Anda di halaman 1dari 54

PROMKES Kebidanan

KONSEP DAN PRINSIP PROMOSI KESEHATAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan

Menurut WHO, Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk
dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan
menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan
(Piagam Ottawwa, 1986).

B. Tujuan Promosi Kesehatantan

1. Tersosialisasinya program – program kesehatan,

2. Terwujudnya masyarakat yang berbudaya hidup bersih dan sehat, serta

3. Terwujudnya gerakan hidup sehat di masyarakat untuk menuju terwujudnya kabupaten/kota


sehat, provinsi sehat dan indonesia sehat 2010.

C. Sasaran Promosi Kesehatan

1. Perorangan / Keluarga

Contoh tindakan : Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik langsung
maupun melalui media Massa, Berperan aktif dalam upaya / kegiatan kesehatan,dll.

2. Tatanan – Tatanan lain

Contoh tindakan: Adanya kader kesehatan untuk masing-masing tatanan, mewujudkan tatanan
yang sehat untuk menuju terwujudnya kawasan sehat,dll.

3. Ormas/Organisasi profesi/LSM

Contoh tindakan: Menggalang potensi untuk mengembankan gerakan/upaya kesehatan,


Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat, dll.
4. Petugas/Program/Institusi Kesehatan

Contoh tindakan: Melakukan promosi kesehatan dalam setiap program kesehatan yang di
selenggarakan, mendukung tumbuhnya gerakan hidup sehat di masyarakat,dll.

5. Lembaga Pemerintah/Lintas sektor/politis/swasta

Contoh tindakan: Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan
lingkungan dan perilaku sehat.

D. Strategi Promosi Kesehatan

Ada 3 strategi dalam promosi kesehatan:

1. Advokasi (advocacy)

Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan dengan cara
pendekatan kepada pengambil keputusan, sekutu/teman, kelompok yang menolak/lawan yang
mendorong suatu perubahan dalam kebijakan, program dan peraturan.

2. Dukungan Sosial (social support)

Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat dengan cara
menciptakan suasana kondusif untuk menunjang pembangunan kesehatan sehingga mayarakat
terdorong untuk melakukan perilaku hidup sehat.

3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)

Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya dengan cara


memandirikan masyarakat secara proaktif mempraktekkan hidup bersih dan sehat secara
mandiri.

E. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

1. Promosi kesehatan pada aspek promotif

Sasaran : Penkelompok orang sehat

Tujuan : Agar tetap sehat dan meningkatkan kesehatannya

2. Promosi kesehatan pada aspek preventif

Sasaran : Kelompok beresiko tinggi (Bumil, Bulin, Lansia, dll)


Tujuan : Tidak jatuh sakit

3. Promosi kesehatan pada aspek kuratif

Sasaran : Kelompok penderita penyakit

Tujuan :Sembuh dan tidak menjadi parah

4. Promosi kesehatan pada aspek rehabilitatif

Sasaran : Penderita yang baru sembuh

Tujuan : Agar segera pulih kesehatannya

Ref :

(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)

Halaman 1-8

LINGKUP PROMOSI KESEHATAN DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

A. Bayi (0-1 Tahun)

Lingkup promosi kesehatan terhadap neonatus meliputi termoregulasi, pernapasan, resusitasi,


bounding attachment, pemberian ASI awal, kebersihan, tidur, eliminasi, dan keamanan.

B. Anak Balita (1-5 Tahun)

Lingkup promosi kesehatan terhadap bayi meliputi Air Susu ibu (ASI), Gizi/Nutrisi,
Pertumbuhan, Perkembangan, Bounding, Imunisasi, Keamanan, Kebersihan.

Memberikan promosi kesehatan mengenai tindakan-tindakan atau keadaan yang terkait dengan
kesehatan yang ditujukan kepada bayi bukan berarti bidan harus memberikan penyuluhan
langsung terhadap bayi. Tetapi bidan harus memberikan promosi kesehatan bayi kepada ibu,
ayah atau keluarga bayi. Banyak sekali lingkup promosi kebidanan terhadap bayi, salah satunya
adalah pentingnya ASI. Dalam praktiknya, bidan harus mampu mempromosikan kepada ibu
bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu karena
ASI yang pertama (kolostrum) mengandung zar anti-bodi yang dapat mencegah infeksi pada
bayi, bayi yang minum ASI jarang mengalami gastroenteritis, lemak dan protein ASI mudah
dicerna, dapat mengeratkan hubungan ibu dan bayi serta ASI merupakan susu buatan alam yang
lebih baik, suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu. Dengan alasan-alasan yang diberikan
oleh bidan melalui promosi kesehatan diharapkan ibu bersedia melakukan anjuran yang
diberikan oleh bidan

C. Remaja (13- 18 Tahun)

Lingkup promosi kesehatan terhadap remaja meliputi gizi/nutrisi, sosialisasi, pendidikan


kesehatan, pergaulan, sexualitas dan kemandirian.

Pembinaan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan
kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Faktor perkembangan psikologis dan sosial perlu
diperhatikan dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh berkembang secara
biologis diikuti oleh perkembangan pskologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu
diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang sesuatu yang dianggap kaku dan
kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan
keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan
melalui bahasa remaja. Bimbingan kepada remaja antara lain mencakup perkawinan yang sehat,
keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan perilaku remaja yang positif
dan sebagainya.

D. Ibu Hamil

Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu hamil meliputi lingkup fisik dan psikologis. Lingkup
fisik meliputi gizi, oksigen, personal hygiene, pakaian, eliminasi, sexual, mobilisasi, body
mekanik, exercise/senam hamil, istirahat, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, ersiapan
persalinan dan kelahiran, kesejahteraan janin, ketidaknyamanan, pendidikan kesehatan dan
pekerjaan. Lingkup psikologis meliputi Support keluarga, support tenaga kesehatan, rasa aman
dan nyaman, persiapan menjadi orang tua, dan persiapan sibling.

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan
adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita
menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi
menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentuka kehidupan selanjutnya. Bahkan
sebagian ibu hamil merasa cemas, panik yang bisa berujung pada depresi berat.
Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial
(keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan
aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan
normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh
suami bersama keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui promosi kesehatan.

E. Ibu Bersalin

Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan persalinan, nutrisi dan
cairan, dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan keluarga serta mengurangi rasa sakit.

Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat mencegah terjadinya depresi saat atau setelah
melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah hal yang wajar tetapi seorang bidan harus
mampu mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah memberikan promosi kesehatan ibu
bersalin. Persainan dan kelahiran merupakan proses yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga
merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan
dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Untuk itu, dengan diberikan promosi
kesehatan dapat mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan depresi ibu bersalin. Promosi ini
lebih baik diberikan jauh hari sebelum bersalin, misalnya saat hamil trimester III.

F. Ibu Nifas

Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi,
kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana
dan pemberian ASI.

Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan
dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu
dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi
kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan
bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan
sebagainya.

Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan
diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai
kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu boleh
makan seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan
perawatan payudara, gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi
kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.
G. Ibu Menyusui

Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor kesehatan, bidan
diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan
sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.

Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi kebersihan diri,
istirahat, sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui, dan
meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak ada pantangan makan selama menyusui. Sebagai
contoh terdapat mitos yang sudah beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak boleh makan
makanan yang berbau amis karena akan menyebabkan asinya amis. Disinilah tugas bidan untuk
meluruskan mitos tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu menyusui
karena mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.

H. PUS/WUS

Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil, keluarga berencana,
kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.

Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada kelompok wanita
usia subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan
dengan tingkat intelektual klien. Nasehat yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah
dicerna, karena informasi yang diberikan bersifat pribadi dan sensitif.

Wanita usia subur juga diberikan pendidikan mengenai gangguan kesehatan, akibat gangguan
sistem reproduksi. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat
terhadap kondisi psikologis dan lingkungan sosial klien itu sendiri. Bila masalah kesehatan itu
sangat kompleks, perlu dikonsultasikan ke ahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan
kesehatan yang fasilitasnya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi
WUS/PUS yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh
keluarga untuk memperkuat mental WUS/PUS dalam memasuki masa perkawinan dan
kehamilan.

I. Klimakterium/ Menopause

Lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi nutrisi, psikologis, olah


raga, kesehatan umum, support keluarga san support tenaga kesehatan.
Masa menopause merupaka fase yang selalu terjadi pada wanita yang menginjak umur 44 tahun
dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum siap menghadapi masa ini karena
mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang mengalamim menopause adalah wanita
yang tidak berguna.

Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus mengetahui ketakutan-ketakutan


yang mungkin dialami pada masa menopause, misalnya secara fisik wanita sering merasa dirinya
tidak cantik lagi, berkulit keriput, berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara biologis
kekhawatiran tidak mampu melayani suami karena dirasakan sakit saat berhubungan seksual.
Secara psikologis sering mengalami susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang hari.

Ref :

(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)

Halaman 10-36

MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN

Model adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berfikir di dalam menyelesaikan suatu keadaan
untuk mencapai hasil yang di harapkan.

Sedangkan model – model dalam promosi kesehatan merupakan Kerangka Kerja atau kerangka
berpikir di dalam mempengaruhi orang lain agar sesuai dengan kaidah/norma kesehatan yg
diharapkan.

A. Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)

Menurut Model Kepercayaan Kesehatan, Perilaku ditentukan oleh apakah seseorang:

1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu

2. Menganggap masalah kesehatan ini serius


3. Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan

4. Tidak mahal

5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan

Contoh :

“ Seorang wanita telah mempunyai beberapa orang anak dan mengetahui bahwa masih potensial
untuk hamil sampai beberapa tahun mendatang. Melihat kesehatan dan status ekonomi
tetangganya menjadi rusak karena terlalu banyak anak dan Mendengar bahwa teknik kontrasepsi
tertentu menunjukkan efektivitas sebesar 95 % aman dan tidak mahal maka dianjurkan oleh
petugas kesehatannya agar mulai memakai kontraseps ”

Kelemahan :

Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan serta sikap-


sikap lain seseorang, yang juga mempengaruhi perilaku

Pembentukan kepercayaan seseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perilaku dan bukan
mendahuluinya

B. Transteoritical Model (Model Berharap)

Perilaku kesehatan yang tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu. Seseorang
mempertimbangkan untung dan rugi pengubahan suatu perilaku sebelum melangkah dari tahap
satu ke tahap berikutnya.

Model ini mengidentifikasi 4 Tahap independen :

Prekontemplasi: Seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama sekali, orang tersebut
belum bermaksud mengubah suatu perilaku

Kontemplasi: seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun masih belum siap untuk
melakukannya

Aksi: Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku

Pemeliharaan: Keberlangsungan jangka panjang dari perubahan perilaku yang terjadi.

Contoh :

“ Seorang Ibu karena kurang mendapat pengetahuan dan pelatihan tidak pernah berfikir untuk
menutup makanan, memasak air minum atau menjaga kebersihan dapur. Setelah mendengar
siaran radio tentang bahaya kuman dan melihat tetangganya membersihkan rumah, ia mulai
berkontemplasi untuk mengambil aksi menjaga kebersihan di rumah. Kemudian ia mencari
informasi dari tetangga dan petugas kesehatan setempat akhirnya memulai proses perubahan
perilaku. Setelah satu periode waktu, ibu tersebut menutup makanan, memasak air minum dan
menjaga kebersihan lingkungan dapur sebagai tugas rutin sehari-hari “

C. Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)

Merupakan niat seseorang menentukan apakah sebuah perilaku dilaksanakan, perilaku akan
mengikuti niat, dan tidak akan pernah terjadi tanpa niat.

Kehendak di tentukan oleh :

Sikap-Sikap Terhadap Suatu Perilaku, melalui proses pengambilan keputusan yang teliti dan
beralasan. Perilaku banyak dipengaruhi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu seperti :
apakah ia merasa suatu perilaku itu penting.

Norma Subyektif, seseorang berpikir tentang apa yang dilakukan orang lain (yang berpengaruh)
akan mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan.

Contoh :

“Seseorang memiliki keyakinan Sikap bahwa suatu RS memberikan pelayanan cepat, ramah,
biaya relatif murah, lingkungan bersih, lokasi strategis dan mudah dicapai. Kemudian didukung
pula oleh keinginan orang dekat yang bersedia untuk berobat ke RS tersebut yang disebut Norma
Subjektif. Seperti Orang tua, Istri, Anak, Teman Dekat, Petugas Kesehatan”

D. Stress And Coping (Stres Dan Koping)

Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu.
Stress menimbulkan dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, mental,
intelektual, social dan spiritual.

Macam – macam stress :

Stress ringan : Merusak aspek fisiologis, biasanya di rasakan oleh setiap orang dan biasanya
berakhir dalam beberapa menit/jam.

Stres sedang : Terjadi lebih lama

Stress berat : Stress kronis yang terjadi beberapa minggu atau sampai beberapa tahun.
Gejala yang bisa di amati seperti : Rasa cemas yang berlebihan, Marah, Menangis, Tertawa
sendiri, Teriak, Memukul dan menyepak,dsb.

Koping adalah proses yang di lalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi stressfull,
merupakan respon individu terhalang situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun
psikologik.

Strategi coping adalah suatu cara yang di lakukan untuk merubah lingkungan/ situasi/ masalah
yang sedang di rasakan atau di hadapi.

Metode Copping :

Jangka panjang

Merupakan cara yang efektif dan realisasi dalam menangani psikologis untuk kurun waktu yang
lama.

Jangka pendek

Cara yang di gunakan untuk mengurangi stress/ ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk
waktu sementara.

Ref :

(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)

Halaman 37-44

--
______________________________________________________________________________
______

Peran dan fungsi bidan dalam promosi kesehatan


TUGAS KAMPUS

Selasa, 28 Mei 2013


Makalah “Peran dan Fungsi Bidan Dalam Promosi Kesehatan”
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tuntutan berat terhadap tugas bidan adalah selalu berhadapan dengan sasaran dan target
pelayanan kebidanan, KB dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan memperkuat
kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan, dan sejumlah keahlian yang telah diterima dan berguna
bagi masyarakat. Konsekuensi logis dari semua itu karena kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan,
dan keahlian yang bermanfaat dan diterima oleh sebuah masyarakat itu senantiasa berubah.
Maka untuk menghadapi masyarakat seperti itu seorang bidan harus bisa mempersiapkan
segenap kemampuan dan keahliannya untuk menghadapi segala bentuk perubahan. Proses
dinamika masyarakat itulah yang menyebabkan bidan dapat menjadi agen pembaharu yang
mengambil peran besar, dan peran ini akan dapat dimainkan oleh bidan jika atasannya memang
mendayagunakannya secara optimal. Masalah ketenagaan atau bidan merupakan masalah besar
yang dihadapi para pemimpin instansi pelayanan kesehatan apalagi jika kaitannya terhadap
kebutuhan untuk mengembangkan sumber daya manusia itu ( bidan ) terutama pada saat bertugas
di desa padalingkungan yang memiliki kebudayaan yang sangat beragam( Wahyuni, 1996 ; 158 )
. Tantangan besar ini umumnya tidak akan bisa dijawab oleh Kepala Puskesmas yang seringkali
hanya banyak melontarkan wacana retorik, sebaliknya tidak membuktikan diri memiliki
kemampuan kerja profesional ( Gerbang, 2004 ; 47 )
Di makala ini kami akan membahas tentang peran dan fungsi bidan yang mana dalam
pelaksanaan profesinya bidan mempunyai banyak tugas-tugas dan peran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Promosi Kesehatan
2. Bagaimana peran bidan dalam promosi kesehatan
3. Bagaimana peran serta fungsi bidan dalam promosi kesehatan

C. TUJUAN
1. Mengetahaui pengertian promosi kesehatan
2. Memahami peran bidan dalam promosi kesehatan
3. Megetahui peran serta fungsi bidan dalam promosi kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN

PERAN DAN FUNGSI BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

A. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN


Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan
gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan
kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan
secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa individu dan
masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku
maka perlu pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.
Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai dengan
karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah
masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif
apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada masyarakat, oleh
karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan.

B. PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN


1. Peran Sebagai Advokator
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/ badan organisasi yang di duga mempunyai
pengaruh terhadap keerhasilan suatu program atau kelancaran suatu kegiatan.
Bentuk kegiatan advocator :
Ø Seminar
Ø Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
Ø Bidan menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam bentuk lisan, artikel,
berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk membentuk opini public.
2. Peran Sebagai Edukator
Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan di
setiap tatanan pelayanan kesehatan agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka.
Fungsi bidan sebagai educator :
Ø Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan.
Ø Membina kader dan kelompok masyarakat
Ø Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.

3. Peran Sebagai Fasilitator


Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim kelompok ang
harmonis, serta menfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.

4. Peran Sebagai Motivator


Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan dan mendorong
kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya untuk
memecahkan masalah itu.
Tetapi Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti.
1. Peran Sebagai Pelaksana
Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:
a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan, mencakup:
Ø Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien.
Ø Menentukan diagnosis.
Ø Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Ø Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Ø Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
Ø Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.
Ø Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.
b) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka sebagai
klien, mencakup:
ü Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa pranikah.
ü Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.
ü Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas mendasar bersama klien.
ü Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.
ü Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien.
ü Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.
ü Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

Peran bidan dalam kesehatan Reproduksi Remaja


Ø untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan remaja dilakukan tindakan
advokasi .
upaya upaya advokasi dapa difokuskan untuk membuat perubahan di tingkat lokal, daerah, atau
nasional dengan menargetkan penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi
para remaja .
Ø Program program kesehatan reproduksi untuk remaja

Program program kesehatan reproduksi untuk remaja cenderung akan mencapai keberhasilan
maksimal jika program program tersebut :
· secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan dilayani
· melibatkan remaja dalam perencananan programnya
· bekerjasama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua
· melepaskan hambatan hambatan kebijakan dan mengubah pra anggapan para pemberi layanan
· membantu remaja melatih keterampilan interpersonal untuk menghindari resiko
· menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan

Ø kaum remaja dilibatkan dalam aktivitas yang bermanfaat


Ø Memberikan informasi mengenai HIV & PMS di kalangan remaja, kehamilan dini ,
pendidikan seks bebasis sekolah dan memberikan pelayanan klinik bagi remaja.

Melibatkan Wanita Dalam Pengambilan Keputusan

Cara melibatkan wanita dalam mengambil keputusan:


o mendukung keputusan yang diambil pleh seorang ibu
o memastikan keputusab yang diambil ibu adalah yang terbaik
o meyakinkan ibu bertanggung jawab atas keputusan yang ia ambil
o memberikan pandangan akibat yang akan di timbulkan atas keputusan yang ia ambil

c) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, mencakup:


Ø Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.
Ø Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.
Ø Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.
Ø Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Ø Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
Ø Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama klien.
Ø Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien,
Ø Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah diberikan.
d) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinar dengan melibatkan
klien/keluarga, mencakup:
Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan.
ü Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa persalinan.
ü Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengar prioritas masalah.
ü Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
ü Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.
ü Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa persalinan sesuai dengan prioriras.
ü Membuat asuhan kebidanan.

e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:


Ø Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan melibatkan keluarga.
Ø Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
Ø Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
Ø Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Ø Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
Ø Membuat rencana tindak lanjut.
Ø Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan.
f) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga,
mencakup:
ü Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.
ü Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas.
ü Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah.
ü Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
ü Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.
ü Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.

g) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga
berencana, mencakup:
Ø Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus (pasangan usia subur)
Ø Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
Ø Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien.
Ø Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Ø Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
Ø Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.
Ø Membuat pencatatan dan laporan.

2. Peran Sebagai Pengelola


Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan
dan tugas partisipasi dalam tim.
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan
Bidan bertugas; mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan kebnjanan
untuk individu, keluarga kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatl;can
masyarakat/klien, mencakup:
· Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk
meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama
tim kesehatan dan pemuka masyarakat.
· Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama masyarakat.
· Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan
anak serta keluarga berencana (KB) sesuai dengan rencana.
· Mengoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau petugas kesehatan lain dalam
melaksanakan program/kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak-serta KB.
· Mengembangkan strategi untuk meningkatkan keseharan masyarakat khususnya kesehatan ibu
dan anak serta KB, termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor
terkait.
· Menggerakkan dan mengembanglran kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya
dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
· Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik profesional melalui pendidikan,
pelatihan, magang sena kegiatankegiatan dalam kelompok profesi.
· Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

b. Berpartisipasi dalam tim


Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di
wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga
kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya, mencakup:
ü Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi asuhan
kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut.
ü Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader kesehatan atau petugas lapangan
keluarga berencaca (PLKB) dan masyarakat.
ü Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain.
ü Memberi asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
ü Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang berkaitan dengan kesehatan.

3. Peran Sebagai Pendidik


Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi
klien serta pelatih dan pembimbing kader.
a. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien
Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga,
kelompok, serta maryarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang
berhubungarn dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, mencakup:
· Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, khususnya dalam bidang kesehatan
ibu, anak, dan keluarga berencana bersama klien.
· Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersama klien.
· Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
· Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana
jangka pendek serta jangka panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.
· Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien dan menggunakannya
untuk memperbaiki serta meninglcatkan program dl masa yang akan datang.
· Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/ penyuluhan kesehatan secara
lengkap serta sistematis.

b. Melatih dan membimbing kader


Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina
dukun dl wilayah atau tempat kerjanya, mencakup:
ü Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi, serta peserta didik
ü Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian.
ü Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan bahan untuk keperluan
pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
ü Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun
dengan melibatkan unsur-unsur terkait.
ü Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup kerjanya.
ü Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.
ü Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.
ü Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan serta bimbingan secara
sistematis dan lengkap.

4. Peran Sebagai Peneliti/Investigator


Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun berkelompok, mencakup:
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
b. Menyusun rencana kerja pelatihan.
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau
pelayanan kesehatan.

C. FUNGSI BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN


Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan adalah sebagai
berikut.
1. Fungsi Pelaksana
Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:
a. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat
(khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.
b. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus
patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
c. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
d. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.
e. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
f. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
g. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
h. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
i. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi,
termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan wewenangnya.

2. Fungsi Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:
a. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok
masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh
partisipasi masyarakat.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
c. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan
kebidanan
e. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.

3. Fungsi Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:
a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan
pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
b. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan sesuai dengan bidang tanggung
jawab bidan.
c. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di
masyarakat.
d. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang
keahliannya.
4. Fungsi Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:
a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
b. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
– Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
– Peran bidan dalam promosi kesehatan :
o Peran Sebagai Advokator
o Peran sebagai edukator
o Peran sebagai fasilitator
o Peran sebagai motivator
– Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran dan fungsi sebagai :
o Pelaksana
o Pengelola
o Pendidik
o Peneliti

B. SARAN
Dari penjelasan beberapa poin di atas dapat kita lihat bahwa peran dan fungsi seorang bidan
dalam promosi kesehatan sangat penting untuk melaksanakan program kesehatan baik pada masa
remaja, pra nikah, PUS, masa kehamilan, proses persalinan, masa nifas, dan usia lanjut.
Semoga beberapa penjelasan diatas dapat menginspirasi kita semua utamanya kita para
mahasiswa kebidanan generasi penerus. Insya Allah Aamiin….

DAFTAR PUSTAKA
Nesi Novita,dkk. 2012. Promosi Kesehatan Pelayanan Asuhan Kebidanan. Salemba :
Yogyakarta.
Kemenkes.2007. bidan menyongsong masa depan 50 tahun IBI Ilmu kebidanan. Jakarta
Tadjuddin norma.2004 Konsep Kebidanan. Poltekkes Kemenkes Makassar

http://dianhusadarefira.blogspot.com/p/peran-bidan-dalam-promosi-kesehatan.html
http://Menerepkan%20Peran%20dan%20Tugas%20bidan%20dalam%20PHC%20%20%20tugas
kuliah.htm
http://novi%20khoirotun%20nisak%20%20PROMOSI%20KESEHATAN.htm

Diposkan oleh siti hendriani di 21.14

KONSEP PROMOSI KESEHATAN


Posted on April 27, 2017 by materi kebidanan
Standar
1. Sejarah Promosi Kesehatan
Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak terlepas dari sejarah praktik
pendidikan kesehatan di dalam kesehatan masyarakat di Indonesia, maupun secara praktik
pendidikan kesehatan secara global. Para praktisi pendidikan kesehatan telah bekerja keras untuk
memberikan informasi kesehatan melalui berbagai media dan teknologi pendidikan kepada
masyarakat, dengan harapan masyarakat dapat melakukan hidup sehat seperti yang diharapkan.

Tetapi pada kenyataannya, perubahan perilaku hidup sehat tersebut sangat lamban, sehingga
dampaknya terhadap perbaikan kesehatan sangat kecil. Dari hasil studi yang dilakukan
oleh World Health Organization (WHO) dan para ahli pendidikan kesehatan, mengungkapkan
memang benar bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah cukup baik, tetapi
praktik mereka masih rendah. Hal ini berarti bahwa perubahan atau peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan tidak diimbangi dengan peningkatan atau perubahan perilakunya.
Belajar dari pengalaman pelaksanaan pendidikan kesehatan dari berbagai tempat, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tersebut belum “memampukan” (ability) masyarakat
untuk berperilaku hidup sehat, tetapi baru dapat “memaukan” (wiliness) masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat. Dari pengalaman ini juga menimbulkan kesan yang negatif bagi
pendidikan kesehatan, bahwa pendidikan kesehatan hanya mementingkan perubahan perilaku
melalui pemberian informasi atau penyuluhan kesehatan. Sedangkan pendidikan kesehatan
kurang melihat bahwa perubahan perilaku atau perlakuan baru tersebut juga memerlukan
fasilitas, bukan hanya pengetahuan saja. Misalnya Untuk praktik atau berperilaku memeriksakan
diri ke pelayanan kesehatan, minum air bersih dan makan-makanan yang bergizi bukan hanya
perlu pengetahuan tentang manfaat pemeriksaan kesehatan, manfaat air bersih atau tahu manfaat
tentang makanan yang bergizi, tetapi juga perlu sarana atau fasilitas keterjangkauan pelayanan
kesehatan, fasilitas air bersih dan bagaimana cara mendapatkan serta mengolah makanan yang
bergizi.
Oleh sebab itu, WHO (1980) menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tidak mencapai
tujuannya, sebagai perwujudan dari perubahan konsep para ahli pendidikan kesehatan global
yang dimotori oleh WHO, pada tahun 1984 merevitalisasi pendidikan kesehatan tersebut dengan
menggunakan istilah promosi kesehatan (health promotion). Jika sebelumnya pendidikan
kesehatan diartikan sebagai upaya yang terencana untuk perubahan perilaku masyarakat sesuai
dengan norma kesehatan, maka promosi kesehatan tidak hanya mengupayakan perubahan
perilaku, tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku
tersebut. WHO menyelenggarakan konferensi internasional pertama bidang promosi kesehatan
pada tanggal 21 November 1986 di Ottawa, Kanada. Konferensi dihadiri oleh para ahli kesehatan
seluruh dunia dan telah menghasilkan dokumen yang disebut Piagam Ottawa (Ottawa Charter) .
Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter,1986) sebagai hasil rumusan Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada, mengatakan bahwa :
“….Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve
their health. To reach a state of complete physical, mental, and social well-being, and individual
or group must be able to indetify and realize aspiration, to satisfy needs, and to change or cope
with the environment”
Dari kutipan diatas jelas dinyatakan bahwa, promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata
lain, promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau
dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi
kesehatan ini mencakup 2 dimensi yakni “kemauan” dan “kemampuan”, atau tidak sekedar
meningkatnya kemauan masyarakat seperti dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan. Lebih
lanjut dinyatakan, bahwa dalam mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental,
maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya,
dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Lingkungan disini mencakup lingkungan
fisik, lingkungan sosio budaya, dan lingkungan ekonominya.

Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian
Health Fondation – Australia, 1997), sebagai berikut “

“Health promotion is a programs are design to bring about “change” within people,
organization, communities, and their environment”
Batasan ini menekankan, bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku
masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku
(within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti
perubahan lingkungan tidak akan efektif, maka perilaku tersebut tidak akan bertahan lama.
Contoh : anak-anak saat disekolah yang belajar tentang budaya mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, namun setelah kembali ke lingkungan keluarga dimana mereka melihat bahwa
tidak ada budaya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan maka ia akan mengikuti budaya
yang dilakukan di lingkungan tersebut. Oleh sebab itu, promosi kesehatan bukan sekedar
merubah perilakunya saja tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, system, dan
sebagainya.

Pada awal tahun 2000, Departemen Kesehatan Republik Indonesia baru dapat menyelesaikan
konsep WHO dengan mengubah penyuluhan Kesehatan masyarakat (PKM) menjadi Direktorat
Promosi Kesehatan. Pada akhir tahun 2001 terjadi reorganisasi kembali berdasarkan Surat
Keputusaan Menkes No 1277/Menkes/SK/XI/2001 tanggal 27 November 2001
menetapkanbahwa Direktorat Promosi Kesehatan berganti nama menjadi Pusat Promosi
Kesehatan. Promosi kesehatan bagi individu terkait dengan dengan pengembangan program pola
hidup sehat sejak muda, dewasa hingga lanjut usia, yang melibatkan berbagai sektor seperti
praktisi medis, psikolog, media massa, serta para pembuat kebijakan public dan perumus
perundang-undangan serta sector yang lainnya, sehingga promosi kesehatan lebih menekankan
kepada peningkatan kemampuan hidup sehat serta memfasilitasi perubahan perilaku tersebut,
bukan hanya sekedar berperilaku sehat.

2. Pengertian Promosi Kesehatan


Apakah promosi kesehatan? Dan seberapa penting promosi kesehatan bagi masyarakat?
Berbicara tentang kesehatan, tentunya pasti semua orang ingin selalu hidup sehat, dengan hidup
sehat maka tercipta rasa aman, nyaman dan tentram dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2013, menunjukkan bahwa masyarakat sakit besarnya
sekitar 15%, sedangkan masyarakat sehat agar tidak jatuh sakit besarnya sekitar 85 %. Dari data
tersebut artinya persentasi masyarakat sehat agar tidak jatuh sakit cenderung lebih banyak.

Tetapi tantangan pembangunan kesehatan semakin hari cukup berat yaitu trend semakin
meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit yang disebabkan karena perubahan
gaya hidup (life style). Data Riskesdas Kemenkes RI 2010 menunjukkan 59% kematian di
Indonesia disebabkan penyakit tidak menular yang membutuhkan biaya pengobatan yang sangat
besar seperti stroke, kanker, diabetes, gagal ginjal dan penyakit jantung. Tentunya untuk
menciptakan gaya hidup sehat yang lebih baik melalui upaya promosi kesehatan, dengan
promosi kesehatan maka dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat serta dapat berperan dalam
upaya peningkatan kesehatan. Seperti di tingkat desa atau kelurahan harus dilakukan
pemberdayaan terhadap kader dan masyarakat untuk meningkatkan upaya kesehatan yang
bersumber dari masyarakat seperti Posyandu (Pos Pelayanan terpadu), Posbindu (Pos Pembinaan
Terpadu), dan lain sebagainya, berbagai program pemberdayaan masyarakat yang sudah berhasil
namun mati suri harus dihidupkan kembali agar masyarakat dapat hidup sehat.
Pengertian promosi kesehatan menurut beberapa ahli:

 Menurut WHO, berdasarkan Ottawa charter (1986) “Health promotion is the process of
enabling people to control over and improve their health. To reach a state of complete
physical, mental, and social-well being, an individual or group must be able to identify
and realize aspiration, to satisfy needs, and to change or cope with or cope with the
environment” dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan
merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan
baik pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Untuk mencapai keadaan fisik,
mental dan sosial yang baik maka diperlukan kesadaran atau kemauan agar mampu
melaksanakan perilaku hidup sehat (self empowerment) sesuai dengan sosial budaya
setempat sehingga dapat mengubah atau mengatasi lingkungan (ekonomi, kebijakan atau
perundang-undangan dan lain sebagainya).
 Green (1984), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi dan intervensi kesehatan
terkait dengan politik, ekonomi serta organisasi yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
 Gillies (1998), promosi kesehatan merupakan payung dan digunakan untuk
menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu
proses kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan memperbaiki lingkungan sesuai dengan sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.

3. Tujuan promosi Kesehatan


Tujuan promosi kesehatan agar individu atau masyarakata dapat:

 Memelihara dan meningkatkan kesehatannya


 Menggali dan mengembangkan potensi perilaku sehat yang ada dalam sosial budaya
masyarakat setempat
 Mendorong penggunaan dan pengembangan sarana –prasarana pelayanan kesehatan secara
tepat
 Mewujudkan masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
4. Sasaran Promosi Kesehatan
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan terdapat 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu:

 Sasaran primer
Upaya promosi kesehatan yang difokuskan sesuai dengan masalah kesehatan (individu,
dan keluarga ) dengan harapan dapat merubah perilaku hidup yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat.

 Sasaran sekunder
Individu atau kelompok yang memeiliki pengaruh atau disegani oleh sasaran primer seperti
Tokoh masyarakat (tokoh agama, tokoh adat, petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain
lain), organisasi kemasyarakatan, media massa diharapkan dapat turut serta dalam meningkatkan
kesehatan pada individu dan keluarga, dengan cara berperan sebagai panutan dalam
melaksanakan praktik hidup bersih dan sehat, menyebarluaskan informasi dan menciptakan
suasana yang kondusif berperan sebagai kelompok penekan (preasure group) untuk mempercepat
terbentuknya perilaku hidup bersih dan sehat.

 Sasaran tersier
Para pembuat kebijakan publik berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan

dan bidang lain yang berkaitan sehingga mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan
sumber daya, dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh kelompok tersier diharapkan dapat
mempengaruhi perilaku sehat pada sasaran sekunder dan sasaran primer .

Disadari bahwa untuk merubah perilaku tidaklah mudah, maka harus didukung oleh sistem nilai
dan norma sosial serta norma hukum yang ada. suasana lingkungan yang kondusif, sumber daya
atau fasilitas harus didukung dan diupayakan oleh stakeholders, pemerintahan, dan dunia usaha
agar tercipta gerakan hidup sehat di masyarakat contohnya memberlakukan kebijakan yang
mendukung PHBS, membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain lain)

Tabel 1.1 Sasaran promosi kesehatan berdasarkan tatanan

Tatanan Sasaran Sasaran Sasaran Program


PHBS Primer Sekunder tersier Prioritas

Kader, Kader,
PKK, tokoh PKK, tokoh KIA, gizi,
agama,tokoh agama,tokoh kesehatan
Rumah Ibu, anggota masyarakat, masyarakat, lingkungan,
tangga keluarga LSM LSM gaya hidup

Guru, kepala
dosen, sekolah,
karyawan, dekan,
OSIS, BEM, pengelola
Seluruh BP3, sekolah,
Institusi siswa dan pengelola pemilik
pendidikan mahasiswa kantin sekolah Gizi, JPKM

Pengurus, Pengelola, Kesehatan


Tempat Seluruh serikat pemilik lingkungan,
kerja karyawan pekerja perusahaan gaya hidup

Pengunjung, Kesehatan
Tempat pengguna Karyawan, Kepala lingkungan,gaya
umum jasa pengelola daerah hidup

(Sumber: Kemenkes RI,2011)


5. Strategi Promosi Kesehatan
Strategi dasar promosi kesehatan adalah gerakan pemberdayaan masyarakat sebagai ujung
tombak yang didukung oleh advokasi dan bina suasana yang harus diintegrasikan semangat dan
dukungan kemitraan yang dilandasi oleh kesamaan (equality), keterbukaan (transparency) dan
saling memberi manfaat (mutual benefit) dengan berbagai stakeholders agar masyarakat mampu
dan mempraktikkan perilaku untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.

 Advokasi, diperlukan untuk mendapatkan dukungan baik


berupa peraturan perundang-undangan, dana maupun sumber daya Advokasi
merupakan upaya/proses strategis dan
terencana, menggunakan informasi yang akurat dan teknik yang tepat.
Advokasi kesehatan sangat perlu dilakukan karena sasaran
adalah pengambil keputusan di jajaran pemerintahan maupun
di setiap tatanan masyarakat, agar diperoleh dukungan baik
secara lisan maupun tertulis serta dukungan anggaran.
Advokasi kesehatan dilakukan di semua jenjang administrasi
pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan. Advokasi kesehatan
yang bersifat publik dapat dilakukan melalui media massa secara intensif dengan
penyiaran televisi, radio surat kabar bahkan internet yang dapat menjangkau sasaran
yang lebih luas.

 Bina suasana, upaya untuk menciptakan lingkungan sosial yang mendorong perubahan
perilaku. Strategi Bina Suasana perlu ditetapkan untuk menciptakan norma-norma dan
kondisi/situasi yang konduktif di masyarakat dalam mendukung PHBS. Bina Suasana
sering dikaitkan dengan pemasaran sosial dan kampanye. Karena pembentukan opini
memerlukan kegiatan pemasaran sosial dan kampanye. Namun
perlu diperhatikan bahwa Bina Suasana dimaksud untuk menciptakan suasana yang
mendukung penggerak pemberdayaan masyarakat secara partisipatif dan kemitraan.
Metode Bina Suasana dapat berupa:

1. Pelatihan
2. Mini lokakarya
3. Konferensi pers
4. Dialog terbuka
5. Sarasehan
6. Promosi
7. Pertunjukkan, dan lain lain.
Untuk menjaga kelanggengan dan kesinambungan bina suasana diperlukan:

1. Forum untuk komunikasi


2. Data yang selalu baru
3. Mengikuti perkembangan tentang kebutuhan masyarakat
4. Hubungan yang terbuka, dan dinamis dengan mitra.
5. Menumbuhkan perilaku hidup sehat.
6. Memanfaatkan dan mengelola kegiatan dan sumber dana untuk mendukung perilaku
sehat pada individu,keluarga dan masyarakat.
7. Adanya umpan balik
 Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan proses pemberian informasi menuju
perubahan pada diri sasaran, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau,
dan dari mau menjadi mampu mempraktikkan Secara keseluruhan pendekatan geraka
n pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui : KIE, Pengembangan masyarakat,
pendekatan hukum dan regulasi, penghargaan, serta pendekatan ekonomi produktif .
Sedangkan daerah berperan dalam penyediaan
sumber daya yang meliputi “4M” (Man, Money, Material and Method) serta
pelaksanaan operasional dan pemantauan di wilayah setempat.
Dalam melaksanakan Gerakan Masyarakat perlu memperhatikan karakteristik
masyarakat setempat yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Masyarakat Pembina (Caring Community) yaitu masyarakat


yang peduli kesehatan, misalnya LSM Kesehatan, Organisasi profesi yang bergerak di
bidang kesehatan.
 Masyarakat Setara (Coping Community) merupakan masyarakat
yang karena kondisinya kurang memadai sehingga tidak
dapat memelihara Misalnya seorang ibu sadar akan pentingnya pemeriksaan
kehamilan, namun karena keterbatasan ekonomi dan tidak adanya transportasi maka
ibu hamil tidak pergi ke sarana pelayanan kesehatan.
1. Masyarakat Pemula (Crisis Response Community) merupakan masyarakat yang
tidak tahu akan pentingnya kesehatan dan belum didukung oleh fasilitas yang tersedia.
Misalnya masyarakat yang ada didaerah terpencil.
Cara pendekatan gerakan masyarakat terbagi 2(dua), yaitu

1. Makro
2. Membangun komitmen di setiap jenjang
3. Membangun masyarakat
4. Menyediakan juklak dan biaya operasional
5. Memonitoring dan evaluasi serta koordinasi
6. Mikro:
7. Menggali potensi yang belum disadari Potensi dapat muncul dari adanya kebutuhan
masyarakat (demand creation), yang diperoleh melalui
pengarahan, pemberian masukan, dialog, kerjasama dan pendelegasian.
8. Membuat model-model percontohan pengembangan masyarakat, seperti menerapkan
Pendekatan Edukatif dan Manajemen ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Intervensi,
Forum Komunikasi) .
9. Beberapa tolak ukur keberhasilan gerakan masyarakat
dapat disebutkan antara lain: Peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat, peningkatan peserta dana sehat/JPKM.
 Kemitraan, adalah kerjasama yang formal antara individu individu, kelompok-
kelompok atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan Dalam kerjasama ada
kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing,
tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan –kesepakatan
yang telah dibuat, dan berbagi baik dalam risiko maupun keuntungan. Kemitraan
inilah yang mendukung dan menyemangati penerapan 3 (tiga) strategi dasar.
Prinsip kemitraaan, antara lain:

1. Kesetaraan (equity)
Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-masing berada dalam
kedudukan yang sama (berdiri sama tinggi, duduk sama rendah). Keadaan ini dapat dilihat dari
pihak bersedia mengembangkan hubungan kekeluargaan. Yaitu hubungan yang dilandasi
kebersamaan atau kepentingan bersama.

Keterbukaan (Transparancy)

Dalam setiap langkah diperlukan adanya kejujuran dari masing-masing pihak. Setiap
usul/saran/komentar harus disertai dengan alasan yang jujur, sesuai fakta, tidak menutupi
sesuatu. Pada awalnya hal ini mungkin akan menimbulkan diskusi yang seru layaknya
“pertengkaran”. Akan tetapi kesadaran akan kekeluargaan dan kebersamaan, akan mendorong
timbulnya solusi yang adil dari “pertengkaran” tersebut.

Saling menguntungkan (mutual benefit)

Solusi yang adil ini terutama dikaitkan dengan adanya keuntungan yang didapat oleh semua
pihak yang terlibat

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih Sayang-Nya, dan
karena izin-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas Konsep Kebidanan mengenai Peran Fungsi
Bidan dan Praktik Profesionalisme Bidan. Tak lupa shalawat serta salam kepada Rasul akhir
zaman, panutan dalam segala hal, Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada :

Orang tua tercinta yang selalu memberikan motivasi kepada kami

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih
dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam
makalah ini, kami sangat mengarapkan kritik dan saran untuk kami lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk kami dan umumnya untuk kita semua.

Baubau, 26 September 2014


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… ……… …………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………… ……………………… …… i

DAFTAR ISI……………………………… ……………………………… … ii

BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang……………………………………………………………………….. 1

Rumusan Masalah…………………………………………………………………. … 1

Tujuan …………………………………………………………………………………… 1

BAB II : PEMBAHASAN

A.Pengertian Bidan………………………………………………………………. 2

Pengertian Promosi Kesehatan……… …………… …………………….. 6

Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan………………………………… 7

Fungsi Bidan Dalam Promosi Kesehatan……………………………… 17

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………….. 20

Saran…………………………………………………………………… 20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 28

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Dalam dewasa terakhir ini angka kematian ibu dan bayi di desa semakin meningkat.
Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi didesa disebabkan karena kurangnya pengetahun
masyarakat desa tentang pentingnya menjaga kesehatan. Upayah yang dilakukan untuk
mengurangi peningkatan kematian ibu dan bayi adalah dengan menempatkan bidan disetiap desa.

Penempatan bidan disetiap desa diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi pada
saat proses persalinan, memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan dan melakukan penelitian terapan dalam bidang kesehatan sesuai dengan peran dan
fungsi bidan.

RUMUSAN MASALAH

Apa peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana?

Apa peran dan fungsi bidan sebagai pengelola?

Apa peran dan fungsi bidan sebagai pendidik?

Apa peran dan fungsi bidan sebagai peneliti?

TUJUAN

Untuk mengetahui tentang peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana.

Untuk mengetahui tentang peran dan fungsi bidan sebagai pengelola.

Untuk mengetahui tentang peran dan fungsi bidan sebagai pendidik.

Untuk mengetahui tenteang peran dan fungsi bidan sebagai peneliti.

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN BIDAN

Bidan adalah seorang perempuan yang telah lulus pendidikan kebidan yang diakui oleh
pemerintah. Seorang bidan dalam menjalankan prakteknya mempunyai peran dan fungsi yaitu
sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dak peneliti.

Peran bidan sebagai pelaksana :


Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

Memberikan pelayanan dasar pada anak, remaja dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien.

Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama hamil normal

Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan keluarga

Menentukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien atau
keluarga

Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan KB

Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium dan menopause

Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, nalita dengan melibatkan keluarga

Peran bidan sebagai pengelola

a. Mengembangkan pelayanan dasar terutana pelayanan kebidanan individu, keluarga,


kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerjanya dengan melibatkan masyarakat.

b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah
kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi dan kader kesehatan

Peran bidan sebagai pendidik

a. Menberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu dan masyarakat


tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait
kesehatan ibu, anak dan KB

b. Melihat dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina
dukun diwilayah atau tempat kerjanya.

Peran bidan sebagai peneliti

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan.

Bidan adalah seorang perempuan yang telah lulus pendidikan kebidan serta telah diakui oleh
pemerintah dan mendapatkan izin praktek. Seorang bidan yang sudah buka praktek diharapkan
dapat memberikan penyuluhan, membantu proses persalinan serta dapat memberikan pengertian
kepada masyarakat tentang pentingny menjaga kesehatan dan dapat menerapkan sebagaimana
peran dan fungsi bidan dalam masyarakat yaitu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan
peneliti.
Menurut bidan senior sebagai nara sumber yang telah bersedia memberikan keterangan tentang
peran dan fungsi bidan dalam lingkungan masyarakat, bahwa peran dan fungsi seorang bidan
sebagai pelaksana yaitu seorang bidan dalam menjalankan tugasnya dengan menyusun rencan
tindakan masalah yang dihadapi kemudian melakukan rencana yang telah disusun. Membuat
rencana tindakan lanjutan setelah mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada klien serta
melakukan pencatatan dan pelaporan dalam setiap kegiatan.

Peran dan fungsi bidan sebagai pengelola yaitu seorang bidan mengembangkan pelayanannyan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat diwilayah dimana bidan itu ditempatkan
yang melibatkan masyarakat serta ikut berpartisipasi melaksanakan program kesehatan dan
meningkatkan kemampuan dukun bayi dalam wilayah kerja bidan.

Peran dan fungsi bidan sebagai pendidik yaitu seorang bidan dalam menjalankan tugasnya dapat
memberikan penyuluhan kesehatan didaerah bidan itu bekerja yang melibatkan individu,
keluarga, masyarakat desa tentang penanggulangan masalah kesehatan ibu dan anak serta
penyuluhan KB. Disamping itu peranan bidan sebagai pendidik dapat dilakukan dengan melatih
kader PKK termasuk melatih para mahasiswa bidan serta membimbing dukun bayi.

Peran dan fungsi bidan sebagai peneliti yaitu seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tidak
hanya membantu proses persalinan tetapi seorang bidan diharapkan bisa meneliti tentng kelinan-
kelainan yang timbul pada kehamilan atau pada proses persalinan, setelah diteliti kelainan-
kelainan yang timbul pada klien hendaknya seorang bidan melakukan pencatatan dan pelaporan
serta melakukan tindakan evaluasi selanjutnya atau segera merujuknya kedokter.

Fungsi dan peran bidan hendaknya selalu diterapkan oleh seorang bidan yang professional agar
terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, dapat menanggulangi terjadinya kematian
ibu dan anak pada proses persalinan serta bisa memberikan pengetaahuan kepada masyarakat
agar masyarakat bisa menerapkan pola hidup sehat.

Masyarakat yang tidak mengetahui pentingnya peranan bidan sering kali menyepelekan dan
tidak menjalankan apa yang diberitahukan kepada mereka. Agar seorang bidan dapat diterima
oleh masyarakt, seorang bidan harus bisa melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh
masyarakat, memahami adat istiadat dan budaya masyarakat setempat serta bersikap ramah
terhadap semua orang.

Seorang bidan yang sudah diterima dalam lingkungan masyarakat hendaknya tetap dapat
memberikan pelayanan yang baik agar masyarakat merasa nyaman dan selalu mau menjaga
kesehatan diri untuk menciptakan masyarakat yang sehat.
Dalam menjalankan tugasnya seorang bidan berperan untuk meningktkan jangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama dalm pelayanan KB, KIA dan kegawat
daruratan sesuai dengan wewenang bidan serta menurunkan angka kematian ibu dan janin.

Seorang bidan mempunyai peran dan fungsi sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti.
Sebagai pelaksana seorang bidan mempunyai tugas memberikan pelayanan kepada anak, remaja,
dan wanita pra nikah. Sebagai pengelola seorang bidan memberikan pelayanan kepada
masyarakat serta meningkatkan kemampuan dukun bayi. Sebagai pendidik seorang bidan dapat
memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat serta membimbing kader
dan siswa bidan diwilayah kerjanya. Sebagai peneliti seorang bidan dapat melakukan penelitian
dalam bidang kesehatan.

1. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan
gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan
kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan
secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa individu dan
masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku
maka perlu pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.

Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai dengan
karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah
masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif
apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada masyarakat, oleh
karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan

1. PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Peran Sebagai Advokator

Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/ badan organisasi yang di duga mempunyai
pengaruh terhadap keerhasilan suatu program atau kelancaran suatu kegiatan.

Bentuk kegiatan advocator : Seminar Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah


kerjanyaØBidan menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalamØ bentuk lisan,
artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk membentuk opini public.
B. Peran Sebagai Edukator

Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan di
setiap tatanan pelayanan kesehatan agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka.

Ø Fungsi bidan sebagai educator :

Ø Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan.Ø

Ø Membina kader dan kelompok masyarakatØ

Ø Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.Ø

C. Peran Sebagai Fasilitator

Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim kelompok ang
harmonis, serta menfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.

D. Peran Sebagai Motivator

Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan dan mendorong
kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya untuk
memecahkan masalah itu.

Tetapi Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti.

Peran Sebagai Pelaksana

Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:

a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan,


mencakup:

Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien.Ø

Menentukan diagnosis.Ø

Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.Ø

Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.Ø

Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.Ø

Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.Ø

Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.Ø


b) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka sebagai
klien, mencakup:

Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa pranikah.ü

Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.ü

Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas mendasar bersama klien.ü

Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.ü

Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien.ü

Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.ü

Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.ü

Peran bidan dalam kesehatan Reproduksi Remaja

untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan remaja dilakukan tindakan


advokasi .Ø

upaya upaya advokasi dapa difokuskan untuk membuat perubahan di tingkat lokal, daerah, atau
nasional dengan menargetkan penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi
para remaja .

Program program kesehatan reproduksi untuk remajaØ

Program program kesehatan reproduksi untuk remaja cenderung akan mencapai keberhasilan
maksimal jika program program tersebut :

secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan dilayani

melibatkan remaja dalam perencananan programnya·

bekerjasama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua

melepaskan hambatan hambatan kebijakan dan mengubah pra anggapan para pemberi layanan

membantu remaja melatih keterampilan interpersonal untuk menghindari resiko

menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan·

kaum remaja dilibatkan dalam aktivitas yang bermanfaatØ

Memberikan informasi mengenai HIVØ & PMS di kalangan remaja, kehamilan dini ,
pendidikan seks bebasis sekolah dan memberikan pelayanan klinik bagi remaja.
Melibatkan Wanita Dalam Pengambilan Keputusan

Cara melibatkan wanita dalam mengambil keputusan:

o mendukung keputusan yang diambil pleh seorang ibu

o memastikan keputusab yang diambil ibu adalah yang terbaik

o meyakinkan ibu bertanggung jawab atas keputusan yang ia ambil

o memberikan pandangan akibat yang akan di timbulkan atas keputusan yang ia ambil

c) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, mencakup:

Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.Ø

Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.Ø

Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.Ø

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun.Ø

Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.Ø

Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama klien.Ø

Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien,Ø

Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah diberikan.Ø

d) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinar dengan melibatkan
klien/keluarga, mencakup:

Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan.

Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa persalinan.ü

Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengar prioritas masalah.ü

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun.ü

Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.ü

Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa persalinan sesuai dengan prioriras.ü

Membuat asuhan kebidanan.ü

e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:


Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan melibatkan keluarga.Ø

Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.Ø

Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.Ø

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.Ø

Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.Ø

Membuat rencana tindak lanjut.Ø

Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan.Ø

f) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga,
mencakup:

Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.ü

Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas.ü

Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah.ü

Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.ü

Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.ü

Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.ü

g) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga
berencana, mencakup:

Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus (pasangan usia subur)Ø

Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.Ø

Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien.Ø

Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.Ø

Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.Ø

Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.Ø

Membuat pencatatan dan laporan.Ø

Peran Sebagai Pengelola


Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan
dan tugas partisipasi dalam tim.

Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan

Bidan bertugas; mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan kebnjanan


untuk individu, keluarga kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatl;can
masyarakat/klien, mencakup:

Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan· ibu dan anak untuk
meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama
tim kesehatan dan pemuka masyarakat.

Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama masyarakat.·

Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat,· khususnya kesehatan ibu dan


anak serta keluarga berencana (KB) sesuai dengan rencana.

Mengoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau· petugas kesehatan lain
dalam melaksanakan program/kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak-serta KB.

Mengembangkan strategi untuk meningkatkan keseharan masyarakat· khususnya kesehatan


ibu dan anak serta KB, termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor
terkait.

Menggerakkan dan mengembanglran kemampuan masyarakat serta· memelihara


kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.

Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik· profesional melalui


pendidikan, pelatihan, magang sena kegiatankegiatan dalam kelompok profesi.

Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.·

Berpartisipasi dalam tim

Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di
wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga
kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya, mencakup:

Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggotaü tim dalam memberi asuhan
kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut.

Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader kesehatanü atau petugas lapangan
keluarga berencaca (PLKB) dan masyarakat.
Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain.ü

Memberi asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.ü

Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang berkaitan dengan kesehatan.ü

Peran Sebagai Pendidik

Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi
klien serta pelatih dan pembimbing kader.

Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien

Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga,
kelompok, serta maryarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang
berhubungarn dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, mencakup:

Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan,· khususnya dalam bidang


kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana bersama klien.

Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan· yang telah dikaji, baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersama klien.

Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.·

Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan· sesuai dengan rencana


jangka pendek serta jangka panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.

Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien· dan menggunakannya


untuk memperbaiki serta meninglcatkan program dl masa yang akan datang.

Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/ penyuluhan kesehatan secara


lengkap serta sistematis.·

Melatih dan membimbing kader

Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina
dukun dl wilayah atau tempat kerjanya, mencakup:

Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi, serta peserta didikü

Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian.ü

Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) danü bahan untuk keperluan
pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai denganü rencana yang telah
disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.

Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup kerjanya.ü

Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.ü

Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.ü

Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan serta bimbingan secara
sistematis dan lengkap.ü

Peran Sebagai Peneliti/Investigator

Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun berkelompok, mencakup:

Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

Menyusun rencana kerja pelatihan.

Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.

Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau
pelayanan kesehatan.

FUNGSI BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan adalah sebagai
berikut.

Fungsi Pelaksana

Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:

Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya
kaum remaja) pada masa praperkawinan.

Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus patologis
tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.

Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.

Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.

Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah

Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.

Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi,
termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan wewenangnya.

Fungsi Pengelola

Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:

Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok


masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh
partisipasi masyarakat.

Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.

Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan
kebidanan

Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.

Fungsi Pendidik

Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:

Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan
pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.

Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan sesuai dengan bidang tanggung jawab
bidan.

Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di
masyarakat.

Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.

Fungsi Peneliti

Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:


Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok
dalam lingkup pelayanan kebidanan.

Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

– Peran bidan dalam promosi kesehatan :

o Peran Sebagai Advokator

o Peran sebagai edukator

o Peran sebagai fasilitator

o Peran sebagai motivator

– Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran dan fungsi sebagai :

o Pelaksana

o Pengelola

o Pendidik

o Peneliti

SARAN

Dari penjelasan beberapa poin di atas dapat kita lihat bahwa peran dan fungsi seorang bidan
dalam promosi kesehatan sangat penting untuk melaksanakan program kesehatan baik pada masa
remaja, pra nikah, PUS, masa kehamilan, proses persalinan, masa nifas, dan usia lanjut.
Semoga beberapa penjelasan diatas dapat menginspirasi kita semua utamanya kita para
mahasiswa kebidanan generasi penerus. Insya Allah Aamiin….

Peran Bidan

Bidan sebagai pelaksana

Sebagai pelaksana bidan memiliki 3 kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan
tugas ketergantungan. Bidan mempunyai tugas mandiri sebagai pelaksana untuk memberikan
asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/ keluarga dan
memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. (Heni, P.W., Asmar Y.Z., 2005). Dalam
ruang lingkup yang lebih luas dalam hal ini bidan menolong persalinan, mendukung ibu untuk
menyusui termasuk membantu terlaksananya Inisiasi Menyusu Dini yang benar. ( Utami, R,
2008)

Peran Bidansebagai pengelola

Bidan mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk


individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
masyarakat/ klien.

Peran sebagai pendidik

Bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, masyarakat
tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnyan yang berhubungan dengan pihak terkait
dengan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana. (Heni, P.W., Asmar Y.Z., 2005).

Dalam persiapan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini bidam memotivasi ibu hamil dan suami/
keluarga untuk melakukan pertemuan, untuk membahas keuntungan ASI, tatalaksana menyusui
yang benar, dan Inisiasi Menyusu Dini. (Utami, R, 2008).

Peran Bidan sebaagai peneliti

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidan kesehatan baik secara mandiri
ataupun secara kelompok. (Heni, P.W., Asmar Y.Z., 2005).

Artikel bidan yang lainnya update 25 Mei 2013

Definisi Bidan Ada beberapa pengertian tentang bidan. Dari berbagai pengertian tersebut dapat
disimpulakan bahwa bidan adalah orang yang pertama yang melakukan penyelamat kelahiran
sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Pada saat ini pengertian bidan adalah seseorang
yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan yang diakui dan mendapatkan lisensi untuk
melaksanakan praktek kebidanan. (Wahyuningsih, 2005)

Peran dan fungsi bidan (Wahyuningsih, 2005)


Peran sebagai pelaksana.

Sebagai pelaksana bidan memiliki 3 kategori tugas yaitu :

1. Tugas mandiri

Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.

Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien.

Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.

Memberikan asuhan kebidanankepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien /
keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Asuhan yang diberikan oleh bidan
diantaranya adalah :

– Memberikan perawatan pascanatal yang terarah

Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif diperlukan petugas kesehatan terutama petugas perinatal
yang terlatih dan mengerti akan seluk beluk menyusui. Agar dapat melayani ibu-ibu menyusui
secara efektif, maka perlu didukung oleh peraturan instansi yang searah berupa : bayi harus
segera menyusu dan sesuai dengan keinginannya, rawat gabung, bayi tidak boleh disusui atau
diberi makanan “Prelakteal”. (madu, air gula, aquades, glukosa). Dan pemakaian dot atau
empongan (pacifer).

– Klinik laktasi

Bidan dapat bertemu langsung dengan pasangan ibu dan bayi, memeriksa bayi secara
menyeluruh, memeriksa buah dada ibu, dan melakukan pengamatan dengan seksama cara
menyusui bayinya. Dengan demikian dapat diketahui segala masalah pasangan ibu dan bayinya
sehingga dapat diberikan penanggulangan yang sesuai termasuk perbaikan gizi ibu guna
keberhasilan laktasi. Kalau perlu dilakukan kunjungan rumah oleh bidan. (Soetjiningsih, 2000)

Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien / keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga
bercncana.

Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium dan menopause.

Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.

Tugas kolaborasi kerjasama.


Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan resiko tinggi dan dan keadaan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien
dan keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan mengalami
komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi yang mengalami komplikasi
atau kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi yang melibatkan keluarga.

Tugas ketergantungan / merujuk.

Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
keterlibatan klien dan keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan kegawatdaruratan.

Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan
penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas
dengan penyulit tertentu dengan keadaan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan
keluarga.

Memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang
memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang
memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien / keluarga.

Peran sebagai pengelola


Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat /
klien.

Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah
kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan
lain yang berada di bawah bimbingan wilayah kerjanya.

Peran sebagai pendidik.

Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat
tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait
kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.

Memberikan layanan konsultasi.

Walaupun sudah dipersiapkan dengan baik serta ditambah pelayanan pascanatal yang sesuai,
masih sering timbul masalah menyusui yang perlu ditanggulangi agar laktasi dapat
dipertahankan. Anggota Tim Manajemen Laktasi (TML) akan menjawab serta memecahkan
masalah mengenai pemberian ASI Eksklusif melalui konsultasi yang bila perlu akan dilanjutkan
kunjungan rumah. (Soetjiningsih, 2000)

Peran sebagai peneliti / investigator.

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun secara kelompok

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Identitas Mata Kuliah:

Program Studi : DIII Kebidanan


Mata Kuliah : Promosi Kesehatan
Kode Mata Kuliah : Bd 301
Semester : II (dua)
SKS : 2 (dua)
Dosen Pengampu : Emma Nur Chayati

Deskripsi Mata Kuliah:

Ruang lingkup yang menjadi kajian mata kuliah ini meliputi hal-hal berikut ini strategi promosi
kesehatan yang merupakan salah satu upaya pendidikan kesehatan secara utuh termasuk peran
dan kedudukan analisis kesehatan dan laboratorium keseatan dalam mewujudkan perubahan
perilaku kelompok sasaran dan masyarakat luas pada umumnya.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:


Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan pendidikan kesehatan tentang promosi
kesehatan di masyarakat secara baik dan benar

Mg Kemampuan Akhir Bahan Kajian Bentuk/ Metode/ Kriteria Penilaian (indikator) Waktu Bela
Ke yang Diharapkan (Materi Ajar) ModelPembelajaran Tatap Tug
Muka Terstu
1 Mahasiswa Konsep dasar Ceramah kemampuan menjelaskan 100
mampu promosi
memahami kesehatan
tentang konsep
promosi
kesehatan
2 Mahasiswa Ruang lingkup Ceramah, small Kelengkapan dan kebenaran 100
mampu promosi group discussion identifikasi
memahami ruang kesehatan
lingkup promosi
kesehatan

3-5 Mahasiswa Media promosi Ceramah, Kelengkapan dan kebenaran 300


mampu kesehatan brainstorming, , penjelasan
memahamimedia praktik (latihan)
promosi
kesehatan
6-8 Mahasiswa Strategi promosi Ceramah, Kelengkapan, kebenaran 300
mampu belajar cooperative learning identifikasi, dan kemampuan
memahamistrategi , praktik (latihan) tingkat komunikasi
promosi belajar
9 UTS 100

10 Mahasiswa Etika promosi Ceramah, presentasi Kelengkapan dan kebenaran 100


mampu kesehatan identifikasi
memahamietika
promosi belajar
11-13 Mahasiswa Rolle Play Praktik diskusi Kebenaran penjelasan, tingkat 300
memiliki komunikatif presentasi
keterampilan
untuk melakukan
promosi
kesehatan
14 Mahasiswa mampu Peran bidan Ceramah , (latihan) Kelengkapan dan kebenaran 500
memahami peran dalam promosi identifikasi
bidan dalam kesehatan
promosi kesehatan
15 UAS 100

Jumlah
16 Remedy bg mhs yg blm mencapai kompetensi

Daftar Pustaka:
Nesi Novita,Yunetra Fransisca.2011.Promosi Kesehatan dalam pelayanan kebidanan,Jakarta : Salemba
Medika

Wahit Iqbal Mubarak,2011.Promosi Kesehatan untuk kebidanan,Jakarta : Salemba Medika

Syafrudin,Yudhia Fratidhina,2009,Promosi Kesehatan untuk mahasiswa kebidanan,Jakarta : Trans Info


Media

Lanjut ke konten

NUR ALFA MS, S.ST.Keb


Success needs a process and my process needs love

 Perihal
RENCANA PEMBELAJARAN
SEMESTER
ON 7 SEPTEMBER 2015 BY BIDANALFA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Program Studi : D3 Kebidanan

Mata Kuliah : Konsep Kebidanan

Kode Mata Kuliah : Bd. 401

Semester : I (satu)

SKS :4

Dosen Pengampu : Nur Alfa MS, S.ST.Keb (absen 34)

Deskripsi MK :

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat memahami
konsep kebidanan secara komprehensif yang meliputi kerangka filosofis kebidanan,
paradigma asuhan kebidanan, metodologi asuhan kebidanan, model dan teori dalam
praktik kebidanan, peran dan fungsi bidan, konsep profesi bidan sebagai tenaga
profesional, perkembangan profesi bidan dan pendidikan bidan secara nasional dan
internasional, prospek pengembangan karir bidan, sistem penghargaan bagi bidan, dan
pendekatan manajemen dalam asuhan kebidanan.
Capaian Pembelajaran MK:

1. Sikap:
2. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius ;
3. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,
moral dan etika;
4. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;
5. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
6. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain;
7. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan;
8. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara ;
9. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
10. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri;
11. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
12. Keterampilan Umum:
13. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan menganalisis data dengan
beragam metode yang sesuai , baik yang belum maupun yang sudah baku ;
14. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur;
15. Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan
bidang keahlian terapannya, didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan
bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri;
16. Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih, serta
mengomunikasikannya secara efektif kepada pihak lain yang membutuhkan;
17. Mampu bekerja sama, berkomunikasi, dan berinovatif dalam pekerjaannya
18. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan
supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada
pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;
19. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah
tanggungjawabnya , dan mengelola pengembangan kompetensi kerja secara mandiri;
20. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali
data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi;

3. Keterampilan Khusus:
4. Mampu mengidentifikasi konsep kebidanan dengan menggunakan kemampuan yang
komprehensif.
5. Mampu melaksanakan konsep kebidanan dengan menggunakan kemampuan yang
komprehensif.
6. Mampu mengembangkan konsep kebidanan dalam pelayanan kebidanan,.

4. Pengetahuan:
5. Menjelaskan konsep kebidanan berdasarkan pengertian dan kerangka filosofis
lahirnya profesi bidan, sejarah perkembangan bidan dan pendidikan kebidanan di
Indonesia dan dunia, paradigma asuhan kebidanan, peran dan fungsi bidan, teori dan
model konseptual asuhan kebidanan, konsep dasar manajemen kebidanan, kompetensi
bidan Indonesia, standar pelayanan praktik kebidanan di Indonesia konsep kebidanan
sebagai dasar dalam praktik asuhan kebidanan, prinsip pengembangan karir bidan dan
sistem penghargaan bidan.
6. Mengembangkan konsep kebidanan berdasarkan pengertian dan kerangka filosofis
lahirnya profesi bidan, sejarah perkembangan bidan dan pendidikan kebidanan di
Indonesia dan dunia, paradigma asuhan kebidanan, peran dan fungsi bidan, teori dan
model konseptual asuhan kebidanan, konsep dasar manajemen kebidanan, kompetensi
bidan Indonesia, standar pelayanan praktik kebidanan di Indonesia konsep kebidanan
sebagai dasar dalam praktik asuhan kebidanan, prinsip pengembangan karir bidan dan
sistem penghargaan bidan.
7. Mengaplikasikan konsep kebidanan berdasarkan pengertian dan kerangka filosofis
lahirnya profesi bidan, sejarah perkembangan bidan dan pendidikan kebidanan di
Indonesia dan dunia, paradigma asuhan kebidanan, peran dan fungsi bidan, teori dan
model konseptual asuhan kebidanan, konsep dasar manajemen kebidanan, kompetensi
bidan Indonesia, standar pelayanan praktik kebidanan di Indonesia konsep kebidanan
sebagai dasar dalam praktik asuhan kebidanan, prinsip pengembangan karir bidan dan
sistem penghargaan bidan.

Mg Kemampuan Bahan Kajian Waktu


Bentuk Bo
Akhir yang Indikator Penilaian
Pembelajaran Ni
Diharapkan
Ke (Materi Ajar) (menit)

Pengertian filosofi dan


defenisi bidan
Mahasiswa
mampu Perhatian, minat,
Ceramah,
menjelaskan – Defenisi bidan sikap, keterampilan,
1 diskusi dan 100 5%
pengertian dan penguasaan
tanya jawab
filosofi dan materi
definisi bidan – Filosofi kebidanan

– Pelayanan
kebidanan

– Praktik kebidanan

– Asuhan kebidanan

Mahasiswa
Sejarah perkembangan
mampu
pelayanan dan
menjelaskan
pendidikan kebidanan
perkembangan
Perhatian, minat,
profesi Ceramah,
sikap, keterampilan,
2 pelayanan dan – Perkembangan di diskusi dan 100 5%
dan penguasaan
pendidikan luar negeri tanya jawab
materi
kebidanan
secara nasional
dan – Perkembangan di
internasional
dalam negeri

Paradigma asuhan
kebidanan

– Pengertian
paradigma
Mahasiswa
mampu Perhatian, minat,
– komponen Ceramah,
menjelaskan sikap, keterampilan,
3-4 paradigma kebidanan diskusi dan 2×200 5%
paradigma dan penguasaan
tanya jawab
asuhan materi
kebidanan
· Manusia

· Lingkungan

· Kesehatan
· Kebidanan

– Macam – macam
asuhan kebidanan

– Manfaat
paradigma dikaitkan
dengan asuhan
kebidanan

4. Kebidanan sebagai
Mahasiswa profesi Perhatian, minat,
mampu Ceramah,
sikap, keterampilan,
5 mengidentifikasi diskusi dan 200 5%
– Profesi bidan dan penguasaan
kebidanan tanya jawab
materi
sebagai profesi
– Profesionalisme

Mahasiswa
– Peran fungsi bidan Perhatian, minat,
mampu Ceramah,
sikap, keterampilan,
6 menjelaskan diskusi dan 100 5%
dan penguasaan
peran fungsi – Praktek tanya jawab
materi
bidan professional bidan

Mahasiswa
mampu
7 UTS 200 20
menjawab soal
UTS

Mahasiswa Teori dan model


mampu konseptual asuhan Perhatian, minat,
Ceramah,
menjelaskan kebidanan, Dasar sikap, keterampilan,
8-9 diskusi dan 2×200 5%
teori dan model pemikiran, fokus dan dan penguasaan
tanya jawab
konseptual tujuan dalam teori materi
asuhan kebidanan
kebidanan
– Reva Rubin

– Ramona

– Ela joy lehman

– Ernestin

– Jen ball

Model konseptual
asuhan kebidanan

– Midwifery Care

– Paradigma sehat

Konsep kebidanan
sebagai dasar dalam
praktik kebidanan,
Manajemen Kebidanan

Mahasiswa
– konsep dan prisip
mampu
menggunakan manajemen pada Perhatian, minat,
Ceramah,
10- konsep sikap, keterampilan,
umumnya diskusi dan 2×200 5%
11 kebidanan dan penguasaan
tanya jawab
sebagai dasar materi
dalam praktik – pengertian
kebidanan
manajemen kebidanan

– langkah- langkah
manajemen kebidanan
Lingkup Praktek
kebidanan

– Ruang
lingkup dan sasaran

– Lahan praktik
pelayanan kebidanan

Pengorganisasian
praktek asuhan
kebidanan


Pelayanan mandiri

– Kolaborasi

– Rujukan

Mahasiswa Sistem penghargaan


mampu bagi bidan Perhatian, minat,
Ceramah,
menjelaskan sikap, keterampilan,
12 diskusi dan 200 5%
sistem – Reward dan penguasaan
tanya jawab
penghargaan materi
bagi bidan
– Sanksi

Mahasiswa
Prinsip pengembangan
mampu Perhatian, minat,
karir Ceramah,
menjelaskan sikap, keterampilan,
13 diskusi dan 200 10
prinsip dan penguasaan
tanya jawab
pengembangan – pendidikan lanjut materi
karir bidan
– job fungsional

– prinsip
pengembangan karir
bidan dikaitkan dengan
peran, fungsi, dan
tanggung jawab

Proses Berubah

– Pengertian

– Macam- macam
perubahan

– Ciri-ciri
perubahan pemasaran
sosial jasa asuhan
kebidanan

Mahasiswa
mampu
14 UAS 200 30
menjawab soal
UAS

Jumlah 2.900 10

Daftar Pustaka:

1. Kroll, D.L. 1996. Midwifery Care for The Future. First Edition. Bailliere Tindal,
London
2. Varney, 1997, Varney’s Midwifery, 3rd Edition, Jones and Barlet Publishers,
Sudbury: England
3. Pyne, R.H. 1992. Professional Disciplin in Nursing, Midwifery, and Health Visiting.
Balackwell Scientific, London
4. 2002. Health Promotion in Midwidery Practice. Bailliere Tindall, London
5. 2000. Promosi Kesehatan. Depkes RI, Jakarta
6. Webb, P. 1994, Health Promotion and Patient Education. Chapma & Hall, London
UK
Iklan
Report this ad

Report this ad

Anda mungkin juga menyukai