Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH KELAS ONLINE TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP

KUALITAS TIDUR BAYI USIA 0-6 BULAN PADA MASA


PANDEMI COVID 19 DI KLINIK PRATAMA CITRA
MARENDAL KECAMATAN DELITUA
TAHUN 2021

SKRIPSI

OLEH:
WITRI
NPM: 20.222.129

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA


FAKULTAS KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PRORAM SARJANA JALUR TRANFER
TAHUN AJARAN 2020/2021
PENGARUH KELAS ONLINE TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP
KUALITAS TIDUR BAYI USIA 0-6 BULAN PADA MASA
PANDEMI COVID 19 DI KLINIK PRATAMA CITRA
MARENDAL KECAMATAN DELITUA
TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan


Sarjana Kebidanan Pada Program Studi Sarjana
Kebidanan Institut Kesehatan
Deli HusadaDelitua

OLEH:

WITRI
20.222.129

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA


FAKULTAS KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PRORAM SARJANA JALUR TRANFER
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa bayi adalah masa keemasan yang sekaligus masa kritis

perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa bayi ini bayi

sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan keemasan karena masa bayi

berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (Dapartemen

Kesehatan, 2017)

Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan mempersiapkan generasi

akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka

kematian. Upaya ini dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan,

setelah dilahirkan dan sampai usia 18 tahun. Menurut World Health

Organizaztion (WHO, 2017) memperkirakan 42,5% Angka Kematian Bayi Balita

per 1000 Kelahiran hidup. WHO mengemukan bahwa sasarannnya pada tahun

2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan anak-

anak dibawah usia 5 tahun, dengan semua Negara bertujuan untuk mengurangi

kematian neonatal sehingga setidaknya 12 per 1000 kelahiran hidup dan kematian

balita setidaknya mencapai 25 per 1000 KH, (WHO, 2017).

Dalam Sustainable Development Goals (SDG’s) pada tahun 2015-2030

bertujuan untuk menurunkan AKI, AKB dan AKABA seperti yang disebutkan

pada tujuan ketiga yaitu kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik ini memiliki

arti untuk menurunkan AKI AKB dan AKBA. Berdasarkan data kematian pada

tahun 2015, angka kematian bayi 22,23 per 1000 KH, angka kematian balita

mencapai 26,9 per 1000 KH.(WHO, 2017)


Berdasarkan survey Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017,

angka kematian neonatrum merupakan salah satu target indikator SDGs dengan

target penurunan menjadi 12 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Kematian

neonatrum turun dari 19 per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 per 1000 kelahiran

hidup. Kematian bayi turun dari 32 per 1000 kelahiran hidup menjadi 24 per 1000

kelahiran hidup, dan kematian balita dari 40 per 1000 kelahiran hidup menjadi 32

per 1000 kelahiran hidup (SDKI,2017)

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatra Utara Tahun 2017, Angka

Kematian Bayi di Kota Medan dilaporkan sebanyak 0,09 per 1000 KH.

Sedangkan jumlah kematian bayi tersebut adalah sebanyak 9 dari 47, 541 bayi

lahir hidup. Adanya penurunan jumlah kematian dari tahun sebelumnya (2015)

yakni dilaporkan sebesar 0,28 per 1000 KH artinya dengan jumlah kematian

sebanyak 14 bayi dari 49.251 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kota Medan,

2016)

Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah tidur

dan istirahat. Kebutuhan tidur tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas saja namun

juga kualitasnya ( Angestu E &Ika Oktaviani Y, 2019). Dengan kualitas tidur

yang baik pertumbuhan dan pekembangan bayi dapat di capai secara

optimal.Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi, maka

kebutuhan tidurnya harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk

terhadap perkembangannya (Rohmawati F, 2018). Di Indonesia cukup banyak

bayi yang mengalami masalah tidur, yaitu sekitar 44,2% bayi mengalami

gangguan tidur seperti sering terbangun di malam hari, jika bayi tidur persyaratan

tidak terpenuhi, dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi.


Tidur nyenyak sangat penting bagi pertumbuhan bayi, karena saat tidur

pertumbuhan otak bayi mencapai pada puncaknya. Sesaat setelah lahir, bayi

biasanya tidur selama 16-20 jam sehari. Maka kebutuhan tidurnya harus benar-

benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap perkembangannya.Salah

satu cara pengungkapan kasih sayang antara orang tua dengan anak adalah melalui

sentuhan pada kulit yang berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi

dan tumbuh kembang anak, Pijat bayi disebut sebagai stimulus touch atau terapi

sentuh, dikatakan terapi sentuh karena aman antara ibu dan buah hatinya.

(Riksani, 2018).

Terapi sentuhan (touchtherapy) atau pijat (massage) merupakan salah satu

bentuk terapi yang kompleks dimana melibatkan sentuhan fisik dengan emosional.

Pijat dapat diaplikasikan pada semua kalangan usia, termasuk bayi. Pijat bayi

merupakan salah satu bentuk stimululasi berupa sentuhan yang ditujukan bagi

tumbuh kembang sang bayi ( Setiawan A, 2015)

Menurut Prasetiyono (2018), Pijat bayi dapat meningkatkan kulitas dan

kuantitas tidur bayi sehingga merangsang hormone endorphin untuk menurunkan

nyeri dan akan membuat bayi menjadi tenang akhirnya mengurangi frekuensi

menangis bayi. Efektifitas pijat bayi memberikan mamfaat pada perkembangan

motorik sangat baik pada usia 8-28 hari dibandingkan dengan anak yang tidak

diberikan stimulasi pijat bayi (Rizki, 2017)

Pada saat dilakukan pijatan terhadap bayi, bayi yang dipijat akan dapat

tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun daya konsentrasinya akan lebih

penuh. Para ahli berpendapat, pemijatan bayi dapat dilakukan sedini mungkin

setelah bayi dilahirkan. Lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat
keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika dapat dilakukan setaiap hari dari sejak

kelahiran sampai bayi 6-7 bulan (Syaukani, 2015)

Pijat Bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal

sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktekkan sejak berabad-

abad tahun silam dan secara turun –temurun oleh dukun bayi. Yang di sebut bayi

adalah anak yang berumur 0-12 bulan ( Irmawati, 2015)

Pijat bayi masih sering dijumpai di daerah-daerah biasanya dilakukan oleh

dukun bayi karena banyak diantara ibu belum mengetahui mamfaat dari pijat bayi,

mereka beranggapan bahwa pijat bayi hanya dilakukan sebagai terapi untuk

penyembuhan penyakit.Sedangkan pada kenyataannya pijat bayi di lakukan oleh

ibu merupakan pijat terbaik karena terbukti dapat menghasilkan perubahan

psikologis yang menguntungkan terutama bisa memenuhi kebutuhan kasih

sayang, sentuhan yang diberikan oleh ibu selama pijatan akan direspon oleh bayi

sebagai bentuk perlindungan, kasih sayang perhatian dan ungkapan cinta tulus

(Rika A, 2015)

WHO mengumumkan pada tanggal 30 Januari 2020 mengumumkan

terjadinya wabah global pandemic covid-19. Hal tersebut menyebabkan resah

seluruh dunia, termasuk masyarakat di Indonesia. Ini merupakan suatu virus baru

yaitu corona virus dengan jenis baru yang disebut dengan SARS-CoV-2 dan

penyakit yang disebabkan oleh virus ini di sebut dengan Coronavirus Disease

2019 (COVID-19) dimana angka tersebut menunjukkan tahun pertama penemuan

virus ini ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019. Pada

11 Maret 2020, WHO menetapkan wabah ini menjadi wabah pandemi arena

menyebar begitu cepat ke berbagai negara. Berdasarkan data WHO tanggal 9


September 2020, tercatat dari 216 negara terdapat 27.236.916 kasus terkonfirmasi

dan 831.031 angka kematian (WHO, 2020)

Merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia selain berdampak terhadap

perekonomian, pendidikan dan social masyarakat, juga berdampak terhadap

kesehatan salah satunya yaitu berdapak pada pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan. Adapun pun pelayanan itu di antaranya pelayanan pada Ibu Hamil,

Bersalin, Nifas, dan pelayanan Keluarga Berencana (KB).

Penyebaran kasus Covid-19 berlangsung sangat cepat, baik di dunia

maupun di Indonesia. Covid-19, tidak mengenal batas, dapat menyerang siapa saja

tanpa terkecuali, termasuk ibu hamil dan anak-anak. Selama pandemi Covid-19

dan mengahadapi era New Normal, pelayanan kesehatan harus tetap berjalan

secara optimal, aman bagi pasien dan bidan dengan berbagai penyesuaian

berdasarkan panduan Covid atau protokol kesehatan

Di Era Pandemi Covid-19 ada beberapa yang menutup PMB nya tetapi

72% masih aktif memberikan pelayanan dengan mengacu dan protokol kesehatan

yang sudah ditetapkan, karena tanpa disadari banyak OTG beraktifitas seperti

biasa, berisiko menularkan baik pada ibu hamil sampai pada bayi, dewasa, dan

lansia. banyak sekali informasi terkait Covid-19 (WA/Internet) yang menambah

tingkat kekhawatiran setiap ibu terutama yang mempunyai bayi walau belum tentu

semuanya benar, masih beragamnya pemahaman masyarakat terhadap covid-19,

tingkat kecemasan masyarakat cukup tinggi, termasuk ibu hamil dan ibu nifas

sampai ibu yang mempunyai bayi, kepatuhan masyarakat masih rendah terhadap

protokol kesehatan. sehingga ibu-ibu yang mempunyai bayi khawatir dan cemas
apabila ingin membawa anaknya ke fasilitas dengan banyaknya rumor yang

beredar.

Maka dari itu bidan tetap bisa memberikan pelayanan di Era new normal,

bidan dalam memberikan pelayanan harus tetap mengacu pada pedoman dan

prinsip-prinsip manajemen Covid-19 yang sudah ditetapkan oleh pemerintah baik

fasilitas penggunaan APD, maupun Prosedur (SPO). Selain itu Upaya yang dapat

dilakukan oleh tenaga kesehatan (Bidan), yaitu dengan memberikan Health

Educatin pada ibu agar ibu lebih memahami dan mengetahui tentang manfaat pijat

bayi dan dapat mendorong keinginan ibu untuk melakukan pemijatan pada

bayinya dan bayi lebih sering mendapatkan sentuhan dari orang tua sehingga bayi

lebih nyaman.

Selain itu bidan juga dapat membentuk kelas pijat bayi terutama di Era

Covid-19 bidan bisa membentuk kelas Online pijat bayi agar peraturan

pemerintah terlaksana dan pelayanan kesehatan tetap berjalan optimal, kelas

online pijat bayi ini bisa diikuti oleh orang tua yang mempunyai bayi dengan

metode pelaksanaan kegiatan dengan cara share video Pijat Bayi dan materi Pijat

Bayi serta diskusi bersama melalui Media Social/ melalui Focus Grup Discussion

(FDG) menggunakan WhatsApp grup dan Zoominar.

Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “ Pengaruh Kelas Online Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 0-

6 Bulan pada Masa Pandemi Covi-19 di Klinik Pratama Citra Marendal tahun

2021”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas , maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu “Apakah Ada Pengaruh Kelas Online Pijat Bayi

Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 0-6 Bulan pada Masa Pandemi Covid-

19 di Klinik Pratama Citra Marendal?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Kelas Online Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur

Bayi Usia 0-6 Bulan pada Masa Pandemi Covid-19 di Klinik Pratama

Citra Marendal.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kualitas tidur bayi usia 0-6 bulan sebelum dilakukan

kelas online pijat bayi pada masa pandemi covid-19 di Klinik Pratama

Citra Marendal.

2. Mengidentifikasi kualitas tidur bayi usia 0-6 bulan sesudah dilakukan

kelas online pijat bayi pada masa pandemi covid-19 di Klinik Pratama

Citra Marendal.

3. Menganalisis pengaruh kelas online pijat bayi terhadap kualitas tidur

bayi usia 0-6 bulan pada masa pandemi covid-19 di Klinik Pratama

Citra Marendal.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta

wawasan dalam kebidanan terutama pengaruh pijat bayi terhadap kualitas

tidur bayi usia 0-6 bulan pada masa pandemi covid-19.


1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan refrensi dalam

teori tentang pijat bayi sebagai bahan ajar kepada mahasiswa.

2. Bagi Bidan

Hasil Penelitian ini dapat menambah informasi dan motivasi bidan

terhadap pijat bayi sehingga dapat mengembangkan intervensi dalam

peningkatan pemenuhan kebutuhan untuk melakukan pijat bayi

terhadap kualitas bayi usia 0-6 bulan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan dasar acuhan /refrerensi untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya sehubungan dengan pengaruh

pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 0-6 bulan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kelas Online Pijat Bayi

2.1.1 Pengertian

Kursus Online atau kelas online adalah serangkaian pengalaman

instruksional dengan menggunakan jaringan digital untuk berinteraksi, belajar dan

berdiskusi. Kursus/kelas online tidak memerlukan pertemuan tatap muka di lokasi

fisik. Intinya kursus online, kelas online, belajar online adalah sistem pendidikan

berbasisi computer yang memungkinkan anda belajar dimana saja dan kapan saja.

Terutama pada masa Pandemi Cocid-19 yang membuat kita harus mengikuti

peraturan pemerinta untuk stay at home apa bila tidak ada keluhan atau keperluan

yang sangat penting.

Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga

peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh permukaan tubuh bayi. Seni

Pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan menggunakan tangan. Pijat meliputi

manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh dengan tujuan perwatan kesehatan

dan pengobatan serta sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan

gerakan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh (Puri Mahayu, 2016).

Pijat Bayi juga dapat diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman

antara ibu dan bayi. Pijat bayi merupakan pengungkapan kasih sayang antara

orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit. Menurut Prasetyono (2015).

Pijatan yang dilakukan dan diberikan pada bayi lebih seperti usapan-usapan atau

sentuhan-sentuhan halus, oleh karena itu pijat bayi sering disebut juga dengan

stimulus touch. Pijat bayi merupakan tekhnik relaksasi yang diberikan pada usia

bayi dan balita yang banyak member mamfaat bagi anak. Pijat bayi dulu hanya
dilakukan oleh dukun, namun sekarang dilakukan oleh orang tua sendiri

(Irmawati, 2015).

2.1.2 Alasan Pemberian Pijatan Untuk Bayi

Sentuhan dan pijatan pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan

jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan

aman pada bayi. Sentuhan juga akan merangsang peredaran darah dan akan

menambah energy karena gelombang oksigen yang segar akan lebih banyak

dikirim ke otak dan seluruh tubuh (Puri Mahayu, 2016). Stimulasi sentuh dapat

merangsang semua system sensorik dan motorik yang berguna untuk

pertumbuhan otak, membentuk kecerdasan emosi, inter, intrapersonal dan untuk

merangsang kecerdasan-kecerdasan lain (Puri Mahayu, 2016).

2.1.3 Manfaat Pijat Bayi

1. Membuat bayi dan ibu semakin tenang dan nyaman

Bayi yang mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang.

Dengan sirkulasi darah oksigen yang lancer otomatis membuat

imunitas tubuh bayi lebih baik. Selain fisik, pijat juga sangat

mempengaruhi emosional, karena aktivitas pijat akan menjalin

bounding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat bayi adalah

sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure).

2. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan

insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan menjadi lebih

baik. Bayi menjadi cepat lapar, karena itu lebih sering menyusu

sehingga meningkatkan produksi ASI.


3. Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) dan konsentrasi bayi

Neonatal menghabiskan kebanyakan periode perinatal dengan tidur.

Neonates cukup bulan umumnya tidur 70% dalam 24 jam, sedangkan

bayi prematur tidur hingga 90% dalam satu hari penuh. Dengan

melakukan pijat bayi, maka peredaran darah si kecil akan menjadi

lebih lancer. Darah pada tubuh manusia akan mengalir ke seluruh

bagian tubuh, tidak terkecuali pada bagian otaknya. Salah satu zat

penting yang diangkut oleh darah adalah oksigen. Fungsi otak akan

semakin optimal ketika asupan oksigen mencukupi kebutuhan oksigen

otak. Jika kebutuhan tersebut terpenuhi, akan membuat konsentrasi dan

keseimbangan bayi menjadi lebih baik.

Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, selanjutnya pada

waktu bangun, konsentrasinya akan lebih penuh. Dengan tidur yang

lelap dan efektif, si kecil akan merasa bugar saat terbangun. Kebugaran

dan kesehatan tubuh ini akan sangat menunjang konsentrasi dan kerja

otak si kecil.

4. Meningkatkan produksi ASI dan gerak peristaltik untuk pencernaan

Pijat bayi dapat menyebabkan bayi lebih rileks dan dapat bersistirahat

dengan efektif, hal ini berdampak positif ketika bayi bangun dan

membawa energi yang cukup untuk beraktivitas. Dengan aktivitas

yang optimal, bayi akan cepat lapar sehingga nafsu makannya

meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga ditambah dengan

peningkatan aktivitas nervus vagus dalam menggerakkan sel peristaltik


untuk mendorong makanan ke saluran pencernaan. Dengan semakin

banyak dihisap, ASI pun terstimulasi untuk berproduksi.

5. Meningkatkan daya tahan tubuh

Pemijatan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan

sel pembunuh alami (natural killer cells). Hal ini dibuktikan pada

penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam seminggu selama

satu bulan mampu meningkatkan jumlah dan toksisitas sel pembunuh

alami (natural killer cells). Dengan demikian, kemungkinan penderita

terkena infeksi sekunder berkurang.

6. Memacu perkembangan otak dan system saraf

Rangsangan yang diberikan pada kulit bayi akan memacu proses

myelinisasi (penyempurnaan otak dan system saraf) sehingga dapat

meningkatkan komunikasi ke tubuh bayi dan keaktiffan sel neuron.

Mylinisasi yang berlangsung lebih cepat memungkinkan otak bayi

semakin terpacu untuk berfungsi sempurna dalam mengkoordinasikan

tubuh. Bayi lebih sigap dan lincah dalam menanggapi apa yang

dihadapinya.

7. Memperkenalkan bayi sejak dini tentang bagian tubuh.

Memijat bayi harus disertai dengan komunikasi. Itulah sebabnya pijat

bayi ini bisa juga dimanfaatkan oleh orang tua untuk memperkenalkan

kepada sikecil sejak dini pada bagian tubuhnya dan manfaat dari

masing-masing organ tubuh. Misalnya ketika memijat bagian

tangannya, anda bisa mengatakan “ Ini tangan dede… bisa untuk

pegang mainan”, dan lain lain.


8. Membangun kepercayaan dan kedekatan antara bayi dengan orangtua.

Sentuhan yang diberikan oleh orangtua selama proses pemijatan pada

bayinya akan direspon sebagi bentuk perlindungan, cinta dan kasih

sayang. Jadi, akan terjalin kepercayaan dan hubungan yang intim

antara orang tua dengan bayinya.

9. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat bayi

Perlu diketahui bahwa tidak semua ibu ketika melahirkan bayi akan

langsung percaya diri untuk merwatnya. Ketika melakukan kegiatan

pijat bayi secara teratur, ibu dilatih supaya lebih maksimal dalam

berinteraksi dengan bayinya. Semakin sering ibu menyentuh bayinya,

akan semakin yakin juga dengan peran barunya sebagai seorang ibu.

10. Orangtua dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Tidak ada hal yang lebih membahagiakan orangtua selain menyaksikan

sendiri setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Pijat bayi

membuat anda semakin dekat dan semakin sensitif terhadap segala

perubahan dan perkembangan si kecil.

2.1.4 Waktu Pemijatan

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai dengan

keinginan orang tua. Dengan cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapatkan

keuntungan yang lebih besar. Apalagi pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari

sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan. Waktu terbaik untuk memijat bayi

ketika bayi terjaga dan senang, demikian pula dengan orangtua sendiri harus

dalam kondisi tenang dan santai, sehingga bayi juga merasa tenang (Puri Mahayu,
2016). Pemijatan dapat dilakukan kapanpun, namun waktu tebaik memijat bayi

dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut ini :

a. Pagi hari : pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab

sisa-sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu

pemijatan pada pagi hari dapat memberikan nuansa ceria bagi bayi.

b. Malam hari : pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab setelah

pemijatan, biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna

untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak.

c. Pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan. Pemijatan segera

setelah makan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, bahkan

muntah. Hal ini terjadi karena lambung masih belum siap diguncang

dan gerak peristaltic masih berlangsung untuk mengantar makanan

kesaluran pencernaan.

2.1.5 Tempat Pemijatan Bayi

a. Ruangan yang hangat tapi tidak panas

b. Ruangan kering dan tidak pengap

c. Ruangan tidak berisik

d. Ruangan yang penerangannya cukup

e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu

2.1.6 Persiapan Pijat Bayi

Berikut ini persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai

pijat bayi :

1) Tangan bersih dan hangat


2) Pastikan kuku pendek dan sudah melepaskan perhiasan agar tidak

mengakibatkan goresan pada kulit bayi.

3) Ruang untuk memijat diupayakn hangat dan tidak pengap, dan

terhindar dari paparan angin secara langsung.

4) Bayi sudah selesai makan atau tidak sedang lapar.

5) Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minimum

selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan

6) Ibu dalam posisi yang nyaman dan tenang

7) Baringkan bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih.

8) Siapkan perlengkapan bayi seperti, handuk, popok, baju ganti, dan

minyak bayi (baby oil/ lotion)

9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara

membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya berbicara, (Puri

Mahayu, 2016).

2.1.7 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pijat Bayi

1) Selama pemijatan dianjurkan melakukan hal-hal berikut :

a. Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama

pemijatan berlangsung.

b. Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang atau lembut,

guna membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan

berlangsung.

c. Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian

secara bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan,


khususnya apabila anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa

dengan pemijatan yang sedang dilakukan.

d. Sebelum melakukan pemijatan, lumurkanlah baby oil atau lotion yang

lembut sesering mungkin.

e. Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki karena umumnya bayi lebih

menerima apabila dipijat sebelum bagian lain dari badannya disentuh.

Urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut,

dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung.

f. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh si kecil. Jika bayi

menangis, cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan

pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras, maka hentikanlah pemijatan

karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui atau

sudah mengantuk dan sangat ingin tidur.

g. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa

segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi (baby oil). Namun,

kalau pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan

air hangat agar lebih bersih dari minyak.

h. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan

keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi.

i. Hindarkan mata bayi dari baby oil/lotion. ( Puri Mahayu, 2016)

2) Pada saat pemijatan tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut :

a. Memijat bayi langsung setelah makan

b. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan

c. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat


d. Memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat

e. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi (Puri Mahayu, 2016)

2.1.8 Cara Pemijatan Sesuai Usia Bayi

Gerakan pemijatan sebaiknya dilakukan sesuai dengan perkembangan usia

bayi. Berikut ini fase perkembangan untuk proses pijat bayi :

1. Usia bayi 0 - 1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekati

usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak

dilakukan pemijatan didaerah perut.

2. Usia bayi 1 – 3 tahun, disarankan gerakan halus disertai dengan

tekanan ringan dalam waktu yang singkat

3. Usia bayi > 3 bulan, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan

tekanan dan waktu yang semakin meningkat (Puri Mahayu, 2016).

2.1.9 Siapa yang Memijat (Pelaksana)

1) Ibu

Ibu adalah orang paling dekat dengan si bayi, oleh karenanya ibu harus

menjadi orang pertama yang mempelopori pemijatan terhadap bayi.

Ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayinya sangat penting

untuk diteruskan melalui aktivitas memijat yang ditujukan untuk

meningkatkan kesehatan bayinya. Pijatan ibu kepada bayinya adalah

sapuan lembut yang ditujukan untuk kesehatan pengikat jalinan kasih

sayang. Kulit ibu adalah kulit yang paling awal dikenali oleh bayi

2) Ayah

Pijat adalah bentuk upaya untuk pemeliharaan kesehatan yang

biasanya sangat disenangi para ayah. Dengan melakukan pemijatan


akan terbuka kesempatan bagi seorang ayah untuk menjalin kontak

batin dengan bayinya. Ayah merupakan prang kedua yang paling

dekat dengan bayi, sebab selain membutuhkan perhatian dari ibu, bayi

juga memerlukan perhatian dari ayah.

3) Kakek atau Nenek

Sering dikatakan bahwa kasih sayang kakek dan nenek kepada

cucunya melebihi kasih sayang kepada anaknya, ketika berpergian

mereka cenderung lebih merindukan cucunya dibandingkan anak-

anaknya.

2.1.10 Urutan Teknik Pijat Bayi

Salurkan cinta anda melalui sentuhan dan pijatan pada kulitnya yang

lembut. Setiap gerakan pada tahapan pemijatan bisa diulang sebanyak 6 kali.

Berikut ini tahapan-tahapan pijat bayi :

1. Bagian Kaki

a. Perahan cara India

Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul

softball. Gerakan tangan kebawah secara bergantian, seperti memerah

susu.

b. Peras dan Putar

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secera

bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dan dimulai dari

pangkal paha kearah mata kaki.

c. Telapak Kaki
Urutlah telak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,

dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki.

d. Tarikan lembut jari kaki

Pijatlah jari-jarinya satu per satu dengan gerakan memutar, kemudian

akhiri dengan menarik secara lembut pada setiap ujung jarinya.

e. Gerakan peregangan (stretch)

Dengan menggunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai

dari batas jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari

kearah tumit. Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut

punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah tumit.

f. Titik tekanan

Tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan diseluruh permukaan telapak

kaki dari arah tumit kejari-jari.

g. Memijat punggung kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah

punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara bergantian.

h. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)

Buatlah gerakan seperti memeras dengan menggunakan ibu jari dan

jari-jari lainnya pada pergelangan kaki bayi.

i. Perahan cara Swedia

Pegang pergelangan kaki bayi, kemudian gerakkan tangan anda secara

bergantian dari arah pergelangan kaki ke pangkal paha.

j. Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kkedua tangan andsa. Buatlah gerakan

seperti menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

k. Gerakan akhir

Setalah semua gerakan pada bagian kaki kanan dan kiri, lalu rapatkan

kedua kaki bayi. Kemudian, letakkan kedua tangan anda secara

bersamaan pada pantat dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi

dengan tekanan lembut dari paha kearah pergelangan kaki.

2. Bagian Perut

a. Mengayuh sepeda

Lalukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda,

dari atas kebawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.

b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan, kemudian tangan

yang lain pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari

kaki.

c. Ibu jari kesamping

Letakkan kedua ibu jari disamping kiri dan kanan pusar, kemudian

secara perlahan gerakan kedua ibu jari kearah tepi perut kanan dan kiri.

d. Bulan Matahari

Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari

perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian

kembali kearah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari)

beberapa kali.
Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran

mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut

bayi (seolah membentuk gambar bulan), lakukan kedua gerakan ini

bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari)

sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah melingkar

(bulan).

e. Gerakan I-Love-U

I, Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan

menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”.

Love, Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari

kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.

You, Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari

kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian kekiri, kebawah

dan berakhir diperut kiri bawah.

f. Jari-jari berjalan (walking fingers)

Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bari bagian kanan.

Gerakan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri

guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.

3. Bagian Dada

a. Jantung besar

Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan

ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda ditengah dada bayi atau ulu

hati. Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian di


samping diatas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan

kembali ke ulu hati.

b. Gerakan kupu-kupu

Letakkan tangan di atas dada membentuk gambar kupu-kupu, dimulai

dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah

dada atau ulu hati kearah bahu kanan dan kembali ke ulu hati.

Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.

4. Tangan

a. Memijat ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu

diingat, kalau dapat pembengkakan kelenjer di daerah ketiak,

sebaiknya gerakan tidak dilakukan.

b. Perahan cara India

Arah pijatan cara India adalah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna

pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot.

Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti

memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan

tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah

pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak

kearah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan

kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah

memerah susu sapi.

c. Peras dan Putar


Dengan menggunakan kedua tangan, anda peras dan putar lengan bayi

dengan lembut mulai dari pundak hingga ke pergelangan tangan.

d. Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan

kearah jari-jari.

e. Putar jari-jari

Pijat lembut satu per satu jari menuju ujung jari dengan berakan

memutar. Lalu, akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap

ujung jari.

f. Punggung tangan

Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan. Usap punggung

tangannya dari pergelangan tangan kea rah jari-jari dengan lembut.

g. Peras dan putar pergelangan tangan

Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari

telunjuk.

h. Perahan cara Swedia

Arah pijatan cara swedia adalah dari pergelangan tangan kea rah

badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan

paru-paru. Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai

dari pergelangan tangan kanan bayi kea rah pundak. Lanjutkan dengan

pijatan dari pergelangan kiri kea rah pundak.

i. Gerakan menggulung
Peganglahlengan bayi bagian atas atau bahu dengan kedua telapak

tangan. Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju

kearah pergelangan tanganatau jari-jari.

5. Wajah

Untuk memijat daerah wajah bayi, anda tidak perlu menggunakan

minyak/baby oil.

a. Dahi

Letakkan jari-jari anda di pertengahan dahi. Tekankan jari-jari dengan

lembut, mulai dari tengah dahi keluar kesamping kanan dan kiri

seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku.

Gerakan kebawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil

didaerah pelipis, kemudian gerakkan kedalam melalui daerah pipi

dibawah mata.

b. Alis

Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu

jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan dibatas kelopak

mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

c. Hidung

Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari

pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan

membuat gerakan ke samping dan keatas seolah membuat bayi

tersenyum.

d. Mulut bagian atas


Letakkan kedua ibu jari diatas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan

kedua ibu jari dari tengah kesamping dan keatas ke daerah pipi seolah

membuat bayi senyum.

e. Mulut bagian bawah

Letakkan kedua ibu jari ditengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada

dagu dengan gerakan dari tengah kesamping, kemudian ke atas kearah

pipi seolah membuat bayi senyum

f. Membuat lingkaran kecil di rahang

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil didaerah

rahang bayi

g. Belakang telinga

Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut

pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan kearah

pertengahan dagu dibawah dagu.

6. Bagian Punggung

a. Gerakan maju mundur (seperti kursi goyang)

Tengkurapkan bayi melintang di depan dengan kepala di sebelah kiri

dan kaki disebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan

gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah

leher sampai kepantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

b. Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah

mulai dari leher kebawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang

menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung.

c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan

memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki

bayi.

d. Gerakan melingkar

Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah gerakan-gerakan melingkar

kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun kebawah di sebelah kanan

dan kiri tulang punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran-

lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang besar di

daerah pantat.

e. Gerakan Menggaruk

Tekanan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan anda pada

punggung bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang

sampai kepantat bayi.

2.2 Konsep Kualitas Tidur Bayi

2.2.1 Pengertian Kualitas Tidur

Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal. Tidur

adalah bagian dari penyembuhan, perbaikan dan proses fisiologis yang berputar

dan bergantian dengan periode jaga yang lebih lama. Mencapai kualitas tidur yang

baik penting untuk kesehatan, samahalnya dengan sembuh dari penyakit (Dewi

Astriani P, 2015).
Kualitas tidur bayi adalah keadaan mutu fisiologis tubuh yang diperoleh

selama seseorang tidur, yang berfungsi sebagai proses pemulihan tubuh yang

terjadi pada seseorang ketika bangun. Bayi mempunyai kualitas tidur yang

berbeda-beda. Tidur merupakan salah satu kebutuhan bayi yang harus terpenuhi.

Pemenuhan kebutuhan tidur sangat penting bagi bayi untuk mendukung kekebalan

tubuh dan perkembangan otak, kesehatan emosi dan fungsi imun ( Rahayu,2016)

Para peneliti di Carneigie Mellon University dan University Of

Pensylvania menemukan bahwa kuantitas dan kualitas tidur sesungguhnya

mempengaruhi bagaimana seseorang menjadi sakit. Ciri-ciri bayi yang cukup

tidur, bugar saat bangun, tidur rewel dan tidak memerlukan tidur siang yang

melebihi kebutuhan sesuai perkembangannya. Kualitas dan kuantitas tidur bayi

dapat dilihat dari tidurnya, kenyamanan tidurnya, dan pola tidurnya.

2.2.2 Manfaat Tidur Bagi Bayi

Pada bayi berusia 1-12 bulan memerlukan tidur sekitar 14-18 jam perhari.

Selama tidur akan terjadi perkembangan otak maupun tubuh, sehingga gangguan

tidur merupakan masalah yang akan menimbulkandampak buruk terhadap

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bayi yang tidur cukup tanpa sering

terbangun, lebih bugar dan tidak gampang rewel keesokan harinya. Tidur

mempunyai efek yang besar terhadap kesehatan mental, emosi dan fisik serta

sistem imunitas tubuh (Erlawati A, dkk. 2019).

Pada saat bayi tidur, bayi akan mengalami perbaikan sel otak, produksi

hormon, pertumbuhan serta perbaikan sistem saraf pusat. Tidur juga mempunyai

peran penting dalam tumbuh kembang normal, kesehatan emosi dan fungsi imun,
pertumbuhan dan pemulihan jaringan tubuh, pembelajaran dan pemrosesan

memori, serta perbaikan sistem saraf pusat (Permata, 2017).

Tidur memegang peranan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh

bayi terhadap infeksi. Bayi yang tidurnya kurang memiliki pertumbuhan fisik

yang terhambat, dibandingkan bayi yang tidurnya cukup. Hal ini karena pada saat

tidur pertumbuhan fisik bayi akan terpacu, dan berkaitan erat dengan pertambahan

berat badan, tinggi badan, dan kesehatan fisiknya secara umum.

2.2.3 Lama Tidur bayi

Lama tidur setiap golongan usia secara umum berbeda-beda. Golongan

usia dibagi menjadi tujuh kategori berdasarkan rata-rata lama tidur yang

dibutuhkan.

Tabel 1. Kebutuhan Tidur Manusia

KELOMPOK USIA LAMA TIIDUR

0 – 2 bulan 18 jam

3 – 12 bulan 15 jam

1 – 3 tahun 14 jam

3 – 5 tahun 13 jam

5 – 12 tahun 11 jam

12 – 18 tahun 10 jam

>18 tahun 7,5 jam

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Bayi


Pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda-beda, ada yang

dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya. Seseorang bisa tidur ataupun

tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya sebagai berikut:

1.) Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur

dengan nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang kondisinya kurang

sehat (sakit) dan rasa nyeri, makan kebutuhan tidurnya akan tidak

nyenyak/kurang.

2.) Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur.

Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin, suasana yang tidak gaduh

(tenang), dan penerangan yang tidak terlalu terang akan membuat

seseorang tersebut tertidur dengan nyenyak, begitupun sebaliknya jika

lingkungan kotor, bersuhu panas, suasana yang ramai dan penerangan

yang sangat terang, dapat mempengaruhi kualitas tidurnya

3.) Stes Psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal

ini disebabkan karena kondisi cemas akan meningkatkan norepineprin

darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV

NREM dan REM

4.) Diet

Makanan yang banyak menandung L-Triptofan seperti keju, susu, daging,

dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaliknya


minuman yang mengandung kafein maupun alcohol akan mengganggu

tidur.

5.) Gaya Hidup

Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat pula mempengaruhi kualitas

tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan

nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebih akan menyababkan

periode tidur REM lebih pendek

6.) Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan

tidur, adapula yang sebaliknya mengganggu tidur.

2.2.5 Siklus Tidur

Tahapan tidur pada anak dan orang dewasa ternyata terdapat pula pada

bayi baru lahir, yaitu tidur tenang atau nonREM dan tidur aktif atau REM :

1. Tidur REM (Tidur Aktif)

Karakteristik :

a. Ekspirasi dan nadi yang tidak teratur

b. Pergerakan tubuh

c. Pergerakan mata yang cepat dan singkat

Tidur REM ditandai oleh adanya aktifitas. Banyak oksigen digunakan,

supaya darah ke otak meningkat, temperature meningkat, gelombang otak

menunjukkan peningkatan aktifitas. Sensori menstranmisikan impuls sama seperti

saat tidak tidur. Stimulasi visual, auditori, vestibular bergabung dengan otak

membentuk mimpi.

2. Tidur Non-REM (Tidak Tenang)


Karakteristik :

a. Selama tidur Non-Rem, denyut jantung dan pola nafas teratur. Saat

siklus ini terjadi restorasi fungsi tidur.

Terdapat 4 tahap tidur Non-REM yaitu :

1.) Tahap I : Mengantuk, terjadi penurunan kesadaran terhadap dunia

luar

2.) Tahap II : Mudah di bangunkan

3.) Tahap III : Tidur terjadi lebih dalam, nafas dan denyut jantung

sangat stabil, otot relaksasi, gelombang otak sangat lambat

4.) Tahap IV : Tidur yang paling dalam, sangat sulit dibangunkan,

kecuali dengan stimulasi yang kuat, anak dapat berpindah dari satu

tempat ke tempat lain tanpa terbangun.

2.2.6 Mengukur Kualitas Tidur Bayi

Untuk mengukur kualitas tidur bayi digunakan skala guttman untuk

pernyataan positif bila dijawab ya nilainya 1 dan untuk tidak nilainya 0,

sedangkan untuk pernyataan negative bila di jawab ya nilainya 0 dan tidak

jawabnya 1. Untuk mengetahui pola tidur dianalisis dengan rumus :

N
P= x 100
f

Keterangan:

P : Nilai yang didapat

F : Skor yang didapat

N : Skor maksimal

Kriteria :

Baik (76-100%)
Cukup ( 56-75%)

Kurang (< 56%)

2.3 Konsep Bayi

2.3.1 Masa Bayi

Masa bayi merupakan tahapan dimana perkembangan sangat cepat,

dimulai dari bayi itu lahir hingga berusia 1 tahun. Usia perkembangan bayi terbagi

menjadi 2 yaitu, neonatus dari lahir hingga berusia 28 hari dan bayi dari 29 hari

hingga 12 bulan.

Masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena

pada saat ini banyak pola prilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk. Masa

bayi merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga

perlu mendapatkan perhatian khusus (Nughraheni RI, dkk. 2018).

Masa bayi adalah masa keemasan yang sekaligus masa kritis

perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat

peka terhadap lingkungan dan dikatakan keemasan karena masa bayi berlangsung

sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (dapartemen kesehatan, 2017)

2.3.2 Karakteristik Perkembangan Pada Masa Bayi

1.) Perkembangan Fisik

Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi

berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang

sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Tubuhnya bergerak

terus-menerus ke kiri dan ke kanan, sering kali tidak dapat dikendalikan.

Mereka juga memiliki reflex yang di dominasi oleh gerakan-gerakan yang

terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan bayi dapat duduk,


berdiri, mwmbungkuk, memanjat, dan bahkan berjalan. Kemudian selama

dua tahun, pertumbuhan fisiknya melambat tetapi pada aktivitasnya seperti

berlari dan memanjat pertumbuhannya justru berlangsung cepat.

2.) Perkembangan Refleks

Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut refleks.

Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak

terkoordinasi sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi

bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan

pertama kehidupannya, kebanyakan refleks disengaja atau penuh arti. Pada

saat anak menguasai kemampuan tersebut, maka ia disebut sudah memiliki

skill atau keterampilan

3.) Pola Tidur dan Bangun

Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunyauntuk tidur.

Rata-rata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari, walaupun ada

beberapa bayi yang rata-rata tidurnya lebih sedikit, yaitu sekitar 10 hingga

11 jam perhari dan ada pula yang lebih lama, yaitu selama 21 jam perhari.

Biasanya jumlah tidur bayi akan berkurang secara teratur setiap bulan.

4.) Pola Makan dan Minum

Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2

tahun pertama. Bayi membutuhkan makanan yang mengandung sejumlah

protein, kalori, vitamin dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan pertama, ASI

merupakan sumber makanan dan energi yang utama, karena ASI adalah

susu yang bersih dan dapat dicerna serta mengandung zat antibodi.

5.) Pola Buang Air


Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk

keterampilan fisik dan motorik harus dicapai oleh bayi. Kemampuan untuk

mengendalikan buang air ini sangat bergantung pada kematangan otot dan

motivasi yang memiliki. Ketika baru lahir bayi belum mampu

mengendalikan buang airnya, sehingga buang air dilakukan setiap saat.

Pada usia 4 bulan, interval buang airnya dilakukan setiap saat. Pada usia 4

bulan, interval buang airnya sudah dapat diramalkan.

6.) Perkembangan Intelegasi

Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi intelegasi sudah mulai tampak

dalam tingkah lakunya, umpamanya dalam tingkah lakunya motorik dan

berbicara. Anak yang cerdas menunjukkan gerakan-gerakan yang lancer,

serasi dan terkoordinasi.

7.) Perkembangan Bahasa

Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara

gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Untuk dapat memahami

secara pasti mengenai kondisi emosi bayi bukanlah hal mudah, sebab

informasi mengenai aspek emosi yang subjektif hanya dapat diperoleh

dengan cara intropeksi, sedangkan bayi masih sangat mudah tidak dapat

menggunakan cara tersebut dengan baik.

8.) Perkembangan Moral

Seorang anak yang baru dilahirkan belum memiliki konsep tentang apa itu

baik atau apa itu buruk. Pada masa ini tingkah laku bayi hamper semuanya

didominasi oleh dominan naluriah belaka.

2.3.3 Psikologi Pada Bayi


Bayi yang secara emosi stabil dan nyaman biasanya akan lebih mudah di

berikan asupan makanan sehingga pertumbuhan fisiknya bagus, lebih mudah di

ajak berkomunikasi sehingga informasi yang masuk dapat memperkaya

pengetahuannya, lebih kreatif, lebih tenang, dan sebagainya. Untuk menata emosi

bayi beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua sejak bayi di kandungan maupun

setelah dilahirkan. Jika ibu membiarkan emosinya meledak-ledak, marah, takut,

sedih, atau bahkan terlalu gembira akan berpengaruh pada pertumbuhan psikis

bayi karena ikut merasakan apa yang dirasakan ibunya.

2.4 Penelitian yang Relevan

 Penelitian Shofa (2016) tentang pengaruh baby massge (pijat bayi)

terhadap kualitas tidur bayi di wilayah Pukesmas Purworejo menunjukkan

hasil dari penelitian rata-rata kualitas tidur bayi sebelum dilakukan pijat

6,88% sedangkan bayi yang sudah dilakukan pemijatan adalah 8,75% hal

ini dapat disimpulkan adanya pengaruh baby massage terhadap

peningkatan kualitas tidur bayi di Puskesmas Surakarta (p 0,05)

 Penelitian oleh Aco Tan (2018) yang berjudul Pengaruh Pijat Bayi

terhadap Kualitas Tidur Bayi usia 1-4 bulan, didapatkan hasil bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara pijat bayi dan kualitas tidur bayi

(p=0,003). Ini menunjukkan bahwa pijat bayi efektif dalam memberikan

pengaruh terhadap kualitas tidur bagi bayi.

 Penelitian Pamungkas (2016) tentang pengaruh pijat bayi terhadap kualitas

tidur bayi di Puskesmas Surakarta menunjukkan hasil uji Chi Square

pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi di peroleh nilai X² sebesar

20,17 dengan nilai signifikansi (p-value) lebih kecil dari 0,05


(0,0001<0,05) hasil uji dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pijat

bayi terhadap kualitas tidur bayi.

2.5 Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
Pijat Bayi
mempengaruhi kualitas
tidur :

1. Status kesehatan Baik


2. Lingkungan
3. Stress psikologis
Kualitas tidur bayi
4. Diet Cukup
usia 0-6 bulan
5. Gaya hidup
6. Obat-obatan
Kurang

Gambar 1. Kerangka Teori

2.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep membahas ketergantungan antar variable atau visualisasi

hubungan yang berkaitan atau dianggap perlu antara satu konsep dengan konsep

lainnya atau variable satu dengan variable lainnya untuk melengkapi dinamika

situasu atau hal yang sedang atau akan diteliti.

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kelas Online Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Bayi usia 0-6 bulan pada masa

pandemi Covid-19 di Klinik Pratama Citra Marendal tahun 2021. Maka

ditetapkan kerangka konsep sebagai berikut :


Pijat Bayi Kualitas Tidur Bayi usia
0-6 bulan

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar

variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

Ho : Tidak ada pengaruh Kelas Online Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur

Bayi usia 0-6 bulan pada masa pandemi covid-19.

Ha : Ada pengaruh Kelas Online Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Bayi usia 0-

6 bulan pada masa pandemi covid-19.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini, menggunakan rencana penelitian eksperimental. Penelitian

Eksperimental adalah suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari

hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan

manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam, 2016 ). Jenis penelitian ini

menggunakan Pra Eksperimental.

Dengan desain One Group Pretest-Postest yaitu peneliti sebelumnya

memberikan pretest kepada kelompok yang akan diberikan perlakuan. Kemudian

peneliti melakukan perlakuan atau treatment. Setalah selesai perlakuan, peneliti

memberikan posttest. Besarnya pengaruh perlakuan dapat diketahui secara lebih

akurat dengan cara memabandingkan antara hasil pretest dengan posttest.

Rancangan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kelas online

pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 0-6 bulan pada masa pandemic covid-

19 di Klinik Pratama Citra Marendal tahun 2021.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Citra Marendal kecamatan

Delitua, kabupaten Deli Serdang pada tahun 2021.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu dalam penelitian ini di mulai dari November-Maret 2021 di Klinik

Pratama Citra Marendal.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh bayi yang berusia 0-6 bulan di Klinik Pratama Citra

Marendal yang berjumlah 15 bayi.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan di teliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015).

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 0-6 bulan di Klinik

Pratama Citra Marendal. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Total Sampling dimana peneliti akan mengambil semua

populasi menjadi sampel untuk dilakukan penelitian.

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.4.1 Variabel penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2016)


1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel independent pada

penelitian ini adalah Pijat Bayi.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya dan

ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Kualitas Tidur Bayi usia 0-6 bulan.

3.4.2 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat tehadap suatu objek atau fenomena.

Tabel 2. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Operasional ukur
Variabel Terapi sentuhan SOP
independent yang dilakukan lebih
: Pijat Bayi mendekati usapan-
usapan halus atau
rangsangan taktil
(raba) yang
dilakukan
dipermukaan kulit
Variabel Kualitas tidur dapat Kuesioner Ordinal Skor :
dependent : digambarkan atau Pernyataan positif .
Kualitas dilihat dengan lama Ya : 1
Tidur Bayi waktu tidur, dan Tidak : 0
usia 0-6 keluhan-keluhan Pernyataan negatif.
bulan yang dirasakan saat Ya : 0
tidur atau pun pada Tidak : 1
saat bangun tidur
Kriteria :
- Baik : 76-
100%
- Cukup 56-
75%
- Kurang <
56%

3.5 Pengolahan dan Analisa Data

3.5.1 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, alas yang

empuk dan lembut misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut,

handuk atau lap, baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan, minyak

untuk memijat (baby oil, lotion atau minyak zaitun) untuk memijat.

3.5.2 Istrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel independen

yaitu pijat bayi menggunakan SOP teknik pijat bayi sedangkan untuk kualitas

tidur menggunakan lembar kuesionar. Kuesionar yaitu sejumlah pernyataan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang responden ketahui.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan

sekunder.

3.6.1 Data Primer

Sumber data yang langsung diperoleh dari responden melalui hasil lembar

kuesioner yang telah dilakukan kepada responden.


3.6.2 Data Sekunder

Sumber data yang tidak langsung didapatkan dari objek yang diteliti. Data

sekunder pada penelitian ini diperoleh dari buku catatan/registrasi di Klinik

Pratama Citra Marendal.

3.7 Kode Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dan mengurus surat

pengantar penelitian dan meminta izin ke pengelola pemilik. Informed Consent

merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden. Informed

Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah

agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

3.8 Metode Analisis Data

Setelah semua data dikumpulkan maka data di analisa melalui tahap

editing untuk mengecek atau memastikan atau memastikan lembar kuesioner

untuk memudahkan anlisa data kemudian dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan teknik komputerisasi.

3.8.1 Analisis Univariat


Statistik univariat adalah analisis yang dilakukan pada satu variabel atau

lebih, tapi tidak saling terkait dan dianalisis secara sendiri-sendiri (Noor kholifah

2018) yaitu variabel pijat bayi dan kualitas tidur bayi usia 0-6 bulan.

Untuk mengukur kualitas tidur bayi digunakan skala Guttman untuk

penyataan positif bila di jawab ya nilainya 1 dan untuk tidak nilainya 0,

sedangkan untuk pernyataan negative bila dijawab ya nilainya 0 dan untuk tidak

nilainya 1. Untuk mengetahui pola tidur siang dianalisis dengan rumus :

N
P= x 100
f

Keterangan :

P : Nilai yang didapat

F : Skor yang didapat

N : Skor maksimal

3.8.2 Analisis Bivariat

Statistik bivariat adalah analisis yang dilakukan pada dua variabel, yang

bermanfaat untuk mengetahui hubungan pada dua variabel tersebut. Analisis ini

terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat (Noor kholifah 2018).

Yaitu criteria variabel pijat bayi dan kualitas tidur bayi usia 0-6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai