Anda di halaman 1dari 8

PRAKONSEPSI

(MEMPERSIAPKAN PSIKOLOGIS KEHAMILAN YANG SEHAT)

1. Definisi pra konsepsi


Pengertian prakonsepsi adalah kondisi kesehatan orang tua
sebelum terjadi pembuahan. Kesehatan prakonsepsi harus tetap
dioptimalkan sekalipun perempuan tidak merencanakan kehamilan
mengingat banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa dirinya hamil
padahal dirinya tidak merencanakan kehamilan. Kesehatan prakonsepsi
harus mendapat perhatian dari usia 18 sampai 44 tahun. Prakonsepsi
merupakan penggabungan 2 kata, yaitu pra yang berarti sebelum, konsepsi
yang berarti pertemuan antara sel telur wanita dan sel sperma pria.
Prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi resiko
biomedis, mekanis dan sosial terhadap kesehatan wanita ataupun pasangan
usia produktif yang berenca untuk hamil (Cendana,2018).
Persiapan pra kehamilan (perawatan prakonsepsi) adalah istilah
luas yang mengacu pada proses identifikasi berbagai risiko, seperti risiko
sosial, perilaku, lingkungan, dan biomedis terhadap kesuburan dan hasil
kehamilan seorang wanita. Tujuan prakonsepsi adalah untuk mengurangi
risiko ini kehamilan yang tak diinginkan melalui pendidikan seksual,
konseling, dan intervensi yang tepat, sebelum kehamilan. Sasaran
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97
Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia
subur(Yulivantina,2021). Intervensi prakonsepsi bisa dimulai sejak anak
masuk masa remaja supaya tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
Karena itu, orangtua punya peran penting dalam memberikan pendidikan
seksual kepada anak.
2. Standar Pemeriksaan Prakonsepsi Di Indonesia
Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia di atur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan
seksual. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk
mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Sasaran
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97
Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia subur.
Kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan
Permenkes No.97 Tahun 2014 meliputi :
a) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dimaksudkan paling sedikit meliputi
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan
status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi masalah
kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status anemia.
b) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas pemeriksaan darah
rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan, pemeriksaan penyakit
menular seksual, pemeriksaan urin rutin dan pemeriksaan penunjang
lainnya.
c) Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit Tetanus. Pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 ditujukan agar
wanita usia subur memiliki kekebalan penuh.
d) Suplementasi gizi
Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan anemia gizi.
Pemberian suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi
dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi gizi seimbang dan
tablet tambah darah.
e) Konsultasi kesehatan
Konsultasi kesehatan berupa pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi
f) Pelayanan kesehatan lainnya
Pelayanan kesehatan yang harus diperhatikan dalam skrining
prakonsepsi adalah pemeriksaan psikologis. Kondisi psikologis sangat
mempengaruhi kehamilan sehingga perlu mendapatkan perhatian
khusus.
3. Faktor yang mempengaruhi psikologi WUS pada masa prakonsepsi
a. Dukungan keluarga
Tinggi rendahnya dukungan keluarga akan berkorelasi dengan
tinggi rendahnya penyesuaian diri perempuan. Melalui dukungan
keluarga sebagai salah satu bentuk dukungan sosial, seorang ibu hamil
dapat melakukan penyesuaian yang lebih baik dalam masa
kehamilannya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Johnson dan Johnson (2008) yang menyatakan bahwa dukungan
sosial akan meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological
well being) dan kemampuan penyesuaian diri melalui perasaan
memiliki, peningkatan harga diri, pencegahan neurotisme dan
psikopatologi, pengurangan distres serta penyediaan sumber atau
bantuan yang dibutuhkan. Secara umum dapat dikatakan bahwa
dukungan dapat meningkatkan kontrol personal, perasaan positif, serta
membantu ibu hamil mempersepsi perubahanperubahan yang terjadi
selama kehamilan dengan tingkat stres yang lebih rendah (Collins dkk,
1993).
Perilaku memberikan dukungan dalam lingkup keluarga lebih
dibimbing oleh kasih sayang, keinginan untuk merespon kebutuhan
orang lain dan kurang dipengaruhi oleh prinsip pertukaran (Wills
dalam Cohen dan Syme, 1985). Tingginya dukungan keluarga yang
diperoleh kemungkinan dikarenakan subjek penelitian mengandung
untuk yang pertama kali. Keadaan khusus ini akan memobilisasi
sumber-sumber dukungan yang terdiri dari suami, ibu kandung dan
ibu mertua untuk memberikan dukungannya.
b. Bantuan Instrumental
Bantuan Instrumental yang berupa materi maupun tindakan
akan mempermudah individu dalam melakukan berbagai aktivitas.
Tersedianya dana yang memadai akan memungkinkan ibu hamil
memenuhi kebutuhan gizi dan perawatan kesehatan yang dibutuhkan
selama kehamilan dan saat kelahiran. Bantuan dalam bentuk tindakan
seperti kesediaan mengantar ke Puskesmas dan membantu pekerjaan
rumah tangga sehari-hari akan meringankan beban kerja sekaligus
meningkatkan peluang untuk melakukan istirahat yang akan sangat
terasa manfaatnya terutama apabila ibu hamil mengalami perubahan
fisik yang berhubungan dengan kehamilannya seperti mual, muntah
dan rasa letih.
4. Persiapan bagi calon ibu
Persiapan secara psikologis dan mental Ibu dapat mulai
merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan memiliki anak atau
tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini. Hal ini disebut
dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir ingin
menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai
tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting untuk
mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat dan melahirkan
bayi yang sehat pula(DP2M,2014). Anda dapat memperkaya pengetahuan
seputar kehamilan yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan
selama kehamilan, menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga
perawatan bayi dari berbagai sumber yang terpercaya. Apabila diperlukan
anda langsung dapat bertanya dengan ahlinya sehingga anda dapat
mempersiapkan langsung kehamilan anda secara sehat(DP2M,2014).
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan.
Hindari hal – hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam
keseimbangan hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan
mencegah proses ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan
tingkat stres tinggi umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika Anda mulai
belajar mengatasi stres sehingga tidak mempengaruhi siklus. Anda dapat
menyiapkan kesiapan secara psikis termasuk perubahan yang akan terjadi
pada saat kehamilan anda akan berlangsung. Anda dapat mendapatkan
dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami dan
keluarga besar sehingga kesiapan anda dalam menjadi ibu baru semakin
siap. Selain itu, kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan,
oleh karena itu orang tua harus mempersiapkan diri secara mental untuk
menghadapi proses ini. Selama sembilan bulan masa kehamilan, biasanya
terjadi perubahan-perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga
pada ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi kita dapat terperas
olehnya(DP2M,2014).
Hal-hal yang perlu dipersiapkan pada kehamilan misalnya
pengaturan nutrisi ibu hamil. Nutrisi yang baik juga berperan dalam proses
pembentukan sperma dan sel telur yang sehat. Nutrisi yg baik berperan
dalam mencegah anemia saat kehamilan, perdarahan, pencegahan infeksi,
dan pencegahan komplikasi kehamilan seperti kelainan bawaan dan lain-
lain. Dalam persiapan kehamilan juga sebaiknya dilakukan skrining
penyakit-penyakit seperti penyakit infeksi yang berisiko menular pada
janinnya misalnya Hepatitis, HIV, Toxoplasma dan Rubella), penyakit
yang dapat diperberat dengan kondisi kehamilan misalnya diabetes
Mellitus, epilepsi, penyakit jantung, penyakit paru, Hipertensi kronis
(Anon 2007).
5. Persiapan bagi calon ayah
Tak hanya calon ibu yang harus mempersiapkan kehamilan, calon ayah
juga harus ikut andil didalamnya. Karena keberhasilan kehamilan yang
sehat merupakan kerjasama dan tanggung jawab bersama antar sang calon
ibu dan calon ayah berikut persiapan kehamilan bagi calon ayah
(DP2M,2014) :
a. Berhenti merokok.
Merokok dapat mengurangi kesuburan, dan istri laki-laki yang
merokok memiliki kesempatan untuk hamil berkurang juga. Ayah
yang merokok juga mempengaruhi kesehatan bayi mereka, sebelum
dan setelah melahirkan, seperti risiko gangguan pernapasan dan
meningkatkan kematian mendadak pada bayi
b. Berhenti meminum minuman beralkohol.
Minuman beralkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dan
membuat kecil kemungkinan untuk mendapatkan kehamilan yang
sukses
c. Minimalisir stress.
Hal ini dapat menyebabkan perubahan hormonal dalam tubuh, yang
dapat menyebabkan masalah kesuburan
d. Jaga suhu tubuh.
Sperma dibuat di sedikit di bawah suhu tubuh, jadi usahakan jangan
menghabiskan waktu terlalu lama mandi air hangat dan pakailah
celana pendek pria (boxer) untuk meningkatkan sirkulasi di sekitar
testis
e. Makan makanan yang bergizi.
Diet sehat dan olahraga teratur akan mengurangi stres dan
meningkatkan kebugaran Anda secara keseluruhan
f. Dan yang tak kalah penting, tunjukkan dukungan untuk istri Anda
6. Konseling prakonsepsi
Konseling prakonsepsi adalah komponen penting dalam pelayanan
kesehatan pra konsepsi. Melalui konseling, pemberi pelayanan mendidik
dan merekomendasikan strategi-strategi untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan janin. (Williams et al. 2012). Saat ini rekomendasi
dilaksanakannya kegiatan persiapan dan konseling saat pra konsepsi
(sebelum terjadi kehamilan) telah banyak dipublikasikan.
Konseling Perencanaan kehamilan sehat harus diberikan kepada pasangan
yang hendak menikah atau merencanakan kehamilan dengan tujuan untuk
mempersiapkan kehamilan sehat sehingga dapat meminimalkan resiko
komplikasi saat kehamilan maupun persalinan. Adapun konseling
perencanaan kehamilan sehat menurut Kemenkes (2018) pada lembar
balik kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin yang
diberikan dalam perencanaan kehamilan sehat meliputi sebagai berikut :
a. Persiapan Fisik
Persiapan fisik meliputi persiapan tanda-tanda vital, pemeriksaan
status gizi (TB, BB, IMT, LILA, Tanda-tanda anemia), pemeriksaan
golongan darah rutin, pemeriksaan urin rutin, dan pemeriksaan lain
atas indikasi seperti gula darah, malaria, TORCH, Hepatitis B,
HIV/AIDS, tiroid, dan lain-lain).
b. Persiapan Gizi
KIE persiapan gizi penting untuk dilakukan untuk memastikan calon
ibu sudah melakukan perbaikan status gizi sebelum hamil. Pada
persiapan gizi terlebih dahulu di ukur status gizi ibu, kemudian bidan
menghitung IMT sebagai dasar memberikan konseling gizi seimbang.
Dalam persiapan gizi, calon pengantin diedukasi untuk mengkonsumsi
asam folat untuk menghindari terjadinya defisiensi asam folat yang
dapat menyebabkan gangguan pada masa organogenesis. Adapun cara
pengukuran status gizi dapat dilihat pada gambar berikut :

Setelah dilakukan pengukuran timbang berat badan, tinggi badan dan


lingkar lengan atas, bidan melakukan penghitungan IMT sebagai dasar
dalam memberikan konseling. Kemudian dalam merencanakan kehamilan
sehat, calon pengantin/calon ibu harus memahami mengenai gizi seimbang
dan menerapkan 4 pilar gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari dan
ditambah mengkonsumsi asam folat untuk membantu memenuhi
kebutuhan asam folat dalam tubuh. Untuk calon pengantin yang
mengalami anemia defisiensi besi, suplementasi Fe sangat dibutuhkan dan
perlu dilakukan evaluasi kenaikan kadar Hb sebelum terjadi kehamilan.
c. Skrining Status Imunisasi TT
Imunisasi TT menjadi salah satu program yang wajib dilakukan oleh calon
pengantin sebagai syarat mendaftar menikah. Hal ini merupakan upaya
untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Adapun penjelasan
imunisasi TT tertera pada gambar berikut ini :

Berdasarkan gambar di atas, bidan dituntut untuk memiliki keahlian dalam


menggali informasi mengenai status imunisasi TT pada calon pengantin.
d. Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi
KIE yang dapat diberikan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi
wanita meliputi :
1) Menggunakan pakaian dalam berbahan katun menyerap
2) Cebok dari arah vagina ke dubur
3) engganti pembalut maksimal 4 jam sekali
4) Tidak perlu menggunakan cairan pembersih vagina terlalu sering
5) Jangan mengenakn pembalut tipis terlalu sering
6) Gunakan handuk kering dan bersifat pribadi
e. Kondisi Kesehatan Yang Perlu Di Waspadai
Beberapa kondisi kesehatan sebelum hamil harus menjadi perhatian
khusus agar tidak mempengaruhi kehamilan. beberapa kondisi kesehatan
yang perlu di waspadai akan dijelaskan pada gambar berikut :
1) Anemia
2) Hepatitis B
3) Diabetes Mellitus
4) Malaria dan TORCH
5) Penyakit genetik thalasemia
6) Penyakit genetik hemofilia
DAFTAR PUSTAKA :
Ansori.2022.Perlunya Konsultasi Prakonsepsi.Kesehatan.Riau
Budi, Arini. 2017. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Penyesuaian
Diri Perempuan pada Kehamilan. Jurnal Psikologi. Universitas Gadjah
Mada.
Cendana.2018. Prakonsepsi, Mempersiapkan Kehamilan Sehat Dan Mental
Calon
Ibu Yang Kuat
DP2M.2014.Modul Pengajaran Mempersiapkan Kehamilan Yang Sehat.
Universitas Muhammadiyah Malang
Yulivantina dkk .2021. Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin
Perempuan. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol 8 No 1 – April 2021.
Tyastuti, Siti. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: kementerian
kesehatan republik Indonesia.
Herizasyam, J. O. (2016). Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan Dan Faktor-
faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan,
3(2), 147-159.

Anda mungkin juga menyukai