Disusun Oleh :
Nama : Olga Marta Regar
NIM : P27224017 145
Kelas : D-IV Kebidanan Berlanjut Profesi Bidan
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. W USIA 1 JAM
DI PUSKESMAS SAMBIREJO
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan kasus
“Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny.W usia 1 jam di Puskesma
Sambirejo.”
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir yaitu kondisi di mana bayi baru lahir (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai
dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula
miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam
rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang
serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting
bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan
suatu anastesi terhadap neonates (BBL).
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik
terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi
juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu,
perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak
tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu
meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup
yang kecil.
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang
berkualitas maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan
untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial neonatal.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari
berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien.
b. Mahasiswa mampu membuat diagnosa terhadap pasien sesuai dengan
hasil pengkajian.
c. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan sesuai kasus.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan dan mendokumentasikan hasil
tindakan.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan.
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
informasi serta memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya
bidan dalam penanganan kepada bayi baru lahir normal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu,
wawasan dan menambah pembelajaran pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Sistem Pernapasan
a) Perkembangan Paru
2) Sistem Kardiovaskular
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan bersirkulasi ke seluruh tubuh guna
menghantarkan oksigen ke jaringan. Agar terbentuk sirkulasi yang
baik guna mendukung kehidupan luar rahim, terjadi dua perubahan
besar, yaitu :
Kekebalan alami juga disebabkan pada tingkat sel oleh sel darah
yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing.
Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang,
artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien.
8) Sistem Muskuloskeletal
Otot bayi berkembang engan sempurna karena hipertropi, bukan
hiperplasi. Tulang panjang tidak mengeras dengan sempurna untuk
memudahkan pertumbuhan pada epifise. Tulang tengkorak
kekurangan esensi osifikasi untuk pertumbuhan otak dan
memudahkan proses pembentukan selama persalinan. Proses ini
selesai dalam waktu beberapa hari setelah lahir. Fontanel posterior
tertutup dalam waktu 6-8 minggu. Fontanel anterior tetap terbuka
hingga usia 18 bulan dan digunakan untuk memperkirakan tekanan
hidrasi dan intra cranium yang dilakukan dengan memalpasi
tegangan fontanel.
9) Sistem Neorologi
Sistem saraf bayi baru lahir masih sangat muda baik secara
anatomi maupun fisiologi ini menyebabkan kegiatan reflek spina
dan batang otak dengan control minimal oleh lapisan luar
serebrum pada beberapa bulan pertama kehidupan, walaupun
interaksi sosial terjadi lebih awal. Bayi baru lahir memperlihatkan
sejumlah aktivitas reflek pada usia yang berbeda beda, yang
menunjukkan normalitas dan perpaduan antara sistem neuorogi
dan muskuluskletal.
Beberapa reflek tersebut:
a) Refleks moro, reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring
terhadap rangsangan mendadak. Reflek ini dapat di munculkan
dengan cara menggendong bayi dengan sudut 45o, lalu biarkan
kepalanya turun sekitar 1-2 cm. Reflek ini simetris dan terjadi
pada 8 minggu pertama setelah lahir.
b) Refleks rooting, dalam memberikan reaksi terhadap belaian di
pipi atau sisi mulut, bayi menoleh kearah sumber rangsangan
dan membuka mulutnya siap untuk mengisap.
c) Refleks mengedip atau reflexs mata, melindungi mata dari
trauma.
d) Refleks menggenggam, reflek ini di munculkan dengan
menempatkan jari atau pensil atau pensil di dalam telapak
tangan bayi, dan bayi akan menggenggamnya dengan erat.
e) Refleks berjalan dan melangkah. Jika bayi di sangga pada
posisi tegap dan kakinya mennyentuh permukaan yang rata,
bayi akan terangsang untuk berjalan.
f) Refleks leher tonik asimetris. pada posisi terlentang, jika
kepala bayi menoleh ke satu arah, lengan di sisi tersebut akan
ekstensi sedangkan lengan sebelahnya fleksi.
3. Pemeriksaan pada Bayi Baru Lahir
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada BBL dilakukan paling kurang 3 kali
yaitu pada saat lahir, periksaan yang dilakukan dalam 24 jam di ruang
perawatan, dan pemeriksaan pada waktu pulang.
Pemeriksaan pertama pada BBL harus dilakukan di kamar
bersalin, tujuannya adalah untuk menilai gangguan adaptasi BBL dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterin yang memerlukan resusitasi dan
untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan
segera (misalnya atresia ani, atresia esophagus), trauma lahir.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara bayi dalam kondisi
telanjang akan tetapi diletakkan dibawah lampu yang terang supaya
tidak kehilangan panas serta dilakukan 24 jam setelah lahir.
1) Kepala : Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura,
moulase, caput succedaneum, cephal
haetoma, hidrosefalus, rambut meliputi :
jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu
dan punggung.
2) Muka : Tanda-tanda paralisis
3) Mata : Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran
epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan
kornea, katarak kongenital, trauma, keluar
nanah, bengkak pada kelopak mata,
perdarahan subkonjungtiva.
4) Telinga : Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak,
dihubungkan dengan mata dan kepala serta
adanya gangguan pendengaran.
5) Hidung : Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan,
kebersihan
6) Mulut : Kesimetrisan, mukosa mulut kering/basah,
lidah, palatum, bercak putih pada gusi,
refleks menghisap, labio skiziz/palatoskisis,
trush, sianosis.
7) Leher : Kesimetrisan, pembengkakan, kelainan
tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas
kromosom
8) Klavikula& : Fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari
lengan atas
9) Dada : Bentuk dan kelainan bentuk dada, puting
susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi
jantung dan pernafasan.
10) Abdomen : Penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, perdarahan tali pusat, jumlah
pembuluh darah pada tali pusat, dinding
perut dan adanya benjolan, distensi,
gastroskisis, omfalokel, kesimetrisan,
palpasi hati dan ginjal.
11) Genetalia : Kelamin laki-laki : panjang testis, testis
sudah turun berada dalam skrotum, orifisium
uretra di ujung penis, kelainan(fimosis,
hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan :
labia mayora dan labia minora, klitoris,
orifisium vagina, orifisium uretra, sekret,
dll.
12) Tungkai dan : Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari,
kaki pergerakan, pes equinovarus/pes
equinovalgus.
13) Anus : Berlubang atau tidak, posisi, fungsi sfingter
ani, adanya atresia ani, meconium plug
syndrome, megacolon.
14) Punggung : Bayi tengkurap, raba kurvatula kolumna
vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spina
bifida, meilomeningokel, lesung/bercak
rambut, dll.
15) Pemeriksaan : Vernik caseosa, lanugo, warna, oedem,
kulit bercak, tanda lahir, memar.
b. Pemeriksaan Sepintas
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan
kering yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal itu tidak
memungkinkan, maka letakkan bayi dekat ibu (diantara kedua kaki
atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih
dan kering. Segera lakukan penilaian:
1) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap–megap atau lemah,
maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. (APN, 2008)
1) Penilaian APGAR Score
Keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan
penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui
apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Setiap penilaian diberi
angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah bayi normal
(vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai
apgar 4-6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar
dalam 2 menit belum mencpai nilai 7, maka harus dilakukan
tindakan resasitasi lebih lanjut. Oleh karena bila bayi menderita
asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala
neurologik lanjutan kemudian hari lebih besar. Berhubungan
dengan itu, menurut apgar dilakukan selain pada umur 1 menit
juga pada umur 5 menit
APGAR 0 1 2
Pulse Rate (Frek. Nadi) Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Jumlah
B. MANAJEMEN KEBIDANAN
Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu:
Langkah I : Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data
yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah
pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. (Ambarwati, 2010), meliputi:
1. Data Subjektif
Yaitu informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh
dari hasil wawancara langsung kepada pasien atau klien (anamnesis) atau
dari keluarga (Hidayat, 2008).
a. Biodata Pasien :
1) Nama bayi
Digunakan untuk membedakan antar bayi yang satu dengan yang
lain. (Marmi, 2012)
2) Umur
Untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis bayi
tersebut normal sesuai dengan umurnya. (Matondang, 2013)
3) Tanggal/jam lahir
Untuk mengetahui kapan bayi lahir. (Kosim, 2004)
4) Berat badan/panjang badan
Untuk mengetahui berat badan bayi, mengidentifikasi dan
mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan berat lebih
rendah dan untuk mengukur panjang badan bayi. Normal berat
badan bayi adalah 2500-4000 gram dan panjang badan bayi 48-52
cm. (Putra, 2012)
5) Jenis kelamin
Untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-nilai baku,
insiden seks, penyakit-penyakit seks. (Matondang, 2013)
6) Nama ibu/ayah
Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru dengan orang lain.
(Matondang, 2013)
7) Umur
Untuk menambah keakuratan data. (Matondang, 2013)
8) Pekerjaan
Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
(Ambarwati, 2010)
9) Agama dan suku bangsa
Untuk memantapkan identitas serta untuk mengetahui perilaku
seseorang tentang kesehatan dan penyakit yang sering
berhubungan dengan agama dan suku bangsa. (Matondang, 2013)
10) Pendidikan
Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat
pengetahuannya. (Matondang,2013)
11) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan. (Matondang, 2013)
Data Ibu
a) Data ibu yang meliputi :
Riwayat obstetri, frekuensi ANC, Imunisasi TT, Obat/jamu
yang dikonsumsi, kenaikan BB, riwayat penyakit penyerta,
komplikasi selama hamil, serta riwayat persalinan terakhir.
b) Keadaan BBL
2. Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan, data penunjang. (Hidayat, 2008).
1) Pemeriksaan Khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama,
kelima, dan kesepuluh untuk mengetahui gejala sisa, meliputi :
Appearance (warna kulit), Pulse rate (frekuensi nadi), Grimace
(reaksi rangsang), Activity (tonus otot), Respiration (pernafasan).
(Kosim, 2005)
2) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, lemah dari
pasien (Saifuddin, 2003).
b) Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi tingkat kesadaran
(sadar penuh yaitu memberikan respon yang cukup terhadap
stimulus yang diberikan, apatis yaitu acuh tak acuh terhadap
keadaan sekitarnya, gelisah yaitu tidak responsive terhadap
rangsangan ringan dan masih memberikan respon terhadap
rangsangan yang kuat, koma yaitu tidak dapat bereaksi
terhadap stimulus atau rangsangan apapun) gerakan yang
ekstrem dan ketegangan otot. (Hidayat, 2009)
c) Tanda-tanda Vital, meliputi :
(1) Nadi
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi dalam satu
menit, sehingga diketahui normal atau tidaknya nadi bayi
tersebut. Normalnya yaitu 120-160 kali/menit. (Putra,
2012)
(2) Pernafasan BBL normal 30-60 kali/menit, tanpa retraksi
dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. (Sudarti,
2013)
(3) Suhu
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak. Suhu bayi
normalnya adalah 36,5-37,7⁰C. (Sudarti, 2013)
d) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala
Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal
hematoma, hidrosefalus, ubun-ubun kecil. (Sudarti, 2013)
(2) Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva dan kesimetrisan. (Sudarti, 2013)
(3) Hidung
Periksa kebersihannya. (Sudarti, 2013)
(4) Telinga
Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi
terkejut/menangis dalam reaksi terhadap bunyi yang
keras. (Varney, 2007)
(5) Mulut
Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital labio-
palatoskisis, trush, sianosis, mukosa kering/basah.
(Sudarti, 2013).
(6) Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah keretakan
pada clavikula (normal, rata atau tanpa gumpalan di
sepanjang tulang simetris). (Varney,2007)
(7) Dada
Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung, dan
pernafasan. (Sudarti, 2013)
(8) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, bentuk,
perdarahan tali pusat, dinding perut, adanya benjolan,
gastroskisis, omfalokel. (Sudarti, 2013)
(9) Kulit
Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam, mongolian,
memar, dan setiap trauma kelahiran. (Chapman, 2006)
(10) Genetalia
Kelamin laki-laki : testis berada dalam penis berlubang
dan ada di ujung penis. Kelamin perempuan : vagina,
uretra berlubang, labia mayora, dan labia minora.
(Sudarti, 2013)
(11) Ekstermitas
Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili,
adakah tulang yang retak misalnya clavikula. (Varney,
2007)
(12) Tulang Punggung
Adakah kerusakan yang terlihat misalnya masa, lekuk
atau tonjolan. (Varney, 2007)
(13) Anus
Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani. (Sudarti, 2013)
e) Pemeriksaan Reflek
(1) Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada punggungg dengan
posisi 45 derajat, dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan
10 derajat, normalnya akan terjadi abduksi sendi bahu
dan ekstensi lengan. (Dewi, 2012)
(2) Reflek rooting
Yaitu mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut. (Dewi, 2012)
(3) Reflek walking
Yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan
berjalan dan kaki akan bergantian dari fleksi ke ekstensi.
(Dewi, 2012)
(4) Reflek grasping
Bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa
meletakkan jari telunjuk pada palmar yang ditekan
dengan kuat. (Dewi, 2012)
(5) Reflek sucking
Reflek menghisap dan menelan yaitu dilihat pada waktu
bayi menyusu. (Dewi, 2012)
(6) Reflek tonic neck
Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke
satu sisi dengan badan ditahan, ekstermitas terekstensi
pada sisi kepala yang diputar, tetapi ekstermitas padda ssi
lain fleksi. Pada keadaan normal, bayi akan berusaha
untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke sisi
pengujian saraf asesori. (Dewi, 2012)
f) Pemeriksaan Antropometri
(1) Lingkar kepala
Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita
melingkar pada lingkar oksipito-frontal. Pengukuran
yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran,
normlanya pada bayi 32-37 cm. (Chapman, 2006)
(2) Lingkar dada
Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah
30-38 cm. (Putra, 2012)
(3) Berat badan
Menimbang berat badan tujuannya untuk mengetahui
pertumbuhan bayi sehingga diketahui normal atau
tidaknya pertumbuhannya. Berat badan normal bayi
adalah 2500-4000 gram. (Putra, 2012)
(4) Panjang badan
Bervariasi antara 48-52 cm. (Dewi, 2012)
g) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari 6 kali per hari.
Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau
mengandung lender atau darah. (Sudarti, 2013)
h) Data Penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium
(Sulistyawati, 2009)
Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini perlunya tindakan segera bidan atau dokter dan atau ada hal
yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai kondisi bayi. (Sudarti, 2013)
Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditemukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang
merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah teridentifikasi atau
diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi pasien tersebut
yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati, 2010)
Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
dilaksanakan secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009).
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Bayi
Orang Tua
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,7 ºC
Pernapasan : 38 x/menit
II. ANALISA
A. Diagnosa
Bayi Ny. W lahir normal cukup bulan dengan berat badan 2800 gram sesuai
masa kehamilan usia 1 jam
1. Melakukan penilaian selintas pada bayi baru lahir (16 November 2020, jam
23.25 WIB)
Telah dilakukan penilaian selintas, bayi menangis lambat, gerak aktif, warna
kulit kemerahan
2. Meberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir usia 1 jam
meliputi HR = 140 x/menit, RR = 38 kali/menit, T = 36,7ºC, BB = 2800 gram,
PB = 50 cm
Ibu telah mengerti hasil pemeriksaan pada bayinya bahwa bayi dalam keadaan
baik,
3. Beri salep mata oxytetra 1 % dan vitamin K 1 mg (diambil 0,1 ml) pada 1/3
paha kiri anterolateral secara IM
Telah di berikan salep mata dan injeksi vitamin K telah diberikan kepada
bayi.
4. Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi dan mengenakan topi
bayi
Telah di lakukan bedong bayi untuk menjaga kehangatan bayi
5. Mengajarkan kepada Ibu cara menyusui yang benar
Ibu telah mengerti cara menyusui yang benar dan dapat memperagakan
ulang.
6. Menganjurkan Ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa
makanan pendamping ASI, pemberian ASI secara on demand
Ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif dan menyusui secara on demand,
kapanpun bayi mau minimal setiap 2 jam.
7. Memberitahu Ibu tanda bahaya bayi baru lahir antara lain demam, tidak mau
menyusu, bayi kedinginan (hipotermi) atau lebih panas (hipertermi), lemas
dan mengantuk terus, tali pusat berdarah dan bau.
Ibu sudah mengerti apa saja tanda bahaya bayi baru lahir
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam laporan kasus asuhan kebidanan
bayi baru lahir normal pada bayi Ny. W usia 1 jam di Puskesmas Sambirejo
yaitu pada tahap pengkajian data yang terdiri atas data subjektif dan data
objektif diperoleh data secara lengkap. Data yang didapatkan dalam
pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menentukan diagnosa atau
masalah yang mungkin terjadi. Bayi Ny. W tidak mengalami keadaan gawat
darurat, sehingga tidak ada masalah potensial maupun tindakan segera.
Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan
yang dialami oleh bayi dan kebutuhan bayi. Setelah rencana tindakan telah
tersusun dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana
tindakan yang telah disusun sebelumnya. Evaluasi yang didapat berdasarkan
asuhan kebidanan yang diberikan, bayi mengalami kemajuan dalam keadaan
kesehatannya.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Pada saat berinteraksi dengan pasien tetap jaga jarak dan melakukan
pemeriksaan fisik dengan APD lengkap untuk mencegah penularan covid
19.
2. Bagi klien
Selalu menjaga jarak ketika sedang berpergian dan menimimalkan
pergi keluar rumah atau kerumunan orang banyak.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan Edisi 3. Jakarta : EGC.
Varney, H. Et, all. 2007. Buku Ajar Kebidanan Edisi 2. Jakarta : EGC