Anda di halaman 1dari 14

PENYULUHAN DAN PELATIHAN FISIOTERAPI

“MANAJEMEN LAKTASI DAN PENGUATAN PAYUDARA DENGAN


BREAST CARE PADA KOMUNITAS IBU HAMIL ”
BAB 1
LATAR BELAKANG
A. Pendahuluan

ASI (Air Susu Ibu) adalah susu yang diproduksi oleh manusia
untuk dikonsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang
belum dapat mencerna makanan padat. Menurut Nugroho (2014) ASI
merupakan makanan alami pertama untuk bayi, mengandung semua
energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi dalam bulan pertama
kehidupan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan (Nurheti, 2010).
Pemberian ASI eksklusif ini memberikan banyak manfaat bagi bayi,
yaitu sebagai nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, kecerdasan, dan
jalinan kasih sayang dengan ibunya (Roesli, 2013).

Berdasarkan data dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia


(SDKI) tahun 2012 bahwa AKB di Indonesia sebesar 32 kematian per
1000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dibanding AKB yang
direncanakan pada target MDG’s tahun 2015 yaitu 23 per 1000
kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2014). AKB di Indonesia
pada tahun 2012 yang diakibat-kan dari kurangnya pemberian ASI pada
bayi yang berumur kurang dari 6 bulan mencapai 54% pada bayi
usia 2-3 bulan, 19% pada bayi usia 7-9 bulan, 13% bayi dibawah 2
bulan telah diberi susu formula dan 1 dari 3 bayi usia 2-3 bulan telah
diberi makanan tambahan (Sentra Laktasi Indonesia, 2012).

Salah satu faktor yang berperan dalam tingginya AKB ini adalah
rendahnya cakupan ASI eksklusif, karena tanpa ASI eksklusif bayi
lebih rentan terkena berbagai penyakit yang meningkatkan morbiditas
dan mortalitas, pemberian ASI secara eksklusif membantu dalam
menurunkan AKB yaitu sebesar 13% (Roesli, 2013).
Data laporan yang dikeluarkan oleh Lembaga SDKI tahun
2007 menunjukkan cakupan ASI eksklusif bayi usia 0-6 bulan sebesar
32%. Sedangkan laporan SDKI tahun 2012 terdapat peningkatan bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 42 %. Angka ini jelas di
bawah target WHO yaitu cakupan ASI minimal 50 %. Cakupan pemberian
ASI eksklusif di Indonesia masih dibawah target yaitu pada bayi usia 0-6
bulan dengan angka cakupan 61.5%, sedangkan cakupan ASI
eksklusif pada tahun 2012 sebesar 33.6%, dan tahun 2013 sebesar 54.3%.
Cakupan ASI eksklusif di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar
45.86%, tahun 2012 sebesar 25.06% dan tahun 2013 sebesar 57.67%,
angka tersebut masih jauh dari target nasional untuk cakupan ASI
eksklusif pada tahun 2014 yaitu 80%.

Air susu ibu (ASI) adalah cairan hidup yang mengandung zat
kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
bakteri, virus, parasit dan jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI
antara lain akan melindungi bayi dari penyakit mencret (diare). Pada suatu
penelitian di Brasil Selatan bayibayi yang tidak diberi ASI mempunyai
kemungkinan meninggal karena mencret 14,2 kali lebih banyak dari pada
bayi yang mendapatkan ASI, ASI juga menurunkan kemungkinan bayi
terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi (Roesli
U., 2004).

Tidak setiap ibu hamil akan lancar menyusui hal tersebut


disebabkan oleh pengaruh hormon,penggunaan hormone KB,bayi
kesulitan mengisap, ibu mengonsumsi obat tertentu,penyakit
kuning,pemberian susu formula,tidak menyusui dimalam hari. Hal tersebut
merupakan perhatian khusus yang menjadi fokus permasalahan pada ibu
hamil. Oleh sebab itu perlunya penanganan secara komprehensif untuk
memperlancar asi guna memenuhi kebutuhan kecukupan gizi pada bayi.
Upaya untuk mengatasi permasalahan tentang perawatan payudara
dengan meningkatkan kualitas manusia dengan jalan memberikan ASI
ekskulsif atau peningkatan penggunaan ASI eksklusif sedini mungkin
dan melakukan perawatan payudara, dimaksudkan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan gizi bayi baru lahir yang akhirnya bertujuan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi. Perawatan payudara
sering kali disebut Breast care bertujuan untuk memelihara kebersihan
payudara, memperbanyak atau memperlancar pengeluaran ASI sehingga
tidak terjadi kesukaran dalam menyusukan bayinya. Perawatan payudara
dilakukan dengan cara pengurutan (Anggreini Y., 2010).

Manajemen laktasi adalah suatu tata laksana menyeluruh yang


menyangkut laktasi dan pengguna ASI, yang menuju suatu keberhasilan
menyusui untuk memelihara kesehatan ibu dan bayinya, meliputi suatu
persiapan dan pendidikan penyuluahan kesehatan tentang persiapan
perawatan payudara dan putting susu, manfaat menyusui dan kasiat
makanan yang baik bagi ibu (Saifudin, 2002).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah masyarakat mengetahui cara manajemen laktasi?
2. Apakah masyarakat mengetahui cara menguatkan payudara?
3. Apakah masyarakat mengetahui manfaat Breast Care?
4. Apakah masyarakat mengetahui cara melakukan breast care?
C. Tujuan
1. Menganalisishubungantingkatpendidikankesehatandenganperawatan
payudarapadaibuhamil prenatal dalammerawatpayudara.
2. Memberipengetahuantentangcaraperawatanpadapayudarauntukmem
perlancarproduksi ASI
3. Memberikanpengetahuantentangcaraperawatanpayudarauntukmelent
urkandanmenguatkan putting susu
4. Untuk mengeluarkan putting susu yang masuk kedalam atau masuk
kedalam
D. MANFAAT
1. Mengenalkan program studi fisioterapi pada masyarakat,
mengembangkan ilmu pengetahuan yang di miliki mahasiswa
fisioterapi.
2. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai masalah
Produksi ASI supaya lancer danbanyak.
3. Mengenalkan peran fisioterapi terhadap ibu hamil pada masyarakat
sekitar.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. ANATOMI FUNGSIONAL

1. Anatomi
Secaraumum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu
jaringan kelenjar dan jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi
lobus dan duktus. Sedangkan jaringan stromal meliputi jaringan lemak
dan jaringan ikat .Payudara terdapat dalam fasia superfisialis dinding
torak ventral yang berkembang menonjol tegak dari subklavikula
sampai dengan costae atau intercostae ke lima sampai ke enam
(Haryono et al., 2011; Moore et al., 2009).Ada pun anatomi payudara
tersaji pada gambar 1.

Gambar 1.Anatomimammae anterior


(Sumber: http://www.cancer.gov).

lateralis, danarteriinterkostalis posterior. Sedangkan, sistem


limfatik payudara terdiri dari pleksus sub areola dan pleksus profunda.
Pleksus subareola mencakup bagian tengah payudara, kulit, areola dan
puting yang akan mengalir ke arah kelenjar getah bening pektoralis
anterior dan sebagian besar kekelenjar getah bening aksila. Pleksus
profunda mencakup daerah muskulus pektoralis menuju kelenjar getah
bening rotter, kemudian kekelenjar getah bening sub klavikula atau
route of Grouzsman, dan 25% sisa nya menuju kelenjar getah bening
mammaria interna (Soetrisno, 2010). Sistem limfatik payudara tersaji
pada gambar 2.

Gambar 2.Sistemlimfatikmammae
(Sumber: http://www.edoctoronline.com).

Persarafan sensorik payudara di urus oleh cabang pleksus


servikalis dan cabang saraf interkostalis kedua sampai ke enam
sehingga dapat menyebabkan penyebaran rasa nyeri terutama pada
punggung, skapula, lenganbagiantengah, danleher (Moore et al.,
2009).

2. Fisiologi
Secara fisiologi, unit fungsional terkeci l jaringan payudara adalah
asinus. Selepite lasinus memproduksi air susu dengan komposisi dari
unsur protein yang disekres apparatus golgi bersama factor imun IgA
dan IgG, unsur lipid dalam bentuk droplet yang di liputi sitoplasma
sel. Dalam perkembangan nya, kelenjar payudara di pengaruhi oleh
hormone dari berbagai kelenjar endokrin sepertihipofisis anterior,
adrenal, dan ovarium. Kelenjar hipofisis anterior memilik ipengaruh
terhadap hormonal siklik follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH).Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen
dan progesteron yang merupakan hormone siklus haid.Pengaruh
hormone siklus haid yang paling sering menimbulkan dampak yang
nyata adalah payudara terasa tegang, membesar atau kadang disertai
rasa nyeri.Sedangkan pada masa pramenopause dan perimenopause
sistem keseimbangan hormonal siklus haid terganggu sehingga
beresiko terhadap perkembangan dan involusisiklik fisiologis, seperti
jaringan paren kimatrofi di ganti jaringan stroma payudara, dapat
timbul fenomena kista kecil dalam susunan lobular atau cystic change
yang merupakan proses aging (Soetrisno, 2010; Sabiston, 2011).

B. DESKRIPSI KASUS

1. Definisi
Breast care adalah perawatan payudara pada ibu dapat di
lakkukan setelah dan sebelum melahirkan dan dapat dilakukan
sedini mungkin. Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang di
lakukan secara sadar dan teratur untuk memelihara kesehatan
payudara dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu
post partum. Ada pan pelaksanaan dapat dilakukan setelah 1-2 hari
setelah melahirkan minimal 2 kali sehari.Manfaat breast care antara
lain melancarkan reflex pengeluaran ASI atau refelks let down,
cara efektif meningkatkan volume ASI peras / perah, serta
mencegah bendungan pada payudara bengkak. (roesli,2008).

2. Tujuan
Asi eksklusif harus di berikan dalam 6 bulan pertama,
dengan demikian bayi akan mencapai tumbuh kembang yang
optimal WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal yang harus
di perhatikan dalam mendacapi tumbuh kembang optimal yaitu
pemberian ASI segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
pemberian ASI ekslusif,pemberian MP_ASI sejak bayi berusia 6-
24 bulan serta pemberian ASI sampai 24 bulan. (Depkes,2011).

Pemberian ASI eksklusif di berikan kepada bayi sejak lahir


sampai usia 5 bulan sangat penting karena asi adalah satu-satu nya
makanan dan minuman terbaik untuk bayi. Komposisi nya tepat
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Melindungi dari
berbagai penyakit, infeksi ,mempererat hubungan batin ibu dan
bayi sehingga bayi akan lebih sehat dan cerdas. Namun pada
beberapa ibu proses pemberian air susu ibu (ASI) bisa saja
mengalami hambatan dengan alas an produksi ASI berhenti.
Persoalan ini di alami oleh banyak ibu menyusui, tidak semua ibu
menyusui melakukan dengan benar, ada yang memberi makanan
padat atau susu formula sebelum bayi berusia empat atau enam
bulan atau pun ibu mengalami stress atau cemas yang
berkepanjangan. Dengan ada nya permasalahan tersebut
penggunaan metode breast care dapat di lakukan dengan tujuan
untuk melancarkan pengeluaran ASI, meningkatkan volume ASI
peras/perah, serta mencegah bendungan pada payudara/payudara
bengkak (roseli,2008)

C. DESKRIPSI PROSES LAKTASI

1. Fisiologi laktasi
Produksi ASI bergantung pada kerja hormone dan reflek
menyusui. Selama kehamilan terjadi perubahan pada hormone
yang berfungsi mempersiap kan jaringan kelenjar susu untuk
memproduksi ASI .segera setelah melahirkan, bahkan di mulai
sejak usia kehamilan 6 bulan, terjadi perubahan hormonal yang
menyebabkan payudara mulai memproduksi ASI.
Saat hamil, terjadi pelepasan hormone estrogen dan
progesterone olehkorpusluteum yang merangsang
adenohypophysis untuk meningkatkan sintesis dan pelepasan
prolactin keperedaran darah.Korpus lute umjuga melepaskan
hormone human placental lactogen(HPL), human chorionic
gonadotropin (HCG). Hormone prolactin, HCG,HPL, estrogen,
progesterone ditambahdengan hormone insulin, kortisol, tiroid,
paratiroid, dan hormone pertumbuhan mempengaruhi pembentukan
duktus, lobulus, serta alveolus payudara. HPL, estrogen, dan
progesterone jugamerangsang hypothalamus yang mengsekresi
prolactin inhibitory faktor (PIF) sehingga akan menghambat kerja
adenohypophysis.
Setelah melahirkan, prolactin di sekresi oleh
adenohyphysis.Oksitosin di lepas oleh neuro phypophysis karena
ada nya isapan dari bayi.Bekerjanya ke dua hormone ini di bantu
oleh hormone insulin, kortisol, tiroid, paratiroid, dan hormone
pertumbuhan (merupakan hormone penunjang metabolic).
BAB III

PELAKSANAAN

1. Waktu Dan Tempat Diselenggarakan


Pelaksanaan RAKERWIL IMFI :
Hari / Tanggal : Jumat, 20 Oktober 2019
Waktu : 08.00 WIB-Selesai
Tempat : Posyandu Cempoko Kuning
2. Sasaran Peserta
1. Ibu hamil di posyandu cempoko kuning
2. Ibu menyusui di posyandu cempoko kuning
3.Metode
Metode yang di gunakan pada penyuluhan ini adalah:

- Ceramah/tanya jawab
- Diskusi
- Demonstrasi

4.Alat Peraga

- Leaflet
- Phantom payudara (boneka)

5.Susunan Acara (Terlampir)

6. Anggaran Dana (Terlampir)

7. Susunan kepanitian (Terlampir)


8. Penutup
Demikian proposal ini kami ajukan dan kami susun dengan sungguh-
sungguh dan sebenar benarnya sesuai situasi dan kondisi sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan –kegiatan dalam rangka kegiatan Penyuluhan pada
posyandu. Dan sebagai bahan pertimbangan dari berbagai pihak yang
terkait.Semoga kegiatan yang akan kami adakan dapat bermanfaat dan mendapat
ridho serta kemudahan dariAllah SWT. Atas segala perhatian, kerjasama ,dan
bantuan semua pihak terkait kami sampaikan terimakasih. Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya kepada kita semua, serta
kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan sebagaimana mestinya.Aamiin.
Lampiran 1

Susunan Acara

No Waktu Acara Tanggungjawab


1. 07.30-08.00 Persiapanpenyuluhan Mahasiswa& Tim
Posyandu
2. 08.00-09.00 Pembukaan ketua Posyandu
-Sambutan
4. 09.00-10.30 PemaparanMateri Moderator mahasiswa
“Penyuluhandan Pelatihan
Fisioterapi Manajemen Laktasi
dan penguatan payudara dengan
breast care pada komunitas ibu
hamil”
4. 10.30-11.00 DiskusidanPembagiandoorprize Mahasiswa dan tim
posyandu
5. 11.00-12.00 Penatalaksanaanfisioterapi Mahasiswa
breast care
6. 12.00- DoadanPenutup Mahasiswadan tim
selesai posyandu
Lampiran 2
Anggaran Dana

1. Brousur :RP.100.000.-
2. Snack :Rp.350.000.-
3. Kenang –kenangan :RP.200.000.-
4. Kebersihan :RP.50.000.-
5. Pamflet :RP.100.000.-

Lampiran 3

Susunan Kepanitiaan

KETUA : muh ady ardyawan

WAKIL KETUA : Nur Fitriah J

SEKRETARIS : -Hildayan Nurbania

BENDAHARA : Selviana Enjelina

SEKSI- SEKSI :

1. Seksi Perlengkapan : LD Muh Ady A

Jorlanda Fanggidae

Irwan Susuanto

2. Seksi Komsumsi : Nirmaida

Melinda

Ulfa Susandy

3. Seksi Keamanan : Wahidin

Adhitya Cahya

Anda mungkin juga menyukai