Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN

MELAKUKAN PERAWATAN TALI PUSAT


DI PUSKESMAS RANUYOSO

SAMPUL
DALAM

DISUSUN OLEH :
ITSNATUL AMSA, S.Tr.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
GENGGONG - PROBOLINGGO
TAHUN 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN MELAKUKAN PERAWATAN TALI PUSAT


DI PUSKESMAS RANUYOSO

Dipersiapkan Dan Disusun Oleh :


ITSNATUL AMSA

Telah diperiksa oleh :


Hari / Tanggal :

Mahasiswa

Itsnatul Amsa

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Tutik Hidayati, S.ST.,M.Kes Endang Purwati, S.ST.Bd

ii
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Tali Pusat


Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus
umbilicalis merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam
kandungan. Tali pusat merentang dari umbilicus (pusar) janin kepermukaan
plasenta dan mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55 cm, dengan
ketebalan sekitar 1-2 cm, tali pusat dianggap berukuran pendek jika panjang
normal kurang dari 40 cm. Tali pusat merupakan jembatan penghubung
antara plasenta dan janin. Jadi tali pusat tidak hanya mencakup fungsi
pernafasan saja, tetapi seluruh aktivitas yang ada diplasenta yakni
menyalurkan zat - zat yang dibutuhkan oleh janin, baik untuk pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, serta berperan sebagai saluran untuk
mengeluarkan bahan - bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh janin seperti
urea dan gas monoksida. Lalu, akan dikembalikan ke peredaran darah ibu
yang kemudian diekskresikan dari tubuh ibu (Riksani, 2012).
Tali pusat adalah jaringan unik yang terdiri dari dua arteri dan satu
vena yang tertutup oleh jaringan pengikat mukoid yang dikenal sebagai
Wharton’s Jelly, yang ditutup oleh satu lapisan tipis membrane mukosa
(kelanjutan dari amnion). Selama hamil, plasenta menyediakan semua nutrien
untuk pertumbuhan dan menghilangkan produk sisa secara terus menerus
melalui tali pusat. Setelah lahir, tali pusat mongering dengan cepat, mengeras,
dan berubah warnanya menjadi hitam (suatu proses yang disebut gangrene
kering). Proses ini dibantu oleh paparan udara. Pembuluh umbilical tetap
berfungsi selama beberapa hari, setelah resiko infeksi masih tetap tinggi
sampai tali pusat terpisah (Rukiyah, 2010).
Tali pusat terdiri dari bagian maternal (desidua basalis) dan bagian
janin (vili korionik). Permukaan maternal lebih memerah dan terbagi menjadi
beberapa bagian (kotiledon). Permukaan fetal ditutupi dengan membrane
amniotic dan merupakan membrane yang halus serta berwarna kelabu dengan
tonjolan pembuluh darah sehingga tali pusat tidak hanya sebagai penyalur
sumber makanan dan sebagai penyaring bagi janin (Sarwono, 2010).

1
Jadi kesimpulannya tali pusat atau umbilical cord adalah saluran
kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan
karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat - zat gizi dan
oksigen kejanin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan
lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.

2.2 Pengertian Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi
baru lahir sejak dipotongnya tali pusat samapai tali pusat puput atau kering
dengan tujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan
mempercepat penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat (Sodikin,
2009).
Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan
merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah
terjadinya infeksi pada tali pusat bayi, alat dan bahan yang digunakan hanya
kassa steril, air, dan sabun (Rukiyah, 2010).
Perawatan tali pusat adalah upaya untuk mencegah infeksi tali pusat
dengan tindakan sederhana yakni tali pusat dan daerah sekitar tali pusat
selalu bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun, dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah
tali pusat (Sodikin, 2009).
Jadi perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan perawatan pada tali
pusat bayi baru lahir sejak dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput,
dengan tujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan
mempercepat penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat / puput tali
pusat.

2.3 Tujuan Perawatan Tali Pusat


Tujuan perawatan tali pusat menurut Sodikin (2009) ada empat, yaitu :
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat

2
4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir

2.4 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perawatan Tali Pusat
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat tali pusat
menurut Sodikin (2009), yaitu :
1. Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena dapat
menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat
2. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan bersih dan
kering
3. Jangan membungkus tali pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan
apapun ke punting tali pusat
4. Jagan mengoleskan alcohol atau bethadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat lembab
5. Lipatlah popok dibawah punting tali pusat
6. Bila terdapat tanda - tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan atau
mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi petugas
kesehatan

2.5 Waktu Perawatan Tali Pusat


Menurut Sodikin (2009), waktu yang tepat untuk melakukan perawatan
tali pusat adalah :
1. Setelah mandi pagi dan sore
2. Sewaktu - waktu jika balutan tali pusat basah oleh air kencing atau
kotoran bayi
3. Lakukan sampai tali pusat puput atau kering

2.6 Akibat Jika Perawatan Tali Pusat Kurang Baik


Menurut Sodikin (2012), perawatan tali pusat yang tidak steril akan
mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan pada bayi, diantaranya tetanus
neonatorum dan omfalitis. Untuk mencegah hal tersebut ibu ditekankan untuk
mengetahui tanda dan gejala adanya infeksi tali pusat. Tanda dan gejala
infeksi tali pusat pada bayi yaitu bayi tiba - tiba panas dan tidak mau

3
menetek atau tidak dapat menyusu karena trismus (sebelumnya bayi menyusu
seperti biasa), adanya mulut yang mencucu seperti mulut ikan, mudah dan
sering kejang disertai cyanosis, suhu meningkat, kaku kuduk, dan sampai
opistotonus.
Kurangnya perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan tetanus bayi, yang ditandai dengan :
1. Tali pusat berwarna merah, basah, dan kotor, dan bernanah
2. Kesulitan menyusu
3. Mulut tidak bisa dibuka
4. Kejang - kejang bila disentuh, karena sinar atau mendengar suara keras
5. Kadang demam (Iis Sinsin, 2008).

2.7 Cara Perawatan Tali Pusat


Menurut rekomendasi WHO, untuk perawatan sehari - hari tali pusat
cukup dengan membersihkan tali pusat dengan air dan sabun. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan Dore membuktikan adanya perbedaan perawatan
antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol pembersih dan dibalut
kassa steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang dirawat dengan cara
alami lebih cepat dalam waktu pengeringan dibandingkan perawatan tali
pusat dengan menggunakan alcohol. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Kurniawati menyimpulkan bahwa perawatan tali pusat dengan menggunakan
prinsip udara terbuka (tidak menutup tali pusat menggunakan kassa /
pembalut), waktu yang dibutuhkan untuk mongering lebih cepat
dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan Air Susu Ibu (ASI).
Perawatan tali pusat yang baik yaitu tali pusat harus tetap bersih dan
kering ditutup dengan kassa steril tanpa dibubuhi apapun, dan juga perlu
diperhatikan adanya tanda - tanda infeksi seperti kemerahan pada tali pusat,
berbau dan bernanah, serta suhu tubuh bayi meningkat.

4
2.8 Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat
Peralatan yang dibutuhkan :
1. Kassa kering / steril
2. Air bersih dalam baskom
3. Sabun
4. Sarung tangan
5. Tempat tidur bayi
6. Popok yang kering dan bersih
Persiapan pasien dan lingkungan :
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada ibu
2. Memposisikan bayi terlentang
3. Menjaga kehangatan tubuh bayi
4. Mengatur pencahayaan secukupnya
Langkah – langkah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Mencuci tangan
3. Melepas popok
4. Memakai handscoon
5. Membersihkan tali pusat bayi jika terkena kotoran dengan sabun dan air
6. Mengeringkan tali pusat
7. Mempertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara
dan tutupi dengan kassa steril secara longgar.
8. Mengenakan popok
9. Alat – alat dikembalikan pada tempatnya
10. Membuang kassa yang kotor dan handscoon pada tempat sampah medis
11. Mencuci tangan

5
DAFTAR PUSTAKA

Sinsin, Iis. 2008. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC


Riksani, Ria.2012. Keajaiban Tali Pusat & Plasenta Bayi. Jakarta : Dunia Sehat.
Rukiyah, Aiyeyeh & Yuliati Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Trans Info.

Sarwono Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.


Sodikin. 2009. Perawatan Tali Pusat. Jakarta : EGC.

6
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY NY “AE”
DI PUSKESMAS RANUYOSO

Identitas Pasien
Nama bayi : By Ny “AE”
Umur : 0 hari
Jenis Kelamin : Laki- laki
Anak Ke :I
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny “AE” Nama Ayah : Tn “S”
Umur : 20 tahun Umur : 27 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Madura Suku : Madura
Alamat : Dsn Bringinan VII/I, Desa Wates Kulon

DATA SUBYEKTIF
Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 17 Oktober 2020 jam 17:50 WIB
Riwayat antenatal :
a. HPHT : 23 Januari 2020
b. Riwayat ANC : 9 kali selama kehamilan
c. Imunisasi TT : lengkap
d. Keluhan saat hamil : mual, muntah, dan pusing
e. Penyakit yang dialami selama hamil :
- DM : tidak ada
- Hepatitis : tidak ada
- TBC : tidak ada
- HIV/AIDS : tidak ada
Pola kebiasaan ibu :
a. Minum jamu : tidak pernah
b. Merokok : tidak pernah

7
Komplikasi yang terjadi pada ibu :
a. Hipertensi : tidak ada
b. Perdarahan : tidak ada
c. Pre eklamsi : tidak ada
d. Eklamsi : tidak ada
e. Infeksi : tidak ada

DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan umum :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Warna kulit : kemerahan
TTV : HR : 132x/mnt, RR 46 x/mnt, S 36,4°C
Antopometri : BB : 3100 gram, PB : 51 cm
LK : 33 cm, LD : 34 cm, LP : 32 cm
Komplikasi pada janin :
a. IUGR : tidak ada
b. Polihidramnion : tidak ada
c. Oligohidramnion : tidak ada
d. Gemeli : tidak ada
Riwayat intranatal :
a. Jenis persalinan : normal
b. Penolong : Bidan
c. Lama persaliman : 1 jam
d. Komplikasi ibu : tidak ada
e. Komplikasi bayi : tidak ada

ANALISA
Neonatus aterm umur 0 hari dengan perawatan tali pusat (potensi terjadinya
infeksi)

8
PENATALAKSANAAN
1. Melakukan komunikasi teraupetik dengan baik
Evaluasi : komunikasi teraupetik telah dilakukan
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga
Evalusi : Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaan bayinya
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang pentingnya mencuci tangan sebelum
dan sesudah menyentuh bayi
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan Bidan
4. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan tali pusat
Evaluasi : Persiapan alat dan bahan telah dilakukan.
5. Mengajari dan meminta ibu untuk mempraktekkan cara merawat tali pusat
yang baik dan benar
Evaluasi : Ibu memperhatikan dengan sungguh – sungguh dan bisa
mempraktekkan dengan baik cara merawat tali pusat
6. Merapikan alat habis pakai
Evaluasi : Membuang kassa dan handscoon yang kotor kedalam tempat
sampah medis
7. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP
Evaluasi : pendokumentasian perawatan tali pusat pada bayi baru lahir telah
dilakukan

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai