Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan prakonsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada

perempuan sebelum terjadi konsepsi. Asuhan ini diberikan sebelum

kehamilan dengan sasaran mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan

optimal sebelum ia hamil. wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan

lebih besar untuk memiliki bayi yang sehat. Idealnya, semua kehamilan

adalah hal yang terencana dan setiap bayi berada dalam lingkungan yang

sehat.asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, antara

lain: memungkinkan identifikasi penyakit medis, pengkajian kesiapan

psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup.

Dalam mewujudkan kehamilan yang ideal butuh serangkaian

persiapan. Salah satu persiapan yang harus disiapkan adalah pemeriksaan

fisik atau pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan pada masa

prakonsepsi atau hamil khususnya padawanita akan mengurangi angka

kesakitan dan kematian ibu dan anak. Beberapa penyakit yang kemungkinan

menganggu proses kehamilan dapat dideteksi secara dini sehingga keadaan

yang lebih buruk dapat cepat dihindari (Cunningham, 2012).

Selama ini, persiapan prakonsepsi berupa konseling dengan tenaga

kesehatan masih tabu dilakukan. Padahal untuk membentuk generasi dan

masyarakat yang berkualitas dimulai dari pernikahan yang sehat. Bidan

sebagai tenaga kesehatan tidak hanya berperan dalam melakukantindakan

medis, tetapi memiliki peran sebagai konselor. Dengan dilakukanya konseling


khususnya pada wanita usia subur, diharapkan dapat terwujudnya kehamilan

yang ideal guna mewujudkan keluarga berkualitas.

Berdasarkan alasan yang telah diuraikan datas, penulis tertarik

mengangkat asuhan kebidanan prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat

yang tepat sebagai topik laporan komprehensif asuhan kebidanan pada

prakonsepsi

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan prakonsepsi dan perencanaan

kehamilan sehat yang tepat

b. Tujuan Khusus

1) Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori prakonsepsi.

2) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan kebidanan prakonsepsi

dan perencanaan kehamilan sehat yang tepat

3) Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan prakonsepsi dan

perencanaan kehamilan sehat yang tepat

4) Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian hasil asuhan

kebidanan prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat yang tepat

5) Mahasiswa mampu melakukan pembahasan berdasarkan teori dan

kasus.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti

sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga

terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel

sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode

prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum

konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma

matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.

2.2 Tujuan Prakonsepsi

Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan

pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal

saat dimulainya kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian

pilihan yang mungkin tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada

calon orang tua. Meskipun kehamilan bagi beberapa pasangan mungkin tidak

direncanakan, mayoritas pasangan yang memang merencanakan kehamilan

dapat memperoleh manfaat dari asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang

hanya ingin memberikan yang terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya

mengurangi kondisi yang dapat membahayakan kehamilan.

2.3 Manfaat Prakonsepsi

Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara

fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui

asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat
mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat

mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi,

sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi

dapat lahir dengan sehat.

Selain itu asuhan pra konsepsi juga bermanfaat untuk :

a. Identifikasi keadaan penyakit

b. Penilaian keadaan psikologis

c. Kesiap siagaan keuangan dan tujuan hidup

d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk

membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya.

2.4 Langkah- langkah yang dilakukan dalam Pra Konsepsi

a. Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga

kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan

mengidentifikasi faktor resikonya.

b. Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya

bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil

antara lain : pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus

Rubella, hepatitis B, pap smear, clamidia, HIV, dan GO.

c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi

d. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan

penyebab banyak masalah dalam kehamilan.

e. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan,

persalinan, nifas maupun kecacatan )


f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi (

olah raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat

terlarang/ hentikan bila ibu sudah terbiasa )

g. Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi dll ), berikan

penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi.

h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang,

dan yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan

toxoplasmosis yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.

i. Membersihkan lingkungan dari bahan kimia.

2.5 Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi

Persiapan Medis merupakan salah satu dari rangkaian persiapan yang

perlu dilakukan, hal ini sangat disarankan oleh kalangan medis serta para

penganjur dan konsultan prakonsepsi. Karena Sebagian besar masyarakat

umumnya tidak sepenuhnya mengetahui status kesehatannya secara detail,

apalagi bagi yang tidak melaksanakan general check up rutin tahunan.

Seseorang yang terlihat sehat bisa saja sebenarnya adalah silent

carrier/pembawa dari beberapa penyakit infeksi dan hereditas dan saat hamil

dapat mempengaruhi janin atau bayi yang dilahirkannya nanti (Purba, 2014).

Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi adalah sekumpulan pemeriksaan

untuk memastikan status kesehatan pasangan, terutama untuk mendeteksi

adanya penyakit menular, menahun, atau diturunkan yang dapat

mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin. Dengan

melakukan pemeriksaan kesehatan prakonsepsi berarti kita dan pasangan


dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah kesehatan terkait

kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik (Prodia, 2014).

a. Jenis Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi

Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi jenisnya bermacam-macam.

Pemeriksaan disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami pasangan

secara jujur berani dan objektif. Pemeriksaan tersebut anatara lain:

1. Pemeriksaan hematologi rutin (darah) dan analisa hemoglobin

Pengecekan darah diperlukan khususnya untuk memastikan calon ibu

tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam

pengalaman medis, kadangkala ditemukan gejala anti phospholipid

syndrome (APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa

mengakibatkan sulitnya menjaga kehamilan atau menyebabkan keguguran

berulang. Jika ada kasus seperti itu, biasanya para dokter akan melakukan

tindakan tertentu sebagai langkah, sehingga pada saat pasangan perempuan

hamil dia dapat mempertahankan bayinya.

Pasangan juga diminta untuk melakukan pemeriksaan darah

anticardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu

bisa mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit

mengirimkan makanan kepada janin yang berada di dalam rahimnya.

Selain itu jika salah satu pasangan memiliki catatan down syndrome

karena kromosom dalam keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan

lebih intensif lagi.

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang

berfungsi sebagai media transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh


jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke

paruparu. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat

darah berwarna merah. Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar

hemoglobin seseorang, harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal

ini berbedabeda di tiap laboratorium klinik, yaitu:Bayi baru lahir : 17-22

gram/dl, Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl, Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl,

Anak anak : 11-13 gram/dl, Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl, Perempuan

dewasa : 12-16 gram/dl, Lelaki tua : 12.4-14, gram/dl, Perempuan tua :

11.7-13.8 gram/dl Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal

dengan istilah anemia.

Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling seringadalah

perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi

dan penyakit sistemik (kanker, lupus, dan lain-lain). Sedangkan kadar

hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah

dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru,

tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dan lain-lain.

2. Pemeriksaan Rhesus Rh

Rhesus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu.

Setelah mengetahui golongan darah seseorang seperti A, B, AB, atau O

rhesusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi (+ atau -).

Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi

antigen-D pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam

darah dan rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D.


Umumnya, masyarakat Asia memiliki rhesus positif, sedangkan

masyarakat Eropa ber-rhesus negatif. Terkadang, suami istri tidak tahu

rhesus darah pasangannya, padahal perbedaan rhesus bisa memengaruhi

kualitas keturunan. Jika seorang perempuan rhesus negatif menikah

dengan laki-laki rhesus positif, janin bayi pertama mereka memiliki

kemungkinan ber-rhesus negatif atau positif. Jika janin bayi memiliki

rhesus negatif, tidak bermasalah. Tetapi, bila ber-rhesus positif, masalah

mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata pada kehamilan

kedua, janin yang dikandung ber-rhesus positif, hal ini

bisamembahayakan. Antibodi anti-rhesus ibu dapat memasuki sel darah

merah janin dan mengakibatkan kematian janin.

3. Pemeriksaan Gula Darah

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengatahui adanya penyakit

kencing manis (Diabetes Melitus) dan juga penyakit penyakit metabolik

tertentu. Ibu hamil yang menderita diabetes tidak terkontrol dapat

mengalami beberapa masalah seperti: janin yang tidak sempurna/cacat,

hipertensi, hydramnions (meningkatnya cairan ketuban), meningkatkan

resiko kelahiran prematur, serta macrosomia (bayi menerima kadar

glukosa yang tinggi dari Ibu saat kehamilan sehingga janin tumbuh sangat

besar).

4. Pemeriksaan HBsAG (Hepatitis B Surface Antigen)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi

virus hepatitis B, diagnosis hepatitis B, screening pravaksinasi dan

memantau clearence virus. Selain itu pemeriksaan ini juga bermanfaat jika
ditemukan salah satu pasangan menderita hepatitis B maka dapat diambil

langkah antisipasi dan pengobatan secepatnya.

6. Pemeriksaan VDLR (Venereal Disease Research Laboratory)

Pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang bertujuan untuk

mendeteksi kemungkinan ada atau tidaknya infeksi penyakit herpes,

klamidia, gonorea, hepatitis dan sifilis pada pasangan, sehingga bisa

dengan segera menentukan terapi yang lebih tepat jika dinyatakan

terjangkit penyakit tersebut. Selain itu pemeriksaan ini juga berguna untuk

mengetahui ada atau tidaknya penyakit yang bisa mempengaruhi kesehatan

ibu hamil maupun janinnya.

7. Pemeriksaan TORCH

Kasus yang paling banyak terjadi pada calon ibu khususnya di

Indonesia dari hasil analisa data medis adalah terjangkitnya virus

toksoplasma. Virus ini biasanya disebabkan seringnya mengkonsumsi

daging yang kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu

binatang peliharaan. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan toksoplasma,

rubella, virus cytomegalo,dan herpes yaitu yang biasa disingkat dengan

istilah pemeriksaan TORCH. Kelompok penyakit ini sering kali

menyebabkan masalah pada ibu hamil (sering keguguran), bahkan

infertilitas (ketidaksuburan), atau cacat bawaan pada anak.

8. Pemeriksaan Urin

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendiagnosis dan memantau

kelainan ginjal atau saluran kemih selain itu bisa untuk mengetahuiadanya

penyakit metabolik atau sistemik. Penyakit infeksi saluran kemih saat


kehamilan beresiko baik bagi Ibu dan bayi berupa kelahiran prematur,

berat janin yang rendah dan resiko kematian saat persalinan.

9. Pemeriksaan Sperma

Pemeriksaan sperma dilakukan guna memastikan kesuburan pasangan

laki-laki. Pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu jumlah

sperma, gerakan sperma, dan bentuk sperma. Sperma yang baik menurut

para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan gerakan

lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30%.29.

10. Pemeriksaan Infeksi Saluran Reproduksi atau Infeksi Menular

Seksual (ISR/IMS)

Pemeriksaan ini ditujukan untuk menghindari adanya penularan

penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan seksual, seperti sifilis

(penyakit raja singa), gonore (gonorrhea, kencing nanah), Human

Immunodeficiency Virus (HIV, penyebab AIDS).

11. Pemeriksaan Gambaran Tepi Darah

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menunjukkan adanya proses

penghancuran darah (hemolitik) dan termasuk salah satu pemeriksaan

penyaring untuk penyakit kelainan darah.

12. Foto Thorax dan EKG

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melihat keadaan jantung dan paru

paru serta untuk mendeteksi adanya kelainan jantung. (Rosiati, 2010)

2.6 Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi

Pemeriksaan kesehatan prakonsepi tidak hanya bermanfaat bagi suami

dan istri yang menjalani pemeriksaan tersebut, tapi juga bermanfaat bagi
keturunan mereka guna mencegah penyakit atau kelainan yang mungkin

timbul pada keturunan mereka nantinya. Pemeriksaan kesehatan dilakukan

pada kedua pasangan karena penyakit keturunan dapat diturunkandari kedua

belah pihak, baik dari suami maupun istri. Meskipun secara fisik kelihatan

baik dan bebas dari penyakit, tetapi masih dimungkinkan salah satu pihak

mempunyai gen penyakit keturunan yang akan berpindah kepada anak-

anaknya. Janin bergantung pada kualitas sel sperma yang ada pada laki-laki

dan kualitas ovum (indung telur) yang ada pada perempuan tersebut.

Kemudian lahirlah anak yang mirip dengan kedua ibu bapaknya, baik tubuh

(fisik) maupun akalnya.

Tujuan utama melakukan pemeriksaan kesehatan konsepsi adalah

untuk membangun keluarga sehat sejahtera dengan mengetahui kemungkinan

kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan termasuk soal genetik, penyakit

kronis, penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

keturunan bukan karena kecurigaan dan juga bukan untuk mengetahui

keperawanan.

Manfaat tes kesehatan sebelum prakonsepsi antara lain:

1. Sebagai tindakan pencegahan yang sangat efektif untuk mengatasi

timbulnya penyakit keturunan dan penyakit berbahaya lain yang berpotensi

menular.

2. Sebagai tindakan pencegahan yang efektif untuk membendung penyebaran

penyakit-penyakit menular yang berbahaya di tengah masyarakat. Hal ini

juga akan berpengaruh positif bagi kehidupan ekonomi dan sosial

masyarakat.
3. Sebagai upaya untuk menjamin lahirnya keturunan yang sehat dan

berkualitas secara fisik dan mental. Sebab, dengan tes kesehatan ini akan

diketahui secara dini tentang berbagai penyakit keturunan yang diderita

oleh kedua pasangan.

4. Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan.

5. Memastikan tidak adanya berbagai kekurangan fisik maupun psikologis

pada diri masing-masing pasangan yang dapat menghambat tercapainya

tujuan-tujuan mulia pernikahan.

6. Memastikan tidak adanya penyakit-penyakit berbahaya yang mengancam

keharmonisan dan keberlangsungan hidup pernikahan terjadi.

7. Sebagai upaya untuk memberikan jaminan tidak adanya bahaya yang

mengancam kesehatan masing-masing pasangan yang akan ditimbulkan

oleh persentuhan atau hubungan seksual di antara mereka. (Mia, 2008).

2.7 Kelainan Genetik Yang dapat dicegah dengan Pemeriksaan Kesehatan

Prakonsepsi

Selain itu juga sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit terutama

penyakit keturunan dan penyakit menular seksual (PMS), seperti HIV/AIDS.

Sebagian jenis penyakit keturunan antara lain: (Fanjari, 2012)

1. Talasemia, yaitu sejenis anemia bersifat haemolyobik yang menurun dan

terdapat dalam satu lingkaran keluarga. Dalam penyakit ini, sang ayah dan

ibu bebas dari penyakit, tetapi semua anak-anak terkena pembiakan yang

cepat pada butir-butir darah merah. Hal ini menyebabkan mereka

kekurangan darah. Mereka membutuhkan donor secara teratur sepanjang


hidupnya. Jenis penyakit ini termasuk berbahaya dan setiap saat

membunuh penderita.

2. Hemofolia, yaitu penyakit darah dimana darah kurang mempunyai daya

beku, sehingga mudah terjadi pendarahan terus menerus. Luka sedikit saja

mungkin akan banyak menyebabkan pendarahan. Penyakit keturunan ini

akan berpindah melalui perempuan, akan tetapi penyakitnya diderita oleh

anak laki-laki dan bukan anak perempuan. Satu bentuk penyakit yang sulit

ditemukan obatnya.

3. RH Faktor, yaitu penyakit kekurangan darah. Penyakit keturunan ini akan

terjadi jika darah sang ibu yang negatif bertentangan dengan darah sang

suami yang positif. Jika anak lahir dengan selamat, maka bayi itu akan

menderita keracunan darah, dan sebagian dari anak-anak tersebut perlu

pencucian darah secara total sekurang-kurang sebulan sekali.

2.8 Imunisasi Tetanus

a. Pengertian Tetanus

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin

yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang

periodik dan berat. Tetanus ini biasanya akut dan menimbulkan paralitik

spastik yang disebabkan tetanospasmin. Tetanospamin merupakan

neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani.

Tetanus disebut juga dengan "Seven day Disease ". Dan pada tahun

1890, diketemukan toksin seperti strichnine, kemudian dikenal dengan

tetanospasmin, yang diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung

bakteri. lmunisasi dengan mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan


pencegahan dari tetanus. Spora Clostridium tetani biasanya masuk

kedalam tubuh melalui luka pada kulit oleh karena terpotong , tertusuk

ataupun luka bakar serta pada infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum ).

b. Jenis dan vaksinasi TT

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati,

2005). Vaksin Tetanus yaitu vaksin kuman tetanus yang telah dilemahkan

dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006). Vaksinasi yang digunakan

untuk imunisasi aktif kemasan tunggal vaksin tetanus texoid (TT)

kombinasi defteri (DI) kombinasi defteri tetanus pertusis (DPT) vaksin

yang digunakan untuk imunisasi aktif ATS (Anti Tetanus Serum) dapat

digunakan untuk pencegahan maupun pengobatan penyakit tetanus

c. Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid

Tujuan diberikan imunisasi tetanus toksoid antara lain : untuk

melindungi bayi baru lahir tetanus Neonaturum, melindung ibu terhadap

kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil

dan bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi

penyakit Tetanus pada bayi baru lahir.

Tetanus toxoid (T) akan merangsang pembentukan antibodi spesifik

yang mempunyai peranan penting dalam perlindungan terhadap tetanus.

Ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT dalam tubuhnya akan

membentuk antibodi tetanus. Seperti difteri, antibodi tetanus termasuk

dalam golongan imuno globulin G (IgG) yang mudah melewati plasenta,


masuk dan menyebar melalui aliran darah janin ke seluruh tubuh janin,

yang akan mencegah terjadinya tetanus neonatorum  (Saifuddin, 2006).

d. Jadwal pemberian imunisasi TT CPW

Dimasa mendatang diharapkan setiap perempuan telah menghadapi

imunisasi tetanus 5 kali, sehingga daya perlindungan terhadap tetanus

seumur hidup, dengan demikian bayi yang dikandung kelak akan

terlindung dari penyakit tetanus neonatorum. Bentuk vaksin TT cair agak

putih keruh dalam vial dosis 0,5 ml/ dalam di olutus maxi atau lengan.

% Lama
Dosis Saat Pemberian
Perlindungan Perlindungan

TT I Pada saat kunjungan pertama atau 0% 1 tahun


sedini mungkin pada kehamilan

Minimal 4 minggu setelah TT I


TT II 80 % 3 tahun

Minimal 6 bulan setelah TT II atau 5 tahun


TT III selama kehamilan berikutnya 95 %

Minimal setahun setelah TT III


TT kehamilan berikutnya 99 % 10 tahun
IV

Minimal setahun setelah TT kehamilan


TT V berikutnya
99% 25 tahun/
selama seumur
hidup
Jarak waktu yang panjang antara pemberian imunisasi TT dengan saat

kelahiran bayi dapat mempertinggi respon imunologik dan diperoleh

cukup waktu agar antibodi di dalam tubuh ibu berpindah ke tubuh bayi

( Saifuddin, 2006 ). Dengan mengetahui status imunisasi TT bagi wanita

usia subur diharapkan dapat membantu program imunisasi dalam

penurunan kasus penyakit tetanus khususnya bagi bayi yang baru lahir.

e. Efek Samping Imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan

pembengkakan pada tempat suntikan. Hal inni akan berlangsung sekitar 1-

2 hari dan akan sembuh tanpa dilakukan pengobatan. TT adalah antigen

yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya

bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin ,2006).

Imunisasi TT memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus

ATS (Anti Tetanus Serum). vaksinasi TT juga salah satu syarat yang harus

dipenuhi saat mengurus surat-surat menikah di KUA (Kantor Urusan

Agama). Imunisasi TT diberikan kepada pasangan wanita dengan tujuan

untuk melindungi bayi yang akan dilahirkan dari penyakit Tetanus

Neonetorum. Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan dengan

dosis 0,5mL. Efek samping pada imunisasi TT adalah reaksi lokal pada

tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa

nyeri (Gunawan Rahman 2006).

Banyak anggapan bahwa imunisasi TT bisa membuat seseorang

menjadi mandul dan ada juga orang-orang yang beranggapan bahwa

imunisasi TT merupakan alat kontrasepsi atau KB, akan tetapi anggapan-


anggapan itu adalah tidak benar. Pemerintah bermaksud mencanangkan

gerakan imunisasi TT untuk melindungi bayi baru lahir dari risiko terkena

Tetanus Neonatorum. Tetanus neonatorum merupakan salah satu

penyebab kematian neonatal di Indonesia, sekitar 40 persen kematian

bayi terjadi pada masa neonatal. Salah satu strategi Kemenkes RI untuk

mencapai eliminasi tetanus neonatorum adalah dengan melakukan

imunisasi tetanus toxoid (TT) pada ibu hamil.

2.9 Cara Mendapatkan anak dengan jenis kelamin tertentu

Berikut beberapa teori sekitar cara mendapatkan anak dengan jenis

kelamin tertentu yang dipaparkan Nugroho yakni Teori Akihito. Seperti

diketahui, laki-laki dalam hal ini sel sperma ada yang memiliki kromosom

seks jenis X dan Y. sedangkan wanita punya 2 kromosom seks yang sama

yaitu X dan X. Bila dalam berhubungan intim, sperma X membuahi sel telur

maka terjadilah pertemuan kromosom X dengan X, sehingga yang didapat

adalah bayi perempuan (XX). Sebaliknya bila sperma Y yang membuahi sel

telur, maka kromosom Y akan bertemu kromosom X sehingga akan mendapat

bayi laki-laki (XY). Anak laki-laki bisa diperoleh jika sperma Y lebih dulu

membuahi sel telur. Sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan maka

sperma X yang harus lebih dulu membuahi sel telur.

Hasil penelitian juga menunjukkan masing-masing kromosom

memiliki karakter sendiri-sendiri. Sperma Y berbentuk bundar, ukurannya

lebih kecil atau sekitar sepertiga kromosom X, bersinar terang, jalannya lebih

cepat, dan usianya lebih pendek serta kurang tahan dalam suasana asam.

Sedangkan sperma X ukurannya lebih besar, berjalan lamban, bentuknya


lebih panjang, dan dapat bertahan hidup lebih lama serta lebih tahan suasana

asam.

Dari data itu bisa disimpulkan jika ingin memperoleh anak laki-laki

maka hubunganintim harus dilakukan bertepatan atau segera setelah terjadi

ovulasi (saat keluarnya sel telur dari indung telur atau masa subur). Dengan

begitu, sperma Y yang masuk kedalam rahim dapat langsung membuahi sel

telur.

Sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan, hubungan intim

sebaiknya dilakukan sebelum ovulasi terjadi. Misalnya, ovulasi diperkirakan

terjadi pada hari ke 10. Oleh karena itu, hubungan intim sebaiknya dilakukan

3 hari sebelumnya, sehingga pada saat ovulasi terjadi tinggal sperma X yang

masih hidup dan membuahi sel telur.

Metode ini memang kurang praktis karena pasangan harus tahu saat

tepat berlangsungnya ovulasi. Padahal untuk mengetahui hal itu seorang

wanita harus mengukur suhu basal tubuhnya selama 3 bulan berturut-turut.

Proses pengukurannya dengan meletakkan thermometer khusus di

mulut setiap pagi sebelum turun dari tempat tidur. Ada beberapa syarat lain,

seperti suhu ruang harus normal dan wanita tidak dalam keadaan sakit. Lalu,

hasil pengukuran itu dicatat dalam sebuah tabel. Bila suatu hari, suhu tubuh

menunjukkan peningkatan dibanding suhu basal, berarti saat itulah ovulasi

sedang terjadi. Sayangnya, bagi wanita yang siklus haidnya tidak teratur, hal

ini tentu sulit dilakukan. Keakuratan metode ini juga rendah karena biar

bagaimana pun kita tidak tahu apakah sperma X atau Y yang berhasil

membuahi sel telur. (Nina, 2008)


2.10 Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan, menurut Nugroho (2008) dapat memberikan hasil

yang lebih akurat ketimbang metode Akihito. Proses inseminasi ini diawali

dengan menampung sperma di dalam gelas hasil dari masturbasi atau coitus

interuptus. Kemudian, sperma disaring dengan dua lapis media khusus yang

kekentalannya berbeda untuk memisahkan sperma dengan semennya, serta

sperma X dari sperma Y. Pemisahan dapat dilakukan karena berat molekul

keduanya berbeda. Sperma X akan lebih cepat mencapai lapisan bawah

dibanding sperma Y. Sedangkan dengan melihat teknik berenang keduanya,

mana yang lebih dulu bergerak ke atas, itulah sperma Y. Kemudian sperma

yang sudah dipisahkan akan disuntikkan ke dalam rahim saat istri sedang

melalui masa subur. Jaminan keberhasilan metode ini adalah 85% untuk

bayi perempuan dan 80% untuk bayi laki-laki.

a. Cara Mendapatkan Anak Laki-laki

Berikut tips cara mendapatkan anak laki-laki, akan tetapi kegagalan akan

cara tersebut juga tinggi.diantaranya :

1. Membilas Vagina dengan Air + Soda

Larutan untuk membilas dibuat dari campuran 1 gelas air + 2 sendok

makan garam soda (natrium bikarbonat soda). Kenapa harus dibilas

seperti itu? Seperti sudah disebutkan, kromosom X bersifat lebih tahan

asam sedangan kromosom Y bersifat kurang tahan asam serta jalannya

lebih cepat. Nah, pembilasan vagina dengan larutan garam soda bertujuan

menurunkan kadar keasaman vagina, sehingga sperma Y lebih terjamin


hidupnya dan bisa melewati liang vagina menuju rahim untuk membuahi

sel telur.

2. Istri Orgasme Lebih Dulu

Biarkan istri mencapai orgasme lebih dahulu baru disusul suami. Cairan

yang dihasilkan saat wanita mengalami orgasme akan lebih mendukung

pergerakan sperma Y untuk lebih cepat sampai ke sel telur. Semakin

cepat sampai akan semakin baik, karena usia sperma Y lebih pendek.

3. Posisi Knee-Chest

Ada posisi yang diduga bisa membuat sperma Y meluncur cepat melalui

liang vagina, rahim, dan sampai ke sel telur, yaitu posisi knee-chest

(genu pektoral). Posisi dimana suami bersetubuh dengan istri dari

belakang ini disebut juga doggie style. * Penetrasi Dalam Semakin dalam

penetrasi, maka semakin dekat jarak yang ditempuh sperma menuju sel

telur. Bila suami bisa menekan sedalam-dalamnya saat ejakulasi

berlangsung, hal ini bisa meningkatkan kemungkinan mendapat anak

laki-laki.

4. Puasa

Sementara untuk meningkatkan kuantitas volume spermanya, suami

dianjurkan menabung spermanya atau tidak melakukan ejakulasi sekitar

7-8 hari. Dengan jumlah sperma yang lebih banyak per mililiternya,

kemungkinan mendapatkan anak laki-laki juga meningkat. Puasa seks

juga bertujuan menghindari kemungkinan tertinggalnya sperma X dari

hubungan intim yang dilakukan beberapa hari sebelum masa ovulasi.

Bila ada sperma X tertinggal dalam organ reproduksi wanita, begitu tiba
masa ovulasi, ia dapat langsung membuahi sel telur. Berarti anak

perempuanlah yang akan didapat. Sedangkan jika dalam seminggu

sebelumnya puasa seks dijalankan, maka sperma Y memiliki kesempatan

yang besar untuk membuahi sel telur.

b. Cara Mendapatkan Anak Perempuan

Salah satu cara mendapatkan anak perempuan antara lain:

1. Membasuh Vagina dengan Air + Cuka

Untuk meningkatkan kadar keasaman vagina, basuhlah daerah itu dengan

1 gelas air yang sudah dicampur 2 sendok makan asam cuka. Lingkungan

vagina bersuasana asam diharapkan dapat mematikan sperma Y sehingga

sperma X selamat sampai tujuan. Volume sperma X yang banyak dapat

meningkatkan kemungkinan menghasilkan anak perempuan.

2. Hindari Orgasme

Saat melakukan hubungan intim, usahakan agar ejakulasi terjadi sebelum

istri mencapai orgasme. Tanpa orgasme, sekresi alkalis (pengeluaran

substansi yang membuat daerah vagina bersifat basa) tidak terjadi dan ini

akan membuat sperma Y mati sehingga menguntungkan sperma X yang

punya daya tahan lebih baik.

3. Posisi Muka Bertemu Muka

Hubungan intim dengan posisi saling berhadapan, istri di bawah dan

suami di atas sebetulnya membuat sperma tidak bisa langsung menerobos

ke mulut serviks (leher rahim). Dengan begitu waktu yang dibutuhkan

sperma pun akan lebih lama dan hal ini lebih menguntungkan sperma X.
4. Penetrasi Pendek

Penetrasi pendek dilakukan dengan cara mengangkat penis hingga ke

ujung vagina saat suami mengalami ejakulasi. Tindakan ini berarti

memperpanjang jarak sperma ke sel telur yang diduga akan menambah

persentase kesempatan sperma X mengingat daya tahannya yang lebih

kuat ketimbang sperma Y.

5. Seks Teratur Dengan seks teratur

Volume sperma yang keluar otomatis lebih sedikit karena tidak ada

sperma yang ditabung. Hal ini diyakini akan meningkatkan kemungkinan

mendapatkan anak perempuan. Sebelum mencapai sel telur, sperma harus

melalui perjalanan berat. Sebagian sel sperma akan mati di perjalanan,

terutama sperma Y yang berumur pendek. Akhirnya semakin lama

jumlahnya akan semakin sedikit. Nah, untuk mendapatkan volume

sperma yang sedikit, hubungan intim sebaiknya dilakukan setelah haid,

setiap 2 hari sekali hingga 2-3 hari menjelang ovulasi. Dengan begitu,

sperma X yang tahan lebih lama mungkin saja banyak yang masih

tertinggal dan akan membuahi sel telur begitu ovulasi terjadi. (Nina,

2008).

2.11 Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada

individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

a) Bertahap dan sistematis.

b) Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.


2.12 Manajemen kebidanan menurut Varney 1997

A. Pengertian

Proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Serta

penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis

untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.

B. Langkah-langkah

a) Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan

klien secara keseluruhan.

b) Menginterprestasikan data untuk mengindentifikasi diagnosa atau

masalah.

c) Mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya.

d) Menetapkan tindakan terhadap kebutuhan segera, konsultasi, kolaborasi

dengan tenaga kesehatanlain serta rujukan berdasarkan kondisi pasien.

e) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.

f) Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.

g) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali

manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

Urutan pendokumentasian menggunakan dokumentasi varney :

1) Langkah I : Tahap Pengumpulan data dasar.

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang
terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang

menggambarkan pendekumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa. Yang termasuk data subyektif antara lain biodata,

riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan

dan nifas, biopsikologis spiritual, pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendekumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan

fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,

pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi),

pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).

2) Langkah II : Interprestasi data dasar.

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan.

3) Langkah III : mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya.

Pada langkah ini kita mengindentifikasi masalah potensial atau

diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat

waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-

benar terjadi.
4) Langkah IV :

Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan

konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi

klien.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segara oleh bidan atau dokter

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan ang lain sesuai dengan kondisi klien.

5) Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh.

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi.

6) Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman.

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebaian

lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak

melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya.

7) Langkah VII : Evaluasi.

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah


diidentifikasi didalam  diagnosa dan masalah. Rencana tersebut

dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N” DENGAN PRAKONSEPSI

DI RUANG KIA PUSKESMAS BLEGA

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 5 Desember 2019

Jam : 09.00 WIB

A. IDENTITAS PASIEN

Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny “N” Status : Suami

Umur : 25 tahun Nama : Tn “M”

Agama : Islam Umur : 28tahun

Pendidikan : SMA Agama : Islam

Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA

Alamat : Baban, Blega Pekerjaan : Swasta

Alamat : Baban, Blega

B. DATA SUBJEKTIF

a. Keluhan Utama

Sudah 3 bulan menikah, ingin segera memiliki keturunan

b. Keluhan Tambahan

c. Riwayat Perkawinan

1x menikah lama 3 bulan


d. Riwayat Menstruasi

HPHT : 24 November 2019 haid teratur setiap bulan, siklus 28 hari, lama 5

hari, jumlah perdarahan normal, tidak ada nyeri haid dan tidak keputihan.

e. Riwayat Imunisasi

Klien sudah suntik TT2 (CPW) tanggal 29Agustus 2019

f. Riwayat Kontrasepsi

Tidak pernah ikut KB jenis apapun

g. Riwayat Kesehatan

1. Dahulu

Tidak pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi, asma, kencing manis,

jantung dan hepatitis

2. Sekarang

Tidak pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi, asma, kencing manis,

jantung dan hepatitis

3. Keluarga

Tidak pernah memiliki riwayat penyakit menular seperti hepatitis, kusta

dan HIV/AIDS. Tidak pernah memiliki riwayat penyakit menurun seperti

hipertensi, asma, kencing manis, dan jantung

h. Kebutuhan Fisik

1. Pola nutrisi.

Minum susu persiapan kehamilan, makan 3 x/ hari dengan porsi, nasi

lauk,tidak suka sayur, minum ± 6-8 gelas/hari air putih.

2. Pola istirahat dan tidur.

Tidur siang ± 1-2 jam.


Tidur malam ± 7-8 jam.

3. Personal hygiene

Mandi 2 x / hari,gosok gigi 3 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari atau bila

kotor, keramas 2-3 x / minggu atau bila perlu ganti celana dalam 2-3 x /

hari.

4. Pola eleminasi.

BAB I x / hari konsistensi lembek.

BAK 4-5 x / hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri.

5. Pola Seksual

5 x dalam 1 minggu

i. Riwayat Psiklogis, Sosial dan Spiritual

1. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses kehamilan yang di

rencanakan :

Cemas karena suami dan keluarga berharap segera mempunyai keturunan

2. Persiapan kehamilan yang telah dilakukan :

Cemas karena sudah makan dan minum untuk kesuburan kandungan tapi

masih belum hamil

3. Pengetahuan tentang proses kehamilan :

Bingung karena masih belum paham tentang proses kehamilan

C. DATA OBJEKTIF.

a. Pemeriksaan Umum

1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis
2. Tanda – tanda vital

BB/TB : 62kg/160 cm

Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,5 0C

Lila : 24,2 cm

3. Pemeriksaan fisik
Wajah : Tidak oedema, konjungtiva merah muda sklera putih,

bibir tidak pucat.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.

Payudara : simetris tidak terdapat benjolan abnormal

Perut : tidak ada benjolan abnormal dan tidak ada nyeri tekan.

Ekstrimitas

Atas : tidak ada oedema.

Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises

4. Pemeriksaan Penunjang tanggal 29 Agustus 2019 ( Catin )

Hb : 12 gr/dL

Gol Darah : O Positif

HBsAg : Non Reaktif

HIV/AIDS : Non reaktif

Sifilis : Negatif

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Tanggal : 5 desember 2019

Jam : 09.15 WIB


a) Diagnosis

PUS usia 25 tahun dengan prakonsepsi

DS:

Sudah 3 bulan menikah, ingin segera memiliki keturunan

DO:

BB/TB : 62kg/160 cm

Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,5 0C

Lila : 24,2 cm

Pemeriksaan penunjang : HB (12 gr/dl)

b) Masalah

c) Kebutuhan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS DAN MASALAH POTENSIAL


-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
a) Informasikan hasil pemeriksan

b) Jelaskan tentang cara menghitung masa subur

c) Jelaskan kepada ibu proses kehamilan

d) Jelaskan frekuensi senggama yang baik pada ibu

e) Jelaskan kebutuhan nutrisi yang bagus pada ibu


f) Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi kurma muda

g) Berikan tablet tambah darah

h) Jelaskan jadwal control ulang suntik TT

i) Berikan motivasi kepada ibu

VI. IMPLEMENTASI
a. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan. Ibu mengetahui dan mengerti

b. Menejelaskan kepada ibu cara menghitung masa subur. Yaitu cukup

kurangi hari pertama haid yang berikutnya dengan 14 dan ketemulah masa

suburnya. Ibu dapat menghitung usia subur berikutnya.

c. Menjelaskan kepada ibu proses kehamilan. Yaitu sel telur diproduksi oleh

ovarium wanita dan dilepaslah satu telur yang matang tadi untuk dibuahi

sel sperma agar terjadi kehamilan. Ibu mengerti dapat mengulang kembali

penjelasan.

d. Menjelaskan kepada ibu untuk mengurangi frekuensi senggama yakni

setiap 3 hari sekali agar Proses spermatogenesis sempurna. Ibu berjanji

akan melakukannya.

e. Menjelaskan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, makan

makanan yang mengandung zat besi dan asam folat yaitu, daging, susu,

dsb. Klien berjanji akan memperbaiki pola makan.

f. Menganjurkan pada ibu untuk mngkonsumsi kurma muda, ibu bersedia

g. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian tablet tambah darah, klien

bersedia untuk meminumnya dirumah

h. Menjelaskan pada klien untuk suntik TT ulang jangka waktu 6 bulan

setelah suntik TT terakhir. Pada tanggal 29 februari 2020. Ibu berjanji

akan melakukannya.
i. Memberikan motivasi ibu agar rileks dan tidak stress dalam menunggu

kehamilan. Ibu tampak tenang.

VII. EVALUASI

Tanggal : 5 Desember 2019 Jam : 09.30 WIB

S : Pasien memahami konseling yang telah diberikan petugas

O : Tablet tambah darah sudah diberikan

A : PUS usia 25 tahun dengan Konseling pra konsepsi

P : Anjurkan kontrol ulang apabila ibu tidak mendapatkan menstruasi

di bulan ini untuk pemeriksaan tanda-tanda kehamilan.


BAB IV

4.1 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif ibu memiliki usia 25

tahun. Artinya, dari aspek usia ibu memenuhi kriteria usia reproduksi untuk

hamil. Hal ini sesuai teori yang dikemukakan Stickler (2014) bahwa usia

reproduksi ideal wanita adalah 20 -35 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa

wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi

untuk mengalami preeklamsia dan plasenta previa (Stickler, 2014). Tidak ada

kesenjangan teori dan fakta dalam kasus ini.

Dalam kasus ini, Ny. N sudah mempersiapkan gizi selama

prakonsepsi berupa minum susu persiapan kehamilan (esensis) yakni salah

satu produk susu yang tinggi zat besi dan asam folat. Hal ini sesuai teori yang

mengemukakan bahwa asam folat, penting bagi calon ibu sejak masa

prakonsepsi sampai sampai masa kehamilan trimester pertama. Berperan

dalam perkembangan system saraf pusat dan sistem peredaran darah janin,

cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf

sebanyak 70%. (DP2M, 2014). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan fakta yang ditemukan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif Ny.N berada

dalam usia reproduksi. Dalam melakukan persiapan kehamilan prakonsepsi

perbaikan pola hidup kedua pasangan mutlak dibutuhkan. Baik dalam segi

kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, dan perbaikan pola hidup lainnya.

5.2 Saran
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya sebaiknya tidak hanya berfokus

pada pelayanan antenatal dan intranatal, tetapi berfokus pada kegiantan

promotif dan preventif dalam masa prakonsepsi gunan mewujudkan generasi

yang sehat cerdas, dan mandiri.

Bagi masyarakat, sebaiknya turut aktif dan mandiri dalam perbaikan

kesehatan diri guna mencapai kesehatan jasmani dan rohani.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syauqi Al-Fanjari.2000. Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta:


Bumi Aksar.

Fatma, Lyna. 2013. Prasyarat Kesehatan Reproduksi. Dikutip [9 Nov 2016] dari:
http://lien-fea.blogspot.co.id/2013/08/prasyarat-kesehatan-
reproduksi.html

H. Dadang Hawari. 1999. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Jakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa,

Kasdu, D dkk.(2001). Info Lengkap Kehamilan & Persalinan (edisi 1). Jakarta :
3G Publisher.

Laboratorium Klinik Prodia, “Premarital Check Up: 100% Siap Nikah!”, dalam
http://prodia.co.id/promosi/premarital-check-up-100-siap-nikah.htm,
diakses pada 9 November 2016 .

Monica Purba, “Cek Kesehatan Sebelum Menikah”, dalam


http://pranikah.org/pranikah/cekkesehatan-sebelum-menikah/.htm,
diakses pada 9 November 2016 .

Nina. 2008. “Bayi Cowok atau Cewek” . Diakses [21 Nov 2016] dalam:
https://ninafkoe.files.wordpress.com/2008/12/bayi-cowok-atau-cewek.pdf

Rostiati Nonta Refina Napitupulu. 2010 “Bioetika: Pemeriksaan Kesehatan


Pranikah”, (Makalah-- ITB, 2009)

Varney, Helen, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC, Vol. 1
Widjanarko,Bambang, 2006, ”Tinjauan Terapi Pada Dismenore Primer”, Mjalah
Kedokteran Damianus. Vol.5.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka
ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI
DI RUANGAN KIA PUSKESMAS BLEGA
KABUPATEN BANGKALAN

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Remaja dan Pra Nikah
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :

Nama : Siti Amina


NIM : 19159010028
KELAS :A

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRAKONSEPSI


DI RUANGAN KIA PUSKESMAS BLEGA
KABUPATEN BANGKALAN

Disusun oleh :

Nama : Siti Amina

NIM : 19159010028

KELAS :A

Disetujui :

Kepala Ruangan
Tanggal : Desember 2019
Di :Ruang KIA puskesmas Blega ( )
NIP.

Pembimbing Institusi
Tanggal : Desember 2019
Di: STIKES Ngudia Husada Madura (Dwi Wahyuning tyas.S.SiT,MPH)
NIDN.

Pembimbing Kasus
Tanggal : Desember 2019
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb )
NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya

yang dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan

selama di Puskesmas Blega.

Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di

Program Studi Profesi Bidan Stikes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi

target yang telah ditetapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini

terutama:

1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKES NGUDIA HUSADA

Madura.

2. Hamimatus Zainiyah,S.ST, M.Pd. M.keb selaku ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Bidan

3. Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb selaku pembimbing Praktek di PUSKESMAS

BLEGA.

4. Dwi Wahyunungtyas,S.SiT,MPH selaku pembimbing Akademik Profesi

Bidan.

5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan

Asuhan Kebidanan selanjutnya.

Bangkalan,                      2019

Anda mungkin juga menyukai