Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH ROLLING MESSAGE PUNGGUNG KOMBINASI

AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENGELUARAN


KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM
DI RSUD RATU AJI PUTRI BOTUNG

Disusun Oleh :

ANDRIYANA
NIM. 21041042

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi yang baik selama masa bayi akan mendorong pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik
perlu didukung dengan adanya kesempatan untuk berinteraksi social,
psikologi, dan bahkan Pendidikan antara orang tua dan bayinya (Perry et al,
2010). Pemberian nutrisi yang optimal sejak dini dapat diberikan melalui
pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi baru lahir.
World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s
Fund (UNICEF) merekomendasikan pemberian nutrisi yang optimal bagi bayi
baru lahir yakni melalui strategi global pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan (WHO, 2009). America Academy of Pediatrics ( AAP )
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama minimal 6
bulan dan dapat dilanjutkan minimal sampai bayi berusia 12 bulan (Perry et al,
2010). Menurut Center of Disease Control and Prevention Pediatric Nutrition
Surveilance System, 2004 pemberian ASI bagi bayi baru lahir dapat
membantu proses maturasi saluran pencernaan.
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan
sekresi kolostrum. Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta
meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh
hormon esterogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan,
kadar esterogen atau progeteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin
lebih dominan sehingga pada saat itulah mulai terjadi sekresi kolostrum (Sidi,
2012). Pada masa awal setelah proses persalinan, ibu hanya akan
mengeluarkan kolostrum kental, tapi setelah 24 sampai 48 jam setelah
kelahiran idealnya air susu keluar dengan jumlah yang besar sesuai dengan
kebutuhan bayi (Nirwana, 2011).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibody karena
mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam
jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi resiko
kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari
pertama sampai ketiga. Pada hari keempat sampai kesepuluh, ASI
mengandung immunoglobulin, protein dan laktosa yang lebih sedikit
dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna
susu lebih putih. Selain mengandung zat- zat makanan, ASI juga mengandung
enzim tersendiri yang tidak akan mengganggu enzim di usus (Depkes, 2014).
Pemberian ASI pada satu jam pertama setelah melahirkan dapat
mempercepat pergantian produk susu dari payudara yang penuh dan matang.
Sentuhan kulit antara ibu dan bayi, serta isapan bayi akan membantu
memperlancar produksi ASI (Hayati, 2009). ASI yang paling baik disebut
kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali keluar, berwarna
kekuning-kuningan yang mengandung protein dan antibodi (kekebalan tubuh).
Pemberian kolostrum dapat dimulai sejak satu jam pertama bayi
dilahirkan dengan melakukan praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Pendekatan IMD yang sekarang dianjurkan adalah dengan metode breast
crawl (merangkak mencari payudara) dimana setelah bayi lahir segera
diletakkan di perut ibu dan dibiarkan merangkak untuk mencari sendiri puting
ibunya dan akhirnya menghisap tanpa bantuan (Februhartanty, 2009).
Kolostrum yaitu ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ke
tiga setelah bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning dari ASI biasa,
bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel.
Kolostrum merupakan bagian dari ASI yang sangat-sangat penting untuk
diberikan pada kehidupan pertama bayi karena kolostrum mengandung zat
kekebalan terutama immunoglobulin (IgA) untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi dan zat ini tidak akan ditemukan dalam ASI
selanjutnya ataupun di dalam susu formula. Selain itu kolostrum juga
mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan lemak rendah sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran dan juga
membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada
bayi (Mahmudah dan Dewi, 2011).
Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan di
Indonesia pada tahun 2012 berdasarkan laporan sementara hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 masih cukup rendah yakni
sebesar 42% dimana target pencapaian pemberian ASI eksklusif pada tahun
2014 sebesar 80% (Riskesdas,2013). Salah satu penyebab rendahnya cakupan
pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia dibawah 6 bulan karena produksi ASI
pada ibu post partum yang terhambat pada hari-hari pertama pasca persalinan
sehingga Sebagian besar bayi mendapatkan susu formula pada saat baru lahir
(Riskesdas, 2013).
Beberapa pendapat yang menghambat ibu nifas untuk memberikan
kolostrum dengan segera menurut Roesli (2008) diantaranya takut bayi
kedinginan, setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk menyusui bayinya,
kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai, serta kolostrum
tidak baik dan berbahaya bagi bayi. Faktor yang mempengaruhi pemberian
kolostrum diataranya, tingkat pengetahuan ibu nifas, motivasi ibu nifas dalam
pemberian kolostrum dan usia ibu nifas. Hal diatas tidak akan terjadi jika
seorang ibu nifas mempunyai pengetahuan yang bagus serta mendapat
dukungan dari keluarga. Aminah (2012) mengatakan kebiasaan ibu nifas di
Indonesia sering dijumpai ibu yang kurang pengetahuan tentang pemberian
ASI yang sudah berwarna putih dan cairan yang kental berwarna kuning atau
yang disebut kolostrum dibuang karena dianggap menyebabkan sakit perut
pada bayi, oleh karena itu sebelum susu matur (ASI) keluar bayi diberi
makanan pengganti seperti air gula dan madu, akibat dari kurangnya
pemahaman tersebut maka merugikan kesehatan bayi itu sendiri.
Pentingnya pemberian ASI pada bayi baru lahir tidaklah disadari
sepenuhnya oleh sebagian besar orang tua. Banyak alasan yang diungkapkan
oleh ibu sebagai faktor yang mendorong mereka untuk memilih susu formula.
Diantaranya adalah percepatan sekresi Kolostrum yang tidak mencukupi,
padahal idealnya Kolostrum yang berupa kolostrum akan keluar segera setelah
persalinan. Alasan lain adalah bentuk puting yang menyulitkan untuk
menyusui, atau timbulnya rasa tidak menyenangkan saat menyusui
(Hartono,2014).
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI, diantaranya
yaitu faktor makanan, penggunaan alat kontrasepsi, perawatan payudara, pola
istirahat, dll (Riksani, 2012). Selain beberapa faktor diatas faktor fisiologis
(hormon) serta faktor ketenangan jiwa dan fikiran yang akan menjadi fokus
peneliti dalam upaya mempengaruhi atau meningkatkan. Salah satu upaya
untuk mempengaruhi keluarnya kolostrum yang akan dilakukan oleh peneliti
yaitu dengan rolling message punggung. Rolling Massage atau pemijatan pada
tulang belakang (costae ke lima-enam), membantu kerja hormon oksitosin
dalam pengeluaran ASI dan meningkatkan rasa nyaman setelah melahirkan.
Pemijatan pada tulang belakang mulai dari costae lima-enam sampai scapula,
akan mempercepat saraf parasimpatis menyampaikan sinyal ke otak bagian
belakang untuk merangsang kerja oksitosin dalam mengalirkan ASI keluar
(Desmawati, 2013) .
Sebagai upaya untuk membantu pencapaian peran maternal pada Wanita
post partum, peran bidan sebagai pemberi asuhan utama dapat melakukan
intervensi rolling message punggung dengan menggunakan aromaterapi
lavender. Intervensi rolling message punggung menggunakan aromaterapi
lavender diduga dapat membantu ibu post partum meningkatkan produksi ASI
dan menurunkan nyeri sehingga mampu mendukung pemberian ASI eksklusif
bagi bayi baru lahir.
Pijat punggung dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau
refleks let down melalui stimulasi sensori somatic dari system aferen (Mario,
2004). Pemijatan yang dilakukan diarea punggung ini dapat dilakukan pada
ibu post partum ketika ibu sudah mampu memulai mobilisasi. Rolling
message punggung dapat dilakukan pada ibu dengan posisi senyaman
mungkin baik dengan posisi berbaring sambal miring ataupun dalam posisi
duduk. Pemijatan ini tidak memiliki efek samping yg berarti.
Aromaterapi lavender mempunyai efek terapi secara psikologis dari
aromanya yang terhirup melalui inhalasi dari komponen yang mudah
menguap. Khasiat aromaterapi lavender mempunyai aktivasi melalui system
limbik khususnya pada amygdala dan hippocampus. Meskipun mekanisme
secara seluler belum diketahui dengan pasti, namun lavender mempunyai
khasiat mirip dengan benzodiazepines dan meningkatkan efek gamma-
aminobutyric acid di dalam amygdada (Cavanagh & Wilkinson, 2002) dalam
(Ujiningtyas, 2012).
Pasien post partum di RSUD Ratu Aji Putri Botung memiliki jumlah
tertinggi pertama dibandingkan jumlah post partum di fasilitas kesehatan
lainnya di Kabupaten Penajam Paser Utara yaitu sebanyak 128 post partum
normal dari 698 jumlah total post partum di Kabupaten Penajam Paser Utara
sejak bulan Maret – Mei 2021. Pengetahuan ibu post partum yang bersalin di
RSUD Ratu Aji Putri Botung tentang pengeluaran kolostrum berpengaruh
terhadap keberhasilan ASI eksklusif di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di RSUD Ratu Aji Putri
Botung dari 3 ibu post partum pada tanggal 30 Oktober 2021, ibu menyatakan
ASI belum keluar setelah bersalin dan baru keluar setelah lebih dari 24 jam.
Selama ini tidak ada tindakan untuk membantu mempercepat pengeluaran
kolostrum.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitaian yaitu “ Pengaruh Rolling Message Punggung
menggunakan aromaterapi Lavender terhadap Pengeluaran Kolostrum Pada
Ibu Post Partum di RSUD Ratu Aji Putri Botung”

B. Rumusan Masalah
Pemberian kolostrum bagi bayi baru lahir merupakan salah satu upaya
untuk mencegah kematian dan masalah kekurangan gizi pada bayi dan balita.
Proses menyusui bukan hal yang mudah, ada beberapa hal yang dapat
menghambat produksi ASI, diantaranya ASI sedikit, puting lecet/ pecah-
pecah, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, dan nyeri payudara
(Astutik, 2014). Kolostrum merupakan ASI yang keluar pada hari pertama
sampai hari ketiga atau keempat post partum dan untuk memproduksi
kolostrum ibu harus mendapatkan rangsangan pada payudara. Respon dari
rangsangan tersebut akan dikirim ke hipofisis untuk pengeluaran dan produksi
air susu yang disebut laktasi. Terdapat beberapa teknik atau metode lain
untuk merangsang produksi kolostrum diantaranya dengan pijat rolling
message yang dapat menstimulasi prolaktin dan oksitosin sehingga
melancarkan pengeluaran kolostrum. Rolling message dapat dikombinasikan
dengan aromaterapi lavender. Aromaterapi lavender terkenal sebagai aroma
yang dapat memberikan relaksasi. Metode pijat menggunakan aromaterapi
merupakan cara yang popular karena dapat bekerja dalam beberapa cara pada
waktu yang sama. Dari hasil studi pendahuluan masih banyak ibu post partum
yang kolostrumnya belum keluar dalam waktu 24 jam pertama setelah
persalinan.
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh rolling message
punggung menggunakan aromaterapi lavender terhadap pengeluaran
kolostrum pada ibu post partum di RSUD Ratu Aji Putri Botung?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Rolling Message Punggung
Menggunakan Aromaterapi Lavender terhadap pengeluaran kolostrum
pada ibu post partum di RSUD Ratu Aji Putri Botung Kabupaten Penajam
Paser Utara Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengeluaran kolostrum pada kelompok yang
dilakukan rolling message punggung dan aromaterapi lavender pada
ibu post partum di RSUD Ratu Aji Putri Botung.
b. Untuk mengidentifikasi pengeluaran kolostrum pada kelompok yang
tidak dilakukan rolling message punggung dan aromaterapi lavender
pada ibu post partum di RSUD Ratu Aji Putri Botung.
c. Mengidentifikasi faktor – faktor lain yang berpengaruh terhadap
pengeluaran kolostrum pada ibu post partum
d. Untuk menganalisa pengeluaran kolostrum antara kelompok yang
dilakukan rolling message punggung dan aromaterapi lavender dan
kelompok kontrol yang tidak dilakukan intervensi pada ibu post
partum di RSUD Ratu Aji Putri Botung.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Peneliti
Meningkatkan wawasan dan pengalaman belajar dalam melakukan
penelitian.
2. Manfaat bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat khususnya pada pasien ibu post partum melalui tindakan
rolling message punggung dan aromaterapi lavender untuk pengeluaran
kolostrum.
3. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data dasar
untuk penelitian selanjutnya.

E. Penelitian Terkait
Penelitian yang berkaitan dengan pijat rolling message dan
aromaterapi lavender terhadap pengeluaran kolostrum adalah:
1. Patel & Gedam (2013) “Effect of Back Massage on Lactation among
Postnatal Mothers”. Penelitian ini menggunakan desain quasi
experimental non equivalent pre & post test design untuk mengetahui
efektifitas back massage terhadap laktasi pada wanita post partum.
Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan sampel
penelitian sejumlah 220 ibu post partum dengan kelompok intervensi
sebanyak 100 dan kelompok kontrol sebanyak 120 responden.
Pengukuran laktasi diukur berdasarkan parameter dari bayi yakni berat
badan setelah mendapatkan ASI, frekuensi berkemih, frekuensi BAB,
lamanya durasi tidur bayi setelah menyusu, dan kepuasan bayi setelah
menyusu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi yang
dilakukan terbukti meningkatkan produksi ASI pada kelompok intervensi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perbedaan dengan penelitian ini
terdapat pada luaran yang diukur, dimana peneliti mengukur produksi
ASI berdasarkan pengamatan frekuensi buang air kecil (BAK) dan buang
air besar (BAB) yang dikategorikan menjadi lancar apabila bayi BAK
lebih dari 4 kali dan BAB lebih dari 2 kali dalam 24 jam.

2. Amin et al, (2011), tentang “Effektifitas message rolling (punggung)


terhadap produksi ASI pada ibu post section caesarea di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang”. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling pada total 32 responden yang terdiri dari 16
responden kelompok intervensi dan 16 responden kelompok kontrol. Uji
statistic yang dilakukan menggunakan uji independent sampel t-test.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol pada saat pre test dengan p-value =
0,084 dan adanya perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI
antara kelompok intervensi message rolling dan kelompok kontrol
dengan p-value = 0,001 pada saat post test. Penelitian ini juga membuat
kategori proporsi kelancaran produksi ASI pada kelompok intervensi
sebesar 93,5% dan proporsi kelancaran produksi ASI pada kelompok
kontrol sebesar 43,8%.

3. Purnama (2013), tentang “Efektivitas antara pijat oksitosin dan breast


care terhadap produksi asi pada ibu post partum dengan section sesarea di
RSUD Banyumas”. Metode pengambilan sampel dengan purposive
sampling. Sampel berjumlah 50 orang ibu post partum yang dibagi dalam
2 kelompok, yaitu 25 treatment pijat oksitosin dan 25 treatment breast
care. Analisis statistic yang digunakan pada penelitian ini adalah Analisa
statistik t-test independent. Berdasarkan hasil analisis dengan uji statistik
t test independent didapatkan bahwa nilai t hitung 0.241 < t table 2.01
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pijat oksitosin dan breast care
adalah cara untuk memperlancar dan meningkatkan produksi ASI.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pijat oksitosin dan breast care terhadap produksi ASI
pada ibu post partum dengan section sesarea di RSUD Banyumas.
Perbedaan penelitian dengan peneliti adalah variable bebas dimana
peneliti mengkombinasikan intervensi rolling message punggung
menggunakan aromaterapi lavender terhadap pengeluaran kolostrum
pada ibu post partum. Perbedaan lain yakni pada sampel dimana peneliti
melakukan intervensi pijat punggung pada responden ibu post partum
spontan sedangkan Purnama melakukan penelitian dengan responden
pasca bedah sesar.

Anda mungkin juga menyukai