Anda di halaman 1dari 109

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator kesehatan didunia adalah kesehatan ibu dan
anak untuk mencapai hal tersebut beberapa Negara telah menyepakati
program pembangunan yang di sepakati dengan SDGs. SDGS
(Sustainable Development Goals) merupakan sebuah program
pembangunan berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan
169 target yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs
adalah agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan
manusia dan planet bumi. Targer program SDGs pada tahun 2030 adalah
Angka Kematian Ibu (AKI) ditargetkan menurun hingga 70 per 100.000
kelahirn hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) 25 per 1000
kelahiran hidup (SDGs, 2015).
World Health Organization (WHO) mengatakan, tercatat 800 per
100.000 kelahiran hidup perempuan meninggal setiap harinya akibat
komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2016 lebih dari
289.000 per 100.000 kelahirn hidup perempuan meninggal dan kehamilan
dan persalinan (WHO, 2016).
Jumlah AKI sangat tinggi didunia, pada tahun 2016 lebih dari 216
per 100.000 kelahiran hidup perempuan meninggal setiap hari akibat
komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. AKI di Asia Tenggara sebanyak
182 per 100.000 kelahiran hidup (UNICEF 2016).
AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan
upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun
kualitas. Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode

1
2

1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia
merupakan negara yang masih memiliki AKI dan AKB masih tinggi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan jumlah AKI di Indonesia pada
tahun 2016 sebanyak 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Profil
Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur 2016).
Berdasarkan data AKI Kementerian Kesehatan jumlah kasus AKI
saat melahirkan turun dan 4.912 kasus pada 2016. Sementara hingga
semester satu ditahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian saat proses
persalinan (Kemenkes RI, 2017).
Sedangkan yang menjadi penyebab kematian ibu di Indonesia
sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan.
Penyebab langsung kematian adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%),
dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain
Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan berjumlah (37%) (_ESD
Putra, 2016).
AKI di Kalimantan Timur pada tahun 2016 mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya 2013 sebesar 113 kasus kematian, turun pada 2014
menjadi 104 kasus, tahun 2015 100 kasus, tahun 2016 menjadi 94 kasus
kematian ibu (Dinas Kesehatan Kota Samarinda, 2016). AKI dikota
Samarinda pada tahun 2017 ditemukan sebanyak 15 angka kematian
(Dinkes Kota Samarinda, 2017).
Angka kematian bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi.
Berdasarkan data UNICEF, angka kematian bayi didunia mencapai lebih
10 juta kematian. Dari 10 juta kematian bayi, hampir 90% kematin bayi di
negara-negara berkembang. Hasil SUPAS tahun 2015 menyatakan KB
sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup berdasarkan target Millennium
Develoment Goals (MDGs) pada tahun 2015 yitu AKB 23 per 1.000
kelahiran hidup menunjukan bahwa AKB di Indonesia pada tahun 2015
belum mencapai target yang diharapkan. Pada tahun 2015 MGDs
kemudian dilanjutkan Sustinable Development Goals (SDGs), salah satu
target SDGs yaitu menurunkan AKB menjadi 12 per 1.000 kelahirn hidup
3

pada tahun 2030 (Kemenkes RI, 2017). AKB di Indonesia juga


menunjukkan penurunan menjadi 22.23/1.000 kelahiran hidup. AKB 25
per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).
Penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari adalah Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) 21,3 %, asfiksia 17,3 %, Respiratory Distrees of
Newborn (RDS) 11%, dan sepsis neonatrum 5,9 %. Penyebab kematian
bayi berumur 7-28 hari tertinggi adalah pneumonia 32,5%, diikuti dengan
sepsis neontorum 10,2%, kelaian kongenital 8,6%. Penyebab kematian
pada bayi berumur 29 hari sampai dengan 11 bulan didominasi oleh
penyakit infeksi seperti pneumonia, diare yaitu 29,5% dan 11% (Jurnal
Ekologi Kesehatan Vol.13 N0.13 september 2014 : 265-271)
AKB di Kalimantan Timur masih mencapai 177 per 100.000
kelahiran hidup an AKB mencapai 21 kasus per 1.000 kelahiran hidup
untuk jumlah kematian bayi di Kalimantan Timur mengalami penurunan.
(Profil Kesehatan Kota Samarinda, 2016). Sedangkan AKB di Kota
Samarinda mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai
9 kasus per 1.000 kelahiran hidup untuk jumlah kematian bayi di
Samarinda mengalami penurunan, dan AKB yang terjadi di kota
Samarinda pada tahun 2017 sebanyak 30 angka kematian (Dinkes Kota
Samarinda, 2017).
Salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan
indikator proksi (persalinan oleh tenaga kesehatan) dan penurunan AKI
dan AKB adalah program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) dan Kelas Ibu Hamil. Dalam pelaksanaan P4K, bidang
diharapkan berperan sebagai fasilitator dan dapat membangun
komunikasi persuasif dan serta di wilayah kerjanya agar dapat terwujud
kerjasama dengan ibu, keluarga dan masyarakat pada akhirnya dapat
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Indikator Puskesmas melaksanakan orientasi P4K menghitung
presentase puskesmas melaksanakan Orientasi P4K. Adapun yang
4

dimaksud orientasi tersebut adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh


puskesmas dengan mengundang kader dan atau bidan desa dari seluruh
desa yang ada di wilayahnya dalam rangka pembekalan untuk
meningkatkan peran aktif suami, keluarga, ibu hamil serta masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas (Profil Kesehatan Indonesia,
2016).
Upaya lain dalam meningkatkan kesehatan ibu serta penurunan
AKI tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, oleh karena itu
diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor yang terkait, yaitu
pemerintah daerah, profesi kesehatan, serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Maka dari
itu, upaya pemerintah dibuat sehingga bidan sebagai tenaga kesehatan
melakukan Continuity Of Care (COC) (Riset Kesehatan Dasar, 2013).
COC dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perawatan
yang berkesinambungan adalah strategi kesehatan efektif primer
memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan tentang kesehatan mereka. Bidan diakui sebagai sebagai
seorang profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel maupun yang
bekerja dalam kemitraan dengan wanita selama kehamilan, persalinan
dan periode postpartum (Diana, 2017).
Mandiri Bidan (PMB), Klinik atau pun Rumah Sakit dan juga
Pemerintah melakukan berbagai upaya dengan konsep Pelayanan yang
berkesinambungan (continuity of care) yang dapat memberikan dampak
yang besar bagi Kesehatan Ibu (kemenkes RI, 2015).
Upaya yang dilakukan di Klinik Umum & Bersalin Ramlah Parjib
2 dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi antara lain
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan
bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan dan melakukan
asuhan kebidanan secara komprehensif (continuity of care), Penerapan
kartu Skor Poedji Rochjati, Pemeriksaan ANC dengan 14T, ANC
5

terpadu, program penakib, pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh


kader, dan melaksanakan program yang menjadi tanggung jawab bidan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan
studi kasus asuhan komprehensif pada Ny.S usia 30 tahun G4P2A1
mulai dari masa persalinan, masa nifas, serta perawatan bayi baru lahir,
hingga KB serta melakukan pendokumentasian di Klinik Umum &
Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda. Maka penulis melakukan asuhan
Continuity Of Care (COC) pada ibu dari kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir dan juga keluarga berencana di Klinik.
B. Rumusan Masalah
Pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus serta
KB adalah suatu kondisi yang diharapkan berjalan dengan normal,
namun hal tersebut memerlukan pengawasan agar tidak terjadi ketidak
normalan atau kematian. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis
merumuskan masalah pada proposal studi kasus asuhan kebidanan
komprehensif ini adalah bagaimana pemberian asuhan kebidanan
komprehensif dengan pendekatan manajemen kebidanan di Klinik
Ramlah Parjib 2 tahun 2020.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif
menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan 7 langkah Varney dengan pendokumentasian SOAP pada
Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu di Klinik
Umum & Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny.S
usia 30 tahun G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu di Klinik
Umum, Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda Tahun 2020
menggunakan dokumentasi kebidanan 7 langkah varney.
6

b. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Bersalin Pada Ny.S usia


30 tahun G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu di Klinik Umum,
Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda Tahun 2020 menggunakan
dokumentasi SOAP.
c. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada
By. Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu di
Klinik Umum, Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda Tahun 2020
menggunakan dokumentasi SOAP.
d. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Nifas Pada Ny.S usia 30
tahun G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu di Klinik Umum,
Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda Tahun 2020 menggunakan
dokumentasi SOAP.
e. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Neonatus Pada By. Ny.S
usia 30 tahun G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu di Klinik
Umum, Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda Tahun 2020
menggunakan dokumentasi SOAP.
f. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan KB Pada Ny.S usia 30
tahun G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu di Klinik Umum,
Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda Tahun 2020 menggunakan
dokumentasi SOAP.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan
komprehensif dengan melihat kesenjangan antara teori dengan kondisi
yang dialami oleh pasien.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Klien (Ny.S)
Penulis berharap klien lebih memahami tentang proses
kehamilan, persalinan, maupun nifasnya merupakan proses yang
fisiologis maupun normal, sehingga kekhawatiran ibu selama
7

kehamilan, persalinan, maupun nifasnya tidak berlebihan


sehingga mempunyai dampak yang tidak bagus terhadap
prosesnya. Dampak yang sangat jelas terlihat adalah tidak
tercapainya ASI Eksklusif, meskipun asuhan yang diberikan
sudah sesuai dengan teori.
b. Bagi Keluarga Klien
Diharapkan keluarga turut aktif membantu tenaga
kesehatan dalam melakukan asuhan kebidanan baik kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat turut aktif membantu tenaga
kesehatan dalam melakukan asuhan kebidanan baik kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir
d. Bagi Klinik Ramlah Parjib
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi
kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan
pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif
e. Bagi STIKES Mutiara Mahakam
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak
pendidikan untuk menambah bahan bacaan yang dapat dijadikan
acuan bagi mahasiswi kebidanan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana.
E. Keaslian Studi Kasus
Tabel 1.1 Studi Kasus Yang Serupa
Keaslian Studi Kasus
Beberapa studi kasus yang serupa dengan studi kasus ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :

No Peneliti/Tahun Judul Studi Desain Hasil Studi Kasus


Kasus
1. Salsia Devi Afnita Asuhan Studi Asuhan Setelah melakukan
Rahman (2018) kebidanan Komprehensif asuhan komprehensif
komprehensif pada Ny. T usia 33
Ny. T usia 33 tahun penulis dapat
tahun 33 mengetahaui
8

minggu dengan pelaksanaan asuhan


Preeklamsi di kebidanan
Bian Praktik komprehensif pad Ny.
Maniri Hj. Elly T menemukan kelainan
Nursanti S.ST yaitu terdapat
preeklamsi.
2. Sri Wahyuni Asuhan Studi Asuhan Setelah melakukan
(2017) kebidanan pada Komprehensif asuhan komprehensif
Ny. S sampai pada Ny. S, penulis
dengan masa dapat mengetahui
pelayanan pelaksanaan Asuhan
keluarga Kebidanan dengan
berencana di pelaksaaanan Asuhan
Klinik Pratama Kebidanan
Tanjung Komprehensif pada
Kecamatan Ny. S tidak
Deli Tua Tahun menemukan perbedaan
2017
3. Desy Marwita Asuhan Studi Asuhan Setelah melakukan
(2017) kebidanan Komprehensif asuhan komprehensif
komprehensif pada Ny. D, penulis
dan dapat mengetahui
berkesinambun bahwa asuhan yang
gan (Continuity diberikan sudah sesuai
Of Care) pada dengan pendekatan
Ny. S usia 28 manajemen kebidanan
tahun 7 langkah varney dan
G2P1A0AH1 data perkembangan
umur dengan metode SOAP
kehamilan 35 serta tidak ditemukan
minggu dengan kesenjangan antara
kehamilan teori dengan
normal Di BPS pelaksanaan
Wayan Witri,
Karangploso,
Sleman Tahun
2016
4. Ratih Anggraini Asuhan Studi Asuhan Setelah melakukan
(2020) kebiandan Komprehensif asuhan komprehensif
komprehensif pada Ny. S, penulis
pada Ny.S usia dapat mengetahui
30 tahun bahwa asuhan yang
G4P2A1 usia diberikan sudah sesuai
kehamilan 39 dengan pendekatan
minggu dengn manajemen kebidanan
kehamilan 7 langkah varney dan
normal. Di data perkembangan
Klinik Umum dengan metode SOAP
& Bersalin serta tidak ditemukan
Ramlah Parjib kesenjangan antara
2 Samarinda, teori dengan
Tahun 2020. pelaksanaan.
9

Dari Tabel 1.1 diatas diketahui bahwa ada perbedaan studi kasus ini dengan
studi kasus sebelumnya. Perbedaan dengan studi kasus yang dilakukan oleh
penulis adalah pada :
1. Waktu, tempat dan subjek studi kasus, pada studi kasus ini penulis
menggunakan di Klinik Umum, Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda
tahun 2020 pada Ny.S
2. Metode atau desain studi kasus pada studi kasus ini penulis menggunakan
desain studi kasus studi kasus komprehensif di Klinik Umum & Bersalin
Ramlah Parjib 2 Samarinda pada Ny.S
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori
1. Teori Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama hai terakhir (Saifuddin, 2012).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40) (Walyani, 2015).
Pada trimester I, II, dan III perlu dilakukannya ANC
(Antenatal Care) yang sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut :
1) Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K1
2) Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K2
3) Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga = K3 dan K4
Pada kunjungan ANC bidan harus melakukan “10 T”, yaitu:
1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
2) Nilai Status Gizi/LILA
3) Ukur Tekanan Darah
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri
5) Tentukan Presentasi janin dan Hitung DJJ
6) Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Lengkap
7) Pemberia Tablet Zat Besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Tes Laboratorium
9) Tata Laksana Kasus
10) Temu Wicara (Konseling dan pemecahan masalah)

10
11

b. Perubahan Fisiologi Pada Trimester III


1) Perubahan Uterus
Pada kehamilan 28 minggu TFU 25 cm, pada 32 minggu 27
cm, pada 36 minggu 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu TFU
turun kembali dan erletak 3 jari dibawah prosesus xyfoideus.
Uterus yang hamil sering berkontraksi tanpa rasa nyeri juga kalau
disentuh pada waktu pemeriksaan (palpasi).
2) Serviks Uteri
Vaskularisasi ke serviks meningkat selama kehamilan,
sehingga serviks menjadi lunak dan biru. Perubahan serviks
terutama terdiri atas jaringan fibrosa. Menjelang akhir kehamilan,
kadar hormone relaksin memberikan pengaruh pelunakan
kandungan kolagen pada serviks.
3) Segmen Bawah Uteri
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis
servikalis setinggi ostium interna bersama-sama isthmus uteri.
Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen atas dan menjadi
lunak serta berdilatasi selama minggu-minggu terakhir kehamilan
sehingga memungkinbkan segmen tersebut menampung
presenting part janin. Serviks bagian bawah baru menipis setelah
persalinan terjadi.
4) Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormone estrogen mengalami
perubahan pula. Adanya hipervakularisasi mengakibatkan vagina
dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livide) disebut
tanda Chadwick.
5) Ovarium
Ditemukan pada awal ovulasi hormone relaxtin, suatu
immunirelaktive inhibin dalam sirkulasi maternal. Relaxtin
mempunyai pengaruh memenangkan hingga pertumbuhan janin
menjadi baik hingga aterm.
12

6) Mammae
Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga mammae
akan menjadi lebih besar. Apabila mammae akan membesar, lebih
tegang dan tampak lebih hitam seperti seluruh areola mammae
karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari
putting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih
disebut kolostrum.
7) Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Terjadi penambahan berat badan pada ibu hamil. Berat badan yang
direkomendasikan untuk ibu hamil dengan berat badan awal normal yang dimana
pada trimester I kenaikan berat badan kurang lebih 1-3 kg, pada trimester II
adalah 3 kg atau 0,3 kg perminggu , dan pada trimester III adalah 6 kg atau 0,3-
0,5 kg perminggu (Pantiawati, 2010).
c. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan terdiri dari:
1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala hebat
3) Perubahan visual secara hebat
4) Nyeri abdomen yang hebat
5) Bengkak pada muka dan tangan
6) Kurang merasakan pergerakan janin atau janin tidak bergerak.
d. Ketidaknyamanan Pada Trimester III
Kehamilan pada trimester III adalah usia kehamilan dari minggu ke
25 sampai minggu ke 40. Pada usia kehamilan ini ada kegembiraan
dan kegairahan ketika terfikir oleh kita bahwa lahirnya kita akan dapat
memegang bayi anda, meskipun diwarnai sedikit ketakutan dan
kehawatiran berkenan dengan persalinan dan kelahiran anak.
Ketidaknyamanan, akibat ukuran bayi yang sedang tumbuh, mungkin
sedikit menganggu.

Beberapa perubahan lain adalah:


13

1) Hiperventilasi dan sesak nafas (Nospatologis)


Ketika Rahim membesar dan membesar dan menempati makin
banyak rongga perut, organ – organ lain terdesak dan terdorong ke
atas. Ini menyebabkan orang sulit bernapas ketika mengeluarkan
tenaga sedikit saja. Peningkatan jumlah progesterone selama
kehamilan diduga memengaruhi langsung pusat pernapasan untuk
menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar
oksigen (Marmi, 2014).
2) Pusing dan Mengantuk
Tekanan darah yang rendah dan perut yang membesar dapat
membuat anda merasa pusing dan mengantuk menjelang akhir
kehamilan. Pelan-pelan ketika bangun dari posisi berbaring, mula-
mula dengan berbaring kesamping, kemudian duduk dan akhirnya
bangun. Banyak-banyaklah minum air dan jangan berdiri terlalu
lama (Marmi, 2014).
3) Sering Kencing
Rahim yang tumbuh membesar menekan kandung kemih.
Untuk menghindari bangun dimalam hari, batasi minum
menjelang berangkat tidur. Saat batuk, tertawa dan bersin, kadang-
kadang keluar air kencing sedikit. Untuk menghindari hal ini,
lakukan latian panggul dengan teratur, hidari sembelit dan sering-
sering kosongkan kandung kemih (Marmi, 2014).
4) Kaki dan Jari Bengkak
Menjelang sore, mungkin terdapat bengkak disekitar
pergelangan kaki yang hilang saat istirahat malam. Jari-jari
mungkin bengkak dan kebas di pagi hari. Makin siang, jari-jari
kembali normal. Mengangkat tangan dan pelan-pelan melemaskan
dan meluruskan jari-jari dapat membantu mengatasi hal ini. Jika
terjadi bengkak besar yang tidak hilang setelah istirahat malam,
periksakan ke dokter (Marmi, 2014)
5) Dyspepsia
14

Dyspepsia atau rasa panas dalam perut mungkin di sebabkan


oleh organ-organ perut yyang mengalami kram dan muntahan
kandungan makanan berasam kedalam bagian atap pipa makanan.
Ini menimbulkan rasa sakit dan sensasi panas diperut atas, dipusat
dada dan dibawah iga. Untuk mencegah hal ini, hindari makanan
gorengan dan mengandung merica. Jangan biarkan perut kosong
selama lebih dari 3 jam. Sebagai ganti makanan besar, makanlah
sedikit-sedikit tapi sering.minum susu hangat sebelum tidur dan
bantal tambahan pada malam hari dapat membantu (Marmi, 2014).
6) Kram
Kontraksi otot yang terasa sakit, biasanya dibetis, yang dipicu
oleh regangan yang dapat terjadi sesekali. Pijatlah bagian betis
yang kram tersebut begitu terasa sakit hilang dan berjalanlah untuk
melancarkan aliran darah. Minumlah suplemen kalsium dengan
teratur (Marmi, 2014).
2. Teori Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni, 2013).
b. Tanda – tanda Persalinan
1) Lightening
Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan oleh:
a) Kontraksi barxton hicks
b) Ketegangan otot perut
c) Ketegangan ligamentum rotundum
d) Gaya berat kepala janin kearah bawah
15

2) Terjadinya His Permulaan


Dengan makin tua usia kehamilan, pengeluaran esterogen
dan progesterone semakin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi, yang lebih sering disebut his palsu.
Sifat his palsu:
a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah
b) Datangnya tidak teratur
c) Tidak ada perubahan pada serviks
d) Durasinya pendek
e) Tidak bertambah jika beraktifitas
3) Tanda – tanda Persalinan
a) Terjadinya his persalinan (Sulistyawati, 2010)
His persalinan mempunyai sifat:
(1) Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan
(2) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek
(3) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus
(4) Makin beraktifitas, kekuatan makin bertambah
b) Blood show (pengeluaran lendir bercampur darah melalui
vagina)
Dengan his permulaan terjadi perubahan pada serviks
yang menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir yang
terdapat pada kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah
pecah, yang menjadikan perdarahan sedikit.
c) Pengeluaran Cairan
Keluar banyak cairan dari jalan lahir, ini terjadi akibat
pecahnya ketuban atau selaput robek. Sebagian besar ketuban
pecah pada pembukaan lengkap tetapi kadang-kadang ketuban
pecah pada pembukaan kecil. Dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


16

1) Faktor Power
Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin
keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang
baik dan sempurna.
a) His (Kontraksi Uterus)
Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus
dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Pembagian his dan sifat-
sifatnya:
(1) His pendahuluan : his tidak kuat, datangnya tidak teratur,
menyebabkan keluarnya lendir darah
(2) His pembukaan (kala I) : menyebabkan pembukaan
serviks, semakin kuat, teratur dan sakit
(3) His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin,
sangat kuat, teratur, simetris dan terkoordinasi
(4) His pelepasan plasenta (kala III) : kontraksi sedang untuk
melepaskan dan melahirkan plasenta
(5) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit
sakit, terjadi pengecilan Rahim dalam beberapa jam atau
hari
b) Tenaga Mengejan
(1) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga
yang mendorong bayi keluar selain his
(2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita
buang air besar, tapi jauh lebih kuat lagi
(3) Saat kepala sampai didasar panggul, timbul reflex yang
mengakibatkan ibu menutup glottisnya, mengkontraksikan
otot-otot perut dan menekan diafragmanya kebawah
(4) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan
sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his.
2) Faktor Passenger
17

Faktor lain yang berpengaruh adalah janin, yang meliputi sifat


janin, letak, presentasi, bagian bawah dan posisi janin.
a) Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya
berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung
dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersila didada.
b) Letak (situs)
Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu,
misalnya letak lintang, yaitu sumbu janin tegak lurus pada
sumbu ibu. Letak membujur, yaitu sumbu janin sejajar dengan
sumbu ibu, ini bisa berupa letak kepala atau letak sungsang.
Letak miring (oblique lie), yaitu letak kepala yang mengolak
atau letak bokong yang mengolak.
c) Presentasi
Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian
bawah rahim, yang dijumpai ketika palpasi atau pemeriksaan
dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong,
presentasi bahu, dll.
d) Bagian Terbawah Janin
Sama dengan presentasi, hanya lebih diperjelas istilahnya.
e) Posisi Janin
Untuk indikator atau menetapkan arah bagian terbawah
janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap
sumbu ibu. Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-
ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang.
3) Faktor Passage
Passage atau jalan lahir dibagi menjadi bagian keras:
tulang-tulang panggul (rangka panggul) dan bagian lunak: otot-
otot, jaringan-jaringan dan ligamen – ligamen.
4) Faktor Psikologi Ibu
18

Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan.


Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang
dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih
lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi
suami atau orang – orang yang dicintainya. Ini menunjukkan
bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis
ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
5) Faktor Penolong
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat
untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian
maternal dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang
baik diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan
asuhan tidak terjadi.
d. Klasifikasi atau Jenis Persalinan
1) Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan
a) Persalinan spontan (normal)
Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala
(LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alay-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya beerlangsung
kurang dari 24 jam.
b) Persalinan buatan
Adalah proses persalinan dengan bantuan dan tenaga luar.
c) Persalinan Anjuran
Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
e. Penyebab Terjadinya Persalinan
1) Penurunan hormone
Penurunan kadar hormone estrogene dan progesterone yang
terjadinya kira–kira 1–2 minggu sebelum partus dimulai.
Progesteron bekerja sebagai penenang bagi otot-otot uterus dan
19

akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul


his bila kadar progesteron menurun.
2) Berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan
segera dikeluarkan.
3) Plasenta menjadi tua
Dengan bertambahnya usia kehamilan, plasenta menjadi tua
dan Villi korialis mengalami perubahan, sehingga kadar estrogen
dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
4) Distensi rahim
Keadaan uterus yang terus-menerus membesar dan menjadi
tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin
merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi
uteroplasenter sehingga plasenta menjadi degenerasi.
5) Iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser
yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan,
kontraksi uterus akan timbul.
f. Tahapan Persalinan
1) Kala I Persalinan
Kala I dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga serviks
membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri atas 2 fase,
yaitu fase laten dan fase aktif.
Pada Primigravida proses kala I berlangsung kurang lebih 12
jam dan pada multipara proses kala I berlangsung kurang lebih 8
jam (Manuaba, 2010).
a) Fase laten
(1) Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
20

(2) Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm


(3) Pada umumnya, fase ini berlangsung hampir 8 jam
b) Fase aktif
(1) Fase akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm
(2) Fase dilatasi maksimal: Dalam waktu 2 jam pembukaan
serviks berlangsung sangat cepat, dari 4 cm mnejadi 9 cm.
(3) Fase deselerasi: Pembukaan serviks menjadi lambat, dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10
cm).
Pada primigravida berlangsung selama 12 jam dan pada
multigravida berlangsung sekitar 8 jam. Kecepatan
pembukaan serviks 1 cm perjam (primipara) dan 2 cm
perjam pada multipara.
2) Kala II Persalinan
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga
disebut sebagai kala pengeluaran bayi.
Tanda dan gejala kala II adalah:
a) Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm)
b) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-
100 detik
c) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
d) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak
e) His dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga kepala
membuka pintu, berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,
hidung dan muka, serta kepala seluruhnya
f) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti dengan putaran paksi luar,
yaitu penyesuaian kepala pada punggung
21

g) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi


ditolong dengan jalan berikut :
(1) Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah
dagu, kemudian ditarik cunam kebawah untuk melahirkan
bahu depan, dan cunam keatas untuk melahirkan bahu
depan, dan curam keatas untuk melahirkan bahu belakang
(2) Setelah kedua bahu bayi lahir, ketiak bayi dikait untuk
melahirkan sisa badan bayi
(3) Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban
h) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan
multigravida 30 menit
3) Kala III Persalinan
Persalinan kala III dimulai setelah bayi lahir dan berakhir
dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Lepasnya plasenta dapat diperkirakan
dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut:
a) Uterus menjadi berbentuk bundar
b) Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas kesegmen
bawah Rahim
c) Tali pusat bertambah panjang
d) Terjadi perdarahan yang menyebar
4) Kala IV Persalinan
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2
jam post partum, observasi yang dilakukan adalah:
a) Tingkat kesadaran pasien
b) Pemeriksaan TTV
c) Kontraksi uterus
d) Terjadinya perdarahan. Perdarahan normal bila jumlahnya
tidak lebih 400-500 cc
22

g. Kebutuhan Dasar Ibu Selama Bersalin


1) Kala I
Kebutuhan yang harus terpenuhi di kala I antara lain:
a) Mengatur aktivitas dan posisi ibu
h) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
i) Menjaga kebersihan ibu
j) Pemberian cairan dan nutrisi
2) Kala II
Disini bidan harus dapat memenuhi kebutuhan selama kala II,
diantaranya:
a) Menjaga kandung kemih tetap kosong
b) Menjaga kebersihan ibu
c) Memberi cairan
d) Mengatur posisi ibu
3) Kala III
Adapun pemenuhan kebutuhan pada ibu di kala III, diantaranya:
a) Menjaga kebersihan
b) Pemberian cairan dan nutrisi
c) Kebutuhan istirahat ( Marmi, 2012)
4) Kala IV
a) Personal hygiene, membersihkan ibu setelah melahirkan
adalah cara pemberian kenyamanan pada ibu
b) Memeriksa TTV, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan
normal
c) Membantu ibu berkemih
d) Mengajarkan ibu dan keluarga tentang cara menilai kontraksi
dan melakukan masase uterus
e) Menjelaskan asuhan BBL pada ibu
f) Mengajarkan ibu dan keluarga tanda bahaya post partum,
seperti perdarahan, demam, bau busuk pada vagina, pusing,
lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan kontraksi hebat
23

g) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi


h) Pendamping pada ibu selama kala IV
i) Nutrisi dan dukungan emosional
h. Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan pada Kala II, III, dan IV tergabung dalam 60
langkah APN (Nurjasmi E. dkk, 2016 dikutip dalam KTI
Zulmaysarah, 2017).
i. Partograf
1) Pengertian
Menurut JNPK (2010), partograf adalah alat bantu untuk
memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membantu keputusan klinik. Menurut Prawirohardjo Sarwono
(2010), Partograf berfungsi untuk mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin serta mendeteksi
adanya penyulit dalam persalinan.
2) Tujuan Penggunaan Partograf
a) Mencatat hasil observasi kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaaan dalam (Sarwono,
2010).
b) Mendeteksi apakah persalinan berjalan secara normal (Sarwono,
2010).
c) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,
kondisi bayi, grafik kemajuan persalinan, bahan dan
medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laborotorium,
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan di mana semua itu dicatatkan secara rinci pada status
atau rekam medic ibu bersalin dan bayi baru lahir (JNPK-KR,
2009).
d) Mencatat kondisi ibu dan janin
e) Untuk membuat keputusan klinik
24

3. Teori Bayi Baru Lahir


a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat (Marmi, 2014).Segera setelah
lahir BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Baik perubahan yang dialami oleh
bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan
ibu) yang diingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan
orang lain untuk memenuhinya.
b. Proses Bayi Baru Lahir
Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya
kontrasepsi. Kehamilan akan berlangsung 280 hari atau 10 bulan atau
40 minggu terhitungnya dari hari pertama hai terakhir. Perubahan-
perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan
(Marmi, dan Reharjo, 2015)
Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting
yaitu:
1) Tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi
belum tampak terbentuk dalam pertumbuhan
2) Embrio (mudigah) antara 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan
bentuk alat-alat tubuh
3) Janin (fetus) di atas usia 5 minggu dan sudah berbentuk manusia
(Marmi dan Raharjo 2015).
c. Ciri – ciri Bayi Baru Lahir
1) Berat badan 2500 - 4000 gram
2) Panjang badan lahir 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Jantung bayi dalam menit – menit pertama kira – kira 180x/menit
kemudian menurun sampai 120 – 160x/menit
25

6) Pernapasan pada menit – menit pertama cepat kira – kira


80x/menit, kemudian menurun setelah tenang kira – kira 60 –
40x/menit
7) Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks caseosa
8) Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut dikepala biasanya telah
sempurna
9) Kuku telah agak panjang dan lemas
10) Genetalia labia minora sudah menutupi labia mayora
(perempuan), testis sudah turun (laki – laki)
11) Reflek rooting (mencari puting susu) dan sucking sudah berfungsi
dengan baik
12) Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan bergerak
sperti memeluk
13) Reflek grasping sudah baik apabila diletakkan suatu benda
ditelapak tangan, bayi kan menggenggam / adanya gerakan reflek
14) Eliminasi bayi, mekonium dan urine akan keluar dalam 24 jam
pertama. Mekonium berwarna hitam kecoklatan (Marmi, 2012).
d. Cara Kehilangan Panas Tubuh
Mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan
panas, yaitu:
1) Konveksi atau kontak langsung bayi dengan permukaan yang
dingin contohnya seperti timbangan
2) Evaporasi atau penguapan cara kehilangan panas utama pada bayi
3) Konduksi atau terpapar dengan udara sekitarnya yang lebih dingin
4) Radiasi bila bayi didekatkan dengan benda yang suhunya lebih
rendah dari suhu tubuh bayi (Sukarni, 2013)
e. Komplikasi Bayi Baru Lahir Normal
Proses rujukan bayi baru lahir dengan komplikasi:
1) Penyakit sangat berat
2) Infeksi berat / sepsis
26

3) Kejang
4) Gangguan nafas berat
5) Hipotermi berat
6) Bayi kuning
7) Ikterus patologis
8) Asfiksia atau asfiksia tidak teratasi
9) BB lahir < 2000 gram atau BB lahir < 2500 gram dengan
komplikasi
10) Bayi baru lahir dengan kelainan kongenital
11) Diare / dehidrasi
12) Dehidrasi berat
f. Cara Menjaga Agar Bayi Tetap Hangat
1) Mengeringkan bayi seluruhnya dengan selimut atau handuk hangat
2) Membungkus bayi, terutama bagian kepala dengan selimut hangat
dan kering
3) Mengganti semua selimut / handuk yang basah
4) Bayi tetap terbungkus sewaktu ditimbang
5) Buka pembungkus bayi hanya pada daerah yang diperlukan saja
untuk melakukan suatu prosedur dan membungkusnya kembali
dengan handuk dan selimut segera setelah selesai melakukan
prosedur
6) Menyediakan lingkungan yang hangat dan kering bagi bayi
7) Atur suhu ruangan atas kebutuhan bayi
8) Memberikan bayi pada ibunya secepat mungkin
9) Meletakkan bayi diatas perut sambil menyelimuti keduannya
dengan selimut kering
10) Tidak dimandikan sedikitnya 6 jam setelah bayi lahir
27

g. Penilaian Awal Bayi Baru Lahir


Keadaan umum bayi dinilai setelah lahir dengan penggunaan nilai
APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak. Yang dinilai ada 5 poin yaitu (Wahyuni, 2016):
1) Appearance (warna kulit)
2) Pulse rate (frekuensi nadi)
3) Grimace (reaksi rangsangan)
4) Activity (tonus otot)
5) Respiratory (pernafasan)
Tanda 0 1 2
Appearance Pucat Badanmerah, ekstrimitas biru Seluruh tubuh
(warna kulit) kemerahan

Pulse Tidak ada < 100 > 100


(denyut jantung) x/menit x/menit

Grimace Tidak ada Sedikit gerakan mimik/ Batuk/ bersin


(refleks) menyeringai

Activity Tidak ada Ekstrimitas dalam sedikit fleksi Gerakan aktif


(tonus otot)
Respiratory Tidak ada Lemah/ tidak teratur Baik/
(usaha nafas) Menangis
kuat
Tabel 2.1 Nilai APGAR

Sumber: Wahyuni, 2016


Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut
normal atau asfiksia apabila:
Nilai Apgar 7-10 : Bayi normal.
Nilai Apgar 4-6 : Asfiksia sedang ringan
Nilai Apgar 0-3 : Asfiksia berat
4. Teori Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Roito, 2013).
28

Masa nifas atau masa purperium adalah masa setelah persalinan


selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas organ
reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi disebut involusi
uterus (Maritalia, 2012).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1) Memulihkan kesehatan umum penderita
2) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya,baik fisik maupun psikologi
3) Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi ibu dan bayi
4) Mempertahankan kesehatan psikologis
5) Mencegah infeksi dan komplikasi
6) Memperlancar pembentukan ASI
7) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawtan diri, nutrisi,
KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari – hari
8) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai
masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik
9) Memberikan pelayanan KB
c. Tahapan Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu:
1) Periode Immediate Puerperium, yaitu masa segera setelah plasenta
lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak
masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri.
2) Periode Early Puerperium (24 jam-1 minggu). Di fase ini bidan
memastikan involusio uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
bayinya dengan baik.
29

3) Periode Late Puerperium (1 minggu-6 minggu). Di periode ini


bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling KB (Ambarwati, 2013).
d. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari
setelah persalinan, kunjungan kedua dalam waktu hari ke-4 sampai
dengan hari ke-28 setelah persalinan, dan kunjungan ketiga dalam
waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan.
Pemeriksaan yang diberikan adalah:
1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
2) Pemeriksaan TFU
3) Pemeriksaan lochea dan pengeluaran pervaginam lainnya
4) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan
5) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali, pertama segera
setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian
kapsul vitamin A pertama.
6) Pelayanan KB pasca persalinan
e. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
1) Uterus
Uterus merupakan organ reproduksi yang berongga dan
berotot, terbentuk seperti buah alpukat sedikit gepeng dan
berukuran sebesar telur ayam. Satu minggu setelah melahirkan
berat uterus sekitar 500 gram, dua minggu setelah persalinan
menjadi 300 gram dan menjadi 40 – 60 gram setelah 6 minggu
persalinan. Perubahan ini terjadi karena segera setelah persalinan
kadar hormone estrogen dan progesteron akan menurun
mengakibatkan proteolysis pada dinding uterus.
2) Serviks
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka selama 3 hari.
Namun ada juga yang berpendapat sampai 1 minggu. Bentuk
30

mulut serviks yang bulat menjadi agak memanjang dan akan


kembali normal dalam 3 – 4 bulan.
3) Vagina
Vagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang hilang akan
kembali seperti semula setelah 3 – 4 minggu.
4) Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor. Proses involusio pada
perut sebaiknya diikuti olahraga atau senam penguatan otot-otot
perut. Jika ada garis-garis biru (striae) tidak akan hilang, kemudian
perlahan-lahan akan berubah warna menajdi keputihan (Saifuddin,
2011).
5) Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam disekitar puting
susu, ini menandakan dimulainya proses menyusui. Pada hari
kedua ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan antibody dan
protein yang sangat bagus untuk bayi (Suherni, 2011).
6) Kulit
Setelah melahirkan, pigmentasi akan berkurang, sehingga
hiperpigmentasi pada muka, leher, payudara dan lainnya akan
menghilang secara perlahan – lahan (Saifuddin, 2011).
7) Pengeluaran lochea
Cairan atau secret yang keluar pada masa nifas disebut dengan
lochea. Macam – macam lochea antara lain:
a) Lochea Rubra
Muncul pada hari pertama sampai hari ketiga, warna merah,
terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban,
sisa-sisa verniks caseosa, lanuga dan mekonium.
b) Lochea Sanguilenta
Pada hari ke-3 sampai hari ke-7, warna merah kecoklatan,
terdiri dari sedikit darah bercampur lendir, selaput lendir, dan
kuman penyakit yang telah mati.
31

c) Lochea Serosa
Pada hari ke-7 sampai hari ke 14, warna agak kuning cair
dan tidak berdarah lagi.
d) Lochea Alba
Setelah 2 minggu (10 sampai 15 hari), berwarna putih
(Sulistyawati, 2009).
5. Teori Neonatus
a. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar Rahim sampai
dengan usia 28 hari. Terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan diluar Rahim sampai dengan usia 28 hari. Terjadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam Rahim menjadi
di luar Rahim. Neonatus mengalami masaperubahan dari kehidupan di
dalam Rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan
diluar Rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar
terjadi selama jam ke 24 – 72 pertama (usia 2 – 6 hari). Transisi ini
hampir meliputi semua system organ, namun yang terpenting adalah
sitem pernapasan, sirkulasi, ginjal dan hepar. Oleh sebab itu sangatlah
diperlukan asuhan yang matang pada nenonatus (Putra, 2012).
b. Masa Neonatus
Masa sejak lahir smapai dengan 4 minggu pertama (28 hari)
sesudah kelahiran. Dibagi menajdi 2 yaitu:
1) Neonatus Dini : Usia 0 – 7 hari
2) Neonatus Lanjut : Usia 7 – 28 hari
c. Asuhan Pada Bayi Usia 0 – 2 Hari
Terdiri dari beberapa tindakan, diantaranya adalah:
1) Pencegahan infeksi
2) Melakukan penilaian
3) Pencegahan kehilangan panas
4) Memandikan bayi baru lahir
5) Perawatan tali pusat
32

6) Membebaskan dan membersihkan jalan nafas


7) Mempertahankan suhu tubuh bayi
8) Pemeriksaan fisik
d. Asuhan Pada Bayi Usia 2 – 6 Hari
1) Kebutuhan nutrisi
Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum/makan
bayi adalah membantu bayi mulai menyusui dengan pemberian
ASI eksklusif. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
ASI diketahui mengandungg zat gizi yang paling banyak sesuai
kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi (Wahyuni, 2012).
2) Kebutuhan eliminasi
Air seni dibuang dengan cara mengosongkan kandung kemih
secara reflex. Bayi miksi minimal sebanyak 6 kali sehari. Semakin
banyak cairan yang masuk maka semakin sering bayi miksi.
Defekasi pertama berwarna hijau kehitaman. Pada hari ke 3–5
kotoran berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Bayi defekasi
4–6 kali sehari. Kotoran bayi yang hanya minum ASI biasanya
cair. Bayi yang mendapatkan ASI kotorannya kuning, agak cair
dan berbiji. Bayi yang minum susu botol kotorannya coklat muda,
lebih padat dan berbau (Wahyuni, 2012)
3) Kebutuhan tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering
tidur. Bayi yang baru lahir mempergunakan sebagian besar
waktunya untuk tidur. Dengan bertambahnya usia, waktu untuk
terjaga menjadi semakin lama, khususnya pada wkatu pagi dan
siang hari. Pada umumnya, waktu tidur dan istirhat bayi
berlangsung purlalel dengan menyusu. Tidur bagi seorang bayi
berarti cara paling nyaman untuk beristirahat dan memperbarui
energinya guna kegiatan – kegiatan di waktu terjaga (Wahyuni,
2012).
33

4) Kebersihan kulit
Kulit bayi baru lahir secara structural dasar hampir sama
dengan kulit orang dewasa. Kulit bayinya biasanya tipis, lembut
dan sangat mudah terjadi trauma baik akibat peregnagan atau
tekanan. Semakin imatur seorang bayi semakin kurang
kematangan fungsi kulitnya. Kulit bayi mempunyai peranan
penting melindungi bayi dan sangat penting untuk menjaga
kesehatan kulit bayi agar tidak muncul komplikasi atau penyakit
(Wahyuni, 2012).
5) Kebutuhan keamanan
Pencegahan infeksi adalah suatu aspek yang penting dalam
perlindungan dan keamanan pada bayi baru lahir. Mecuci tangan
sebelum dan sesudah menangani bayi merupakan cara efektif
untuk mencegah infeksi. Setiap bayi harus mempunyai alat dan
pakaian tersendiri untuk mencegah infeksi silang. Mencegah
anggota keluarga yang sedang sakit menagani bayi.menjaga
kebersihan dan keringnya tali pusat. Mengganti popok dan
menjaga kebersihan area bokong.
Table. 2.2 Kunjungan Neonatus
Kunjungan Waktu Tujuan
Pertama 6-48 jam a. Menjaga suhu tubuh bayi
b. Memberikan ASI Eksklusif
c. Mencegah Infeksi
d. Merawat tali pusat

Kedua Hari 3-7 a. Menjaga tubuh bayi


b. MemberikanASI Eksklusif
c. Mencegah Infeksi
d.Merawat tali pusat

Ketiga Hari 8-29 a. Memeriksa ada/tidak tanda bahaya dan


atau gejala sakit
b. Menjaga kehangatan tubuh bayi
c. Memberi ASI Eksklusif
d. Merawat tali pusat
34

6. Teori Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma (Sukarni, 2013).
Keluarga berencana menurut UU No 10 tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera ( Sujiyatin, 2011). Pemilihan jenis
kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan yaitu:
1) Menunda Kehamilan. Pasangan dengan istri berusia di bawah 20
tahun di anjurkan untuk menunda kehamilan. Ciri–ciri kontrasepsi
yang diperlukan yaitu: reversibilitas yang tinggi dan efektif yang
relative tinggi misalnya: Pil, AKDR dan KB sederhana.
2) Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri
berusia 20–30 tahun adalah cara yang paling baik untuk
melahirkan anak dengan jarak kelahiran 3–4 tahun, tidak
menghambat produksi ASI. Kontrasepsi yang sesuai misalnya
AKDR, pil dan suntik, AKDK, kontrasepsi mantap.
3) Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat istri usia
diatas 30 tahun dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai 2 anak. Ciri–ciri kontrasepsi yang diperlukan yaitu:
reversibilitas rendah, efektifitas sangat tinggi, dapat dipakai jangka
panjang, tidak menambah kelainan yang sudah ada. Kontrasepsi
yang sesuai yaitu kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi),
AKBK, AKDR.
b. Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan utama program KB Nasional adalah untuk memenuhi
perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
35

yang berkualitas, menurunkan tingkat / angka kematian ibu dan bayi,


dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam
rangka membangun keluarga kecil berkualitas.
c. Macam – macam Kontrasepsi
1) Kontrasepsi Non Hormonal
a) Kalender
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode
kontrasepsisederhana yang dilakukan oleh pasangan suami
istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual
pada masa subur/ovulasi.
b) Coitus Interuptus (senggama terputus)
Adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria
mengeluarkan penis dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi.
c) Metode Lendir Serviks
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan
metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara
mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan
mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva
menjelang hari-hari ovulasi.
d) Suhu Basal
Adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu
basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu
basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi.
e) Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat
dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil)
atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis
saat berhubungan.
36

f) IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur
yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti
jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan
cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah
spiral.
2) Kontrasepsi Hormonal
a) Pil KB
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan
menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah
menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang
tidak menyusui bayinya.
(1) Jenis – jenis pil KB :
(a) Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu
hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan
mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang
mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila
diminum secara teratur.
(b) Pil berurutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang
disediakan selama 14-15 hari pertama dari siklus
menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil gabungan antara
estrogen dan progestin pada sisa siklusnya.
(c) Pil khusus – progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin
sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan,
terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim
37

(merubah sekresi pada leher rahim) sehingga


mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga
mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam
rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang
telah dibuahi.
b) KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.
Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama
dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh
memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB
hormonal selama maksimal 5 tahun.
c) Implant/AKBK
Adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit
lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur)
panjangnya sedikit lebih pendek dan pada batang korek api
dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel
yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2012).
3) Kontrasepsi Mantap
a) Tubektomi
Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen yang
hanya diperuntukkan bagi mereka yang memang tidak ingin
atau boleh memiliki anak (karena alasan kesehatan). Disebut
permanen karena metode kontrasepsi ini hampir tidak dapat
dibatalkan (reversal) bila kemudian Anda ingin punya anak.
Pembatalan masih mungkin dilakukan, tetapi membutuhkan
operasi besar dan tidak selalu berhasil.
b) Vasektomi
Vasektomi adalah kontrasepsi bedah untuk pria dengan
cara memutus saluran spermanya. Operasi vasektomi
menghambat saluran spermatozoa (vas deferens) yang
38

membawa sperma keluar. Operasi ini biasanya dilakukan di


klinik atau rumah sakit dengan melibatkan pemotongan dan
mengikat mati (cauterizing) saluran sperma.
7. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan
a. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang
dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
dalam tahapan yang akurat untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien 9 (Varney, 2009).
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang
berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara sistematis,
proses dimulai daripengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi. Ketujuh langkah menurut Varney (2009) tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Langkah I : Pengkajian Data
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan
kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses sistematis
dalam pengumpulan data-data.
a) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data
tersebut dapat ditentukan secara independen tetapi melalui suatu
interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009). Data subyektif
terdiri dari:
(1) Identitas klien
(2) Alasan datang/keluhan utama
(3) Riwayat perkawinan
(4) Riwayat penyakit sekarang
(5) Riwayat keluarga
39

(6) Riwayat menstruasi


(7) Riwayat obstetric
(8) Riwayat ginekologi
(9) Riwayat seksualitas
(10) Riwayat kontasepsi/KB
b) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan
diukur oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2009). Data obyektif
terdiri dari:
(1) Pemeriksaan umum
(2) Pengukuran tanda-tanda vital
(3) Pemeriksaan dari kepala sampai kaki (Head To Toe)
(4) Pemeriksaan penunjang
2) Langkah II : Interpretasi Data
Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencangkup
diagnosa masalah dan kebutuhan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan di intepretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa
dan masalah spesifik (Varney, 2009).
a) Diagnosa kebidanan
b) Masalah
c) Kebutuhan
3) Langkah III : Diagnosa Potensial
Dalam langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau
diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa
yang sekarang hanya merupakan antisipasi, pencegahan bila
memungkinkan, menunggu sambil waspada dan bersiap-siap bila
benar terjadi dan penting melakukan asuhan yang aman (Varney,
2009).
4) Langkah IV : Antisipasi dan Tindakan Segera
Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa
potensial dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang
40

mungkin muncul sehubungan dengan keadaan yang dialaminya


(Varney, 2009).
5) Langkah V : Rencana Asuhan
Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap
dan dapat dilengkapi (Varney, 2009).
6) Langkah VI : Pelaksanaan (Implementasi)
Menurut Varney (2009), pada langkah ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima,
dilaksanakan secara efisien dan aman. Pada langkah ini seorang
bidan merumuskan rencana tindakan yang sebelumnya telah
didiskusikan dengan pasien dan kemudian membuat kesepakatan
bersama sebelum melaksanakannya. Pelaksanaan ini dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
7) Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa
plasenta yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2009).
B. Standar Asuhan Kebidanan
1) Dua standar pelayanan umum :
a. Standar 1 : Persiapan keluarga sehat
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan,
keluarga dan masyarakat terhadap segalan hal yang berkaitan dengan
kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum (gizi, KB, kesiapan
dalam menghadapai kehamilan dan menjadi calon orang tua,
persalinan dan nifas).
41

b. Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan


Bidan melakukan pencatatan dan pelaporan semu kegiatan yang
dilakukannya, yaitu registrasi semua ibu hamil diwilayah kerja,
rincian pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil/bersalin/nifas dan
bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada
masyarakat.
2) Enam standar pelayanan antenatal :
c. Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
motifasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur
d. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan
Bidan hendaknya paling sedikit memberikan 4 kali pelayanan
antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan
janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal.bidan juga harus bisa mengenali kehamilan
dengan resti/kelainan
e. Standar 5 : Palpasi Abdominal
Bidan harus melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur
kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya
kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan dan
untuk merujuk tepat waktu.
f. Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan anemia, penemuan,
penanganan dan rujukan semua kasusu anemia pada kehamialan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
42

g. Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan


Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknnya
h. Standar 8 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami atau
keluarga pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan
bersih dan aman dan suasana menyenangkan akan direncanakan
dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil
untuk hal ini.
3) Empat standar pelayanan persalinan
i. Standar 9 : Asuhan persalinan kala I
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,
kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai,
dengan memperhatikan kebutuhan ibu, selama proses persalinan
berlangsung. Bidan juga melakuakan pertolongan proses persalinan
dan kelahiran yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi
setempat.
j. Standar 10 : Persalinan kala II yang aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang
bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaann terhadap hak
pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu ibu
diijinkan untuk memilih siapa yang akan mendampinginya saat
persalinan.
k. Standar 11 : Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
Secara aktif bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala
tiga. Tujuan dilaksanakan nya standar ini yaitu membantu secara aktif
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk
43

mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan kala tiga, mencegah


terjadinya atonia uteri dan retesio plasenta.
l. Standar 12 : Penanganan kala II gawat janin dengan episiotomi
Bidan mengenali secra tepat tanda-tanda gawat janin pada kala
dua, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk
mmemperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
4) Tiga standar pelayanan nifas
m.Standar 13 : Perawatan BBL
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan, mencegah asfiksia, menemukan kelainan, dan
melakukan tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah atau menangani hipotermi dan mencegah hipoglikemia dan
infeksi.
n. Standar 14: Penanganan 2 jam post partum
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi paling sedikit selama 2 jam stelah persalinan, serta
melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya
kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.
o. Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan
rumah sakit atau melakukan kunjungan ke rumah paa hari ke-tiga,
minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk
membantu proses penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan
dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi
pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan
secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
44

5) Sembilan Standar Penanganan Kegawatan Obstetri dan Neonatal


p. Standar 16: Penanganan perdarahan TM3
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada
kehamilan serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
q. Standar 17: Penanganan gadar eklamsia
Bidan mengenali secara tepat dan gejala eklamsia mengancam,
serta merujuk dan/atau memberikan pertolongan pertama.
r. Standar 18: Penangan gadar partus lama
Bidan mengenali secara tepat tanda gejala partus lama/macet serta
melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu untuk merujuk
untuk persalinan yang aman.
s. Standar 19 : Persalinan menggunakan vakum ekstraktor
Bidan hendaknya mengenali kapan waktu diperlukan
menggunakan ekstraksi vakum, melakukan secara benar dalam
memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanan
bagi ibu dan janinnya.
t. Standar 20 : Penanganan gadar retensio plasenta
Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan
pertolongan pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan
perdarahan, sesuai dengan kebutuhan. Tujuan nya adalah mengenali
dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta.
u. Standar 21 : Penanganan perdarahan post partum primer
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24
jam pertama setelah persalinan dan segera melakukan pertolongan
pertama kegawat daruratan untuk mengendalikan perdarahan. Tujuan
nya adalah bidan mampu mengambil tindakan pertolongan kegawat
daruratan yang tepat pada ibu yang mengambil perdarahan post
partum primer/ atoni uteri.
v. Standar 22 : Penanganan perdarahan post partum sekunder
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini gejala perdarahan
post partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk
45

penyelamatan jiwa ibu, dan/atau merujuk. Tujuan nya adalah


mengenali gejala dan tanda perdarahan post partum sekunder serta
melakukan penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu.
w. Standar 23 : Penanganan sepsis puerpuralis
Bidan mampu menangani secara tepat tanda dan gejala sepsis
puerperalis, melakukan perawatan dengan segera merujuknya.
Tujuannya adalah mengenali tanda dan gejala sepsis puerperalis dan
mengambil tindakan yang tepat. Hasil yang diharapkan yaitu ibu
dengan sepsis puerperalis mendapatkan penanganan yang cepat dan
tepat. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat sepsis
puerperalis.
x. Standar 24 : Penanganan asfiksia neonaturum
Bidan mengenali secara tapat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta
melakukan tindakan secepatnya, memulai resusitasi, mengusahakan
bantuan medis, merujuk bayi baru lahir dengan tepat dan
memberiakan perawatan lanjutan yang tepat.
C. Kewenangan Bidan
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan.
Kewenangan ini meliputi:
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
a. Ruang lingkup :
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3) Pelayanan persalinan normal
4) Pelayanan ibu nifas normal
5) Pelayanan ibu menyusui
6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
b. Kewenangan :
1) Episiotomi
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
46

4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil


5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
6) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air
susu ibu (ASI) eksklusif
7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
8) Penyuluhan dan konseling
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10) Pemberian surat keterangan kematian
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2. Pelayanan Kesehatan Anak
a. Ruang lingkup :
1) Pelayanan bayi baru lahir
2) Pelayanan bayi
3) Pelayanan anak balita
4) Pelayanan anak pra sekolah
b. Kewenangan :
1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin
K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
6) Pemberian konseling dan penyuluhan
7) Pemberian surat keterangan kelahiran
8) Pemberian surat keterangan kematian
47

3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga


Berencana, dengan Kewenangan :
a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi
bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan
tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:
1) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat
kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi
bawah kulit
2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi
khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai
pedoman yang ditetapkan
4) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di
bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan
penyehatan lingkungan
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita,
anak pra sekolah dan anak sekolah
6) Melaksanakan pelayanan kbidanan komunitas
7) Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan
memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)
termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
8) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan
edukasi
9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program
Pemerintah
Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal
terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan
48

deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi


Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat
pelatihan untuk pelayanan tersebut. Selain itu, khusus di daerah
(kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga
diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan
untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal
tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah
terdapat tenaga dokter.
49

D. Alur Kerja COC

COC

Kehamilan

Ketidaknyamanan Perubahan Fisiologi


TM III TM III
- Sesak nafas - Uterus
- Pusing dan mengantuk - Serviks uteri
- Sering kencing - Segmen bawah uteri
- Kaki dan jari bengkak - Vulva dan vagina
- Panas dalam perut - Ovarium
- Kram - Mamae
- Berat badan

BERSALIN

Kala 1 Kala II Kala III Kala IV

Pembukaan 0-10 - Penurunan kepala -pelepasan -Observasi


cm 5/6 depan vulva plasenta - 2 jam
- Fase aktif (8 jam) - Pengeluaran janin -cek robekan postpartum
- Fase laten (7 jam) -6 jam postpartum

Bayi Baru Lahir Nifas

Neonatus
KF 1 KF II KF III
6 jam-3 4-28 29-42 hari
Hari
KN II
KN 1 KN III
3-7 Hari Kontrasepsi
6 – 48 Jam 8-28 Hari
- Kontrasepsi Non
Hormonal
- Kontrasepsi Hormonal
- Kontrasepsi Mantap
50

Gambar 2.1 Alur Kerja COC


E. Kerangka Konsep

1. Pengakajian: Ny.S dengan usia kehamilan 39


minggu
2. Interpretasi data: Ny.S dengan usia
kehamilan 39 minggu
3. Perumusan diagnosa dan /masalah
kebidanan: Ny.S usia kehamilan 39 minggu
Ibu Hamil 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan: 1. Kesehatan ibu
Ny.S dengan usia kehamilan 39 minggu 2. Kesehatan janin
5. Perencanaan sesuai dengan teori : Ny.S usia
kehamilan 39 minggu
6. Implementasi: Ny.S dengan usia kehamilan
39 minggu
7. Evaluasi : Ny.S dengan usia kehamilan 39
minggu

1. Subjektif: Ny.S dengan persalinan normal


2. Objektif: Ny.S dengan persalinan normal
Ibu Bersalin 3. Assesment: Ny.S dengan persalinan normal 1. Kesehatan Ibu
4. Planning: Ny.S dengan persalinan normal

1. Subjektif: Bayi Baru Lahir Normal Umur 1


jam
BBL 2. Objektif: Bayi Baru Lahir Normal Umur 1 jam 1. Bayi baru lahir
3. Assesment: Bayi Baru Lahir Normal umur 1
jam
4. Planning: Bayi Baru Lahir Normal Umur 1
jam

1. Subjektif: Ny.S dengan Nifas Normal Hari Ke-


Nifas 1 1. Kesehatan Ibu
2. Objektif: Ny.S dengan Nifas Normal
3. Assesment: Ny.S dengan Nifas Normal Hari
Ke-1
4. Planning: Ny.S dengan Nifas Normal Hari Ke-
1

1. Subjektif: Bayi R umur 1 bulan


Bayi 2. Objektif: Bayi R umur 1 bulan 1.Kesehatan Bayi
3. Assesment: Bayi R umur 1 bulan
4. Planning: Bayi R umur 1 bulan
51

1. Subjektif: Ny.S usia 30 tahun P3A1 dengan


akseptor KB
KB 2. Objektif: Ny.S usia 30 tahun P3A1 dengan 1. Kesehatan Ibu
akseptor KB
3. Assesment: Ny.S usia 30 tahun P3A1 dengan
akseptor
4. Planning: Ny.S usia 30 tahun P3A1 dengan
akseptor KB

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


1. Pengkajian : Ny.A dengan Nifas Normal
Hari Ke-1
2. Interpretasi data : Ny. A dengan Nifas
Normal
3. Perumusan diagnosa dan/atau Masalah
Kebidanan : Ny.A dengan Nifas Normal
Hari Ke-1
4. Mengidentifikasi dan menetapkan
kebutuhan : Ny. A dengan Nifas Normal
Hari Ke-1 BAB III
METODE LAPORAN
5. Perencanaan sesuai denganKASUS
teori : Ny A
dengan Nifas Normal Hari Ke-1
A. Desain Laporan6.Tugas Akhir : Ny. A dengan Nifas
Implementasi
Normal Hari Ke-1
Desain studi kasus sangat
7. Evaluasi tergantung
: Ny. D pada penulisan
dengan Normal Hari Ke- proposal laporan
1
akhir ini adalah laporan kasus. Karangan ilmiah dalam penelitian adalah
laporan kasus yang di uraikan secara deskriptif dari hasil jaringan
pengumpulan data yang di peroleh dari beberapa metode (Hidayat, 2015)
Maka dalam studi kasus asuhan kebidanan komprehensif yang
dilakukan pada Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 di Klinik Umum & Bersalin
Ramlah Parjib 2 Samarinda dilakukan dengan menggunakan metode pola
varney dengan pendokumentasian SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment,
Planning).
B. Lokasi Dan Waktu
1. Tempat studi kasus
Studi kasus ini dilaksanakan di Klinik Umum & Bersalin Ramlah Parjib 2
Samarinda
2. Waktu
PelaksanaanAsuhan Kebidanan Komprehensifini dimulai pada tanggal 13
Januari – 13 Februari 2019.
C. Subyek Laporan Kasus
Subjek yang digunakan dalam studi ini adalah seorang ibu hamil yang usia
kehamilannya minggu sampai dengan masa nifas dan ber-KB.
D. Instrument Laporan Kasus
Secara umum pengertian instrumen studi kasus adalah alat ukur yang
digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatan
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistimatis dan dipermudahkan
olehnya.

52
53

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah data primer
dan data sekunder:
a. Data Primer
1) Observasi
Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi
klien yang dikelola atau mengamati dan kebiasaan klien yang
berhubungan dengan asuhan yang akan diberikan menggunakan
meteri Varney dan SOAP.
2) Wawancara
Peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara
langsung dengan klien dan keluarga dengan menggunakan media
lembar pengkajian sebagai acuan pertanyaan yang akan diajukan.
3) Pemeriksaan fisik
Peneliti melakukan pemerksaan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi yang dilakukan untuk memperoleh data sesua dengan
kasus yang dikelola.
4) Asuhan kebidanan
Proses pemberian asuhan kebidanan kepada klien Ny.S usia 30 tahun
G4P2A1 yaitu ibu hamil trimester III, mulai dari kehamilan,
persalinan, asuhan BBL, nifas, neonatus hingga pemilihan metode
kontrasepsi.
b. Data Sekunder
1) Menggali data pada kohort ibu hamil dilahan praktik.
2) Mengambil data dari buku KIA Ny.S
3) Mencari data-data penunjang yang didapatkan dari Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Tmur, Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Klinik
Ramlah Parjib Samarinda.
54

Pengumpulan Data pada studi kasus ini meliputi:


a. Kehamilan
1) Pengukuran tinggi badan
a) Mintalah pasien yang akan diukur untuk melepaskan alas
kaki (sepatu/kaos kaki)
b) Persilahkan pasien berdiri tegap, pandangan lurus
kedepan, kaki menempel dinding (posisi siap).
c) Turunkan Microtoise hingga mengenal/menyentuh rambut
pasien namun tidak terlalu menekan.
d) Catat hasil pengukuran
2) Berat badan
a) Mintalah pasien untuk melepaskan alas kaki (sepatu/kaos
kaki)
b) Setelah itu mintalah pasien untuk naik ke timbangan,
kemudian berdiri tegak pandangan kedepan.
c) Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (kg).
3) LILA
a) Tetaplah posisi bahu (acromion) dan siku tangan ditekuk
90 derajat.
b) Letakan pita pengukur antara bahu dan siku, tentukan titik
tengah lengan, lingkarkan pita LILA tepat pada titik
tengah lengan.
c) Pita jangan terlalu ketat, jangan juga terlalu
longgar.Pembacaan skala yang tertera pada pita dalam cm,
posisi tangan lurus.
4) Tensimeter
a) Lilitkan manset tensimeter pada lengan atas (kiri/kanan) di
atas siku letakan setinggi/sejajar jantung, tutuplah katup
pengaturan udara pada pompa dengan cara memutar
kekanan sampai habis.
55

b) Stetoskop dipasangkan pada telinga, bagian yang


membrannya ditempelkan pada bagian dalam lipatan siku
sebelah bawah lilitan manset, pompalah udara kedelam
manset dengan cara meremes pompa karet berulang-ulang
sampai tekanan menunjukan 140 mmHg.
c) Buka katup pengatur udara dengan cara memutar kekiri
sedikit dengan perlahan-lahan, dengar dan awasi suara
yang timbul ketika katup manset dibuka.
d) Bunyi yang pertama kali disebut sistole, bunyi yang
terakhir disebut diastole.
5) Pengukuran tinggi fundus
a) Siapkan pita ukur
b) Ibu hamil berbaring tegak lurus
c) Bidan berdiri disisi kanan pasien
d) Meraba fundus uteri dengan menggunakan tangan kanan
dan tangan kiri, memposisikan fundus uteri agar tepat di
tengah abdomen, tangan kiri menahannya.
e) Tangan kanan mulai menempelkan pita ukur mulai dari
simfisi pubis hingga ke fundus uteri, menandai pita ukur
lalu melihat hasil yang sudah ditandai.
f) Lihatlah hasilnya dan catat.
b. Persalinan
1) Ukur Rahim
Mengukur dengan tangan diraba tinggi fundus uterinya
2) Payudara
Melakukan palpasi pada payudara, dengan cara diraba apakah
ada pembengkakan dan infeksi.
56

c. Bayi Baru Lahir


1) Timbang
a) Letakan bayi diatas timbangan perhatikan jarum timbangan
menunjukan di angka berapa.
b) Catat berat badan bayi
2) Ukur Tinggi
a) Baringkan bayi telentang tanpa bantal, luruskan lutut, ambil
pita pengukur bagian ujung tempelkan dibagian anterior,
tarik sampai ke tumit bayi.
b) Catat hasil pengukurannya
3) Mengukur Lingkar Kepala
a) Siapkan pita pengukur
b) Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis)
atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada
bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya.
4) Mengukur Lingkar Dada
a) Siapkan pita
b) Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada depan sampai
kebelakang, Kemudian tentukan hasilnya.
5) Menguku Lingkar Perut
a) Siapkan pita
b) Lingkarkan pita pengukur pada daerah umbilicus sampai ke
belakang. Kemudian tentukan hasilnya.
d. Nifas
1) Pijat oksitosin
a) Ibu berada pada posisi duduk bersandar kedepan
b) Taruh meja didepan sebagai tempat bersandar
c) Pijat kedua sisi tulang belakang menggunakan kepalan
tangan dengan ibu jari menunjuk kedepan dengan gerakan
melingkar
57

d) Pinjat sisi tulang belakang kearah bawah sampai sebatas


dada, dari leher sampai tulang belikat.Lakukan selama 2-3
menit.
e. Bayi
1) Penyuntikan vaksin BCG
a) Suntikan secara intra kutan di daerah lengan kanan atas
dengan menggunakan ADS 0,05 Ml
f. KB
1) Suntik 3 bulan
a) Siapkan spuit 3 cc tarik obat Depo Medroxyprogesterone
Acetate sebanyak 3 ml dan jarum yang baru untuk
disuntikan pada pasien.
b) Siapkan kapas alkohol untuk diusapkan diarea
bokong/lengan atas
c) Berikan suntik kb 3 bulan secara intramuscular (kedalam
otot) bokong/lengan atas, Lakukan respirasi lalu masukan
obat.
F. Alat dan bahan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain:
1. Alat dan bahan pengambilan data
a. Format pengkajian pada ibu hamil
b. Buku tulis
c. bolpoint
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a. Timbangan Berat Badan
b. Alat pengukur tinggi badan
c. Termometer
d. Jam tangan
e. Tensi
f. Stetoskop
g. Mitline
58

h. Pita LILA
i. Hammer
j. Doppler
k. Alat HB
G. Etika Studi Kasus
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak responden untuk
menjamin kerahasian identitas responden dan kemungkinan terjadinya
ancaman terhadap respoden. Sebelum penelitian dilakukan, responden akan
dijelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta jaminan kerahasian responden,
peneliti akan memperhatikan etika dalam penelitian yang dilakukan dengan
langkah-langkah:
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Peneliti menjelaskan proses asuhan yang akan diberikan dan memberikan
lembar persetujuan kepada klien sebagai bukti kesediaan klien untuk
diberikan asuhan pada penelitian ini.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Peneliti dalam pendokumentasian hasil asuhan kebidanan hanya
menuliskan inisial dari huruf depan nama klien maupun keluarga
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun, masalah-masalah lainnya yang berhubungan dengan responden.
Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Gambaran Lokasi Studi Kasus
Klinik Ramlah Parjib 2 dimiliki oleh Bidan Hj.Ramlah Parjib , S. ST ,
berlokasi dijalan AM Sangaji gang 12 nomer 37 RT.010 Samarinda
Kelurahan Bandara Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda. Mulai beroperasi
sejak 2018 dengan SIPB nomor 503/IOK-20/00.26 Sebagai bukti legalitas
dari penyelenggaraan praktik di klinik tersebut. Klinik Ramlah Parjib 2
memiliki 10 tenaga kesehatan diantaranya yaitu 5 bidan, 1 apoteker, 3 dokter
umum dan 2 dokter SPOG. Sarana prasarana yang terdapat di klinik tersebut
adalah 2 kamar bersalin, 6 kamar nifas, 1 ruang periksa, 2 kamar mandi
pasien, jenis layanan yang diberikan berupa layanan KIA-KB ANC,
persalinan 24 jam pelayanan nifas dan imunisasi.

Gambar 4.1 Peta Lokasi Praktik Komprehensif (Klinik Ramlah Parjib 2)

B. Tinjauan Kasus
1. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan (Antenatal Care)
Kunjungan I
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 22 Januari 2020/ 19:00 WITA
Tempat : Klinik Umum & Bersalin Ramlah Parjib 2
Oleh : Ratih Anggraini

59
60

I. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. S Nama : Tn. R
Umur : 30 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Serindit 3 No 36 Alamat : Jl. Serindit 3 No 36
No. Hp : 082298377398 No.HP :-

2) Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4) Riwayat Kesehatan Reproduksi
a) Mentruasi
(1) Menarche : 13 tahun
(2) Siklus : 28 hari
(3) Lama : ± 5 hari
(4) Keluhan : Tidak ada
(5) Bau : Bau khas (anyir)
(6) Konsistensi : Merah, encer
b) Gangguan Kesehatan Alat Reproduksi:
(1) Keputihan : Ibu mengatakan tidak ada keputihan
(2) Infeksi : Ibu mengatakan tidak ada infeksi
(3) Gatal karena jamur : Ibu mengatakan tidak mengalami
gatal karena jamur
(4) Tumor : Ibu mengatakan tidak memiliki
Tumor
61

c) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas


Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Hamil

Ke- Persalinan Bayi Nifas

Tgl UK Jen Pen Komplikas J PB/ Usia Pe La Ko


lahi is olo i K BB rd kt mp
r per ng lahir ar asi lik
sali Ibu Bay ah asi
nan i an

1 A B O R T U S

2 201 Ate Spo Bid Ta’a Ta’ P 43 3 Ta Asi Ta’


6 rm ntan an a cm Tahu ’a a
2800 n
gr

3 201 Ate Spo Bid Ta’a Ta’ L 47 1,4 Ta Asi Ta’


8 rm ntan an a cm Tahu ’a a
3800 n
gr

4 H A M I L I N I

d) Riwayat Kehamilan Sekarang


Tabel 4.2 Riwayat Kehamilan Sekarang
5) Kunjun Usia Keluhan T Tindakan/ KIE Tempat Ket
gan ke Kehami T Terapi ANC
lan
(1) 38 mgg Tidak ada - Pemeriksa Tanda- Klinik -
an fisik tanda Umum
persalinan Bersalin
Ramlah
Parjib 2
(2) 39 mgg Sering - Pemeriksa Persiapan Klinik -
kencing an fisik persalinan Umum
dan sakit Bersalin
pinggan Ramlah
Parjib 2

Riwayat Kehamilan Sekarang


a) HPHT : 23-04-2019
b) HPL : 30-01-2020
c) Periksa hamil pertama kali : 02-09-2019
62

d) Imunisasi : Imunisasi TT sualengkap


e) Keluhan selama hamil
(1) Trimester I : Mual dan muntah
(2) Trimester II : Tidak ada
(3) Trimester III : Sering kencing dan sakit pinggang
f) Obat yang dikonsumsi selama hamil
(1) Konsumsi jamu : Ibu mengatakan tidak pernah
(2) Pergerakan janin : Ibu mengatakan pergerakan janin
dirasakan ± 9-12 kali per hari
6) Riwayat kontrasepsi
a) Riwayat kontrasepsi yang lalu :
(1) Jenis KB : Pil
(2) Lama ber-KB : 2 Tahun
(3) Mulai ber-KB : 2018
(4) Alasan Berhenti : Ingin mempunyai anak
(5) Keluhan : Tidak ada keluhan
b) Riwayat kontrasepsi sekarang
Ibu mengatakan ingin menggunakan kb suntik 3 bulan setelah 6
bulan masa menyusui
7) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Penyakit menular : Ibu mengatakan tidak ada
riwayat penyakit menular
(2) Penyakit : Ibu mengatakan tidak ada
menurun riwayat penyakit menurun
(3) Alergi obat : Ibu mengatakan tidak ada alergi
obat
b) Riwayat kesehatan yang lalu
(1) Pernah dirawat di : Ibu mengatakan tidak pernah
RS dirawat di RS.
(2) Pernah menjalani : Ibu mengatakan tidak pernah
operasi menjalani operasi.
c) Riwayat kesehatan keluarga
63

(1) Keturunan : Ibu mengatakan tidak memiliki


kembar keturunan kembar pada keluarga
nya
(2) Penyakit menular : Ibu mengatakan tidak ada
riwayat penyakit menular pada
keluarganya
(3) Penyakit : Ibu mengatakan tidak memiliki
keturunan penyakit keturunan pada
keluarganya
(4) Penyakit alergi : Ibu mengatakan tidak memiliki
penyakit alergi pada keluarganya
8) Data Psikososial
a) Status perkawinan
(1) Usia nikah pertama : Ibu mengatakan usia nikah
kali pertama kali usia 19 tahun
(2) Status pernikahan : Ibu mengatakan status
pernikahan sah
(3) Lama pernikahan : Ibu mengatakan lama
pernikahan ± 10 tahun
b) Respon ibu terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan bahwa ia merasa senang dan bahagia dengan
kehamilannya sekarang
c) Respon suami terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan bahwa suaminya merasa senang dan bahagia
dengan kehamilannya sekarang
d) Respon keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan bahwa keluarganya senang dan mendukung
kehamilannya sekarang
e) Adat istiadat atau budaya yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kehamilan
Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarga tidak terdapat adat
istiadat atau budaya yang dianut oleh keluarga yang
membahayakan kehamilannya
64

f) Respon lingkungan terhadap kehamilan ini


Ibu mengatakan bahwa para tetangga sekitar rumah ikut senang
atas kehamilannya

9) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


Tabel 4.3 Pola Fungsional Kesehatan
Pola Sebelum Hamil Saat Hamil
Nutrisi Ibu makan 3x/hari dengan menu Ibu makan 3-4x/hari dengan menu
Nasi, sayur, lauk pauk, buah- Nasi, sayur, lauk pauk, buah-
buahan dan tidak ada pantangan. buahan dan tidak ada pantangan.
Minum air mineral, teh 7-8 Minum air mineral, susu 8-9
gelas/hari. gelas/hari.
Aktivitas Pada saat dirumah, aktivitas ibu Pada saat dirumah, aktivitas ibu
adalah mengurus rumah dan diluar adalah mengurus rumah dan diluar
rumah hanya berbelanja untuk rumah hanya berbelanja untuk
keperluan rumah. keperluan rumah.
Eliminasi BAB dengan frekuensi 1x/hari, BAB dengan frekuensi 1x/hari,
warna kuning kecoklatan warna kuning kecoklatan
konsistensi lunak konsistensi lunak
BAK dengan frekunsi 8- BAK dengan frekunsi 8-
9x/hari,warna kuning jernih. 9x/hari,warna kuning jernih.
Istirahat Tidur siang 6-7 jam/hari Tidur siang 6-7 jam/hari
Tidur malam 1 jam/hari Tidur malam 1 jam/hari
Personal Ibu mandi 2x/hari Ibu mandi 2-3x/hari
Ganti pakaian dan celana dalam 2- Ganti pakaian dan celana dalam 2-
hygiene
x/hari 3x/hari

Kebiasaan Ibu mengatakan tidak memiliki Ibu mengatakan tidak memiliki


kebiasaan merokok, mengonsumsi kebiasaan merokok, mengonsumsi
minum-minuman berakhol dan minum-minuman berakhol dan
tidak mengonsumsi obat terlarang tidak mengonsumsi obat terlarang
Seksualitas 2-3x/minggu ±1x/minggu
Ibu mengatakan tidak ada keluhan Ibu mengatakan tidak ada keluhan

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda Vital : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 21 x/menit
Suhu : 36,70C
d) TB : 150 cm
65

e) BB sebelum hamil : 47 kg
BB saat hamil : 54 kg
f) LILA : 25 cm
2) Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala : Tampak simetris, distribusi rambut merata, tampak
bersih, warna rambut hitam, konstruksi rambut kuat,
tidak teraba benjolan/massa
b) Wajah : Tampak simetris, tidak tampak kloasma gravidarum,
tidak tampak pucat, tidak teraba benjolan/massa,
tidak teraba oedema
c) Mata : Tampak simetris, konjungtiva berwarna merah muda,
sclera berwarna putih, tidak teraba oedema pada
kelopak mata
d) Telinga : Tampak simetris, tidak ada serumen yang berlebihan
dan tidak berbau
e) Hidung : Tampak simetris, tidak ada polip, tidak ada kelainan
bentuk, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
f) Mulut : Tampak simetris, tidak tampak pucat, bibir tampak
lembab, tampak bersih, lidah tampak bersih, tidak
tampak stomatitis ataupun caries
g) Leher : Tidak terdapat pembesaran pada vena jugularis, tidak
terdapat pembesaran pada kelenjar limfe, tidak
terdapat pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak
tampak hiperpigmentasi
h) Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada,
tidak terdengar suara nafas tambahan yaitu wheezing
dan ronchi
i) Payudara : Tampak simetris, tampak bersih, tampak pengeluaran
ASI, tampak hiperpigmentasi pada areolla mammae,
puting susu tampak menonjol, tampak pembesaran,
tidak teraba massa/oedema, tampak pengeluaran
kolostrum

j) Abdomen : Pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan,


66

tampak striae gravidarum, tampak linea nigra, tidak


terdapat luka bekas operasi.
Palpasi Leopold
TFU : 32 cm (3 jari dibawah px)
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat dan
kurang melenting (bokong)
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan. pada
sebelah kanan ibu dan dibagian kiri teraba bagian
kecil janin (punggung kanan)
Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras, bulat, dan
melenting (kepala)
Leopold IV : Belum masuk pintu atas panggul (convergent)
DDJ : Frekuensi detak jantung janin yaitu 140x/menit
TBJ : 155 (32-11) = 155 x 21 = 3.235 gram
k) Genetalia : Tidak terdapat varises, tidak terdapat keputihan
l) Anus : Tampak bersih, tidak tampak hemoroid
m) Ekstermitas
1) Atas : Tampak simetris, tampak sama panjang, tidak ada
oedema, dan cavilari refill kembali dalam waktu ≤ 2
detik dan refleks bisep dan trisep (+/+), reflex patella
(+/+)
2) Bawah : tampak simetris, tampak sama panjang, tidak ada
oedema, refleks babinski dan patella (+/+)

n) Pemeriksaan panggul
Tidak dilakukan
3) Data Penunjang
Pada tanggal 28 Januari 2020, pukul 10.00 WITA, dilakukan
pemeriksaan di Klinik Umum & Bersalin Ramlah Pajib 3 Samarinda.
a. Pemeriksaan laboratorium
(1) HB : 11.3 gr/dl
(2) Golongan darah :B
67

(3) Protein urine : Negatif


(4) Glukosa urine : Normal
(5) HbsAg : NR
(6) HIV/AIDS : NR
(7) Gonorrhea : NR
b. Pemeriksaan USG
Pada tanggal 22 Januari 2020 dilakukan USG yaitu janin tunggal
hidup intra uteri, tafsiran berat janin 2867 gram dan jenis kelamin
perempuan.
II. Data Dasar
Diagnosa :
Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu janin tunggal
hidup intra uteri dengan kehamilan normal.
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III. Diagnosa Potensial
Tidak ada
IV. Antisipasi Tindakan Segera
Tidak ada
V. Perencanaan
1. Beritahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R/ Agar ibu mengetahui hasil kondisi ibu dan janinnya
2. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil trimester III
R/ Agar kebutuhan nutrisi ibu dapat terpenuhi
3. Berikan KIE tentang personal hygiene
R/ Agar kebersihan ibu terjaga
4. Berikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan
R/ Agar ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan
5. Berikan KIE tentang tanda-tanda persalinan
R/ Agar ibu mengetahui tanda-tanda persalinan
68

6. Berikan KIE tentang perubahan fisiologi pada kehamilan trimester


III
R/ Agar ibu mengetahui tentang perubahan fisiologi pada kehamilan
trimester III
7. Berikan informasi tentang persiapan persalinan yang berhubungan
dengan tanda persalinan
R/Agar ibu mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan menjelang
persalinan
8. Beritahu ibu untuk jalan-jalan sore
R/Agar mempermudah persalinan ibu
9. Beritahu ibu tentang kunjungan ulang
R/Agar bidan dapat tetap mengontrol keadaan ibu
VI. Pelaksanaan
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Hasil
pemeriksaan yaitu TD : 100/70 mmHg, N : 88 x/menit, R : 21
x/meni, T : 36,70C
2. Memberikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil trimester III,
menyarankan ibu untuk memperbanyak konsumsi makanan tinggi
serat seperti buah papaya, pisang, sayur bayam, kangkung dll.
3. Memberikan KIE tentang personal hygiene, meminta ibu untuk
mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari atau setiap kali ibu
selesai BAK atau BAB
4. Memberikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan seperti muntah
terus, tidak mau makan, demam atau panas tinggi, bengkak pada
kaki, tangan, dan wajah, disertai sakit kepala, kejang, perdarahan
pada hamil muda maupun hamil tua, dan air ketuban keluar sebelum
waktunya.
5. Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan, meminta ibu untuk
segera datang ke Klinik jika muncul tanda-tanda persalinan seperti
perut terasa mules-mules, semakin lama semakin teratur dan semakin
69

sakit. Kemudian jika terdapat pengeluaran lendir darah atau air-air


pada jalan lahir.
6. Memberikan KIE tentang perubahan fisiologi pada kehamilan
trimester III seperti seringnya buang air kecil yang dikarenakan
tertekannya kandung kemih akibat turunnya janin dan perut semakin
kencang dikarenakan sudah mendekati waktu persalinan.
7. Memberikan informasi tentang persiapan persalinan seperti
menyiapkan pakaian ibu dan bayi.
8. Memberitahu ibu untuk jalan-jalan sore untuk mempermudah
persalinan ibu.
9. Memberitahu ibu tentang kunjungan ulang. Meminta ibu untuk
kembali seminggu lagi atau apabila ibu memiliki keluhan.
VII. Evaluasi
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu paham mengenai penjelasan nutrisi ibu hamil trimester III
3. Ibu mengerti mengenai kebersihan dirinya
4. Telah diberikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan
5. Telah diberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan dan ibu mengerti
6. Sudah dilakukan KIE tentang perubahan fisiologi pada kehamilan
trimester III dan ibu paham
7. Ibu mengatakan sudah menyiapkan persiapan menjelang persalinan
8. Ibu mengatakan akan melakukan jalan-jalan sore
9. Ibu mengerti kapan akan melakukan kunjungan ulang

Kunjungan II
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 03 Februari 2020/ 11.00 WITA
Tempat : Klinik Umum Bersalin Ramlah Parjib 2
Oleh : Ratih Anggraini
70

S : Subjektif
a. Alasan datang periksa
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan kencang-kencang
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda Vital : Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
4) Antropometri : BB sebelum hamil : 47 kg
BB saat ini : 57 kg
Tinggi badan : 150 cm
LILA : 25 cm
b. Pemeriksaan Fisik

1) Wajah : Tampak simetris, tidak tampak kloasma


gravidarum, tidak tampak pucat, tidak teraba
benjolan/massa, tidak teraba odema
2) Mata : Tampak simetris, konjungtiva berwarna
merah muda, sclera berwarna putih, tidak
teraba odema pada kelopak mata
3) Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi
dinding dada, tidak terdengar suara nafas
tambahan
4) Payudara : Tampak simetris, tampak bersih, tampak
pengeluaran kolostrum, tidak tampak
hiperpigmentasi pada areolla mammae, puting
71

susu tampak menonjol, tampak pembesaran


dan teraba tegang, tidak teraba massa/odema,
tidak teraba benjolan pada daerah ketiak.
5) Abdomen : Tampak striae, tampak linea nigra, tampak
pembesaran sesuai usia kehamilan, tampak
simetris, tidak tampak bekas operasi.
TFU : 32 cm (3 jari dibawah px).
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat
dan kurang melenting (bokong).
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti
papan pada sebelah kanan ibu (punggung
kanan) dan dibagian sebaliknya teraba bagian
kecil janin yaitu sebelah kiri (ekstremitas).
Leopold III : Pada bagian bawah, teraba bagian keras, bulat
dan melenting (kepala). Bagian ini tidak dapat
digoyangkan.
Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul (jari tidak
bersentuhan).
DJJ : 135 x/menit
TBJ : 155 (32 - 11) = 155 x 21 = 3235 gram
: Tidak dilakukan
6) Genetalia
: Tidak dilakukan
7) Anus

8) Ekstremitas
a) Atas : Tampak simetris, tampak sama panjang, tidak
ada odema dan cefilary refill kembali dalam
waktu 2 detik dan reflex bisep trisep (+/+).
b) Bawah : Tampak simetris, tampak sama panjang, tidak
tampak varices dan tidak odema tungkai,
cafilary refill kembali dalam 2 detik, reflex
patella (+/+).

9) Pemeriksaan Penunjang
72

Tidak dilakukan
10) Data Rekam Medis
Tidak dilakukan
A : Assasment
G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu janin tunggal hidup intrauteri dengan
kehamilan normal
P : Planning
Jam: 11.20 – 11.45 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.4 Penatalaksaan Kunjungan Kehamilan II
Jam Penatalaksanaan Pelaksana

11.30 WITA Melakukan pengukuran TTV dan pemeriksaan fisik Ratih


dengan hasil Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi :
86 x/menit, Pernapasan : 20 x/menit, Suhu : 36,8oC
11.35 WITA Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan Ratih
kepada ibu yaitu hasil yang didapatkan keadaan
umum dan fisik ibu baik dan DJJ bayi 110x/menit;
Ibu mengetahui kondisi dirinya dan bayi dari hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan
11.50 WITA Menganjurkan ibu untuk lebih sering berjalan kaki Ratih
mempercepat penurunan kepala bayi; ibu paham dan
bersedia untuk berjalan kaki disekitaran rumah

WITA Persiapan persalinan Ratih

WITA Persiapan perlengkapan ibu dan bayi Ratih

C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Persalinan


Tanggal dan Waktu Pengkajian : 04 Februari 2020
Tempat : Klinik Bersalin Ramlah Parib 2
Oleh : Ratih

Kala I Persalinan, Fase Aktif


S : Subjektif
a. Alasan kunjungan/Keluhan utama
73

Ibu mengatakan perutnya semakin sering terasa kencang-kencang


b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 04 Februari 2020 jam 00.00 dini hari dilakukan
pemeriksaan dalam pada vagina dan didapatkan hasil pembukaan 7
cm, vagina tampak pengeluaran lendir bercampur darah, tidak
oedema, tidak ada varises, ketuban positif, presentasi kepala, tidak
teraba bagian terkecil janin, denominator UUK, hodge III.
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 21x/menit
Suhu : 36,2oC
b. Pemeriksaan khusus
Frekuensi his 4x10 menit dengan durasi 35 detik, intensitas sedang.
c. Pemeriksaan dalam
Pada tanggal 04 Februari 2020 pukul 00.00 WITA dilakukan
pemeriksaan dalam pada vagina tampak pengeluaran lendir bercampur
darah, tidak oedema, tidak ada varises, portio lunak pembukaan 7 cm,
ketuban positif, presentasi kepala, tidak teraba bagian kecil janin,
denominator UUK, hodge III.
A : Assasment
G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu janin tunggal hidup intra uteri, inpartu
kala I fase aktif persalinan norma

P : Planning
Jam 00.00– 04.05 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.5 Penatalaksanaan Kala I Fase Aktif
74

Jam Penatalaksanaan Pelaksana


00.05 Melakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan hasil Bidan
WITA bahwa pembukaan sudah 7 cm, ketuban positif,
presentasi kepala, TD : 120/70 mmHg, N : 88x/menit, T :
36,8oC, His : 4x10 menit = 35 detik, DJJ : 110x/menit dan
menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu;

00.10 Menyiapkan partus set dan APD serta kelengkapan Ratih


WITA pertolongan persalinan lainnya; Partus set telah tersedia,
alat dalam partus set lengkap, APD telah disiapkan, alat
dekontaminasi alat juga telah siap, waslap, tempat
pakaian kotor, 2 buah lampin bayi tersedia. Keseluruhan
siap digunakan.

00.15 Menyiapkan pakaian bayi dan pakaian ganti ibu; Pakaian Ratih
WITA ibu (baju ganti, sarung, pempers, dan gurita) dan pakaian
bayi (lampin, popok, topi, sarung tangan dan kaki) sudah
tersedia dan siap dipakai.

00.17 Menganjurkan ibu berbaring dengan posisi yang nyaman Ratih


seperti miring ke kiri agar oksigen dari ibu ke janin
lancar; ibu bersedia untuk berbaring miring ke kiri.

00.20 Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisinya Ratih


WITA agar ibu memiliki tenaga pada saat persalinan; ibu
mengerti dan memilih untuk minum teh manis.

01.13 Mengajarkan ibu tarik nafas dalam untuk mengurangi Ratih


WITA nyeri karena adanya kontraksi; Ibu menarik nafas dalam
seraya berbaring miring kiri. Ibu merasa nyaman dengan
posisi tersebut.

01.40 Melaksanakan observasi His dan pemeriksaan DJJ; His : Ratih


WITA 4x10 menit = 35 detik, DJJ : 130x/menit, N : 84x/menit

02.00 Melakukan observasi His dan pemeriksaan DJJ; His : Ratih


WITA 4x10 menit = 35 detik, DJJ : 145 x/menit, N : 80x/menit,
setelah dilakukan observasi

02.15 Melakukan observasi His dan pemeriksaan DJJ; His : Ratih


WITA 4x10 menit = 40 detik, DJJ : 120 x/menit, N : 90x/menit

02.25 Melakukan observasi His dan pemeriksaan DJJ; His : Ratih


WITA 5x10 menit = 50 detik, DJJ : 145 x/menit, N : 90x/menit
75

03.18 Melakukan observasi His dan pemeriksaan DJJ; His : Ratih


WITA 5x10 menit = 50 detik, DJJ : 145 x/menit, N : 90x/menit
dan dilakukan pemeriksaan dalam karena ibu
mengeluhkan sakitnya semakin sering dan merasa seperti
ingin BAB, lalu didapatkan hasil bahwa pembukaan
sudah 10 cm, ketuban negatif, presentasi kepala, dan
menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu; Ibu mengetahui
keadaannya saat ini

Kala II Persalinan
S : Subjektif
a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b) Ibu merasa ingin BAB
c) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada vaginanya
d) Ibu merasakan pengeluaran lendir bercampur darah
O : Objektif
a) Pemeriksaan umum
b) Keadaan umum : Baik
c) Kesadaran : Composmentis
d) Tanda Vital : TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,2oC
e) Pemeriksaan Fisik
(1) Kontraksi
Frekuensi : 5x10 menit dengan durasi 50 detik
Intensitas : Kuat
DJJ : 140 x/menit
(2) Tampak ada dorongan meneran dengan sendirinya
(3) Genetalia : Perineum tampak menonjol, vulva tampak
membuka
(4) Anus : Tampak adanya tekanan anus
76

(5) Pemeriksaan dalam


Pemeriksaan dalam dilakukan pada pukul 03.50 WITA pada vagina
tampak pengeluaran lendir bercampur darah, tidak tampak odema dan
tidak ada varises, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm ketuban sudah
pecah berwarna jernih, presentasi kepala, denominator UUK, tidak
terdapat bagian terkecil dibagian terendah janin, hodge IV.
(6) Pemeriksaan His
His frekuensinya 5x10 menit dengan durasi 50 detik intensitas kuat
A : Assasment
G4P2A1 Inpartu Kala II persalinan normal
P : Planning
Jam 03-50 –04-20 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.6 Penatalaksanaan Kala II Persalinan
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
Melakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan hasil sudah Ratih
03.50 pembukaan 10 cm, ketuban sudah pecah, Pembukaan telah
WITA lengkap, tampak pengeluaran lender bercampur darah dalam
jumlah banyak.
03.54 Menjelaskan pada ibu bahwa pembukaan telah lengkap dan Ratih
WITA ibu boleh mengejan pada saat kontraksi; Ibu mengerti
dengan penjelasan yang telah diberikan.
03.56 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan Ratih
WITA termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukkan spuit
sekali pakai 3 ml ke dalam wadah partus set; Alat
pertolongan telah lengkap, ampul oksitosin telah dipatahkan
dan spuit telah dimasukkan ke dalam partus set.
03.57 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi litotomi Ratih
WITA : ibu dengan posisi litotomi
03.58 Memakai sarung tangan steril : sarung tangan steril sudah Ratih
WITA dipakai
03.60 Membimbing ibu untuk meneran dengan baik dan benar, ibu Ratih
WITA meneran ketika kontraksi, dagu ditempelkan ke dada, mata
melihat kearah perut ibu

04.00 Melahirkan kepala bayi setelah kepala bayi membuka vulva Ratih
WITA 5-6 cm dengan cara melindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi duk streil. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk mencegah dorsofleksi dan membantu
lahirnya kepala; perineum telah dilindungi dengan satu
tangan yang dilapisi duk steril.
04.08 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin ; tidak Ratih
WITA terdapat lilitan tali pusat.
77

04.10 Menunggu hingga kepala janin melakukan putaran paksi luar Ratih
WITA secara spontan; Kepala janin melakukan putaran paksi luar

04.14 Memegang secara biparietal. Menganjurkan kepada ibu Ratih


WITA untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut menggerakkan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian menggerakkan arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang; ibu meneran saat
ada kontraksi dan bahu bayi lahir.

04.15 Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah Ratih


WITA kepala, lengan dengan siku sebelah bawah dan gunakan
tangan kiri untuk memegang lengan dan siku atas; Tangan
menyanggah kepala, lengan dan siku bayi.

04.17 Melahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri Ratih


WITA menelusuri punggung hingga tungkai; Tangan kiri
melakukan sanggah susur untuk melahirkan tubuh bayi. Pada
jam 01.30 dilakukan penilaian selintas bayi baru lahir; Bayi
menangis kuat dan bergerak aktif.

04.20 Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan Ratih
WITA bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Mengganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Meletakkan bayi diatas perut ibu;
Kain bayi telah diganti dan bayi diletakkan diatas perut ibu
dan ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

Kala III Persalinan


S : Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik dan kesadaran composmentis
b. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5℃
Nadi : 78 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Abdomen : Tinggi fundus setinggi pusat
Genetalia : Tampak semburan darah tiba-tiba dan tali pusat
Memanjang
78

A : Assasment
P3A1 Kala III persalinan normal
P : Planning
Jam 04.25 –04.45 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.7 Penatalaksanaan Kala III Persalinan
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
04.25 Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada Ratih
WITA lagi bayi dalam uterus.

04.27 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar Ratih


WITA uterus berkontraksi baik; ibu bersedia disuntik oksitosin.

04.30 Menyuntikkan oksitosin dalam waktu 1 menit setelah bayi Ratih


WITA lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas
bagian distal lateral; Suntikan oksitosin 10 unit telah
diberikan.

04.35 Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat bayi. Ratih
WITA Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan menjepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama; Tali
pusat telah dijepit dengan menggunakan klem.

04.36 Memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut Ratih
WITA bayi), dan menggunting tali pusat diantara 2 klem; Tali
pusat telah diikat dengan benang steril.

04.37 Meletakkan bayi diatas perut ibu untuk melakukan IMD. Ratih
WITA
04.39 Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 Ratih
WITA cm dari vulva.

04.40 Melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok Ratih


WITA fundus uteri secara sirkuler hingga uterus berkontraksi;
Kontraksi uterus baik.

04.42 Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan Ratih
WITA tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon
dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan
kedalam Waskom yang tersedia; Kotiledon +15, selaput
ketuban pada plasenta lengkap, posisi tali pusat berada
sentralis pada plasenta, panjang tali pusat +50 cm, tebal
plasenta 2 cm, diameter plasenta 17 cm, berat plasenta 500
gram.

04.45 Mengobservasi TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung Ratih


kemih, dan perdarahan; TD : 110/70 mmHg, Nadi :
78x/menit, R : 22x/menit, Suhu 36,5 oC, TFU : setinggi
pusat, kontraksi : baik, Kandung kemih : kosong,
79

Perdarahan : +150 cc.

Kala IV Persalinan
Tanggal : 04 Februari 2020
Waktu : 04.50 WITA
S : Subjektif
Ibu mengatakan badannya masih terasa lemas
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5oC
b. Pemeriksaan Head To Toe
1) Abdomen : TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong

2) Payudara : Puting susu ibu menonjol, tampak


pengeluaran ASI dan konsistensi
payudara ibu tegang dan berisi

3) Genetalia : Pengeluaran darah yang keluar +150 cc

A : Assasment
P3A1 Partus Kala IV
P : Planning
Jam 04.50 – dilakukan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.8 Penatalaksanaan Kala IV Persalinan
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
04.50 WITA Melakukan pemantauan kala IV TD : 120/70, N : Ratih
82x/menit, R : 20x/menit, T : 36,3oC, TFU : 1 jari
dibawah pusat, kontraksi rahim : baik, kandung
80

kemih : kosong, perdarahan : +20 cc


05.05 WITA Melakukan pemantauan kala IV TD : 110/60, N : Ratih
82x/menit, TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi
rahim : baik, kandung kemih : kosong, perdarahan :
+15 cc
05.20 WITA Melakukan pemantauan kala IV TD : 12070, N : Ratih
82x/menit, TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi
rahim : baik, kandung kemih : kosong, perdarahan :
+15 cc
05.35 WITA Melakukan pemantauan kala IV TD : 120/80, N : Ratih
82x/menit, TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi
rahim : baik, kandung kemih : kosong, perdarahan :
+5 cc
06.05 Melakukan pemantauan kala IV TD : 120/80, N : Ratih
WITA 80x/menit, R : 21x/menit, T : 36,5 oC, TFU : 1 jari
dibawah pusat, kontraksi rahim : baik, kandung
kemih : kosong, perdarahan : +5 cc
06.35 WITA Melakukan pemantauan kala IV pada jam 03.35; Ratih
TD : 120/80, N : 80x/menit, TFU : 1 jari dibawah
pusat, kontraksi rahim : baik, kandung kemih :
kosong, perdarahan : +5 cc
WITA Melengkapi partograf Ratih

D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


Tanggal : 04 Februari 2020
Waktu : 07.20 WITA

S : Subjektif
Identitas Penanggung Jawab
Nama Ibu : Ny.S Nama Ayah : Tn. R
Umur : 30 tahun Umur : 31 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Serindit 3 No 36
O : Objektif
81

a. Riwayat Persalinan Sekarang


Jenis persalinan adalah spontan pervaginam, dan tidak ada
komplikasi pada persalinan dan kondisi ketuban adalah jernih.
b. Keadaan Bayi Saat Lahir
Bayi lahir pada tanggal 04 Februari 2020 pada pukul 07.20 WITA
dengan jenis kelamin laki-laki. Nilai APGAR SCORE 7/8
Tabel 4.9 APGAR SCORE
Kriteria 0 1 2 Jumlah
1) Frekuensi Tidak <100 >100 2 2
jantung ada

2) Usaha Tidak Lamban/tidak Menangis dengan 1 1


Nafas ada teratur baik

3) Tonus otot Tidak Beberapa fleksi Gerakan aktif 1 2


ada ekstremitas
4) Refleks Tidak Menyeringai Menangis kuat 2 1
ada
5) Warna Biru/pu Tubuh merah Merah muda 1 2
kulit cat muda, ekstremitas seluruh
biru
Jumlah 7 8

1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, nadi
148x/menit, suhu 36,6oC, pernapasan 51x/menit

Pemeriksaan Antropometri:
Berat Badan : 3600 gram
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 34 cm
LILA : 12 cm
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
a) Kepala : Simertris, tidak ada molase, fontanel
datar, tidak ada caput succedaneum,
82

tidak ada cephal haematoma.

b) Wajah : Wajah tampak simetris, warna kulit


normal tidak ada kelainan seperti
sindrom down atau sindrom piere.

c) Mata : Tampak simetris, tidak tampak kotoran


dan perdarahan, gerakan mata aktif,
refleks mengedip (+), sklera tampak
berwarna putih.

d) Hidung : Tampak simetris, bersih, tidak tampak


pernapasan cuping hidung.

e) Telinga : Tampak simetris, tidak tampak


secret/serumen, telinga lembut dan
fleksibel.

f) Mulut : Tampak simetris, tidak tampak labio


palatoskizis dan labio skizis, bibir tidak
tampak pucat, mukosa bibir lembab,
bayi menangis kuat, refleks hisap baik.

g) Leher : Pergerakan leher baik, refleks tonic


neck baik, tidak ada massa.

h) Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi


dinding dada, tidak terdengar suara
nafas tambahan, bunyi jantung teratur
(120-160 x/menit).

i) Abdomen : Tampak simetris, teraba kembung, tidak


teraba benjolan/massa, tali pusat
terdapat 2 arteri dan 1 vena, tali pusat
tampak berwarna putih, tidak tampak
83

perdarahan tali pusat.

j) Punggung : Tampak simetris, tidak ada kelainan


fleksibilitas tulang punggung, tidak
tampak spina bifida, terdapat lanugo

k) Genetalia : Laki-laki : Testis sudah masuk ke


skrotum
Anus : Terdapat lubang anus, keluar
meconium dalam 12 jam
Verniks : Terdapat verniks caseosa pada
lipatan-lipatan
l) Ekstremitas : (a) Atas : Jari tangan tampak lengkap,
tidak tampak kelainan, dasar kuku
berwarna merah jambu.
(b) Bawah : Jari kaki tampak lengkap,
tidak tampak kelainan, dasar kuku
berwarna merah jambu.
Pergerakan : Tampak aktif, tampak
garis pada telapak tangan dan kaki
(Myles). Posisi : Tidak ada kelainan

c) Status Neurologi (Refleks)


a) Morro : Positif, Bayi tampak terkejut oleh suara atau
gerakan

b) Rooting : Positif, Bayi menoleh kearah sentuhan


dipipinya

c) Sucking : Positif, rangsangan putting susu pada langit-


langit bayi menimbulkan refleks mengisap
atau berusaha untuk mengisap benda yang
disentuhkan.

d) Swallowing : Positif, kumpulan ASI didalam mulut


84

mengaktifkan refleks menelan


e) Babinsky : Positif, jari-jari kaki bayi menekuk kebawah
apabila ada gesekan pada telapak kaki

f) Grasping : Positif, bila jari menyentuh telapak tangan


bayi maka jari jarinya akan langsung
menggenggam sangat kuat.

g) Blinking : Positif: Kelopak mata bayi berkedip seketika


apabila menangkap cahaya atau apabila
sekitar mata terkena sentuhan.

h) Tonic neck : Positif: apabila kepala bayi di hadapkan ke


sisi kanan atau kiri terasa tekanan dari
kepala bayi untuk melawan kearah
berlawanan.

i) Stepping : Positif, bila jari menyentuh telapak tangan


bayi maka jari jarinya akan langsung
menggenggam sangat kuat.

A : Assasment
Bayi Baru Lahir normal usia 1 jam
P : Planning
Jam 07.33 – 07.40 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.10 Penatalaksanaan BBL
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
07.33 Menjelaskan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan bayi Ratih
dalam keadaan normal yaitu frekuensi jantung :
110x/menit, pernafasan : 42x/menit, suhu : 36,0 oC; ibu
mengerti mengenai hasil pemeriksaan bayinya.
07.33 Membungkus tali pusat dengan kassa steril; Keadaan tali Ratih
pusat baik, tidak ada perdarahan tali pusat dan tanda-
tanda infeksi tali pusat.
07.34 Memberitahu ibu bahwa bayi akan diberikan suntikan Ratih
Vit-K untuk mencegah terjadinya perdarahan pada mata
dan otak serta diberikan salep mata untuk mencegah
konjungtivitis, karena pada bayi baru lahir konjungtivitis
sering terjadi terutama pada bayi dengan ibu yang
menderita penyakit menular seksual seperti gonorrhea
dan clamidiasis.; ibu paham dan bersedia bayinya di
85

berikan Neo-K dan tetes mata.


07.35 Memberikan injeksi Neo-K 1 mg pada paha sebelah kiri Ratih
bayi secara IM sebanyak 0,5 cc; Bayi telah diberikan
injeksi Neo-K.
07.37 Memberikan salep mata pada masing-masing mata bayi; Ratih
Bayi telah diberikan salep mata.
07.37 Menjaga kehangatan bayi agar bayi tidak mengalami Ratih
hipotermi dengan cara memakaikan baju, gurita, popok,
topi, lampin, dan menempatkan bayi didekat ibu.
07.40 Memberikan KIE pada ibu tentang pemberian ASI Ratih
ekslusif dan cara menyusui dengan benar. Pemberian
ASI eksklusif dari usia 0-6 bulan tanpa
diberikan makanan atau minuman lain selain ASI dan
cara menyusui yang benar yaitu susui bayi sesering
mungkin, paling sedikit 8x/sehari, bila bayi tidur lebih
dari 3 jam maka bangunkan bayi dan susui, susui sampai
payudara terasa kosong lalu pindahkan pada payudara
yang lain, bila bayi sudah kenyang tapi payudara masih
terasa penuh/kencang, perlu dikosongkan dengan
diperah untuk disimpan, hal ini agar payudara tetap
memproduksi ASI yang cukup; Ibu mengerti dan
mampu menyusui dengan cara yang benar.

E. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Pada Masa Nifas Normal


Kunjungan I (6 jam- 3 hari)
Tanggal : 04 Februari 2020
Waktu : 16.00 WITA
S : Subjektif
a. Keluhan utama : Ibu mengatakan perutnya masih
terasa mules
b. Pola Fungsional Kesehatan : Ibu makan 1x dengan menu nasi,
sayur dan lauk pauk. Ibu
menghabiskan 1 porsi dan 1 gelas
air minum
c. Eliminasi : Ibu mengatakan belum BAB, sudah
BAK, warna kuning jernih dan
tidak ada keluhan
d. Pola istirahat/tidur : Ibu belum tidur sejak persalinan
e. Mobilitas : Ibu telah dapat berjalan ke kamar
mandi
86

f. Dukungan Keluarga : Keluarga mendampingi ibu selama


persalinan
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/80mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5oC
b. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : Simetris dan tidak pucat

2) Mata : Simetris, konjungtiva merah muda


sclera tidak ikterik.

3) Payudara : Tampak simetris, tampak pengeluaran


ASI/kolostrum, puting susu menonjol,
dan tidak lecet.

4) Abdomen : Tidak terdapat bekas luka operasi,


terdapat linea nigra dan striae
TFU : 3 jari dibawah pusat

5) Genetalia : Tidak tampak oedema dan varices pada


vulva dan vagina

6) Anus : Tampak hemoroid.

7) Ekstremitas : a) Atas : Tampak simetris, tidak teraba


oedema, pada refleks capilary refil
kembali dalam 2 detik. Reflek bisep (+/
+), reflek trisep (+/+). b)
Bawah : Tidak teraba oedema, tampak
sama panjang, human sign (-/-), pada
87

refleks cafilary refil kembali dalam


waktu 2 detik, Refleks reflek patella (+/
+).

A : Assasmentt
P3A1 post partum normal 10 jam
P : Planning
Jam 16.05 – dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.11 Penatalaksanaan Kunjungan Nifas I
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.05 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, dari hasil Ratih
WITA pemeriksaan fisik, puerperium, dan tanda-tanda vital
dalam batas normal, TD : 110/80, N : 84x/menit, R :
20x/menit, T : 36,5 oC, TFU 3 jari bawah pusat, tampak
ada pengeluaran ASI. Pengeluaran lochea rubra,
berwarna merah, konsistensi cair dan bergumpal; Ibu
mengatakan mengerti tentang hasil pemeriksaan
16.08 Memberikan KIE tentang pola istirahat ibu jam tidur ibu Ratih
WITA mengikuti jam tidur bayinya, jadi saat bayinya tidur
sangat disarankan agar ibu juga tidur agar kebutuhan
tidur tercukupi; ibu mengerti dan akan mengatur pola
tidurnya
16.09W Memberikan KIE tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Ratih
ITA seperti keluar cairan berbau dari jalan lahir disertai
demam tinggi yang disebabkan oleh infeksi puerperalis;
ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
16.10 Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan lagi Ratih
WITA 4 hari setelah persalinan pada tanggal 03 Februari 2020:
Ibu bersedia untuk memeriksakan kembali kondisinya.

Kunjungan ke II (4-28 hari)


Tanggal : 08 Februari 2020
Waktu : 16.00 WITA
S : Subjektif
a. Keluhan utama : Tidak ada
b. Pola Nutrisi : Ibu mengatakan telah makan 3x sehari dengan menu
nasi, sayur, lauk pauk. Ibu menghabiskan 1 porsi dan
dan air putih 6-7gelas, tidak ada keluhan.

c. Pola Aktivitas : Ibu sudah mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang


88

ringan dan merawat bayi.

d. Pola Eliminasi : Ibu mengatakan ia BAB rutin 1x/hari, warna kuning


kecokelatan, konsistensi agak lunak, BAK dengan
frekuensi 5-6x/hari warna kuning jernih.

e. Pola Istirahat : Ibu tidur siang 1 jam/hari dan tidur malam 5-6 jam.

f. Dukungan : Suami dan keluarga ibu turut membantu dalam


Keluarga mengurus bayi dan membantu Ny.S Menjalankan
perannya sebagai ibu.

O : Objektif

a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 21x/menit
Suhu : 36,6oC
b. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak odema
dan tidak pucat

2) Mata : Tampak simetris, tidak pucat pada konjungtiva,


tampak putih pada sclera

3) Payudara : Tampak simetris, bersih, tampak pengeluaran


ASI, tampak hiperpigmentasi pada areola, puting
susu tampak menonjol, tidak tampak retraksi,
tidak teraba massa, konsistensi tegang berisi.
Teraba benjolan pada ketiak sebelah kanan

4) Abdomen : Tampak simetris, tampak linea nigra, striae


albicans, tidak tampak luka bekas operasi. TFU
89

2 jari diatas simpisis, kontraksi uterus baik, dan


kandung kemih kosong

5) Genetalia : Tidak tampak odema dan varises pada vulva dan


vagina, tampak lochea sanguilenta

6) Ekstremitas : Bentuk simetris, sama panjang, tidak odema,


cafilary refil kembali dalam 2 detik.

A : Assasment
P3A1 post partum normal 3 hari
P : Planning
Jam 16.00 – 16.20 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.12 Penatalaksanaan Kunjungan Nifas II
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dari hasil Ratih
pemeriksaan fisik, puerperium, dan tanda-tanda vital
dalam batas normal, tampak ada pengeluaran ASI,
payudara teraba keras, TD : 120/70, N : 78x/menit, R :
20x/menit, T : 36,5oC, TFU 1 jari diatas simpisis,
pengeluaran lochea sanguilenta; Ibu mengetahui
keadaannya saat ini.
16.03 Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan bra yang Ratih
terlalu ketat, selalu menggerakkan kaki setiap hari,
menyangga kaki agar tidak menggantung; Ibu bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.
16.07 Memberikan KIE tentang nutrisi pada ibu nifas yaitu Ratih
makan sayur-sayuran hijau, lauk seperti tahu tempe
untuk meningkatkan produksi ASI; ibu mengerti
penjelasan tentang nutrisi ibu nifas.
16.10 Mengingatkan KIE tentang tanda bahaya pada ibu nifas Ratih
seperti keluar cairan berbau dari jalan lahir disertai
demam tinggi yang disebabkan oleh infeksi puerperalis;
Ibu dapat mengulangi kembali tentang penjelasan tanda
bahaya pada ibu nifas.
16.15 Menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan dirinya Ratih
ketenaga kesehatan jika mendapat tanda bahaya nifas;
ibu bersedia untuk memeriksakan dirinya jika terdapat
tanda bahaya ibu nifas.
16.18 Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ulang Ratih
pada tanggal 28 Februari 2020; Ibu bersedia untuk
membali melakukan pemeriksaan.
16.20 Melakukan dokumentasi kebidanan. Ratih

Kunjungan Ke III (29-42 hari)


90

Tanggal : 06 Maret 2020


Waktu : 15.00 WITA

S : Subjektif
a. Alasan datang periksa
Ibu mengatakan untuk memeriksakan kondisinya saat ini
b. Pola fungsional
Nutrisi : Ibu mengatakan telah makan 3x dengan menu nasi,
sayur, lauk. Ibu menghabiskan 1 porsi dan minum
air putih.

Aktivitas : Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang


ringan dan merawat bayi.

Eliminasi : Tidak ada keluhan, ibu mengatakan telah BAK


sebanyak 5-6 kali dan BAB 1x/hari.

O : Objektif

a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,8oC
b. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak
odema, tidak pucat.

2) Mata : Tidak pucat pada konjungtiva, tampak putih


pada sklera.
3) Payudara : Simetris, bersih, tampak pengeluaran ASI,
tampak hiperpigmentasi pada areola, putting
91

susu tampak menonjol, tidak tampak retraksi,


tidak teraba massa, konsistensi tegang berisi.

4) Abdomen : Simetris, tampak linea nigra, striae albicans,


tidak tampak luka bekas operasi, kandung
kemih kosong dan TFU tidak teraba.

5) Genetalia : Tidak tampak odema dan varises pada vulva


dan vagina, tidak tampak luka parut, terdapat
luka perineum, tampak lochea alba.

6) Ekstremitas : Bentuk simetris, sama panjang, tidak odema,


cafilary refil kembali dalam 2 detik.

A : Assasment
P3A1 post partum normal 29 hari
P : Planning
Jam 15.00 – 15.20 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.13 Penatalaksanaan Kunjungan Nifas III
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
15.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil Ratih
pemeriksaan fisik, puerperium, tanda-tanda vital; TD :
120/80, N : 80x/menit, R : 20x/menit, T : 36,8oC, TFU
tidak teraba, lochea alba; ibu mengetahui keadaannya
saat ini.
15.05 Memberikan KIE tentang jenis-jenis metode kontrasepsi Ratih
yang tidak mengganggu produksi ASI seperti KB suntik
3 bulan, pil laktasi, IUD/AKDR, kondom, dan MAL;
ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
15.15 Menganjurkan ibu untuk mendiskusikan dengan suami Ratih
tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh
ibu; ibu mengerti dan akan mendiskusikan dengan
suami.
15.18 Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang Ratih
jika terdapat keluhan; ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang ke tenaga kesehatan.
15.20 Melakukan dokumentasi Ratih

F. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Neonatus


Kunjungan I
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 04 Februari 2020 / 16.00 WITA
92

Oleh : Ratih

S : Subjektif
Pola Fungsional
a. Nutrisi, bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal tiap 2 jam. Ibu juga tidak
memberikan makanan lain selain ASI
b. Eliminasi, bayi BAK (+), warna kuning jernih, konsistensi cair. BAB
(+), warna hijau kehitaman, konsistensi lunak.
c. Istirahat, bayi tidur sepanjang hari dan hanya bangun apabila haus dan
popoknya kotor.
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Tidur nyenyak
3) Tanda-tanda vital : Nadi : 140 x/menit
Pernapasan : 46 x/menit
Suhu : 36.5oC
4) Antropometri : Berat Badan : 3600 gram
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 34 cm
LILA : 12 cm
b. Pemeriksaan Fisik Neonatus
1) Kepala : Teraba fontanel mayor dan minor terbuka
2) Mata Simetris, tidak tampak kotoran dan perdarahan
93

3) Dada : Simetris, tidak tampak retraksi dinding dada,


dada tampak simetris

4) Abdomen : Tidak kembung, tali pusat tampak 2 arteri 1


vena, tali pusat tampak berwarna putih, tidak
tampak perdarahan tali pusat, tidak teraba
benjolan/massa.

5) Genetalia : Testis sudah masuk ke skrotum, BAK (+)

6) Ekstremitas : Pergerakan tampak aktif, jari tangan dan kaki


bergerak aktif.

A: Assesment
Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan usia 6 jam
P : Planning
Jam 16-00 – 16-30 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.14 Penatalaksanaan Kunjungan Neonatus I
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.00 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan pada Ratih
WITA bayinya yaitu N : 130x/menit, R : 42x/menit, T :
36,8 oC; Ibu mengetahui keadaan bayinya saat ini.
16.05 Memberikan KIE tentang memandikan bayi dan Ratih
WITA perawatan tali pusat; Ibu mengerti tentang
memandikan bayi dan perawatan tali pusat
bayinya.
16.10 Memberikan KIE tentang ASI ekslusif; Ibu dapat Ratih
WITA mengulangi kembali tentang pemberian ASI
ekslusif
16.15 Memberikan KIE tentang tanda bahaya bayi baru Ratih
lahir; Ibu mengerti tentang tanda bahaya bari baru
lahir.
16.20 Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi Hb0, Ratih
WITA imunisasi Hb0 pada bayi untuk mencegah
penyakit hepatitis B dan kerusakan hati;ibu
mengerti tentang imunisasi Hb0
16.25 Meminta persetujuan pada ibu untuk pemberian Ratih
imunisasi Hb0 pada bayinya, pemberiannya
sebanyak 0.5 ml secara IM dipaha bagian kanan;
ibu bersedia bayinya diberikan imunisasi Hb0
16.28 Mengingatkan ibu mengenai kunjungan ulang Ratih
WITA untuk memeriksakan keadaan bayinya.
16.30 Melakukan dokumentasi kebidanan Ratih
WITA
94

Catatan Perkembangan
Kunjungan II (3-7 hari)
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 08 Febuari 2020 / 16.00 WITA
Oleh : Ratih

S : Subjektif
a. Keluhan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
b. Pola Fungsional
1) Nutrisi, bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
bayinya. Ibu menyusui bayinya minimal tiap 2 jam. Ibu juga tidak
memberikan makanan lain selain ASI.
2) Eliminasi, bayi BAK 4-5 x/hari, warna kuning jernih, konsistensi
cair. BAB 2x/hari, warna kuning konsistensi lunak.
3) Istirahat, bayi tidur sepanjang hari dan hanya bangun apabila haus
dan popoknya kotor.
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran Umum : Baik
2) Tanda Vital : Nadi : 136 x/menit
Pernapasan : 40 x/menit
Suhu : 36,2oC
3) Antopometri : Berat Badan : 3800 gram
Panjang badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 34 cm
LILA : 12 cm
95

b. Pemeriksaan Fisik Neonatus


1) Kepala : Teraba fontanel mayor dan minor terbuka
2) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik,
tidak tampak kotoran dan perdarahan
3) Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada, tidak
terdengar suara nafas tambahan seperti
weeizing dan ronchi, bunyi jantung teratur,
pergerakan dada tampak simetris
4) Abdomen : Tidak tampak kembung, tali pusat sudah
lepas, tidak teraba benjolan/massa
5) Punggung : Tampak simetris, tidak tampak kelainan dan
tidak ada spina bifida
6) Ekstremitas : Pergerakan tampak aktif, jari tangan dan jari
kaki bergerak aktif
A : Assasment
Neonatus Cukup Bulan sesuai masa kehamilan usia 4 hari
P : Planning
Jam 16.00 – 16.20 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.15 Penatalaksanaan Kunjungan Neonatus II
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.00 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan pada bayinya. Ratih
WITA Keadaan bayinya yaitu N : 138x/menit, R : 48x/menit, T :
36,7oC dan tidak ada kelainan; Ibu mengerti dengan keadaan
bayinya.
16.05 Mengingatkan kembali KIE tentang memandikan bayi dan Ratih
WITA perawatan tali pusat; Ibu mengerti tentang memandikan bayi
dan perawatan tali pusat bayinya.
16.10 Mengingatkan kembali KIE tentang ASI ekslusif; Ibu dapat Ratih
WITA mengulangi kembali tentang pemberian ASI ekslusif
16.15 Mengingatkan ibu mengenai kunjungan ulang untuk Ratih
WITA memeriksakan keadaan bayinya dan pemberian imunisasi
BCG pada tanggal 29 Febuari 2020; ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang untuk memeriksakan bayinya.
16.20 Melakukan dokumentasi Ratih
WITA

Catatan Perkembangan
Kunjungan III
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 13 Februari 2020/ 16.00 WITA
Oleh : Ratih
96

S : Subjektif
a. Keluhan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
b. Riwayat Imunisasi
Bayi telah diberi imunisasi Hb0 pada tanggal 04 Februari 2020 oleh
mahasiswa (Ratih)
c. Pola Fungsional
1) Nutrisi, bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal tiap 2 jam. Ibu juga tidak
memberikan makanan lain selain ASI
2) Eliminasi, bayi BAK 4-6 x/hari, warna kuning jernih, konsistensi
cair, BAB 3-4 x/hari, warna kuning, konsistensi lunak
3) Istirahat, bayi tidur sepanjang hari dan hanya bangun apabila haus
dan popoknya kotor
O : Objektif
a. 1) Pemeriksaan Umum
2) Kesadaran : Tidur nyenyak
3) Keadaan umum : Baik
4) Tanda Vital : Nadi : 130x/menit
Pernapasan : 46x/menit
Suhu : 36,7oC
5) Antopometri : Berat Badan : 4200 gram
Panjang badan : 52 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 34 cm
LILA : 12 cm
b. Pemeriksaan Fisik Neonatus
1) Wajah : Tidak pucat, simetris
97

2) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih


3) Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding
dada, tidak terdengar suara nafas tambahan,
bunyi jantung teratur, pergerakan dada tampak
simetris
4) Abdomen : Tidak kembung, tali pusat telah lepas, tidak
teraba benjolan atau massa
5) Ekstremitas : Pergerakan aktif, jari tangan dan jari kaki
tampak aktif
A : Assasment
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 10 hari
P : Planning
Jam 16.00 – 16.30 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.16 Penatalaksanaan Kunjungan Neonatus III
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.00 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bayinya yaitu N : Ratih
WITA 138x/menit, R : 46x/menit. T : 36,7oC, BB : 3200 gram; Ibu
mengetahui keadaan bayinya sekarang.
16.05 Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi BCG, imunisasi Ratih
WITA BCG pada bayi berguna untuk mencegah penyakit
tuberkulosis (TBC) atau yang sekarang dikenal dengan
sebutan TB, efek samping imunisasi BCG yang paling
ringan adalah timbulnya papul (bintik kemerahan) di area
penyuntikan. Papul ini kemudian akan hancur dan
menyisakan lesi atau luka parut, tetapi ibu tidak perlu
khawatir karena luka ini akan mengering selama beberapa
minggu.; ibu paham tentang imunisasi BCG
16.10 Meminta persetujuan pada ibu untuk pemberian imunisasi Ratih
WITA BCG pada bayinya, pemberiannya sebanyak 0,05 ml secara
IC dilengan bagian kanan; ibu bersedia bayinya diberikan
imunisasi BCG
16.15 Memberikan KIE tentang personal hygiene dan cara Ratih
WITA mencuci pakaian bayi, ganti popok bayi apabila basah
ataupun kotor dan gunakan sabun pencuci pakaian bayi yang
khusus untuk bayi; Ibu mengerti dan akan mencuci pakaian
bayi menggunakan sabun yang khusus untuk bayi
16.20 Mengingatkan kembali KIE tentang ASI ekslusif; Ibu dapat Ratih
WITA mengulangi kembali tentang pemberian ASI ekslusif
16.25 Mengingatkan ibu mengenai kunjungan ulang untuk Ratih
WITA memeriksakan keadaan bayinya sekaligus untuk pemberian
imunisasi DPT 1 + Polio 2 pada saat bayi berusia 2 bulan;
Ibu bersedia memeriksakan bayinya dan membawa bayinya
ke fasilitas kesehatan untuk imunisasi DPT 1 + Polio 2 pada
saat bayi berusia 2 bulan.
16.30 Melakukan dokumentasi Ratih
WITA
98

C. PEMBAHASAN
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan (Antenatal Care)
Pengumpulan Data pada studi kasus ini dilakukan dengan 2 data
yaitu Data primer dan skunder. Pengkajian ini dilakukn pada tanggal 22
Januari 2020 penulis melakukan pengkajian data di Klinik Umum &
Bersalin Ramlah Parjib 2 pada pukul 16.00 WITA. Usia klien saat hamil
ini adalah 30 tahun. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
ibu hamil yang memerlukan pengawasan tambahan yaitu diatas usia 30
tahun, maka usia klien saat ini tidak termasuk dalam kategori ibu hamil
yang memerlukan pengawasan tambahan. Dan juga ada beberapa
penyebab dilakukannya pengawasan tambahan pada ibu hamil yaitu yang
termasuk dalam 4 Terlalu; terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20
tahun), terlalu tua untuk hamil (lebih dari 35 tahun), terlalu sering hamil
(anak lebih dari 3), terlalu dekat atau rapat jarak kehamilannya (kurang
dari 2 tahun) (Kemenkes RI, 2016) dan saat dilakukan pengkajian, klien
tidak termasuk dalam 4 Terlalu dikarenakan klien hamil anak pertama saat
berusia 21 tahun, pada kehamilan kali ini klien tidak berusia lebih dari 35
tahun, jumlah anak klien tidak lebih dari 3, dan jarak kehamilan klien dari
anak pertama ke anak kedua lebih dari 4 tahun. Maka tidak terjadi masalah
pada usia klien saat hamil.
Klien telah melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
sebanyak 6 kali sebelum penulis melakukan kontrak dengan klien dan 2
kali saat penulis telah melakukan kontrak dengan klien. Kebijakan
pemerintah untuk kunjungan pemeriksaan kehamilan dalam penentuan
dan pengawasan kesejahteraan klien dan janin minimal 4 kali selama
kehamilan dalam waktu sebagai berikut : kehamilan trimester pertama 1
kali kunjungan, kehamilan trimester kedua 1 kali, dan kehamilan trimester
tiga sebanyak 2 kali kunjungan. Hal ini sejalan dengan kunjungan yang
klien lakukan, maka K4 terpenuhi.
99

Personal hygiene yaitu kebersihan yang dilakukan untuk mengurangi


kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak mengandung
kuman-kuman. Tujuan menjaga personal hygiene yaitu untuk
mendapatkan ibu dan anak yang sehat, mencegah penyakit/infeksi,
mencegah komplikasi-komplikasi pada waktu hamil, bersalin dan nifas.
Penulis memberikan konseling tentang personal hygiene pada ibu yaitu
mengganti celana dalam 3 kali sehari atau jika celana dalam lembab,
memberitahu ibu cara mencuci vagina setelah BAK dan BAB yaitu dengan
cara menggosok perlahan dan membasuhnya dari arah depan ke belakang.
Pada kasus ini status gizi klien baik, dilihat dari pertambahan berat
badan selama hamil. Kenaikan berat badan yang dialami klien adalah 10
kg yaitu dari 42 kg menjadi 52 kg. Hal ini sesuai dengan teori penambahan
berat badan yang direkomendasikan untuk ibu hamil dengan berat badan
awal normal, yang dimana pada trimester I kenaikan berat badan kurang
lebih 3 kg, pada trimester II adalah 4 kg, dan pada trimester III adalah 3 kg
(Pantiawati, 2010).
Palpasi abdomen dengan perasat leopold pada klien didapatkan hasil
pada leopold I tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan (3 jari
dibawah px) teraba lunak, kurang bulat dan tidak melenting (bokong).
Leopold II teraba keras dan memanjang seperti papan di sebelah kanan
perut klien (punggung kanan) dan sebaliknya teraba bagian terkecil janin
di sebelah kiri perut klien (ekstremitas). Leopold III pada SBR teraba
keras, bulat dan melenting, bagian ini tidak dapat digoyangkan (kepala)
dan leopold IV sudah masuk pintu atas panggul (jari tidak bersentuhan).
Penulis melakukan pengawasan selama kehamilan dari usia
kehamilan 37 minggu, proses kehamilan berjalan dengan baik walaupun
klien mengalami beberapa keluhan namun hal itu dapat diatasi sedini
mungkin.
B. Pembahasan Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal Care)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
100

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin (Sukarni, 2013). Teori ini sesuai dengan usia kehamilan klien
pada saat proses persalinan yaitu 39 minggu.
Tanda-tanda persalinan kala I yaitu terjadi his, keluarnya lendir disertai
keluarnya darah dari vagina, pengeluaran cairan, adan ya pembukaan serviks
yang berlangsung dari kontraksi yang adekuat dan terus menerus hingga
pembukaan lengkap (Sulistyawati, 2010). Yang terjadi pada klien saat proses
kala I sama dengan teori yang artinya tidak ada perbedaan antara teori dan
praktek dilahan.
Proses kala I pada multipara berlangsung 8 jam (Manuaba, 2010). Pada
proses persalinan klien pada kala I berjalan ± 6 jam, lalu penulis melakukan
tindakan yaitu meminta tolong kepada suami klien untuk menstimulasi
putting susu klien agar merangsang kontraksi. Kontraksi yang dirasakan klien
pukul 07.00 WITA, datang ke klinik pukul 00.00 WITA dilakukan
pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan yaitu pembukaan 7 cm.
Kemudian his semakin kuat dikarenakan portio yang semakin tipis dan lunak,
his yang adekuat sehingga terjadi penurunan kepala dan pada jam 03.50
didapatkan hasil dari pemeriksaan dalam yaitu pembukaan sudah lengkap dan
didapati tanda gejala kala II lalu ibu dipimpin untuk meneran hingga pukul
04.30 bayi lahir secara spontan.
Tanda dan gejala kala II persalinan yaitu klien merasakan adanya
dorongan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, adanya
peningkatan tekanan pada rektum dan seperti akan buang air besar, kemudian
perineum menonjol dan melebar dengan membukanya anus, serta
meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah dan terlihat bagian kepala
bayi melalui introitus vagina . Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala yang
dialami oleh klien yaitu pada jam 03.50 WITA dilakukan pemeriksaan dalam
yaitu pembukaan 10 cm, kontraksi 5 kali dalam 10 menit dengan durasi 50
detik, tampak perineum menonjol, anus membuka ada rasa ingin meneran dan
ingin buang air besar. Pada jam 03.55 WITA bayi klien lahir dengan APGAR
101

SCORE 7/8, pada proses ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan
kejadian di lahan bahwa diteori pada multipara proses persalinan kala II
berlangsung ± 30 menit-1 jam. 1 menit setelah bayi lahir dilakukan
pemberian oksitosin sebanyak 10 unit per IM di 1/3 kanan paha luar.
Kala III klien berlangsung dengan baik dan normal tanpa adanya
penyulit. Lama kala III berlangsung 15 menit. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa lahirnya plasenta berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dengan 2 jam
pertama post partum. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi.
Observasi yang harus dilakukan yaitu kesadaran klien, tekanan darah,
nadi, suhu, kontraksi uterus, kandung kemih dan jumlah perdarahan.
Observasi ini dilakukan pada 2 jam pertama setelah melahirkan. Perdarahan
dikatakan abnormal bila perdarahan melebihi 500 cc (Sukarni, 2013), tinggi
fundus uteri yaitu kurang lebih setinggi pusat sampai dengan 1 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus normal. Pemantauan pada klien berjalan normal, maka
didapatkan hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Dapat disimpulkan bahwa proses persalinan klien dari kala 1 sampai
dengan kala IV berjalan dengan baik dan normal.
C. Pembahasan Asuhan Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat
bawaan) yang berat (Marmi, 2014). Teori ini sesuai dengan bayi klien yang
lahir dengan usia kehamilan 39 minggu dengan berat lahir 3600 gram.
Bayi lahir pada pukul 04.30 WITA. Pada saat bayi lahir
penolong/penulis melakukan penilaian 0-30 detik dan apgar score yaitu
denyut jantung, usaha nafas, tonus otot, reflex dan warna kulit (Marmi,2014).
Didapatkan hasil Apgar score pada bayi yaitu 7/8 dan penilaian bayi
dikatakan normal.
Pemberian vitamin K pada bayi klien yaitu sebanyak 0,5 cc di bagian
paha luar secara IM, dan pemberian salep mata yang berguna untuk
mencegah konjungtivitis, karena pada bayi baru lahir konjungtivitis sering
102

terjadi terutama pada bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular
seksual seperti gonorrhea dan clamidiasis.
Pengukuran antropometri yaitu pada lingkar kepala 34 cm, lingkar perut
34 cm, lingkar dada 33, lingkar lengan 12 cm, panjang badan 48 cm, dan
berat badan 3600 gram, dan pemeriksaan refleks pada bayi yaitu :
1. Morro : Positif; bayi tampak terkejut oleh suara atau gerakan
2. Rooting : Positif; bayi menoleh kearah sentuhan dipipinya
3. Sucking : Positif; rangsangan puting susu pada langit-langit bayi
menimbulkan rekfelks mengisap atau berusaha untuk
menghisap benda yang disentuhkan
4. Swallowing : Positif; kumpulan ASI didalam mulut mengaktifkan
rekfleks menelan
5. Babinsky : Positif; jari-jari kaki bayi menekuk kebawah apabila ada
gesekan pada telapak kaki
6. Grasping : Positif; bila jari menyentuh telapak tangan bayi maka jari-
jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat
7. Blinking : Positif, kelopak mata bayi berkedip seketika apabila
menangkap cahaya atau apabila sekitar mata terkena
sentuhan
8. Tonic neck : Positif; apabila kepala bayi dihadapkan kesisi kanan atau
kiri terasa tekanan dari kepala bayi untuk melawan kearah
berlawanan
9. Stepping : Positif; bila jari menyentuh telapak tangan bayi maka jari-
jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat

D. Pembahasan Asuhan Kebidanan Nifas (Post Natal Care)


Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Roito,2013).
Masa nifas atau masa purperium adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas organ reproduksi secara
103

perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil.


Perubahan organ reproduksi disebut involusi uterus (Maritalia, 2012).
Dalam masa nifas ini klien mendapatkan 3 kali kunjungan yaitu
kunjungan pertama pada 6 jam post partum, yang kedua 4 hari post partum
dan kunjungan ketiga pada 29 hari post partum. Kunjungan yang dilakukan
sesuai dengan program dan kebijakan kunjungan pada masa nifas.
Dimulai dari kunjungan I yaitu 6 jam post partum. Penulis melakukan
pemantauan agar tidak terjadi perdarahan, mendeteksi adanya penyebab lain
perdarahan, melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu,
dalam keadaan normal, TFU 3 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong,
perdarahan dalam batas normal, memberi konseling pada klien serta anggota
keluarga mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas, pemberian ASI pada masa
awal, memberikan terapi pada klien yaitu 1 tablet SF dan vitamin A 1x1
untuk 2 hari, menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
seperti sayur-sayuran serta buah-buahan dan menganjurkan klien untuk lebih
banyak minum air putih, memberikan klien konseling tentang pola tidur agar
klien mendapatkan tidur yang cukup dan menganjurkan klien untuk
melakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan pada tanggal 03
Februari 2019.
Pada kunjungan II masa nifas yaitu pada tanggal 06 Februari 2020,
penulis melakukan pemantauan terhadap klien meliputi tekanan darah, nadi,
pernapasan, suhu, dalam keadaan normal, TFU 1 jari dibawah pusat, kandung
kemih kosong, perdarahan dalam batas normal dan penulis menganjurkan
beberapa hal seperti jangan menggunakan bra yang ketat, selalu menggerakan
kaki setiap hari dan kaki tidak boleh menggantung, lalu memberikan lagi
konseling tentang nutrisi untuk klien, memberikan konseling tentang tanda
bahaya pada masa nifas dan menganjurkan klien untuk melakukan
pemeriksaan ulang pada tanggal 03 Maret 2020.
Lalu kunjungan III masa nifas pada tanggal 03 Maret 2020, penulis
melakukan pemantauan involusi uteri, kontraksi uterus, lochea sesuai dengan
fasenya, ASI lancar, keadaan ibu baik dan normal, penulis juga memberikan
104

konseling tentang jenis-jenis kontrasepsi dan meminta ibu untuk


mendiskusikannya dengan suami untuk memilih kontrasepsi apa yang akan
digunakan.
Maka selama kunjungan masa nifas yang penulis lakukan sesuai dengan
teori dan tidak terdapat perbedaan atau masalah yang didapatkan selama
kunjungan masa nifas, sehingga penulis menyatakan masa nifas yang dialami
klien adalah normal.
E. Pembahasan Asuhan Kebidanan Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan
usia 28 hari. Terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di luar
rahim sampai dengan usia 28 hari. Pada masa ini, akan terjadi pematangan
organ hampir pada semua sistem organ bayi. Neonatus mengalami masa
perubahan dari kehidupan di dalam rahim yang serba tergantung pada ibu
menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri (Putra, 2012).
Pada kunjungan neonatus I yaitu 6 jam (04 Februari 2020) penulis
melakukan pemantauan, keadaan umum neonatus baik, nadi, pernapasan serta
suhu tubuh neonatus dalam batas normal, neonatus menangis kuat, tali pusat
terbungkus kassa steril, neonatus mengkonsumsi ASI, berat badan neonatus
3600 gram, dan neonatus sudah BAK dan BAB. BAK 6 kali berwarna kuning
jernih, BAB 2 kali berwarna kehitaman. Hal ini sesuai dengan teori eliminasi
(Wahyuni, 2012) yaitu BAK minimal 6 kali sehari dan BAB berwarna
kehitaman, maka tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Penulis juga
memberikan konseling pada klien (ibu) bagaimana cara memandikan bayi
yang benar, menyusui yang benar, manfaat ASI, tanda bahaya bayi baru lahir,
serta mengingatkan klien (ibu).
Pada kunjungan II yaitu 4 hari (06 Februari 2020) setelah kelahiran,
penulis melakukan pemeriksaan pada neonatus, hasilnya keadaan umum baik,
nadi, pernafasan, serta suhu tubuh neonatus dalam batas normal, berat badan
neonatus naik menjadi 3800 gram, neonatus juga tidak ada tanda-tanda
infeksi pada pelepasan tali pusat, dan penulis mengingatkan untuk melakukan
kunjungan ulang pada tanggal 03 Maret 2020.
105

Pada kunjungan III neonatus yaitu 29 hari (03 Februari 2020) setelah
kelahiran, keadaan umum baik, nadi, pernapasan serta suhu tubuh neonatus
dalam batas normal, berat badan neonatus meningkat lagi menjadi 4200 gram,
eliminasi baik, dan nutrisi terpenuhi dan diberikan imunisasi BCG.
Pada kunjungan I sampai kunjungan III neonatus dalam keadaan baik
dikarenakan penulis tidak menemukan masalah yang dialami oleh bayi klien
maka pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
F. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
(Sukarni, 2013).
Usia klien saat ini 35 tahun, penulis melakukan konseling saat
kunjungan III masa nifas pada tanggal 03 Maret 2020 tentang persiapan
penggunaan alat kontrasepsi setelah berakhirnya masa nifas dan penulis
memberi konseling tentang macam-macam alat kontrasepsi yang cocok untuk
ibu menyusui, penulis juga menyarankan klien untuk mendiskusikan dengan
suami dalam memilih alat kontrasepsi. Lalu pada tanggal 31 Maret 2020 klien
dan suami datang dan memberitahukan bahwa sudah memutuskan untuk
memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan setelah 6 bulan menyusui maka
penulis melakukan tindakan pemberian KB suntik 3 bulan setelah 6 bulan
menyusui atau bisa disebut juga KB Amenore Laktasi (MAL) pada klien.
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah salah satu kontrasepsi alami
yang menggunakan prinsip menyusui secara eksklusif selama 6 bulan penuh
tanpa tambahan makanan dan minuman apapun. Dengan penggunaan
kontrasepsi MAL maka kualitas dan kuantitas ASI ibu akan lebih optimal,
karena ASI sangatlah penting bagi pertumbuhan bayi, selain mendaptkan
kekebalan pasif ASI juga merupakan asupan gizi dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang optimal (Prasetyono,2012).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi
hormon progesteron yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodik
(1 bulan sekali atau 3 bulan sekali). Keuntungan menggunakan KB suntik
106

adalah praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
Tidak membatasi usia dan obat KB suntik yang 3 bulan sekali tidak
mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui (Sukarni, 2013). Maka
pada pemilihan alat kontrasepsi yang klien pilih sesuai dengan keadaan klien
dan tidak terjadi kesenjangan terhadap teori dikarenakan kontrasepsi yang
dipilih sudah tepat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya asuhan kebidanan yang
diberikan bidan terhadap ibu dari masa kehamilan hingga masa dimana ibu
harus menggunakan pelayanan kontrasepsi setelah melahirkan sebagai deteksi
dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi sehingga dapat dihindari sedini
mungkin.
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 usia
kehamilan 39 minggu di Klinik Umum & Bersalin Ramlah Pajib 2 telah
dilakukan pemeriksaan dengan pola pikir manajemen kebidanan dengan
menggunakan pendokumentasi 7 langkah VARNEY.
2. Asuhan Kebidanan Persalinan Ny.S G4P2A1 pava persalinan dengan usia
kehmilan 39 minggu di Klinik Umum & Bersalin Ramlah Parjib 2 telah
dilakukan pemeriksaan dengn pola pikir mnajemen kebidanan dengan
menggunakan pendokumentsian SOAP.
3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By.Ny.S di Kinik Umum &
Bersalin Ramlah Parjib 2 telah dilakukan pemeriksan dengan
menggunakan pendokumentasian SOAP.
4. Asuhan Kebidanan Nifas Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 telah dilakukan
pemeriksaan pada masa kunjungan ke 1 sampai 3 dengan menggunakan
pola pikir manajemen kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian
SOAP.
5. Asuhan Kebidanan Pada By.Ny.S telah dilakukan pemeriksaan pada masa
kunjungan 1 sampai 3 dengan menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP.
6. Asuhan Kebidanan Kontrasepsi pada Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 telah
dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP.

109
110

B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai standar profesi
kebidanan dan dapat mengatasi kesenjangan yang timbul antara teori yang
didapat diperkuliahan dengan praktik dilahan serta dapat mengaplikasikan
teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan yang terbaru.
2. Bagi Klien
Agar klien dapat menambah informasi seputar kehamilan sampai
dengan kontrasepsi, dan juga agar klien bisa membagikan informasi
kepada keluarga atau kerabat tentang pelayanan yang klien dapat di
Klinik tempat klien bersalin.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar Institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa
menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan dengan mempraktikkan
dan menerapkannya pada pasien atau klien secara langsung.
4. Bagi Lahan Praktek
Agar Klinik lebih meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi dalam
pemberian pelayanan kesehatan
111

Anda mungkin juga menyukai