Anda di halaman 1dari 24

Referat 1

FISIOLOGI DAN PATOLOGI


CAIRAN AMNION

Penyaji
Dr. Alvan September

Pembimbing
Dr. H. M. Hatta Ansyori, SpOG(K)

Pemandu
Dr. H. Zaimursyaf Aziz, SpOG(K)

Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RS. Mohammad Hoesin Palembang
I. PENDAHULUAN
Penting dalam kehamilan dan persalinan
Trimester I kebocoran :
distorsi muka, reduksi tungkai dan cacat
dinding perut akibat kompresi rahim
Trimester II perkembangan paru-paru
Protektif : anti bakteri
Media diagnostik pertumbuhan dan
perkembangan janin
II. FISIOLOGI CAIRAN AMNION

Warna : putih-keruh
Bau : agak amis
Rasa : manis
BJ : 1,008
Asal : belum diketahui pasti
A. Sistem komunikasi fetal-maternal
Merupakan sistem komunikasi antara
janin dan ibu, yang berfungsi dalam:
Pengenalan ibu terhadap kehamilan
Penerimaan imunologi hasil konsepsi
Menjaga kehamilan
Adaptasi ibu terhadap kehamilan
Nutrisi janin
Pematangan janin
Inisiasi dari kahamilan
B. Proses Menelan
Dimulai pada minggu 10 atau 12
Usus melakukan peristaltik dan transport glukosa
aktif sehingga sebagian cairan yang ditelan
diabsorbsi dan sebagian dibuang lewat kolon
Rangsang menelan belum diketahui
Awal kehamilan tidak berpengaruh pada
jumlah cairan amnion
Kehamilan lanjut jumlah cairan amnion
tergantung proses ini (200-760 ml) perhari
C. Volume Cairan Amnion
Kehamilan 12 minggu : 50 ml
Pertengahan gestasi : 400 ml
Aterm : 1000-1500 ml
Posterm : 100-200 ml
D. Pengukuran Cairan Amnion
Penting u/ melihat risiko kematian janin
Perfusi uteroplasenta : gangguan aliran
darah ginjal sehingga volume miksi &
terjadi oligohidramnion
Pengukuran jumlah cairan amnion :
indeks cairan amnion, kantong vertikal
terbesar dan pengukuran profil biofisik
Phelan indeks cairan amnion
E. Fungsi Cairan Amnion
Melindungi janin dari trauma
Tempat berkembang muskuloskeletal
Menjaga suhu tubuh janin
Meratakan tekanan uterus saat partus
Membersihkan jalan lahir sehingga risiko
infeksi berkurang
Menjaga perkembangan & pertumbuhan
paru-paru dan traktus gastrointestinalis
F. Kandungan Amnion
Trimester I : di ultrafisasi oleh plasma ibu
Setelah minggu 20 komposisi terbesar
adalah urin janin
Trimester II : terdiri dari cairan ekstra
seluler yg berdifusi melalui kulit janin
Ginjal janin mulai memproduksi urin pada
minggu ke 12, setelah minggu 18
memproduksi 7-14 ml per hari
Zat yang terkandung dalam cairan amnion :
Prolaktin
Alfa Feto Protein
Lesitin-Sfingomielin
Sitokin
Interleukin-1
Prostaglandin
Platelet activing factor
III. PATOLOGI CAIRAN AMNION
A. Hidramnion
Definisi : kehamilan dengan jumlah cairan ketuban
lebih dari 2000 ml atau MVP lebih dari 8 cm
Angka kejadian = 1 : 62-754 persalinan
Insidens : meningkat pada DM, eritroblastosis
fetalis dan gemelli
Etiologi : sampai saat ini belum jelas
Berdasarkan waktu :
1. Akut : Trimester II, dalam beberapa hari
2. Kronik : Trimester III, dalam minggu s/d bulan

Predisposisi Hidramnion:
Kelainan ibu (15%)
Kelainan janin (18 %)
Idiopatik (67%)
Gejala-gejala Hidramnion :
Mekanis/tekanan : sesak napas, edema
tungkai, vulva dan perut, oliguria
Dinding perut tegang dan tampak kulit
mengkilat
Uterus tegang sebabkan hipertonik dan nyeri

Diagnosis :
USG : MVP > 8 cm
Dibagi menjadi :
Ringan : 8 11 cm
Sedang : 12 15 cm
Berat : > 16 cm

Penatalaksanaan tergantung :
Ringansedang : tidak perlu terapi
Berat, timbul sesak napas, nyeri perut harus
dirawat dan dilakukan : amniosintesis, TORCH &
genetik kariotipe, sedatif, serta persalinan tidak
boleh memakai oksitosin
Komplikasi :
Terhadap Ibu :
Perdarahan antepartum, perdarahan postpartum,
disfungsi uterus, hipertensi, ketuban pecah
sebelum waktunya, insufisiensi plasenta dan
emboli cairan ketuban
Terhadap janin :
prolaps tali pusat, malposisi, malpresentasi,
prematuritas
B. Oligohidramnion
Definisi : kehamilan dengan jumlah cairan
ketuban kurang dari 500 ml
Etiologi : tidak diketahui, sering pada
kehamilan postterm
Risiko : kompresi tali pusat & gawat janin
Komplikasi : deformitas janin (club foot &
hipoplasia pulmoner) sampai
amputasi
Club foot
Terapi : Infus amnion
Pengobatan dari variabel atau deselerasi DJJ
yang memanjang
Oligohidramnion dengan pecah ketuban lama
Untuk mendilusi atau membersihkan
mekonium yang tebal
Tehnik : Bolus 500800 ml cairan normal salin
hangat diikuti pemberian infus 3 ml per jam
Tes-tes yang menggunakan cairan
amnion:
A. Shake test / tes busa
Mengukur kadar Lesitin-Sfingomielin
Tergantung kemampuan surfaktan dalam
cairan amnion ketika dicampur ethanol
B. Lumadex FSI test
Dasar dari shake test > mengidentifikasi
aktivitas surfaktan pada cairan amnion
C. Fluoresen Polarisasi
D. Dipalmitoylphosphatidylcholin (DPPC)
test
V. RINGKASAN
Cairan amnion penting dalam menunjang
proses persalinan dan kehamilan
Merupakan salah satu sistem komunikasi
fetal-maternal
Volume saat aterm 1000-1500 ml
Fungsi : pelindung janin, tempat
pertumbuhan dan perkembangan janin
atau sebagai barrier pada proses
persalinan
Patologi cairan amnion ada 2 macam :
1. Hidramnion
2. Oligohidramnion
Infus Amnion

Anda mungkin juga menyukai