ASI (Air Susu Ibu) adalah susu yang diproduksi oleh manusia
untuk dikonsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang
belum dapat mencerna makanan padat. Menurut Nugroho (2014) ASI
merupakan makanan alami pertama untuk bayi, mengandung semua
energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi dalam bulan pertama
kehidupan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan (Nurheti, 2010).
Pemberian ASI eksklusif ini memberikan banyak manfaat bagi bayi,
yaitu sebagai nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, kecerdasan, dan
jalinan kasih sayang dengan ibunya (Roesli, 2013).
Salah satu faktor yang berperan dalam tingginya AKB ini adalah
rendahnya cakupan ASI eksklusif, karena tanpa ASI eksklusif bayi
lebih rentan terkena berbagai penyakit yang meningkatkan morbiditas
dan mortalitas, pemberian ASI secara eksklusif membantu dalam
menurunkan AKB yaitu sebesar 13% (Roesli, 2013).
Data laporan yang dikeluarkan oleh Lembaga SDKI tahun
2007 menunjukkan cakupan ASI eksklusif bayi usia 0-6 bulan sebesar
32%. Sedangkan laporan SDKI tahun 2012 terdapat peningkatan bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 42 %. Angka ini jelas di
bawah target WHO yaitu cakupan ASI minimal 50 %. Cakupan pemberian
ASI eksklusif di Indonesia masih dibawah target yaitu pada bayi usia 0-6
bulan dengan angka cakupan 61.5%, sedangkan cakupan ASI
eksklusif pada tahun 2012 sebesar 33.6%, dan tahun 2013 sebesar 54.3%.
Cakupan ASI eksklusif di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar
45.86%, tahun 2012 sebesar 25.06% dan tahun 2013 sebesar 57.67%,
angka tersebut masih jauh dari target nasional untuk cakupan ASI
eksklusif pada tahun 2014 yaitu 80%.
Air susu ibu (ASI) adalah cairan hidup yang mengandung zat
kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
bakteri, virus, parasit dan jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI
antara lain akan melindungi bayi dari penyakit mencret (diare). Pada suatu
penelitian di Brasil Selatan bayibayi yang tidak diberi ASI mempunyai
kemungkinan meninggal karena mencret 14,2 kali lebih banyak dari pada
bayi yang mendapatkan ASI, ASI juga menurunkan kemungkinan bayi
terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi (Roesli
U., 2004).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah masyarakat mengetahui cara manajemen laktasi?
2. Apakah masyarakat mengetahui cara menguatkan payudara?
3. Apakah masyarakat mengetahui manfaat Breast Care?
4. Apakah masyarakat mengetahui cara melakukan breast care?
C. Tujuan
1. Menganalisishubungantingkatpendidikankesehatandenganperawatan
payudarapadaibuhamil prenatal dalammerawatpayudara.
2. Memberipengetahuantentangcaraperawatanpadapayudarauntukmem
perlancarproduksi ASI
3. Memberikanpengetahuantentangcaraperawatanpayudarauntukmelent
urkandanmenguatkan putting susu
4. Untuk mengeluarkan putting susu yang masuk kedalam atau masuk
kedalam
D. MANFAAT
1. Mengenalkan program studi fisioterapi pada masyarakat,
mengembangkan ilmu pengetahuan yang di miliki mahasiswa
fisioterapi.
2. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai masalah
Produksi ASI supaya lancer danbanyak.
3. Mengenalkan peran fisioterapi terhadap ibu hamil pada masyarakat
sekitar.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. ANATOMI FUNGSIONAL
1. Anatomi
Secaraumum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu
jaringan kelenjar dan jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi
lobus dan duktus. Sedangkan jaringan stromal meliputi jaringan lemak
dan jaringan ikat .Payudara terdapat dalam fasia superfisialis dinding
torak ventral yang berkembang menonjol tegak dari subklavikula
sampai dengan costae atau intercostae ke lima sampai ke enam
(Haryono et al., 2011; Moore et al., 2009).Ada pun anatomi payudara
tersaji pada gambar 1.
Gambar 2.Sistemlimfatikmammae
(Sumber: http://www.edoctoronline.com).
2. Fisiologi
Secara fisiologi, unit fungsional terkeci l jaringan payudara adalah
asinus. Selepite lasinus memproduksi air susu dengan komposisi dari
unsur protein yang disekres apparatus golgi bersama factor imun IgA
dan IgG, unsur lipid dalam bentuk droplet yang di liputi sitoplasma
sel. Dalam perkembangan nya, kelenjar payudara di pengaruhi oleh
hormone dari berbagai kelenjar endokrin sepertihipofisis anterior,
adrenal, dan ovarium. Kelenjar hipofisis anterior memilik ipengaruh
terhadap hormonal siklik follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH).Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen
dan progesteron yang merupakan hormone siklus haid.Pengaruh
hormone siklus haid yang paling sering menimbulkan dampak yang
nyata adalah payudara terasa tegang, membesar atau kadang disertai
rasa nyeri.Sedangkan pada masa pramenopause dan perimenopause
sistem keseimbangan hormonal siklus haid terganggu sehingga
beresiko terhadap perkembangan dan involusisiklik fisiologis, seperti
jaringan paren kimatrofi di ganti jaringan stroma payudara, dapat
timbul fenomena kista kecil dalam susunan lobular atau cystic change
yang merupakan proses aging (Soetrisno, 2010; Sabiston, 2011).
B. DESKRIPSI KASUS
1. Definisi
Breast care adalah perawatan payudara pada ibu dapat di
lakkukan setelah dan sebelum melahirkan dan dapat dilakukan
sedini mungkin. Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang di
lakukan secara sadar dan teratur untuk memelihara kesehatan
payudara dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu
post partum. Ada pan pelaksanaan dapat dilakukan setelah 1-2 hari
setelah melahirkan minimal 2 kali sehari.Manfaat breast care antara
lain melancarkan reflex pengeluaran ASI atau refelks let down,
cara efektif meningkatkan volume ASI peras / perah, serta
mencegah bendungan pada payudara bengkak. (roesli,2008).
2. Tujuan
Asi eksklusif harus di berikan dalam 6 bulan pertama,
dengan demikian bayi akan mencapai tumbuh kembang yang
optimal WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal yang harus
di perhatikan dalam mendacapi tumbuh kembang optimal yaitu
pemberian ASI segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
pemberian ASI ekslusif,pemberian MP_ASI sejak bayi berusia 6-
24 bulan serta pemberian ASI sampai 24 bulan. (Depkes,2011).
1. Fisiologi laktasi
Produksi ASI bergantung pada kerja hormone dan reflek
menyusui. Selama kehamilan terjadi perubahan pada hormone
yang berfungsi mempersiap kan jaringan kelenjar susu untuk
memproduksi ASI .segera setelah melahirkan, bahkan di mulai
sejak usia kehamilan 6 bulan, terjadi perubahan hormonal yang
menyebabkan payudara mulai memproduksi ASI.
Saat hamil, terjadi pelepasan hormone estrogen dan
progesterone olehkorpusluteum yang merangsang
adenohypophysis untuk meningkatkan sintesis dan pelepasan
prolactin keperedaran darah.Korpus lute umjuga melepaskan
hormone human placental lactogen(HPL), human chorionic
gonadotropin (HCG). Hormone prolactin, HCG,HPL, estrogen,
progesterone ditambahdengan hormone insulin, kortisol, tiroid,
paratiroid, dan hormone pertumbuhan mempengaruhi pembentukan
duktus, lobulus, serta alveolus payudara. HPL, estrogen, dan
progesterone jugamerangsang hypothalamus yang mengsekresi
prolactin inhibitory faktor (PIF) sehingga akan menghambat kerja
adenohypophysis.
Setelah melahirkan, prolactin di sekresi oleh
adenohyphysis.Oksitosin di lepas oleh neuro phypophysis karena
ada nya isapan dari bayi.Bekerjanya ke dua hormone ini di bantu
oleh hormone insulin, kortisol, tiroid, paratiroid, dan hormone
pertumbuhan (merupakan hormone penunjang metabolic).
BAB III
PELAKSANAAN
- Ceramah/tanya jawab
- Diskusi
- Demonstrasi
4.Alat Peraga
- Leaflet
- Phantom payudara (boneka)
Susunan Acara
1. Brousur :RP.100.000.-
2. Snack :Rp.350.000.-
3. Kenang –kenangan :RP.200.000.-
4. Kebersihan :RP.50.000.-
5. Pamflet :RP.100.000.-
Lampiran 3
Susunan Kepanitiaan
SEKSI- SEKSI :
Jorlanda Fanggidae
Irwan Susuanto
Melinda
Ulfa Susandy
Adhitya Cahya