PENDAHULUAN
yang penting bagi bayi dan ibu. Manfaat jangka pendek dapat
dunia umumnya tidak merasakan manfaat penuh dari air susu ibu (ASI)
melampaui target Renstra tahun 2018 yaitu 47%, namun capaian tersebut
tidak lepas dari beberapa faktor. Salah satu faktor penting adalah
menghabiskan waktu untuk pekerjaan mereka dan berada jauh dari bayi
1
penyebab paling umum dari ibu menyusui untuk berhenti memberikan
jam sehari untuk meninggalkan bayinya, hal ini menyebabkan ibu tidak
laktasi adalah salah satu hambatan paling serius bagiibu yang bekerja
untuk terus menyusui, selain itu disampaikan bahwa banyak ibu berbagi
menyimpan ASI perah, cara memberikan ASI perah dan strategi agar
2
karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktasi, diantaranya
media. Flashcard adalah salah satu media yang bisa dijadikan pilihan
kebutuhan materi yang akan diberikan (Susilana et., al, 2009). Dengan
laktasi pada ibu bekerja diharapkan lebih efektif untuk dipahami ibu
3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 TujuanPenelitian
Nasional dan sebagai bahan ajar untuk pembelajaran pada mata kuliah
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
berhasilnya pemberian ASI Usaha ini dilakukan terhadap dalam tiga tahap,
Laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI, dimana calon ibu ibu
harus sudah siap baik secara psikologis dan fisik. Jika laktasi baik maka bayi
volume ASI 500 – 800 ml/hari (3000 ml/hari) (Rukiyah, dkk, 2011).
akan sangat membantu para ibu mengerti proses kerja menyusui yang pada
dipersiapkan secara baik agar ASI eksklusif sukses adalah motivasi bidan,
5
1. Konsep Pentingnya ASI Eksklsuif
melahirkan hingga bayi berumur 6 bulan tanpa makanan lain berupa susu
formula, makanan padat, teh, madu, air putih dan lain-lain (pemberian
serta tanpa dijadwalkan pemberiannya oleh ibu (Peat et al., 2004; Dee,
2007).
ASI saja yang diterima oleh bayi (baik ASI perah) tanpa disertai
bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun, hal ini karena ASI terbukti
bermanfaat baik bagi bayi maupun ibu sendiri diantaranya (Roesli, 2013).
zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi
anak.
6
2) Manfaat ASI bagi Ibu :
menyusui tersebut adalah, faktor Internal berupa kondisi ibu dan bayi
sosial, fasilitas dan tenaga kesehatan. Pengaruh lain yang juga berperan
untuk menyusui adalah kondisi bayi diantaranya bayi berat lahir rendah
khusus sehingga harus dirawat di neonatal intensif care unit (NICU) atau
7
a. Mencuci tang dengan air mengalir menggunakan sabun
sekitarnya
d. Pada payudara yang besar, payudara dipegang dengan ibu jari dan
i. Bayi disendawakan
3. ASI Perah
006 tahun 2014 tentang Memerah dan Menyimpan Air Susu Ibu (ASI),
ASI pada keadaan payudara sangat bengkak, puting sangat lecet, dan pada
bayi yang tidak dapat diberikan minum. ASI diperah bila ibu tidak bersama
bayi saat waktu minum bayi. Untuk meningkatkan produksi ASI, maka
payudara dikompres dengan air hangat dan dipijat dengan lembut sebelum
8
memerah ASI. Memerah yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan
produksi ASI. Bila ASI akan diperah secara rutin, dianjurkan menggunakan
kantong plastik yang didisain untuk menyimpan ASI, yang pada ujungnya
terhindar dari robek/ lubang. Pada setiap kantong plastik harus diberi label
a. Gunakan wadah yang terbuat dari plastik atau bahan metal untuk
menampung ASI.
susu.
d. Rangsang puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk anda.
e. Letakkan ibu jari di bagian atas sebelah luar areola (pada jam 12) dan
jari telunjuk serta jari tengah di bagian bawah areola (pada jam 6).
9
5. Cara Menyimpan dan Memberikan ASI Perah (IDAI, 2013)
6-8 jam pada suhu ruangan (26ºC atau kurang). Jika lemari pendingin
(4ºC atau kurang) tersedia, ASI dapat disimpan di bagian yang paling
freezer dua pintu selama 3 bulan dan di dalam deep freezer (-18ºC
d. Bila ASI perah tidak akan diberikan dalam waktu 72 jam, maka ASI
harus dibekukan.
f. ASI beku dapat dicairkan di luar lemari pendingin pada udara terbuka
yang cukup hangat atau di dalam wadah berisi air hangat, selanjutnya
ASI dapat bertahan 4 jam atau sampai waktu minum berikutnya tetapi
10
i. ASI perah yang sudah diminum bayi sebaiknya diminum sampai
Table 2.1. Petunjuk menyimpan ASI perah untuk bayi sehat cukup
bulan
ibu tidak bersama bayinya. Studi kualitatif yang dilakukan oleh Hariani
memberikan ASI eksklusif pada bayinya dengan alasan antara lain karena ibu
pemberian ASI saat ibu bekerja seperti kurangnya tempat penitipan anak
yang dekat dengan kantor mereka atau tidak adanya kurir ASI, serta
11
rumah. Mereka tidak dapat menyusuibayinya dengan baik sesuai anjuran
a. Selama kehamilan
dengan dokter kebidanan dan dokter anak, ada beberapa hal lain yang perlu
terus menyusui.
menyusui.
akan kerja penuh atau paruh waktu atau bahkan kerja di rumah bila
12
5) Mendiskusikan dengan atasan apakah diperbolehkan untuk pulang
menyusui.
perah.
10) Mencari tahu apakah ada tempat penitipan anak di dalam lingkungan
kerja atau di sekitar lingkungan kerja dan fasilitas apa yang disediakan
waktu akan masuk bekerja kembali, yang mengasuh bayi saat bekerja,
13
2) Mengkonsumsi cairan cukup, makanan yang bergizi dan hindari stres
dapat dimulai sejak saat ASI pertama keluar atau payudara mulai terasa
7) ASI yang diperah dapat dibekukan untuk persediaan atau tambahan saat
8) Berlatih memberikan ASI perah melalui cangkir, sendok, atau pipet pada
jam kerja. ASI perah sebaiknya tidak diberikan dengan botol karena
10) Mencari pengasuh (nenek, kakek, anggota keluarga lain, baby sitter,
pembantu) yang dapat memberikan ASI dan menjaga bayi selama ibu
dengan bayi agar mereka dapat lebih mengenal satu dengan lainnya.
11) Bila tidak ada pengasuh, ibu sebaiknya mencari tempat penitipan anak.
14
c. SelamaIbu Bekerja
hal berikut:
sehingga hari kerja ibu pendek dan ibu dapat lebih menyesuaikan diri
makanan bergizi
5) Menyusui bayi lebih sering di sore/malam hari dan pada hari libur agar
produksi ASI lebih lancar serta hubungan ibu-bayi menjadi lebih dekat
7) Berusaha agar dapat memerah ASI setiap 3 jam selama ibu bekerja
pergi bekerja
10) Mendiskusikan masalah yang dialami dengan ibu bekerja lainnya atau
2.2. Konseling
15
1. Definisi konseling
(Yulifah, 2009).
menguntungkan.
16
persiapan konseling:penolakan,situasi
b. Memperoleh informasi
c. Evaluasi psikodiagnostik.
hasil konseling.
a. Pendahuluan
keluar.
17
c. Bagian Akhir
berikutnya.
Konseling manajemen laktasi pada ibu Pengamatan pada kelompok kontrol : tidak
bekerja menggunakan media flashcard diberikan konseling manajemen laktasi
pada ibu bekerja
Hasil uji :
Pengolahan hasil pengamatan dengan analisis Berpengaruh atau tidak
statistik pada kelompok perlakuan
dan membandingkan
dengan kelompok kontrol
Publikasi jurnal
(accepted)
18
BAB 3
METODE PENELITIAN
status pekerjaan pada wanita di luar rumah sebagai buruh atau karyawan
Dilakukan pre test pada kedua kelompok dan diikuti intervensi pada kelompok
eksklusif.
evaluasi akhir berupa post tes pengetahuan, sikap, dan perilaku kedua
19
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu menyusui dengan status
masih memberikan ASI saja pada bayi yang ada di Wilayah Kerja PKM Tanjung
1. Ibu bekerja atau masih cuti bekerja dengan memiliki bayi usia 3 bulan
2. Ibu dengan riwayat melahirkan bayi lahir sehat cukup bulan yang tidak
Kriteria eksklusi :
R (Kel. Eksperimen) O1 X1 O2
R (Kel. Kontrol) O1 X2 O2
Keterangan:
kelompok perlakuan
20
X2 : Tanpa perlakuan pada kelompok kontrol
O1 : Pretest
O2 : Posttest
(Notoatmodjo, 2012) :
Keterangan :
drop out sehingga menjadi 11 orang. Total jumlah sampel adalah 22 orang ibu
menyusui berstatus bekerja/ masih cuti bekerja yang memiliki bayi usia 3
bulan dengan diberikan ASI saja. Adapun teknik pengambilan sampel dengan
21
eksklusi dan hal yang sama pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
perlakuan.
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pelaksanaan
22
perlakuan adalah 2 orang yang tersebar dalam 6 wilayah.
calon responden.
Kelompok kontrol:
skala likert.
23
Kelompok kntrol : sama seperti kelompok perlakuan hanya saja
diberikan konseling.
c. Inform Consent
terdapat orang yang menolak untuk menjadi responden dan tidak ada
konseling flashcard.
dimana ada 5 pilihan jawaban, yaitu: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Pada penelitian ini hanya menggunakan 4
pilihan jawaban yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
1. Sangat setuju =4
2. Setuju =3
3. Tidak setuju =2
1. Sangat setuju =1
2. Setuju =2
3. Tidak setuju =3
25
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen sikap dan peraktik memberikan ASI Eksklusif
Nomor Soal
No Kuesioner
Favourable Unfavourable
dari berbagai sumber yang sudah valid dan reliabel berdasarkan referensi yang
ada. Dan untuk memastikan valid atau tidaknya media flashcard, perlu
media tersebut dengan Expert yang sesuai dengan materi keilmuan yang
disajikan dalam media tersebut meliputi Expert dibidang Gizi pada bayiyaitu
1. Pengolahan Data
responden. Pengolahan data dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif
a. Editing (Penyuntingan)
26
sudah terkumpul, apakah sudah terisi semua dan ada keseragaman
b. Coding (Pengkodean)
komputer.
1) Data Umum
a) Umur
b) Data pendapatan
2) Pendidikan
(2) SD : Kode 2
27
(5) Perguruan tinggi : Kode 5
3) Pekerjaan
(1) ≤ 2 : Kode 1
6) Cara melahirkan
7) Tempat melahirkan
28
2) Data Khusus
post test.
(b) Sikap ibu terkait pemberian ASI eksklusif diolah berdasarkan skor
(1) Ya : Kode 1
c. Tabulating
versi 16.
masing-masing variabel.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
dan perilaku ibu terkait pemberian ASI eksklusif, serta keberhasilan ibu
untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan. Pada
b. Analisi Bivariat
3. 8. Etika Penelitian
1. Ethical Clearance
30
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan Nomor:
111/UN18.F7/ETIK/2020
4. Confidentiality(Kerahasiaan)
peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
dalam waktu yang relatif lama, walaupun akhirnya hasil penelitian ini akan
31
3.9. Alur penelitian :
Ibu bekerja atau masih cuti bekerja dengan memiliki bayi usia 3 bulan yang
hanya diberikan ASI saja di wilayah kerja PKM Tanjung Karang Kota
Mataram
Post tes :
Pengetahuan, sikap dan
perilaku dievaluasi saat bayi
berusia 6 bulan
32
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
5 Penyusunan laporan
6 Publikasi jurnal
34
BAB 5
eksklusif atau tidak pada bayi menggunakan analisis univariat dan analisis
bivariat. Sampel pada penelitian ini berjumlah 22 orang ibu menyusui yang
dalam skala rasio dan kategorik seperti yang disajikan dalam Tabel 5.1 dan
5.2.
Tabel 5.1 Sebaran data Umur dan Pendapatan Responden pada Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol Tahun 2020
35
Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
rata umur hampir sama yaitu 31,90 tahun dan 32,00 tahun. Hal ini berarti
antara 31,90 + 3.65 = 35,55 tahun pada selang kepercayaan 95% (95%
antara 32,00 - 5,04 = 26,96 tahun dan 32,00 + 5,04 = 37,04 tahun pada
pada kelompok kontrol Rp 4.954.506. Dari hasil estimasi interval yang ada
36
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden pada Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol Tahun 2020
Pada Tabel 5.2 menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang
Tampak pada hasil analisis data di Tabel 5.2 menjelaskan bahwa tidak
37
tentang jenis pekerjaan responden, baik responden kelompok perlakuan dan
Paritas responden paling banyak adalah yang memiliki lebih dari 1 anak pada
Tampak pada hasil Tabel 5.2 menunjukkan tidak ada perbedaan yang
fasilitas kesehatan.
38
Table 5.3. Praktik Menyusui Responden dalam Memberikan ASI Selama
Bekerja
VARIABEL N %
Nutrisi yang ibu berikan pada bayi saat usia sampai 6 bulan?
ASI saja 13 59.1
ASI dan Susu formula 9 40.9
Faktor / alasan ibu tidak memberikan ASI saja sampai 6 bulan
Menyusui melelahkan 1 11,1
Merasa sudah waktunya untuk berhenti 1 11,1
Menyusui terlalu merepotkan 4 44,4
Dianjurkan oleh keluarga 6 66,6
Produksi susu menurun 6 66,6
Bayi lapar / tidak puas menyusu ASI saja 8 88,8
Berat badan bayi tidak bertambah 1 11,1
Cara ibu memberikan ASI / nutrisi kepada bayi saat bekerja
Bayi disusui dulu sampai puas sebelum ibu berangkat
19 86.4
bekerja
ASI disimpan dalam lemari es 12 54.5
Dengan botol 10 45.5
Jika ibu memberikan ASI perah, ASI diperah dengan menggunakan
Menggunakan tangan 5 22.73
Menggunakan tangan dan pompa 16 72.7
Menurut ibu, Apakah ASI perah yang ibu dapatkan cukup untuk bayi
Ya cukup/lebih 13 54.55
Tidak cukup/kurang 9 40.91
Bila Ibu bekerja, ibu memberikan ASI perah kepada bayi dengan cara
Menggunakan sendok / pipet 10 45.5
Menggunakan botol dot 14 63.6
Selama ibu di tempat kerja, sikap ibu terhadap ASI adalah
Melakukan pompa setiap kali payudara terasa penuh 13 59.1
Membiarkan payudara penuh/bengkak samapai pulang
4 18.2
bekerja
Langsung pulang untuk menyusui 11 50.0
Apakah ibu rutin memerah/ memompa ASI selama di tempat kerja
Ya 11 50.0
Tidak 11 50.0
Jika ibu rutin memerah / memompa ASI di tempat kerja, apa yang ibulakukan
terhadap ASI perah yang ibu dapatkan
Dibuang
Disimpan menggunakan cooler bag 8 72,7
Dikirim langsung ke bayi 3 27,3
Apakah Ibu melakukan perawatan khusus untuk memperlancar ASI ?
Ya 8 36.4
39
Tidak 14 63.6
Apa yang Ibu lakukan agar produksi ASI lebih banyak ?
Perawatan payudara /massase payudara 7 31.8
Obat-obatan/suplementasi/boster ASI 11 50.0
Makan lebih banyak sayur-sayuran / buah 22 100.0
Minum Vitamin 9 40.9
Minum jamu 1 4.5
Olahraga 3 13.6
Mengurangi pekerjaan berat 8 36.4
Istirahat yang cukup 15 68.2
Tidak stres 11 50.0
Berapa lama ibu meninggalkan bayi saat bekerja
Kurang dari 3 jam 8 36.4
4-6 jam 10 45.5
Lebih 6 jam 4 18.2
yaitu sebanyak 13 ibu (59.1%), dari 9 responden yang tidak memberikan ASI
tidak puas menyusui saat ditinggal bekerja. Cara ibu memberikan nutrisi baik
ASI/yang lainnya kepada bayi saat ditinggal bekerja sebagian besar dengan
mengaku bahwa ASI perah yang didapat cukup untuk bayi selama bekerja. ASI
perah yang didapatkan diberikan dengan botol dot kepada bayi oleh sebagian
besar responden (14 responden atau 63,6%).13 responden (59,1%) ibu melakukan
pompa ASI setiap kali dirasakan penuh saat bekerja. Hanya 11 ibu (50%) yang
rutin memerah ASI saat bekerja. Dan dari 11 ibu yang rutin memerah ASI, 8 ibu
(72,7%) ASI yang didapatkan disimpan menggunakan cooler bag. Sebagian besar
40
responden atau 63,6%). Agar produksi ASI banyak, hampir seluruh responden
(100%) mengkonsumsi lebih banyak sayur mayur atau buah. 10 responden (45,5%)
pengetahuan dan sikap pada kelompok perlakuan dan kontrol. Berikut ini
Wilk.
masing-masing adalah 0,096 dan 0,070 dimana lebih besar dari 0,05,
41
Tabel 5.5. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Dan Posttest Sikap
Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol
Variabel Kelompok Sig. Kesimpulan
Sikap Pretest Perlakuan 0.543 Normal
Posttest Perlakuan 0.000 Tidak Normal
Pretest Kontrol 0,138 Normal
Posttest Kontrol 0,583 Normal
Berdasarkan hasil tabel 5.5 diatas terlihat bahwa nilai signifikansi
pretest dan posttest sikap masing-masing adalah 0,138 dan 0,583 dimana
lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan nilai pretest dan posttest sikap
bahwa varians data post tes pengetahuan kedua kelompok adalah tidak
sama atau tidak homogen. Berbeda dengan nilai signifikansi sikap sebesar
42
0,960 > 0,05 yang artinya bahwa varians data post tes sikap kedua
telah melakukan pre test dan post test dapat diketahui jika terlebih
normal.
untuk uji dua sisi adalah 0,000 atau probabilitas di atas 0,05 (0,000< 0,05)
Sementara uji bedapre test dan post tes dari kelompok perlakuan
43
Table 5.8Perbedaan Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah Diberikan
Konseling Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Kelompok Kelompok
Variabel Pengetahuan Perlakuan Kontrol
Mean±SD Mean±SD
Pretest 73,00±12,70 76.73±13,72
Posttest 95,82±5,09 78,45±13,05
∆ 22,82±7,61 1,72±0,67
p value 0,003* 0,197**
*Uji Wilcoxon
**Uji Paired T Test
berada pada nilai mean 73,00 dan SD 12,70, setelah diberikan konseling
skor pengetahuan menjadi mean 95,82 dan SD 5,09. Maka secara statistik
76.73 dan SD 13,72, sedangkan nilai mean post tes setelah ahir penelitian
c. Uji Beda Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Diberikan Konseling Pada
44
Table 5.9Uji BedaNilai SikapPada Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol Menggunakan Mann Whitney
Test Statistics
Sikap kedua kelompok
Mann-Whitney U 9.500
Wilcoxon W 75.500
Z -3.391
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 9.500
untuk uji dua sisi adalah 0,001 atau probabilitas di atas 0,05 (0,001< 0,05)
Sementara uji beda pre test dan post tes sikap dari kelompok
bawah.
*Uji Wilcoxon
**Uji Paired T Test
45
nilai mean 36,27 dan SD 3,00, setelah diberikan konseling skor
sikapdengan nilai mean 38.45 dan SD 2,34. Maka secara statistik dapat
perlakuan.
Nilai pre tes kelompok kontrol didapatkan nilai mean 35,09 dan SD
3,30, sedangkan nilai mean post tes setelah ahir penelitian menjadi 33,09
dan SD 2,66. Terdapat penurunan nilai sikap dengan hasil tidak bermakna
ada perubahan sikap sikap dalam pemberian ASI eksklusif pada kelompok
kontrol.
Eksklusisf
46
PNS 2 (15,4) 4 (44,4)
Swasta/Kontrak 10 (76,9) 4 (44,4)
Wiraswasta 1 (7,7) 1 (11,2)
Paritas: 0,276
1 anak 3 (23,1) 4 (44,4)
>1anak 10 (76,9) 5 (55,6)
Riwayat Kunjungan ANC:
< 4 kali 0 (0) 0 (0)
≥ 4 kali 13 (100) 9 (100)
Cara Melahirkan: 0,054
Normal 10 (76,9) 3 (33,3)
Tindakan (SC) 3 (23,2) 6 (66,7)
Tempat Melahirkan: 0,064
BPM 1 (7,7) 0 (0)
Polindes 5 (38,5) 0(0)
PKM 2 (15,4) 0(0)
Klinik / RS swasta 4 (30,8) 8 (88,9)
RS Umum 1 (7,7) 1 (11,1)
47
laktasi menggunakan media flashcard mayoritas berhasil memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya yaitu sebanyak 9 orang (81,8%) dan dari 11 ibu
Kontrol
keberhasilan memberikan ASI eksklusif berada pada nilai mean 87,13 dan
48
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan
masih eksklusif atau tidak dan saat usia bayi 6 bulan dilakukan evaluasi
49
6.1.2 Praktik Perilaku Responden dalam Memberikan ASI Selama
Bekerja
eksklusif karena bayi tidak puas menyusu saat ditinggal bekerja serta
atau keluarga yang merawat bayi di rumah menjadi putus asa sehingga
faktor paling utama dan kedua yang membuat ASI eksklusif dihentikan
makanan dan minuman apa pun selain ASI. Secara alamiah, ASI dihasilkan
ASI tersebut sedemikian teratur dan sudah ada sejak ibu dinyatakan
Dalam penelitian ini juga didapatkan perilaku dan peraktik ibu yang
kurang baik dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi selama bekerja.
50
alternative lain untuk memberikan ASI atau formula saat bayi ditinggalkan
bekerja. Pemberian ASI dengan botol dot dianggap cara nyaman dan
nutrisi dan kenyamanan bayi saat ibu tidak di dekat bayi(Santos, 2014).
Oleh karena itu, pekerjaan ibu di luar rumah dan kembali bekerja setelah
Kontrol.
51
menggunakan media flashcard pada ibu bekerja efektif mengubah
kontrol, hasil uji statistic paired t test p=0,197 untuk pengetahuan dan
p=0,073 untuk sikap dimana nilai tersebut > dari 0,05 yang artinya tidak
sama juga menunjukkan bahwa konseling yang dilakuan pada ibu hamil
0,000(Hardiyanti, 2018).
52
Dengan adanya perubahan pengetahuan dan sikap ibu yang
yang baik terkait pemberian ASI eksklusif. Tampak pada penelitian ini
pemahaman(Asyhar, 2014).
ASI eksklusif juga dibuktikan dari berbagai penelitian lainnya yakni ibu
terbatas, sikap negatif dan kurangnya dukungan. Selain itu, iklan yang
53
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
ASI eksklusif pada ibu selama bekerja, di mana kelompok perlakuan lebbih
Saran
1. Bagi tenaga kesehatan hususnya yang ada di wilayah kerja PKM Tanjung
2. Bagi peneliti selanjutnya, agar menggali informasi yang lebih dalam misalnya
54
DAFTAR PUSTAKA
1. Akdon dan Riduwan. Rumus dan Data Analisis Statistika. Cet 2. Jakarta:
Alfabeta; 2010
2. Al Ketbi M, Al Noman S, Al Ali A, Darwish E, Fahim M, Rajah J. Knowledge,
Attitudes, And Practices Of Breastfeeding Among Women Visiting Primary
Healthcare Clinics On The Island Of Abu Dhabi, United Arab Emirates. Int
Breastfeed J [Serial on the Internet]. 2018 (Diunduh 20 Agutus 2020):
13:26. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6029179/
3. Alnasser Y, Almasoud N, Aljohni D, Almisned R, Alsuwaine B, Alohali R, et
al. Impact of Attitude and Knowledge on Intention to Breastfeed: Can
mHealth Based Education Influence Decision to Breastfeed Exclusively?.
Annals of Medicine and Surgery. 2018; 35: 6-12. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21507050/
4. Anonim. 2013. Sukses Menyusui Saat Bekerja. IDAI.
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/sukses-menyusui-saat-bekerja-2
5. Anonoim. 2014. IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA REKOMENDASI No.:
006/Rek/PP IDAI/V/2014 tentang Memerah dan Menyimpan Air Susu Ibu
(ASI)
6. Asyhar R. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada (GP) Press; 2014
7. Ballard O and Ardythe LM. Human Milk Composition: Nutrients and
Bioactive Factors. Pediatr Clin North Am [Serial on the Internet]. 2013
(Diunduh 6 Agutus 2020); 60 (1): 49–74. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3586783/
8. Brown A, Peter R, Michelle L. Health Care Professionals’ and Mothers’
Perceptions of Factors that Influence Decisions to Breastfeed or Formula
Feed Infants : A Comparative Study. J Adv Nurs [Serial on the Internet].
2011 (Diunduh 6 Agutus 2020); 67 (9) : 1993-2003.
9. Chen, Jiawen et al. 2019. The association between work related factors
and breastfeeding practices among Chinese working mothers: a mixed-
method approach. International Breastfeeding Journal. 14 (28): 1-13
10. Hardyanti H. Pengaruh Konseling Media Flashcard Terhadap Sikap Memilih
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di RS. H. L. Manambai
Abdulkadir Provinsi Nusa Tenggara Barat [skripsi]. Semarang: Poltekkes
Kemenkes Semarang; 2019
11. Hariani. 2014. Alasan Tidak Diberikan ASI Eksklusif Oleh Ibu Bekerja di
Kota Mataram Nusa Tenggara Barat. Tesis. FK-UDAYANA
12. Kemenkes, R. I. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta.
https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2018.pdf
13. Kemenkes. Dukung Ibu Bekerja Beri ASI Eksklusif [Internet]. Jakarta:
Kemenkes RI; 2015 [cited 2015 Sept 14]. Available from:
https://www.kemkes.go.id/article/view/15091400003/dukung-ibu-
bekerja-beri-asi-eksklusif.html
55
14. Maryunani,A. 2012. Inisiasi Menyusui Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Trans info media. Jakarta
15. Mensah,A,O. 2011. The Influence of Workplace Facilities on Lactating
Working Mothers’Job Satisfaction and Organizational Commitment: A Case
Study of Lactating Working Mothers in Accra, Ghana. Interrnational
Journal of Business and Management. 6 (7)
16. Mufdlilah. 2017. Dukung Ibu Bekerja Beri Asi Eksklusif.
http://www.depkes.go.id/article/print/15091400003/dukung-ibu-
bekerja-beri-asi-eksklusif.html
17. Murtagh and Moulton. 2011. Working Mothers, Breastfeeding, and the
Law. American Journal of Public Health. 101 (2): 217-223
18. Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
19. O’Sullivan, A., Marie F., and Jennifer T.S. 2015. The influence of early
infant-feeding practices on the intestinal microbiome and body
composition in infants. Nutrition and metabolic insights. 8 (S1): 1-9
20. Peat, J.K., Allen J., Nguyen N., Hayen A., and Oddy W.H., Mihrshahi S.
2004. Motherhood meets epidemiology: measuring risk factors for breast-
feeding cessation. Public Health Nutrition. 7 (8) :1033-1037
21. Rejeki, Sri. 2008. Penelitian “Studi Fenomenologi : Pengalaman Menyusui
Eksklusif Ibu Bekerja di Wilayah Kendal Jawa Tengah. Universitas
Muhamadiyah Semarang. Dalam Media Ners. 2 (1)
22. Roesli, U dan Elizabeth Yohmi. 2013. Manajemen Laktasi. IDAI.
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/manajemen-laktasi
23. Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif . Pustaka Bunda.
Jakarta
24. Santos G, Helena M, Isoyama VS. Determinants of using pacifier and bottle
feeding. Rev Saude Publica [Serial on the Internet]. 2014 (Diunduh 25
Agustus 2020); 48 (4): 571–582. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4181101/
25. Siregar, A. 2009. Pemberian ASI Ekskusif dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jurnal : Universitas Sumatra Utara.
26. Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. CV Wacana Prima. Bandung
http://www.pengertianahli.com#/2014/07/pengertian-media-dan-jenis
media.html.
27. Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan,
Yogyakarta: Fitramaya.
28. Vijayalakshmi P, Susheela T, Mythili D. Knowledge, Attitudes, and Breast
Feeding Practices of Postnatal Mothers: A Cross Sectional Survey. Int J
Health Sci [Serial on the Internet]. 2015 (Diunduh 6 Agutus 2020); 9 (4):
264-374. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4682591/
29. WHO. 2017. Early initiation of breastfeeding to promote exclusive
breastfeeding.
http://www.who.int/elena/titles/early_breastfeeding/en/
56
30. WHO. Children: Reducing Mortality [Internet]. Gaggero: WHO; 2017 [cited
2017 Okt 01]. Available from: http://www.who.int/mediacentre/facts
heets/fs178/en/
31. WHO. Guideline1: Counselling Of Women To Improve Breastfeeding
Practices [E-book]. Edisi 1. Geneva: World Health Organization; 2018
[diunduh tanggal 15 Maret 2020]. Available from:
https://www.who.int/nutrition/publications/guidelines/counselling-
women-improve-bf-practices/en/.
32. Wulandari. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Praktek Kebidanan.
Nuha Media. Yogyakarta
57
TENTANG PENULIS
_____________________________________________________________
Shohipatul Mawaddah, SST., M. Keb lahir di Teko Lauk, Lombok Timur pada
tanggal 15 November 1987. Pendidikan formal ditempuh mulai dari SDN
01 Teko, SMPN 2 Aikmel, SMAN 1 Selong. Gelar DIII Kebidanan penulis
peroleh dari Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2010, serta
melanjutkan Pendidikan DIV Kebidanan di institusi yang sama lulus Tahun
2013. Pendidikan Magister Kebidanan penulis tempuh di Universitas
Brawijaya Malang Tahun 2018. Saat ini penulis aktif sebagai dosen tetap
di Program Studi DIII Kebidanan dan Sekretaris Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram dari tahun
2011-sekarang. Penulis juga aktif di organisasi profesi IBI sebagai ketua
ranting UNW Mataram sejak 2020-sekarang.
Bagi sahabat yang ingin bersilaturrahmi dengan penulis bisa mengirimkan
email ke alamat shohip.mut1f4n15@gmail.com
58