Anda di halaman 1dari 28

Mikrobiologi Kebidanan

Pengenalan Alat-Alat Laboratorium

Dosen Pengampu: Eliya Mursyida, M.Si

Nama: Olivia Yuswita Putri


NIM:2015201022

LABORATORIUM MIROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan
anugerah dan kasih sayang, petunjuk dan kekuatannya yang telah diberikan pada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum yang berjudul
“Pengenalan alat laboratorium”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan sehingga


penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
2. Kepada keluarga tercinta khususnya ayah dan ibu yang senantiasa
memberikan dukungan dan kasih sayang yang tak terhingga, serta
selalu mengingatkan penulis untuk selalu berusaha dengan se-
maksimal mungkin untuk mempersembahkan sesuatu yang terbaik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan pratikum ini masih


banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.

Pekanbaru, 12 November 2020


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sebelum memulai melakukan kegiatan praktikum di laboratorium,kita


sebagai praktikanharus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi
peralatan dasar yang biasa digunakandalam laboratorium kimia.Pengenalan alat-
alat yang akan dipergunakan dalam laboratoriumsangat penting guna kelancaran
percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindarikecelakaan kerja
dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu,
pemahamanfungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh
praktikan sebelummelakukan praktikum di laboratorium kimia

I.2 Tujuan Pratikum

Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa
macam alat yang sering digunakan dalam laboratorium . Pengenalan alat- alat
praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan
proses penelitian.
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Teori Pratikum

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami


cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.

Dalam melaksanakan praktikum, biasanya para praktikan akan melakukan


perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka ketelitian praktikan adalah hal
yang penting, yang dapat menentukan hasil akhir dari praktikum. Hal pertama
yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan ketelitian adalah kita harus
memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena alat-alat tersebut memiliki skala
yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tingkat ketelitian yang berbeda pula.
Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiaannya.
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita membaca skala itu
sendiri.

Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang
akan digunakan.Kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum
Apabila alat yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal
yang tidak di inginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat
kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya dan dapat meningkatkan kegagalan dalam pratikum.

Pekerjaan dalam laboratorium sering menggunakan alat-alat, contoh alat-alat


tersebut antara lain: gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume,
tabung reaksi, labu ukur, buret, erlenmeyer, ball pipet, dan lain-lain. Penggunaan
dari alat-alat tersebut sangat penting untuk diketahui para praktikan agar
pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik.

Sebagian besar alat tersebut merupakan alat-alat yang terbuat dari gelas, sehingga
memerlukan kehati-hatian dalam menggunakannya. Apabila terjadi kesalahan
dalam menggunakan alat-alat tersebut, maka akan mengakibatkan hal yang fatal.
Selain terganggunya praktikum, harga dari alat-alat tersebut juga relatif mahal.
Oleh karena itu para praktikan dituntut agar serius dalam praktik agar tidak terjadi
kerusakan alat.
II.2 Metodologi Pratikum

II.2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan dari pratikum ini:

1. Buku catatan dan pulpen


2. Labu takar
3. Gelas ukur
4. Gelas beker
5. Lup
6. Erlenmeyer
7. Corong
8. Tabung reaksi
9. Penjepit
10. Kertas lakmus
11. Gelas arloji
12. Cawan porselin
13. Pipet tetes
14. Pipet ukur
15. Cawan petri
16. Pipet volume
17. Mortar dan alue
18. Spritus
19. Filler
20. Spatula
21. Oven
22. Hot plate
23. Incubator
24. Mikroskop
25. Mikropipet
26. Kaki tiga
27. Pinset
28. Stirrer
29. Kondessor
30. Kawat kasa
II.2.2 Cara Kerja

Adapun prosedur kerja untuk pelaksanaan praktikum pengamatan alat-alat


laboratorium adalah sebagai berikut:

1. Praktikum dilakukan setelah mendapatkan materi dan melakukan pre test.

2. Praktikum memasuki Labortorium untuk mendapatkan materi.

3. Praktikan memasuki ruang praktikum dengan membawa modul beserta alat


tulis.

4. Praktikan melakukan pengamatan alat-alat laboratorium dengan di bombing


oleh dosen.

5. Gambar alat-alat laboratorium beserta fungsinya.

6. Setelah mengamati alat-alat laboratorium, praktikan keluar dari ruang


laboratorium dan selanjutnya mengerjakan laporan pratikum.
II.2.3 Hasil Pratikum

1.Mortal dan alue

2.Kertas lakmus

3.Tabung reaksi
4.Filler (penghisap)

5.Gelas ukur

6.Mikroskop
7.Mikropipet

8.Hot plate

9.Erlenmeyer
10. Spritus

11.Pipet tetes

12.Spatula
13.Oven

14. Corong

15.Labu takar

16. Penjepit
17.Gelas beker

18.Gelas arloji

19.Pipet ukur

20.Cawan petri
21.Pipet volume

22.Inkubator

23.Kaki tiga

24.Pengaduk
25.Stiter

26, Kondensor

27.Kawat kasa

28.Lup
II.2.4 Pembahasan Hasil

1. Mikroskop Cahaya

Salah satu alat yang digunakan untuk melihat sel mikroba yang tidak dapat

terlihat oleh mata telanjang adalah mikroskop .

Cara Penggunaan:

a) Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop

b) sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai.

c) Putar revolver sehingga lensa objektif dengan pembesaran lemah berada

d) pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver

e) Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk,

f) hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat.

g) Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan

penjepit objek/benda.

h) Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara memutar

i) pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah

pemutar halus.

j) Apabila bayangan objek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar

k) gantilah lensa objektif dengan ukuran dari 10x, 40x, atau 100x, dengan cara

memutar revolver hingga bunyi klik.

l) Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada

tempatnya kembali.

2. Autoklaf

Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang

digunakan dalam mikrobiologi . sterlisasi yang dilakukan biasanya 15 menit

untuk suhu 121oC.


Cara Penggunaan:

a) Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf .jika air

kurang dari batas yang ditentukan ,maka dapat ditambah air sampai batas

tersebut.gunakan air hasil destilasi,untuk menghindari terbentuknya kerak dan

karat.

b) Masukkan peralatan dan bahan . jika mensterilisasi botol bertutup ulir,maka tutup

harus dikendorkan.

c) Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap

yang keluar dari bibir autoklaf.klep pengamanan jangan dikencangkan terlebih

dahulu.

d) Nyalakan autoklaf,diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC

e) Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf

dan terdesak keluar dari klep pengaman.kemudian klep pengaman ditutup

(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai.penghitungan waktu 15 dimulai sejak

tekanan mencapai 2 atm.

f) Jika alarm tanda selesai berbunyi ,maka tunggu tekanan dalam kompartemen

turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan ( jarum pada preisure

gauge menunjuk ke angka nol).kemudian klep-klep pengamatan dibuka dan

keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

3. Inkubator

Inkubator laboratorium merukan alat yang digunakan untuk menginkubasi atau

menumbuhkan mikroorganisme seperti bakteri pada suatu kondisi. Terdapat

beberapa kondisi yang diatur di dalamnya seperti kelembapan, suhu udara, dan

berbagai hal lainnya yang dapat memberikan pengaruh terdapat pertumbuhan

mikroorganisme.
Cara Pengunaan:

a) Nyalakan alat

b) Sesuaikan suhu di dalam inkubator bersama dengan menekan tombol set.

c) Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebelah kanan atas tombol set

sampai raih suhu yang di inginkan.

d) Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan

mengatur setingan suhu secara otomatis sehabis beberapa menit.

e) Siapkan sampel (kultur mikroorganisme) yang akan diinkubasikan, letakan di

dalam rak yang terdapat di dalam inkubator tersebut.

f) Kemudian masukkan tempat pembiakan berisi mikroorganisme (sampelkultur)

yang akan berkenan di inkubasi. Jika menggunakan cawan petri, maka bungkus

bersama dengan kertas khususnya dahulu.

4. Hot plate stirrer dan Stirre bar

Hot Plate Magnetic Stirrer adalah merupakan peralatan laboratorium yang

berfungsi untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan larutan lain

yang bertujuan untuk membuat suatu larutan homogen dengan bantuan pengaduk

batang magnet (stir bar).

Cara Penggunaan :

a) Hubungkan alat dengan arus listrik.

b) Masukkan bahan yang akan dipanaskan ke dalam beaker glass dan masukkan

juga magnetic stirer ke dalamnya.

c) Lalu letakkan beaker glass tersebut ke atas piringan Hot Plate.

d) Putar tombol suhu ke suhu yang dikehendaki.

e) Putar juga tombol magnetic stirer sampai stabil.

f) Biarkan sampai bahan mendidih.

g) Setelah mendidih putar tombol suhu dan tombol magnetic stirer ke angka nol
h) Angkat beaker glass menggunakan hot hands.

5. Colony Counter

Colony Counter merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung jumlah

microba pada cawan petri atau media lainnya dengan menggunakan sinar dan luv.

Cara Pengunaan:

a) Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.

b) Nyalakan alat dengan menekan tombol 'ON'.

c) Reset jumlah perhitungan hingga menunjuk angka '0'.

d) Letakkan cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung di atas meja

yang dilengkapi dengan skala.

e) Tandai koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala

6. Biological safety cabinet (BSC)

Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/

penanaman.

Cara Penggunaan :

a) Hidupkan lampu uv selama 2 jam selanjutnya matikkan segera sebelum mulai

bekerja.

b) Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah.

c) Nyalakan lampu neeon dan blower.

d) Biarkan selama 5 menit.

e) Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70%.

f) Usap permukaan interior BSC dengan alkkohol 70% atau desifektan yang cocok

dan biarkan menguap.

g) Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan , jangan terlalu penuh(overload)

karena memperbesar resiko kontaminan.


h) Atur alat dan bahan yang telah dimasukkan BSC sedemikian rupa sehingga

efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar benar steril.

i) Jangan menggunakan pembakar bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan

yang berbahan bakar gas.

j) Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas

kerja.

k) Setelah selesai bekerja ,biarkan 2-3menit supaya kontaminan tidak keluar dari

BSC.

l) Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% dan biarkan menguap lalu

tangan dibasuh dengan disinfektan.

m) Matikkan lampu neon dan blower.

7. Mikropipet dan Tip

Cara Penggunaan :

a) Sebelum digunakan trumb knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan

lancarnya mikropipet.

b) Masukkan tip bersih kedalam nozzle/ujung mikropipet.

c) Tekan trumb knob sampai hambatan pertama/ first stop,jangan ditekan lebih

kedalam lagi

d) Masukkan tip kedalam cairan sedalaam 3-4mm.

e) Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari thumb knob

,maka cairan akan masuk ke tip kedalam cairan akan masuk kedalam tip.

f) Pindahkan ujung tip ketempat penampungan yang diinginkan.

g) Tekan tumb knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekanan semaksimal

mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip,Jika ingin melepas tip

putar thumb knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar
dengan sendirinya,atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong

tip keluar.

8. Cawan Petri(petri dish)

Cara penggunaan:

a) Sebelum digunakan, penting untuk memastikan cawan petri dalam kondisi bersih

dan bebas dari spesi lainnya yang dapat mengganggu perkembangan

mikroorganisme.

b) Setelah cawan petri dalam kondisi bersih dan steril, selanjutnya kita masukkan

media. Misalkan akan mengamati pertumbuhan bakteri, makamedia agar kita

isikan ke dalam cawan petri.

c) Media agar ini mengandung nutrisi, garam, indikator, dan antiobiotik untuk

membantu mikroorganisme tumbuh dan berkembang.

d) Langkah selanjutnya adalah menyimpan cawan petri ke dalam refrigrafor.

e) Kemudian, kita ambil sampel dari mikroorganisme yang akan diamati dan

ditempatkan secara perlahan ke dalam media kultur.

9. Pipet ukur (Measuring Pipet)

Merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui . Cara

Penggunaan:

a) Bawa pipet ukur ke wadah yang sudah disediakan, lalu tekan tuas kebawah agar

cairan bisa keluar. Jika menggunakan pipet filler elektronik,

b) Pasang pipet ukur lalu tekan tombol atas untuk mengambil cairan dan tekan

tombol bawah untuk mengeluarkan cairan.

10. Pipet tetes(Pasteur Pippete)

Fungsinya sama dengan pipet ukur ,namun volume yang dipindahkan tidak

diketahui. Cara penggunaan:


a) Pertama bagian bola karet yang ada diatas pipet tetes dipencet dan tahan

kemudian dimasukkan ke dalam cairan. Saat pipet dimasukkan bola karet

dipencet lalu lepaskan dan angkat pipet dari cairan lalu pindahkan ke wadah lain.

Untuk memindahkan ke dalam wadah lain kita hanya perlu memencet kembali

karet dibagian atas pipet secara perlahan, pengambilan cairan ini sesuai dengan

kebutuhan.

11. Tabung reaksi (Reaction Tube/Test tube)

Digunakan untuk uji-uji kimiawi dan menumbuhkan mikroba. Cara Penggunaan :

a) Cara pertama dipanaskan terlebih dahulu tabung reaksi tersebut ke dalam gelas

kimia yang sudah diisi air dan kemudian menggunakan kompor /heater pembakar

spiritus untuk proses pemanasan. Cara yang terakhir agar selalu memegang

tabung reaksi dengan menggunakan jepit oleh penjepit tabung.

12. Labu Erlemeyer (Erlemeyer Flask)

Cara Penggunaan:

a) Pada saat mencampur larutan, maka cara menggunakan labu erlenmeyer ini

adalah dengan cara tetap memegang pada leher botol. Dan pencampuran

dilakukan adalah memegang leher botol dengan menggunakan satu tangan,

selanjutnya digoyangkan secara berputar dengan perlahan-lahan sampai larutan

bisa menyatu.

13. Gelas Ukur (Graduated Cylinder)

Cara penggunaan:

a) Siapkan larutan dan gelas ukur yang akan digunakan.

b) Tuangkan larutan yang ingin di ambil ke dalam gelas ukur dengan volume yang

diinginkan. Ingat bahwa pembacaan skala pada gelas ukur menggunakan prinsip
miniskus cekung. Artinya kalian membaca/mengukur larutan/cairan dengan

melihat cekungan pada skala gelas ukur tersebut.

c) Tepatkan cekungan bagian bawah tersebut dengan skala pada gelas ukur.

d) Setelah volume larutan sesuai dengan yang diinginkan, miniskus larutan telah

sesuai dengan skala gelas ukur, selanjutnya tuangkan larutan tersebut ke dalam

wadah yang temen-temen inginkan.

14. Batang L ( L Rod)

Bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya bakteri yang

tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Cara Penggunaan:

a) Digunakan pada saat menyebarkan supensi dengan merata

15. Mortat dan pestle

Digunakan untuk menumbuk atau mengahancurkan materi cuplikan,misalkan

daging,roti,dan lain-lain. Cara pengunaan:

a) Bahan pratikum yang akan dihaluskan diletakkan didalam mortar lalu dihaluskan

dengan batang penumbuk

16. Beacker Glass

Alat yang memiliki banyak fungsi di dalam mikrobiologi Untuk mengukur

volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi ,penampung

zat kimia ,Memanaskan cairan, Media pemanasan cairan. Cara Penggunaan:

a) Bersihkan gelas dengan aquadest sebanyak 3 kali

b) Kemudian masukkan larutan percobaan.

c) Dan simpan gelas diatas kasa asbes diatas kaki tiga untuk melakukan pembakaran

17. Bunsen(Bunsen Burner)

Cara Penggunaan:
a) Bunsen diisi dengan spritus lalu ditutup ,lalu dibakar dengan menggunakan

mancis ,jika sudah selesai api bisa dimatikan dengan menggunakan tutupnya.

18. Tabung Durham

Ukurannya sangat kecil berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang

terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Cara Penggunaan:

a) Ambil tabung reaksi ,lalu masukkan tabung durham dalam kedaan tebalek(yang

bulat dibawah) lalu masukkan media .jika terjadi gas maka akan terjadi

gelembung.

19. Jarum inokolum(ose)

Berfungsi untuk memindahkan biakan bakterri yang ditanam?ditumbuhkan ke

media baru. Cara Penggunaan:

a) Hidupkan api dengan menggunakan mancis

b) Lalu ambil ose panaskan agar steril ketika digunakan

c) Lalu buat sediaan/mengkir sediaan

d) Lalu ose di bakar diatas bunsen tutup api dengan tutup bunsen

20. Pinset

Untuk mengambil benda dengan menjepit pada saat membindahkan antibiotik.

Cara Pengunaan:

a) Ambil pinset lalu ambil antibiotik,lalu pindahkan kedalam media yang sudah ada

21. pH Indikator Universal

Berguna untuk mengukur /Mengetahui pH suatu larutan. Cara Pengunaan:

a) Mengambil indikator universal

b) Celupkan ke dalam larutan

c) Bandingkan dengan skala


22. Pipette Filler/Rubber

Untuk mengsihap larutan yang akan dari botol larutan. Cara Penggunaan:

a) Kempeskan katub yang bersimbol A (aspirate)

b) Sedot larutan keatas dengan menekan bagian S(suction)

c) Kemudian tekan katub E untuk mengeluarkan larutan dari pipet ukur.

23. Oven

Cara Penggunaan:

a) Hubungkan drying oven dengan sumber listrik

b) Masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi kemudian atur dengan

rapi dan tutup pintu oven dengan rapat.

c) Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, kemudian lampu di drying

oven akan berkedip.

d) Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada drying oven. Jika peralatan terbuat

dari plastic, dan bahan yang mudah berubah volume seperti pipet ukur dan labu

ukur sebaiknya suhu tidak melebihi 100°C.

a. Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam

b. Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam

c. Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam

d. Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam

e) Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis kemali ke

nol

f) Setelah selesai biarkan terlebih dahulu peralatan laboratorium mendingin didalam

oven, setelah mendingin keluarkan peralatan laboratorium dan tata kembali

peralatan laboratorium dengan rapi.

g) Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik agar tidak terjadi hal yang

tidak diinginkan.
24. Kulkas

Berguna untuk meletakkan media-media yang sudah dibuat. Cara Penggunaan:

a) Media yang sudah selesai dibuat lalu ingin dipakai ,bisa dipakai

25. Spatula

Berguna untuk mengambil media yang mau ditimbang. Cara Pengunaan:

a) Ambil media dengan menggunakan spatula ,lalu masukkan media itu kedalam

beacker glass ,setelah selesai cuci spatula dan letakkan ke tempat yang sudah

disediakan

26. Timbangan digital

Cara Pengunaan:

a) Gunakan Timbangan Top-Loading jika berat bruto atau presisi rendah yang

diperlukan

b) Gunakan Timbangan Top-Loading jika menimbang HaOH pellet atau asam kuat

c) Gunakan Timbangan Top-Loading jika massanya besar untuk ditimbang

d) Gunakan Timbangan Analitik jika presisi tinggi yang dibutuhkan (~0.0001g).-

27. Jangka sorong

Cara Penggunaan:

a) Geser rahang luar Sejauh Ukuran Benda, setelah meletakkan objek pada rahang

luar jangka sorong, rahang harus tepat digeser sejauh ukuran benda,lakukan

hingga benda yang diukur tidak ada jarak atau celah sehingga kedua rahang luar

jangka sorong menyentuh dan menjepit benda.

b) Rapatkan sekrup pengunci, setelah posisi rahang sudah menyentuh benda,langkah

selanjutnya adalah mengunci screw lock. Tujuannya adalah agar hasil ukuran

yang dilakukan ini tidak berubah jika ada getaran, tersenggol dan dapat kita catat

dengan nilai yang sesuai.


c) Langkah selanjutnya membaca jangka sorong.

28. Objek Glass

Cara Penggunaan:

a) Ambil Objek glass lalu ukir dengan lidi ,lalu diwarnai sesuai dengan sediaan

melihat sediaan

29. Corong

Cara Penggunaan:

a) Ambil Corong lalu tuangkan larutan kedalam misalnya labu ukur.


BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan antara lain

sebagai berikut:

1. Setiap alat memiliki ketelitian yang berbeda-beda.

2. Sebagian alat yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca atau gelas.

3. Penguasaan penggunaan alat akan sangat membantu dalam pelaksanaan

praktikum.

4. Setiap alat memiliki ukuran dan fungsi yang berbeda-beda

5. Alat yang ada dilaboratorium harus diketahui fungsinya terlebih dahulu agar

tidak adanya kesalahan dalam penggunaan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2014. Contoh laporan praktikum pengenalan alat


laboratorium. http://apriansyaabdullah.blogspot.co.id/2014/03/contoh-
laporan-praktikum pengenalan.html. Diakses pada tanggal 24 November
2016.

http://catatanmahasiswakupukupu.blogspot.com/2017/02/pengenalan-alat-
alat-laboratorium.html?m=1

https://alatlabor61.wordpress.com/2018/08/03/60-macam-alat-laboratorium-
dan-fungsinya/

Anda mungkin juga menyukai