Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN MANUSIA

PADA MASA BAYI


Di Ajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu: Siti Rofi’ah M.PdI

Di susun oleh kelompok 8:

1. Muh romandon (1793064021)


2. Edy santoso (1793064019)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MI FAKULTAS


AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI

TEBUIRENG JOMBANG

2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas hadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Perkembangan manusia pada masa
bayi”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga kami mendapat kelancaran dalam membuat makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, khususnya kepada Ibu Siti
Rofi’ah M.PdI selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dari kami, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran serta kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah “Perkembangan manusia pada
masa bayi” ini, dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Amin.

Jombang, 27 April 2018

Penyusun,

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I: PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................................... 5
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian masa bayi ..................................................................................... 6
B. Perkembangan refleks bayi ............................................................................ 6
C. Perkembangan fisik bayi ................................................................................ 7
D. Perkembangan keterampilan motorik ............................................................ 7
E. Perkembangan sensori dan persepsi .............................................................. 9
F. Perkembangan otak bayi ................................................................................ 9
G. Perkembangan sosial bayi .............................................................................. 10
H. Perkembangan emosi .................................................................................... 10
I. Perkembangan moral ..................................................................................... 11
J. Perkembangan Bahasa ................................................................................... 12
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa bayi di anggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode
kehidupan yang sesungguhnya. Karena saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan
pola ekspresi emosi terbentuk. Bayi merupakan makhluk yang perlu dilindungi.
Semua kebutuhanya harus dipenuhi seperti yang diinginkanya, tetapi ia belum
pandai menyatakan keinginan itu. Ia hanya pandai menangis. Bila seorang ibu
mendengar bayinya menangis, ibu yang pertama kali mempunyai bayi itu tentu
merasa bingung tidak mengerti apa yang harus diperbuatnya.
Bayi adalah makhluk yang sangat rumit untuk dipahami dan dimengerti,
setiap tingkah lakunya mempunyai arti-arti yang kadang tidak bisa dimengerti
oleh orang dewasa, dan hanya orang tua dan orang terdekat yang mampu
memahami perilaku bayi bahkan terkadang tidak tahu, jadi dalam makalah ini
saya berusaha untuk mempelajari perkembangan manusia pada masa bayi yang
tentunnya akan sangat berguna dan bermanfaat saat sudah mempunyai bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud masa bayi?
2. Apa yang dimaksud perkembangan refleks?
3. Bagaimankah perkembangan fisik?
4. Bagaimanakah perkembangan keterampilan motorik?
5. Bagaimanakah perkembangan sensori dan persepsi?
6. Bagaimankah perkembangan otak bayi?
7. Bagaimanakah perkembangan sosial bayi?
8. Bagaimanakah perkembangan emosi bayi?
9. Bagaimanakah perkembangan moral bayi?
10. Bagaimanakah perkembangan Bahasa pada bayi?

4
C. Tujuan Pembahasan

1. Menjelaskan apa yang dimaksud masa bayi.


2. Menjelaskan perkembangan refleks bayi.
3. Menjelaskan perkembangan fisik bayi.
4. Menjelaskan perkembangan keterampilan motoric bayi.
5. Menjelaskan perkembanga sensori dan persepsi.
6. Menjelaskan perkembangan otak bayi.
7. Menjelaskan perkembangan sosial bayi.
8. Menjelaskan perkembangan emosi bayi.
9. Menjelaskan perkembangan moral bayi.
10. Menjelaskan perkembangan Bahasa pada bayi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Bayi

Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode
kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap,
dan pola ekspresi emosi terbentuk. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama
setelah periode bayi baru lahir.
Masa bayi adalah suatu masa yang penting dalam perkembangan manusia.
Setiap orang akan mempunyai laju perkembangannya sendiri, namun dalam garis
besarnya terdapat persamaan-persamaan sehingga proses pertumbuhan dan
perkembangan dapat dikelompokan kedalam beberapa masa. Para ahli
perkembangan memberikan batasan usia 18 sampai 24 bulan bagi masa bayi,
dimana terjadi perubahan-perubahan yang cepat dan khas sifatnya. Sejak usia 2
tahun seorang anak sudah mulai menunjukan fungsi kognitif yang memadai
sehingga Mussen (1979) berpendapat bahwa dengan itu masa bayi selesai dan
mulailah masa anak-anak.1

B. Perkembangan refleks

Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan yang disebut refleks.


Gerakan refleks disebabkan oleh dorongan yang datang dari luar berbentuk
perangsang. Perangsang itu menimbulkan reaksi seperti mata berkedip karena
silau, batuk jika salah telan, muntah jika merasa pahit dan sebagainya. Reaksi-
reaksi tersebut digolongkan menjadi 3 bagian;
a. Reaksi yang bersifat positif, misalnya gerakan untuk menyatakan rasa puas, ia
mengisap-isap jika mulutnya tersentuh tetek ibunya.
b. Reaksi negatif, gerakan yang dikalukan untuk menolak perangsang yang tidak
menyenangkan, misalnya meludah kalau merasa pahit.

1
Drs. H. ANWAR ARSYAD. Psikologi perkembangan. (Kendari ; 2007) hlm.1

6
c. Reaksi spontan (aksi), yakni gerakan-gerakan bayi yang tidak disebabkan oleh
adanya rangsangan yang datang dari luar dirinya. Tetapi gerakan tersebut
dilakukan karena kehendaknya sendiri karena dorongan dari dalam dirinya.
Seperti sendirian tanpa sebab menggerakkan tangan, kaki, kepala menggeleng,
dan lain-lain.2

C. Perkembangan Fisik
1. Tinggi dan berat
Pada saat dilahirkan panjang rata-rata bayi adalah 20 inchi atau 50 cm
dengan berat badan 3,4 kg. dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewasa,
panjang lebih dekat dari beratnya: panjang bayi yang 20 inci menunjukkan lebih
dari seperempat tinggi orang dewasa ,sedangkan 3,4 kg beratnya menunjukkan
hanya bagian kecil dari berat badan orang dewasa (seifert & hoffnung, 1994).
Sedangkan Bayi yang baru lahir kehilangan 5-7% berat tubuh meraka,
segera setelah bayi menyesuaikan diri dangan mengisap, menelan dan mencerna
mereka bertumbuh cepat dan memperoleh berat kira-kira 5-6 ons per minggunya
selama bulan pertama pada bulan ke empat berat badan mereka naik mencapai
hampir tiga kali lipat dari berat mereka ketika hari pertama kelahiran.3

D. perkembangan keterampilan motorik


Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang
menyetir setiap gerakan yang dilakukan bayi. Semakin matangnya perkembangan
sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi
atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Keterampilan motorik kasar meliputi kegiatan otot-otot besar seperti
menggerakkan lengan dan berjalan.

2
Drs. Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2005, cet, V, hlm.
26
3
Samsunuwiyati Mar’at, Psikologi Perkembangan, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2005,hlm.
92

7
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi meliputi gerakan-
gerakan menyesuaikan secara lebih halus, seperti ketangakasan jari.
Kemampuan motorik mempresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika
anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam
otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak
untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan
tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang ditujunya yaitu mengambil mainan
yang menarik baginya.

a) Macam-macam gerakan
Dalam bulan-bulan pertama, bayi hanya bisa mengenal gerakan. Suka
benar ia bergerak walaupun secara tidak sadar anak mengerak-gerakan tubuhnya
tanpa sebab perangsang yang datang dari luar. Seluruh tubuhnya ikut bergerak,
dan banyak di antara gerakan itu yang tidak perlu dilakukan. Agar lebih mudah
mengenal bentuk gerakan-gerakan itu maka di kelompokan ke dalam tiga bagian.
1. Gerakan instinktif
Insting adalah kemampuan bertindak tepat, tidak mempergunakan pikiran,
diperoleh dari alam sejak dilahirkan. Gerakan insting disebabkan oleh dorongan
dari dalam diri untuk memuaskan dorongan itu. Gerak insting yang pertama
dimiliki ialah kepandaian mengisap, ia perlu menyusu dan ia tau caranya ada
dorongan untuk memuaskan laparnya, instingnya menunjukan bagaimana
caranya.
2. Gerakan reflex
Gerakan reflex disebabkan oleh dorongan yang datang dari luar berbentuk
perangsang. Perangsang itu menimbulkan mata berkedip kalau silau, batuk kalu
salah telan, muntah kalau terasa pahit dan sebagainya.
3. Gerakan spontan (impulsif)
Pada gerakan spontan, dorongan atau perangsangnya datang dari dalam
diri sendiri, mulanya dirasakan sebagai tidak bertujuan, seperti mengoyang-

8
goyankan kaki yang tergantung meremas-remas jari tangan, ingin menangis, dan
sebagainya.4

E. Perkembangan sensori dan persepsi


Bayi yang baru lahir telah dilengkapi peralatan pengumpul informasi yang
disebut dengan indra (sense) atau sistem sensorik yang meliputi penglihatan
(mata), pendengaran (telinga), sentuhan (kulit), kecapan (lidah), dan penciuman
(hidung).
a. Sensasi dan persepsi
Sensasi terjadi ketika informasi melakukan kontak dengan penerimaan
sensor. Dan persepsi merupakan interpretasi atas apa yang dirasakan.
b. Persepsi visual
Penelitian Fantz memperlihatkan bahwa bayi lebih senang pada pola
bergaris dari pada potongan benda atau piringan berwarna cerah. Hal ini
memperlihatkan bahwa bayi yang baru lahir memiliki pemahaman visual.
Penglihatan bayi yang baru lahir kira-kira 20/600 pada bagan Snellen; pada usia 6
bulan, penglihatan meningkat hingga sekurang-kurangnya 20/100 pada skala yang
sama.

F. Perkembangan otak
Seiring dengan bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyangkan
kerincingan, tersenyum dan cemberut, maka otaknya akan mengalami perubahan
secara tajam. Setelah dilahirkan dan pada masa awal bayi 100 miliar neuron
diotaknya dan saling terhubung secara minimal.5
Pada waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya telah
membentuk sekitar 1,5 miliar sel-sel saraf per menit. Jadi pada saat dilahirkan,
bayi kemungkinan telah memiliki sel-sel otak yang akan dimiliki sepanjang
hidupnya. Namun sel-sel otak tersebut belum matang dan jaringan urat saraf

4
Zulkiflil. Psikologi Perkembangan, (Bandung: Rosda karya 2006),hlm.25
5
Ibid. hlm. 102

9
masih lemah. Oleh sebab itu setelah lahir hingga usia 2 tahun, sel-sel otak yang
belum matang dan jaringan urat saraf yang masih lemah itu terus tumbuh dengan
cepat dan dramatis mencapai kematangan, seiring dengan pertumbuhan fisiknya.
Pada saat lahir, berat otak bayi seperdelapan dari berat totalnya atau sekitar 25%
dari berat otak dewasanya, maka pada ulang tahun kedua otak bayi sudah
mencapai kira-kira 75% dari otak dewasanya.6

G. Sosial bayi
Perkembangan sosial bayi dimulai dengan adanya hubungan antara anak
(dimulai sejak lahir) dengan anggota keluarga (terutama orang tua). Dalam sistem
keluarga inilah pengalaman yang terpenting dirasakan oleh anak yaitu terjadinya
proses kelekatan (attachment), dan kelekatan itu bersifat kelekatan secara
emosional.7

H. Perkembangan Emosi
Emosi yaitu respon yang timbul dari stimulus yang menyebabkan perubahan-
perubahan fisiologis disertai dengan perasaan kuat. Bayi mengekspresikan
sebagian emosi jauh lebih awal dibandingakan dengan beberapa emosi lain, lalu
mengekspresikan dengan rinci perilaku ekspresif emosional yang penting. Pada
emosional yang lazim pada bayi meliputi kemarahan, ketakutan, rasa ingin tahu,
dan kegembiraan.8
1. Tahap perkembangan emosi bayi meliputi:
a. Usia 0,0-8 minggu
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat
bertalian dengan perasaan kualitas perasaan: senang (like) dan tidak senang
(dislike) jasmaniyah.

6
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009, hlm.115.
7
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta; ERLANGGA, 1990 ,hlm.102
8
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015, hlm. 115-116

10
b. Usia 8 minggu – 1 tahun
Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa
senang (tersenyum) apabila melihat mainan yang digantungkan di depan matanya,
atau melihat orang yang telah dikenalnya. Tidak merasa senang (menangis)
terhadap benda, situasi ataau orang asing (menangis apabila dipangku oleh orang
yang tidak dikenalnya). Pada fase ini, perasaan anak mengalami diferensiasi
(penguraian).
c. Usia 1tahun – 3tahun
Pada usia ini, perkembangan emosinya yaitu:
1) Emosinya sudah mulai terarah padasesuatu (orang, benda atau makhluk lain).
2) Sejajar dengan perkembangan bahasa yang sudah dimulai pada usia 2 tahun
maka anak dapat menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa.
3) Sifat-sifat perasaan anak pada fase ini:
a) Labil, artinya mudah kembali berubah.
b) Mudah tersulut tetapi tidak bertahan lama dan sifatnya dangkal.
Pada usia ini perkembanga rasa sosial lebih jelas lagi karena dapat dinyatakan
dengan bahasa, seperti mengajak, menyatakan simpati atau antipati, rasa tidak
setuju, menolak atau menentang, dan sebagainya. Karena emosi anak
memungkinkan dapat dipengaruhi maka anak dapat turut menyayangi, mengasihi
ataupun membenci sesuatu. Hal ini merupakan benih untuk timbulnya rasa
sayang, benci, atau simpati terhadap sesuatu (seseorang).9
I. Perkembangan Moral
Seorang anak yang dilahirkan belum memiliki pengertian tentang apa yang
baik atau tidak baik. Pada masa ini (bayi) tingkah laku anak hampir semuanya
didominasi oleh dorongan naluriyah belaka (impulsif). Oleh karena itu, tingkah
laku anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak moral.
Pada masa ini, anak cenderung suka mengulangi perbuatan yang
menyenangkan, dan tidak mengulangi perbuatan yang menyakitkan (tidak

9
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2000, hlm. 156-157

11
menyenangkan). Dengan melihat kecenderungan perilaku anak tersebut maka
untuk menanamkan konsep-konsep moral pada anak, sebaiknya dilakukan hal-hal
sebagai berikut.
a. Berilah pujian, ganjaran atau sesuatu yang menyenangkan anak (seperti
dicium, dipeluk, dan diberi kata-kata pujian),
b. Berilah hukuman, atau sesuatu yang mendatangkan perasaan tidak senang,
apabila dia melakukan perbuatan yang tidak baik.
Apabila perlakuan kepada anak itu dilakukan secara teratur, maka akan
tertanam pada diri anak tentang suatu perbuatan yang mendapat pujian atau
diperbolehkan itu adalah sebagai perbuatan yang baik, sedangkan yang
mendatangkan hukuman atau tidak diperbolehkan itu merupakan perbuatan yang
tidak baik.10
J. Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk prabahasa yang normal muncul dalam pola perkembangan
bahasa, yakni menangis, mengoceh, dan isyarat. Menangis adalah lebih penting
karena merupakan dasar bagi perkembangan bahasa yang sebenarnya. Isyarat
dipakai bayi sebagai pengganti bahasa, sedangkan pada anak yang lebih tua atau
orang dewasa, isyarat dipakai sebagai pelengkap bahasa. Karena bahasa dipelajari
melalui proses meniru maka bayi perlu memperoleh model atau contoh yang baik
supaya dapat meniru kata-kata yang baik.
Bayi memilki bahasa yang berbeda dengan bahasa orang dewasa. Sebelum
mencapai kemampuan berbicara seperti orang dewasa, ada beberapa tahap yang
harus dilalui. Tahap-tahap yang dilalui adalah:
a. Cooing (menggumam)
b. Babbling
c. One-word utterance
d. Two word-utterance dan telegraphic speechi
e. Basic adult setence structure.11

10
Ibid, Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, hlm 173-174.

11
Ibid., Wiji Hidayati, hlm. 108-109

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpilan

Masa bayi adalah masa yang paling dasar bagi manusia, awal dari kehidupan
didunia setelah alam Rahim pada masa kandungan, dari masa bayi kita harus tahu
perkembangan yang terjadi pada bayi, dari perkembangan refleksnya (gerakan)
yang menjadi sebuah isyarat saat dia mempunyai keiinginan, perkembangan dari
fisik bayi yang sangat pesat dari hari kehari, keterampilan motorik, sensori,
persepsi, perkembangan otak, sosial, emosi, moral, dan Bahasa.
Dari perkembangan-perkembangan diatas kita harus memahiminnya agar
suatu saat ketika memiliki bayi, kita tidak kaget akan perilaku dan perkembangan
bayi dari hari kehari menuju usia balita dan anak-anak.

B. Saran

Di dalam makalah ini, penyusun sadar betul akan semua kekurangan baik
secara materi maupun non materi sehingga kami meminta maaf jika masih banyak
kekurangan dan kesalahan yang perlu untuk diperbaiki. Untuk itu, kami berharap
kepada dosen ataupun teman-teman agar berkenan memberikan saran atau
masukan agar dapat lebih baik lagi dalam membuat makalah, karena kami sadar
tidak akan kekurangan kami dan tidak ada yang sempurna didunia ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Anwar, H. 2007. Psikologi perkembangan. Kendari
L, Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mar’at, Samsunuwiyati. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,
Zulkiflil.Drs. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda karya
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hurlock, B. Elizabeth. 1990. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan). Jakarta. Erlangga
Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,
Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan. Ibid
Hidayati, Wiji.Ibid

14

Anda mungkin juga menyukai