Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan adalah suatu proses fisiologis. Untuk itu perlu dilakukan
suatu pemeriksaan untuk mengetahui tanda gelaja kehhamilan. Kehamilan
dikatakan fisiologis apabila selama kehamilan tidak menyebankan terjadinya
kematian maupun kesakitan pada ibu dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil
trimester kedua, yakni masa kehamilan pada minggu ke 13 sampai minggu ke
24 masa kehamilan. Pada trimester kedua ini kehamilan biasanya sudah tampa
jelas. Ibu hamil dan keluarganya sudah mengatur waktunya untuk kehamilan.
Sebagian besar ibu hamil pada trimester ke dua ini tidak memiliki
permaalahan serius. Namun tidak sedikit ibu hamil pada masa ini ketika
memeriksakan kehamilanya mengeluhkan ketidaknyamanan. Kebanyakan dari
keluhan ini adalah ketidaknyamanan normal dan merupakan bagian dari
perubahan yang terjadi pada bagian dari perubahan yag terjadi pada tubuh dan
emosional ibu selama kehamilan. Walaupun ketidaknyamanan yang umum
dalam kehamilan trimester kedua ini tidak mengancam keselamatan jiwa.
Namun hal tersebut bisa saja sangat menjenuhkan dan menyulitkan
bagi ibu. Bidan harus mendengarkan ibu berbicara tentang berbagai macam
keluhannya dan membantu mencarikan cara untuk mengatasinya. Maka dari
itu diperlukan asuhan kebidanan yang tepat oleh seorang bidan agar ibu hamil
pada trimester kedua ini dapat menikmati kehamilanya.

B. Tujuan Penulisan
1. Membantu petugas kesehatan khusunya bidan dalam memberikan asuhan
ibu hamil trimester II
2. Memberikan dorongan kepada bidan agar lebih berfikir sistematis, kritis,
dan analitik dalam memberikan asuhan pada ibu hamil trimester II
3. Meningkatkan kemampuan bidan dalam melakukan pelayanan khususnya
dalam ranah yaitu mengenai asuhan pada ibu hamil trimester II

C. Manfaat Penulisan
Memberikan motivasi kepada petugas kesehatan khususnya bidan
untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas, ama, nyama, yang
memperhatikan, aspek keprofesionalan serta memberikan pengetahuan bagi
para mahasiswa khususnya kebidanan dalam proses pendokumentasian.
BAB II

TINJAUAN TEORI TRIMESTER II

I. Tinjauan Teori Medis


A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana soerang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh di dalam tubuhnya ( yang pada umumnya di dalam rahim).
Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal
periode menstruasi terakhir sampai melahirkan (Siwi Elisabeth, 2015:1).
Lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10
bulan (berdasarkan perutaran bulan atau lunar), atau 9 bulan sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) (Varney, 2007: 492).
B. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda-tandapresumtif
a) Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi. Penting di ketahui HPHT, supaya dapat diketahui tuanya
kehamilan dan kapan persalinan diperkirakan akan terjadi.
b) Mual dan muntah
Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan.Keadaan ini
sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu dan disebut “morning
sickness”.
c) Sering kencing
Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan pertama disebabkan
uterus yang membesar menekan pada kandung kemih. Gejala ini akan
hilang pada TM kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini
akan kembali terjadi karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d) Mammae membesar, tegang, dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar
(Rustam Mochtar 1998 dalam Siwi Elisabeth, 2015:5).
e) Strie dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak
deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal denga cloasma
gravidarum. Areola mammae menghitam. Pada linea alba tampak
menjadi lebih hitam.
f) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid (Hanifa 2005 dalam Siwi Elisabeth, 2015:5).
g) Epulsi adalah suatu hipertrofi papila gingivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama (Hanifa 2005 dalam Siwi Elisabeth, 2015:5).
h) Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida
kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan terdahulu, timbul
kembali pada triwulan pertama (Hanifa 2005 dalam Siwi Elisabeth,
2015:5).
2. Tanda Kemungkinan Hamil
a) Pembesaran uterus merupakan perubahan yang paling nyata pada ibu
hamil.
b) Tanda Hegar :pelunakan dan komprebilitas ismus serviks sehingga
ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila ismus ditekan kearah
yang berlawanan.
c) Tanda Chadwick :perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan
pada vulva, vagina, dan serviks (Pawirohardjo, 2010 : 217).
d) Tanda Piscasek :suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga
menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam
keadaan hamil tumbuh cepat dengan pada tempat implantasinya)
(Armi 2006 dalam Siwi Elisabeth, 2015:6).
e) Tanda Braxton Hicks: uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah
berkontraksi
f) Tanda Ballotement: pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air
ketuban jauh lebih banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus
atau sekonyong-konyong uterus ditekan maka janin akan melenting
dalam uterus, keadaan inilah yang disebut dengan ballottement
(Hanifa, 2005 dalam Siwi Elisabeth, 2015:6).
3. Tanda Pasti Hamil
a. Gerakan janin dalam rahim
1) Terlihat atau teraba gerakan janin
2) Teraba bagian-bagian janin
b. Denyut jantung janin
1) Di dengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat
dopler.
2) Dilihat dengan ultrasonografi
(Siwi Elisabeth, 2015:6-7)

C. Fisiologis Pada Kehamilan Normal Trimester II


Perubahan fisiologis pada masa kehamilan anatara lain :
1. Sistem Reproduksi
a. Vulva dan Vagina
Karena hormon estrogen dan progesteron terus dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat
genetalia membesar. Hal ini dapat dimengerti karena ogsigenisasi dan
nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat.
Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain
menyebabkan peningkatan sensitivitas yang menyolok. Peningkatan
sensitivitas dapat meningkatkan keinginan dan kebangkitan seksual,
khususnya selama trimester kedua kehamilan. Peningkatan kongesti
ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang berat dapat
menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises
biasanya membaik selama periode pasca partum.
b. Serviks uteri
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar
diserviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih
banyak.
c. Uterus
Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri diisi oleh ruang
amnion yang terisi janin dan istimus menjadi bagian korpus uteri.
Bentuk uterus menjadi bulatdan berangsur-angsur berbentuk lonjong
seperti telur, ukurannya kira-kira sebesar kepala bayi atau tinju orang
dewasa. Pada saat ini uterus mulai memasuki rongga periitorium.
1) 16 minggu: fundus uteri kira-kira terletak diantara 1⁄2 jarak pusat
ke simpisis
2) 20 minggu: fundus uteri kira-kira terletak di pinggir bawah pusat
3) 24 minggu: fundus uteri berada tepat di pinggir atas pusat
Umumnya seiring membesaran, uterus berotasi ke kanan. Hal
ini dimungkinkan disebabkan adanya kolon rektosigmoid disebalah
kiri. Hipertropi ekstensif(pembesaran) ligamentum teres uteri ini
menyentuh dinding abdomen anterior dan mendesak usus halus kedua
sisi abdomen. Segera setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi
uterus dapat dirasakan melalui dinding abdomen. Kontraksi ini disebut
tanda braxton hicks. Salah satu tanda kemungkinan hamil. Kontraksi
braxton hicks adalah kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan
adanya nyeri yang timbul secara intermiten sepanjang setiap siklus
mentruasi. Kontraksi memfasilitasi aliran darah ke uterus sehingga
meningkatkan pengangkutan oksigen ke uterus.
Selain bertambaha besar uterus juga mengalami perkembangan
desidua. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan
berat, bentuk dan posisi. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan
elastis. Fundus pada serviks mudah fleksi yang disebut tanda Mc
Donald. Setelah minggu ke-8 korpus uteri dan servik melunak dan
membesar secara keseluruhan. Fundus menekan kandung kemih
Menyebabkan wanita hamil sering urinary frequensy (sering
berkemih)
d. Ovarium
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan
menggantikan fungsi korpus lutem graviditatum.
e. Payudara/Mammae
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat
keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colustrum. Colustrum
ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi.
Selama trimester kedua dan ketiga. Pertumbuhan kelenjar
mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Kadar
hormon luteal dan plasenta pada masa hamil meningkat proliferasi
ductus laktiferus dan jaringan lobulus-alveolar sehingga pada palpasi
payudara teraba penyebaran nodul kasar. Peningkatan jaringan
glandular menggangtikan jaringan ikat, akibatnya jaringan menjadi
lebih lunak dan lebih jarang. Peregangan ligamentum cooper
suspensoriumfibrosa berlebihan yang menompang payudara dapat
dicegah dengan mengenakan bra maternitas berukuran sesuai.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai
kadar estrogen menurun, yankni setelah janin dan plasenta lahir.
2. Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang
meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan
uterus yang membesar dalam rongga perut ynag mendesak organ-organ
dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan
lateral. Wasir (hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar
akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk
vena hemorroid. Panas perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran
balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian bawah.
3. Sistem Respirasi
Karena adanya penurunan tekanan 𝐶𝑂2, seorang wanita hamil sering
mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan usaha bernafas.
4. Sistem Kardiovaskuler
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses
hemodulusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik
kembali pada tekanandarah sebelum aterm.
Perubahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung.
Peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan
hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil. Bunyi splitting S1
dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20
gestasi. Selain itu murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat didengar daerah
pulmonal. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut meningkat perlahan,
mencapai 10 sampai 15 kali per menit, kemudian menetap samapai aterm.
Dapat timbul palpitasi.
5. Sistem Traktus Urinarius
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai
berkurang, karena kandung kemih sudah mulai keluar dari uterus. Pada
trimester kedua , kandung kemih tertarik ke atas dan keluar dari panggul
sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung
kemih bergeser keatas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan
oleh hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini
membuat mukosa kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkingkan
distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama,
pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin
berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
6. Sistem Muskulo Skeletal
Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang terutama
pada daerah siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi
cairan pada jaringan konektif/jaringan yang berhubungan disekitarnya.
7. Sistem Integumen
Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH
pun meningkat.
8. Sistem Endokrin
Adanya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron serta
terhambatanya pembentukan FSH dan LH
9. Kenaikan Berat Badan
Kenaikan berat badan 0,4-0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan.
(Kusmiati dan Wahyuningsing, 2015 : 66-69)

D. Peristiwa-peristiwa Penting pada Pertumbuhan Fisik Trimester II


Minggu ke-12 sampai minggu ke-28
Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester kedua
adalah penyempurnaan struktur organ umum dan mulai berfungsinya berbagai
sistem organ. Sistem sirkulasi janin mulai menunjukkan adanya aktifitas
denyut jantung dan aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut
jantung dapat ditemukan sejak minggu ke-12 dengan stetoskop laennec denyut
jantung baru dapat terdengar setelah kehamilan 20 minggu.
Ada beberapa struktur anatomik yang terdapat pada masa janin
kemudian tertup / mengalami regresi sesudah lahir sampai dewasa, yaitu:
foramen ovale, dukktus arteriosus Botalli, arteria dan vena umbilikalis, dan
duktus venosus Arantii.
Sel darah janin terutama mengandung hemoglobin jenis fetal (HbF),
yang memiliki daya ikat oksigen jauh lebih tinggi dibandingkan daripada
hemoglobin manusia dewasa (HbA) pada suhu dan pH yang sama.
Hemoglobin A sendiri baru diproduksi pada akhir masa fetal, dan pada saat
lahir, jumlahnya mencapai hanya sekitar 30% dari seluruh hemoglobin yang
terkandung dalam neonatus. Pada kehidupan ekstrauterin, berangsur-angsur
produksi HbF berkurang sampai akhirnya normal tidak terdapat lagi dalam
tubuh individu.
Perubahan setiap bulan
1. Bulan ketiga : Wajah terbentik makin sempurna, letak organ-organ wajah
sesuai tempatnya. Alat kelamin luar berkembang. Lengkung usus yang
terdesak ke arah tali pusat kembali tercakup dalam rongga abdomen.
Mulai terdeteksi gerakan otot / refleks gerak sederhana, tetapi belum
sampai menimbulkan sensasi pada. Pada akhir minggu ke-12, jenis
kelamin fetus umumnya sudah dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan
ultrasonografi.
2. Bulan keempat-kelima : tubuh janin memanjang dengan cepat
pertambahan berat mencapai 500 gram. Tumbuh rambut-rambut halus
(lanugo), rambut kepala, alis, bulu mata. Gerakan janin mulai dapat
dirasakan oleh ibu.
3. Bulan keenam-ketujuh : berat badan bertambahn banyak sampai dengan
separuh berat janin pada kehamilan aterm. Kulit kemerahan dan keriput
karena belum terbentuknya jaringan ikat subkutis. Susunan saraf pusat,
kardiovaskular dan pernafasan belum berfungsi sempurna dan diantara
ketiganya belum dapat berkoordinasi baik, sehingga jika janin lahir pada
periode ini tidak akan dapat bertahan hidup.(Sukarni dan Margeth 2013 :
82-86)

E. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester II


Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan,
saat ibu merasa sehat. Ini desebabkan selama trimester ini wanita sudah merasa
baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman hamil sudah
berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai
beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan
energi dan fikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya
sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas
dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada
trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yaitu prequickening dan
postquickening. Akhir dari trimester pertama dan selama prequickening dalam
trimester kedua, wanita tersebut akan terus melengkapi dan mengevaluasi
segala aspek yang menghubungkannya dengan ibunya sendiri. Semua masalah
pribadi dengan ibunya yang telah atau sedang terjadi dianalisis. Kemampuan
untuk dapat mempertahankan hubungan anatara ibu dan anak di uji. Dengan
ujian ini mendatangkan pengertian dan kriteria penerimaan oleh ibunya yang ia
hargai dan hormati.(Kusmiati dan Wahyuningsing, 2015 :73)
Terdapat pula hal negatif dan tidak diinginkan atau tidak dihargainya,
dapat ia tolak. Penolakan ini dapat menimbulkan perasaan bersalahdan konflik
personal kecuali wanita tersebut memahami bahwa proses ini normal dan
bahwa penolakan terhadap kualaitas tertentu yang ada pada ibunya, dalam ia
mengembangkan identitas keibuannya sendiri, tidak berarti ia menolak ibunya
secara pribadi.
Hal lain yang terdapat dalam proses ini ialah evolusi wanita tersebut
mulai dari menjadi seorang penerima kasih sayang dan perhatian (dari ibunya)
kemudian menjadi pemberi kasih sayang dan perhatian (persiapan untuk
menjadi seorang ibu. Ia akan mengalami konflik berupa kompetisi dengan
ibunya agar dapat terlihat sebagai ibu yang “baik”. Penyelesaian aktual dalam
konflik ini tidak akan berlarut-larut sampai lama setelah bayi dilahirkan, tetapi
perhatian wanita hamil terhadap ibunya dan proses-proses yang berkaitan
dengan hal tersebut akan berakhir setelah terjadi perubahan identitas dirinya
sendiri menjadi pemberi kasih sayang.
Hubungan sosial wanita akan meningkat dengan wanita hamil lainnya
atau yang baru menjadi ibu, ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada
kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran yang baru. Hubungan sosial
yang rumit ini membutuhkan sejumlah pekerjaan yang rumit, yang pada
gilirannya akan bertindak sebagai katalis bagi peran barunya.
Quickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinya
sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Kesadaran yang baru ini
memulai perubahan dalam memusatkan dirinya ke bayi. Pada saat ini, jenis
kelamin bayi tidak begitu penting. Perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan
kehadiran di dalam keluarga.
Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya
gerakan dan denyut jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah
kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan
rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa
anaknya dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut
bahwa anaknya dapat meninggal semakin melemah. (Kusmiati dan
Wahyuningsing, 2015 :73)
Pergeseran nilai sosial ini menimbulkan kebutuhan akan sejumlah
proses duka cita, yang kemudian menjadi katalis dalam memperkirakan peran
barunya. Duku cita tersebut timbul karena ia harus merelakan hubungan,
kedekatan, dan peristiwa maupun aspek tertentu yang ia miliki, tetapi yang
jelas terjadi perubahan pada hubungan dan iktan tersebut. Terkadang, seorang
wanita hamil berada dilingkungan kerja tanpa seorang pun memahami
kehamilannya atau orang-orang dalam kontak sosialnya tidak sedang
mengandung ataupun mereka memiliki anak remaja sehingga memiliki
masalah yang berbeda. Pada situasi seperti ini, wanita tersebut dapat
mengalami kesulitan untuk menemukan wanita hamil lain untuk diajak bicara
dan membandingkan perubahan-perubahan fisik yang dialaminya.
Memanfaatkan kesempatan, seperti bergabung dengan kelas latihan kehamilan,
dapat memberi wanita tersebut kontak sosial baru dengan wanita hamil lain
seperti yang ia harapkan. Bagi wanita multipara, hal ini mencakup terputusnya
hubungan yang telah terbina dengan anak-anak lain sering ia mempersiapkan
kondisi rumah dan keluarganya untuk menyambut perubahan yang dihadirkan
oleh bayi baru mereka nanti. Sebagian besar perubahan peran dan peran baru
wanita tersebut diuji coba, dikembangkan, dan dimurnikan dalam fantasi,
imajinasi, dan angan-angan.
Quickening memudahkan wanita mengonseptualisasi bayinya sebagai
individu yang terpisah dari dirinya sendiri. Kesadaran baru ini memulai
perubahan dalam fokusnya dari diri sendiri kepada bayi yang ia kandung.
Secara bertahap perubahan ini terlihat dari pengalaman mimpi bahwa orang
lain, biasanya orang yang tidak dikenal, sedang terluka. Mimpi-mimpi ini
umumnya diartikan sebagai ekspresi kewaspadaan ibu mengenai ancaman
terhadap bayinya.
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua.
Kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan
seksual mereka dibanding pada trimester pertama sebelum hamil. Trimester
kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut
wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada
masa ini, lecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumnya
menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah
mengalami perubahan dari seorang yang mencari kasih sayang dari ibunya
menjadi seorang yang mencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua
faktor ini turut memengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.
(Varney, 2007 : 503)

F. Fisiologis Pertumbuhan Janin Trimester II


Trimester ke dua, yang berlangsung 15 minggu, mencakup minggu ke-
13 hingga minggu ke-27 mengacu pada LMP. Usia kehamilan ini ekuivalen
dengan minggu ke-11 hingga mingu ke-25 sejak pascafetilisasi. Tirmester ke
tiga, berlangsung 13 minggu, mencakup minggu ke-28 hingga minggu ke-40
mengacu pada LMP. Panjang kepala bokong dihitung semata-mata untuk
memberi andaa gambaran mengenal ukuran janin, informasi yang dapat
digunakan dalam diskusi dengan wanita hamil. Ukuran-ukuran ini jangan
sampai menjadi saru dengan ukuran kepala-bokong pada pemeriksaan
ultrasonografi spesifik yang dilakukan sampai minggu ke-21 mengacu pada
LMP.
Minggu ke-13 hingga ke-16 (bulan keempat) kelopak mata mengalami
fusidan kepala berkembang lambat, sementara telinga bergerak ke posisi yang
lebih tinggi pada kepala dan dagu tampak lebih jelas dengan terbentuknya
mandibula. Perkembangkan tubuh semakin cepat sementara perkembangan
tungkai sekali lagi lebih lambat daripada lengan, dan arah perkembangan dari
sefalik ke kaudal berlanjut. Kedua lengan telah mencapai panjang
sesungguhnya. Kuku jari-jari tangan mulai berkembang. Tetapi kuku jari-jari
kaki belum. Respons refleks dan kegiatanmuskular mulai terjadi, meski ibu
belum dapat merasakan pergerakan karena uterus terlalu tebal dan aktivitas
bayi masih sangat halus. Perbedaan jenis kelamin mulai jelas terlihat pada
minggu ke-14 (dua belas minggu setelah fertilisasi). Pada minggu ke-16 terjadi
kemajuan pesat pada perkembangan tulang. Pusat-pusat osifikasi tulang
terlihat jelas sehingga dapat dilihat dengan menggunakan roentgenografi.
Panjang kepala-bokong kurang lebih 11,5 cm dan berat janin antara 3,5 hingga
4 ons pada akhir minggu ke 16.
Minggu ke-17 hingga ke-20 (Bulan Kelima) Perkembangan tubuh yang
pesat tetap berlanjut. Kaki telah mencapai panjang total dan kuku pada jari-jari
kaki mulai tumbuh. Kelopak mata masih menyatu. Janin bergerak lebih lebih
bebas di dalam uterus tanpa rasa terkurung sehingga perkembangan lebih
lanjut akan terjadi.pergerakan janin yang lebih kuat dan dinding uterus yang
lebih tipis menghasilkan pengalaman quickening pada ibu. Yang terjadi pada
sekitar minggu ke-18. Ketika janin cegukan, ibu akan merasakannya sebagai
serangkaian sentakan ringan. Pada akhir bulan, verniks kaseosa mulai
menutupi seluruh tubuh. Verniks kaseosa adalah campuran sebelum (sekresi
dari kelenjar sebasea) dan sel epitel permukaaan yang tebal, suatu subtansi
seperti keju yang melindungi kulit janin yang rapuh. Detak jantung dapat
didengar dengan menggunakan fetoskop pada akhir bulan. Pada akhir minggu
ke-20, panjang rata-rata kepala-bokong adalah 16,5 cm dengan berat badan
kurang lebih hampir 500 gram.
Minggu ke-21 hingga ke-24 (bulan keenam) Pertumbuhan rambut terlihat
lebih jelas pada bulan ke enam. Seluruh tubuh janin dilapisi lanugo, yakni
rambut halus yang menurun. Alis, bulu mata dan rambut kepala mulai muncul.
Ukuran kepala masih lebih besar dibanding anggota tubuh lain. Kulit berkerut,
bening, dan kemerahan, yang memberi penampilan tua pada janin, yang juga
kurus dan tidak berlemak subkuteneus. Baik darah kapiler dan mioglobin
merah pada otot dapat terlihat melalui kulit. Bakal gigi permanen telah
muncul. Janin masih memiliki ruangan didalam uterus untuk berjungkir balik
dan dapat melakukan gerakan seperti menangis dan menghisap. Tangan mulai
membentuk kepalan, dan pegangan. Lemak coklat yang merupakan sumber
energi, produksi panas, dan pengaturan panas pada bayi yang baru lahir juga
mulau terbentuk. Pada akhir bulan, panjang rata-rata kepala hingga ke bokong
kurang lebih dari 0,3 m dan memilki berat kurang lebih 1,25 pon.
Minggu ke-25 hingga ke-28 (Bulan ketujuh) Meski lemak mulai sedikit
disimpan dan kontur mulai membulat, janin masih terlihat kurus dan masih
tampak tua dan berkerut selama bulan ini. Penambahan berat bedan yang
berarti membuat tubuh menjadi lebih proporsional pada akhir bulan. Surfaktan
mulai dihasilkan diparu-paru pada usia 26 minggu. Rambut kepala semakin
panjang, gerakan menghisap menjadi lebih kuat, mata mulai menutup dan
membukadan kuku-kuku padajari mulai terlihat. Panjang rata-rata kepala-
bokong kurang lebih 23 cm dengan berat sekitar 2,25 pon (1000 gram) pada
akhir minggu ke-28.
(Varney, 2007 : 511)
II. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam memberi asuhan kebidanan. Langkah-langkah
dalam managemen kebidanan menggambarkan alur poal berpikir dan bertindak
bidan dalam pengambilan keputusan klinis untuk mengatasi masalah.
Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, singkat, dan
logis dalam suatu metode pendokumentasian yang dapat mengomunikasikan
kepada orang lain mengenai asuhan yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan pada seorang klien yang di dalmnya tersirat proses berpikir yang
sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-
langkah dalam proses manajemen kebidanan.( Hani dkk, 2010: 85)
PENGKAJIAN
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk nilai kepada pasien
secara keseluruhan, antara lain :
1. IdentitasPasien
a) Nama
Digunakan untuk membedakan klien yang satu dengan yang lain.
(Sastrawinata,1983:154 dalam Marmi 2015:hal.179)
b) Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak.
Usia dibawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun
meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di atas 35 tahun
meningkatkan insiden diabetes, hipertensikronis, persalinan
lama, dan kematian janin(Varney, 2008: 691).
c) Agama
Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang
pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan
dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin
tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, pengunaan produk
darah (Marmi, 2014: hal.155).
d) Pendidikan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan, informasi
ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan
memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya (Marmi, 2014:
hal.155).
e) Pekerjaan
Untuk mengetahui apakah klien dalam keadaan utuh dan untuk
mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap
lingkunga kerja, yang dapat merusak janin (Marmi, 2014:
hal.155)
f) Suku Bangsa
Untuk menentukan adat istiadat atau budayanya.
(Marmi.2015:hal.179)
g) Alamat
Mendapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa
kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan
lingkungan, dan jika diindikasikan apakah tersedia cukup
makanan didalam rumah, dan keadaan lingkungan sekitar,
diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber
penyakit (Marmi, 2014: hal.155).
II. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan
kata-katanya sendiri (Hani dkk,2010:87).
2. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang
kefasilitas pelayanan kesehatan. (Sulistyawati.2009:hal.167)
3. Riwayat Kesehatan
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan yang
dapat mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir. (Rukiyah,2009:146)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga, ditanyakan untuk mengetahui adanya resiko
penyakit menular atau diturunkan, kelainan-kelainan dalam genetik
(Mufdlilah, 2009: 12).
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat
reproduksi/kandungan meliputi hal-hal berikut ini.
1) Umur menarche
Usia normal bagi seorang wanita mendpatkan menstruasi untuk
pertama kalinya pada usia 12 atau 13 tahun. Tetapi ada juga yang
mengalami lebih awal, yaitu pada usia 8 tahun atau lebih lambat
yaitu pada usia 18 tahun (Sukarni dan Margareth, 2013:17)
2) Perhitungan dari tafsiran persalinan
Menghitung Perkiraan Tanggal Persalinan dapat menggunakan
Rumus Naegle: hari pertama haid terakhir + 7, hari – 3 bulan + 1=
tanggal persalinan ( untuk bulan baru atau bulan maret keatas) dan
hari + 7, bulan + 9 = tanggal persalinan (untuk bulan januari s/d
maret, indikasi hanya pada ibu yang mempunyai riwayat haid saat
masih menyusui dan belum pernah haid lagi sesudah melahirkan,
ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid
lagi (Rukiyah, 2009: 145-146).
3) Frekuensi, jarak/siklus jika normal
4) Lamanya
Lama menstruasi tiap wanita bervariasi, yaitu sekitar 4-7 hari.
Salah satu agama menyebutkan jika lebih dari 14 hari sudah bukan
termasuk menstruasi tetapi merupkan suatu upaya atau kelainan
(Sukarni dan Margareth, 2013:18).
5) Jumlah darah yang keluar
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama
satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok
penilitihan, yaitu 25-60 mL. konsentrasi Hb normal 14 gr/dl dan
kandungan besi Hb 3,4 mg/g, volume darah ini mengandung 12-29
mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan
0,4 sampai 1 mg besi untuk detiap hari siklus tersebut atau 150
sampai 400 mg/tahun (Cunningham, 1995 dalam Sukarni dan
Margareth, 2013:19).
6) Karakteristik darah (misal bergumpal)
7) Dismenorhea
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur kehamilan
dengan tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan ibu, bidan dapat
memberikan konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi
dan dapat mendeteksi adanya komplikasi dengan yang lebih baik
(Rukiyah, 2009:145).
c. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm,
persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, atau dengan SC), riwayat
perdarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas, sebelumnya,
hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan seelumnya, berat
bayi sebelumnya ,2500 atau >4000, masalah-masalah lain yang
dialami, riwayat kebidanan yang lalu membantu dalam mengelola
asuhan pada kehamilan ini (konseling khusus, test, tindak lanjut, dan
rencana persalinan) (Rukiyah, 2009: 146).
6. Riwayat KB
Tanyakan kepada klien lama pemakaian alat kontasepsi dan jenis
kontrasepsi yang digunakan (Marmi, 2014: 158).
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
Tanyakan pada klien jenis, kesukaan , pantangan, intake untuk
mengetahui pemenuhan nutrisi selama hamil (Mufdlilah, 2009: 13).
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per
hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi,
minum cukup cairan (menu seimbang) (Saifuddin, 2010: N-3).
b. Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga menurunkan
tonus dan motiliti lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan
peristaltik usus lebih lambat sehingga menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon estrogen dan
progesteron sehingga menyebabkan sering buang air kecil
Terjadi pengeluaran keringat (Rukiyah, 2009:105-106).
c. Pola Aktivitas
Berhubungan dengan system muskuloskeletal : persendian sakro-
iliaka, sakro koksigia dan pubik yang akan meyebabkan adanya
keretakan, pusat graviasi berubah sehingga postur tubuh berubah,
terjadi perubahan postur tubuh menjadi lordosi fisiologis. Penekanan
pada ligamen dan pelvic, cara berbaring, duduk, berjalan, berdiri
dihindari jangan sampai mengakibatkan injuri karena jatuh
(Rukiyah,2009:107).
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat
(Rukiyah,2009:106).
d. Pola Istirahat dan Tidur
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi
air hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan
beberapa bantal untuk menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak
menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur
walau bukan tidur betulan hanya baringkan badan untuk
memperbaiki sirkulasi darah (Rukiyah, 2009: 106).
e. Pola Sexual
Walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien, namun
bidan harus menggali data dari kebiasaan ini, karena terjadi beberapa
kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup mengganggu
pasien namun ia tidak tahu kemana harus berkonsultasi. Dengan
teknik berkomunikasi yang senyaman mungkin bagi pasien, bidan
menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas seksual, melalui
pertanyaan berikut ini:
1) Frekuensi
Kita tanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual dalam
seminggu.
2) Gangguan
Kita tanyakan apakah pasien mengalami gangguan ketika
melakukan hubungan seksual, misalnya nyeri saat berhubungan,
adanya ketidakpuasan dengan suami, kurangnya keinginan untuk
melakukan hubungan, dan lain sebagainya.
(Sulistyawati.2009:hal.171-172)
f. Pola Hygiene
Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini akan
mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien
mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan
dirinya, maka bidan harus dapat memberikan bimbingan mengenai
cara perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin.
Beberapa kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan diri
di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Mandi
Kita dapat menanyakan kepada pasien berapa kali ia mandi dalam
sehari dan kapan waktunya (jam berapa mandi pagi dan sore)
2) Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli dengan kebersihan
rambutnya karena mereka beranggapan keramas tidak
berpengaruh terhadap kesehatan jika menemukan pasien yang
seperti ini, maka kita harus memberikan pengertian kepadanya
bahwa keramas harus selalu dilakukan ketika rambut kotor karena
bagian kepala yang kotor merupakan tempat yang mudah menjadi
sumber infeksi.
3) Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam sehari, sedangkan celana dalam
minimal dua kali. Namun jika sewaktu-waktu baju dan celana
dalam sudah kotor, sebaiknya segera diganti tanpa harus
menunggu waktu untuk ganti berikutnya.
4) Kebersihan kuku
Kuku ibu hamil harus selalu dalam keadaan pendek dan bersih.
Kuku selain sebagai tempat yang mudah untuk bersarang kuman
sumber infeksi, juga dapat menyebabkan trauma pada kulit bayi
jika terlalu panjang. (Sulistyawati.2009:hal. 171)
g. Pola Hidup Sehat
Gaya hidup seperti perokok, mengonsumsi obat-obatan, alkohol
adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya. Semua benda
tersebut dapat teserap dalam darah ibu kemudian terserap dalam
darah bayi melalui sistem sirkulasi plasenta selama kehamilan.
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I untuk
menghindari rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan yang tidak
dianjurkan oleh dokter atau bidan (Rukiyah,2009:92).
8. Data Psikososial Dan Spiritual
Riwayat sosial ekonomi: status perkawinan, respon ibu dan keluarga
terhadap kahamilan ibu, riwayat KB, dukungan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, kebiasaan makan dan gizi
yang dikonsumsi dengan fokus pada vitamin A dan zat besi,
kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum obat atau
alkohol, beban kerja dan kegiatan sehari-hari, tempat melahirkan, dan
penolong yang diinginkan (Rukiyah,2009: 147).
9. Data Pengetahuan
III. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan awal wanita
hamil untuk memastikan apakah wanita hamil tersebut mempunyai
abnormalitas medis atau penyakit.
a. Pemeriksaan Umum :
1) Keadaan Umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati
keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan kita
laporkan dengan kriteria sebagai berikut :
a) Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik tehadap
lingkungan dan orang lain, serta fisik pasien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan.
b) Lemah
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau
tidak memberikan respons yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah tidak
mampu lagi untuk berjalan sendiri.
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita
dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari
keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai keadaan
koma (pasien tidak dalam keadaan sadar.
(Sulistyawati.2009:hal.174-175)
3) Berat Badan
Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali kunjungan,
selama kehamilan berat badan akan naik 9-12 kg yang
diperoleh terutama pada trimester 2 dan 3 kehamilan. Bila berat
badan ibu kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu, maka
perlu dirujuk.
4) TB
Tinggi badan diukur pada saat kunjungan pertama. Perhatikan
kemungkinan adanya panggul sempit (terutama pada ibu yang
pendek)
5) LILA
Melakukan pemeriksaan lingkar lengan kiri dinyatakan kurang
gizi bila kurang sama dengan 23,5 cm (Mufdlilah, 2009: 15).
6) Tanda Vital
Tekanan Darah :
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg
sistolik dan 15 mmHg diastolik di atas tekanan darah sebelum
hamil, menandakan toxemia gravidarum (keracunan
kehamilan). (Hani dkk,2010:91)
Nadi: Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan infeksi, syok,
ansietas, atau dehidrasi
Suhu/ T : Peningkatan suhu menunjukan proses ineksi
atau dehidrasi.
RR : Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan
syok atau ansietas (Varney,2007:693).
2. Status Present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus
dengan rabaan, pemeriksaan diawali dari :
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih
Muka : simetris pucat, oedema
Kelopak Mata : bengkak/tidak (Apabila kelopak mata seudah bengkak,
kemungkinan terjadi pre eklamsi berat)
Conjungtiva : merah muda, pucat
Sklera : putih/kuning
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut : simetris, bibir kering/tidak, lidah stomatitis/tidak
Gigi : caries denti
Telinga : simetris, lecet
Leher : pergerakan, pembengkakan kelenjar tiroid/tidak
Dada : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
Abdomen : kembung, benjolan abnormal
Kulit : turgor kulit, warna
Punggung : lordosis/kifosis/skoliosis
Vulva : odema/tidak, varises/tidak
Anus : hemoroid
Ekstremitas : simetris, sama panjang/tidak
(Baety,2012:4-5)
Reflek Patela : Hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan salah satu
tanda preeklamsiberat. Klonus biasanya terlihat
menjelang eklamsia atau padaeklamsia aktual (Varney,
2007: 693).
1. Status Obstetrik
a. Inspeksi (periksa pandang)
Muka :
Adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah oedema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.
Leher :
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa membengkak
Dada :
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, dan gelang-gang susu,
keadaan puting susu, adakah colustrums.
Perut :
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites misalnya
membesar ke samping), keadaan pusat, pigementasi di lenea alba,
nampakkah gerakan anak atau striae gravidarum atau bekas luka.
Vulva :
Keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condylomata, flour.
Anggota bawah :
Cari varises, oedema, luka cicatrik padaq lipat paha. (Marmi.2015:hal
166-167)
b. Palpasi (periksa raba)
Maksudnya periksa raba ialah untuk menentukan :
1) Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan
2) Menentukan letaknya anak dalam rahim
3) Selain dari pada itu selalu juga harus diraba apakah ada tumor-tumor
lain dalam rongga perut, kista, myoma, limpa yang membesar
4) Cara melakukan palpasi ialah menurut leopold yang terdiri atas 4
bagian :
a) Leopold I
(1) Kaki penderita dibengkokkan pad alutut dan lipat paha
(2) Pemeriksaan berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat
kearah muka penderita
(3) Rahim dibawa ketengah
(4) Tingginya fundus uteri ditentukan
(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat
bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada
letak lintang fundus iteri kosong. Pemeriksaan tuanya
kehamilan dari tinggnya fundus uteri. (Marmi.2015:hal
167)
b) Leopold II
(1) Kedua tangan pindah ke samping
(2) Tentukan diaman punggung anak. Pungung anak terdapat
di fihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah
bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan
denga fihak yang memberintangan yang terbesar
(3) Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong
ialah pada letak lintang
c) Leopold III
(1) Diperlukan satu tangan saja
(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
(3) Cobalah apakah bagian bawah mash dapat di goyangkan.
Lepold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian
bawah dan pakaha bagian bawah anak ini sudah atau
belum terpegang oleh pintu atas panggul
d) Leopold IV
(1) Pemeriksaan berubah sikanya ialah melihat ke arah kaki
penderita
(2) Dengan keda tangan ditentukan apa yang menjadi bagian
bawah
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam
pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke
dalam rongga panggul
(4) Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari
bagian terbawah dari kepala yang masih tearaba dari luar.
Jadi, leopold IV untuk menentukan apa yang menajdi
bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah
kedalam rongga panggul.(Marmi.2015:hal 167-168)
5) Tinggi fundus
Pemeriksaan abdomen meliputi pengkajian subjektif ukuran uterus
pada trimester pertama kehamilan, menghubungkan fundus uterus
dengan umbilikus pada trimester kedua, dan mengukur tinggi fundus
pada trimester terakhir dengan menggunakan meteran. Pada trimester
pertama, ukuran uterus pada minggu ke-8 yang sesuai adalah sebesar
bola tenis, sebesar buah jeruk pada minggu ke-10, dan sebesar buah
anggur pada minggu ke-12. Pada trimester kedua puncak uterus harus
3-4 lebar jari (fingerbreadths(FB)) di bawah umbilikus pada minggu
ke-16; 1-2 FB di bawah umbilikus pada minggu ke-18; diumbilikus
pada minggu ke-20; 1-2 FB di atas umbilikus pada minggu ke 22;
dan 3-4 FB di atas umbilikus pada minggu ke-24. (Marmi.2015:hal
169)
c. Auskultasi (periksa dengar)
Baru dapat didengar pada akhir bulan ke 5, walaupuan dengan USG
frekuensi lebih cepat dari bunyi jantung orang dewasa antara 120-
160x/menit. (Marmi, 2015;168-169)
2. Pemeriksaan Penunjang
Tes Laboratorium
Jenis tes yang palin penting yang dipakai untuk menilai adanya masalah pada
ibu hamil dan jika tetangani maka akan mencegah kematian dan kesakitan
pada ibu dan anak (Rukiyah, 2009: 149)
a. Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb secara sahli dilakukan pada ibu hamil pada kunjungan
awal dan pada trimester III (28 mg) dan bila didapatkan tanda-tanda
anemia menjelang persalinannya sebagai tindakan antisipasi pada
proses persalinan seandainya terjadi komplikasi (Rukiyah, 2009: 160).
b. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan protein dalam urin ini bertujuan untuk mengetahui
komplikasi adanya pre eklamsi pada ibu hamil yang sering kali
menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun persalinan dan
terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila
tidak segera diantisipasi (Rukiyah, 2009: 161)
Tabel Pemeriksaan Laboratorium dan Nilainya
Tes Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosa/
Laboratorium Normal Masalah yang
Terkait
Hemoglobin 10.5 - 14.0 <10.5 Anemia
Protein urine Terlacak/negative > atau = 2  Protein urine
bening/ negatif keruh (positif) (mungkin ada
infeksi PIH)
Glukosa dan urine Diabetes
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Tes pemeriksaan
Syphilis pertama
Factor rhesus Rh + Rh Rh sensitization
Golongan darah A B O AB - Ketidakcocokan
ABO
HIV + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada
janin bila ibu
terinfeksi
Tinja (oval/telur Negatif Posittif Anemia akibat
cacing) dan cacing (cacing
parasit tambang)
(Rukiyah, 2009: 149-150)

IV. ASSESMENT
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnisis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakan bidan dakam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis
kebidanan. Dalam kunjungan awal, yang paling penting adalah
memastikan seorang wanita itu hamil dan berapa usia kehamilannya, serta
adanya kelainan yang menyertai. Selain itu, juga perlu diketahui tentang
cara penulisan diagnosis (status obstetri) seorang wanita hamil
berdasarkan kelaziman disuatu tempat tertentu (Hani.2010:hal.97-101).
a. Diagnosa potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan
bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
b. Kebutuhan tindakan segera
Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien. Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan/dokter dan/ untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesaui dengan
kondisi klien. (Hani.2010:hal.97-101)

V. PELAKSANAAN
Pada langkah ini, dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara
efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan,
sebagaian lagi oleh klien, atau anggota tim lainnya. Walau bidan tidak
melakukan sendiri, ia tetap memikil tanggung jawab untuk melaksanakan
rencana asuhannya ( misal memastikan langkah tersebut benar-benar
terlaksana). Meskipun bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab dalam
menejemen asuhan klien untuk terlaksananya rencana asuhan bersama.
Menejemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya, serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien. (Hani,2009:hal.103)
Pengumpulan data dasar melalui pengkajian riwayat, pemeriksaan
fisik dan panggul, tes laboratorium dan tes penunjang lain merupakan langkah
pertama pada proses penatalaksanaan. Langkah-langkah berikutnya pada
proses penatalaksanaan ini bergantung pada data dasar yang diperoleh dan
interpretasi data tersebut. Interpretasi data dasar tersebut mencakup hal-hal
dibawah ini:
1. Menentukan normal tidaknya kondisi kehamilan dari data yang diperoleh
2. Membedakan antara ketidaknyamanan yang umum dialami pada saat hamil
dan komplikasi yang mungkin terjadi
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan yang mungkin dari
kondisi normal atau komplikasi
4. Mengidentifikasikan area tertentu yang perlu dipelajari
Antisipasi masalah potensial terkait adalah hal yang penting pada
pengembangan rencana perawatan yang komprehensif. Evaluasi terhadap
kebutuhan akan intervensi yang segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
konsultasi atau penatalaksanaan kolaboratif dengan anggota tim perawatan
kesehatan penting hanya jika terdapat penyimpangan dari nilai normal, dengan
atau tanpa situasi kedaruratan.
Pengembangan rencana perawatan yang komprehensif mencakup
komponen berikut:
1. Penentuan kebutuhan untuk melakukan tes lanoratorium atau tes
penunjang lain untuk menyingkirkan, menginformasikan, atau
membedakan antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.
2. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter
3. Penentuan kebutuhan untuk melakukan evaluasi ulang diet dan intervensi
4. Penentuan tindakan instruksional untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran
5. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya terapi
lain
6. Penentuan kebutuhan untuk pengobatan atau tindakan lain untuk
penatalaksanaan komplikasi minor (mis., vaginitis, bakteriuris
asimtomatik, ISK tahap awal, anemia bordeline)
7. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsul dengan atau perujukan ke
tenaga profesional lain (mis., ahli gizi, pelerja sosial, perawatan kesehatan
masyarakat)
8. Penentuan kebutuhan untuk melibatkan orang terdekat lain untuk lebih
aktif dalam perencanaan perawatan
9. Penentuan kebutuhan untuk memberi konseling khusus atau panduan
antisipasi
10. Penentuan kebutuhan untuk konseling HIV
11. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya. Kunjungan ulang bagi wanita
mengalami perkembangan normal selama kehamilan biasanya dijadwalkan
sebagai berikut:
a. Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan dilakukan setiap 4
minggu
b. Antara minggu ke 28-36, setiap dua minggu
c. Antara minggu ke 36 hingga persalinan, dilakukan setiap minggu

(Varney, 2007: 531)

Dalam praktek sudah sesuai dengan teori tetapi lebih banyak konseling dan
pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien sesui dengan kebutuhan
pasien tersebut. Hal ini dilakukan agar pasien lebih mengerti dan
mendapatkan informasi lebih banyak ketika kunjungan ANC. Dalam
kunjungan ANC di lapangan dilakukan komunikasi dua arah sehingga pasien
bisa bertanya dan menanggapi penjelasan dari bidan/dokter.
Mengetahui

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Nuril Nikmawati, S.Kep, Ns, M.Kes Aji Tri Mahanani


BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 10 November 2018
pukul 09.50 WIB dan pemeriksaan pada Ny. O dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ny. O berumur 17 tahun merupakan usia reproduksi sehat dan
tidak termasuk resiko
2. Usia kehamilan Ny. O adalah 17 minggu dihitung dari HPHT
tanggal 23 Juni 2018, hari perkiraan lahir tanggal 30 Maret
2019.
3. Palpasi ditemukan tinggi fundus uteri adalah 7cm
4. Gerakan janin sudah dirasakan oleh ibu.
5. DJJ dapat terdengar dengan menggunakan Doppler, DJJ
155x/menit, teratur.
6. Janin dalam keadaan baik.
7. Ibu dalam keadaan baik dan tanda tanda vital ibu normal.
8. Diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah NY. O umur 17
Tahun, G1P0A0 janin tunggal, usia hamil 19+5 minggu
fisiologis.

B. Saran
Tenaga kesehatan bertanggungjawab mewujudkan koordinasi
dan standar pelayanan yang berkualitas maka petugas kesehatan
harus dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat
melaksanakan pelayanan memberikan asihan keidanan dan pada
keluarga yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar baik
fisik maupun psikososial.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Edisi Revisi. Jakarta: Trans
Info Media.
Kusmiyati, Yuni dkk. 2015. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu hamil. Yogyakarta: Nuha Medika
Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peurperium Care”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Varney, Helen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta:
EGC.
Varney, Helen dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta:
EGC.
Saifudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Pelayanan kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Perwatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama
Agar Bayi Lahir dan Tumbuh Sehat. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Sukarni, Icesmi. 2013. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Hani, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Malang: Salemba.

Anda mungkin juga menyukai