Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DHEVIA HILMANA SUKMA

NIM : 202102013

PRODI : TK 2A KEBIDANAN

MATKUL : ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK


PRASEKOLAH

1. Ruang lingkup asuhan neonates, bayi dan balita


- Pengertian neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
a. Neonatus

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai
dengan usia 28 hari. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 8-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010).
b. Bayi
Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan
dalam kebutuhan zat gizi (Wong, 2003).
c. Balita

Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang
paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa
ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan
pertumbuhan intelektual. (Mitayani, 2010)

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada
orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan
makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun
kemampuan lain masih terbatas. (Sutomo, 2010).

d. Anak prasekolah
Usia prasekolah adalah usia anak pada masa prasekolah dengan rentang
tigahingga enam tahun (Potter dan Perry, 2009). Pengertian yang sama juga
dikemukakan oleh Hockenberry dan Wilson (2009) bahwa usia prasekolah
merupakan usia perkembangan anak antara usia tiga hingga lima tahun. Pada
usia ini terjadi perubahan yang signifikan untuk mempersiapkan gaya hidup
yaitu masuk sekolah dengan mengkombinasikan antara perkembangan biologi,
psikososial, kognitif, spiritual dan prestasi sosial. Anak pada masa prasekolah
memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, dapat
mengatur diri dalam toilet training dan mengenal beberapa hal yang berbahaya
dan mencelakai dirinya (Mansur, 2011).

- Konsep bayi baru lahir (BBL)


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir selama 1 jam pertama
kelahiran
Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal :
Menurut Wagiyo (2016) dalam bukunya yang berjudul Asuhan
Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi Baru Lahir. Bayi baru lahir
normal dan sehat memiliki ciri-ciri diantaranya sebagai berikut :
a. Berat badan normal anatara 2500 gram sampai 4000 gram.
b. Panjang badan antar 48 cm sampai dengan 52 cm.
c. Lingkar kepala 33-35 cm
d. Lingkar dada 30-38 cm
e. Detak jantung 120-140x/menit
f. Frekuensi pernafasan 30-60x/menit
g. Rambut lanugo sudah tidak terlihat
h. Rambut kepala sudah muncul
i. Warna kulit badan merahmuda dan licin.
j. Memiliki kuku yang panjang dan lemas.
k. Reflek menghisap, menelan dan mengenggam sudah baik
l. Mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam setelah lahir sebagai tanda bahwa
sistem pencernaan bayi baru lahir sudah normal. Feses bayi baru lahir berwarna
hitam kehijau-hijauan dengan konsistensi liqui atau lengket seperti aspal.
m. Pada anak laki-laki skrotum sudah turun, sedangkan pada perempuan labia
mayora sudah menutupi labia minora

- Konsep perubahan fisiologis pada neonatus,bayi dan balita


Perubahan yang terjadi segera setelah lahir dan dapat berlangsung hingga 1
bulan atau lebih (untuk beberapa sistem) antara lain:

1. Sistem Pernapasan
Napas yang pertama dipengaruhi oleh 2 faktor yang berperan pada
rangsangan napas bayi:

a. Hipoksia yang berperan pada rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernapasan di otak.

b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena ompresi paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara ke dalam paru secara mekanis.

2. Sistem Peredaran Darah


Peningkatan aliran darah paru akan memperlancar pertukaran gas alveolus
dan menghilangkan cairan paru. Peningkatan aliran darah paru akan
mendorong peningkatan sirkulasi linfe dan merangsang perubahan sirkulasi
janin menjadi sirkulasi luar rahim.

3. Sistem Metabolisme dan Pengaturan Suhu


Pengaturan suhu tanpa mekanisme mengigil merupakan usaha utama
seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan panas tubuhnya. Pengaturan
suhu tanpa mengigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk
memproduksi panas. Untuk membakar lemak coklat, glukosa harus digunakan
guna mendapatkan enegeri yang akan mengubah lemak menjadi panas.

4. Sistem Gastrointestinal
Setelah lahir gerakan usus mulai aktif, sehingga memelurkan enzim
pencernaan dan kolonisasi usus positif. Syarat pemberian minum adalah
sirkulasi baik, bising usus positif, tidak ada kembung, pasase mekonium, tidak
ada muntah dan sesak napas.

5. Sistem Neurologi
Bayi telah dapat melihat dan mendengar sejak baru lahir sehingga
membutuhkan stimulasi suara dan penglihatan. Setelah lahir jumlah dan
ukuran sel saraf tidak bertambah. Pembentukkan sinpas terjadi secara
progresif sejak lahir sampai usia 2 tahun. Mielinisasi terjadi sejak janin 6
bulan sampai dewasa. Golden periode mulai trimester III sampai usia 2 tahun.

6. Sistem Imunologi
Sel fagosit, grunulosit, monosit mulai berkembang sejak usia gestasi 4
bulan. Setelah lahir imunitas neonatus cukup bulan lebih rendah dari orang
dewasa. Usia 3-12 bulan adalah keadaan imunodefiensi sementara sehingga
bayi mudah terkena infeksi.

2. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus


Adaptasi bayi terhadap kehidupan diluar kandungan meliputi :

a. Awal pernafasan
Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat dilingkungan rahim ke
dunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi mandiri. Bayi harus dapat melakukan
transisi hebat ini dengan tangkas. Untuk mencapai hal ini serangkaian fungsi adaptif
dikembangkan untuk mengakomodasi perubahan drastis dari lingkungan di dalam
kandungan ke lingkungan diluar kandungan (Myles, 2009).

b. Adaptasi paru
Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal
melalui paru maternal dan placenta. Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba setelah
pelahiran, adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup.
Sebelum lahir janin melakukan pernapasan dan menyebabkan paru matang,
menghasilkan surfaktan, dan mempunyai alveolus yang memadai untuk pertukaran
gas. Sebelum lahir paru janin penuh dengan cairan yang diekskresikan oleh paru itu
sendiri. Selama kelahiran, cairan ini meninggalkan paru baik karena dipompa menuju
jalan napas dan keluar dari mulut dan hidung, atau karena bergerak melintasi dinding
alveolar menuju pembuluh limve paru dan menuju duktus toraksis (Myles, 2009).

c. Adaptasi kardiovaskular
Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada placenta untuk semua pertukaran gas
dan ekskresi sisa metabolik. Dengan pelepasan placenta pada saat lahir, sistem
sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna mengalihkan darah yang
tidak mengandung oksigen menuju paru untuk direoksigenasi. Hal ini melibatkan
beberapa mekanisme, yang dipengaruhi oleh penjepitan tali pusat dan juga oleh
penurunan resistensi bantalan vaskular paru.
Selama kehidupan janin hanya sekitar 10% curah jantung dialirkan menuju paru
melalui arteri pulmonalis. Dengan ekspansi paru dan penurunan resistensi vaskular
paru, hampir semua curah jantung dikirim menuju paru. Darah yang berisi oksigen
menuju kejantung dari paru meningkatkan tekanan di dalam atrium kiri. Pada saat
yang hampir bersamaan, tekanan di atrium kanan berkurang karena darah berhenti
mengalir melewati tali pusat. Akibatnya, terjadi penutupan fungsional foramen ovale.
Selama beberapa hari pertama kehidupan, penutupan ini bersifat reversibel ,
pembukaan dapat kembali terjadi bila resistensi vaskular paru tinggi, misalnya saat
menangis, yang menyebabkan serangan sianotik sementara pada bayi. Septum
biasanya menyatu pada tahun pertama kehidupan dengan membentuk septum intra
atrial, meskipun pada sebagian individu penutupan anatomi yang sempurna tidak
pernah terjadi.

d. Adaptasi suhu
Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan suhu
kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu
37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap
dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas.
Perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas menyebabkan
kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun 25% masa tubuh. Lapisan
lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh yang buruk, yang berakibat
cepatnya perpindahan panas inti ke kullit, kemudian lingkungan, dan juga
mempengaruhi pendinginan darah. Selain kehilangan panas melalui penguapan,
kehilangan panas melalui konduksi saat bayi terpajan dengan permukaan dingin, dan
melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh.
3. Pemeriksaan fisik bayi ( tanda-tanda vital, antropometri, tanda dan gejala, kelainan
mayor dan minor dan jelas persalinan)
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir biasanya langsung dilakukan di hari pertama
bayi dilahirkan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tanda vital (detak
jantung, suhu tubuh, dan pernapasan), panjang dan berat badan, serta organ tubuh
bayi.
Malformasi dapat digolongkan menjadi malformasi mayor dan minor. Malformasi
mayor adalah suatu kelainan yang apabila tidak dikoreksi akan menyebabkan
gangguan fungsi tubuh serta mengurangi angka harapan hidup. Sedangkan malformasi
minor tidak akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan mungkin hanya
berpengaruh pada segi kosmetik.

4. Pencegah infeksi
mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi, pakai sarung tangan saat
menangani bayi, pastikan semua peralatan steril, pastikan semua pakaian, handuk,
selimut kain yang digunkaan bayi dlm keadaan bersih. begitu juga dengan
timbangan, pita ukur, termometer dan stetoskop.
5. Memmbantu ibu menjaga kebersihan bayi
- Mengganti popok bayi segera jangan biarkan lembab
- Perawatan tali pusat Upayakan tali pusat dalam kondisi tidak basah dan tetap
menjaga kebersihan. Tali pusat tidak perlu dibersihkan oleh sabun ataupun cairan
lainnya dan biarkan terbuka tanpa ditutup dengan kasa kering.
- Memandikan bayi
- Pemberian ASI dimana laktasi, terdapat 2 mekanismes reflex mekanismes refleks
yaitu refleks oksitosi dan refleks prolaktin yang berperan dalam produksi ASI
dan involusi uterus.
-
6. Pencegahan kehilangan panas untuk bayi
 Evaporasi
kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuholeh panas
bayi sendiri karena setelah lahir bayi segera dikeringkan. Bisa terjadi karena bayi
cepat dimandikan.

 Konduksi
kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayidengan permukaandingin

 konveksi
adalah kehilangan panas tubuh sat bayi terpapar udara sekitar yang lebihdingin

 radiasi
adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari tubuh bayi
7. Rawat gabung
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada
rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang
ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu
berada bersama-sama di ranjang ibu.

8. Anticipatory guidance
petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan
dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara normal (Nursalam, 2005).

Usia 6 bulan pertama

1. Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan dan respons
bayi

2. Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi

3. Tekankan kebutuhan imunisasi

4. Persiapkan untuk pengenalan makanan padat

6 bulan kedua

1. Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada orang asing) dari anak.

2. Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan mobilitas bayi.

3. Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan motorik anak dan rasa
keingintahuannya.

Usia toddler (1-3 tahun):

Usia 12-18 bulan

1. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku dari
toddler khususnya negativisme.

2. Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan peningkatan
pemberian makanan padat.

3. Adanya jadwal waktu makan yang rutin.

4. Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di rumah, kendaraan


bermotor, keracunan, jatuh.

5. Perlunya ketentuan-ketentuan/peraturan/aturan disiplin dengan lembut dan cara-cara


untuk mengatasi negatifistik dan temper tantrum yang sering terjadi pada todler.
6. Perlunya mainan baru untuk mengembangkan motorik,
bahasa, pengetahuan dan keterampilan sosial.

Usia 18-24 bulan

1. Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.

2. Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan kemungkinan
terjadinya persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry).

3. Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training.

4. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut seperti pada kegelapan atau suara keras.

Usia 24-36 bulan

1. Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan cara meniru.

2. Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam


toilet training dan sikap menghadapi keadaan-keadaan seperti mengompol atau buang
air besar (BAB) dicelana.

3. Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler misalnya: melalui bahasa yang
digunakan, ketidakmampuan melihat kejadian dari perspektif yang lain.

4. Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata, ajukan alasan
yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.

Usia Prasekolah

Bimbingan terhadap orang tua selama usia prasekolah di antaranya adalah:

Usia 3 tahun

1. Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas.

2. Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan-peraturan.

3. Mengantisipasi perubahan perilaku yang agresif (menurunkan ketegangan/ tension).

4. Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatif- alternatif


pilihan pada saat anak bimbang.

5. Perlunya perhatian ekstra.

Usia Prasekolah

Bimbingan terhadap orang tua selama usia prasekolah di antaranya adalah:

Usia 4 tahun

1. Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa.


2. Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual.

3. Menekankan pentingnya batas-batas yang realistik dari tingkah lakunya.

Usia 5 tahun

1. Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah.

2. Meyakinkan bahwa usia tersebut merupakan periode tenang pada anak.

Anda mungkin juga menyukai