Anda di halaman 1dari 150

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu

keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu

keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan

kematian. OIeh karena itu, kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

harus ditangani oleh petugas kesehatan yang berwenang demi kesehatan dan

keselamatan ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2010).

Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data

World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun

2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah

kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di

negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di

negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di

negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara maju

hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015).

Setiap menit diseluruh dunia, 380 wanita mengalami kehamilan, 190

wanita menghadapi kehamilan tidak diinginkan, 110 wanita mengalami

komplikasi terkait kehamilan, 40 wanita mengalami aborsi yang tidak aman

dan 1 wanita meninggal. Indikator yang umum di gunakan dalam kematian ibu

1
2

adalah angka kematian ibu ( AKI ). Secara global 80% kematian ibu tergolong

pada kematian ibu langsung. Pola penyebab langsung dimana-mana sama,

yaitu perdarahan ( 25%, biasanya perdarahan pasca persalinan), sepsis (15%),

hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak

aman (13%), dan sebab-sebab lain (8%), (Prawirohardjo, 2010).

Menurut Word Health Organization (WHO) terdapat sebesar 126

kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah total kematian ibu

diperkirakan sebesar 6400 pada tahun 2015 . Perempuan yang meninggal

(28%) disebabkan oleh perdarahan, eklamsia (12%), abortus (13%), sepsis

(15%), partus lama (8%) dan hiperemesis gravidarum (2%). Sedangkan Data

AKB menurut World Health Organization (WHO) ialah sebesar 32 per 1.000

kelahiran hidup untuk tahun 2014 (WHO 2015 diakses, 04 agustus 2021).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 adalah 305 per 100.000

kelahiran hidup. Angka tersebut tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN

lainnya seperti Malaysia 39/100.000 kelahiran hidup, dan Vietnam 55/100.000

kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di

Indonesia untuk periode tahun 2011-2014, adalah sebesar 305. Artinya terdapat

305 kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42

hari setelah melahirkan pada periode tersebut per 100.000 kelahiran hidup

(Badan Pusat Statistik, 2015). (Depkes RI 2014 diakses, 04 agustus 2021).

Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per

100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015

berkisar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Target AKB di Indonesia pada tahun
3

2015 adalah 23 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu

(AKI) Sumatera Barat sebesar 258 per 100.000 kelahiran hidup.

AKI Provinsi Sumatera Barat sebesar 212/100.000 kelahiran

hidup. Jika dilihat perkembangannya angka ini sudah mengalami penurunan,

namun angka tersebut masih jauh di bawah target Millenium Development

Goals (MDGs) yang harus dicapai pada tahun 2015 yaitu menjadi 102/100.000

Kelahiran Hidup.

Dalam pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs), target

penurunan AKI masuk kedalam tujuan ke tiga yaitu “Ensure healthy lives and

promote well-being for all at all ages”. Target pertama yang disebut dalam

tujuan ketiga ini bahwa pada tahun 2030, target penurunan AKI secara global

adalah 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Dalam tujuan ketiga juga

dicanangkan bahwa pada tahun 2030 memastikan akses menyeluruh pada

pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual, termasuk program keluarga

berencana, informasi dan pendidikan serta pengintegrasian kesehatan

reproduksi dalam program dan strategi nasional setian Negara (Depkes RI 2014

diakses, 04 Juli 2016).

Tercatat angka kematian ibu (AKI atau MMR) DI Kabupaten Agam pada

tahun 2017 meningat dari 133,53 menjadi 167,4 per 100.000 kelahiran hidup,

atau 12 orang ibu melahirkan meninggal dunia (Profil Dinkes Agam).

Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu salah satunya melalui

program pelayanan antenatal terpadu atau Antenatal Care (ANC). Antenatal

terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang

diberikan kepada semua ibu hamil. Setiap kehamilan dalam perkembangannya


4

mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi, oleh karena itu

pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin, terpadu, dan sesuai standar

pelayanan antenatal yang berkualitas (Kemenkes RI, 2010)

Menurut World Health Organization (WHO, 2017) menunjukkan bahwa

angka kematian bayi (AKB) turun dalam tahun-tahun terakhir. Pada tahun

2017 Angka Kematian Bayi sebanyak 29 kematian per 1000 kelahiran hidup.

Angaka kematian bayi menurut WHO (World Health Organization)

pada negara ASEAN (Association of South East Asia Nations) seperti di

Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup, Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup,

Thailan 17 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup,

dan Indonesia 27 per 1000 kelahiran hidup.

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2017).

Menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) turun. Pada tahun 2017

Angka Kematian Bayi sebanyak 24 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut

mengalami penurunan dibanding hasil SDKI tahun 2012, yaitu sebanyak 32 per

1000 kelahiran hidup. Menurut Permenkes RI dalam program SDGs bahwa

target sistem kesehatan nasional yaitu pada goals ke 3 menerangkan bahwa

pada 2030 seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Bayi

setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran hidup (Permenkes RI, 2015).

Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Sumatera Barat Profil

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 dibandingkan Provinsi lain di

Indonesia sudah memperlihatkan penurunan yang cukup bermakna meskipun

secara target Provinsi hanya mencapai 66%. AKB di Sumatera Barat turun

47/1000 KH pada tahun 2007 menjadi 27/1000 KH pada tahun 2012.


5

Angka Kematian Bayi usia 0-11 bulan (AKB-IMR) dari 8,4 naik menjadi

9,6 per 1.000 kelahiran hidup, atau sebanyak 69 bayi meninggal dunia pada

tahun 2017 (Profil Dinkes Kab. Agam)

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal

merupakan periode yang paling kritis. Penelitian telah menunjukan bahwa

lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan

pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir

sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat

seumur hidup, bahkan kematian (Prawirohardjo, 2009).

Dengan melihat dari data-data AKI dan AKB yang semakin meningkat

maka penurunan AKI dan AKB perlu mendapat perhatian yang khusus,

sehingga diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan

ibu, khususnya didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan dengan

cara meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan

mampu mencegah masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan

peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana

lainnya.

Oleh karena itu, penulis ingin meningkatkan pelayanan dalam bidang

kesehatan dengan cara berprilaku sesuai dengan Antenatal Care (ANC),

Asuhan Persalinan Normal (APN),Nifas dan Bayi Baru Lahir atau sesuai

prosedur, dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.

“D“ yang meliputi asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari

mulai hamil, bersalin dan nifas sampai bayi baru lahir.


6

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah pelaksanaan kasus komprehensif, diharapkan penulis dapat

lebih dalam menerapkan asuhan kebidanan secara menyeluruh dan

bermutu tinggi, meliputi asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas

dan bayi baru lahir dengan menggunakan kerangka berpikir 7 langkah

varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memperoleh dan melakukan pengkajian data dasar pada ibu

hamil trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB pada Ny. “A”

b. Mampu melaksanakan interprestasi data ibu hamil trimester III,

bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB pada Ny. “A”

c. Mampu melaksanakan identifikasi diagnosis atau masalah potensial ibu

hamil trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB pada Ny. “A”

d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan masalah yang memerlukan

tindakan segera ibu hamil trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir

dan KB pada Ny. “A”

e. Mampu merencanakan asuhan yang telah dibuat untuk ibu hamil

trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB pada Ny. “A”

f. Mampu melaksanakan pelaksanaan rencana asuhan yang telah dibuat

untuk ibu hamil trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB

pada Ny. “A”

g. Mampu dan melakukan evaluasi terhadap yang diberikan kepada ibu

hamil trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB pada Ny. “A”
7

h. Mampu mendokumentasikan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil

trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB dengan

menggunakan kerangka 7 langkah varney.

C. MANFAAT

1. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan mahasiswa terhadap teori dan praktek dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru

lahir dan KB serta menambah kemampuan mahasiswa dan

mendokumentasikan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir

dan KB.

2. Bagi Ny. “A”

Menambah pengetahuan dan keterampilan Ny. “A” tentang

kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB serta mampu

mengetahui masalah dan kebutuhan serta cara mengatasinya.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi kepustakaan dan hasil yang diperoleh

dapat digunakan sebagai bahan pelaporan komprehensif selanjutnya.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Meningkatkan kinerja bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan

yang komprehensif meliputi ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

KB.
8

D. RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup dari laporan kasus komprehensif ini meliputi

asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan KB

yang diberikan pada Ny. “A” di BPM Fifi Yanti Z, S.Tr.Keb dimulai pada

tanggal 11 Juli 2021 sampai 29 Juli 2021 dengan menerapkan

pendokumentasian asuhan kebidanan dengan metode 7 langkah varney.


9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KONSEP KEHAMILAN

1. Pengertian Kehamilan

Pengertian kehamilanKehamilan merupakan suatu masa transisi antara

kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan

dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni K,2013). Menurut

Manuaba (2010), kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterimulai dari sejak konsepsi dan berakhir pada saat awal permulaan

persalinan.

Masalah kehamilan pada trimester I antara lain : mual dan muntah,

mengidam, kelelahan, keputihan, dan keringat bertambah. Pada trimester

kedua masalahnya yakni : striae gravidarum, hemoroid, keputihan, sembelit,

kram pada kaki, sesak nafas, nyeri ligamentum rotundum, perut panas, perut

kembung, pusing, sakit kepala, sakit punggung atas dan bawah. Dan

sedangkan masalah pada trimester III hamper sama dengan masalah yang

dialami trimester kedua (Sari, 2015).

2. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Sofian (2013), secara klinis tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi

tiga katagori, yaitu sebagai berikut :

a. Tanda –tanda presumptive

1) Amenorea, yaitu wanita yang tidak mendapatkan haid karena ini

merupakan salah satu bukti dini kehamilan


10

2) Mual dan muntah (Morning sickness), dimana gejala ini sering

muncul pada pagi hari sebagai respons awal tubuh terhadap

tingginya kadar progesterone

3) Mengidam (Ingin makanan khusus), dimana ibu hamil akan meminta

makanan atau minuman tertentu yang mereka inginkan terutama

pada bulan triwulan pertama. Mereka jugatidak tahan terhadap bau-

bauan

4) Tidak ada selera makan, dimana nafsu makan ibu hamil menurun,

kejadian ini berlangsung pada triwulan pertama

5) Quickening, yaitu persepsi gerakan janin untuk pertama kalinya

yang dapat disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu

6) Keluhan kencing (BAK), wanita hamil akan mengalami frekuensi

kencing yang bertambah dan sering kencing malam, hal ini

disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang

membesar

7) Konstipasi, terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh

pengaruh hormon steroid

8) Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada dahi,

punggung hidung, dan kulit daerah tulang pipi

9) Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara

mensekresi kolostrum bisanya setelah kehamilan enam minggu1

10) Pemekaran vena-vena, biasanya terjadi pada kaki, betis, dan vulva,

hal ini dijumpai pada triwulan akhir.


11

3. Tanda-tanda Mungkin Hamil

Tanda-tanda memungkinkan hamil :

a. Perut membesar

b. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan

konsistensi Rahim

c. Tanda hegar, ditemukannya serviks dan isthmus yang lunak pada saat

pemeriksaan di usia kehamilan 4-6 minggu

d. Tanda chadwick, yaitu suatu perubahan awal yang dapat terlihat pada

perubahan warna mukosa vagina menjadi kebiruan. Tanda tersebut

timbul karena akibat dari pelebaran vena karena meningkatnya kadar

estrogen

e. Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang

f. Reaksi kehamilan positif

g. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan, dan diraba pada bagian-

bagian janin

2) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop

laenec atau denganstetoskop ultrasonic (dopller)

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

4) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk

mendeteksi adanya hCG dalam urin.


12

4. Masalah dalam kehamilan

1. Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi kehamilan yang

ditandai dengan mual dan muntah secara terus menerus yang dapat

menyebabkan penurunan berat badan lebih dari 5% dari berat badan

sebelum hamil, dehidrasi, asidosis metabolic akibat kelapara, alkalosis

akibat kehiilangan asam klorida, dan hypokalemia (Nurbaity, 2019).

Hiperemesis gravidarum dapat dipengaruhi oleh faktor hormonal,

faktor psikologis, faktor emosional, faktor paritas, faktor nutrisi dan

faktor alergi. Maslah psikologis dapat berupa kehamilan yang tidak

diinginkan, beban kerja atau finansial, kecemasan, konflik, dan

ketidaknyamanan fisik (Rofi'ah, 2019).

Sekitar 50-60% kehamilan disertai mual muntah dari 360 wanita

hamil, 20% diantaranya mengalami mual muntah di pagi hari dan

sekitar 80% mual dan muntah sepanjang hari, kondisi ini biasanya

bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 10 minggu.

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan sehingga dapat memicu terjadinya

hiperemesis gravidarum (Fauziyah, 2012).

Menurut WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah

bidang kesehatan, mengatakan bahwa hyperemesis gravidarum terjadi

di seluruh dunia, diantaranya negara-negara di benua Amerika dengan

angka kejadian yang beragam. Sementara itu, angka kejadian


13

hyperemesis gravidarum di Indonesia mulai dari 1% sampai 3% dari

seluruh kehamilan (Maulana, 2012)

Salah satu ketidaknyamanan yang lainnya sering dialami adalah

nyeri punggung terutama nyeri punggung bagian bawah (nyeri

pinggang) yang tidak hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat

dialami sepanjang masa-masa kehamilan hingga periode pasca natal

(Lichayati, 2013).

2. Nyeri pinggang

Menurut Thomas W Hanlon (Mirnawati, 2010), biasanya gejala-

gejala nyeri pinggang yang timbul selama kehamilan adalah nyeri yang

sifatnya menjalar mulai dari pinggang, paha sampai kaki.

Menurut Ari dalam Mirnawati (2010), pembesaran uterus

menimbulkan sakit pinggang bagian bawah. Hal ini karena rahim

menekan dua saraf sciatic yang berada di punggung bagian bawah

hingga kaki, tekanan ini menyebabkan sciatica. Ibu hamil akan merasa

kesemutan atau gatal disekitar pantat, pinggul atau paha. Ketika bayi

mengubah posisi mendekati waktu kehamilan, nyeri pinggul semakin

berkurang.

Menurut Thomas W Hanlon (Mirnawati, 2010), lordosis atau

tulang pinggang melengkung biasanya terjadi pada masa kehamilan

karena adanya pergeseran pada pusat keseimbangan badan yang

bergerak maju searah dengan tulang belakang dan karena beban rahim

diatas daerah pelvis menyebabkan pelvis bergeser kedepan sehingga

pinggang menjadi semakin melengkung akibatnya bahu sering melurut


14

kedepan untuk mengimbanginya. Keadaan ini dapat menyebabkan sakit

pinggang dan kejang otot. Adapun factor penyebabnya adalah :

a. Umur Ibu

Umur ibu berpengaruh dalam suatu persalinan dalam masa

reproduksi sehat dianjurkan agar umur seorang ibu melahirkan

antara umur 20 - 30 tahun. Jika umur seorang wanita < dari 20

tahun merupakan resiko tinggi karena alat-alat reproduksi belum

siap untuk menerima hasil konsepsi sehingga keluhan-keluhan

kemungkinan lebih besar terjadi, jika umur wanita > dari 30 tahun

juga beresiko karena alat reproduksi mulai mengalami kemunduran

b. Paritas

Status paritas yang tinggi dan jumlah anak yang lebih dari 3 orang

dapat mempengaruhi status kesehatan ibu. Hal ini diterangkan

bahwa setiap kehamilan yang disertai persalinan akan

menyebabkan kelainan pada uterus, dalam hal ini terjadi kerusakan

pada pembuluh darah dinding uterus yang mempengaruhi sirkulasi

nutrisi kejanin.

c. Interval atau jarak kehamilan

Mengatur jarak kehamilan membantu melindungi kesehatan anak,

seorang bayi lahir setelah 2 tahun dari kehamilan pertama,

cenderung lebih bertahan dari seorang bayi yang dikandung lebih

dini. Lamanya seorang ibu membutuhkan waktu 2-4 tahun jarak

kehamilan agar dapat pulih secara fisiologis dari suatu kehamilan

atau persalinan berikutnya (Mirnawati, 2010).


15

Untuk mengurangi nyeri pinggang kepada para ibu yang sedang

mengandung, maka dilakukan beberapa cara :

1) Selalu membiasakan diri sejak kehamilan muda untuk

berpostur dan bersikap sehat, yaitu sebelum rahim setinggi

pusat, biasakan bersikap tegak jangan bungkuk, bahu ditarik ke

belakang dan bawah serta hindari alas kaki bertumit tinggi.

2) Pilihlah posisi yang nyaman saat duduk atau sedang berdiri,

bila sedang duduk angkat sedikit kaki dan jangan

menyilangkan kaki. Cobalah untuk selalu mengubah posisi.

3) Hindari mengangkat beban berat, bila sedang mengangkat

sesuatu cobalah untuk berdiri perlahan menggunakan

penyangga lutut.

4) Cobalah menggunakan bahan penghangat untuk mengurangi

nyeri belakang (pinggang), seperti handuk atau kain yang

sudah direndam air hangat, pijat atau urut pinggang dengan

minyak penghangat.

5) Selalu menjaga kebugaran tubuh dengan aktivitas olahraga

teratur, seperti misalnya berenang sangat dianjurkan dalam hal

ini (Mirnawati, 2010).

Selain itu, untuk mengatasi nyeri pinggang ibu hamil, perlu

dilakukan beberapa technik latihan, sebagai berikut :

1. Persiapan latihan

a) Pakaian pasien sebaiknya menggunakan pakaian latihan.

b) Posisi pasien diatur sedemikian rupa dengan rileks.


16

2. Sebelum melakukan latihan perlu dilakukan gerakan-gerakan

kecil pemanasan pada pinggang dan tungkai secara pelan dan

lembut.

3. Pelaksanaan Latihan ini dilakukan 5 sampai dengan 7 detik

dan diulang 10 kali setiap session latihan. Namun harus juga

diperhatikan kemampuan dan daya tahan pasien apabila pasien

merasa lelah maka harus di istirahatkan.

4. Tujuan latihan ini adalah:

a. Untuk mengurangi rasa nyeri pada pinggang bawah

b. Merileksasikan otot-otot belakang pinggang

c. Memelihara jarak gerak sendi pelvic dan lumbosacral

d. Memperkuat otot-otot perut dan dasar panggul dalam

membantu proses pendorongan bayi keluar.

1) Latihan 1

Duduklah bersila pada lantai, punggung dilemaskan.

Lakukanlah sikap duduk seperti ini sebanyak mungkin.

Posisi ini akan membantu memperkuat otot-otot paha.

Bila merasa lelah setelah duduk seperti ini, rentangkan

kedua tungkai sebentar, lalu goyang-goyangkan dan

kembali bersikap bersila.

2) Latihan 2

Duduklah dilantai dan rapatkan kedua telapak kaki

anda satu sama lain, kemudian tariklah kaki / tumit

sedekat mungkin dengan badan anda. Letakkan tangan


17

pada masing-masing paha dan lakukanlah penekanan

secara perlahan-lahan. Akan terasa otot-otot disebelah

dalam paha tertarik.

3) Latihan 3

Berbaring telentang, kedua lengan berada disisi tubuh.

Lakukan pernapasan bersih dalam-dalam. Kini

angkatlah tungkai kanan perlahan-lahan, rapatkanlah

jari-jari kaki anda, dan bernapas perlahan-lahan lewat

hidung. Perhatikan agar kedua lutut tetap lurus, lalu

bengkokkan kaki, turunkan tungkai perlahan-lahan dan

bersamaan gerakan ini hembuskan napas lewat mulut

dan bibir. Ulangi latihan ini pada tuungkai yang kiri.

Perhatikan agar gerak pernapasan selaras dengan

gerakan mengangkat dan menurunkan tungkai.

Rapatkan jari-jari kaki pada saat tungkai diangkat dan

bengkokkan kaki pada saat diturunkan. Jagalah agar

kedua tungkai selalu dalam sikap lurus.

4) Latihan 4

Berbaring telentang, rentangkan kedua lengan tegak

lurus terhadap badan. Lakukanlah pernapasan bersih

dalam-dalam. Kemudian angkat tungkai kanan,rapatkan

jari-jari kaki dan tarik napas lewat hidung. Lanjutkan

prosedur ini dengan membengkokkan kaki anda,dan

turunkan tungkai kesebelah kanan sementara


18

menghembuskan napas keluar lewat mulut. Rentangkan

tungkai sedapat mungkin mendekati lengan yang

telentang. Kemudian rapatkan jari-jari kaki, tarik napas

lewat hidung dan angkatlah tungkai, bengkokkan kaki

dan turunkan tungkai kelantai sementara

menghembuskan napas keluar lewat mulut. Ulangi

proses ini pada tungkai kiri. Perhatikan agar bagian

panggul yang berlawanan dengan tungkai yang

digerekkan tetap datar dan menempel pada lantai.

5) Latihan 5

Berbaring telentang dan tekuk kedua lutut sehingga

telapak kaki melekat rapat pada lantai. Rapatkan

punggung termasuk kedua belah bahu pada lantai.

Bersamaan dengan itu, tariklah oto-otot perut sebelah

bawah dan biarkan pantat anda sedikit terangkat dari

lantai, kemudian lepaskan. Latihan ini harus dilakukan

dengan pernapasan yang teratur, mulailah menarik

napas, lalu hembuskan keluar perlahan-lahan lewat

mulut. Sementara menghembusskan napas rapatkanlah

punggung pada lantai, tegangkan oto-otot perut,tarik

napas ketika melemaskan punggung dan perut

(Mirnawati, 2010).
19

B. KONSEP PERSALINAN

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah

cukup berada dalam Rahim ibunnya, dengan disuse oeh keuarganya

plasentadan seaput janin dari tubuh ibu. (Yuni, 2018). Menurut Margareth

ZH (2013) persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah

proses pengeuaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin.

2. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

a. Penurunan kadar progesterone

Progesteron menimbulkan relaksasi otot–otot rahim sebaliknya

esterogen meningkatkan kontraksi otot rahim.

b. Teori Oksitosin

Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu

timbul kontraksi otot-otot rahim.

c. Ketegangan otot- otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya

tegang oleh karena isinya bertambah maka terjdi kontraksi untuk

mengeluarkan yang ada di dalamnya. Demikian pula dengan rahim,

maka dengan majunya kehamilan atau bertambahnya ukuran perut

semakin teregang pula otot-otot rahim dan akan menjadi semakin

rentang.
20

d. Pengaruh Janin

Hipofise dan kelenjar-kelenjar suprarrenal janin rupa-rupanya juga

memegang peranan karena anencephalus kehamilan sering lebih lama

dari biasanya.

3. Tahapan-Tahapan Persalinan

a. Persalinan kala I

1) Kala I

Kala I atau kala pembukaan berlangsung dari dari pembukaan nol

(0 cm) sampai pembukaan lengkap (10cm).

Kala I (pembukaan) dibagi menjadi dua fase, yakni:

a) Fase laten

(1) Pembukaan servik berlangsung lambat

(2) Pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm

(3) Berlangsung dalam 7-8

b) Fase aktif

Berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi tiga subfase.

(1) Periode akselerasi: Berlangsung 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm.

(2) Periode dilaktasi maksimal (steady): selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

(3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2

jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap (Nurul,

2017).
21

b. Persalinan Kala II

Kala II persalinan adalah proses penegluaran buah kehamilan

sebagai hasil pengenalan dan penatalaksanaan kala pembukaan,

batasan Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10

cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, kala II juga disebut sebagai

pengeluaran bayi (Depkes RI, hlm 79. Annisa UI, 2017).

1) Gejala kala II

a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan

durasi 50 sampai 100 detik.

b) Menjelan akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c) Ketuban pecah pada pembukaan merupakan pendeteksi

lengkap diikuti keinginan mengejan karena fleksus

frankenhauser tekanan.

d) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala

bayi sehingga kepala bayi membuka pintu, subocciput

bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir dari dahi,

muka, daguyang melewati perineum.

e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar,

yaitu penyesuaian kepala pada punggung.

f) Setelah putar paksi luar berlangsung maka persalinan bayi

ditolong dengan jalan:

(1) Kepala dipegang pada ocsiput dan di bawa dagu, ditarik

curam ke bawah untuk melahirkan bahu belakang.


22

(2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak diikat untuk mela hirkan

sisa badan bayi.

(3) Bayi kemudian lahir diikuti oleh air ketuban (Annisa UI,

2017).

2) Asuhan Sayang Ibu Pada Kala II

Persalinan dan kelairan merupakan suatu peristiwa yang

normal, tanpa disadari dan mau tdak mau harus berlangsung.

Untuk membantu ibu agar tetap tenang sebaliknya, peranan bidan

adalah untuk mendukung ibu dalam pemilihan tehnik pernapasan

apapun yang dipilihnya. Bila ada anggota keluarga yang hadir

untuk melayani sebagai pendamping ibu, maka bidan bisa

menawarkan dukungan pada orang yang mendukung ibu tersebut.

Asuhan sayang ibu pada kala II diantaranya :

a) Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarga selama

proses persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan

persalinan dari suami, orng tua dan kerabat yang disukai ibu

sangt diperlukan dalam menjalani proses persalinan.

b) Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya

membantu ibu berganti posisi, melakukan rangsangan taktil,

memberikan makanan dan minuman, teman bicara, dan

memberikan dukungan dan semangat selama persalinan.

c) Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan

semangat kepada ibu dan anggota keuarganya dengan

menjelaskan tahapan kemajuan persalinan.


23

d) Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala II

persalinan. Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan bila

diperlukan.

e) Bantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran.

f) Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk meneran

apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran.

Jangan menganjurkan untuk meneran panjang dan menahan

nafas. Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.

g) Anjurkan ibu untuk tetap minum selama kala II persalinan.

h) Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala II

persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tentramkan

hatinya selama proses persalinan berlangsung. Dukungan dan

perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu

kelancaran proses persalinan dankelahira bayi. Beri

penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap

kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan

yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya

dan hasil pemeriksaan yang dilakukan (misalnya tekanan

darah, denyut jantung bayi, periksa dalam). (Johariyah,

2012).
24

3) Gejala dan Tanda Persalinan Kala II adalah sebagai berikut.

a) Ibu merasakan meneran seiring dengan bertambahnya

kontraksi. Rasa ingin meneran disebabkan oleh tekanan

kepala janin pada vagina dan rectum, serta tekanan oleh

uterus yang berkontraksi lebih kuat dan lebih sering.

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekananpada rectum

dan/atau vaginanya. Tekanan di rectum dan vagina

disebabkan oleh dorongan uterus dan turunya kepala ke dasar

panggul.

c) Perineum menonjol yang disebabkan oleh penurunan kepala

janin sebagai akibat dari kontraksi yang semakin sering.

d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka. Membukanya

vulva-vagina dan sfinter ani terjadi akibat adanya tahanan

kepala janin pada perineum.

e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Lendir

bercampur darah ini merupakan lendir yang berasal dari jalan

lahir akibat turunnya kepala ke dasar panggul. (Rohani,

2011).

c. Persalinan Kala III

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit.

Melalui kelahiran bayi, plasenta sudah mulai terlepas pada lapisan

Nitabisch karena sifat retraksi otot rahim. Dimulai segera setelah bayi

lahir sampai plasenta lahir, yang berlangsung tidak lebih dari 30

menit, jika lebih maka harus diberi penanganan lebih atau dirujuk.
25

Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan

tanda-tanda:

1) Uterus mejadi bundar.

2) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim.

3) Tali pusat bertambah panjang.

4) Terjadi pendarahan.

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara

crede pada fundus uteri. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15

menit setelah bayi lahir. (Annisa UI, 2017).

d. Persalinan Kala IV

Dimulai dari lahir plasenta sampai dua jam pertama postpartum

untuk mengamati keaadaan ibu terutama terhadap pendarahan

postpartum.

Observasi yang dilakukan pada kala IV meliputi:

1) Evaluasi uterus

2) Pemeriksaan dan evaluasi serviks, vagina, dan perineum

3) Pemeriksaan dan evaluasi plasenta, selaput, dan tali pusat

4) Penjahitan kembali episiotomy dan laserasi (jika ada)

5) Peamantauan dan evaluasi lanjut tanda vital, kontraksi uterus,

lokea, perdarahan, kandung kemih. (Nurul, 2017).


26

4. Mekanisme persalinan normal

Perubahan-perubahan posisi kepala janin terhadap segmen panggul

inilah disebut dengan “mekanisme persalinan”. Gerakan-gerakan kardinal

pada persalinan :

1) Penurunan

Turunnya kepala dapat dibagi dalam :

a) Masuknya kepala pada PAP

Masuknya kepaladalam PAP pada primipara terjadi pada bulan

terakir dari kehamilan (36-37 minggu) tetapi pada multipara

biasanya terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala

melintasi PAP dapat terjadi dalam keadaan :

(1) Sinklitismus Adalah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus

dengan bidang PAP.

(2) Ansinklitismus Adalah bila arah sumbu kepala janin miring

dengan bidang PAP.

(a) Asinklitismus anterior (Naegele) adalah apabila sumbu

kepala membuat sudut lancip ke depan dengan PAP atau

sutura segitalis mendekati sympisis

(b) Asinklitismus posterior (Litzman) adalah apabila sumbu

kepala membuat sudut kanan kebelakang dengan PAP atas

sutura sagitalis mendekati promotorium.


27

2) Majunya kepala

Pada multipara masuknya kepala dalam rongga panggul majunya

kepala terjadi bersamaan dengan gerakan lain seperti : fleksi, putaran

paksi dalm dan ekstensi.

a) Fleksi

Begitu penurunan menemukan tahapan dari pinggir PAP, servik,

dinding panggul/dasar panggul, maka akan terjadilah fleksi

sehingga UUK jelas lebih rendah dari UUB.

Keuntungan dari bertambahnya fleksi : ukuran kepala yang lebih

kecil melalui jalan lahir, yaitu : Diameter suboccipito bregmatica

(9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm).

b) Putar paksi dalam (Rotasi internal)

Putaran paksi dalam adalah gerakan permutaran kepala dengan

suatu cara yang secara perlahan menggerakan oksiput dari posisi

asalnya ke anterior menuju simpisis pubis atau ukuran sering

keposterior menuju lubang sacrum. Putaran paksi dalam tidak

dapat terjadi sendiri, teapi selalu bersamaan dengan majunya

kepala. Putaran paksi dalam terjadi setelah kepala sampai di

Hodge III atau setelah kepala sampai didasar panggul. Sebab-

sebab putaran paksi dalam :

(1) ada sikap feksibagian beakang kepala merupakan bagian

terendah dari kepala


28

(2) Bagian teredahdari kepala mencari tahanan yang paling

sedikit terhadap sebelah depan atas dimana terhadap hiatus

genitalis anatara musculusevatorani kiri dan kanan

(3) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter

anterior posterior.

c) Ekstensi

Setelah putaran paksi seesai dan kepala yang teah fleksi penuh

sampai di dalam panggul (vulva), terjadi ekstensi atau defeksi

dari kepala. Sehingga dasar oksiput langsung menempel pada

margo interior sipisis pubis. Hal ini terjadi karena pintu keluar

vuva mengalami keatas dan kedepan.ekstensiharus terjadi

sebelum kepala melewati vulva.

Dengan bertambahnya distensi perineum dan muara vagina,

bagian oksiput yang terlihat semakin banyakdan terjadi secara

perlahan. Kepala dilahirkan dengan ekstensi lebih lanjut (sub

oksiput sebagai hipomochlion/pusat pemutaran) maka lahirlah

berturut-turut UUB, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu

dengan gerakan ekstensi.

d) Putar paksi luar (Rotasi eksternal)

Disebut juga putaran restitusi atau putaran balasan. Setelah

kepala lahir maka kepala memutar kembali kearah punggung

anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi pada

rotasi dalam. Kalau oksiput pada awalnya mengarah ke kiri,

bagian ini berotasi kearah tuberositas ischium kiri. Kembalinya


29

kepala ke posisi oblique (restitusi) diikuti dengan rotasi badan

janin, yang bekerja membawa diameter biakromialnya berhimpit

dengan diameter antero posterior PBP. Jadi satu bahu ada

dianterior dibelakang simphisis dan yang lainya posterior.

e) Ekspulsi

Segera seteah rotasi luarbahu depan keihatan dibawah simpisis

dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang.

Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan

anak lahir searah dengan paksi jalan lahir (Johariah, 2012).

5. Menolong persalinan sesuai APN

Pada persalinan normal, seorang penolong persalinan baik bidan atau

tenaga medis lainnya perlu melakukan tindakan pertolongan sebagai

berikut.

1) Menuver tanggan dan langkah dalam melahirkan

2) Periksa tali pusat pada leher

3) Melahirkan bahu

4) Melahirkan sisa tubuh bayi

5) Mengeringkan dan merangsang bayi

6) Memotong tali pusat. (Yuni, 2018).


30

6. Penatalaksanaan Kala II

Setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk mengatur pernapasan ibu

dan beristirahat diantara kontraksi dan berikan posisi yang nyaman bagi

ibu. Pantau kondisi janin, bila ingin meneran tetapi pembukaan belum

lenkap, anjurkan bernapas cepat atau biasa. Jangan lupa mengatur posisi

kenyamanan, upayakan tidak meneran sehingga pembukaan lengkap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan bidan adalah apabila pembukaan

sudah lengkap tetap pantau pernapasan ibu tidak dianjurkan untuk

meneran.. Apabila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih belum terjadi,

rujuk ibu ke fasilitas rujukan.

Ketika melakukan episiotomy haruslah tepat. Bila pengerjaannya

terlambat, prosedur tersebut tidak akan berhasil mencegah laserasi dan

melindung dasar panggul. Namun tempo yang terlalu cepat membuat insisi

kehilangan darah yang tidak perlu. Episiotomi hendaknya dikerjakan

ketika perineum menonjol, ketika kulit kepala bayi terlihat 3-4 cm sewaktu

his, dan di bagian terendah akan dilahirkan dengan tiga atau empat

kontraksi berikutnya. Melalui cara ini, laserasi dapat dihindari,

perengangan yang berlebih pada dasar panggul dapat dicegah, dan dapat

mengurangi pendarahan yang banyak. (Yuni, 2018).

7. Kala II Memanjang

Kala II memanjang adalah suatu persalinan dengan his yang adekuat

namun tidak menunjukan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya

kepala dan putar paksi dalam selama 2 jam terakhir. Adapun factor

penyebab kala II memanjang yaitu kelainan letak janin, kelainan panggul,


31

kelainan his dan mengejan, pimpinan partus yang salah, janin besar,

ketuban pecah dini, dan posisi saat melahirkan. Dalam penatalaksanaan

kala II memanjang yaitu tetap meakukan asuhan saying ibu yaitu anjuran

agar ibu tetap didampingi oleh keluarganya, bantu ibu dalam posisi

meneran, dan pemberian dukungan oleh penolong persalinan. (Widyastuti,

2010).

Pada persalinan normal proses kala II berlangsung dari pembukaan

lengkap sampai dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada

primipara dan 1 jam untuk multipara. Penelitian menunjukkan bahwa ibu

yang mengambil posisi persalinan yang diinginkannya saat melahirkan,

akan memberi banyak manfaat, termasuk berkurangnya rasa sakit dan

ketidaknyamanan, lama kala II yang lebih pendek, ruptur perineum yang

lebih sedikit. Membantu dalam meneran, dan nilai apgar yang lebih baik

(Saifuddin, 2014).
32

C. KONSEP BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia genap 37

minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram

(Sarwono Prawirohardjo, 2015).

Bayi Baru Lahir (BBL) Adalah bayi yang baru dengan usia

kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-

40 minggu (Buku Kedokteran EGC, 2012).

2. Perubahan Fisiologis Bayi Segera Setelah Lahir

a. Termoregulasi

Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress

fisik akibat perubahan suhu diluar uterus. Fluktuasi (naik turunnya)

suhu didalam uterus minimal, rentang maksimalnya hanya 0,6°C

sangat berbeda dengan kondisi diluar uterus (Rihana, 2009). Bayi baru

lahir dapat mengalami kehilangan panas tubuh melalui 4 mekanisme

berikut (Rihana, 2013).

b. Konveksi

Hilangnya panas pada tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi,

misalnya : bayi baru lahir diletakkan dekat pintu atau jendela yang

terbuka.
33

c. Konduksi

Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak

dengan permukaan yang lebih dingin, misalnya : popok atau celana

basah tidak langsung diganti.

d. Radiasi

Panas tubuh bayi memencar kelingkungan sekitar bayi yang lebih

dingin, misalnya : bayi baru lahir diletakkan ditempat yang dingin.

e. Evaporasi

Cairan atau air ketuban yang membasahi kulit bayi dan menguap,

misalnya : bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air

ketuban.

f. Sistem Pernafasan

Rangsangan gerakan pernapasan pertama (Rihanna, 2010):

a) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir

(stimulasi mekanik).

b) Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang

kemoreseptor yang terletak disinus karotikus (stimulasi

kimiawi).

c) Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu di dalam

uterus (stimulasi sensorik).

d) Refleks Deflasi Hering Breur.


34

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalm waktu 30

menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk

mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang

dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih

sehingga udara tertahan didalam. Respirasi pada neonatus biasanya

pernafasan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan

dalam tarikan belum teratur.

g. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan bayi baru lahir terdiri dari suatu sistem yang

rumit dan fungsi yang belum sempurna. Mulut bayi masih pendek,

licin, dan mempunyai palatum mole yang relatif panjang. Lidah

tampak besar pada rongga mulut, yang memungkinkan susu

mengalir kembali ke faring dan fungsi sfingter esofagus bawah yang

belum sempurna (Rihana, 2013).

Gumoh yang terjadi pada bayi lebih dari 4 kali dalam sehari akan

berpengaruh tidak baik pada bayi, karena bayi akan menderita

malnutrisi (Pustaka Pelajar, 2012).

h. Sistem Kardiovaskuler dan Darah

Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis

sebagian ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung,

kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa aorta

di pompa keseluruh tubuh. Dari bilik kanan darah di pompa sebagian

ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta (EGC,

2012).
35

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan

arteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun,

sehingga tekanan jantung kiri lebih tinggi daripada tekanann jantung

kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara

fungsionil. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama kelahiran (EGC,

2012).

Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter per menit m2.

Aliran darah sistolik pada hari pertamarendah yaitu 1,96

liter/menit/m2dan bertambah pada hari kedua dan ketiga(3,45

liter/m2) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada

waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi

plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk

kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg

(EGC, 2012).

i. Metabolisme Glukosa

Metabolisme glukosa untuk memfungsikan otak, bayi baru lahir

memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada setiap bayi baru

lahir glukosa darah akan turun dalam waktu (1-2 jam) (Rihana,

2013).

Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu

(Rihana, 2013):

a) Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong

untuk diberi ASI secepat mungkin setelah lahir).

b) Melalui cadangan glikogen (glikogenesis).


36

c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak

(glukoneogenesis).

j. Sistem Ginjal

Bayi baru lahir cukup bulan memiliki beberapa difisit struktural dan

fungsional pada sistem ginjal. Banyak dari kejadian defisit tersebut

akan membaik pada bulan pertama kehidupan dan merupakan stu-

satunya masalah untuk bayi baru lahir yang sakit atau mengalami

stres. Keterbatasan fungsi ginjal menjadi konsekuensi khusus jika

bayi baru lahir memerlukan cairan intravena atau obat-obatan yang

meningkatkan kemungkinan kelebihan cairan (Rihana, 2013).

Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal

dan penurunan kecepatan filtrasi glomerolus, kondisi ini mudah

menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak

matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam

jumlah besar dan ketidak seimbangan elektrolit lain (Rihana, 2013).

Bayi baru lahir tidak dapat mengonsentrasikan urine dengan baik,

tercermin dari berat jenis urine (1,004) dan osmolatitas urine yang

rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang

bulan (Rihana, 2013).

Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama

kehidupan, yaitu hanya 30-60 ml. Normalnya dalam urine tidak

terdapat protein atau darah, debris sel yang banyak dapat

mengindikasikan adanya cedera atau iritasi dalam sistem ginjal

(Rihana, 2013).
37

3. Asuhan Bayi Baru Lahir

a. Penilaian Awal pada Bayi Segera Setelah Lahir

Saat bayi lahir, lakukan langkah-langkah penilaian sebagai berikut

(Salemba Medika, 2012).

a) Apakah kehamilan cukup bulan?

b) Apakah air ketubaan jernih dan tidak terkontaminasi mekonium?

c) Apakah bayi bernafas adekuat atau menagis?

d) Apakah tonus otot baik?

Bila semua pertanyaan diatas dijawab dengan “ya” lakukan perawatan

rutin. Perawatan rutin ialah memberikan kehangatan, membuka atau

membersihkan jalan napas, mengeringkan dan menilai warna.

b. Pemotongan Tali Pusat

Setelah tiga menit bayi diatas perut ibu lanjutkanlah prosedur

pemotongan tali pusat yaitu dengan cara (Rihana, 2013):

a) Klem tali pusat dua buah, pada titik kira-kira 2 atau 3 cm dari

pangkal pusat bayi (tinggalkanlah kira-kira 1 cm diantara kedua

klem tersebut).

b) Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi perut

bayi dengan tangan kiri penolong.

c) Pertahankanlah kebersihan pada saat memotong tali pusat, ganti

sarung tanagan jika ternyata sudah kotor. Guntinglah tali pusat

dengan menggunakan gunting steril atau DTT.

d) Ikatlah tali pusat dengan kuat atau gunakan penjerpit khusus tali

pusat.
38

e) Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan

lakukanlah pengikatan sekali lagi dengan ikatan lebih kuat.

Pastikan benar bahwa tidak ada perdarahan tali pusat. Perdarahan

30 ml dari bayi baru lahir setara dengan 600 ml pada orang dewasa.

f) Ingat! Jangan mengoleskan salep atau zat apapun ke tampuk tali

pusat.

c. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Jangan pisahkan ibu dengan bayi biarkan bayi menyusu pada ibunya

dalam 1 jam pertama setelah kelahiran. Jika bayi telah menyusu pada

1 jam pertama maka lakukanlah penimbangan berat badan bayi,

pemberian imunisasi vitamin k1, berikan suntikan hepatitis b pertama

pada sisi paha yang berbeda, salep mata tetrasiklin 1%, setelah itu

berikan bayi pada ibu untuk melanjutkan menyusui (EGC, 2012)

(EGC, 2010).
39

D. KONSEP NIFAS

1. Pengertian Nifas

Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan

parous artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan

kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada

pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya

tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan

sebelum hamil (Saleha, 2013).

Masa nifas atau Puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (Obstetric,53). Menurut Sarwono, 2010,

Masa pascapersalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi.

Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya, ibu menyadari

terjadinya perubahan kehidupan yang sangat bermakna selama hidupnya.

Keadaan ini ditandai dengan perubahan emosional, perubahan fisik secara

dramatis, hubungan keluarga dan aturan serta penyesuaian terhadap aturan

yang baru. Termasuk di dalamnya perubahan dari seorang perempuan

menjadi seorang ibu di samping masa pascapersalinan mungkin menjadi

masa perubahan dan penyesuaian sosial atau pun perseorangan

(individual).

Menurut Nurjanah, dkk, 2013 Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu

1. Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu pemulihan di mana

ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-24 jam

Postpartum). Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh

bekerja setelah 40 hari.


40

2. Puerperium intermedial (early puerperium), suatu masa di mana

pemulihan dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama

kurang lebih 6-8 minggu.

3. Remote puerperium (later puerperium), waktu yang diperlukan untuk

pulih dan sehat kembalidalam keadaan yang sempurna secara bertahap

terutama jika selama masa kehamilan dan persalinan ibu mengalami

komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan bahkan

tahun.

2. Perubahan fisiologis

Menurut Walyani,2015, perubahan system Reproduksi pada Masa

Nifas yaitu :

1. Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

a. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000gr

b. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah

pusat dengan berat uterus 750gr

c. Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan

pusat simpisis dangan berat uterus 500gr

d. Dua minggu postpartumtinggi fundus uteri tidak teraba diatas

simpisis dengan berat urterus 350gr

e. Enam minggu postpartumfundus uteri bertambah kecil dengan

berat uterus 50grb.


41

2. Lochea Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan

vagina dalam masa nifas.

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri


1-3 hari post Merah Berisi darah segar dan sisa-
Rubra partum sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa,
lanugo, dan meconium
3-7 hari post Berwarna Berisi darah dan lendir
Sanguinolenta partum merah
kekuningan

7-14 hari post Merah Cairan serum, jaringan


Serosa partum jambu desidua, leukosit dan
kemudian eritrosit
kuning

2 minggu post Putih Cairan berwarna putih


Alba partum seperti krim terdiri dari
leokosit dan sel-sel desidua

Terjadi infeksi, keluar


Purulenta cairan seperti nanah berbau
busuk

Locheastatis Loche tidak lancer


keluarnya
Sumber:Saleha, 2013

3. Serviks

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur, terkulai

dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri

berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga

perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna

serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera

setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3 jari
42

dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Namun

demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama seperti

sebelum hamil (Rukiyah, 2011).

4. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari

pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur

akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

(Walyani, 2015).

5. Payudara

Pada semua wanita yang telah melahirkan proseslaktasi terjadi secara

alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu

produksi susu dan sekresi susu (let down). Selama sembilan bulan

kehamilan, jaringan payudara tumbuh menyiapkan fungsinya untuk

menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan,

ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk

menghambat kelenjar pituitaryakan mengeluarkan prolaktin (hormon

laktogenik). Ketika bayi menghisap puting, reflek saraf merangsang

lobus posterior pituitaryuntuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin

merangsang reflek let down(mengalirkan), sehingga menyebabkan

ejeksi ASI melalui sinus aktiferuspayudara ke duktus yang terdapat

pada puting. Ketika ASI dialirkan karena isapan bayi atau dengan
43

dipompa sel-sel acini terangsang untuk menghasilkan ASI lebih

banyak (Saleha, 2013).

3. Perubahan Psikologis

Periode Post Partum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru,

bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-

faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang

tua pada masa post partum yatu : ( Bahiyatun,2016 ).

a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman

b. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi

c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain

Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin setelah

melahirkan ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut : ( Nurjanah,2013 )

a. Masa Taking In (fokus pada diri sendiri)

Masa ini terjadi pada 1-3 hari pasca persalinan, ibu yang baru

melahirkan akan bersikap pasif dan sangat terganggu pada dirinya

(trauma), segala energinya difokuskan pada kekhawatiran tentang

padannya. Dia akan bercerita tentang persalinan berulang-ulang.

b. Masa Taking On (fokus pada bayi)

Masa ini terjadi 2-10 hari pasca persalinan, ibu menjadi khawatir

tentang kemampuan merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya

sebagai ibu dalam merawat bayi semakin besar. Perasaan yang sangat

sensitive sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-

hati.
44

c. Masa Letting Go (mengambil alih sebagai seorang ibu tanpa bantuan)

Fase ini merupakan menerima tanggung jawab akan peran barunya

yang berlangsung 10 hari pasca persalinan. Ibu sudah mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan. Keinginan untuk merawat

bayi dan dirinya meningkat pada fase ini.

4. Kebutuhan dasar ibu nifas

Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan

diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan

seperti biasa bila ingin. Namun perlu diperhatikan jumpal kalori dan

protein ibu menyusui harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila

si ibu tidak menyusui bayinya.Kebutuhan pada masa menyusui meningkat

hingga 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan

yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu

menyusi sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu

berguna untuk melaksanakan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam

tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan

dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan

yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunanya harus

seimbang , porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau

berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet dan

pewarna. Menu makanan yangseimbang mengandung unsure-unsur ,

seperti sumber tenaga, pembangunan, pengatur dan perlindung


45

Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus meminum sedikitnya

3 liter air setiap hari ( anjurkan untuk ibu minum setiap kali menyusui)

Kebutuhan pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu untuk

produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali

dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusi sebanyak 500 kkal

tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melaksanakan

aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta

sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan

perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi

syarat, seperti susunanya harus seimbang , porsinya cukup dan teratur,

tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin

serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang

mengandung unsure-unsur , seperti sumber tenaga, pembangunan,

pengatur dan perlindung. Anjurkan makanan dengan menu seimbang,

bergizi untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup,

memperoleh tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI

dan mengembalikan tenaga setelah persalinan. Tidak mengonsumsi

makanan yang mengandung alcohol. Minum air mineral 2 liter setiap hari.

Tablet zat besi diminum minimal 40 hari pasca persalinan.


46

5. Asuhan ibu masa nifas

a. Pantau keadaan ibu

Anjurkan ibu untuk melakukan kontrol/kunjungan masa nifas setidaknya 4

kali yaitu:

1) 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)


2) 6 hari setelah persalinan
3) 2 minggu setelah persalinan
4) 6 minggu setelah persalinan
Untuk melakukan pemeriksaan selama masa nifas yaitu :
1) Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum,
tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus, dan temperatur
secara rutin
2) Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit
kepala, rasa lelah, dan nyeri punggung.
3) Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan
yang didapatkannya dari keluarga, pasangan, dan masyarakat
untuk perawatan bayinya
4) Tatalaksana atau rujuk ibu bila ditemukan masalah
5) Lengkapi vaksinasi tetanus toksoid bila diperlukan
6) Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu
menemukan salah satu tanda berikut:
7) Perdarahan berlebihan
8) Sekret vagina berbau
9) Demam
10) Nyeri perut berat
11) Kelelahan atau sesak
12) Bengkak di tangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala atau
pandangan kabur
13) Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan
putting
47

b. Kebersihan diri
1) Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah
buang air kecil atau besar dengan sabun dan air
2) Mengganti pembalut dua kali sehari
3) Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin
4) Menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi.
c. Istirahat
1) Beristirahat yang cukup
2) Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap
d. Latihan
1) Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul
2) Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul:
a) Menarik otot perut bagian bawah selagi menarik napas dalam
posisi tidur terlentang dengan lengan di samping, tahan napas
sampai hitungan 5, angkat dagu ke dada, ulangi sebanyak 10
kali
b) Berdiri dengan kedua tungkai dirapatkan. Tahan dan
kencangkan otot pantat, pinggul sampai hitungan 5, ulangi
sebanyak 5 kali
e. Senggama
1) Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu
tidak merasa nyeri ketika memasukan jari ke dalam vagina
2) Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan
f. Kontrasepsi dan keluarga berencana
Jelaskan kepada ibu mengenai pentingnya kontrasepsi dan keluarga
berencana setelah bersalin.
48

5. KELUARGA BERENCANA
1. Pengertian

Menurut WHO Expert Commite, (1970) Keluarga Berencana adalah

tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :

a. Mendapatkan objektif – objektif tertentu

b. Menghindarkan kelahiran yang tidak diinginkan

c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan

d. Mengatur interval di antara kelahiran

e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami

isteri.

f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga ( Saroha Pinem, 2010 ).

Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun

1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyarakat melalui pendewasaan usiaperkawinan (PUP), pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

kesejahteraankeluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

2. Tujuan Keluarga Berencana

Menurut Kemenkes, (2014) tujuan dari program keluarga berencana

dan pelayanan kontrasepsi adalah:

a) Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan cara menekan Laju

Pertumbuhan Penduduk (LPP). Pertambahan penduduk yang tidak

terkendali akan mengakibatkan kesenjangan bahan pagan kaena

perbandingan yang tidak sesuai dengan jumlah penduduk.


49

b) Mengatur kehamilan dengan cara menunda usia perkawinan hingga

benar-benar matang., menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan.

Serta untuk menghentikan kehamilan bila dirasakan telah memiliki

cukup anak.

c) Membantu dan mengobati kemandulan atau infertilisasi bagi pasangan

yang telah menikah lebih dari satu tahun dan ingin memiliki anak

tetapi belum mendapat keturunan.

d) Sebagai married conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau

pasangan yang akan menikah. Dengan harapan nantinya pasangan

tersebut memiliki pengetahuan untuk membentuk keluarga yang

sejahtera dan berkualitas.

e) Tercapainya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera serta

membentuk keluarga yang berkualitas.

3. Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal

a. Kontrasepsi Pil

1) Pengertian

Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan

progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium

selama siklus haid yang normal, sehingga juga menekan

releasingfactors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian

Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi, tetapi juga

menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu)

seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri

(Hartanto, 2002).
50

2) Cara kerja KB Pil

a) Menekan ovulasi

b) Mencegah implantasi

c) Mengentalkan lendir serviks

d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan

terganggu. (Saifuddin,2010).

3) Keuntungan KB Pil

a) Tidak mengganggu hubungan seksual

b) Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)

c) Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang

d) Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause

e) Mudah dihentikan setiap saat

f) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan

g) Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium,kanker

endometrium,kista ovarium,acne,disminorhea (Handayani,2010).

4) Kerugian/efek samping KB Pil

a) Pemakaian harus disiplin meminum pil setiap hari. Jika tidak,

kemungkinan hamil tinggi

b) Dapat mempengaruhi ASI untuk pil yang mengandung estrogen

c) Perubahan berat badan

d) flek

e) Tidak dianjurkan untuk wanita yang berumur diatas 35 tahun dan

perokok karena akan mempengaruhi keseimbangan metabolisme

tubuh.
51

5) Cara penggunaan KB Pil

Pil pertama diminum pada hari kelima haid, seterusnya berturut-turut

setiap hari satu pil. Jika pemakaian lupa meminumnnya 1 hari maka

segera minum 2 tablet keesokan harinya. Jika lupa lebih dalam 2 hari,

pemakaian harus meminumnya lagi setelah haid berikutnya, kecuali

jika pemakai yakin sedang tidak hamil. Tingkat keberhasilan /

Efektivitas KB Pil adalah 92-99%.

b. Kontrasepsi Suntik

1) Penggertian KB Suntik

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi jenis suntikan yang dibedakan

menjadi 2 macam yaitu KB suntik satu bulan dan KB suntik tiga

bulan. Tingkat keberhasilan / Efektivitas KB Suntik lebih dari 99%.

2) Cara kerja KB Suntik

a) Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita

b) Mengentalkan lendir mulut Rahim, sehingga spermatozoa tidak

masuk kedalam Rahim

c) Menipiskan endometrium/selaput lendir sehingga tidak siap untuk

kehamilan

3) Keuntungan KB Suntik

a) Praktis, efektif dan aman

b) Tidak mempengaruhi asi, cocok digunakan untuk ibu menyusui

c) Tidak terbatas umur

4) Kerugian KB Suntik

a) Kembalinya kesuburan agak lambat

b) Harus kembali ketempat pelayanan


52

c) Perubahan berat badan

d) keputihan

e) Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, darah tinggi, jantung dan

lever/hati.

5) Cara penggunaan KB Suntik

a) Disuntikkan kedalam otot setiap 1 bulan sekali

(Medroxyprogesterone Acetate Estradionol Sypionate )

b) Disuntikkan kedalam otot setiap 3 bulan sekali

(Medroxyprogesterone Acetate ).

c. Kontrasepsi Inplant

1) Pengertian KB Implant

Implantasi atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) Adalah

kontrasepsi yang diinsersikan tepat dibawah kulit, dilakukan pada

bagian dalam lengan atas atau dibawah siku melalui insisi tunggal

dalam bentuk kipas. Implant terdiri dari 2 kapsul dengan diameter

2,4 mm dan panjang 4,4 mm (Saroha Pinem, 2010).

2) Cara kerja KB Implant

a) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat pergerakan

b) Mencegah ovulasi

c) Menghambat perkembangan siklis dari endometrium (Sri

Handayani, 2014)
53

3) Keuntungan KB Implant

a) Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang

mengandung estrogen

b) Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 3 tahun dan

bersifat reversible.

c) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya

dikeluarkan.

d) Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah

e) Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika

dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.

(Sri Handayani, 2014)

f) Daya guna tinggi ( kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100

perempuan )

g) Tingkat kesuburan cepat kembali setelah implant dicabut

h) Tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam

i) Tidak mengganggu kegiatan senggama dan juga tidak

mengganggu produksi ASI.

j) Dapat dicabut setiap saat jika menurut kebutuhan (Saroha

Pinem, 2010)

4) Kerugian KB Implant

a) Susuk KB/Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas

kesehatan yang terlatih.

b) Lebih mahal.

c) Sering timbul perubahan pola haid


54

d) Nyeri kepala, pening/pusing kepala.

e) Peningkatan/penurunan berat badan.

f) Nyeri payudara

g) Perubahan mood atau kegelisahan

h) Tidak memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit

menular seksual termasuk HIV/AIDS

i) Memerlukan tindakan pembedahan minor untuk

memasang/insersi dan pencabutannya, sehingga klien tidak

dapat menghentikan sendiri pemakaiannya sesuai dengan

keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

j) Efektifitasnya menurun jika menggunakan implan bersamaan

dengan penggunaan obat ubtuk epilepsi dan tuberkulosis.

(Saroha Pinem,2010)

5) Kontra Indikasi KB Implant

a) Kehamilan atau disangka hamil

b) Penderita penyakit hati akut

c) Mioma uterus dan kanker payudara

d) Kelainan jiwa

e) Penyakit jantung , hipertensi, diabetes mellitus

f) Penyakit trombo emboli

g) Riwayat kehamilan ektopik (Sri Handayani, 2014)

h) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

i) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

j) Gangguan toleransi glukosa (Niken Melani 2010)


55

6) Cara penggunaan KB Implant

Prinsip pemsangan KB Implant adalah dipasang pada lengan kiri

atas bagian dalam dan dipasang seperti kipas. Dengan tekhnik

pemasangan yaitu :

a) Tempat pemasangan dilengan kiri atas bagian dalam, dipatirasi

dengan lidokain 2%

b) Dibuat insisi kecil, sehingga trocar dapat masuk

c) Kapsul dimasukkan ke dalam trocar, dan di dorong dengan alat

pendorong dimasukkan sampai terasa tidak ada tahanan

d) Setelah 2 kapsul masuk lalu bekas insisi ditutup dengan

tensoplast.

4. Macam-Macam Kontrasepsi Non Hormonal

a. Kontrasepsi IUD

1) Pengertian KB IUD

Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil

yang terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga

atau juga mengandung hormone dan di masukkan ke dalam rahim

melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010).

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam

rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik

(polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak,

tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag).
56

Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone.

(Kusmarjati, 2011).

Tingkat keberhasilan / Efektivitas KB IUD adalah 99%.

2) Cara kerja KB IUD

a) Mencegah masuknya spermatozoa kesaluran tuba

b) Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas

3) Keuntungan KB IUD

a) Praktis dan ekonomis

b) Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil)

c) Kesuburan segera kembali jika dibuka

d) Tidak mengganggu pemberian ASI

4) Kerugian KB IUD

a) Dapat keluar sendiri jika ukuran IUD tidak cocok dengan

ukuran Rahim pemakaian

b) Terjadi pendarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada

masa menstruasi

c) Keluar bercak darah setelah 1 atau 2 hari pemasangan

d) Keram/nyeri selama menstruasi

e) keputihan

5) Kontra indikasi KB IUD

a) Kehamilan

b) Gangguan pendarahan

c) Peradangan alat kelamin

d) Kanker pada alat kelamin


57

e) Tumor jinak Rahim

f) Radang panggul

6) Cara penggunaan KB IUD

Dengan masukkan IUD ke dalam rahim melalui vagina.

b. Kondom

1) Pengertian Kondom

Kondom adalah selubung atau sarung karet yang dipasang pada

penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintesis yang

tipis, yang digulung berbentuk rata. Standard kondom dilihat dari

ketebalannya. (luas,2010).

Tingkat keberhasilan / Efektivitas KB Kondom adalh 80-95%.

2) Cara kerja Kondom

a) Mencegah pertemuan spermatozoa dengan ovum telur pada

waktu bersenggama

b) Menghalang kontak langsung dengan cairan terinfeksi

3) Keuntungan Kondom

a) Murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter

b) Mudah dipakai sendiri

c) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin

4) Kerugian Kondom

a) Selalu harus memakai kondom yang baru

b) Selalu harus ada persediaan

c) Kadang-kadang ada yang alergi

d) Tingkat kegagalan cukup tinggi, bila terlambat memakainya


58

e) Sobek bila memasukkanya tergesa-gesa

f) Mengganggu kenyamanan bersenggama

5) Cara penggunaan Kondom

Dengan cara menyarungkannya pada alat kelamin laki-laki yang

sudah keras, dari ujung penis sampai ke pangkalnya pada saat

akan bersanggama. Sesudah selesai bersenggama, agar segera

dikeluarkan dari liang senggama sebelum zakar menjadi lemas.

c. MAL ( Metode Amenore Laktasi )

1) Pengertian KB MAL

MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu

ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila menyusui secara full,

belum haid dan bayi kurang dari 6 bulan. Metode mal efektif

sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode

kontrasepsi lainnya.

2) Cara kerja KB MAL

Mal memiliki cara kerja berupa penekanan ovulasi. Peningkatan

hormone prolactin (hormone pembentukan asi) usai persalinan

menyebabkan penurunan hormone lain seperti LH dan estrogen

yang diperlukan untuk pemeliharaan siklus menstruasi sehingga

ovulasi (pematangan sel telur) tidak terjadi.

3) Keuntungan KB MAL

a) Dapat mengurangi pendarahan setelah persalinan pada ibu

b) Mal tidak memiliki efek samping


59

4) Kerugian KB MAL

MAL memiliki resiko sangat tinggi bila ibu tidak menyusui

bayinya secara benar.

5) Cara penggunaan KB MAL

Dengan cara menyusui bayi on demand, kapanpun bayi merasa

kelaparan. Utuk memastikan keberhasilan dari metode ini seorang

ibu disarankan untuk menyusui anaknya lebih dari 8 kali.

d. MOW

1) Pengertian MOW

MOW (medis operatif wanita) adalah tindakan pada kedua

saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang

bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini

untuk jangka panjang dan sering disebut sterilisasi. (handayani,

2010).

Tingkat keberhasilan / Efektivitas MOW lebih drai 99%.

2) Cara kerja MOW

Menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak dapat

dibuahi oleh sperma.

3) Keuntungan MOW

a) Efektivitas langsung setelah sterilisasi

b) Permanen

c) Tidak ada efek samping

d) Tidak mengganggu hubungan seksual


60

4) Kerugian MOW

Resiko dan efek bedah.

5) Kontra indikasi

a) Penyakit jantung

b) Penyakit paru-paru

c) Hernia diagfragmatika / turunnya rongga dada

d) Hernia umbilikalis / turunya tali pusar

e) Peritonitia akut / radang akut selaput perut

e. MOP

1) Pengertian MOP

MOP adalah kontrasepsi permanen laki-laki untuk mereka yang

tidak menginginkan anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti, harus

menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditanda tangani

oleh istrinya.

Tingkat keberhasilan / Efektivitas MOW lebih drai 99%.

2) Cara kerja MOP

Menghalangi transport spermatozoa sehingga tidak dapat

membuahi sel telur

3) Keuntungan MOP

a) Tidak ada mortalitas/kematian

b) Morbiditas/komplikasi penyakit lain kecil sekali

c) Pasien tidak perlu dirawat dirumah sakit

d) Tidak menganggu hubungan seksual

e) Tidak ada resiko kesehatan


61

f) Tidak harus diingat-ingat, tidak ada harus ada persediaan

g) Sifatnya permanen

4) Kerugurian MOP

a) Harus dengan tindakan pembedahan

b) Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa

hari atu minggu sampai sel mani menjadi negative

c) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin

mempunyai anak lagi

5) Kontra indikasi MOP

a) Peradangan kulit atau jamur didaerah kemaluan

b) Peredangan pada alat kelamin pria

c) Penyakit kencing manis

d) Kelainan mekanisme pembekuan darah

f. Metode Kalender

1) Pengertian

Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masa

subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa

perlindungan kontrasepsi pada hari 8-9 ( Handayani. 2010 ).

Untuk wanita dengan siklus haid yang tidak teratur dapat

menentukan masa subur dengan siklus terpanjang dikurangi 11

untuk mendapatkan hari terakhir masa subur. Siklus terpendek

dikurangi 18 untuk mendapatkan hari pertama masa subur.


62

2) Keuntungan

a) Dapat digunakan untuk mencegah kehamilan

b) Tanpa resiko kesehatan

c) Kemungkinan hubungan yang lebih dekat diantara pasangan

karena harus ada kerjasama

3) Kerugian

a) Digunakan banyak pelatihan untuk bisa melakukannya dengan

benar

b) Memerlukan penahanan nafsu selama fase kesuburan untuk

menghindari kehamilan.

g. Coitus Interuptus

1) Pengertian

Coitus Interuptus adalah metode kontrasepsi dimana segama

diakhiri sebelum terjadinya ejakulasi intra vagina. Ejakulasi terjadi

jauh dari genetalia.

2) Keuntungan

a) Tidak mengganggu produksi ASI

b) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya

c) Tidak ada efek samping

d) Dapat digunakan setiap waktu

e) Tidak membutuhkan biaya

3) Kerugian

Kerugian metode ini adalah memutus kenikmatan berhubungan

seksual.
63

BAB III

TINJAUAN KASUS

Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada “ Ny A Dengan G1P0A0H0


Dengan Usia Kehamilan 37-38 Minggu Di PMB Fifi Yanti Z, S.Tr.Keb

I. Pengkajian Data
Nama Pengkaji : Vilya Rona Rizky
Tanggal dan Waktu : 02 Juli 2021

A. Identitas (Subjektif)
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. E
Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Tiagan, S.Pua Alamat Rumah: S.Pua
B. Anamnesa
1. Alasan Kunjungan : memeriksakan kandungan
2. Keluhan Utama : nyeri pada ari-ari
3. Riwayat Menstruasi
a) Menarchce : 12 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
d) Warna Darah : merah
e) Lamanya : 7 hari
f) Bau : khas
g) Teratur / Tidak : teratur
h) Dismenorrhoe : tidak
i) Keluhan Lain : tidak ada
64

4. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : menikah
b. Perkawinan Ke :1
c. Usia Saat Menikah : 25 tahun
5. Riwayat Kontrasepsi
a. Jenis Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada
b. Lama Pemakaian Kontrasepsi : tidak ada
c. Keluhan : tidak ada
6. Riwayat Kehamilan Yang Lalu
Masalah/Keluhan : tidak ada
7. Riwayat Persalinan Yang Lalu

Anak Umur Riwayat Tempat/ Komplika Bayi Keadaan KB


Ke Penolong si (JK;BB;PB) Anak (Alkon;
Kehamil Persalina /Penyulit Sekarang Lama
an n Persalinan Persalinan (Hidup; Pemakaia
(Abortus, (Spontan/ (Nakes/No Meningg n)
Prematur SC/ n Nakes) al)
, Aterm) Forsep/V
akum)

1 Ini

8. Riwayat Nifas Yang Lalu : tidak ada


9. Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Hari Pertama Haid Terakhir : 11 Oktober 2020
b) Umur Kehamilan : 37-38 minggu
c) Tafsiran Persalinan : 18 Juli 2021
d) Perkembangan Kehamilan Per Trimester
1) Tempat ANC : PMB
2) ANC Oleh : bidan
3) Kosumsi Tablet Fe : Ya
4) USG
(a) Riwayat USG : 1 kali
(b)Hasil USG : Baik
65

5) Masalah/Keluhan
(a) Trimester I : mual, pusing
(b)Trimester II : mual
(c) Trimester III : nyeri pada ari-ari
e) Pergerakan janin pertama kali dirasakan Ibu pada usia kehamilan : 16
minggu
f) Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan Ibu :

< 20 X 20 – 40 X > 40 X

g) Keluhan yang dirasakan selama kehamilan ini ( bila ada jelaskan)


1) Rasa 5 L (Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lunglai ) : lesu
2) Mual dan muntah yang lama : iya
3) Nyeri Perut : iya
4) Panas dan menggigil : tidak ada
5) Sakit kepala
(Berat/Ringan/Terus Menerus/Sewaktu-Waktu) : tidak ada
6) Penglihatan Kabur : tidak ada
7) Rasa Nyeri / Panas Waktu BAK : tidak ada
8) Rasa Gatal Pada Vulva/ Vagina Dan Sekitarnya : tidak ada
9) Pengeluaran Cairan Pervaginam : tidak ada
10) Nyeri Kemerahan, Tegang Pada Tungkai : tidak ada
11) Oedema
(Tungkai kaki, Tibia, Muka Dan Jaringan Tangan : tidak ada
12) Khawatiran Khawatiran Khusus : tidak ada

10. Riwayat Kesehatan


a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Jantung : tidak ada
2) Paru : tidak ada
3) Hati : tidak ada
4) Hipertensi : tidak ada
66

5) Ginjal : tidak ada


6) DM : tidak ada
7) Asma : tidak ada
8) Malaria : tidak ada
9) TBC : tidak ada
10) PMS : tidak ada
b. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
1) Riwayat Penyakit Sistemik
a) Jantung : tidak ada
b) Paru : tidak ada
c) Hati : tidak ada
d) Hipertensi : tidak ada
e) Ginjal : tidak ada
f) DM : tidak ada
g) Asma : tidak ada
h) Malaria : tidak ada
i) TBC : tidak ada
j) Epilepsi : tidak ada
k) PMS : tidak ada
2) Riwayat Alergi
a) Jenis Makanan : tidak ada
b) Jenis Obat – obatan : tidak ada
c) Dan Lain-Lain : tidak ada
3) Riwayat Operasi
a) Operasi Umum/Lainnya : tidak ada
b) Operasi Kandungan
(Miomektomi, Sectio Cesarea, dsbnya) : tidak ada
4) Riwayat Transfusi Darah : tidak ada
5) Riwayat Kelainan Jiwa : tidak ada
67

11. Riwayat Penyakit Keluarga


a. Riwayat Penyakit Sistemik
1) Jantung : tidak ada
2) Paru : tidak ada
3) Hati : tidak ada
4) Hipertensi : ada
5) Ginjal : tidak ada
6) DM : tidak ada
7) Asma : tidak ada
8) TBC : tidak ada
9) PMS : tidak ada
b. Riwayat Cacat Bawaan : tidak ada
c. Riwayat Penyakit Menular : tidak ada
d. Riwayat Keturunan Kembar : tidak ada
12. Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola Makan
a) Frekuensi : 3 x 1 hari
b) Menu : nasi, lauk, sayur, susu, buah
c) Porsi : sedang
d) Keluhan : tidak ada
b. Cairan
a) Frekuensi : 6-7 gelas/hari
b) Jenis : air putih
c) Keluhan : tidak ada
13. Pola Eliminasi
a. BAK : 3-4 x 1 hari
b. BAB : 1 x 1 hari
c. Keluhan : tidak ada
14. Personal Hygiene
a. Mandi : 2 x 1 hari
b. Keramas : 1 x/ 2 hari
c. Gosok gigi : 3 x 1 hari
68

d. Keluhan : tidak ada


15. Pola Istirahat dan Tidur
a. Lama Tidur Siang : 1-2 jam
b. Lama Tidur Malam : 8 jam
c. Keluhan : tidak ada
16. Kebutuhan Seksualitas
a. Frekuensi : 1 x 1 minggu
b. Keluhan : tidak ada
17. Kebiasaan Yang Mengganggu Kesehatan
a. Kebiasaan Merokok : tidak ada
b. Jamu : tidak ada
c. Minuman Beralkohol : tidak ada
d. Obat-obatan : tidak ada
18. Riwayat Psikososial, Spiritual, dan Ekonomi
a. Psikologis
1) Direncanakan : Ya
2) Jenis Kehamilan yang Diharapkan : Ya
3) Diterima : Ya
4) Respon Ibu dan Keluarga Terhadap Kehamilan : diterima
5) Hubungan dengan suami : baik
6) Hubungan dengan keluarga/ Ibu dan mertua : baik
7) Hubungan dengan keluarga dan masyarakat : baik
8) Pengambilan keputusan : suami
b. Keadaan ekonomi : baik
c. Rencana Persalinan
1) Tempat : PMB
2) Pendamping : suami
3) Penolong : bidan
69

C. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Keadaan Emosional : baik
d. TB : 164 cm
e. BB : 63,5 kg
f. Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmhg DN : 92 x/menit
P : 23 x/menit S : 36,7 C
Lila : 28 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
1) Kulit Kepala : bersih
2) Rambut : bersih
3) Kekuatan Rambut : tidak rontok
b. Leher
1) Vena Jugularis : normal
2) Kelenjar Tiroid : tidak ada
3) Kelenjar Linfe : tidak ada
c. Wajah
1) Oedema : tidak ada
2) Closmasgravidarum : tidak ada
d. Mata
1) Sklera : tidak ikterik (tidak kuning)
2) Conjungtiva : merah muda
e. Hidung
1) Cairan/Sekret : tidak ada
2) Kelainan : tidak ada
f. Mulut-Gigi Geligi
1) Peradangan : tidak ada
2) Lendir : tidak ada
70

3) Perdarahan Gusi : tidak ada


4) Sariawan : tidak ada
5) Kelainan Bentuk : tidak ada
6) Ompong : tidak ada
7) Gigi Palsu : tidak ada
8) Caries : tidak ada
g. Telinga
1) Kelainan : tidak ada
2) Infeksi : tidak ada
h. Payudara
1) Bentuk : simetris
2) Colostrum : ada
i. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut : ada
b) Bekas Luka Operasi : tidak ada
c) Linea : nigra
d) Oedema : tidak ada
2) Palpasi
Leopold
(a) L I : 34 cm
(b) L II : puki
(c) L III : preskep
(d) L IV : divergen
TFU (Ukuran Mc Donal) : 34 cm
TBBJ : 3.410 g
Pergerakan Janin : aktif
3) Auskultasi
a) DJJ : 142 x/i
b) Irama : normal
c) Intensitas : kuat
71

j. Genitalia Luar / Eksterna


1) Oedema : tidak ada
2) Varices : tidak ada
3) Kelenjar Bartolin : tidak ada
4) Pengeluaran Cairan : tidak ada
5) Pembengkakkan : tidak ada
6) Massa/Kista : tidak ada
7) Pengeluaran Cairan : tidak ada
8) Luka/Lesi : tidak ada
k. Genitalia Dalam/Interna
1) Serviks
a) Pengeluaran Cairan : tidak ada
b) Luka/Lesi : tidak ada
c) Kelunakan : tidak ada
2) Vagina
a) Pengeluaran Pervaginam : tidak ada
b) Luka/Lesi : tidak ada
c) Darah : tidak ada
d) Nyeri : tidak ada
3) Uterus
a) Bentuk : elastis
b) Kelunakan : normal
l. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah
a) Kadar Hb : tidak dilakukan
b) Golongan Darah : tidak dilakukan
c) Hematokrit : tidak dilakukan
2) Urine
a) Protein Urine : tidak dilakukan
b) Reduksi Urine : tidak dilakukan
c) Glukosa Urine : tidak dilakukan
72

3) Pemeriksaan Penunjang Lainnya


a) USG : tidak dilakukan
b) CTG : tidak dilakukan
c) Lainnya : tidak dilakukan

II. Interpretasi Data


A. Diagnosa Kebidanan
Ibu G1P0A0H0 umur 27 tahun dengan usia kehamilan 37-38 minggu, janin
tunggal hidup, KU ibu dan janin baik.
B. Masalah : nyeri pada ari-ari
C. Kebutuhan : menjelaskan tanda-tanda persalinan

III. Identifikasi Masalah / Diagnosa Potensial


Tidak ada
IV. Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada
V. Perencanaan
1. Beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Jelaskan tanda bahaya kehamilan
3. Jelaskan tanda-tanda persalinan
4. Jelaskan nutrisi ibu hamil
5. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
VI. Pelaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dan
usia kehamilan ibu 37-38 minggu. Tanda vital ibu dalam batas normal
TD : 130/80 mmhg DN : 92 x/menit
P : 23 x/menit S : 36,7 C
Lila : 28 cm

2. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan yaitu,


- Perdarahan pervaginam
- Sakit kepala yang hebat
- Gangguan penglihatan
- Demam tinggi
73

- Penurunan gerakan bayi


3. Menjelaskan tanda-tanda persalinan
- Kontraksi (his) yang dirasakan ibu semakin lama semakin sering
- Adanya lendir bercampur darah dari jalan lahir
- Ketuban pecah
4. Menjelaskan nutrisi pada ibu hamil, yaitu
a. Nutrisi Ibu hamil, menganjurkan ibu untuk minum 4 liter sehari dan
mengkonsumsi buah yang mengandung banyak air seperti buah pir
b. Tablet Fe untuk tambah darah agar tidak terjadinya kekurangan darah
pada ibu diminum sebelum ibu tidur agar tidak mual
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi

VII. Evaluasi

1. Ibu telah mengetahui keadaan dirinya dan kehamilannya dan Tanda vital
ibu dalam batas normal
2. Ibu paham dengan tanda bahaya kehamilan
3. Ibu paham dengan tanda persalinan
4. Ibu mengerti tentang nutrisi pada ibu
5. Ibu mau dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
74

Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada “ Ny A Dengan G1P0A0H0


Dengan Usia Kehamilan 38-39 Minggu Di PMB Fifi Yanti Z, S.Tr.Keb

I. Pengkajian Data
Nama Pengkaji : Vilya Rona Rizky
Tanggal dan Waktu : 09 Juli 2021

A. Identitas (Subjektif)
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. E
Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Tiagam, S.Pua Alamat Rumah: Tiagam, S.Pua
B. Anamnesa
Alasan Kunjungan : memeriksakan kandungan
Keluhan Utama : nyeri pada ari-ari, nyeri pinggang
1. Riwayat Menstruasi
a. Menarchce : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
d. Warna Darah : merah
e. Lamanya : 7 hari
f. Bau : khas
g. Teratur / Tidak : teratur
h. Dismenorrhoe : tidak
i. Keluhan Lain : tidak ada

2. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : menikah
b. Perkawinan Ke :1
c. Usia Saat Menikah : 25 tahun
75

3. Riwayat Kontrasepsi
a. Jenis Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada
b. Lama Pemakaian Kontrasepsi : tidak ada
c. Keluhan : tidak ada
4. Riwayat Kehamilan Yang Lalu
Masalah/Keluhan : tidak ada
5. Riwayat Persalinan Yang Lalu

An Umur Riwayat Tempat/ Kompli Bayi Keadaa KB


ak Penolong kasi (JK;B n Anak (Alkon;
Keham Persalinan
Ke /Penyul B;PB) Sekaran Lama
ilan (Spontan/ Persalina
it g Pemaka
(Abort SC/ n
Persalin (Hidup; ian)
us, Forsep/Va (Nakes/
an Mening
Premat kum) Non
gal)
ur, Nakes)
Aterm)

1 Ini

6. Riwayat Nifas Yang Lalu : tidak ada


7. Riwayat Kehamilan Sekarang
a.Hari Pertama Haid Terakhir : 11 Oktober 2020
b.Umur Kehamilan : 38-39 minggu
c.Tafsiran Persalinan : 18 Juli 2021
8. Perkembangan Kehamilan Per Trimester
a. Tempat ANC : PMB
b. ANC Oleh : bidan
c. Kosumsi Tablet Fe : Ya
d. USG
- Riwayat USG : 1 kali
- Hasil USG : Baik
76

e. Masalah/Keluhan
1. Trimester I : mual, pusing
2. Trimester II : mual
3. Trimester III : nyeri pada ari-ari, nyeri pinggang
9. Pergerakan janin pertama kali dirasakan Ibu pada usia kehamilan : 16
minggu
10. Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan Ibu :

< 20 X 20 – 40 X > 40 X

11. Keluhan yang dirasakan selama kehamilan ini ( bila ada jelaskan)
a. Rasa 5 L (Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lunglai ) : lesu
b. Mual dan muntah yang lama : iya
c. Nyeri Perut : iya
d. Panas dan menggigil : tidak ada
e. Sakit kepala
(Berat/Ringan/Terus Menerus/Sewaktu-Waktu) : tidak ada
f. Penglihatan Kabur : tidak ada
g. Rasa Nyeri / Panas Waktu BAK : tidak ada
h. Rasa Gatal Pada Vulva/ Vagina Dan Sekitarnya : tidak ada
i. Pengeluaran Cairan Pervaginam : tidak ada
j. Nyeri Kemerahan, Tegang Pada Tungkai : tidak ada
k. Oedema
(Tungkai kaki, Tibia, Muka Dan Jaringan Tangan : tidak ada
l. Khawatiran Khawatiran Khusus : tidak ada

12. Riwayat Kesehatan


a. Riwayat Penyakit Sekarang
- Jantung : tidak ada
- Paru : tidak ada
- Hati : tidak ada
- Hipertensi : tidak ada
77

- Ginjal : tidak ada


- DM : tidak ada
- Asma : tidak ada
- Malaria : tidak ada
- TBC : tidak ada
- PMS : tidak ada
13. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
a. Riwayat Penyakit Sistemik
- Jantung : tidak ada
- Paru : tidak ada
- Hati : tidak ada
- Hipertensi : tidak ada
- Ginjal : tidak ada
- DM : tidak ada
- Asma : tidak ada
- Malaria : tidak ada
- TBC : tidak ada
- Epilepsi : tidak ada
- PMS : tidak ada
14. Riwayat Alergi
a. Jenis Makanan : tidak ada
b. Jenis Obat – obatan : tidak ada
c. Dan Lain-Lain : tidak ada
15. Riwayat Operasi : tidak ada
16. Riwayat Transfusi Darah : tidak ada
17. Riwayat Kelainan Jiwa : tidak ada
18. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Penyakit Sistemik
- Jantung : tidak ada
- Paru : tidak ada
- Hati : tidak ada
- Hipertensi : ada
78

- Ginjal : tidak ada


- DM : tidak ada
- Asma : tidak ada
- TBC : tidak ada
- PMS : tidak ada
- Riwayat Cacat Bawaan : tidak ada
- Riwayat Penyakit Menular : tidak ada
- Riwayat Keturunan Kembar : tidak ada
19. Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola Makan
- Frekuensi : 3 x 1 hari
- Menu : nasi, lauk, sayur, susu, buah
- Porsi : sedang
b. Cairan
- Frekuensi : 6-7 gelas/hari
- Jenis : air putih
- Keluhan : tidak ada
c. Pola Eliminasi
- BAK : 5-6 x 1 hari
- BAB : 1 x 1 hari
- Keluhan : tidak ada
d. Personal Hygiene
- Mandi : 2 x 1 hari
- Keramas : 1 x/ 2 hari
- Gosok gigi : 3 x 1 hari
e. Pola Istirahat dan Tidur
- Lama Tidur Siang : 1-2 jam
- Lama Tidur Malam : 8 jam
- Keluhan : tidak ada
f. Kebutuhan Seksualitas
- Frekuensi : 1 x 1 minggu
- Keluhan : tidak ada
79

g. Kebiasaan Yang Mengganggu Kesehatan


- Kebiasaan Merokok : tidak ada
- Jamu : tidak ada
- Minuman Beralkohol : tidak ada
- Obat-obatan : tidak ada
h. Riwayat Psikososial, Spiritual, dan Ekonomi
1. Psikologis
- Direncanakan : Ya
- Jenis Kehamilan yang Diharapkan : Ya
- Diterima : Ya
- Respon Ibu dan Keluarga Terhadap Kehamilan : diterima
- Hubungan dengan suami : baik
- Hubungan dengan keluarga/ Ibu dan mertua : baik
- Hubungan dengan keluarga dan masyarakat : baik
- Pengambilan keputusan : suami
- Keadaan ekonomi : baik
2. Rencana Persalinan
- Tempat : PMB
- Pendamping : suami
- Penolong : bidan

C. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
- KU : baik
- Kesadaran : compos mentis
- Keadaan Emosional : baik
- TB : 164 cm
- BB : 64 kg
2. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmhg DN : 97 x/menit
P : 22 x/menit S : 36,4 C
Lila : 28 cm
80

3. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
- Kulit Kepala : bersih
- Rambut : bersih
- Kekuatan Rambut : tidak rontok
b. Leher
- Vena Jugularis : normal
- Kelenjar Tiroid : tidak ada
- Kelenjar Linfe : tidak ada
c. Wajah
- Oedema : tidak ada
- Closmasgravidarum : tidak ada
d. Mata
- Sklera : tidak ikterik (tidak kuning)
- Conjungtiva : merah muda
e. Hidung
- Cairan/Sekret : tidak ada
- Kelainan : tidak ada
f. Mulut-Gigi Geligi
- Peradangan : tidak ada
- Lendir : tidak ada
- Perdarahan Gusi : tidak ada
- Sariawan : tidak ada
- Kelainan Bentuk : tidak ada
- Ompong : tidak ada
- Gigi Palsu : tidak ada
- Caries : tidak ada
g. Telinga
- Kelainan : tidak ada
- Infeksi : tidak ada
81

h. Payudara
- Bentuk : simetris
- Colostrum : ada
i. Abdomen
- Inspeksi
Pembesaran Perut : ada
Bekas Luka Operasi : tidak ada
Linea : nigra
Oedema : tidak ada
- Palpasi
Leopold
LI : 35 cm
L II : puki
L III : preskep
L IV : divergen
TFU (Ukuran Mc Donal) : 35 cm
TBBJ : 3,565 g
Pergerakan Janin : aktif
- Auskultasi
DJJ : 142 x/i
Irama : normal
Intensitas : kuat
j. Genitalia Luar / Eksterna
- Oedema : tidak ada
- Varices : tidak ada
- Kelenjar Bartolin : tidak ada
- Pengeluaran Cairan : tidak ada
- Pembengkakkan : tidak ada
- Massa/Kista : tidak ada
- Pengeluaran Cairan : tidak ada
- Luka/Lesi : tidak ada
82

k. Genitalia Dalam/Interna
- Serviks
Pengeluaran Cairan : tidak ada
Luka/Lesi : tidak ada
Kelunakan : tidak ada
- Vagina
Pengeluaran Pervaginam : tidak ada
Luka/Lesi : tidak ada
Darah : tidak ada
Nyeri : tidak ada
l. Uterus
- Bentuk : elastis
- Kelunakan : normal
4. Pemeriksaan Penunjang
- Darah
Kadar Hb : tidak dilakukan
Golongan Darah : tidak dilakukan
Hematokrit : tidak dilakukan
- Urine
Protein Urine : tidak dilakukan
Reduksi Urine : tidak dilakukan
Glukosa Urine : tidak dilakukan
- Pemeriksaan Penunjang Lainnya
USG : tidak dilakukan
CTG : tidak dilakukan
Lainnya : tidak dilakukan
83

II. Interpretasi Data


A. Diagnosa Kebidanan
Ibu G1P0A0H0 usia 27 tahun dengan usia kehamilan 38-39 minggu, janin
tungga hidup, KU ibu dan janin baik.
B. Masalah : nyeri pada ari-ari, nyeri pinggang
C. Kebutuhan : menjelaskan tanda-tanda persalinan

III. Identifikasi Masalah / Diagnosa Potensial


Tidak ada
IV. Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada
V. Perencanaan
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Nutrisi ibu hamil
3. Tanda bahaya kehamilan
4. Ketidaknyamanan kehamilan
5. Tanda persalinan
6. Anjurkan kunjungan ulang
VI. Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dan
usia kehamilan ibu 19-20 minggu. Tanda vital ibu dalam batas normal
TD : 90/60 mmhg DN : 92 x/menit
P : 23 x/menit S : 36,7 C
2. Memberikan penkes nutrisi Ibu hamil, menganjurkan ibu untuk minum 4
liter sehari dan hindari konsumsi gorengan, kerupuk, pisang yang dapat
menyebabkan bayi besar
3. Tanda bahaya pada kehamilan, pendarahan, air ketubah keluar, muntah
berlebihan, demam tinggi, kurangnya pergerakan janin dari sebelumnya.
Apabila terdapat tanda berikut segera datang keklinik kesehatan
4. Menjelaskan ketidaknyamanan pada kehamilan, yaitu
84

a. Sering buang air kecil. Disebabkan karena progesteron dan tekanan


pada kandung kemih karena pembesaran rahim atau kepala bayi yang
turun ke rongga panggul.
b. Konstipasi, hormone progesterone yang meningkat di masa kehamilan
memiliki efek merelaksasi otot-otot halus, termasuk dibagian saluran
pencernaan, dengan demikian usus akan bergerak lebih lambat dan
menyerap lebih banyak air, hal inilah yang menyebabkan terjadinya
sembelit
c. Sesak nafas
Disebabkan olah kadar progesteron berpengaruh secara langsung pada
pusat pernafasan untuk menurunkan dan meningkatkan kadar CO 2 serta
meningkatkan aktifitas metabolisme, uterus membesar dan menekan
pada diafragma.
d. Nyeri Ligamentum Rotundum
Disebabkan oleh hipertofi pada peregangan ligamentum selama
kehamilan, dan tekanan dari uterus pada ligamentum.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan

VII. Evaluasi
3. Ibu telah mengetahui keadaan dirinya dan kehamilannya dan tanda vitasl
ibu dalam batas normal
1. Ibu mengerti dengan penkes yang diberikan
2. Ibu mau dan bersedia untuk melakukan kunjungan apabila ada keluhan
85

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDAN IBU BERSALIN PADA NY “A”

DENGAN P1A0H1 DI BPM FIFI YANTI Z, S.TR.KEB

I. Pengkajian Data
Nama Pengkaji : Vilya Rona Rizky
Tanggal dan Waktu : 11 Juli 2021

A. Identitas (Subjektif)
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. E
Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Tiagan, S.Pua Alamat Rumah: S.Pua
B. Anamnesa
1. Alasan Kunjungan : keluar darah bercampur lendir
2. Keluhan Utama : nyeri perut ke pinggang
3. Riwayat Menstruasi
Menarchce : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Teratur / Tidak : teratur
Dismenorrhoe : tidak
Keluhan Lain : tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan : menikah
Perkawinan Ke :1
Usia Saat Menikah : 25 tahun
86

5. Riwayat Kontrasepsi
Jenis Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
6. Riwayat Kehamilan Yang Lalu
Masalah/Keluhan : tidak ada
7. Riwayat Persalinan

Ana Umur Riwayat Tempat/ Komplik Bayi Keadaan


k Ke Penolong asi (JK;BB; Anak
Kehami Persalinan
/Penyulit PB) Sekarang
lan (Spontan/ Persalina
Persalina (Hidup;
(Abortu SC/ n
n Meninggal)
s, Forsep/Va (Nakes/
Premat kum) Non
ur, Nakes)
Aterm)

1 Aterm Spontan Bidan Tidak LK, Hidup


ada 3000g,
48 cm

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


Hari Pertama Haid Terakhir : 11 Oktober 2020
Umur Kehamilan : 39 minggu
Tafsiran Persalinan : 18 Juli 2021
9. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Penyakit Sekarang
Jantung : tidak ada
Paru : tidak ada
Hati : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Ginjal : tidak ada
DM : tidak ada
87

Asma : tidak ada


Malaria : tidak ada
TBC : tidak ada
Epilepsi : tidak ada
PMS : tidak ada
- Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
Riwayat Penyakit Sistemik
Jantung : tidak ada
Paru : tidak ada
Hati : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Ginjal : tidak ada
DM : tidak ada
Asma : tidak ada
Malaria : tidak ada
TBC : tidak ada
Epilepsi : tidak ada
PMS : tidak ada
- Riwayat Alergi
Jenis Makanan : tidak ada
Jenis Obat – obatan : tidak ada
Dan Lain-Lain : tidak ada
- Riwayat Operasi : tidak ada
- Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Sistemik
Jantung : tidak ada
Paru : tidak ada
Hati : tidak ada
Hipertensi : ada
Ginjal : tidak ada
DM : tidak ada
Asma : tidak ada
88

TBC : tidak ada


Epilepsi : tidak ada
PMS : tidak ada
Riwayat Cacat Bawaan : tidak ada
Riwayat Penyakit Menular : tidak ada
Riwayat Keturunan Kembar : tidak ada
10 Nutrisi
Makan : ada
Minum : ada
11. Eliminasi
BAK : ada
BAB : ada
C. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TB : 162 cm
BB : 82 kg
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmhg DN : 98 x/menit
P : 20 x/menit S : 36,5 C
2. Pemeriksaan Penunjang
Kadar Hb : 12gr%
Golongan Darah :A
USG : normal
89

II. Interpretasi Data


1. Diagnose Kebidanan :
Ibu G1P0A0H0 usia 27 tahun dengan usia kehamilan 39 minggu inpartu
kala I fase aktif normal, KU ibu dan janin baik
2. Data dasar :
Usia kehamilan 39 minggu
Pembukaan 6 cm
3. Masalah : nyeri perut menjalar kepinggang
4. Kebutuhan :
Asuhan Sayang Ibu
Konseling Pra Bersalin
Persiapan Pertolongan

III. Antisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial :


Tidak ada

IV. Tindakan Segera / Kolaborasi :


Tidak ada

V. Perencanaan Asuhan
- Melakukan informed conset
- Menjelaskan hasil pemeriksaan
- Memberikan asuhan sayang ibu
- Mengajarkan ibu persiapan persalinan
- Mampersiapkan alat-alat dan obat
pertolongan persalinan.
- Mempersiapkan perlengkapan ibu dan bayi
- Melakukan pemantauan kemajuan persalinan
- Melakukan pendokumentasian
90

VI. Implementasi / Pelaksanaan (Mandiri, Kalaborasi, Rujukan)


- melakukan informed consent
- menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu :
a. K/U : Baik
b. TTV : TD : 120/80 mmhg DN : 98 x/menit
P : 20 x/menit S : 36,5 C

c. kontraksi : 3*10/35 “
d. PD : Portio Tipis, Pembukaan 6 Cm, Air Ketuban (+)
- memberikan asuhan sayang ibu :
a. memberikan dukungan moral
b. memberikan keluluasaan pada ibu untuk kekamar mandi
c. memberikan asupan nutrisi kepada ibu
d. menjaga privasi ibu
e. menghadirkan keluarga sebagai pendamping persalinan
- mengajarkan ibu untuk atur pernapasan apabila adanya kontraksi
- menyiapkan alat-alat dan obat-obatan pertolongan persalianan
b. partus set
c. heating set
d. obat-obatan
- menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi
a. ibu : kain panjang, gurita, softek
b. bayi : bedong, popok, baju, topi bayi
- melakukan pemantauan kemajuan persalinan
- melakukan pendokumentasian keadaan umum dan kemajuan persalinan
dengan partograf
91

Kala II Persalinan

Data Subjektif :
1. Ibu mengatatakan sakit semakin kuat
2. Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
3. Ibu mengatakan adanya tekanan pada anus dan rasa ingin BAB
Data Objektif :
1. His 5 x dalam 10 menit dengan durasi 45 detik
2. Perenium menonjol
3. Vulva dan anus membuka
4. Tekanan darah dalam batas normal
TD : 120/80 mmhg DN : 98 x/menit
P : 20 x/menit S : 36,5 C
4. DJJ terdengar pada atas simfisis perut ibu dengan frekuensi 145 kali
permenit.
5. Pemeriksaan dalam pukul : 09.30 wib
Vulva vagina : tidak ada kelainan
Porsio : penipisan 100%
Pembukaan : lengkap 10 cm
Ketuban: pecah jernih spontan, jam : 09.30 wib
Presentasi : UUK di ba wah simfisis
Penurunan : hodge IV
Penyusupan :0
Penumbungan : tidak ada
Pelepasan : lendir, darah, dan air ketuban
Assesmen :
Diagnose : ibu inpartu kala II normal keadaan ibu dan janin baik
Kebutuhan:
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Pertolongan persalinan
92

Perencanaan :
1. Beritahu hasil pemeriksaan
2. Lakukan pertolongan persalinan
Implementasi :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
 Pembukaan sudah lengkap
 Dan mempersiapkan pendamping persalinan
2. Melakukan pertolongan persalinan
 Melihat tanda dan gejala kala II : ada dorongan yang kuat untuk
meneran, tekanan pada anus, premium menonjol, vulva vagina
terbuka.
 Memastikan pelengkapan alat
 Mengajar dan memimpin meneran saat ada rasa meneran yang kuat
 Memakai handscoon steril
 Saat vulva membuka 5-6 cm tahan bagian premium dengan
menggunakan tanggan kanan, dan tanggan kiri menahan bagian
puncak kepala
 Setelah kepala lahir periksa adanya lilitan tali pusat
 Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar
 Setelah bayi melakukan putaran paksi luat pegang kepala bayi
dengan tangan secara bipariental lalu lakukan penekanan kearah
bawah bahu bayi untuk melahirkan bahu depan, dan lakukan
penekanan pada arah atas untuk melahirkan bahu belakang,
lakukan sanggah susur sampai keujung timit bayi. Bayi lahir
pukul:09.45 wib, BB: 3000, PB: 48 cm, LK: 34, LD:35 cm, JK:
laki-laki.
 Menilai bayi segera menanggis setelah lahirdan menilai APGAR
score 8/9, Mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan kain bersih
 Memeriksa fundus untuk memastikan janin tunggal
93

Evaluasi
1. ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. sudah melakukan persalinan berjalan dengan normal, Bayi lahir
pukul: 09.45 wib, BB: 3000, PB: 48 cm, LK: 34, LD:35 cm, JK:
laki-laki.
Catatan Perkembangan

Hari/ Pelaksanaan Evaluasi


Tanggal/Jam
11 Juni 2021 Melakukan pimpinan Bayi lahir Spontan
Pukul :09.30 persalinan dengan BB:3000gr,
wib JK:LK , PB:48 cm,
APGAR SCORE 8/9

Kala III Persalinan : Pengkajian Untuk Pelepasan Placenta

Data Subjektif :
a. ibu tampak senang dengan kelahiran bayinya
b. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.
Data Objektif :
a. Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras TFU : setinggi pusat.
b. Tanda-tanda vital :
TD :120/80 mmhg S : 36,4
N :98x/menit R: 23x/menit
c. Plasenta belum lahir
d. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta:
Ada semburan darah, Pemanjangan tali pusat, perubahan bentuk uterus
e. Mengosongkan kandung kemih ibu
94

Assesmen:
Diagnosa : parturient kala III normal, ku ibu baik
a. Tidak adanya penyulit dan Komplikasi Persalinan Kala III
b. Kebutuhan Ibu Bersalin Kala III
- Periksa uterus ibu memastikan tidak ada janin ke dua
- Suntikan oksitosin di sepertiga paha ibu
- Kosongkan kandung kemih ibu
- Manajemen Aktif Kala III
Data Fokus :
a Kontraksi uterus baik, teraba bulat dan keras
b TFU setinggi pusat
c Adanya Tanda – Tanda Placenta Lepas
Semburan darah, Pemanjangan tali pusat, Perubahan bentuk uterus
Planning Kala III :
Manajemen Aktif Kala III sesuai dgn SOP :
1. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin kedua.
2. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik. dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menuntikkan oksitosin).
3. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
4. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis
dengan teknik kusnier, untuk mendeteksi pelepasan plasenta, sementara
itu tangan lain meregangkan tali pusat.
5. Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat kearah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso cranial)
secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).
6. Lakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, sambil penolong meregangkan tali pusat dengan arah sejajar
lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap
lakukan tekanan dorsokranial).
95

7. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta


dengan hati-hati, pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan
putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban
8. Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4
jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
9. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan
untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah
lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
10. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
Evaluasi :
1. Sudah memeriksa dan ibu hamil tunggal
2. Ibu telah di beritahu dan ibu bersedia di suntik
3. Sudah melakukan dan oksitosin telah disuntikkan
4. Sudah melakukan tali pusat telah diklem
5. Kelm sudah di pindahkan dengan berjarak 5-6 cm dari vagina
6. Sudah meletakan tanggan di diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi, sementara itu tangan lain meregangkan tali
pusat
7. Sudah dilakukan dorongan dorso cranial
8. Sudah di lakukan peregangan tali pusat
9. Palsenta lahir lengkap lahir 5 menit setelah bayi lahir
10. Sudah melakukan masase uterus, Tfu 2 jari dibawah pusat, uterus
keras bulat memundar.
96

Kala IV Persalinan
Data Subjektif :
1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah, setelah melahirkan.
2. Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
Data Objektif :
a. KU : baik
TD :120/80 mmHg S : 36,60C
N : 89x/ menit R :23 x/ menit
b. Kontraksi uterus teraba keras, TFU teraba 2 jari dibawah pusat
c. Perdarahan ±150 cc
Assisment :
Pemahaman :
Diangnosa : ibu parturient kala IV normal keadaan ibu dan janin baik
a. Tidak ada didapatkan penyulit dan komplikasi persalinan kala IV
b. Kebutuhan dasar Ibu Bersalin Kala IV
- Informasi hasil pemeriksaan kepada ibu
- Nutrisi, cairan & rasa nyaman
- Dokumentasi catatan persalinan
Data Fokus :
a. Tidak didapatkan kegawatan pada Ibu
b. Tidak didapatkan penyulit dan masalah pada Ibu
Planning Kala IV :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Observasi KU : baik
TD : 120/80mmhg R : 21 x/menit
N : 89 x/menit S : 36,50c
Uterus berkontraksi, TFU 2 jari dibawah pusat
Perdarahan :
1. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama setelah persalinan (±150cc)
Setiap 30 menit pada 2 jam pertama setelah persalinan (±150 cc)
2. Berikan ibu nutrisi cairan makanan, dan kenyamanan
3. Mendokumentasi catatan persalinan
97

Evaluasi :
1. ibu sudah mengetahui keadaananya
2. ibu sudah mendapatkan cairan dan rasa nyaman
3. sudah dilakukan dokumentasi catatan persalinan
98

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA

BAYI NY “A” UMUR 4 JAM DI BPM FIFI YANTI Z, S.TR.KEB

I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama bayi : Bayi Ny “A”

Tanggal : 11 Juli 2021

Pukul : 09.45 WIB

Jenis kelamin : Laki - Laki

BB : 3000 g

PB : 48 cm

Nama Ibu : Ny. “A” Nama suami : Tn. E

Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tiagam, S.Pua Alamat : Tiagam,


S.Pua
99

B. Anamnesa
Tanggal : 11 Juli 2021

Pukul : 14.00 WIB

1. Riwayat kesehatan sekarang


a. Perdarahan : tidak ada
b. Preeklamsi : tidak ada
c. Penyakit kelamin : tidak ada
d. Lain-lain : tidak ada
2. Keadaan bayi baru lahir
Keadaan bayi : Baik
Apgar sore : 8/9
Resusitasi
a. Pengisapan lendir : ada
b. Rangsangan : ada
c. Masase jantung : tidak ada
d. Intubasi endotracheal : tidak ada
e. Oksigen : tidak ada

C. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan : baik
b. Pernafasan : 44 x/menit
c. BB : 3000 g
d. PB : 48 cm
2. Pemeriksaan khusus
a. Kepala : tidak ada massa atau penumbungan
b. Ubun-ubun : datar
c. Muka : simetris
d. Mata : simetris kiri kanan, tidak ada tanda infeksi
e. Telinga : normal, simetris ka/ki, lubang (+)
f. Hidung : lubang (+), tidak ada sekret
100

g. Leher : tidak ada pembesaran atau benjolan


h. Dada : simetris, bunyi nafas normal
i. Punggung : tidak ada pembengkakan
j. Tali pusat : tidak ada pendarahan, tidak ada infeksi
k. Ekstermitas : jari tanggan kiri dan kanang lengkap, jari kaki kiri
dan kanan lengkap.
l. Anus : berlubang

3. Antopometri
a. Lingkar kepala : 34 cm
b. Lingkar dada : 35 cm
c. Lingkar lengan atas : 12 cm

4. Eliminasi
a. Miksi : ada
b. Mekonium : ada

II. INTERPRESTASI DATA


A. Diagnosa : Bayi Ny.A 4 jam lahir normal
B. Masalah : tidak ada
C. Kebutuhan :
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Perlindungan thermal
3. Kebutuhan nutrisi
4. Teknik menyusui
5. Perawatan Tali pusat
6. Penkes tentang tanda bahaya bayi baru lahir

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada
101

IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Perlindungan thermal
3. Kebutuhan nutrisi
4. Teknik menyusui
5. Perawatan Tali pusat
6. Penkes tentang tanda bahaya bayi baru lahir

VI. IMPLEMENTASI
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, setelah kita
melakukan beberapa pemeriksaan, anak ibu lahir dalam keadaan sehat,
dalam keadaan baik, dan tidak ada kelainan apapun.
2. Memeberikan perlindungan termal, yaitu menjaga kehangatan bayi
dengan cara membedung bayi dengan kain yang kering sehingga
menghindari bayi dari hipotermi.
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan ASI. ASI merupakan nutrisi
paling penting bagi bayi untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangannya selama 6 bulan pertama kelahiran. ASI juga
diperkaya dengan antibodi yang mampu melindungi bayi dari banyak
penyakit.
4. Mengajarkan teknik menyusui, yaitu duduklah dalam posisi tegak
dengan keadaan yang rileks, gendong bayi dengan posisi perut bayi
bertemu dengan perut ibu, letakkan kepala bayi disiku ibu, telinga,
bahu dan pinggul bayi dalam keadaan posisi satu garis lurus. Angkat
payudara secara perlahan sambil menarik bayi kearah payudara saat
mulut bayi membuka, pastikan seluruh aerola masuk kedalam mulut
bayi.
5. Melakukan Perawatan Tali pusat. Pastikan tali pusat dalam keadaan
selalu bersih dan kering sehingga terhindar dari infeksi.
102

6. Memberikan penkes tentang tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu


mejelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir seperti
pernafasan > 60 x/i, suhu > 37.5°C, kulit bayi berwarna kuning pada
24 jam pertama setelah lahir, Tali pusat kemerahan dan berbau, tidak
BAB dan BAK pada 24 jam pertama kelahiran, tidur secara terus
menerus, idak menyusu, kejang, merintih.

VII. EVALUASI
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
Ibu sudah mengerti dengan informasi yang sudah diberikan dan ibu
senang karena anaknya lahir dalam keadaan sehat.
2. Memberitahu ibu cara melakukan perlindungan thermal
Ibu sudah tau cara melakukan perlindungan thermal pada bayinya
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
Ibu suda mengerti dengan nutri yang dibutuhkan oleh bayinya
4. Mengajarkan teknik menyusui
Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang baik dan bbenar dan sudah
mencoba sesuai dengan penkes yang diberikan
5. Melakukan Perawatan Tali pusat
Ibu sudah memngerti cara melakukan perawatan tali pusat yang sudah
di ajarkan oleh bidan
6. Memberikan penkes tentang tanda bahaya bayi baru lahir
Ibu sudah mngerti dengan tanda bahaya bayi baru lahir dan akan
membawa ke fasilitas kesehatan jika salah satu tanda bahay tersebut
terjadi.
103

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA

BAYI NY “A” UMUR 1 HARI DI BPM FIFI YANTI Z, S.TR.KEB

I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama bayi : Bayi Ny “A”

Tanggal : 11 Juli 2021

Pukul : 09.45 WIB

Jenis kelamin : Laki - Laki

BB : 3000 g

PB : 48 cm

Nama Ibu : Ny. “A” Nama suami : Tn. E

Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tiagan, S.Pua Alamat : Tiagan,


S.Pua
104

B. Anamnesa
Tanggal : 12 Juli 2021
Pukul : 09.00 WIB
Riwayat kesehatan sekarang
Perdarahan : tidak ada
Preeklamsi : tidak ada
Penyakit kelamin : tidak ada
Lain-lain : tidak ada

C. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
Keadaan : baik
Pernafasan : 40 x/menit
BB : 3000 g
PB : 48 cm
2. Pemeriksaan khusus
Kepala : tidak ada massa atau penumbungan
Ubun-ubun : datar
Muka : simetris
Mata : simetris kiri kanan, tidak ada tanda infeksi
Telinga : normal, simetris ka/ki, lubang (+)
Hidung : lubang (+), tidak ada secret
Leher : tidak ada pembesaran atau benjolan
Dada : simetris, bunyi nafas normal
Punggung : tidak ada pembengkakan
Tali pusat : tidak ada pendarahan, tidak ada infeksi
Ekstermitas : jari tanggan kiri dan kanang lengkap, jari kaki kiri
dan kanan lengkap.
Anus : berlubang
105

3. Antopometri
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar lengan atas : 12 cm

4. Eliminasi
Miksi : ada
Mekonium : ada

II. INTERPRESTASI DATA


1. Diagnosa : Bayi Ny.A 1 hari lahir normal
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan :
Informasi hasil pemeriksaan
Kebutuhan nutrisi

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Perlindungan thermal
3. Kebutuhan nutrisi
4. Perawatan bayi
5. Perawatan Tali pusat
6. Penkes tentang tanda bahaya bayi baru lahir
106

VI. IMPLEMENTASI
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, setelah kita melakukan
beberapa pemeriksaan, anak ibu lahir dalam keadaan sehat, dalam
keadaan baik.
2. Memeberikan perlindungan termal, yaitu tetap menjaga kehangatan bayi
dengan cara membedung bayi dengan kain yang kering sehingga
menghindari bayi dari hipotermi.
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan ASI. Mengingatkan kembali
ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, bangunkan bayi untuk
menyusui apabila bayi tidur.
4. Menjelaskan pada ibu tentang perawatan bayi. Mandikan bayi 1 kali
dalam sehari, mandikan bayi dengan air hangat dan segera keringkan
seluruh tubuh bayi dengan tetap menjaga kehangatan bayi. Jangan
mandikan bayi apabila bayi demam.
5. Melakukan Perawatan Tali pusat. Mengingatkan kembali ibu untuk
pastikan tali pusat dalam keadaan selalu bersih dan kering sehingga
terhindar dari infeksi.
6. Memberikan penkes tentang tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu
mengingatkan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir
seperti pernafasan > 60 x/i, suhu > 37.5°C, kulit bayi berwarna kuning
pada 24 jam pertama setelah lahir, Tali pusat kemerahan dan berbau,
tidak BAB dan BAK pada 24 jam pertama kelahiran, tidur secara terus
menerus, idak menyusu, kejang, merintih.

VII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui keadaan bayinya baik
2. Ibu mengerti tentang kebutuhan termal
3. Ibu mengerti tentang nutrisi pada bayi
4. Ibu paham cara memandikan bayi
5. Ibu paham dengan cara perawatan tali pusat
6. Ibu mengerti dengan tanda bayaha pada bayi
107

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA

BAYI NY “A” UMUR 7 HARI DI BPM FIFI YANTI Z, S.TR.KEB

II. PENGUMPULAN DATA


A. Identitas / Biodata
Nama bayi : Bayi Ny “A”
Tanggal : 11 Juli 2021
Pukul : 09.45 WIB
Jenis kelamin : Laki – Laki
BB : 3000 g
PB : 48 cm

Nama Ibu : Ny. “A” Nama suami : Tn. E


Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tiagam, S.Pua Alamat : S.Pua

B. Anamnesa
Tanggal : 18 Juli 2021
Pukul : 16.00 WIB
1. Riwayat kesehatan sekarang
Perdarahan : tidak ada
Preeklamsi : tidak ada
Penyakit kelamin : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
2. Keadaan bayi baru lahir : sehat
108

C. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
Keadaan : baik
Pernafasan : 44 x/menit
BB : 3100 g
PB : 48 cm
2. Pemeriksaan khusus
Kepala : tidak ada massa atau penumbungan
Ubun-ubun : datar
Muka : simetris
Mata : simetris kiri kanan, tidak ada tanda infeksi
Telinga : normal, simetris ka/ki, lubang (+)
Hidung : lubang (+), tidak ada sekret
Leher : tidak ada pembesaran atau benjolan
Dada : simetris, bunyi nafas normal
Punggung : tidak ada pembengkakan
Tali pusat : tidak ada pendarahan, tidak ada infeksi
Anus : berlubang

3. Antopometri
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar lengan atas : 12 cm

4. Eliminasi
Miksi : ada
Mekonium : ada
109

III. INTERPRESTASI DATA


A. Diagnosa : Bayi Ny.A 7 hari lahir normal
B. Masalah : tidak ada
C. Kebutuhan :
Informasi tentang imunisasi
Penkes tentang tanda bahaya bayi baru lahir

IV. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada

V. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak ada

VI. INTERVENSI
A. Informasikan hasil pemeriksaan
B. Kebutuhan nutrisi
C. Informasi tentang imunisasi
D. Penkes tentang tanda bahaya bayi baru lahir

VII. IMPLEMENTASI
A. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, setelah kita melakukan
beberapa pemeriksaan, anak ibu lahir dalam keadaan sehat, dalam
keadaan baik.
B. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan ASI. Mengingatkan kembali
pada ibu ASI merupakan nutrisi paling penting bagi bayi untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangannya selama 6 bulan pertama
kelahiran. ASI juga diperkaya dengan antibodi yang mampu melindungi
bayi dari banyak penyakit.
110

C. Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi. Imunisasi adalah suatu usaha


memberi kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu.

Macam – macam imunisasi :


a. BCG
Diberikan untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit TBC.
Imunisasi ini diberikan pada umur 0-2 bulan. Efek samping pada
dasarnya tidak ada, tapi setelah 2 minggu penyuntikan, di tempat
penyuntikan akan terbentu bisul kecil yang sembuh sendiri dan
meninggalkan bekas.
b. DPT
Diberikan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, pertusis dan tetanus. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan
sebanyak 3 kali suntikan dengan jarak penyuntikan 4 minggu.
c. Polio
Diberikan untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit polio.
Imunisasi ini diberikan sebanyak 4 kali dengan interval 4 minggu.
Efek samping yang mungkin timbul adalah pusing, nyeri otot dan
diare ringan.
d. HB0 (Hepatitis B)
Diberikan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit
hepatitis B. Diberikan 3 kali dengan jarak I dan II 1 bulan, II dan
III 5 bulan. Efek samping seperti demam, memerah pada daerah
suntikan.
e. Campak
Diberikan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit
campak. Jadwal pemberian yaitu pada umur 9-11 bulan, pemberian
imunisasi ini hanya 1 kali. Efek samping seperti demam, kejang
ringan
111

D. Memberikan penkes tentang tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu


mejelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir seperti
pernafasan > 60 x/i, suhu > 37.5°C, kulit bayi berwarna kuning pada 24
jam pertama setelah lahir, Tali pusat kemerahan dan berbau, tidak BAB
dan BAK pada 24 jam pertama kelahiran, tidur secara terus menerus,
idak menyusu, kejang, merintih.

VIII. EVALUASI
A. Ibu mengetahui keadaan bayinya baik
B. Ibu mengerti tentang ASI
C. Ibu mengerti tentang imunisasi
D. Ibu mengerti tentang tanda bahaya pada bayi
112

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “A”

2 JAM NORMAL DI BPM FIFI YANTI Z, S.TR.KEB

II. Pengkajian Data


Nama Pengkaji : Vilya Rona Rizky
Tanggal dan Waktu : 11 Juli 2021

A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. E
Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Tiagan, S.Pua Alamat Rumah: S.Pua

B. Anamnesa
Tanggal : 11 Juli 2021
Pukul : 12.00 WIB
1. Alasan Kunjungan : Memeriksa keadaan ibu setelah melahirkan
2. Riwayat Persalinan
a. Tanggal Persalainan : 11 Juli 2021
b. Ditolong Oleh : Bidan
c. Cara Persalinan : Normal
d. Komlikasi : Tidak ada
e. Kedaan Plasenta : Lahir lengkap
f. Perdarahan : TIdak
3. Bayi
a. Lahir Secara : Spontan
b. BB : 3000 g
c. PB : 48 cm
d. JK : Laki-laki
113

e. Cacat bawaan : Tidak ada


f. Anus : (+)
g. Reflek Hisap : (+)
4. Riwayat Post Partum
a. KU : Baik
b. Keadaan Emosional : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
TD : 120/70 mmhg
N : 98 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,5⁰C
d. Payudara
- Puting Susu : Menonjol
- Pengeluaran : (+)
e. Uterus
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Kontaraksi : Keras
f. Pengeluaran Lochea : Rubra
g. Kandung Kemih : Kosong
h. Ekstermitas
Oedema : (-)

III. Interpretasi Data


A. Diagnosa Kebidanan : Ibu P1A0H1 2 Jam Post Partum normal
B. Masalah : Tidak ada
C. Kebutuhan :
1) Informasi tentang hasil pemeriksaan
2) Memberikan suppor kepada ibu
3) Mengobservasi ttv
4) Mencatat semua hasil pemeriksaan
5) Lakukan pemeriksaan dan observasi
114

IV. Antisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial


Tidak ada
V. Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada
VI. Perencanaan Asuhan
a. Informasikan keadaan ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan
b. Informasikan pada ibu tentang keadaan bayi
c. Memberikan suppor kepada ibu
d. Beritahu pasien untuk makan dan minum
e. Anjurkan mobilisasi dini
f. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat
g. Bersihkan tubuh ibu dan lakukan perawatan vulva hygiene
h. Kontrol pembalut ibu

VII. Implementasi / Pelaksanaan (Mandiri, Kalaborasi, Rujukan)


a. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa
keaadaan baik yaitu dengan tanda-tanda vital:
TD : 120/70 mmhg
N : 98 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,5⁰C
b. Menginformasikan pada ibu , bahwa keadaan ibu dan bayi baik
c. Memberikan support ibu seperti :
1) Memberi dukungan mental kepada ibu untuk menjalani proses
perawatan ibu selanjutnya
2) Menganjurkan suami/keluarga untuk menemani ibu selama proses
perawatan berlangsung untuk memberikan dukungan mental dan
sikologis
3) Menganjurkan keluarga untuk memberikan semangat pada ibu untuk
menyusui
d. Anjurkan mobilisasi dini pada ibu dengan miring kiri/kanan dan berjalan
dengan pelan
115

e. Informasikan pada ibu nutrisi masa nifas supaya nutrisi ibu terjaga untuk
mempercepat penyembuhan dan memperbanyak ASI, seperti susu, telur,
ikan daging, kacang-kacangan, sayuran
f. menganjurkan ibu untuk cukup istirahat untuk mempercepat pemulihan ibu
g. Bersihkan tubuh ibu dan lakukan perawatan vulva hygiene, untuk
memberikan rasa nyaman bagi pasien dan untuk mencegah infeksi
h. Kontrol pembalut ibu supaya ibu tetap bersih dan nyaman

VIII. Evaluasi
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan pada ibu
b. Pasien sudah diberitahu tentang keadaan ibu dan bayinya baik
c. Memberikan support ibu:
1) Ibu terlihat lebih tenang dan siap dalam menjalani masa nifas
2) Ibu terlihat tenang saat ditemani suami dan keluarga
3) Ibu merasa nyaman dengan asuhan yang diberikan
d. Pasien telah melakukan mobilisasi dini
e. Pasien sudah paham dengan kebutuhan nutrisi masa nifas
f. Ibu mengerti dengan kebutuhan istirahat masa nifas
g. Ibu sudah mengerti tentang hygiene
116

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “A”

6 JAM NORMAL DI BPM FIFI YANTI Z, S.TR.KEB

1. Pengkajian Data
Nama Pengkaji : Vilya Rona Rizky
Tanggal dan Waktu : 11 Juli 2021

A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. E
Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Tiagan, S.Pua Alamat Rumah: S.Pua

B. Anamnesa
Tanggal : 11 Juli 2021
Pukul : 16.00 WIB
1. Alasan Kunjungan : Memeriksa keadaan ibu setelah melahirkan
2. Riwayat Persalinan
Tanggal Persalainan : 11 Juli 2021
Ditolong Oleh : Bidan
Cara Persalinan : Normal
Komlikasi : Tidak ada
Kedaan Plasenta : Lahir lengkap
Perdarahan : TIdak
3. Bayi
Lahir Secara : Spontan
BB : 3000 g
PB : 48 cm
JK : Laki-laki
117

Cacat bawaan : Tidak ada


Anus : (+)
Reflek Hisap : (+)
4. Riwayat Post Partum
- KU : Baik
- Keadaan Emosional : Composmentis
- Tanda – Tanda Vital
TD : 120/80 mmhg
N : 96 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,3⁰C

- Payudara
Puting Susu : Menonjol
Pengeluaran : (+)
- Uterus
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontaraksi : Keras
- Pengeluaran Lochea : Rubra
- Kandung Kemih : Kosong
- Ekstermitas
Oedema : (-)

II. Interpretasi Data


A. Diagnosa Kebidanan : Ibu P1A0H1 6 Jam Post Partum normal
B. Masalah : Tidak ada

III. Antisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial


Tidak ada

IV. Tindakan Segera / Kolaborasi


Tidak ada
118

V. Perencanaan Asuhan
a. Beritahu hasil pemeriksaan
b. Kebutuhan gizi ibu menyusui
c. Eliminasi
d. Personal Hygiene
e. Istirahat
f. Tanda bahaya post partum
g. Cara menyusui yang baik dan benar

VI. Implementasi / Pelaksanaan (Mandiri, Kalaborasi, Rujukan)


a. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa
keaadaan baik yaitu dengan tanda-tanda vital:
TD : 120/80 mmhg
N : 96 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,3⁰C
b. Memberitahukan kebutuhan gizi ibu menyusui
Selama menyusui ibu sangat dianjukan mengkonsumsi makanan bergizi
untuk pemenuhan energi dan protein ibu. Beberapa anjuran yang
berhubungan dengan pemenuhan gizi ibu menyusui yaitu :
- Mengkonsumsi sayur dan buah-buahan
- Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, terutama setelah menyusui
- Mengkonsumsi Vitamin A agar dapat memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI.
c. Memberitahukan ibu eliminasi
Pada 6 jam pertama, ibu sudah harus dapat buang air bersih, semakin lama
urine tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan
pada organ perkemihan, misalnya infeksi, dan meyakinkan ibu untuk tidak
takut buang air besar karena buang air besar tidak akan menambah parah
luka jahitan jalan lahir
119

d. Mengajarkan ibu personal Hygiene


- Menjaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi
- Membersihkan daerah kelamin dengan air
- Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2
kali dalam sehari
- Mencucu tangan dengan sabun dan air setiap kali selesai
membersihkan daerah kemaluannya
- Hindari untuk menyentuh daerah luka agar tidak terjadi infeksi.
e. Memberitahu ibu waktu untuk istirahat
Ibu pors partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk
memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga disarankan untuk
memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai
persiapan untuk energi menyusui bayinya nanti.
f. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas
Pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas sangat
diperlukan untuk mendeteksi komplikasi selama masa nifas. Tanda bahaya
masa nifas meliputi :
- Perdarahan atau pengeluaran yang abnormal
- Sakit daerah perut/punggung
- Sakit kepala terus menerus setelah istirahat tidak hilang
- Penglihatan kabur
- Nyeri ulu hati
- Bengkak pada wajah, tangan dan kaki
- Demam tinggi
- Muntah terus menerus
- Sakit saat Buang Air Kecil (BAK)
- Perubahan pada payudara; panas, merah, nyeri dan bengkak
- Nyeri/kemerahan pada betis
- Depresi pasca persalinan
120

g. Mengajari ibu cara menyusui yang baik dan benar


1. Perhatikan posisi badan ibu dan badan bayi
- Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada putting susu dan areola sekitarnya. Setelah itu ibu harus
duduk atau berbaring dengan santai, jika duduk kaki ibu tidak
menggantung dan punggung serta lengan ibu bersandar pada
sandaran kursi.
- Gendong bayi setinggi payudara, gunakan bantal untuk menyangga
punggung dan lengan ibu serta untuk menyangga bayi.
- Bayi dipegang pada belakang bahunya tidak pada belakang kepala.
Siku dan lengan ibu menyangga kepala, leher dan punggung bayi.
Bokong atau paha atas bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
- Lengan bayi yang lebih dekat ke ibu diusahakan melingkari tubuh
ibu agar tidak menghalangi tubuh bayi ketika menghisap putting
dan tangan satu lagi diletakkan di depan.
- Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu.
- Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap ke
payudara, rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau dengan bagian
bawah payudara ibu.
- Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
- Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
- Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat
bayi dengan lengan ibu bagian dalam sambil menatap bayi dengan
penuh kasih sayang.
VII. Evaluasi
a. Ibu mengetahuihasil pemeriksaaan
b. Ibu menegerti tentang kebutuhan gizi ibu menyusui
c. Ibu mau melakukan eliminasi
d. Ibu mengerti tentang personal hygiene
e. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
f. Ibu mengetahui tanda bahaya post partum
g. Ibu mnegerti tentang cara menyusui yang baik dan benar
121

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “A”

7 HARI NORMAL DI BPM FIFI YANTI Z, S.TR.KEB

1. Pengkajian Data
Nama Pengkaji : Vilya Rona Rizky
Tanggal dan Waktu : 18 Juli 2021

A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. E
Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Tiagan, S.Pua Alamat Rumah: S.Pua

B. Anamnesa
Tanggal : 18 Juli 2021
Pukul : 16.00 WIB
1. Alasan Kunjungan : Memeriksa keadaan ibu setelah melahirkan
2. Riwayat Persalinan
Tanggal Persalainan : 11 Juli 2021
Ditolong Oleh : Bidan
Cara Persalinan : Normal
Komlikasi : Tidak ada
Kedaan Plasenta : Lahir lengkap
Perdarahan : TIdak
122

3. Bayi
Lahir Secara : Spontan
BB : 3000 g
PB : 48 cm
JK : Laki-laki
Cacat bawaan : Tidak ada
Anus : (+)
Reflek Hisap : (+)
4. Riwayat Post Partum
- KU : Baik
- Keadaan Emosional : Composmentis
- Tanda – Tanda Vital
TD : 120/80 mmhg
N : 89 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,5⁰C

- Payudara
Puting Susu : Menonjol
Pengeluaran : (+)
- Uterus
TFU : pertengahan pusat simphisis
Kontaraksi : Keras
Pengeluaran Lochea : Sanguinolenta (merah kekuningan)
Kandung Kemih : Kosong
- Ekstermitas
Oedema : (-)

II. Interpretasi Data


Diagnosa Kebidanan : Ibu P1A0H1 7 hari Post Partum normal
Masalah : Tidak ada
123

III. Antisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial


Tidak ada

IV. Tindakan Segera / Kolaborasi


Tidak ada

V. Perencanaan Asuhan
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Beritahu nutrisi pada ibu nifas
3. Beri motivasi untuk menyusui
4. Anjurkan posyandu setiap bulan
5. Anjurkan kunjungan ulang

VI. Implementasi / Pelaksanaan (Mandiri, Kalaborasi, Rujukan)


1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan
dalam batas normal dan keadaan umum ibu baik
TD : 120/80 mmhg
N : 89 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,5⁰C
2. Memberitahu kebutuhan nutrsi ibu saat masa nifas
Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas,
metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta
sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu
memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup
dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengansung
alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan
yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber tenaga,
pembangun, pengatur dan pelindung.
124

3. Memotivasi ibu untuk sering menyusi bayinya dan meningkatkan


produksi ASI dengan istirahat cukup pada saat bayi tidur dan
memperbanyak minum air putih
4. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk
memantau tumbuh kembang bayi setiap bulan, dan melaksanakan
imunisasi dasar pada bayi
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang apabila ada keluhan
125

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

PADA NY “A” DI PMB FIFI YANTI Z, S.TR.KEB

Tanggal : 29 Juli 2021


Pukul : 16.00 Wib

I. Pengkajian Data
DATA SUBJEKTIF

1. Biodata
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. E
Umur : 27 Tahun Umur : 31
Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Tiagan, S.Pua Alamat :
Tiagan, S.Pua

2. Alasan Kunjungan
Ingin konsultasi KB

3. Tujuan ber-KB

( √ ) Menjarangkan kehamilan
( ) Menghentikan kehamilan
( ) Waktu pemakaian sudah habis

4. Riwayat Obstetri
a. Menstuasi
 Menarce : 12 Tahun
 Siklus : 28 Hari
126

 Lamanya : 7 Hari
 Banyaknya : 3 kali ganti
 Keluhan : Tidak ada

b. Apakah klien sedang haid


( √ ) ya

( ) tidak

c. Status Pernikahan
 Pernikahan :1
 Usia Ibu waktu menikah : 25 Tahun
 Usia Suami waktu menikah : 29 Tahun
 Jumlah Anak :1

d. Riwayat Kontrasepsi : tidak ada

5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit ibu : Tidak ada
b. Riwayat penyakit kebidanan

 Kehamilan ektopik : Tidak ada


 Penyakit radang panggul : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
c. Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada
d. Riwayat penyakit Keluarga

 Penyakit yang diderita keluarga ibu : Tidak ada


 Penyakit yang diderita keluarga suami : Tidak ada
127

6. Pola kegiatan sehari-hari

a. Nutrisi
 Makan : 3 x sehari
 Minum : 7-8 gelas/hari
 Keluhan : Tidak ada

b. Eliminasi
 BAB : 1 x/ hari
 BAK : 4-5 x/ hari
c. Personal higiene
Mandi : 2 x/hari
Keramas : 1 x / 2 hari
Sikat gigi : 3 x/hari
Ganti pakaian dalam : 3 x/hari
Ganti pakaian luar : 2 x/hari

d. Istirahat
Istirahat siang : 1 jam
Tidur malam : 5-6 jam
Keluhan : Tidak ada

e. Hubungan seksual
Frekuensi : 1 x/minggu
Keluhan : Tidak ada

f. Olahraga dan rekreasi


Jenis : Tidak ada
Frekuensi : Tidak ada

g. Kebiasaan sehari-hari
Merokok : Tidak
Minuman keras : Tidak
128

Ketergantungan obat : Tidak


Jamu-jamuan : Tidak

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Baik
 TD : 110/80 mmHg
 Suhu : 36,7 C
 Nadi : 89 x/menit
 Pernafasan : 22 x/menit
 BB : 57 kg
 TB : 164 cm
2. Pemeriksaan Khusus
 Kepala : bersih, edema (-)
 Muka : edema (-)
 Mata : conjungtiva merah muda
 Hidung : tidak ada kelainan
 Leher : tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan
 Dada : simetris

3. Pemeriksaan obstetri
 Vagina : tidak dilakukan
 Servik : tidak dilakukan
 Portio : tidak dilakukan

4. Pemeriksaan labor
 Darah : Tidak ada
 Urine : Tidak ada
 Papsmear : Tidak ada
129

5. Pemeriksaan Tambahan
 USG : Tidak ada
 Rontgen : Tidak ada

II. Interpretasi Data


Diagnosa Kebidanan : Ny. A usia 27 tahun akseptor KB post partum 3
minggu
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
1. Antisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial :
Tidak ada
2. Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada
3. Perencanaan Asuhan

a. Anamnesa
b. Beritahu hasil pemeriksaan
c. Jelaskan KB Suntik 3 bulan
d. Jelaskan efek samping KB Suntik 3 bulan
e. Anjurkan kunjungan ulang

4. Implementasi / Pelaksanaan (Mandiri, Kalaborasi, Rujukan)

a. Melakukan anamnesa
b. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
Keadaan Umum : Baik

TD : 110/80 mmHg
Suhu : 36,7 C
Nadi : 89 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
BB : 57 kg
TB : 164 cm
130

c. Menjelaskan KB Suntik, adalah kontrasepsi jenis suntikan yang

dibedakan menjadi 2 macam yaitu KB suntik satu bulan dan KB suntik tiga

bulan. Tingkat keberhasilan / Efektivitas KB Suntik lebih dari 99%. Cara

penggunaan dengan dimasukkan keotot melalui suntikan setiap 1 atau 3

bulan.

d. Menjelaskan cara kerja KB suntik, yaitu

a) Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita

b) Mengentalkan lendir mulut Rahim, sehingga spermatozoa tidak masuk

kedalam Rahim

c) Menipiskan endometrium/selaput lendir sehingga tidak siap untuk

kehamilan

e. Keuntungan KB Suntik
d) Praktis, efektif dan aman

e) Tidak mempengaruhi asi, cocok digunakan untuk ibu menyusui

f) Tidak terbatas umur

f. Kerugian KB Suntik

f) Kembalinya kesuburan agak lambat

g) Harus kembali ketempat pelayanan

h) Perubahan berat badan

i) Perubahan siklus haid

j) keputihan

g. Menganjurkan kunjungan ulang pada ibu setelah masa nifas

5. Evaluasi

a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan


b. Ibu mengerti tentang KB suntik
131

c. Ibu mnegerti tentang cara kerja KB suntik


d. Ibu mengerti tentang keuntungan KB suntik
e. Ibu mengerti tentang kerugian KB suntik
f. Ibu akan kembali setelah masa nifas
132

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas kesesuaian antara tinjauan teori dalam bab 2 dengan

tinjauan kasus dalam bab 3. Pembahasan ini bertujuan untuk merumuskan

kesenjangan-kesenjangan antara teori dengan kasus nyata pada asuhan kebidanan

pada Ny. A usia 27 tahun G1P0A0H0 selama kehamilan trimester III, persalinan,

masa nifas, neonatus, dan alat kontrasepsi pascasalin yang dilakukan mulai tanggal

11 Juli 2021 di BPM Fifi Yanti Z, S.Tr.Keb dengan menggunakan varney,

diantaranya sebagai berikut :

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan

1. Pengkajian data

Pada biodata didapatkan bahwa Ny. A berusia 27 tahun. Menurut

Kemenkes RI (2017), Usia wanita yang dianjurkan untuk hamil adalah wanita

dengan usia 20-35 tahun. Pada saat pengkajian ditemukan Ny. A Selama

hamil tidur siang ± 1-2 jam dan tidur malam ± 7-9 jam sehari. Sedangkan

menurut teori Ibu hamil tidur malam kurang lebih sekitar 8 jam setiap

istirahat dan tidur siang kurang lebih 1 jam (Marmi, 2011). Berarti tidak ada

kesenjangan antara teori dengan kasus nyata.

Kenaikan BB pada Ny A dengan BB 64 kg pada TM 3, mengalami

kenaikan berat badan 12 kg dari berat badan sebelum hamil 52 kg. Menurut

Rachmawati (2008), penambahan berat badan pada wanita hamil menurut

IMT IMT 18,5-25,0 (normal), kenaikan berat badan kehamilan 11-16 kg,
133

IMT ,18,5 (kurus), kenaikan berat badan kehamilan 13-18 kg, IMT 25,0-27,0

(gemuk), kenaikan berat badan kehamilan 7-11 kg, IMT <27 (obesitas),

kenaikan berat badan kehamilan 7 kg. Berarti tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus nyata.

Pada kunjungan TM III Standart Pelayanan Antenatal dilakukan

timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus, ukur lingkar

lengan atas, pemberian tablet zat besi, dan penentuan presentasi janin dan

DJJ. Menurut Kemenkes RI (2016), Standart pelayanan Antenatal meliputi

10T yaitu penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,

pengukuran tekanan darah, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA),

pengukuran tinggi fundus uteri (TFU), penentuan presentasi janin dan denyut

jantung janin (DJJ), penentuan status imunisasi tetanus, pemberian tablet

tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, pelayanan tes

laboratorium, temu wicara, dan tatalaksana kasus. Namun untuk penentuan

status imunisasi tetanus, pelayanan tes laboratorium telah dilakukan pada

kunjungan ANC sebelumnya, temu wicara dan tatalaksana kasus tidak

dilakukan karena ibu tidak mengalami komplikasi. Berdasarkan hasil

pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan.

2. Diagnose kebidanan

Pada kunjungan tanggal 02 Juli 2021 diperoleh diagnosa G1P0A0H0

, usia 27 tahun, umur kehamilan 37-38 minggu, kehamilan fisiologis, janin

tunggal hidup, KU ibu dan janin baik. Pada kunjungan tanggal 09 Juli 2021

diperoleh diagnosa G1P0A0H0, usia 27 tahun, umur kehamilan 38-39

minggu, kehamilan fisiologis, janin tunggal hidup, KU ibu dan janin baik.
134

Menurut Kemenkes RI (2017) Perumusan diagnosa kehamilan disesuaikan

dengan nomenklatur kebidanan.

3. Penatalaksanaan

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan

rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam

bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan kebidanan

pada ibu hamil itu meliputi menimbang berat badan, mengukur tinggi badan,

mengukur tekanan darah, mengukur LILA, mengukur TFU, menentukan

status imunisasi dan memberikan imunisasi TT sesuai status imunisasi,

memberikan tablet tambah darah, menentukan presentasi janin dan

menghitung DJJ, memberikan konseling mengenai lingkungan yang bersih,

kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat, perawatan payudara, body mekanik,

kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan

persalinan dan kelahiran bayi, memberikan pelayanan tes laboratorium

sederhana, dan melakukan tatalaksana. (Kemenkes RI, 2017)

Pada kunjungan ANC usia kehamilan 37-38 minggu penatalaksanaan

sudah dilakukan secara teori.. Pada kunjungan ANC usia kehamilan 37-38

minggu dilakukan pemberian penyuluhan tentang pemenuhan nutrisi, pola

istirahat, persiapan persalinan dan pemberian tablet tambah darah. Pada

kunjungan ulang hanya dilakukan diskusi karena sebelumnya ibu sudah

mendapatkan penyuluhan tentang hal yang sama, pelaksanaan dalam bentuk

diskusi bertujuan untuk mengkaji ulang pada ibu tentang nasihat yang telah

diberikan.
135

B. Asuhan Kebidanan Persalinan

1. Pengkajian data

Pada biodata didapatkan bahwa Ny. A G1P0A0H0 berusia 127

tahun. Semakin tua usia seorang ibu akan berpengaruh terhadap kekuatan

mengejan selama proses persalinan. Menurut varney, dkk (2007), usia di

bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun mempresdiposisi wanita terhadap

sejumlah komplikasi. Usia di bawah 20 tahun meningkatkan insiden pre-

eklampsia, hipertensi kronis, persalinan yang lama pada nulipara, seksio

sesaria, persalinan preterm, anomail kromosom dan kematian janin.

Berdasarkan teori, kasus ini tidak terdapat kesenjangan teori.

Ny.A dating ke bidan pukul 22.00 wib tanggal 10 Juli 2021

merasakan adanya kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir bercampur

darah. Pada saat pemeriksaan ditemukan pembukaan 1 cm, dan ketuban

belum pecah. Pukul 09.30 WIB pembukaan lengkap. Pukul 09.45 WIB bayi

lahir secara spontan.

Pada kasus Ny.A mengalami kontraksi yang semakin lama semakin

sering kemudian pembukaan lengkap. Ada dorongan untuk meneran,

tekanan pada anus, vulva membuka dan perineum menonjol. Menurut

Sofian (2011), pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat,

dan lebih lama, kira-kira 2–3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan

masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot panggul

yang melalui lengkung refleks yang menimbulkan rasa mengedan. Oleh

karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar dengan
136

tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva

membuka, dan perineum meregang. Menurut sofian (2011) Kala II pada

primi berlangsung 1½-2 jam, dan pada multi ½ -1 jam. Berdasarkan hasil

pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. E tidak terdapat kesenjangan

dengan teori.

Kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Lepasnya plasenta

sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda yaitu

semburan darah mendadak, tali pusat bertambah panjang dan perubahan

uterus menjadi globuler/bundar (Manuaba, 2013). Seluruh proses biasanya

berlangsung 5–30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai

dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc(Sofian, 2011). Dalam kasus

Ny.A pada kala III tidak ada kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan,

perdarahan pada kala III normal yaitu kurang lebih 150 cc dan lama kala III

adalah 5 menit.

Asuhan pada kala IV yang diberikan pada Ny.A antara lain :

mengawasi perdarahan post partum, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,

tekanan darah, kandung kemih dan keadaan umum ibu. Menurut Manuaba

(2012), kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan

postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang

dilakukan meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan

pernapasan, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan.

Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500

cc. Ny.A pada kala IV tidak ada kesenjangan antara teori dengan
137

pelaksanaan kala IV yaitu kala pengawasan selama 2 jam post partum dan

tidak terdapat perdarahan yang melebihi 500 cc.

2. Diagnose kebidanan

G1P0A0 usia 27 tahun, umur kehamilan 39 minggu inpartu kala 1

fase aktif dan janin tunggal hidup. Hal tersebut sesuai dengan teori

perumusan diagnose persalinan disesuaikan dengan nomenklatur kebidanan.

3. Penatalaksanaan

Semua intervensi dilakukan pada kala I fase laten, pada saat ibu

memasuki kala I fase aktif dilatasi maksimal semua intervensi tetap

dilakukan, seperti mengajarkan teknik relaksasi, cara mengejan yang benar,

memenuhi nutrisi, mendokumentasi hasil pemeriksaan kedalam partograf.

Saat ibu masuk pada kala II dilakukan pertolongan persalinan dilakukan

sesuai dengan pedoman APN. Bayi Ny.A lahir spontan belakang kepala,

diberikan perawatan bayi baru lahir normal, hal ini mengacu pada kondisi

umum bayi yang baik, bayi dapat menyusu kuat. Hal tersebut sudah sesuai

dengan teori pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan

dengan rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence base kepada

ibu. Kala I : Melakukan pengawasan menggunakan partograf, meliputi

mengukur tanda-tanda vital ibu, menghitung denyut jantung janin,

menghitung kontraksi uterus, melakukan pemeriksaan dalam, serta mencatat

produksi urine, aseton dan protein (WHO, 2013). Memenuhi kebutuhan

cairan dan nutrisi ibu, mengatur aktivitas dan posisi ibu, memfasilitasi ibu

untuk buang air kecil, menghadirkan pendamping ibu seperti suami maupun
138

anggota keluarga selama proses persalinan, mengajari ibu tentang teknik

relaksasi yang benar. memberikan sentuhan, pijatan pada pinggang. serta

ajari ibu tentang teknik relaksasi dengan cara menarik napas panjang secara

berkesinambungan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu,

informasikan tentang perkembangan dan kemajuan persalinan pada ibu

maupun keluarga. Kala II menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang

nyaman saat bersalin, mengajari ibu cara meneran yang benar, melakukan

pertolongan kelahiran bayi sesuai dengan standar asuhan persalinan normal.

Kala III melakukan pertolongan kelahiran plasenta sesuai dengan

managemen aktif kala III yang tercantum dalam asuhan persalinan normal.

Kala IV melakukan observasi kala IV sesuai dengan standar asuhan

persalinan normal.

C. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

1. Pengkajian data

Pada pemeriksaan keadaan umum bayi baik, pemeriksaan tanda-

tanda vital bayi didapatkan hasil suhu 36,5ºC, nadi 134 x/menit, respirasi

40x/menit. Menurut Varney, (2008) suhu aksila normalnya 36,5-37,5oC,

pernafasan pada bayi normalnya 40-80 kali per menit, dan nadi pada bayi

normalnya 120-140 denyut per menit. Hasil pemeriksaan sesuai dengan

teori yang ada. Keadaan umum bayi baik, menangis kuat, refleks hisap baik,

tali pusat masih basah dan terbungkus kassa kering steril serta tidak

ditemukan hipotermi ataupun hipertermi. Suhu tubuh bayi selalu berada

dalam batas normal. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital bayi didapatkan


139

hasil dalam batas normal. Dapat disimpulkan bahwa TTV bayi tidak terjadi

kesenjangan dengan teori.

2. Diagnose Kebidanan

Pada kunjungan KN 1 tanggal 11 Juli 2021 diperoleh diagnosa Bayi

Ny A 4 jam lahir normal. KN 2 tanggal 12 Juli 2021 diperoleh diagnosa

Bayi Ny A 1 hari lahir normal. KN 1 tanggal 18 Juli 2021 diperoleh

diagnosa Bayi Ny A 7 hari lahir normal.

3. Penatalaksanaan

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir disesuaikan

dengan rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada

bayi, meliputi rencana asuhan kebidanan yang dilakukan pada neonatus

adalah memastikan bayi tetap hangat dan mendapat ASI eksklusif, menjaga

kontak kulit antara ibu dan bayi, menutupi kepala bayi dengan topi yang

hangat, memberikan pendidikan kesehatan pada ibu dan atau keluarga

terkait dengan permasalahan bayi yang dialami serta melakukan rujukan

sesuai pedoman MTBS jika ada kelainan (WHO, 2013). Ibu dapat

melakukan anjuran yang diberikan, keadaan bayi sehat. Ini menunjukkan

terdapat kesesuaian antara teori dan kasus nyata.


140

D. Asuhan Kebidanan Nifas

1. Pengkajian data

Pada pengkajian, Ny. A usia 27 tahun. Pada kunjungan nifas ke 1

(2jam postpartum) dan kunjungan 2 ( 6 jam post partum ) TFU 2 jari

dibawah pusat dan lochea rubra, warna merah segar, bau anyir. Menurut

Manuaba (2013), Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar 2-3 hari dan

diikuti ASI yang mulai berwarna putih. Kolostrum juga banyak

mengandung antibody dan anti infeksi serta dapat menumbuh kembangkan

flora dalam usus bayi, untuk siap menerima ASI. Masa laktasi mempunyai

tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan sampai anak

umur 2 tahun (Ambarwati, 2010). Segera setelah plasenta lahir TFU 2 jari

dibawah pusat. Pengeluaran lochea rubra. Berdasarkan hasil pengkajian

yang telah dilakukan pada Ny.A tidak terjadi kesenjangan dengan teori.

Pada kunjungan nifas ke 3 ( 7 hati post partum ), didapatkan

pemeriksaan payudara bersih, tidak ada nyeri tekan, TFU pertengahan pusat

simpisis, terdapat luka jahitan yang kering, ASI lancar, perdarahan

pervaginam berwarna Sanguinolenta (merah kekuningan). Menurut

Manuaba (2013), satu minggu post partum TFU pertengahan pusat- symfisis

sedangkan lochea sanguinolenta keluar hari ke 4 sampai hari ke 7.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny.A tidak terjadi

kesenjangan dengan teori.


141

2. Diagnose kebidanan

Pada kunjungan yang dilakukan tanggal 11 Juli 2021 diperoleh

diagnose P1A0H1 postpartum fisiologis normal 2 jam. Sedangkan menurut

teori yaitu diagnosa masa nifas disesuaikan dengan nomenklatur kebidanan.

Pada kunjungan 2 didapatkan diagnose P1A0A1 postpartum fisiologis

normal 6 jam. Kunjungan ke 3 terdapat diagnose P1A0H1 postpartum

fisiologis normal 7 hari. Diagnosa kebidanan tersebut sudah sesuai dengan

teori yang sudah dibahas dipengkajian.

3. Penatalaksanaan

Asuhan kebidanan pada ibu nifas disesuaikan dengan rencana asuhan

yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien dan

aman berdasarkan evidence based kepada ibu dan atau keluarga dalam

bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelaksanaan

asuhan kebidanan pada masa nifas, adalah: Melakukan pemeriksaan tanda-

tanda vital, tinggi fundus uteri, lokhea dan cairan pervaginam lainnya serta

payudara, memberikan KIE mengenai kebutuhan nutrisi, eliminasi,

kebersihan diri, istirahat, mobilisasi dini dan aktivitas, ASI eksklusif, cara

menyusui yang benar, perawatan payudara dan keluarga berencana,

memberikan pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.


142

E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

1. Pengkajian data

Pada pengkajian Ny.A usia 27 tahun ingin konsultasi KB untuk

menjarakkan kehamilan, jumlah anak 1 usia 7 hari. Menurut Saifuddin,

2010 konseling KB menggunakan Satu Tuju yaitu : Sapa dan Salam kepada

klien secara terbuka dan sopan, T : Tanyakan pada klien informasi tentang

dirinya, U : Uraikan pada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa, TU :

bantu klien menentukan pilihannya, J : Jelaskan secara lengkap bagaimana

menggunakan kontrasepsi pilihannya, U : perlunya dilakukan kunjungan

Ulang. Dari data diatas ada kesesuaian antara teori dan kasus.

2. Diagnose kebidanan

Dari pengkajian data yang telah dilakukan didapatkan diagnose

Ny.A usia 27 tahun calon akseptor KB suntik 3 bulan. Menurut teori

diagnose potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi

(Nursalam, 2008).

3. Penatalaksanaan

Intervensi yang dilaksanakan yaitu memberikan ibu konseling

tentang KB suntik 3 bulan .


143

BAB V

PENUTUP

B. Kesimpulan

Pengertian kehamilanKehamilan merupakan suatu masa transisi

antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam

kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni K,2013).

Menurut Manuaba (2010), kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan

janin intrauterimulai dari sejak konsepsi dan berakhir pada saat awal permulaan

persalinan. Masalah kehamilan pada trimester I antara lain : mual dan muntah,

mengidam, kelelahan, keputihan, dan keringat bertambah. Pada trimester kedua

masalahnya yakni : striae gravidarum, hemoroid, keputihan, sembelit, kram

pada kaki, sesak nafas, nyeri ligamentum rotundum, perut panas, perut

kembung, pusing, sakit kepala, sakit punggung atas dan bawah. Dan sedangkan

masalah pada trimester III hamper sama dengan masalah yang dialami

trimester kedua (Sari, 2015).

Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah

cukup berada dalam Rahim ibunnya, dengan disuse oeh keuarganya

plasentadan seaput janin dari tubuh ibu. (Yuni, 2018). Menurut Margareth ZH

(2013) persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin

turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeuaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu

maupun janin.
144

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia genap 37

minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram

(Sarwono Prawirohardjo, 2015). Bayi Baru Lahir (BBL) Adalah bayi yang baru

dengan usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm)

yaitu 36-40 minggu (Buku Kedokteran EGC, 2012).

Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan

parous artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan

masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai

dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan

seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2013).

Masa nifas atau Puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (Obstetric,53). Menurut Sarwono, 2010, Masa

pascapersalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi. Bagi ibu

yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya, ibu menyadari terjadinya

perubahan kehidupan yang sangat bermakna selama hidupnya. Keadaan ini

ditandai dengan perubahan emosional, perubahan fisik secara dramatis,

hubungan keluarga dan aturan serta penyesuaian terhadap aturan yang baru.

Termasuk di dalamnya perubahan dari seorang perempuan menjadi seorang ibu

di samping masa pascapersalinan mungkin menjadi masa perubahan dan

penyesuaian sosial atau pun perseorangan (individual).

Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun

1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat


145

melalui pendewasaan usiaperkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraankeluarga kecil, bahagia dan

sejahtera. Menurut Kemenkes, (2014) tujuan dari program keluarga berencana

dan pelayanan kontrasepsi adalah:

a. Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan cara menekan Laju

Pertumbuhan Penduduk (LPP). Pertambahan penduduk yang tidak

terkendali akan mengakibatkan kesenjangan bahan pagan kaena

perbandingan yang tidak sesuai dengan jumlah penduduk.

b. Mengatur kehamilan dengan cara menunda usia perkawinan hingga benar-

benar matang., menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan. Serta untuk

menghentikan kehamilan bila dirasakan telah memiliki cukup anak.

c. Membantu dan mengobati kemandulan atau infertilisasi bagi pasangan

yang telah menikah lebih dari satu tahun dan ingin memiliki anak tetapi

belum mendapat keturunan.

d. Sebagai married conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau

pasangan yang akan menikah. Dengan harapan nantinya pasangan tersebut

memiliki pengetahuan untuk membentuk keluarga yang sejahtera dan

berkualitas.

e. Tercapainya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera serta

membentuk keluarga yang berkualitas.


146

C. Saran

1. Bagi mahasiswa

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya pada asuhan

kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB.

2. Bagi BPM Fifi Yanti Z, S.Tr.Keb

Sebagai acuan atau pedoman bagi petugas dalam melakukan dan

melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, bayi baru

lahir, nifas dan KB.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi untuk pengembangan materi yang telah diberikan

baik teori maupun praktek lapangan, sehingga mahasiswa mampu

menerapkan secara langsung kepada klien sejak masa kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB.


147

DAFTAR PUSTAKA

Annisa Ul, Hj.Herni johan, sorya Llyod. 2017. Asuhan Persalinan Normal &
Bayi Baru Lahir. – Ed. I. - Yogyakarta : Andi,

Ambarwati. W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika


Anwar. M. 2011. Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono

Armini, N.W., N.G. Kompiang, dan GA. Marhaeni. 2017. Asuhan


Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. 2012. Yogyakarta

Chapman, V . 2013. Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran. Jakarta : EGC.

Depkes. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR Kemenkes RI.


2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat.

Diana, S. 2017. Model Asuhan Kebidanan Continuity Of Care. Mojolabang: CV.

Edozien, C Leroy. (2014). Buku Saku Manajemen Unit Persalinan. Jakarta: EGC.

Fitriana, Yuni, Nurwiandani, Widy. (2018). Asuhan Persalinan: konsep persalinan


secara komprehensif dalam asuhan kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.

Indrasari, N. 2014. Perbedaan Lama Persalinan Kala II Pada Posisi Miring Dan
Posisi Setengah Duduk. Jurnal Keperawatan, Vol. X (1), 75-80.

Jannah, Nurul. ASKEB II Persalinan Berbasis Kometensi, Jakarta : ECG, 2018.

Johariyah,dkk , 2012 , Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL : Trans InfoMedia,


Jakarta.

Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta :

Manski, D: Online textbook of urology. Diakses tanggal 11 Desember 2017 dari


http://www.urology-textbook.com/lithotomy-position.html

Manuaba. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Manuaba, I.B.G, dkk.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan


Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Manuaba Ida Ayu Candranita, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba dan Ida Bagus Gde
148

Manuaba. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Mochtar, R. 2012. Sinopsis obstetri. Jakarta : EGC.

Marie. T. N. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Anak Balita. Jakarta :
Erlangga.

Mutmainnah, A.B., Johan, H,Dan Liyod, S. 2017. Asuhan Persalinan


Normal Dan Bayi Baru Lahir.Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nuha Medika Astuti, S.,dkk.2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta :
Erlangga

Rohani. 2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba


Medika.

Romauli. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sondakh,J.J.S. 2013. Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta :
Erlangga Sofian, A. 2013

Sukarni, I.K, Margareth ZH. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Sulistyawati, A. 2010. Asuhan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika.

Sundari dan Khoirunnisa.E.2010. Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi Dan


Balita.Yogyakarta : Nuha Medika

Varney, Kriebs dan Gegor. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta

Walyani, E.S. 2015. Asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui. Yogyakarta: PN
149
150

Anda mungkin juga menyukai