Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) mengatakan

bahwa jumlah ibu yang menyusui banyak di Negara-negara berkembang dan

mulai meningkat pada tahun 2010 menjadi 27,9 %. Jika dibicarakan mengenai

jumlah penurunan ibu menyusui, pada tahun 2012 sebanyak 16,7%. Banyak hal

yang mempengaruhi hal tersebut, salah satunya adalah beban hidup atau stress

yang di alami oleh banyak wanita (Bahiyatun, 2012).

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan bayi yang paling terutama pada

bulan-bulan pertama kehidupan. Asi merupakan sumber gizi yang sangat ideal

dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan

bayi. Komposisi asi itu sendiri tidak sama dari waktu ke waktu komposisi tersebut

terbagi atas tiga macam yaitu kolostrum, asi masa transisi dan asi matur

(khairuniyah, 2011).

Para ahli kesehatan telah banyak melakukan penelitian untuk menjabarkan

data umum secara ilmiah. Para ahli dengan berbagai penelitian telah membuktikan

kebenarannya, sehingga akhirnya organisasi kesehatan dunia (WHO) termasuk

seluruh departemen kesehatan di dunia pun sangat mengajurkan para ibu member

ASI kepada bayinya sesegera mungkin setelah bayi lahir agar dapat tumbuh

kembang dan menjadi generasi yang cerdas (Bahiyatun, 2012).

1
Survey Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 2007, cakupan ASI

masih 53,5 %, pemberian ASI kepada bayi satu jam pasca persalinan hanya 6 %,

sedangkan pemberian ASI kepada bayi pada hari pertama setelah kelahirannya

hanya 41,5 %. Sedangkan pada tahun 2012 hanya 4 % bayi yang mendapatkan

ASI dalam satu jam pertama, kemudian 8 % bayi baru lahir mendapatkan

kolostrum pada hari pertama dan selebihnya 35 % sebagian ibu nifas tidak

memberikan kolostrum pada bayinya saat lahir. Rendahnya tingkat pemberian

kolostrum inilah yang menjadi salah satu pemicu rendah nya status gizi bayi dan

balita di Indonesia disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai

pentingnya pemberian kolostrum pada bayinya hal tersebut dapat di pengaruhi

oleh beberapa factor salah satunya yaitu tingkat pendidikan ibu sehingga

informasi tidak dapat tersampaikan dengan baik (Depkes RI, 2010)

Setelah melahirkan ibu mengeluarkan satu jenis susu kental yang berwarna

kekuning-kuningan dan lebih kental disebut kolostrum, kolostrum mengandung

vitamin A, Protein dan zat kekebalan yang mempunyai keuntungan sebagai

pencahar yang ideal untuk membersihkan selaput usus bayi baru lahir untuk

memper siapkan saluran pencernaan kadar protein terutama globulin

(gamaglobulin) yang tinggi dapat memberikan gaya perlindungan tubuh terhadap

infeksi dan zat antibodi yang mampu melindungi tubuhlah dari berbagai penyakit

infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan (Anik, 2010).

Angka kematian bayi (AKB) di dunia (90%) penyebab kematian terutama

diakibatkan oleh pneumonia (18%), malaria (15%), diare (8%) dan masalah gizi

buruk (54%). Salah satu solusi dalam mengurangi penyebab kematian bayi adalah

melalui pemberian ASI dalam 1 jam pertama (kolostrum) (Anna, 2011).

2
Di Sumatera Utara Angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yakni

mencapai 22 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2010 selain itu, meningtis

4,5% kelaian bawaan lahir (congenital) 5,7 %, pneumonia 12,7%, diare 15%

tetanus 1,7 % dan sebanyak 3,7 % tidak diketahui penyebabnya (Indra widyastuti,

2011)

Dampak dari tidak di berikannya kolostrum adalah daya tahan tubuh yang

lemah sehingga mudah terserang berbagai penyakit. Maka dari itu disarankan

untuk sesegera mungkin memberikan kolostrum pada bayi baru lahir

(Heryani,Reni, 2012).

Hisapan bayi dapat mengakibatkan ibu nifas memulihkan diri dari proses

persalinan. Pemberian kolostrum lebih awal menjadi bayi akan memicu

rangsangan refleks menghisap, hisapan bayi akan membantu rahim berkontraksi

dengan cepat dan memperlambat perdarahan. Wanita yang menyusui bayinya

akan lebih cepat turun berat baran nya dari berat badan yang bertambah selama

masa kehamilan. Oleh karena itu jika kolostrum tidak diberikan pada masa nifas

sesefera mungkin, akan mengakibatkan proses pemulihan pasca persalinan

menjadi terlambat (Kristiyanasari, Weni, 2012).

Jumlah kolostrum yang diproduksi berpariasi tergantung pada hisapan bayi

pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut

ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati

kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari volume kolostrum antara 150-

300ml/24 jam (Anik, 2012).

3
Masalah saat ini yang sering di jumpai kebiasaan-kebiasaan yang salah yang

di lakukan ibu indonesia dalam menyusui bayinya yaitu memberikan cairan ASI

yang sudah berwarna putih dan cairan yang kental berwarna putih dan cairan yang

kental berwarna kuning atau kolostrum itu sendiri di buang karena di anggap

menyebabkan sakit perut, oleh karena itu sebelum susu matur (ASI) keluar bayi

diberi makanan pengganti seperti air gula dan madu, akibat dari kurangnya

pemahaman tersebut maka merugikan kesehatan bayi itu sendiri (Aminah, 2012).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil

judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Manfaat Pemberian

Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Air Batu Kec. Air Batu, Kab

Asahan tahun 2021”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang munculah masalah penelitian sebagai berikut

“bagaimana gambaran pengetahuan ibu postpartum tentang manfaat pemberian

kolostrum pada bayi baru lahir di puskesmas air batu kecamatan air batu

kabupaten asahan 2021?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Adapun tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

gambaran pengetahuan ibu postpartum tentang manfaat pemberian kolostrum

pada bayi baru lahir di Puskesmas Air Batu Kecamatan Air Batu Kabupaten

Asahan Tahun 2020

2. Tujuan Khusus

4
a. Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Manfaat Pemberian

kolostrum Berdasarkan Pendidikan.

b. Gambaran pengetahuan ibu post partum tentang manfaat pemberian

kolostrum Berdasarkan Pekerjaan.

c. Gambaran pengetahuan ibu post partum tentang manfaat pemberian

kolostrum Berdasarkan Umur.

3. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan :

1. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah wawasan iilmu

pengetahuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama

mengikuti perkuliahan

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian

selanjutnya. Sehingga dapat menambahkan informasi, pengembangan

ilmu dan referensi perpustakaan dan dapat dijadikan bahan bacaan

mahasiswa.

3. Bagi Ibu

Dengan adanya peneliti ini masyarakat khususnya ibu post partum dapat

mengetahui tentang manfaat kolostrum dan dapat dijadikan pertimbangan

bagi masyarakat dalam mengantisipasi masalah yang terjadi.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai syarat utama dalam menyelesaikan Program Studi Kebidanan D

III di kampus Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dan sebagai

5
bahan masukan untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan

sekaligus keterampilan dalam menerapkan teori-teori yang didapatkan

selama pendidikan baik dari segi teori maupun praktek agar dapat

diterapkan di penelitian berikutnya.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau di sadari

oleh seorang. Pengetahuan termasuk tetapi tidak di batasi pada dekskripsi,

hipotensi, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara probabilitas bayesian

adalah benar atau berguna.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang di temui

dan di peroleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika

seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda benda atau kejadian

tertentu yang belum pernah diliat atau dirasakan sebelumnya, ia akan

mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut

Pengetahuan adalah informasi yang telah di kombinasikan dengan

pemahaman dan potensi untuk menindaki, yang lantas melekat di benak

seseorang. Pada umumnya pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap

suatu pola. Manakah informasi dan data sekedar berkemampuan untuk

menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan maka pengetahuan

berkemampuan untuk mengarah tindakan, inilah yang disebut potensi untuk

menindaki. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kongnitif mempunyai enam

tingkatan.

7
a. Tahu (Know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rancangan

yang telah di terima. Oleh karena itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

b. Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

c. Memahami ( comprehension )

Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar, misalnya menyimpulkan, menunjukan dan

sebagainya sebagai objek yang dipelajarinya.

d. Aplikasi ( application )

Aplikasi di artikan apabila orang yang telah memahami objek yang

di maksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang di

ketahui tersebut pada situasi yang lain.

e. Sintesis ( synthesis )

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seorang untuk merangkum

atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

8
yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penelitian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri

atau norma-norma yang berlaku di masyarakat ( Notoatmodjo,2007)

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Pendidikan.

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompol dan masyarakat

sehingga mereka tahu apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan dalam

mencari tingkat pengetahuan aspek kehidupan.

b. Pekerjaan.

Lingkupan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung.

c. Umur.

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik

dan psikologis (mentah). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori

perubahan, pertama perubahan ukuran, kedua timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi

akibat psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan

dewasa.

9
C. Konsep Dasar Post Partum ( Masa Nifas )

1. Pengertian Postpartum

Masa nifas atau masa puerpernium adalah masa setelah persalinan selesai

sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara

perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil.

Perubahan organ reproduksi ini disebut involusi Dewi, 2012)

Masa nifas adalah puerperium adalah periode waktu untuk masa dimana

organ-organ reproduksi kembali pada keadaan tidak hamil. Masa ini

membutuhkan waktu sekitar 6 minggu (Sarwono, 2009)

2. Tujuan Masa Nifas

Menurut Ari Sulistyawati (2018) tujuan asuhan masa nifas yaitu :

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi

b. Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu

c. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu

d. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu

untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan

budaya yang khusus

e. Imunisasi ibu terhadap tetanus

3. Tahapan Masa Nifas

Menurut Ari Sulistyawati (2018) tahapan nifas dibagi menjadi 3 periode

yaitu :

10
1) Puerperineum dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital

yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi.

4. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan

Menurut Yetti Anggraini (2019) peran dan tanggung jawab bidan

dalam masa nifas adalah memberi support sesuai kebutuhan ibu antara lain :

1) Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi

2) Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial serta

memberikan semangat pada ibu

3) Membantu ibu dalam menyusui bayinya

4) Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu

5) Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam

perannya sebagai orang tua

6) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga

7) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa

nyaman

8) Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan

dengan ibu dan anak serta mampu melakukan kegiatan administrasi

9) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan

11
10) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengernai cara

mencegah perdarahan, mengenai tanda-tanda bahaya, menjaga gizi

yang baik, serta mempraktikan kebersihan yang aman

11) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,

menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakan untuk

mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan

memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas

12) Memberikan asuhan secara profesional

5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Menurut Yetti Anggraini (2019), paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas

dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah,

mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi . kunjungan dalam

masa nifas antara lain :

a. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)

Tujuannya untuk mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri,

mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila

perdarahan berlanjut, memberikan konseling kepada ibu atau salah satu

anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri, pemberian asi awal 1 jam setelah IMD berhasil dilakukan,

melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi

tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

b. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

Tujuannya untuk memastikan involusi uteri berjalan normal tidak ada

perdarahan ubnormal tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda

12
demam infeksi, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu,

memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, tali pusat,

menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

Tujuannya memastikan involusi uterus berjalan normal, menilai

adanya tanda-tanda demam meastikan ibu cukup makanan, cairan, dan

istirahat, memastikan ibu cukup makanan, cairan, dan istirahat,

memastikan ibu menyusui yang baik dan tidak memperlihatkan tanda-

tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-

hari.

d. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

Tujuannya menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu

alami, memberikan konseling KB secara dini.

D. Konsep Dasar Kolostrum

1. Pengertian Kolostrum

Merupakan cairan piscous kental dengan warna kekuning-kuningan dan

lebiih kuning dibandingkan dengan susu yang matur. Kolostrum juga

dikenal dengan cairan emas yang encer berwarna kuning (dapat pula jernih)

dan lebih menyerupai darah daripada susu karena mengandung sel hidup

menyerupai sel darah putih yanag dapat membunuh kuman penyakit. Oleh

karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum melapisi usus

bayi dan melindunginya dari bakteri. Dapat dikatakan bahwa kolostrum

13
merupakan obat urus-urus untuk membersihkan pencernaan dari kotoran

bayi dan membuat saluran tersebut siap menerima makanan (Reni, 2014)

Kolostrum merupakan cairan kental kuning-kekuningan keluar ada hari

pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Jumlah kolostrum akan

bertambah dan mencapai komposisi ASI biasa / matur sekitar 3-14 hari

(Nurjanah,dkk,2013)

2. Komposisi Kolostrum

a. Kolostrum disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai

ketiga atau keempat. Pada awal menyusui, kolostrum yang keluar

mungkin hanya sesendok teh saja. Pada hari pertama pada kondisi

normal produksi kolostrum sekitar 10-100 cc dan terus meningkat

setiap hari sampai sekitar 150-300 ml/24 jam.

b. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan

ASI matur, tetapi kadar kabohidrat dan lemak lebih rendah. Selain itu

mengandung zat antiinfeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI

matur.

c. Kolostrum dari hari ke hari selalu berubah rata-rata mengandung

protein 8,5%, lemak 2,5%, karbohidrat 3,5%, corpusculum colostrums,

garam mineral (K, Na, dan CI) 0,4%, air 85,1%, leukosit sisa sisa

epitel yang mati,dan vitamin yang larut dalam lemak lebih banyak.

Selain itu terdapat zat yang menghalangi hidrolisis protein sebagaian

zat anti yang terdiri atas protein yang tidak rusak. (Reni, 2014)

3. Manfaat kolostrum

14
Menurut walyani & Purwoastutu (2015), manfaat kolostrum antara lain :

Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh terutama IgA ( immunoglobulin

A) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

a. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dan isapan

bayi pada hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, namun cukup

untuk meemenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum

harus diberikan pada bayi.

b. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi mengandung

karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan gizi bayi pada

hari-hari pertama kelahiran.

c. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama

berwarna hitam kehijauan.

4. Kandung Kolostrum

Kolostrum penuh dengan zat antibody (zat penahanan tubuh untuk melawan

zat asing yang masuk kedalam tubuh) dan immunuglobulin (zat kekebalan

tubuh untuk melawan infeksi penyakit). Kolostrum mengandung kekebalan

10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat kekebalan yang pada

ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare .

Kandungan dari kolostrum antara lain :

a. Protein : 2,3 gr

b. Lemak : 2,9 gr

c. Laktosa : 6,5 gr

d. Mineral : 0,3 gr

e. Energi : 58,0 mg

15
f. Vitamin A, B, C, D, E, dan Vitamin K dalam jumlah yang sangat

sedikit

g. Leukosit sel darah putih

5. Refleks yang berperan dalam pembentukan kolostrum atau air susu.

Menurut Kristiyansari, (2010), ada 2 reflek yang berperan dalam

pembentukan kolostrum atau air susu antara lain :

a. Refleks prolaktin (Proses Produksi ASI)

Hormone Prolaktin dari plasenta memegang peranan untuk membuat

kolostrum, tetapi jumlah kolostrum masi terbatas karena menyusu,

ujung saraf peraba yang terdapat ada putting susu terangsang. Jumlah

prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan

dengan stimulus isapan yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya bayi

menghisap.

b. Refleks Let Down (Proses Pengalihan ASI)

Hormone Oksitosin setelah dilepas kedalam darah akan mengacuh

otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkontraksi

sehingga memerah air susu dari alveoli, duktus, dan sinus menuju

putting susu. Tanda-tanda lain dari letdown adalah tetesan pada

payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi, reflek ini dipengarihi

oleh kejiwaan ibu.

6. Faktor-faktor penyebab seorang ibu tidak memberikan ASI kolostrum

Beberapa penelitian menunjukkan banyak faktor yang menyebabkan

seorang ibu tidak menyusui bayinya, terutama pada pemberian kolostrum,

antara lain:

16
a. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang

mendapat penerapan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI

terutama kolostrum.

b. Faktor kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian kolostrum.

c. Faktor perubahan sosial budaya yang masi berlaku dibeberapa daerah

yang mengharuskan kolostrum dibuang.

d. Faktor ASI yang belum keluar pada hari-hari pertama sehingga perlu

ditambah susu formula.

e. Faktor payudara kecil sehingga tidak menghasilkan cukup ASI

pertama (kolostrum). Besar kecilnya payudara tidak menentukan

banyak sedikitnya produksi ASI pertama (kolostrum) karena payudara

yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan lemak

dibandingkan yang kecil (Syafrudin, dkk, 2011).

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriftif yaitu suatu penelitian yang

dilakukan untuk menerangkan atau menggambarkan suatu peristiwa atau

kondisi populasi yang terjadi pada masyarakat di daerah tertentu (Hidayat,

2011).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1) Tempat penelitian

Tempat yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah Puskesmas Air Batu

Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan tahun 2021

2) Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah suatu yang harus dilakukan karena dapat

memberikan rencana secara jelas, pelaksanaan, dan penyusunan laporan

penelitian waktu yang di gunakan dalam penelitain ini seperti terlihat pada

uraian di bawah ini.

Tabel 3.1 Perencanaan Jadwal Kegiatan Penelitian

N Nama Bulan
o Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajua

18
. n Judul
2 Pengajua
. n Bab I
3 Pengajua
. n Bab II

19
4 Pengajuan

. Bab III
5 Pengajuan

. Konsioner
6 Penelitian

.
7 Pengajuan

. Bab IV,V, dan

VI
8 Sidang KTI

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1) Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek peneliti atau objek yang di teliti

(Notoadmojo, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu postpartum

tentang manfaat kolostrum pada bayi baru lahir di kabupaten asahan

sebanyak 50 orang.

2) Sample

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proposive sampling. Proposive sampling adalah pengambilan sampling

sesuai dengan tujuannya dimana yang menjadi sampel dalam penelitian ini

sebanyak 30 orang.

D. Teknik Pengambilan Sampel

20
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011)

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa tehnik dalam pengumpulan data :

1) Data primer

Merupakan data yang langsung didapat dari hasil pengamatan atau observasi

adalah suatu proses yang berencana, yang antara lain meliput melihat,

mencatat, sejumlah dan taraf aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode pengumpulan data

primer yaitu dengan menggunakan kuisoner yang akan dibagikan kepada

responden, peneliti akan terlebih dahulu memberi penjelasan singkat tentang

cara pengisian kuisoner pada responden bentuk kuisoner tersebut adalah

dalam bentuk pernyataan yang berjumlah 15 item pertanyaan .

2) Data sekunder

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari Rekam

Medik, bidan/instansi yang secara rutin mengumpulkan data (Suryono,

2011)

F. Pengukuran Data

Rumus yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah :

F
P= X 100 %
N

Ket: P = Presentasi

F = Jumlah jawaban yang benar

21
N = Jumlah soal

Kategori tingkat pengetahuan presentasinya adalah:

1) Baik : Bila menjawab benar 73% - 100% (11 – 15 soal)

2) Cukup : Bila menjawab benar 53% - 72% (8 – 10 soal)

3) Kurang : Bila menjawab benar 40% - 52% (1 – 7 soal)

G. Teknik Analisa Data

1. Pengelolaan Data

Data yang dikumpulkan adalah dengan menggunakan langkah-langkah

sebagian berikut :

a. Editing (Penyunting Data)

Editing merupakan penyunting atau pengeditan kembali data yang diperoleh

melalui kuisioner. Jika masih terdapat kesalahan kesalahan dan tidak

memungkinkan untuk mengulang, maka data harus dikeluarkan.

b. Coding sheet (Lembaran Kode)

Kartu kode adalah instrument berupa kolom untuk merekan data secara

manual. Yang berisi nomor responden dan nomor pertanyaan.

c. Data Entry (Memasukan Data)

Memasukan data merupakan mengisi kolom atau kotak-kotak lembar kode

atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Tabulating

e. Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010)

22
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang di peroleh di Puskesmas Air Batu Kecamatan Air Batu

Kabupaten Asahan Yaitu :

Table 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Manfaat

Pemberian Kolostrum Berdasarkan Usia Di Puskesmas Air Batu Kecamatan

Air Batu Kabupaten Asahan Tahun 2021

N Pengetahuan
Umur
o Baik (%) Cukup (%) Kurang (%) Jumlah (%)
20-25
1 0 0 6 20 7 23,3 13 43,3
Tahun
26-30
2 0 0 5 16,65 5 16,65 10 33,3
Tahun
31-35
3 1 3,3 1 3,3 5 16,5 7 23,3
Tahun
100
Jumlah 1 3,3 12 46,6 17 50 30
%

Dari Tabel 4.1 dapat hasil bahwa responden yang berusia 20-25 tahun sebanyak

13 orang (43,3%), yang berusia 25-30 tahun sebanyak 10 orang (33,3%), dan yang

berusia 30-35 tahun sebanyak 7 orang (23,3%).

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Manfaat

Pemberian Kolostrum Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Air Batu

Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan Tahun 2021.

N Pendidikan Pengetahuan

23
o Baik (%) Cukup (%) Kurang (%) Jumlah (%)
1 SD 0 0 2 6.6 2 6.6 4 13.3
2 SMP 0 0 3 10 5 16.6 8 26.6
3 SMA 1 3.3 4 13.3 6 20 11 36.6
4 Sarjana 0 0 5 16.6 2 6.6 7 23.3
100
Jumlah 1 3,3 14 46.5 15 49.8 30
%

Dari Tabel 4.2 didapatkan bahwa responden yang berpendidikan SD sebanyak 4

orang (13,3 %), yang berpendidikan SMP sebanyak 8 orang (26,6 %), yang

berpendidikan SMA sebanyak 11 orang (36,6 %), yang berpendidikan Sarjana

sebanyak 7 orang (23,3 %).

TABEL 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Manfaat

Pemberian Kolostrum Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Air Batu

Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan 2021

Pengetahuan
No Pekerjaan
Baik (%) Cukup (%) Kurang (%) Jumlah (%)
1 Karyawan 0 0 2 6.6 7 23.3 9 30
2 IRT 0 0 7 23.3 6 20 13 43.3
3 Guru 1 3,3 5 16.6 2 6.6 8 26.6
Jumlah 1 3,3 14 46.5 15 49.9 30 100%

Dari Tabel 4.3 didapatkan bahwa responden yang bekerja sebagai Karyawan

sebanyak 9 orang (30 %), yang pekerjaan IRT sebanyak 13 orang (43,3 %), yang

pekerjaan Guru sebanyak 8 orang (26,6 %).

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Manfaat

Pemberian Kolostrum Berdasarkan Pengetahuan Di Puskesmas Air Batu

Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan Tahun 2021

24
Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
Baik 6 20
Cukup 11 36,6
Kurang 13 43,3
Jumlah 30 100

Dari Tabel 4.4 dapatkan bahwa responden yang berpengetahuan Baik sebanyak 6

orang (20 %), yang berpengetahuan Cukup sebanyak 11 orang (36,6 %), dan yang

berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang (43,3 %).

25
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang diperoleh pembahasan dilakukan untuk menjawab

pertanyaan penelitian tentang Pengetahuan Ibu Post Partum Tentan Manfaat

Kolostrum Di Puskesmas Air Batu Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan Tahun

2021.

Menurut mubarak (2021) pengetahuan adalah kesan didalam pikiran

manusia sebagai hasil penggunaan pancainranya.pengetahuan sangat berbeda

dengan kepercayaan (believe), tahayul (supersition), dan penerangan-penerangan

yang keliru (misininformasion).

Menurut sintia fitria (2021), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindaraan terjadi melalui mata pencaindra, rasa dan raba sebagian

besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada ibu post partum yang

memiliki bayi baru di Puskesmas Air Batu Kecamatan Air Batu Kabupaten

Asahan diperoleh 30 orang (100%) yang berumur 20-25 tahun sebanyak 13 orang

(43,3%), 30-35 tahun sebanyak 7 orang (23,3%), dengan mayoritas pendidikan

terakhir yatu SD sebanyak 4 orang (13,3%), SMP sebanyak 8 orang (26,6%),

SMA sebanyak 5 orang (16,6%), diploma sebanyak 8 orang (26,6%), dan sarjana

sebanyak 5 orang (16,6%). Dan ibu mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga

26
(IRT) yaitu sebanyak 7 orang (23,3%) wiraswasta sebanyak 11 orang (23,6%),

guru sebanyak 5 orang (16,6%) dan karyawan sebanyak 7 orang (23,3%)

Berdasarkan hasil penilitian yang dilakukan diketahui bahwa ibu yang

berpengetahuan baik yaitu sebanyak 6 orang (20%) yang berpengetahuan cukup

sebanyak 11 orang (36,6%) dan yang pengetahuan kurang sebanyak 13 orang

(43,3%).

27
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan gambaran pelitian yang dilakukan

gambaran pengetahuan ibu postpartum tentang manfaat pemberian kolostrum di

puskesmas air batu kecamatan air batu kabupaten asahan 2021.

Dari hasil yang telah dilakukan pada 30 responden dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan ibu postpartum tentang manfaat kolostrum.

1. Distribusi responden menurut umur paling banyak yang berumur 20-25

tahun sebanyak 13 orang (43,3 %), yang berumur 26-30 tahun sebanyak

10 orang (33,3 %), dan berumur 31-35 tahun sebanyak 7 orang (23,3 %).

2. Distribusi responden berdasarkan pendidikan diperoleh data responden

yang berpendidikan tamatan SD sebanyak 4 orang (13,3 %), tamatan SMP

sebanyak 8 orang (26,6 %), tamatan SMA sebanyak 5 orang (16,6 %),

tamatan D3 sebanyak 8 orang (26,6 %) dan tamatan S1 sebanyak 5 orang

(16,6 %).

3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan diperoleh data responden yang

bekerja sebagai IRT sebanyak 7 orang (23,3 %), Wiraswasta sebanyak 11

orang (36,6 %), Guru sebanyak 5 orang (16,6 %), karyawan 7 orang (23,3

%).

28
4. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan diperoleh data responden

yang berpengetahuan Baik dengan jumlah 6 orang (20 %), cukup dengan

jumlah 11 orang (36,6 %), dan kurang dengan jumlah 13 orang (43,3 %).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang gambaran pengetahuan

ibu postpartum tentang manfaat pemberian kolostrum di Puskesmas Air

Batu Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan Tahun 2021, penelitian

menyarankan kepada.

1. Bagi Puskesmas Air Batu lebih ditingkatkan lagi pelayanan kesehatan

dan penjelasan tentang manfaat pemberian kolostrum.

2. Untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai pengetahuan ibu

postpartum tentang manfaat pemberian kolostrum, sehingga dapat

menambah pengetahuan dan wawasan selanjutnya dapat memberikan

informasi untuk peneliti lebih lanjut khususnya penelitian yang berkaitan

dengan manfaat pemberian kolostrum dengan variable penelitian yang

kompleks.

3. Bagi institut pendidikan

Diharapkan dapat sebagai buku bacaan bagi pembaca, umumnya yang

berkaitan dengan mafaat pemberian kolostrum.

4. Bagi ibu menyusui

Diharapkan selalu meningkatkan pengetahuan tentang pemberian

kolostrum agar selalu diberikan pada anaknya, sehingga anakanya

menjadi lebih sehat serta menjadi generasi yang lebih produktif.

29

Anda mungkin juga menyukai