PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator kesehatan didunia adalah kesehatan ibu dan
anak untuk mencapai hal tersebut beberapa Negara telah menyepakati
program pembangunan yang di sepakati dengan SDGs. SDGS
(Sustainable Development Goals) merupakan sebuah program
pembangunan berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan
169 target yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs
adalah agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan
manusia dan planet bumi. Targer program SDGs pada tahun 2030 adalah
Angka Kematian Ibu (AKI) ditargetkan menurun hingga 70 per 100.000
kelahirn hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) 25 per 1000
kelahiran hidup (SDGs, 2015).
World Health Organization (WHO) mengatakan, tercatat 800 per
100.000 kelahiran hidup perempuan meninggal setiap harinya akibat
komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2016 lebih dari
289.000 per 100.000 kelahirn hidup perempuan meninggal dan kehamilan
dan persalinan (WHO, 2016).
Jumlah AKI sangat tinggi didunia, pada tahun 2016 lebih dari 216
per 100.000 kelahiran hidup perempuan meninggal setiap hari akibat
komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. AKI di Asia Tenggara sebanyak
182 per 100.000 kelahiran hidup (UNICEF 2016).
AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan
upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun
kualitas. Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode
1
2
1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia
merupakan negara yang masih memiliki AKI dan AKB masih tinggi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan jumlah AKI di Indonesia pada
tahun 2016 sebanyak 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Profil
Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur 2016).
Berdasarkan data AKI Kementerian Kesehatan jumlah kasus AKI
saat melahirkan turun dan 4.912 kasus pada 2016. Sementara hingga
semester satu ditahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian saat proses
persalinan (Kemenkes RI, 2017).
Sedangkan yang menjadi penyebab kematian ibu di Indonesia
sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan.
Penyebab langsung kematian adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%),
dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain
Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan berjumlah (37%) (_ESD
Putra, 2016).
AKI di Kalimantan Timur pada tahun 2016 mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya 2013 sebesar 113 kasus kematian, turun pada 2014
menjadi 104 kasus, tahun 2015 100 kasus, tahun 2016 menjadi 94 kasus
kematian ibu (Dinas Kesehatan Kota Samarinda, 2016). AKI dikota
Samarinda pada tahun 2017 ditemukan sebanyak 15 angka kematian
(Dinkes Kota Samarinda, 2017).
Angka kematian bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi.
Berdasarkan data UNICEF, angka kematian bayi didunia mencapai lebih
10 juta kematian. Dari 10 juta kematian bayi, hampir 90% kematin bayi di
negara-negara berkembang. Hasil SUPAS tahun 2015 menyatakan KB
sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup berdasarkan target Millennium
Develoment Goals (MDGs) pada tahun 2015 yitu AKB 23 per 1.000
kelahiran hidup menunjukan bahwa AKB di Indonesia pada tahun 2015
belum mencapai target yang diharapkan. Pada tahun 2015 MGDs
kemudian dilanjutkan Sustinable Development Goals (SDGs), salah satu
target SDGs yaitu menurunkan AKB menjadi 12 per 1.000 kelahirn hidup
3
Dari Tabel 1.1 diatas diketahui bahwa ada perbedaan studi kasus ini dengan
studi kasus sebelumnya. Perbedaan dengan studi kasus yang dilakukan oleh
penulis adalah pada :
1. Waktu, tempat dan subjek studi kasus, pada studi kasus ini penulis
menggunakan di Klinik Umum, Bersalin Ramlah Parjib 2 Samarinda
tahun 2020 pada Ny.S
2. Metode atau desain studi kasus pada studi kasus ini penulis menggunakan
desain studi kasus studi kasus komprehensif di Klinik Umum & Bersalin
Ramlah Parjib 2 Samarinda pada Ny.S
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori
1. Teori Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama hai terakhir (Saifuddin, 2012).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40) (Walyani, 2015).
Pada trimester I, II, dan III perlu dilakukannya ANC
(Antenatal Care) yang sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut :
1) Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K1
2) Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K2
3) Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga = K3 dan K4
Pada kunjungan ANC bidan harus melakukan “10 T”, yaitu:
1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
2) Nilai Status Gizi/LILA
3) Ukur Tekanan Darah
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri
5) Tentukan Presentasi janin dan Hitung DJJ
6) Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Lengkap
7) Pemberia Tablet Zat Besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Tes Laboratorium
9) Tata Laksana Kasus
10) Temu Wicara (Konseling dan pemecahan masalah)
10
11
6) Mammae
Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga mammae
akan menjadi lebih besar. Apabila mammae akan membesar, lebih
tegang dan tampak lebih hitam seperti seluruh areola mammae
karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari
putting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih
disebut kolostrum.
7) Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Terjadi penambahan berat badan pada ibu hamil. Berat badan yang
direkomendasikan untuk ibu hamil dengan berat badan awal normal yang dimana
pada trimester I kenaikan berat badan kurang lebih 1-3 kg, pada trimester II
adalah 3 kg atau 0,3 kg perminggu , dan pada trimester III adalah 6 kg atau 0,3-
0,5 kg perminggu (Pantiawati, 2010).
c. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan terdiri dari:
1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala hebat
3) Perubahan visual secara hebat
4) Nyeri abdomen yang hebat
5) Bengkak pada muka dan tangan
6) Kurang merasakan pergerakan janin atau janin tidak bergerak.
d. Ketidaknyamanan Pada Trimester III
Kehamilan pada trimester III adalah usia kehamilan dari minggu ke
25 sampai minggu ke 40. Pada usia kehamilan ini ada kegembiraan
dan kegairahan ketika terfikir oleh kita bahwa lahirnya kita akan dapat
memegang bayi anda, meskipun diwarnai sedikit ketakutan dan
kehawatiran berkenan dengan persalinan dan kelahiran anak.
Ketidaknyamanan, akibat ukuran bayi yang sedang tumbuh, mungkin
sedikit menganggu.
1) Faktor Power
Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin
keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang
baik dan sempurna.
a) His (Kontraksi Uterus)
Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus
dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Pembagian his dan sifat-
sifatnya:
(1) His pendahuluan : his tidak kuat, datangnya tidak teratur,
menyebabkan keluarnya lendir darah
(2) His pembukaan (kala I) : menyebabkan pembukaan
serviks, semakin kuat, teratur dan sakit
(3) His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin,
sangat kuat, teratur, simetris dan terkoordinasi
(4) His pelepasan plasenta (kala III) : kontraksi sedang untuk
melepaskan dan melahirkan plasenta
(5) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit
sakit, terjadi pengecilan Rahim dalam beberapa jam atau
hari
b) Tenaga Mengejan
(1) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga
yang mendorong bayi keluar selain his
(2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita
buang air besar, tapi jauh lebih kuat lagi
(3) Saat kepala sampai didasar panggul, timbul reflex yang
mengakibatkan ibu menutup glottisnya, mengkontraksikan
otot-otot perut dan menekan diafragmanya kebawah
(4) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan
sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his.
2) Faktor Passenger
17
3) Kejang
4) Gangguan nafas berat
5) Hipotermi berat
6) Bayi kuning
7) Ikterus patologis
8) Asfiksia atau asfiksia tidak teratasi
9) BB lahir < 2000 gram atau BB lahir < 2500 gram dengan
komplikasi
10) Bayi baru lahir dengan kelainan kongenital
11) Diare / dehidrasi
12) Dehidrasi berat
f. Cara Menjaga Agar Bayi Tetap Hangat
1) Mengeringkan bayi seluruhnya dengan selimut atau handuk hangat
2) Membungkus bayi, terutama bagian kepala dengan selimut hangat
dan kering
3) Mengganti semua selimut / handuk yang basah
4) Bayi tetap terbungkus sewaktu ditimbang
5) Buka pembungkus bayi hanya pada daerah yang diperlukan saja
untuk melakukan suatu prosedur dan membungkusnya kembali
dengan handuk dan selimut segera setelah selesai melakukan
prosedur
6) Menyediakan lingkungan yang hangat dan kering bagi bayi
7) Atur suhu ruangan atas kebutuhan bayi
8) Memberikan bayi pada ibunya secepat mungkin
9) Meletakkan bayi diatas perut sambil menyelimuti keduannya
dengan selimut kering
10) Tidak dimandikan sedikitnya 6 jam setelah bayi lahir
27
c) Lochea Serosa
Pada hari ke-7 sampai hari ke 14, warna agak kuning cair
dan tidak berdarah lagi.
d) Lochea Alba
Setelah 2 minggu (10 sampai 15 hari), berwarna putih
(Sulistyawati, 2009).
5. Teori Neonatus
a. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar Rahim sampai
dengan usia 28 hari. Terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan diluar Rahim sampai dengan usia 28 hari. Terjadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam Rahim menjadi
di luar Rahim. Neonatus mengalami masaperubahan dari kehidupan di
dalam Rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan
diluar Rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar
terjadi selama jam ke 24 – 72 pertama (usia 2 – 6 hari). Transisi ini
hampir meliputi semua system organ, namun yang terpenting adalah
sitem pernapasan, sirkulasi, ginjal dan hepar. Oleh sebab itu sangatlah
diperlukan asuhan yang matang pada nenonatus (Putra, 2012).
b. Masa Neonatus
Masa sejak lahir smapai dengan 4 minggu pertama (28 hari)
sesudah kelahiran. Dibagi menajdi 2 yaitu:
1) Neonatus Dini : Usia 0 – 7 hari
2) Neonatus Lanjut : Usia 7 – 28 hari
c. Asuhan Pada Bayi Usia 0 – 2 Hari
Terdiri dari beberapa tindakan, diantaranya adalah:
1) Pencegahan infeksi
2) Melakukan penilaian
3) Pencegahan kehilangan panas
4) Memandikan bayi baru lahir
5) Perawatan tali pusat
32
4) Kebersihan kulit
Kulit bayi baru lahir secara structural dasar hampir sama
dengan kulit orang dewasa. Kulit bayinya biasanya tipis, lembut
dan sangat mudah terjadi trauma baik akibat peregnagan atau
tekanan. Semakin imatur seorang bayi semakin kurang
kematangan fungsi kulitnya. Kulit bayi mempunyai peranan
penting melindungi bayi dan sangat penting untuk menjaga
kesehatan kulit bayi agar tidak muncul komplikasi atau penyakit
(Wahyuni, 2012).
5) Kebutuhan keamanan
Pencegahan infeksi adalah suatu aspek yang penting dalam
perlindungan dan keamanan pada bayi baru lahir. Mecuci tangan
sebelum dan sesudah menangani bayi merupakan cara efektif
untuk mencegah infeksi. Setiap bayi harus mempunyai alat dan
pakaian tersendiri untuk mencegah infeksi silang. Mencegah
anggota keluarga yang sedang sakit menagani bayi.menjaga
kebersihan dan keringnya tali pusat. Mengganti popok dan
menjaga kebersihan area bokong.
Table. 2.2 Kunjungan Neonatus
Kunjungan Waktu Tujuan
Pertama 6-48 jam a. Menjaga suhu tubuh bayi
b. Memberikan ASI Eksklusif
c. Mencegah Infeksi
d. Merawat tali pusat
6. Teori Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma (Sukarni, 2013).
Keluarga berencana menurut UU No 10 tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera ( Sujiyatin, 2011). Pemilihan jenis
kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan yaitu:
1) Menunda Kehamilan. Pasangan dengan istri berusia di bawah 20
tahun di anjurkan untuk menunda kehamilan. Ciri–ciri kontrasepsi
yang diperlukan yaitu: reversibilitas yang tinggi dan efektif yang
relative tinggi misalnya: Pil, AKDR dan KB sederhana.
2) Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri
berusia 20–30 tahun adalah cara yang paling baik untuk
melahirkan anak dengan jarak kelahiran 3–4 tahun, tidak
menghambat produksi ASI. Kontrasepsi yang sesuai misalnya
AKDR, pil dan suntik, AKDK, kontrasepsi mantap.
3) Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat istri usia
diatas 30 tahun dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai 2 anak. Ciri–ciri kontrasepsi yang diperlukan yaitu:
reversibilitas rendah, efektifitas sangat tinggi, dapat dipakai jangka
panjang, tidak menambah kelainan yang sudah ada. Kontrasepsi
yang sesuai yaitu kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi),
AKBK, AKDR.
b. Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan utama program KB Nasional adalah untuk memenuhi
perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
35
COC
Kehamilan
BERSALIN
Neonatus
KF 1 KF II KF III
6 jam-3 4-28 29-42 hari
Hari
KN II
KN 1 KN III
3-7 Hari Kontrasepsi
6 – 48 Jam 8-28 Hari
- Kontrasepsi Non
Hormonal
- Kontrasepsi Hormonal
- Kontrasepsi Mantap
50
52
53
h. Pita LILA
i. Hammer
j. Doppler
k. Alat HB
G. Etika Studi Kasus
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak responden untuk
menjamin kerahasian identitas responden dan kemungkinan terjadinya
ancaman terhadap respoden. Sebelum penelitian dilakukan, responden akan
dijelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta jaminan kerahasian responden,
peneliti akan memperhatikan etika dalam penelitian yang dilakukan dengan
langkah-langkah:
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Peneliti menjelaskan proses asuhan yang akan diberikan dan memberikan
lembar persetujuan kepada klien sebagai bukti kesediaan klien untuk
diberikan asuhan pada penelitian ini.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Peneliti dalam pendokumentasian hasil asuhan kebidanan hanya
menuliskan inisial dari huruf depan nama klien maupun keluarga
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun, masalah-masalah lainnya yang berhubungan dengan responden.
Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Gambaran Lokasi Studi Kasus
Klinik Ramlah Parjib 2 dimiliki oleh Bidan Hj.Ramlah Parjib , S. ST ,
berlokasi dijalan AM Sangaji gang 12 nomer 37 RT.010 Samarinda
Kelurahan Bandara Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda. Mulai beroperasi
sejak 2018 dengan SIPB nomor 503/IOK-20/00.26 Sebagai bukti legalitas
dari penyelenggaraan praktik di klinik tersebut. Klinik Ramlah Parjib 2
memiliki 10 tenaga kesehatan diantaranya yaitu 5 bidan, 1 apoteker, 3 dokter
umum dan 2 dokter SPOG. Sarana prasarana yang terdapat di klinik tersebut
adalah 2 kamar bersalin, 6 kamar nifas, 1 ruang periksa, 2 kamar mandi
pasien, jenis layanan yang diberikan berupa layanan KIA-KB ANC,
persalinan 24 jam pelayanan nifas dan imunisasi.
B. Tinjauan Kasus
1. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan (Antenatal Care)
Kunjungan I
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 22 Januari 2020/ 19:00 WITA
Tempat : Klinik Umum & Bersalin Ramlah Parjib 2
Oleh : Ratih Anggraini
59
60
I. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. S Nama : Tn. R
Umur : 30 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Serindit 3 No 36 Alamat : Jl. Serindit 3 No 36
No. Hp : 082298377398 No.HP :-
2) Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4) Riwayat Kesehatan Reproduksi
a) Mentruasi
(1) Menarche : 13 tahun
(2) Siklus : 28 hari
(3) Lama : ± 5 hari
(4) Keluhan : Tidak ada
(5) Bau : Bau khas (anyir)
(6) Konsistensi : Merah, encer
b) Gangguan Kesehatan Alat Reproduksi:
(1) Keputihan : Ibu mengatakan tidak ada keputihan
(2) Infeksi : Ibu mengatakan tidak ada infeksi
(3) Gatal karena jamur : Ibu mengatakan tidak mengalami
gatal karena jamur
(4) Tumor : Ibu mengatakan tidak memiliki
Tumor
61
1 A B O R T U S
4 H A M I L I N I
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda Vital : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 21 x/menit
Suhu : 36,70C
d) TB : 150 cm
65
e) BB sebelum hamil : 47 kg
BB saat hamil : 54 kg
f) LILA : 25 cm
2) Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala : Tampak simetris, distribusi rambut merata, tampak
bersih, warna rambut hitam, konstruksi rambut kuat,
tidak teraba benjolan/massa
b) Wajah : Tampak simetris, tidak tampak kloasma gravidarum,
tidak tampak pucat, tidak teraba benjolan/massa,
tidak teraba oedema
c) Mata : Tampak simetris, konjungtiva berwarna merah muda,
sclera berwarna putih, tidak teraba oedema pada
kelopak mata
d) Telinga : Tampak simetris, tidak ada serumen yang berlebihan
dan tidak berbau
e) Hidung : Tampak simetris, tidak ada polip, tidak ada kelainan
bentuk, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
f) Mulut : Tampak simetris, tidak tampak pucat, bibir tampak
lembab, tampak bersih, lidah tampak bersih, tidak
tampak stomatitis ataupun caries
g) Leher : Tidak terdapat pembesaran pada vena jugularis, tidak
terdapat pembesaran pada kelenjar limfe, tidak
terdapat pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak
tampak hiperpigmentasi
h) Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada,
tidak terdengar suara nafas tambahan yaitu wheezing
dan ronchi
i) Payudara : Tampak simetris, tampak bersih, tampak pengeluaran
ASI, tampak hiperpigmentasi pada areolla mammae,
puting susu tampak menonjol, tampak pembesaran,
tidak teraba massa/oedema, tampak pengeluaran
kolostrum
n) Pemeriksaan panggul
Tidak dilakukan
3) Data Penunjang
Pada tanggal 28 Januari 2020, pukul 10.00 WITA, dilakukan
pemeriksaan di Klinik Umum & Bersalin Ramlah Pajib 3 Samarinda.
a. Pemeriksaan laboratorium
(1) HB : 11.3 gr/dl
(2) Golongan darah :B
67
Kunjungan II
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 03 Februari 2020/ 11.00 WITA
Tempat : Klinik Umum Bersalin Ramlah Parjib 2
Oleh : Ratih Anggraini
70
S : Subjektif
a. Alasan datang periksa
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan kencang-kencang
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda Vital : Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
4) Antropometri : BB sebelum hamil : 47 kg
BB saat ini : 57 kg
Tinggi badan : 150 cm
LILA : 25 cm
b. Pemeriksaan Fisik
8) Ekstremitas
a) Atas : Tampak simetris, tampak sama panjang, tidak
ada odema dan cefilary refill kembali dalam
waktu 2 detik dan reflex bisep trisep (+/+).
b) Bawah : Tampak simetris, tampak sama panjang, tidak
tampak varices dan tidak odema tungkai,
cafilary refill kembali dalam 2 detik, reflex
patella (+/+).
9) Pemeriksaan Penunjang
72
Tidak dilakukan
10) Data Rekam Medis
Tidak dilakukan
A : Assasment
G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu janin tunggal hidup intrauteri dengan
kehamilan normal
P : Planning
Jam: 11.20 – 11.45 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.4 Penatalaksaan Kunjungan Kehamilan II
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
P : Planning
Jam 00.00– 04.05 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.5 Penatalaksanaan Kala I Fase Aktif
74
00.15 Menyiapkan pakaian bayi dan pakaian ganti ibu; Pakaian Ratih
WITA ibu (baju ganti, sarung, pempers, dan gurita) dan pakaian
bayi (lampin, popok, topi, sarung tangan dan kaki) sudah
tersedia dan siap dipakai.
Kala II Persalinan
S : Subjektif
a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b) Ibu merasa ingin BAB
c) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada vaginanya
d) Ibu merasakan pengeluaran lendir bercampur darah
O : Objektif
a) Pemeriksaan umum
b) Keadaan umum : Baik
c) Kesadaran : Composmentis
d) Tanda Vital : TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,2oC
e) Pemeriksaan Fisik
(1) Kontraksi
Frekuensi : 5x10 menit dengan durasi 50 detik
Intensitas : Kuat
DJJ : 140 x/menit
(2) Tampak ada dorongan meneran dengan sendirinya
(3) Genetalia : Perineum tampak menonjol, vulva tampak
membuka
(4) Anus : Tampak adanya tekanan anus
76
04.00 Melahirkan kepala bayi setelah kepala bayi membuka vulva Ratih
WITA 5-6 cm dengan cara melindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi duk streil. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk mencegah dorsofleksi dan membantu
lahirnya kepala; perineum telah dilindungi dengan satu
tangan yang dilapisi duk steril.
04.08 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin ; tidak Ratih
WITA terdapat lilitan tali pusat.
77
04.10 Menunggu hingga kepala janin melakukan putaran paksi luar Ratih
WITA secara spontan; Kepala janin melakukan putaran paksi luar
04.20 Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan Ratih
WITA bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Mengganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Meletakkan bayi diatas perut ibu;
Kain bayi telah diganti dan bayi diletakkan diatas perut ibu
dan ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
A : Assasment
P3A1 Kala III persalinan normal
P : Planning
Jam 04.25 –04.45 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.7 Penatalaksanaan Kala III Persalinan
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
04.25 Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada Ratih
WITA lagi bayi dalam uterus.
04.35 Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat bayi. Ratih
WITA Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan menjepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama; Tali
pusat telah dijepit dengan menggunakan klem.
04.36 Memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut Ratih
WITA bayi), dan menggunting tali pusat diantara 2 klem; Tali
pusat telah diikat dengan benang steril.
04.37 Meletakkan bayi diatas perut ibu untuk melakukan IMD. Ratih
WITA
04.39 Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 Ratih
WITA cm dari vulva.
04.42 Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan Ratih
WITA tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon
dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan
kedalam Waskom yang tersedia; Kotiledon +15, selaput
ketuban pada plasenta lengkap, posisi tali pusat berada
sentralis pada plasenta, panjang tali pusat +50 cm, tebal
plasenta 2 cm, diameter plasenta 17 cm, berat plasenta 500
gram.
Kala IV Persalinan
Tanggal : 04 Februari 2020
Waktu : 04.50 WITA
S : Subjektif
Ibu mengatakan badannya masih terasa lemas
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5oC
b. Pemeriksaan Head To Toe
1) Abdomen : TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong
A : Assasment
P3A1 Partus Kala IV
P : Planning
Jam 04.50 – dilakukan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.8 Penatalaksanaan Kala IV Persalinan
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
04.50 WITA Melakukan pemantauan kala IV TD : 120/70, N : Ratih
82x/menit, R : 20x/menit, T : 36,3oC, TFU : 1 jari
dibawah pusat, kontraksi rahim : baik, kandung
80
S : Subjektif
Identitas Penanggung Jawab
Nama Ibu : Ny.S Nama Ayah : Tn. R
Umur : 30 tahun Umur : 31 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Serindit 3 No 36
O : Objektif
81
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, nadi
148x/menit, suhu 36,6oC, pernapasan 51x/menit
Pemeriksaan Antropometri:
Berat Badan : 3600 gram
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 34 cm
LILA : 12 cm
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
a) Kepala : Simertris, tidak ada molase, fontanel
datar, tidak ada caput succedaneum,
82
A : Assasment
Bayi Baru Lahir normal usia 1 jam
P : Planning
Jam 07.33 – 07.40 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.10 Penatalaksanaan BBL
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
07.33 Menjelaskan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan bayi Ratih
dalam keadaan normal yaitu frekuensi jantung :
110x/menit, pernafasan : 42x/menit, suhu : 36,0 oC; ibu
mengerti mengenai hasil pemeriksaan bayinya.
07.33 Membungkus tali pusat dengan kassa steril; Keadaan tali Ratih
pusat baik, tidak ada perdarahan tali pusat dan tanda-
tanda infeksi tali pusat.
07.34 Memberitahu ibu bahwa bayi akan diberikan suntikan Ratih
Vit-K untuk mencegah terjadinya perdarahan pada mata
dan otak serta diberikan salep mata untuk mencegah
konjungtivitis, karena pada bayi baru lahir konjungtivitis
sering terjadi terutama pada bayi dengan ibu yang
menderita penyakit menular seksual seperti gonorrhea
dan clamidiasis.; ibu paham dan bersedia bayinya di
85
A : Assasmentt
P3A1 post partum normal 10 jam
P : Planning
Jam 16.05 – dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.11 Penatalaksanaan Kunjungan Nifas I
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.05 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, dari hasil Ratih
WITA pemeriksaan fisik, puerperium, dan tanda-tanda vital
dalam batas normal, TD : 110/80, N : 84x/menit, R :
20x/menit, T : 36,5 oC, TFU 3 jari bawah pusat, tampak
ada pengeluaran ASI. Pengeluaran lochea rubra,
berwarna merah, konsistensi cair dan bergumpal; Ibu
mengatakan mengerti tentang hasil pemeriksaan
16.08 Memberikan KIE tentang pola istirahat ibu jam tidur ibu Ratih
WITA mengikuti jam tidur bayinya, jadi saat bayinya tidur
sangat disarankan agar ibu juga tidur agar kebutuhan
tidur tercukupi; ibu mengerti dan akan mengatur pola
tidurnya
16.09W Memberikan KIE tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Ratih
ITA seperti keluar cairan berbau dari jalan lahir disertai
demam tinggi yang disebabkan oleh infeksi puerperalis;
ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
16.10 Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan lagi Ratih
WITA 4 hari setelah persalinan pada tanggal 03 Februari 2020:
Ibu bersedia untuk memeriksakan kembali kondisinya.
e. Pola Istirahat : Ibu tidur siang 1 jam/hari dan tidur malam 5-6 jam.
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 21x/menit
Suhu : 36,6oC
b. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak odema
dan tidak pucat
A : Assasment
P3A1 post partum normal 3 hari
P : Planning
Jam 16.00 – 16.20 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.12 Penatalaksanaan Kunjungan Nifas II
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dari hasil Ratih
pemeriksaan fisik, puerperium, dan tanda-tanda vital
dalam batas normal, tampak ada pengeluaran ASI,
payudara teraba keras, TD : 120/70, N : 78x/menit, R :
20x/menit, T : 36,5oC, TFU 1 jari diatas simpisis,
pengeluaran lochea sanguilenta; Ibu mengetahui
keadaannya saat ini.
16.03 Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan bra yang Ratih
terlalu ketat, selalu menggerakkan kaki setiap hari,
menyangga kaki agar tidak menggantung; Ibu bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.
16.07 Memberikan KIE tentang nutrisi pada ibu nifas yaitu Ratih
makan sayur-sayuran hijau, lauk seperti tahu tempe
untuk meningkatkan produksi ASI; ibu mengerti
penjelasan tentang nutrisi ibu nifas.
16.10 Mengingatkan KIE tentang tanda bahaya pada ibu nifas Ratih
seperti keluar cairan berbau dari jalan lahir disertai
demam tinggi yang disebabkan oleh infeksi puerperalis;
Ibu dapat mengulangi kembali tentang penjelasan tanda
bahaya pada ibu nifas.
16.15 Menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan dirinya Ratih
ketenaga kesehatan jika mendapat tanda bahaya nifas;
ibu bersedia untuk memeriksakan dirinya jika terdapat
tanda bahaya ibu nifas.
16.18 Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ulang Ratih
pada tanggal 28 Februari 2020; Ibu bersedia untuk
membali melakukan pemeriksaan.
16.20 Melakukan dokumentasi kebidanan. Ratih
S : Subjektif
a. Alasan datang periksa
Ibu mengatakan untuk memeriksakan kondisinya saat ini
b. Pola fungsional
Nutrisi : Ibu mengatakan telah makan 3x dengan menu nasi,
sayur, lauk. Ibu menghabiskan 1 porsi dan minum
air putih.
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,8oC
b. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak
odema, tidak pucat.
A : Assasment
P3A1 post partum normal 29 hari
P : Planning
Jam 15.00 – 15.20 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.13 Penatalaksanaan Kunjungan Nifas III
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
15.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil Ratih
pemeriksaan fisik, puerperium, tanda-tanda vital; TD :
120/80, N : 80x/menit, R : 20x/menit, T : 36,8oC, TFU
tidak teraba, lochea alba; ibu mengetahui keadaannya
saat ini.
15.05 Memberikan KIE tentang jenis-jenis metode kontrasepsi Ratih
yang tidak mengganggu produksi ASI seperti KB suntik
3 bulan, pil laktasi, IUD/AKDR, kondom, dan MAL;
ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
15.15 Menganjurkan ibu untuk mendiskusikan dengan suami Ratih
tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh
ibu; ibu mengerti dan akan mendiskusikan dengan
suami.
15.18 Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang Ratih
jika terdapat keluhan; ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang ke tenaga kesehatan.
15.20 Melakukan dokumentasi Ratih
Oleh : Ratih
S : Subjektif
Pola Fungsional
a. Nutrisi, bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal tiap 2 jam. Ibu juga tidak
memberikan makanan lain selain ASI
b. Eliminasi, bayi BAK (+), warna kuning jernih, konsistensi cair. BAB
(+), warna hijau kehitaman, konsistensi lunak.
c. Istirahat, bayi tidur sepanjang hari dan hanya bangun apabila haus dan
popoknya kotor.
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Tidur nyenyak
3) Tanda-tanda vital : Nadi : 140 x/menit
Pernapasan : 46 x/menit
Suhu : 36.5oC
4) Antropometri : Berat Badan : 3600 gram
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 34 cm
LILA : 12 cm
b. Pemeriksaan Fisik Neonatus
1) Kepala : Teraba fontanel mayor dan minor terbuka
2) Mata Simetris, tidak tampak kotoran dan perdarahan
93
A: Assesment
Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan usia 6 jam
P : Planning
Jam 16-00 – 16-30 dilaksanakan oleh mahasiswa (Ratih)
Tabel 4.14 Penatalaksanaan Kunjungan Neonatus I
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.00 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan pada Ratih
WITA bayinya yaitu N : 130x/menit, R : 42x/menit, T :
36,8 oC; Ibu mengetahui keadaan bayinya saat ini.
16.05 Memberikan KIE tentang memandikan bayi dan Ratih
WITA perawatan tali pusat; Ibu mengerti tentang
memandikan bayi dan perawatan tali pusat
bayinya.
16.10 Memberikan KIE tentang ASI ekslusif; Ibu dapat Ratih
WITA mengulangi kembali tentang pemberian ASI
ekslusif
16.15 Memberikan KIE tentang tanda bahaya bayi baru Ratih
lahir; Ibu mengerti tentang tanda bahaya bari baru
lahir.
16.20 Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi Hb0, Ratih
WITA imunisasi Hb0 pada bayi untuk mencegah
penyakit hepatitis B dan kerusakan hati;ibu
mengerti tentang imunisasi Hb0
16.25 Meminta persetujuan pada ibu untuk pemberian Ratih
imunisasi Hb0 pada bayinya, pemberiannya
sebanyak 0.5 ml secara IM dipaha bagian kanan;
ibu bersedia bayinya diberikan imunisasi Hb0
16.28 Mengingatkan ibu mengenai kunjungan ulang Ratih
WITA untuk memeriksakan keadaan bayinya.
16.30 Melakukan dokumentasi kebidanan Ratih
WITA
94
Catatan Perkembangan
Kunjungan II (3-7 hari)
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 08 Febuari 2020 / 16.00 WITA
Oleh : Ratih
S : Subjektif
a. Keluhan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
b. Pola Fungsional
1) Nutrisi, bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
bayinya. Ibu menyusui bayinya minimal tiap 2 jam. Ibu juga tidak
memberikan makanan lain selain ASI.
2) Eliminasi, bayi BAK 4-5 x/hari, warna kuning jernih, konsistensi
cair. BAB 2x/hari, warna kuning konsistensi lunak.
3) Istirahat, bayi tidur sepanjang hari dan hanya bangun apabila haus
dan popoknya kotor.
O : Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran Umum : Baik
2) Tanda Vital : Nadi : 136 x/menit
Pernapasan : 40 x/menit
Suhu : 36,2oC
3) Antopometri : Berat Badan : 3800 gram
Panjang badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 34 cm
LILA : 12 cm
95
Catatan Perkembangan
Kunjungan III
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 13 Februari 2020/ 16.00 WITA
Oleh : Ratih
96
S : Subjektif
a. Keluhan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
b. Riwayat Imunisasi
Bayi telah diberi imunisasi Hb0 pada tanggal 04 Februari 2020 oleh
mahasiswa (Ratih)
c. Pola Fungsional
1) Nutrisi, bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal tiap 2 jam. Ibu juga tidak
memberikan makanan lain selain ASI
2) Eliminasi, bayi BAK 4-6 x/hari, warna kuning jernih, konsistensi
cair, BAB 3-4 x/hari, warna kuning, konsistensi lunak
3) Istirahat, bayi tidur sepanjang hari dan hanya bangun apabila haus
dan popoknya kotor
O : Objektif
a. 1) Pemeriksaan Umum
2) Kesadaran : Tidur nyenyak
3) Keadaan umum : Baik
4) Tanda Vital : Nadi : 130x/menit
Pernapasan : 46x/menit
Suhu : 36,7oC
5) Antopometri : Berat Badan : 4200 gram
Panjang badan : 52 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 34 cm
LILA : 12 cm
b. Pemeriksaan Fisik Neonatus
1) Wajah : Tidak pucat, simetris
97
C. PEMBAHASAN
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan (Antenatal Care)
Pengumpulan Data pada studi kasus ini dilakukan dengan 2 data
yaitu Data primer dan skunder. Pengkajian ini dilakukn pada tanggal 22
Januari 2020 penulis melakukan pengkajian data di Klinik Umum &
Bersalin Ramlah Parjib 2 pada pukul 16.00 WITA. Usia klien saat hamil
ini adalah 30 tahun. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
ibu hamil yang memerlukan pengawasan tambahan yaitu diatas usia 30
tahun, maka usia klien saat ini tidak termasuk dalam kategori ibu hamil
yang memerlukan pengawasan tambahan. Dan juga ada beberapa
penyebab dilakukannya pengawasan tambahan pada ibu hamil yaitu yang
termasuk dalam 4 Terlalu; terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20
tahun), terlalu tua untuk hamil (lebih dari 35 tahun), terlalu sering hamil
(anak lebih dari 3), terlalu dekat atau rapat jarak kehamilannya (kurang
dari 2 tahun) (Kemenkes RI, 2016) dan saat dilakukan pengkajian, klien
tidak termasuk dalam 4 Terlalu dikarenakan klien hamil anak pertama saat
berusia 21 tahun, pada kehamilan kali ini klien tidak berusia lebih dari 35
tahun, jumlah anak klien tidak lebih dari 3, dan jarak kehamilan klien dari
anak pertama ke anak kedua lebih dari 4 tahun. Maka tidak terjadi masalah
pada usia klien saat hamil.
Klien telah melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
sebanyak 6 kali sebelum penulis melakukan kontrak dengan klien dan 2
kali saat penulis telah melakukan kontrak dengan klien. Kebijakan
pemerintah untuk kunjungan pemeriksaan kehamilan dalam penentuan
dan pengawasan kesejahteraan klien dan janin minimal 4 kali selama
kehamilan dalam waktu sebagai berikut : kehamilan trimester pertama 1
kali kunjungan, kehamilan trimester kedua 1 kali, dan kehamilan trimester
tiga sebanyak 2 kali kunjungan. Hal ini sejalan dengan kunjungan yang
klien lakukan, maka K4 terpenuhi.
99
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin (Sukarni, 2013). Teori ini sesuai dengan usia kehamilan klien
pada saat proses persalinan yaitu 39 minggu.
Tanda-tanda persalinan kala I yaitu terjadi his, keluarnya lendir disertai
keluarnya darah dari vagina, pengeluaran cairan, adan ya pembukaan serviks
yang berlangsung dari kontraksi yang adekuat dan terus menerus hingga
pembukaan lengkap (Sulistyawati, 2010). Yang terjadi pada klien saat proses
kala I sama dengan teori yang artinya tidak ada perbedaan antara teori dan
praktek dilahan.
Proses kala I pada multipara berlangsung 8 jam (Manuaba, 2010). Pada
proses persalinan klien pada kala I berjalan ± 6 jam, lalu penulis melakukan
tindakan yaitu meminta tolong kepada suami klien untuk menstimulasi
putting susu klien agar merangsang kontraksi. Kontraksi yang dirasakan klien
pukul 07.00 WITA, datang ke klinik pukul 00.00 WITA dilakukan
pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan yaitu pembukaan 7 cm.
Kemudian his semakin kuat dikarenakan portio yang semakin tipis dan lunak,
his yang adekuat sehingga terjadi penurunan kepala dan pada jam 03.50
didapatkan hasil dari pemeriksaan dalam yaitu pembukaan sudah lengkap dan
didapati tanda gejala kala II lalu ibu dipimpin untuk meneran hingga pukul
04.30 bayi lahir secara spontan.
Tanda dan gejala kala II persalinan yaitu klien merasakan adanya
dorongan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, adanya
peningkatan tekanan pada rektum dan seperti akan buang air besar, kemudian
perineum menonjol dan melebar dengan membukanya anus, serta
meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah dan terlihat bagian kepala
bayi melalui introitus vagina . Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala yang
dialami oleh klien yaitu pada jam 03.50 WITA dilakukan pemeriksaan dalam
yaitu pembukaan 10 cm, kontraksi 5 kali dalam 10 menit dengan durasi 50
detik, tampak perineum menonjol, anus membuka ada rasa ingin meneran dan
ingin buang air besar. Pada jam 03.55 WITA bayi klien lahir dengan APGAR
101
SCORE 7/8, pada proses ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan
kejadian di lahan bahwa diteori pada multipara proses persalinan kala II
berlangsung ± 30 menit-1 jam. 1 menit setelah bayi lahir dilakukan
pemberian oksitosin sebanyak 10 unit per IM di 1/3 kanan paha luar.
Kala III klien berlangsung dengan baik dan normal tanpa adanya
penyulit. Lama kala III berlangsung 15 menit. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa lahirnya plasenta berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dengan 2 jam
pertama post partum. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi.
Observasi yang harus dilakukan yaitu kesadaran klien, tekanan darah,
nadi, suhu, kontraksi uterus, kandung kemih dan jumlah perdarahan.
Observasi ini dilakukan pada 2 jam pertama setelah melahirkan. Perdarahan
dikatakan abnormal bila perdarahan melebihi 500 cc (Sukarni, 2013), tinggi
fundus uteri yaitu kurang lebih setinggi pusat sampai dengan 1 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus normal. Pemantauan pada klien berjalan normal, maka
didapatkan hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Dapat disimpulkan bahwa proses persalinan klien dari kala 1 sampai
dengan kala IV berjalan dengan baik dan normal.
C. Pembahasan Asuhan Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat
bawaan) yang berat (Marmi, 2014). Teori ini sesuai dengan bayi klien yang
lahir dengan usia kehamilan 39 minggu dengan berat lahir 3600 gram.
Bayi lahir pada pukul 04.30 WITA. Pada saat bayi lahir
penolong/penulis melakukan penilaian 0-30 detik dan apgar score yaitu
denyut jantung, usaha nafas, tonus otot, reflex dan warna kulit (Marmi,2014).
Didapatkan hasil Apgar score pada bayi yaitu 7/8 dan penilaian bayi
dikatakan normal.
Pemberian vitamin K pada bayi klien yaitu sebanyak 0,5 cc di bagian
paha luar secara IM, dan pemberian salep mata yang berguna untuk
mencegah konjungtivitis, karena pada bayi baru lahir konjungtivitis sering
102
terjadi terutama pada bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular
seksual seperti gonorrhea dan clamidiasis.
Pengukuran antropometri yaitu pada lingkar kepala 34 cm, lingkar perut
34 cm, lingkar dada 33, lingkar lengan 12 cm, panjang badan 48 cm, dan
berat badan 3600 gram, dan pemeriksaan refleks pada bayi yaitu :
1. Morro : Positif; bayi tampak terkejut oleh suara atau gerakan
2. Rooting : Positif; bayi menoleh kearah sentuhan dipipinya
3. Sucking : Positif; rangsangan puting susu pada langit-langit bayi
menimbulkan rekfelks mengisap atau berusaha untuk
menghisap benda yang disentuhkan
4. Swallowing : Positif; kumpulan ASI didalam mulut mengaktifkan
rekfleks menelan
5. Babinsky : Positif; jari-jari kaki bayi menekuk kebawah apabila ada
gesekan pada telapak kaki
6. Grasping : Positif; bila jari menyentuh telapak tangan bayi maka jari-
jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat
7. Blinking : Positif, kelopak mata bayi berkedip seketika apabila
menangkap cahaya atau apabila sekitar mata terkena
sentuhan
8. Tonic neck : Positif; apabila kepala bayi dihadapkan kesisi kanan atau
kiri terasa tekanan dari kepala bayi untuk melawan kearah
berlawanan
9. Stepping : Positif; bila jari menyentuh telapak tangan bayi maka jari-
jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat
Pada kunjungan III neonatus yaitu 29 hari (03 Februari 2020) setelah
kelahiran, keadaan umum baik, nadi, pernapasan serta suhu tubuh neonatus
dalam batas normal, berat badan neonatus meningkat lagi menjadi 4200 gram,
eliminasi baik, dan nutrisi terpenuhi dan diberikan imunisasi BCG.
Pada kunjungan I sampai kunjungan III neonatus dalam keadaan baik
dikarenakan penulis tidak menemukan masalah yang dialami oleh bayi klien
maka pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
F. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
(Sukarni, 2013).
Usia klien saat ini 35 tahun, penulis melakukan konseling saat
kunjungan III masa nifas pada tanggal 03 Maret 2020 tentang persiapan
penggunaan alat kontrasepsi setelah berakhirnya masa nifas dan penulis
memberi konseling tentang macam-macam alat kontrasepsi yang cocok untuk
ibu menyusui, penulis juga menyarankan klien untuk mendiskusikan dengan
suami dalam memilih alat kontrasepsi. Lalu pada tanggal 31 Maret 2020 klien
dan suami datang dan memberitahukan bahwa sudah memutuskan untuk
memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan setelah 6 bulan menyusui maka
penulis melakukan tindakan pemberian KB suntik 3 bulan setelah 6 bulan
menyusui atau bisa disebut juga KB Amenore Laktasi (MAL) pada klien.
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah salah satu kontrasepsi alami
yang menggunakan prinsip menyusui secara eksklusif selama 6 bulan penuh
tanpa tambahan makanan dan minuman apapun. Dengan penggunaan
kontrasepsi MAL maka kualitas dan kuantitas ASI ibu akan lebih optimal,
karena ASI sangatlah penting bagi pertumbuhan bayi, selain mendaptkan
kekebalan pasif ASI juga merupakan asupan gizi dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang optimal (Prasetyono,2012).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi
hormon progesteron yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodik
(1 bulan sekali atau 3 bulan sekali). Keuntungan menggunakan KB suntik
106
adalah praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
Tidak membatasi usia dan obat KB suntik yang 3 bulan sekali tidak
mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui (Sukarni, 2013). Maka
pada pemilihan alat kontrasepsi yang klien pilih sesuai dengan keadaan klien
dan tidak terjadi kesenjangan terhadap teori dikarenakan kontrasepsi yang
dipilih sudah tepat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya asuhan kebidanan yang
diberikan bidan terhadap ibu dari masa kehamilan hingga masa dimana ibu
harus menggunakan pelayanan kontrasepsi setelah melahirkan sebagai deteksi
dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi sehingga dapat dihindari sedini
mungkin.
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 usia
kehamilan 39 minggu di Klinik Umum & Bersalin Ramlah Pajib 2 telah
dilakukan pemeriksaan dengan pola pikir manajemen kebidanan dengan
menggunakan pendokumentasi 7 langkah VARNEY.
2. Asuhan Kebidanan Persalinan Ny.S G4P2A1 pava persalinan dengan usia
kehmilan 39 minggu di Klinik Umum & Bersalin Ramlah Parjib 2 telah
dilakukan pemeriksaan dengn pola pikir mnajemen kebidanan dengan
menggunakan pendokumentsian SOAP.
3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By.Ny.S di Kinik Umum &
Bersalin Ramlah Parjib 2 telah dilakukan pemeriksan dengan
menggunakan pendokumentasian SOAP.
4. Asuhan Kebidanan Nifas Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 telah dilakukan
pemeriksaan pada masa kunjungan ke 1 sampai 3 dengan menggunakan
pola pikir manajemen kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian
SOAP.
5. Asuhan Kebidanan Pada By.Ny.S telah dilakukan pemeriksaan pada masa
kunjungan 1 sampai 3 dengan menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP.
6. Asuhan Kebidanan Kontrasepsi pada Ny.S usia 30 tahun G4P2A1 telah
dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP.
109
110
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai standar profesi
kebidanan dan dapat mengatasi kesenjangan yang timbul antara teori yang
didapat diperkuliahan dengan praktik dilahan serta dapat mengaplikasikan
teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan yang terbaru.
2. Bagi Klien
Agar klien dapat menambah informasi seputar kehamilan sampai
dengan kontrasepsi, dan juga agar klien bisa membagikan informasi
kepada keluarga atau kerabat tentang pelayanan yang klien dapat di
Klinik tempat klien bersalin.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar Institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa
menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan dengan mempraktikkan
dan menerapkannya pada pasien atau klien secara langsung.
4. Bagi Lahan Praktek
Agar Klinik lebih meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi dalam
pemberian pelayanan kesehatan
111