Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM DENGAN


PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI
PUSKESMAS SAWA KABUPATEN KONAWE UTARA

OLEH :

INDHARKHAERATI RAMING
NIM BK2111073

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA EDUKASI


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI (Air Susu Ibu) merupakan nutrisi alami bagi bayi karena di

dalamnya mengandung zat-zat gizi ideal secara optimal mampu

membantu pertumbuhan tubuh bayi. ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu

emulsi lemak pada larutan protein, laktosa dan garam organik yang

diproduksi oleh kedua kelenjar payudara ibu yang menjadi makanan

pokok bagi bayi (Soetjiningsih, 2010). Komposisi gizi didalam ASI

paling baik yang keluar pada tiga hari pertama setelah bayi lahir

disebut kolostrum (Widjaja, 2012). Kolostrum merupakan ASI yang

dihasilkan oleh kelenjar payudara bewarna sedikit kekuningan

daripada ASI biasa, permukaanya agak kasar karena mengandung

butiran lemak. Kandungan dalam kolostrum lebih banyak

dibandingkan ASI biasa.

Menurut American Pregnancy Assosiation (APA) 2018, kolostrum

mampu membentuk lapisan pada perut dan usus bayi untuk

mencegah seragan kuman/patogen. Membantu mencegah sakit

kuning pada bayi dengan mengeluarkan zat-zat sisa yang berbahaya

bagi tubuh bayi, memberikan zat gizi yang cukup untuk

perkembangan dan pertumbuhan otak, mata, dan jantung bayi.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2010) angka kematian Ibu

dan bayi di Indonesia menjadi yang tertinggi dengan jumlah 450 per

1
1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global untuk tahun

2015, diharapkan nanti nya angka kematian bayi menurun dari 34

pada tahun 2007 menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI,

2011).

Bersadarkan laporan profil kab/kota kesehatan dari 259.320

bayi lahir terdapat 1.970 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun,

diperhitungkan angka kematian bayi di Sumatera Utara hanya

7,6/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Menurut data Survey

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014, angka kematian

bayi di Indonesia sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup, dan

penyebabnya sebagian besar ialah karena faktor nutrisi yaitu

kekurangan gizi sebesar 53%. Angka kematian bayi yang tinggi dapat

dicegah dengan pemberian ASI dini yaitu langsung setelah bayi lahir

dan mengikuti program ASI eksklusif (Departeman Kesehatan

Indonesia, 2010).

Penyebab dari beberapa ibu banyak yang tidak memberikan

kolostrum pada bayi baru lahir yaitu : umur, paritas dan pengetahuan

(Kodrat, 2010). Proverawati, A (2010) juga mengatakan bahwa ibu

postpartum tidak mengetahui kandungan didalam kolostrum sehingga

banyak ibu postpartum pada saat setelah persalinan tidak

memberikan kolostrum pada bayi baru lahir disebabkan pengetahuan

tentang kolostrum kurang atau tidak ada. Ibu postpartum terkadang

mengalami pembengkakan payudara setelah melahirkan dengan

2
hampir 90%, pada hari kedua hingga hari keempat. Hal tersebut

terjadi karena kurangnya pengeluaran ASI dan menjadi alasan kuat

bagi ibu postpartum untuk berhenti menyusui dan memberikan

makanan tambahan seperti susu formula (Nasution S S, et al, 2014).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sari P E, tahun

2017 di Ruangan camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru yaitu

didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan Ibu

postpartum tentang kolostrum terhadap pemberian kolostrum pada

bayi baru lahir ( Sari P E, 2017). Penelitian juga dilakukan oleh

Mery Krista Simamora di klinik bersalin Martini Kecamatan Medan

Tembung 2009, sebanyak 8 orang responden (26,7%)

berpengetahuan baik, 12 orang responden (40%) berpengetahuan

cukup dan 10 orang responden (33,3%) berpengetahuan buruk. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan

pengetahuan ibu postpartum dengan pemberian kolostrum di Rumah

Bersalin Sehati.

B. Rumusan Masalah

Periode postpartum merupakan masa dimulai saat bayi dan

plasenta dilahirkan atau selama enam minggu setelah persalinan,

pada periode ini kolosrtrum keluar. Kolostrum menjadi cairan yang

pertama kali disekresi oleh kedua kelenjar payudara yang banyak

mengandung zat kekebalan tubuh yaitu immunoglobulin (A,D,E,G dan

M), maka dari itu kolostrum sangat penting diberikan pada bayi baru

3
lahir, tapi kenyataannya beberapa dari ibu postpartum banyak yang

tidak memberikan kolostrum pada bayi baru lahir disebabkan karena

memiliki pengetahuan yang kurang. Pengetahuan merupakan tolak

ukur dari tahu tentang suatu objek tertentu, dimana pengetahuan yang

dimaksud adalah pengetahuan tentang kolostrum.

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang bagaimana hubungan pengetahuan ibu

postpartum dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan pengetahuan

ibu postpartum dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

2.Tujuan Khusus

a. Mengindetifikasi pengetahuan ibu postpartum tentang

kolostrum.

b. Mengidentifikasi tentang diberikan atau tidak diberikan

kolostrum dan waktu pemberian pada bayi baru lahir.

c. Menganalisis kekuatan hubungan pengetahuan ibu

postpartum tentang kolostrum dengan pemberian kolosrum

pada bayi baru lahir.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

4
Secara teoritis informasi hasil penelitian berguna untuk

mengembangkan dan menambah wawasan sebagai upaya yang

dapat di lakukan untuk meningkatkan keberhasilan pemberian

kolostrum pada ibu postpartum

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian

kolostrum dari ibu kepada bayi.

b. Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

puskesmas agar memberikan informasi kepada ibu nifas

mengenai pentingnya memberikan kolostrum pada bayi baru

lahir khususnya pada hari kedua postpartum.

c. Manfaat Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian bahan

bacaan pengembangan ilmu pengetahuan untuk menambah

wawasan mengenai kolostrum, serta dapat menjadi bahan

referensi untuk pustaka bagi peneliti selanjutnya.

d. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

peneliti dalam meningkatkan ilmu yang telah diperoleh selama

5
di bangku kuliah dan tentang gambaran keberhasilan

pemberian kolostrum pada hari kedua postpartum.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI) ialah suatu cairan yang diproduksi dari kedua

kelenjar payudara yang merupakan suatu emulsi lemak didalam

larutan protein, yang menjadi makanan ideal bagi bayi (Soetjiningsih,

2010). ASI (Air Susu Ibu) merupakan nutrisi alami dan makanan yang

sangat cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal

(Medifoth, 2013).

Pemberian ASI yang cukup sejak bayi dilahirkan dapat memenuhi

kebutuhan nutrisi yang sesuai sehingga bayi akan terhindar dari rasa

sakit dan kematian. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

merekomendasikan bahwa setiap bayi yang baru lahir mendapatkan

ASI eksklusif selama enam bulan, tetapi beberapa ibu tidak

memberikan ASI eksklusif disebabkan ASI tidak keluar bahkan sedikit

sehingga tidak memenuhi kebutuhan bayi (Nasution S S, et al, 2015).

Kolostrum merupakan ASI yang pertama kali keluar. Kolostrum

diberikan sejak bayi dilahirkan pada saat periode pospartum. Periode

postpartum ialah masa setelah persalinan (nifas) yang dimulai setelah

plasenta lahir dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali sesuai

pada saat sebelum hamil (saifuddin AB,2002). Agar ibu postpartum

berhasil memberikan kolostrum pada bayi baru lahir diperlukan

adanya pengetahuan pada ibu postpartum tentang kolostrum.

7
B. Pengertian Kolostrum

Kolostrum merupakan suatu cairan yang pertama kali diproduksi

oleh payudara tiga hari pertama setelah bayi lahir, yang diberikan

sesegera mungkin atau satu jam pertama setelah bayi lahir (Hapsari,

2006). Roesli (2008) juga mengatakan bahwa kolostrum ialah suatu

cairan yang berwarna kekuningan bertekstur cair, lebih menyerupai

darah dari pada air susu biasa. Mahmuda dan Dewi (2011) juga

menyebutkan bahwa kolostrum ialah bagian dari ASI yang dihasilkan

pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir, bewarna agak

kekuningan lebih kuning daripada ASI biasa, permukaan sedikit kasar

karena mengandung butiran lemak.

C. Komposisi kolostrum

Menurut Riksani (2012) kolostrum memiliki komposisi atau kandungan

yang paling banyak ditemukan yaitu imunoglobulin (A, D, E, G dan M),

berfungsi sebagai faktor kekebalan tubuh, seperti IgA yang dapat

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, IgM yang dapat

memusnahkan bakteri, sementara IgD dan IgE sangat antiviral.

Presentase protein, lemak, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan dan

hormon dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan ASI (Air Susu Ibu)

(Sacerote et al., 2013).

D. Manfaat Kolostrum

Kolostrum sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi baru lahir,

adapun manfaat dari kolostrum menurut Roesli (2004) yaitu :

8
1. Kolostrum mampu mengeluarkan mekonium dari usus bayi yang

merupakan kotoran yang bewarna hitam kehijauan sehingga

mukosa usus lebih bersih dan siap menerima ASI.

2. Kolostrum mampu melindungi bayi berbagai penyakit terutama

diare karena mengandung zat kekebalan tubuh yaitu IgA 10-17 kali

lebih banyak dibandingkan ASI.

3. Kolostrum mampu melawan Zat asing yang masuk ditubuh bayi.

4. Kolostrum mampu menghindari bayi dari penyakit jaundice

(kuning) karena kolostrum dapat mengeluarkan kelebihan bilirubin

dalam tubuh bayi.

5. Kolostrum berperan aktif dalam pergerakan peristaltik usus

(gerakan mendorong makanan).

6. Kolostrum mampu mencegah perkembangan bakteri dan kuman-

kuman patogen.

E. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan ialah tolak ukur dari tahu terhadap suatu objek yang

merupakan hasil pengindraan seseorang mencakup lima panca

indra (telinga, mata, hidung, dan sebagainya) yang dimiliki

(Notoatmodjo, 2010).

2. Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan memiliki enam Tingkatan(T), menurut (Notoatmodjo,

2012) yaitu :

9
a. T-1 Tahu

Kata “tahu” dapat diartikan sebagai mengingat sesuatu yang

telah diketahui atau mengingat memori yang telah ada

sebelumnya.

b. T-2 Memahami

Kata “memahami” atau “paham” dapat diartikan bahwa

seseorang memiliki penguasaan dalam menjelaskan dengan

benar tentang objek yang sudah dipahami.

c. T-3 Aplikasi

Aplikasi dapat diartikan apabila seseorang telah memahami

tentang suatu objek dan dapat menerapkannya.

d. T-4 Analisa

Analisis ialah suatu kemampuan untuk menjabarkan atau

menguraikan suatu objek yang telah diketahui.

e. T-5 Sintesis

Sintesis dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk

menghubungkan atau mengombinasikan kedalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

f. T-6 Evaluasi

Evaluasi ialah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian

atau pandangan terhadap suatu objek.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

10
Pengetahuan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang,

namun ada banyak yang mempengaruhi pengetahuan itu sendiri.

Notoatmodjo (2012) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu :

1. Pendidikan

Pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam pengaruhnya

terhadap pengetahuan, dimana diharapkan seseorang dengan

penidikan yang tinggi mempunyai pengetahuan yang luas, namun

perlu ditekankan bahwasannya seseorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mempunyai pengetahuan yang rendah pula.

Pengetahuan tidak harus diperoleh dari pendidikan formal, namun

bisa juga diperoleh dari pendidikan nonformal.Pekerjaan

2. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan secara rutin setiap hari. Kebanyakan orang yang

menghabiskan waktunya diluar rumah cendrung bisa mendapatkan

akses informasi lebih baik dibandingkan dengan orang yang

menghabiskan waktunya dirumah sehingga berdampak bagi

pengtahuan yang didapat.

3. Informasi

Informasi yang didapat oleh seseorang akan mempengaruhi

pengetahuannya, seseorang dengan pengetahuan yang kurang

11
kalau memperoleh informasi yang bagus akan meningkatkan

pengetahuan yang dimiliki.

4. Pengalaman

Pengalaman yang didapat seseorang mampu menjadi sumber

pengetahuan untuk memperoleh kebenaran terkait informasi yang

didapat, karena seseorang akan belajar dari pengalaman tersebut.

12
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN,

DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep adalah suatu

uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan

variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,2012).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan

tentang kolostrum dengan perilaku pemberian kolostrum pada ibu

primipara.

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberi nilai

beda terhadap sesuatu (benda,manusia, dan lain-lain) :

1. Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang memengaruhi

atau nilainya menentukan variabel lain (Nursalam,2017). Variabel

ini terdiri dari Tingkat Pengetahuan ibu pospartum tentang

kolostrum.

2. Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi

nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam,2017). Variable ini

terdiri dari perilaku pemberian kolostrum pada Ibu bayi

Berikut dapat dilihat pada skema 3.1 kerangka konsep penelitian :

13
Variabel Dependen
Variabel Independen
perilaku pemberian
Tingkat pengetahuan ibu kolostrum pada Ibu bayi
postpartum tentang kolostrum

Karakteristik Responden :
a. usia
b. Agama
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Suku

Keterangan :

: Diteliti dan Dihubungka

: Diteliti dan Tidak Dihubungkan

: Variabel Diteliti

: Variabel Tidak Diteliti

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam,2017). Sesuai dengan judul

penelitian yang diambil yaitu : “Hubungan Pengetahuan Ibu

Postpartum Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di

14
Puskesmas Sawa Kabupaten Konawe Utara “, maka hipotesis

penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada hubungan pengetahuan tentang

kolostrum dengan pemberian kolostrum pada ibu postpartum di

Puskesmas Sawa

2. Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan pengetahuan tentang

kolostrum dengan perilaku pemberian kolostrum pada ibu

postpartum di Puskesmas Sawa.

C. Definisi Operasional

Definisi Hasil
No Variabel Alat ukur Cara Ukur Skala
operasional pengukuran

1. Variabel Independen

15
pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Pengukuran Baik (jika Ordinal
ibu postpartum adalah dilakukan responden
tentang kemampuan Ibu dengan menjawab benar
kolostrum postpartum mengisi dengan skor 7-8)
menjawab kuesioner
kuesioner dalam
tentang : pertanyaan Cukup (jika
multiple choic responden
a. Pengertian
menjawab benar
Kolostrum
dengan skor 4-6)
b. Kandungan
Kolostrum
c. Manfaat
Kurang (jika
Kolostrum
responden
d. Faktor-Faktor
menjawab benar
Ibu yang tidak
dengan skor 1-3)
memberikan
kolostrum.

2. Variable Dependen

Perilaku Memberikan Kuesioner Pengukuran Diberikan Ordinal


Pemberian suatu cairan dilakukan (diberikan
Kolostrum yang pertama dengan cara langsung setelah
Pada Ibu Bayi kali disekresi responden bayi l ahir)
oleh payudara memilih
Tidak diberikan
ibu yang di jawaban :
(diberikan
hasilkan tiga hari Sangat Setuju
setalah 1 jam
pertama pasca (SS), Setuju
bayi lahir)
persalinan yang (S), Tidak
diberikan kepada Setuju (TS),
bayi baru lahir. Sangat Tidak
Setuju (STS).

3. Karakteristik Responden

16
Usia Usia responden kuesioner Pengukuran 1=<20 tahun Interval
saat dilakukan dilakukan
2=20-30 tahun
penelitian dengan
3=>30 tahun
menurut tahun mengisi
terakhir. kuesioner
demografi
dalam
pertanyaan
terbuka.

Agama Adalah ajaran, Kuesioner Pengukuran 1=Islam Nominal


sistem yang dilakukan 2=Kristen
mengatur tata dengan 3=Katolik
keimanan mengisi 4=Hindu
(kepercayaan) kuesioner 5=Budha
dan peribadatan demografi
kepada Tuhan sesuai
Yang Maha dengan
Kuasa. pilihan yang
disediakan :
1=Islam
2=Kristen
3=Katolik
4=Hindu
5=Budha

17
Pendidikan Adalah jenjang Kuesioner Pengukuran 1= Rendah Ordinal
pendidikan dilakukan (Tidak Sekolah-
formal yang dengan SMP
terakhir yang mengisi
2=Tinggi (SMA-
telah kuesioner
Perguruan
terselesaikan. demografi
Tinggi)
sesuai
dengan
pilihan yang
disediakan:

1=Rendah
(Tidak
Sekolah-
SMP)

2=Tinggi
(SMA-
Perguruan
Tinggi)

Pekerjaan Sesuatu Kuesioner Pengukuran 1=Tidak Bekerja Nominal


perbuatan atau dilakukan 2=Bekerja
melakukan dengan
sesuatu yang mengisi
dilakukan untuk kuesioner
mencari nafkah demografi
guna untuk sesuai
kehidupan dengan
pilihan yang
disediakan :
1=Tidak
Bekerja
2=Bekerja

18
Suku Adalah kelompok Kuesioner Pengukuran 1=Tolaki Nominal
sosial yang dilakukan
2=Jawa
terdapat di dengan
kalangan mengisi 3=Bali
masyarakat yang kuesioner
4=Lain-Lain
digunakan untuk demografi
membedakan sesuai
suatu golongan dengan
yang satu pilihan yang
dengan disediakan :
golongan 1=Tolaki
lainnya. 2=Jawa
3=Bali
4=Lain-lain

Tabel 1.1 : Tabel Defenisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu post


partum dengan pemberian kolostrum pada Bayi baru Lahir

19
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif korelasi

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang mempunyai tujuan

untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu postpartum dengan

pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

desain Casual Corellation Research yaitu suatu penelitian yang

menggunakan sudut pandang retrospektif bertujuan untuk

mempelajari dinamika korelasi antara dua variabel atau lebih dengan

satu variabel tergantung tanpa menggunakan kelompok pembanding

(kontrol) (Susila & Suyanto, 2015).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum yang

terdaftar di Puskesmas Sawa. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu postpartum yang ada di Puskesmas Sawa yaitu

sebanyak 220 orang. Data ini diambil dari buku catatan di Rumah

Bersalin Sehati yang merupakan data per tahun yaitu tahun 2021

(januari 2021- juli 2021).

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa sampel ialah

20
bagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap dapat

mewakili populasi. Jika populasi kurang dari 10.000 subyek maka

rumus yang digunakan dalam menentukan sampel pada penelitian

ini ialah rumus slovin.

N
n=
1+( N×d 2 )

220
=
1+(220×(0 ,15 )2 )

220
=
1+4 ,95

220
=
5,95

=36 ,9
n=37

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = besarnya populasi yang akan diteliti (220 orang)

d = tingkat kepercayaan /ketepatan 15%

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diatas sampel

yang di dapat sebanyak 37 responden.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sawa. Alasan dipilihnya

lokasi tersebut dikarenakan tidak boleh melakukan penelitian di RS

sebab pandemic COVID-19.

21
2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan September 2020 sampai

November 2021 dengan pembagian, September 2020 sampai

Januari 2020 melakukan penyusunan Proposal, Febuari 2021

sampai Desember 2021 melakukan Penelitian dan hasil.

D. Pertimbangan Etik Penelitian

Peneliti akan lebih dahulu menyampaikan surat permohonan ke

institusi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara unutuk

memperoleh izin persetujuan penelitian sebelum penelitian

dilaksanakan. Setelah peneliti mendapatkan surat izin persetujuan

untuk penelitian, maka peneliti akan memulai penelitian sesuai

dengan pertimbangan etik dengan langkah sebagai berikut, yaitu :

peneliti akan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada responden

dan menyerahkan Informed Consent (Lembar Persetujuan) kepada

subjek yang akan diteliti. Peneliti juga akan menjelaskan maksud,

tujuan dan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan. Responden

yang bersedia menjadi subjek atau partisipan dalam penelitian ini

akan dimintai untuk menandatangani Informed Consent (Lembar

Persetujuan) dan bagi responden yang tidak bersedia (menolak)

menjadi subjek atau pertisipan dalam penelitian ini maka peneliti tidak

akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

Selanjutnya, untuk menjaga kerahsiaan dari reponden peneliti

akan mencantumkan nama responden namun cukup dengan inisial

22
saja sehingga kerahasiaan responden tetap terjaga.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuisioner yang terdiri dari beberapa butir pertanyaan dan

diberikan secara langsung kepada responden penelitian.

1. Kuisioner Data Demografi

Kuisioner data demografi digunakan untuk mengamati data ibu

postpartum di rumah bersalin sehati yang meliputi nama, umur,

pendidikan terakhir dan pekerjaan.

2. Kuisioner Pengetahuan Ibu postpartum tentang kolostrum

Kuisioner pengetahuan ibu postpartum diambil dari penelitian

sebelumnya, yaitu Mery K.S (2009), dan telah dimodifikasi oleh

peneliti sesuai kebutuhan penelitian yang berisi 8 butir pertanyaan

tentang bagaimana pengetahuan ibu postpartum terkait kolostrum.

Pengetahuan tentang kolostrum yang terdapat pada kuisioner

berisi pertanyaan terkait pengertian kolostrum (soal nomor 1 dan

2), komposisi kolostum (soal nomor 3 dan 4), manfaat kolostrum

(soal nomor 5 dan 6), dan waktu pemberian kolostrum (soal

nomor 7 dan 8). Setiap pertanyaan diberi nilai dan nilai penuh

pada kuisioner ini adalah 10.

3. Kuisioner pemberian kolostrum pada Bayi Baru Lahir

Kuisioner pemberian kolostrum pada bayi baru lahir terdiri dari 1

pertanyaan meliputi apakah ibu langsung memberikan kolostrum

23
setelah melahirkan.

F. Validitas dan Reabilitas

1. Validitas

Uji Validitas yaitu uji yang mampu mengukur beberapa butir

pertanyaan dengan prinsip mengukur apa yang diukkur dalam

penelitian dan berkaitan dengan keabsahan suatu kuisioner. Uji

validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

oleh salah satu staf pengajar (dosen) Keperawatan Maternitas

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Farida

Hanum Nasution, S.Kp, Ns, M.Kep dan diperoleh nilai Content

Validity Index (CVI) 0,8. Instrument dinyatakan valid jika nilai

Content Validity Index (CVI) > 0,70.

2. Reabilitas

Uji reabilitas memiliki tujuan untuk mengetahui besar derajat

alat ukur untuk mengukur secara konsisten objek yang akan

diukur. Alat ukur yang dikategorikan sebagai alat ukur yang baik

adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama apabila

digunakan beberapa kali pada sampel yang berbeda. Peneliti

memodifikasi kuesioner dengan pedoman pada tinjauan pustaka.

Uji reabilitas dilakukan di Rumah Bersalin Sehati sebanyak 30

orang dengan nilai cronbach alpha 0,938. Uji reabilitas untuk

instrument menggunakan Cronbach’s Alpha dengan taraf

signifikan 5% kuisioner dinyatakan riabel bila nilai Cronbach’s

24
Alpha > 0,70.

Realibilitas suatu instrumen dapat dilihat dari besarnya nilai

Alpha Cronbach’s. Adapun nilai standart pada Alpha Cronbach

adalah jika α < 0,90 – 1,00 maka dikatakan realibilitas sempurna,

jika α < 0,70 – 0,90 maka realibilitas tinggi, jika α 0,50 - 0,70 maka

realibilitas moderat dan jika α < 0,50 maka dikatakan realibilitas

rendah dan berarti salah satu atau beberapa butir pertanyaan

dalam kueioner tersebut tidak realibel.

G. Rencana Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Sawa. Pengumpulan

data akan dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Kebidanan

dan Bidan Puskesmas Sawa. Setelah penelitian mendapat izin maka

peneliti akan melakukan pendekatan kepada calon responden dan

memberikan informed consent untuk mendapatkan persetujuan

sebagai responden penelitian. Dalam hal ini peneliti terlebih dahulu

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan cara pengisian

kuisioner. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara

membagikan kuisioner dan memberikan waktu 15 menit untuk

responden menjawab semua item pertanyaan dalam kuesioner.

Setelah responden menjawab semua item pertanyaan yang ada

dalam kuisioner maka peneliti memeriksa kelengkapannya.

Selanjutnya data yang terkumpul akan dilakukan analisa data.

H. Analisa Data

25
Analisa data dilakukan setelah data dari kuisioner dikumpulkan

melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa

data yang telah dikumpulkan, sebelum melakukan penelitian lebih

lanjut, peneliti mengecek terlebih dahulu kelengkapannya seperti

nama dan identitas responden, dan mengecek kembali data atau

instrumen pengumpulan data, termasuk kelengkapan lembar

instrumen. Kedua coding yaitu kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Ketiga

Entry yaitu kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan dari

kuisioner dan lembar cheklist ke perangkat komputer. Keempat

cleanning yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry apakah ada kesalahan atau tidak. Analisa data pada penelitian

ini adalah :

1. Analisa Univariant

Menurut Notoatmodjo (2010), Analisa univariat yaitu analisa

yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Sugiyono (2012) juga mengatakan bahwa tujuannya yaitu untuk

menjelaskan atau membandingkan karakteristik masing-masing

variabel yang diteliti dari angka, jumlah dari masing-masing

kelompok tanpa ingin mengetahui pengaruh atau hubungan dari

karakteristik tersebut. Karakteristik (responden) meliputi: nama,

umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.

2. Analisa Bivariant

26
Menurut Notoatmodjo (2010) analisis bivariant yaitu analisis

yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkolerasi satu sama lain. Analisis bivariat yang dalam

penelitian ini adalah Spearman Correlation yang merupakan jenis

statistika non parametik yang digunakan untuk menganalisa

hipotesa hubungan antar variabel dan untuk melihat kuat

lemahnya hubungan dan arah hubungan, telah tersusun sesuai

peringkat (rank data). Spearman Correlation digunakan pada

variabel semi kuantitatif (jenis data ordinal), oleh karena itu analisa

bivariat yang digunakan oleh peneliti adalah analisa Spearman

Correlation yang digunakan untuk melihat hubungan pengetahuan

ibu postpartum terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru

lahir.

Hipotesis yang didapat dari hasil analisa Spearman Corelatian

adalah dengan membandingkan nilai r hitungan dengan r tabel. H0

diterima jikan r hitung ≤ r tabel dan H0 ditolak jika r hitung ≥ r tabel.

Kekuatan korelasi ditunjukkan dari nilai r hitung, dengan nilai

0,000-0,199 maka kekuatan korelasi sangat lemah, jika nilai 0,200-

0,399 maka kekuatan korelasi lemah, jika nilai 0,400-0,599 maka

kekuatan korelasi sedang, jika nilai 0,600-0,799 maka kekuatan

korelasi kuat, sedangkan jika nilai 0,800-1,000 maka kekuatan

korelasi sangat kuat (Hidayat. A, 2009).

27

Anda mungkin juga menyukai