitian. Bentuk
c. 75 90 Tahun 11 37 %
analisa univariat tergantung jenis
d. > 90 Tahun
datanya.
Total 30 100 %
2 Jenis Kelamin
= = 100 %

a. Laki laki 18 60 %
b. Perempuan 12 40%
HASIL
Total 30 100 %
A. Kriteria Responden 3 Tingkat Pendidikan
1. Karakteristik Responden Berdasarkan
a. Tidak Sekolah 1 3%
Umur.
b. SD 17 57 %
Tabel 1 c. SLTP 5 17 %
d. SLTA 7 23 %
No Umur F % Total 30 100 %
1. 17-21 Tahun 7 23,3 4 Status Perkawinan
2. 22-26 Tahun 16 53,3 a. Belum Menikah
3. 27-31 Tahun 7 23,3 b. Menikah 4 13 %
Jumlah 30 100 c. Janda/Duda 26 87 %
Total 30 100 %
Tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi
karakteristik responden berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi
umur berusia 45 59 tahun sebanyak karakteristik responden berdasarkan
5 lansia (17%), berusia 60 74 tahun umur berusia 45 59 tahun sebanyak 2
yaitu sebanyak 16 lansia (53%), lansia (7%), berusia 60 74 tahun yaitu
berusia 75 90 tahun yaitu sebanyak 9 sebanyak 17 lansia (56%), berusia 75
lansia (30%), dengan jumlah jenis 90 tahun yaitu sebanyak 11 lansia (37
kelamin laki laki sebanyak 14 lansia %), dengan jumlah jenis kelamin laki
(47%), dan perempuan sebanyak 16 laki sebanyak 18 lansia (60%), dan
lansia (53%). Pada tingkat pendidikan perempuan sebanyak 12 lansia (40%).
lansia yang tidak bersekolah sebanyak Pada tingkat pendidikan lansia yang
2 lansia (7%), SD sebanyak 14 lansia tidak bersekolah sebanyak 1 lansia
(47%), SLTA sebanyak 7 lansia (3%), SD sebanyak 17 lansia (57%),
(23%), dan SLTA sebanyak 7 lansia SLTP sebanyak 5 lansia (17%), dan
(23%). Status perkawinan pada lansia SLTA sebanyak 7 lansia (23%). Status
yang menikah sebanyak 25 lansia perkawinan pada lansia yang menikah
(83%), dan janda/duda sebanyak 5 sebanyak 4 lansia (13%), dan
lansia (17%). janda/duda sebanyak 26 lansia (87%).

1. Karakteristik Responden lansia yang B. Analisa Univariat


tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 6


1. Tingkat Stres Pada Lansia Yang Budi Sejahtera Banjarbaru Bulan
Dirawat Dirumah Wilayah Kerja Maret 2017 mengalami stres sedang.
Puskesmas Pelambuan Banjarmasin
C. Analisa Bivariat
Tabel 3
Tabel berikut ini adalah tabel yang
No Tingkat Stres N % menunjukan tentang Perbedaan Tingkat
1 Stres Ringan 16 54 % Stres Lansia Yang Dirumah Wilayah Kerja
2 Stres Sedang 13 43 % Puskesmas Pelambuan Banjarmasin Dan
3 Stres Berat 1 3% Lansia Yang Dirawat Dipanti Sosial Tresna
Total 30 100 % Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2017 dengan
menunjukkan bahwa tingkat stres pada menggunakan uji statistik Mann Whitney
lansia yang bertempat tinggal dirumah U.
wilayah kerja Puskesmas Pelambuan
1. Mean Rank Kelompok Lansia Yang
Banjarmasin di Posyandu Dahlia Dirumah Wilayah Kerja Puskesmas
Bulan Maret 2017 mengalami stres Pelambuan Banjarmasin Dan Lansia Yang
ringan dengan jumlah 16 lansia (54%),
Dirawat Dipanti Sosial Tresna Werdha
sedangkan stres sedang sebanyak 13 Budi Sejahtera Banjarbaru
lansia (43%) dan yang mengalami
stres berat sebanyak 1 lansia (3%). Tabel 5
Data tersebut menunjukkan bahwa
lansia yang bertempat tinggal di Ranks
rumahwilayah kerja Puskesmas Sum of
Pelambuan Banjarmasin di Posyandu Group N Mean Rank Ranks
Dahlia Bulan Maret 2017 mengalami Tingkat 1. Rumah 30 25.68 770.50
stres ringan. Stres 2. PSTW 30 35.32 1059.50
2. Tingkat Stres Pada Lansia Yang Total 60
Dirawat Dipanti Sosial Tresna Werdha
Budi Sejahtera Banjarbaru Bulan Menunjukan mean rank atau rata rata
Maret 2017 peringkat tiap kelompok, dimana semakin
tinggi nila rata rata menunjukan semakin
Tabel 4 tinggi nilai stres pada lasia dengan total
sampel sebanyak 60 lansia yang masing
No Tingkat Stres n (%) masing kelompok diambil 30 lansia sebagai
1 Stres Ringan 4 14 % responden dalam penelitian, yaitu pada
2 Stres Sedang 25 83% kelompok lansia yang dirawat dirumah
3 Stres Berat 1 3% wilayah kerja Puskesmas Pelambuan
Total 30 100 % Banjarmasin di Posyandu Dahlia pada
bulan Maret 2017 menunjukan nilai rata
Menunjukkan bahwa tingkat stres pada rata 25,68. Sedangkan pada kelompok
lansia yang bertempat tinggal Dipanti lansia yang dirawat di Panti Sosial Tresna
Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Werdha Banjarbaru pada bulan Maret 2017
Banjarbaru Bulan Maret 2017 menunjukan nilai rata rata 35,32.
mengalami stres ringan dengan jumlah
4 lansia (14%), sedangkan stres sedang 2. Test Statistics Perbedaan Tingkat Stres
sebanyak 20 lansia (83%) dan yang Lansia Yang Dirumah Wilayah Kerja
mengalami stres berat sebanyak 1 Puskesmas Pelambuan Banjarmasin Dan
lansia (3%). Data tersebut Lansia Yang Dirawat Dipanti Sosial Tresna
menunjukkan bahwa lansia yang Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
bertempat tinggal di rumah wilayah
Tabel 6
kerja Dipanti Sosial Tresna Werdha
Test Statisticsa

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 7


Nilai Stres b. Tingkat stres pada lansia yang dirawat di
Mann-Whitney U 305.500 Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
Banjarbaru yang tertinggi mengalami stres
Wilcoxon W 770.500 sedang dengan persentase nilai 83 %.
Z -2.148
Asymp. Sig. (2- c. Ada perbedaan tingkat stres pada lansia
.032 yang dirawat di rumah wilayah kerja
tailed)
Puskesmas Pelambuan Banjarmasin dan
pada lansia yang dirawat di Panti Sosial
Tabel diatas menunjukan untuk
Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
nilai U sebesar 305,500 dan nilai W
dengan hasil hitung nilai Sig/P value.
sebesar 770,500 apabila dikonversikan
ke nilai Z maka besarnya -2,148 maka
nilai Sig atau P value sebesar 0,032.
SARAN
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lansia yang bertempat tinggal di
Sesuai hasil kesimpulan tersebut,
rumah wilayah kerja Puskesmas maka peneliti mengajukan beberapa saran
Pelambuan Banjarmasin mengalami untuk meningkatkan kesehatan lansia yang
stres ringan sebanyak 16 lansia (54%), dirawat di rumah wilayah kerja Puskesmas
sedangkan lansia yang bertempat tinggal Pelambuan Banjarmasin dan pada lansia yang
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi dirawat di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Sejahtera Banjarbaru mengalami stres Sejahtera Banjarbaru. Saran yang dapat
sedang sebanyak 20 lansia (83%).
diberikan adalah sebagai berikut:
Hasil menggunakan uji a. Bagi Lansia
Statistik mengunakan Mann-Whitney Lansia diharapkan tetap
U didapatkan nilai P value sebesar mempertahankan semangatnya untuk
0,032 yang berarti nilai P value lebih meningkatkan kualitas hidup serta untuk
kecil dari nilai alpha (p < ) dengan meningkatkan mekanisme koping dengan
= 0,05, Jadi nilai Sig atau nilai P melakukan penyesuaian terhadap aktivitas
value sebesar 0,032 < 0,05 sehingga dan lingkungan sekitar. Kegiatan
terdapat perbedaan tingkat stres berolahraga, pijat, bersilahturahmi,
lansia yang dirumah wilayah kerja berpikiran positif dan berekreasi adalah
kegiatan yang dapat menurunkan stres pada
Puskesmas Pelambuan Banjarmasin
lansia
dan lansia yang dirawat Dipanti
Sosial Tresna Werdha Budi b. Bagi Keluarga Lansia
Sejahtera Banjarbaru Tahun 2017. Bagi keluarga lansia diharapkan
dapat memberikan waktu bagi lansia agar
lansia merasa dipedulikan dalam
KESIMPULAN kesibukan, bahkan jika perlu keluarga dapat
memberikan fasilitas fasilitas yang dapat
Penelitian Perbedaan Tingkat Stres membuat lansia merasa atas keberadaanya
Lansia Yang Dirumah Wilayah Kerja menjadi seorang lansia, seperti konsultasi
Puskesmas Pelambuan Banjarmasin Dan keluarga untuk mengetahui tentang
Lansia Yang Dirawat Dipanti Sosial Tresna permasalahan yang dialami lansia saat ini
Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru, sesuai
dengan tujuan penelitian didapatkan c. Bagi Profesi Perawat
kesimpulan bahwa : Bagi profesi keperawatan dapat
a. Tingkat stres pada lansia yang dirawat di mengoptimalkan intervensi asuhan
rumah wilayah kerja Puskesmas Pelambuan keperawatan lansia agar dapat membantu
Banjarmasin diposyandu Dahlia yang lansia dalam menghadapi serta menjalani
tertinggi mengalami stres ringan dengan masa tua, serta bekerjasama dengan
persentase nilai 54 %. keluarga lansia dan PSTW dalam

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 8


memberikan pelayanan kesehatan dan Timur Kecamatan Puger Kabupaten
kegiatan yang menghibur lansia. Jember. Jember : PSIK UNEJ

d. Bagi Institusi Pendidikan Hidayat, A. 2014. Metodelogi Penelitian


Hasil penelitian ini dapat Keperawatan Dan Tehnik Analisa
menambah informasi tentang masalah Data. Jakarta : Selemba Medika.
fungsional dan mental khususnya stres
yang sering dihadapi oleh lansia dan Hawari, D. 2011. Manajemen Stres Cemas dan
sebagai acuan penelitian lanjutan yang Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
berkaitan dengan tingkat stres pada lansia FKUI
yang dirawat dirumah dan di panti sosial.
Indriana, Y. 2008 Gerontologi Memahami
e. Bagi Petugas Panti Sosial Usia Lanjut. Universitas Diponegoro
Sebagai petugas panti untuk Semarang
memberikan kegiatan yang berbeda beda
ditiap bulannya yang dapat menghibur para Indriana et al, 2008. Tingkat Stres Lansia Di
lansia sehingga lansia dapat puas dalam Panti Wredha Pucang Gading
aktivitas sehari harinya, dibidang Semarang. Jurnal Ilmiah. Fakultas
keperawatan dalam mengevaluasi Psikologi Universitas Diponegoro
perawatan tentang kondis stres pada lansia
sebagai dasar untuk meningkatkan asuhan Kemkes, 2013. Populasi Lansia Diperkirakan
keperawatan pada lansia secara optimal. Terus Meningkat Hingga Tahun
2020.
f. Bagi Peneliti Selanjutnya [Serialonline].www.depkes.go.id.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan diakses[ 2 Desember 2016 ]
sebagai bahan informasi untuk menambah
wawasan mengenai teori stres dan Manabung et al, 2007. Faktor-Faktor Yang
manajemen stres lansia, penelitian Berhubungan Dengan Stres
Psikososial Lansia Di Panti Sosial
lanjutan perlu dilakukan untuk
Tresna Werdha Ilomata Kota
mengetahui faktor faktor yang Gorontalo. Politeknik Kesehatan
berhubungan terhadap terjadinya stres Kemenkes Gorontalo
pada lansia.
Maryam, R. Siti, et al. 2008. Mengenal Usia
DAFTAR PUSTAKA Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika.
Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Melati, et al. 2012. Perbedaan Antara Konsep
Cipta. Diri Lansia Yang Tinggal Di Panti
Sosial Tresna Werdha Dengan
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Lansia Yang Tinggal Di Tengah
Jakarta : Renika Cipta. Keluarga.[Serialonline].http://reposit
ory.unri.ac.id/xmlui/handle/1234567
Azizah, L. 2011. Perawatan Lanjut Usia. 89/4037. diakses [2 Desember 2016]
Yogyakarta: Graha Ilmu
Nazir, M.. 2011. Metode Penelitian. Bogor:
Darmojo, B. 2009. Geriatri (Ilmu Kesehatan Ghalia Indonesia
Usia Lanjut), (Edisi 4). Jakarta :
ECG. Notoatmodjo, S.2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT Rhineka
Dewa, T, K. 2010. Hubungan Tingkat Depresi Cipta
dengan Ketergantungan Perawatan
Diri Klien Lanjut Usia di UPT Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik dan
Pelayanan Sosial Provinsi Jawa Geriatrik. Jakarta: EGC.

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 9


www.etd.eprints.ums.ac.id. diakses [
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan 2 Desember 2016 ]
Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional, (Edisi 2). Syukra, A. 2012. Hubungan antara
Jakarta : Selemba Medika. religiusitas dengan kejadian depresi
pada lansia di Panti Sosial Tresna
Nursalam. 2013.Konsep dan Penerapan Werdha (PSTW) Sabai Nan Aluih
Metodologi penelitian ilmu Sicincin kabupaten Padang
keperawatan , (Edisi 2). Jakarta : Pariaman tahun 2012. [Serial
Selemba Medika. online].
http://repository.unand.ac.id/17930/2
Potter dan Perry. 2010. Buku Ajar /. diakses [ 2 Desember 2016 ]
Fundamental Keperawatan. Jakarta:
EGC. Tamher dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan
Usia Lanjut dengan Pendekatan
Pratiwi, S et al. 2013. Stres Pada Lansia. Asuhan Keperawatan. Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Salemba Medika.
Semarang
Yuliati, A et al. 2013. Perbedaan Kualitas
Puspasari, S. 2009. Hubungan Kemunduran Hidup Lansia yang Tinggal di
Fungsi FisiologisDengan Stres Pada Komunitas dengan di Pelayanan
Lahjut Usia Di Kelurahan Kaliwaru Sosial Lanjut Usia. e-Jurnal Pustaka
Semarang. Semarang. Semarang. Kesehatan.
Skripsi Universitas Muhammadiyah
Semarang

Putri, D, P. 2012. Perbedaan Tingkat Stres


Pada Lansia Yang Bertempat
Tinggal Di Rumah Dan Di Upt
Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Bondowoso. Jamber : Ilmu
Keperawatan Universitas Jember

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset


Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu

Suaib, M.2007. Stressor dan Mekanisme


Koping pada Lanjut Usia di Panti
Sosial Tresna Werdha Unit Budi
Luhur Yogyakarta. Yogyakarta:
Karya Tulis Ilmiah Universitas
Muhammadiyah

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta.

Sulandari, S. 2009. Penyesuian Diri Pada


Lansia Yang Tinggal Di Panti
Wreda. [Serial online].

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 10


STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017 Page 11

Anda mungkin juga menyukai