Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan sesuatu yang membahagiakan dan didambakan oleh

pasangan suami istri. Menurut WHO (World Health Organization) setiap

tahunnya terdapat 140 juta wanita yang melahirkan diseluruh dunia. Dimana

pada tahun 2015, terdapat 303.000 kematian ibu akibat komplikasi dalam

kehamilan dan proses persalinan seperti pendarahan, infeksi, hipertensi dan

diabetes dalam kehamilan, serta HIV/AIDS. Sebagian besar penyebab

kematian ibu ini dapat dicegah dengan persiapan kesehatan dan mental yang

baik, sehingga kematian ibu dapat dihindari. Tetapi, 4 dari 10 wanita

mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga intervensi medis

yang dapat diberikan kepada ibu atau pasangan menjadi terhambat.

Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik,

terutama dari segi kesehatan dan mental calon ibu. Berikut merupakan salah

satu metode yang bisa digunakan untuk mempersiapkan kehamilan sehat dan

mental calon ibu yang kuat, yaitu biasa dikenal dengan prakonsepsi.

Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi

diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi

seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa

anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia. Almatsier menyatakan bahwa istilah

dewasa (adult) berasal dari bahasa latin adulutus yang berarti telah tumbuh

menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa.

1
Orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhan

fisiknya dan telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat. Usia 15-49

tahun, bagi wanita dianggap berada pada kurun masa reproduksi, maka

wanita yang berstatus kawin pada usia tersebut dianjurkan untuk mengatur

dan merencanakan kehamilannya guna mencegah masalah-masalah yang

dapat timbul karena pengaturan kehamilan dan kelahiran yang buruk (Tahir,

2015).

Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi

diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi

seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa

anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia. Ibu hamil merupakan salah satu

kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi

untuk ibu dan janin yang dikandung. Pertambahan berat badan yang kurang

pada ibu hamil akan membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi

dan gangguan pertumbuhan janin (Pulli T, dkk, 2015).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan

kebidanan prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat menggunakan

pola pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil

asuhannya.

2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori prakonsepsi.

2
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan kebidanan pada
wanita usia subur dalam perencanaan kehamilan.
3. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada wanita usia
subur dalam perencanaan kehamilan .
4. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian hasil asuhan
kebidanan pada wanita usia subur dalam perencanaan kehamilan.
5. Mahasiswa mampu melakukan pembahasan berdasarkan teori dan
kasus.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan

kebidanan yang berfokus asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara

langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh

selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan

asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Dapat memperoleh gambaran dalam memberikan asuhan kebidanan

holistik prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan

berkolaborasi dengan sejawat

b. Bagi Bidan di Puskesmas Jalan Gadang Kota Bengkulu

3
Laporan komprehensif ini dapat dijadikan dokumentasi di Puskesmas

Jalan Gadang Kota Bengkulu

BAB II

KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus

Ny. E umur 25 tahun datang kepuskesmas jalan gedang ingin suntik KB

dan ingin berkonsultasi mengenai masa prakonsepsi yaitu ingin

merencanakan kehamilan dalam waktu dekat, kemudian dilakukan anamnesa,

hasil pengkajian data subjektif menunjukan bahwa Ny. E memiliki riwayat

dismenore primer, sudah pernah hamil sebelumnya, makan tidak teratur yaitu

dengan porsi sedang, tidak teratur dalam waktu tidur dan biasa tidur malam

diatas jam 24.00 serta tidak tidur siang.

Hasil pemeriksaan menunjukan TD: 110/70 mmhg, BB: 57 kg TB: 156

cm, Pada wajah tidak ada chloasma gravidarum, tidak oedema, mata simetris,

konjungtiva merah muda sklera putih, bibir tidak pucat. Leher tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Dada simetris, tidak ada

pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan. Abdomen tidak ada bekas luka

operasi dan tidak ada nyeri tekan. Ekstrimitas atas dan bawah tidak ada

oedema, tidak ada varises. Serta Pemeriksaan Penunjang diketahui golongan

darah B Positif.

4
B. Kajian Teori

1. Definisi Prakonsepsi dan Asuhan Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti

sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma

sehingga terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi

pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil.

Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu

tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum

dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.

Asuhan pra konsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada

perempuan sebelum terjadi konsepsi. Asuhan prakonsepsi adalah asuhan

yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah wanita

mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil. Wanita hamil yang

sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang sehat.

Idealnya, semua kehamilan adalah hal yang terencana dan setiap bayi

berada dalam lingkungan yang sehat. asuhan prakonsepsi memiliki banyak

keuntungan dan variasi, antara lain: memungkinkan identifikasi penyakit

medis; pengkajian kesiapan psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan

hidup. Prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun

sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan

sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.

5
2. Tujuan Asuhan Prakonsepsi

Tujuan asuhan pra konsepsi adalah memfasilitasi perempuan untuk

menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi yang dilahirkannya dalam

keadaan sehat yang optimal. Peningkatan kesehatan prakonsepsi harus

diikuti dengan peningkatan hasil kesehatan reproduksi, namun tetap

dengan biaya yang minimum. Meskipun kehamilan bagi beberapa

pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan yang memang

merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan

prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik

bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat

membahayakan kehamilan.

Tujuan asuhan prakonsepsi lainnya adalah memastikan bahwa ibu dan

pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang

optimal saat awitan kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan

serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat kehamilan

dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Adanya perawatan prakonsepsi

yaitu sebagai berikut :

1. Bertujuan untuk mempromosikan kesehatan perempuan usia reproduksi

sebelum konsepsi berkaitan dengan kehamilan.

2 Meningkatkan kesehatan prakonsepsi membutuhkan perawatan klinis

yang lebih efektif bagi perempuan. Perubahan pengetahuan sikap dan

perilaku yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi antara laki-laki

6
dan perempuan perlu dibuat untuk meningkatkan kesehatan

prakonsepsi.

Meskipun beberapa kampanye promosi kesehatan bertujuan untuk

mengurangi aktivitas merokok, penyalahgunaan alkohol, kekerasan

pasangan intim, obesitas, human immunodeficiency virus (HIV) / acquired

immunodeficiency syndrome (AIDS), dan paparan bahaya lingkungan

kerja, mayoritas penduduk AS tidak menyadari bahaya faktor tersebut

disamping itu faktor gaya hidup juga dapat mempengaruhi kesehatan

reproduksi dan proses melahirkan anak. Oleh karena itu, promosi

kesehatan prakonsepsi, harus fokus pada kesehatan umum yang mencakup

pria dan wanita dan membahas tentang kesehatan reproduksi serta risiko

untuk melahirkan anak.

Adapun rekomendasi untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi

berlandaskan empat tujuan yaitu:

1. Meningkatkan pengetahuan dan sikap serta perilaku pria dan wanita

yang berhubungan dengan kesehatan prakonsepsi.

2. Meyakinkan bahwa semua wanita usia subur di Amerika Serikat

menerima layanan perawatan prakonsepsi (yaitu, berdasarkan bukti

skrining risiko, promosi kesehatan, dan intervensi) yang akan

memungkinkan mereka untuk memasuki kehamilan pada kesehatan

yang optimal.

Adapun rekomendasi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

7
a. Individu baik laki maupun perempuan didorong untuk memiliki

rencana kehidupan reproduksi.

b. Kesadaran konsumen

c. Pelaksanaan Kunjungan

d. Intervensi untuk risiko yang teridentifikasi.

e. Perawatan interconception.

f. Pemeriksaan sebelum hamil.

g. Cakupan asuransi kesehatan untuk wanita dengan pendapatan

rendah.

h. Program dan strategi kesehatan masyarakat.

i. Penelitian.

j. Pemantauan perbaikan.

3. Mengurangi risiko kehamilan sebelumnya yang merugikan melalui

intervensi selama periode interconception, yang dapat mencegah atau

meminimalkan masalah kesehatan bagi ibu dan anak-anak masa

depannya.

4. Mengurangi kesenjangan dalam masa kehamilan.

3. Manfaat Asuhan Prakonsepsi

Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik

dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui

asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang

dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan

dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses

8
konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang

maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat.

Ada beberapa manfaat atau keuntungan dari asuhan pra konsepsi yaitu

sebagai berikut :

a. Identifikasi keadaan penyakit

b. Penilaian keadaan psikologis

c. Kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup

d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya

untuk membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di

hadapinya.

4. Fokus Asuhan Prakonsepsi

Identifikasi reduksi risiko pada masa reproduksi bagi wanita dan

pasangannya sebelum konsepsi. Komponen asuhan yaitu sebagai berikut :

a. Penilaian risiko

b. Promosi kesehatan

c. Intervensi medis dan psikososial

d. Pendidikan kesehatan yang meliputi : konseling, tindakan rujukan dan

follow up.

Langkah- langkah asuhan yang dilakukan :

a. Lakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga

kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan

mengidentifikasi factor resikonya.

9
b. Pemeriksan laboratorium rutin.Pemeriksaan laboratorium rutin artinya

bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil

antara lain : pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus

Rubella, hepatitis B, pap smear, clamidia, HIV, dan GO.

c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi

d. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan

penyebab banyak masalah dalam kehamilan.

e. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga (kesulitan dalam kehamilan,

persalinan, nifas maupun kecacatan)

f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya

konsepsi (olah raga, hindari minum alcohol, merokok atau

penggunaan obat-obat terlarang/ hentikan bila ibu sudah terbiasa)

g. Identifikasi masalah kesehatan (DM, epilepsy,hipertensi dll), berikan

penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi.

h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah

matang, dan yang mengandung kotoran kucing karena dapat

menyebabkan toxoplasmosis yang dapat mempengaruhi tumbuh

kembang janin.

i. Bersihkan lingkungan dari bahan kimia.

Michael C. LU, MD, MPH, David Geffen dalam Recommendations for

Preconception Care tahun 2007 menyatakan beberapa model asuhan

prakonsepsi telah dikembangkan. The American Academy of Pediatrics

dan American College of Obstetricians dan Gynecologists

10
mengklasifikasikan komponen utama asuhan prakonsepsi menjadi empat

kategori: penilaian fisik, skrining risiko, vaksinasi, dan konseling.

Sebagian komponen asuhan prakonsepsi (Tabel 1)

Table 1. Komponen-komponen dalam asuhan prakonsepsi

Komponen-komponen dalam asuhan prakonsepsi


Identifikasi risiko
Reproduksi rencana hidup Minta pasien jika ia berencana untuk
memiliki anak (atau anak-anak
tambahan jika dia sudah menjadi ibu)
dan berapa lama ia berencana untuk
menunggu sampai ia menjadi hamil;
membantunya mengembangkan
rencana, berdasarkan nilai-nilai dan
sumber daya, untuk mencapai tujuan
tersebut
Riwayat reproduksi Tinjau sebelumnya hasil kehamilan
yang merugikan (misalnya, kematian
bayi, kematian janin, cacat lahir, berat
badan lahir rendah, kelahiran
prematur) dan menilai risiko
biobehavioral berkelanjutan yang dapat
menyebabkan kekambuhan pada
kehamilan berikutnya
Riwayat Kesehatan Tanyakan apakah pasien memiliki
riwayat kondisi yang dapat
mempengaruhi kehamilan berikutnya
(misalnya, penyakit jantung rematik,
tromboemboli, penyakit autoimun);
layar untuk kondisi kronis yang sedang
berlangsung seperti hipertensi dan
diabetes
Obat digunakan Meninjau penggunaan saat pasien obat;
menghindari FDA kehamilan kategori
X obat dan sebagian obat kategori D
kecuali potensi manfaat lebih besar
daripada risiko janin ibu; meninjau
penggunaan obat tanpa resep, jamu,
dan suplemen

11
Infeksi dan imunisasi Skrining untuk periodontal, urogenital,
dan infeksi menular seksual seperti
yang ditunjukkan; memperbarui
imunisasi hepatitis B, rubella,
varicella, Tdap, human papillomavirus,
dan vaksin influenza yang diperlukan;
nasihat pasien tentang mencegah
infeksi TORCH
Skrining genetik dan riwayat Menilai risiko pasien dari kelainan
keluarga kromosom atau genetik berdasarkan
riwayat keluarga, etnis latar belakang,
dan usia; menawarkan cystic fibrosis
dan skrining operator lain seperti yang
ditunjukkan; mendiskusikan
pengelolaan kelainan genetik yang
dikenal (misalnya, fenilketonuria,
trombofilia) sebelum dan selama
kehamilan
Penilaian gizi Menilai ABCDs gizi: faktor
antropometri (misalnya, BMI), faktor
biokimia (misalnya, anemia), faktor
klinis, dan risiko diet
Penyalahgunaan zat Tanyakan pada pasien tentang
tembakau, alkohol, dan penggunaan
narkoba; menggunakan CAGE atau T-
ACE kuesioner untuk layar untuk
alkohol dan penyalahgunaan zat
Racun dan agen teratogenik Menasihati pasien tentang
kemungkinan racun dan paparan agen
teratogenik di rumah, di lingkungan,
dan di tempat kerja (misalnya, logam
berat, pelarut, pestisida, endokrin,
alergen); meninjau Material Safety
Data Sheets dan berkonsultasi dengan
spesialis informasi teratologi lokal
yang diperlukan
Kekhawatiran psikososial Skrining untuk depresi, kecemasan,
kekerasan dalam rumah tangga, dan
stressor psikososial utama
Pemeriksaan fisik Fokus pada periodontal, tiroid, jantung,
payudara, dan pemeriksaan panggul
Pengujian laboratorium Pengujian harus mencakup jumlah
darah lengkap; urinalisis; skrining
golongan darah; dan, jika diperlukan,
skrining untuk rubella, sifilis, hepatitis

12
B, virus human immunodeficiency,
gonore, klamidia, dan diabetes dan
sitologi serviks; mempertimbangkan
pengukuran tiroid merangsang kadar
hormone
Promosi Kesehatan
Rencana keluarga Mempromosikan keluarga berencana
berdasarkan rencana hidup reproduksi
pasien; bagi wanita yang tidak
berencana untuk hamil,
mempromosikan penggunaan
kontrasepsi yang efektif dan
mendiskusikan kontrasepsi darurat
Berat badan yang sehat dan gizi Mempromosikan berat badan sebelum
hamil yang sehat (ideal BMI adalah
19,8-26,0 kg per m2) melalui latihan
dan mendiskusikan nutrisi; makro dan
mikro, termasuk mendapatkan "lima
sehari" (yaitu, dua porsi buah dan tiga
porsi sayuran) dan mengonsumsi
multivitamin harian yang mengandung
asam folat
Perilaku sehat Mempromosikan perilaku sehat seperti
nutrisi, olahraga, seks yang aman,
penggunaan kontrasepsi yang efektif,
flossing gigi, dan penggunaan
pelayanan kesehatan preventif;
mencegah perilaku berisiko seperti
douching, tidak mengenakan sabuk
pengaman, merokok (misalnya,
menggunakan lima A [Ask, Advise,
Assess, Assist, Arrange] untuk
berhenti merokok), dan alkohol dan
penyalahgunaan zat
Ketahanan stress Promosikan nutrisi, olahraga, tidur
yang cukup, dan teknik relaksasi;
mengatasi stres yang sedang
berlangsung (misalnya, kekerasan
dalam rumah tangga); mengidentifikasi
sumber daya untuk membantu pasien
mengembangkan pemecahan masalah
dan resolusi konflik keterampilan,
kesehatan mental yang positif, dan
hubungan yang kuat

13
Lingkungan yang sehat Diskusikan rumah tangga, lingkungan,
dan paparan pekerjaan untuk logam
berat, pelarut organik, pestisida,
endokrin, dan alergen; memberikan
tips praktis seperti bagaimana untuk
menghindari paparan
Asuhan Interconception Mempromosikan menyusui,
menempatkan bayi di punggung
mereka untuk tidur untuk mengurangi
risiko sindrom kematian bayi
mendadak, perilaku pengasuhan yang
positif, dan pengurangan risiko
biobehavioral berkelanjutan

Identifikasi risiko, Intervensi medis dan psikososial


Intervensi harus mengatasi risiko medis dan psikososial diidentifikasi;
contoh termasuk suplemen asam folat, pengujian untuk rubella
seronegativity dan vaksinasi jika diindikasikan, kontrol ketat diabetes
pragestasional, manajemen hati-hati hipotiroidisme, dan menghindari agen
teratogenik (Misalnya, isotretinoin [Accutane], warfarin [Coumadin],
beberapa obat anti kejang, alkohol, tembakau)
FDA = U.S. Food and Drug Administration; Tdap = tetanus toxoid, reduced diphtheria
toxoid, and acellular pertussis; TORCH =Toxoplasmosis, Other viruses, Rubella,
Cytomegaloviruses, Herpes (simplex) viruses; BMI = body mass index; CAGE = Cut down
on drinking, Annoyance with criticisms  about drinking, Guilt about drinking, and using
alcohol as an Eye opener; T-ACE = Tolerance, Annoyance, Cut down, Eye-opener

5. Konseling Asuhan Prakonsepsi

Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,

dilakukan secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi

interpersonal, tehnik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik,

bertujuan untuk membantu seorang mengenali kondisinya saat ini,

masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya

untuk mengatasi masalah tersebut (Saifuddin, Abdul Bari. 2000:39).

Menurut Rochman Natawidjaja, 2987:32, konseling adalah sebagai

hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (yaitu

konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai

14
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-

masalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang.

Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antara bidan

selaku konselor dengan klien mencari tahu tentang masalah yang dihadapi

klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar

mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien.

Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam

mengenal masalah, merumuskan alternatif, memecahkan masalah dan

memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri.

Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan

psikologi seorang wanita atau pasangan dalam mengasuh dan

membesarkan anak. Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah

tersedia kamar bagi anak-anak, bagaimana cara mengasuh anak-anak,

kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau pasangan, serta

harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua.

Anjuran berdasarkan peringkat bukti yang dicantumkan dalam

konseling prakonsepsi menurut Narges Farahi, MD, and Adam Zolotor,

MD, DrPH dalam Recommendations for Preconception Counseling and

Care yaitu:

15
Tabel 2. Pedoman dalam konseling prakonsepsi

PERINGKAT
PEDOMAN KLINIS
BUKTI
Tanyakan wanita usia reproduksi tentang niat untuk
hamil. Memberikan konseling kontrasepsi disesuaikan C
dengan niat pasien.
Menyarankan suplemen asam folat (400 mcg setiap
A
hari) untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf.
Menilai indeks massa tubuh, dan wanita nasihat yang
kelebihan berat badan, obesitas, atau underweight
C
tentang mencapai berat badan yang sehat sebelum
hamil.
Menasihati wanita dengan diabetes mellitus tentang
pentingnya kontrol glikemik sebelum
konsepsi. Membantu pasien dalam mencapai tingkat A
A1C sedekat normal mungkin untuk mengurangi risiko
kelainan kongenital.
Periksa penggunaan obat teratogenik sebagai bagian
dari asuhan prakonsepsi, dan berubah menjadi obat
yang lebih aman jika memungkinkan. Gunakan obat C
paling sedikit pada dosis terendah yang diperlukan
untuk mengendalikan penyakit.
Skrining pasien yang ingin hamil untuk infeksi menular
seksual dan penyakit menular lainnya seperti yang C
ditunjukkan.
Memperbarui hepatitis B; influenza; campak, gondok,
rubella; Tdap; dan imunisasi varicella yang diperlukan C
pada pasien yang ingin hamil.
Ket :
Tdap = tetanus toxoid, reduced diphtheria toxoid, and acellular pertussis.
A = konsisten, baik kualitas bukti pasien berorientasi; B = tidak konsisten atau terbatas
berkualitas bukti pasien berorientasi; C = konsensus, bukti penyakit-berorientasi, praktek
yang biasa, pendapat ahli, atau seri kasus.

16
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Ny. E umur 25 tahun datang ke Puskesmas jalan gedang dan ingin

berkonsultasi mengenai masa prakonsepsi yaitu ingin merencanakan

kehamilan dalam waktu dekat, kemudian dilakukan anamnesa, hasil

pengkajian menunjukan secara umum baik. Hasil pemeriksaan menunjukan

TD:110/70 mmhg, BB: 57 kg LILA : 28 cm.

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif ibu memiliki usia 25 tahun.

Artinya, dari aspek usia ibu memenuhi kriteria usia reproduksi untuk hamil.

Hal ini sesuai teori yang dikemukakan Stickler (2014) bahwa usia reproduksi

ideal wanita adalah 20 -35 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang

hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk

mengalami preeklamsia dan plasenta previa (Stickler, 2015). Tidak ada

kesenjangan teori dan fakta dalam kasus ini.

Meskipun usia klien masih dalam usia reproduksi, akan tetapi klien

memiliki pola hidup yang kurang sehat dilihat dari aspek status gizi ibu yaitu

kurang yang dilihat berdasarkan ukuran lingkar lengan atas klien. Masa pra

konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan

sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu,

dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak,

remaja, ataupun lanjut usia. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan

17
kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk ibu dan

janin yang dikandung. Pertambahan berat badan yang kurang pada ibu hamil

akan membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi dan gangguan

pertumbuhan janin.

B. Analisis

Ny. E Umur 25 tahun dengan konseling perencanaan kehamilan

C. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat

Ev : Ibu senang dengan hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola hidup sehat dengan menjaga

pola makan yang teratur 3x sehari, makan makanan yang bergizi seperti

sayur sayuran hijau untuk menjaga zat besi dalam tubuh tetap normal

dan mencegah terjadinya anemia, Beraktifitas yang sehat seperti

olahraga agar tubuh selalu bugar, Menjaga Kesehatan jiwa dan raga ,

dengan mengatasi cemas atau pikiran negative karena pada masa

prakonsepsi. seperti menjaga pola hidup sehat, beraktivitas seksual yang

efektif pada masa subur, dan menghindari hal-hal yang membuat stress.

Ev : Ibu sudah mengerti dan tetap menjaga pola hidup sehat

3. Memberikan konseling kepada ibu tentang apa saja yang harus

dipersiapkan untuk kehamilan seperti yang sehat, pemeriksaan

kesehatan, menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh, menghentikan

kebiasaan buruk, meningkatkan asupan makanan bergizi, persiapan

18
secara psikologis dan mental, perencanaan financial/keuangan, jangan

malu bertanya dan berkonsultasi

Ev : ibu sudah mengerti tentang persiapan kehamilan yang sehat

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan pada

remaja dan pranikah. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. E berjalan

sesuai dengan teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini kami dapat:

1. Asuhan kebidanan pada Ny. E dilakukan berdasarkan pengkajian dan

pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan

kebutuhan dan kewenangan bidan.

2. Asuhan kebidanan pada Ny. E dapat diidentifikasi diagnosa/masalah

kebidanan pada masa prakonsepsi.

3. Asuhan kebidanan pada Ny. E dapat menentukan masalah potensial yaitu

cemas pada masa prakonsepsi karena belum hamil.

4. Asuhan kebidanan Ny. E dengan merencanakan tindakan yang akan

dilakukan pada kasus cemas pada masa prakonsepsi.

5. Asuhan kebidanan Ny. E dengan melaksanakan tindakan untuk menangani

kasus cemas pada masa prakonsepsi dengan memberikan edukasi

prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dan cara mengatasi stress

atau cemas pada masa prakonsepsi.

20
B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang Asuhan

Kebidanan pada masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat.

2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas

Laporan kasus ini dapat dijadikan dokumentasi di puskesmas dapat juga

menjadi bidan update keilmuan.

21
DAFTAR PUSTAKAXBrunner & Suddarth, 2002 Buku Ajar Medikal Bedah ed. 8,

vol 2, Jakarta : EGC

Ervina, W. F., Thaha, A. R., & Najamuddin, U. (2014). Hubungan Pengetahuan

dan Sikap dengan Perilaku Gizi Seimbang Pada Wanita Prakonsepsi di

Kota Makasar.

Felicia., Hutagoal, E., Kundre, R. 2015. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus

Menstruasi Pada Remaja Putri di PSIK Unstrat Manado. E- jurnal

keperawatan 3(1), 1-7.

Kasdu, D dkk.(2010). Info Lengkap Kehamilan & Persalinan (edisi 1). Jakarta :

3G Publisher.

Manuaba, AC, 2009, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, Ida Bagus Gde

Manuaba, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2, EGC,

Jakarta.

Puli, T., Thaha, A. R., & Syam, A. (2014). Hubungan sosial ekonomi dengan

kekurangan energi kronik (kek) pada wanita prakonsepsi di Kota

Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Rahmaniar A, Taslim N, Bahar B. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Tampa Padang, Kabupaten

Mamuju, Sulawesi Barat. Media Gizi masyarakat Indonesia. 2013;2(2):98-

103

Rostiati Nonta Refina Napitupulu. 2010 “Bioetika: Pemeriksaan Kesehatan

Pranikah”, (- ITB, 2016)

22
LAMPIRAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR DALAM MASA

PRAKONSEPSI

Hari/Tanggal : Senin, 11 Oktober 2021

Pukul : 10.00 Wib

Tempat : Puskesmas Jalan Gedang Poli Imunisasi

Identitas Pasien

a. Nama Pasien b. Nama Calon Suami

Nama : Ny . E Nama : Tn. A

Usia : 25 Tahun Usia : 27 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku Bangsa :Indonesia Suku Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Gedang

Subjektif:

Ny. E mengatakan ingin mempersiapkan kehamilan dalam waktu dekat

2. Riwayat Kesehatan

Ny. E mengatakan memiliki riwayat penyakit dismenorea primer. Serta

tidak ada memiliki riwayat penyakit berat seperti (ginjal, jantung, hati dll),

23
tidak ada memiliki riwayat penyakit menahun seperti ( Asma, dll), dan tidak

ada memiliki riwayat penyakit menular seperti (HIV/AIDS, Hepatitis, TBC,

dll).

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ny. F mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit berat seperti

(ginjal, jantung, hati dll), tidak ada memiliki riwayat penyakit menahun

seperti ( Asma, magh dll), dan tidak ada memiliki riwayat penyakit menular

seperti (HIV/AIDS, Hepatitis, TBC, dll).

4. Riwayat Menstruari

a. Menarche : 10 Tahun

b. Siklus Haid : 28 hari

c. Lamanya Haid : ± 6-7 hari

d. Volume : 3-4x ganti pembalut

5. Riwayat Obstetri

Ny. E mengatakan pernah hamil sebelumnya

6. Pola pemenuhan sehari-hari

Kebutuhan Saat ini


a. Pola makan
Frekuensi 2-3 kali sehari
Porsi 1 piring
Jenis makanan Nasi, lauk, makan sayur dan buah
Obat-obatan Tidak mengkonsumsi
Keluhan Tidak ada
b. Pola minum
Frekuensi 9-10 gelas/hari
Porsi 1 gelas sedang
Jenis makanan Air putih
Keluhan Tidak ada

24
c. Istirahat
Lama tidur 7-8 jam/hari
Keluahan Tidak ada
d. Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari
Keramas 4 kali seminggu
Sikat gigi 2 kali sehari
Ganti baju 2 kali sehari
Pakaian dalam 2x sehari
Keluhan Tidak ada
e. Eliminasi
- Frekuensi
BAK 5-6 kali sehari, jernih, tidak ada keluhan
-
- Frekuensi
BAB 1 kali sehari, kuning kecoklatan,
f. Seksual 1 minggu 3-4 kali
Frekuensi Tidak sakit saat berhubungan.
Keluhan

Objektif :

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmenthis
c. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78 kali / menit
Pernafasan : 23 kali / menit
Suhu : 36,5ºC
d. BB : 57 kg
e. TB : 156 cm
f. LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Hitam, lurus, bersih, tidak rontok
2) Kepala : Simetris, bersih, tidak teraba benjolan

25
b. Wajah
1) Pucat : Tidak tampak Pucat
2) Kebersihan : Bersih
c. Mata
1) Bentuk : Simetris
2) Sklera : Putih
3) Konjungtiva : Merah muda
d. Hidung
1) Bentuk : Simetris
2) Kebersihan : Bersih
3) Polip : Tidak ada
4) Serumen : Tidak ada
e. Telinga
1) Bentuk : Simetris
2) Kebersihan : Bersih
3) Serumen : Tidak ada
4) Nyeri tekan : Tidak ada
f. Mulut
1) Stomatitis : Tidak ada
2) Gusi : Tidak berdarah
3) Gigi : Tidak ada caries
g. Leher
1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
2) Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran
3) Vena jogularis : Tidak ada pembesaran
h. Dada : Putting susu menonjol, tidak ada
pembengkakan abnormal
i. Abdomen : Tidak ada pembesaran, tidak ada bekas operasi
j. Genetalia
1) Tidak ada keputihan, tidak ada odema, tidak ada varises.

26
k. Ekstremitas
1) Atas : Tidak ada odema, kuku tidabersih dan tidak pucat.
2) Bawah : tidak ada odema, tidak ada varises, reflek patella
(+) kanan, (+) kiri, Kuku Pendek dan bersih tidak pucat, nyeri
tekan pada bekas kram.
l. Anus : Tidak ada hemoroid

3. Pemeriksaan Penunjang
Golongan Darah : B
Analisa :

Ny. E Umur 25 tahun dengan konseling perencanaan kehamilan

Penatalaksanaan :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat

Ev : Ibu senang dengan hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola hidup sehat dengan menjaga

pola makan yang teratur 3x sehari, makan makanan yang bergizi seperti

sayur sayuran hijau untuk menjaga zat besi dalam tubuh tetap normal

dan mencegah terjadinya anemia, Beraktifitas yang sehat seperti

olahraga agar tubuh selalu bugar, Menjaga Kesehatan jiwa dan raga ,

dengan mengatasi cemas atau pikiran negative karena pada masa

prakonsepsi. seperti menjaga pola hidup sehat, beraktivitas seksual yang

efektif pada masa subur, dan menghindari hal-hal yang membuat stress.

Ev : Ibu sudah mengerti dan tetap menjaga pola hidup sehat

3. Memberikan konseling kepada ibu tentang apa saja yang harus

dipersiapkan untuk kehamilan seperti yang sehat, pemeriksaan

27
kesehatan, menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh, menghentikan

kebiasaan buruk, meningkatkan asupan makanan bergizi, persiapan

secara psikologis dan mental, perencanaan financial/keuangan, jangan

malu bertanya dan berkonsultasi

Ev : ibu sudah mengerti tentang persiapan kehamilan yang sehat

4. Memberikan motivasi ibu agar rileks dan tidak stress dalam menunggu

kehamilan.

Ev : Klien tampak tenang

5. Melakukan pendokumentasian

Ev : Telah dilakukan pendokumentasian

28

Anda mungkin juga menyukai