Tujuan praktikum :
Tujuan Pemeriksaan :
Untuk mengetahui kelainan genetik pada bayi dapat dilakukan analisa kromosom, analisa
biokimia dan biologi. Tes ini bisa menentukan cacat kromosom, kelainan bawaan, jenis
kelamin, tingkat kematangan paru janin, infeksi cairan amnion, serta kemungkinan bayi
mewarisi gangguan seperti hemofilia.
Dasar teori :
Cairan amnion terapat di dalam Amnion suatu kantung membran yang mengelilingi
janin, amnion aktif secara metabolik dan berperan dalam pertukaran air an bahan kimia diantara
cairan, janin dan sirkulasi ibu, dan menghasilkan peptida,faktor pertumbuhan dan sitokin.
Fungsi utama memberikan pa perlindungan untuk janin, memungkinkan gerakan janin,
mestabilkan suhu untuk melindungi janin dari perubahan suhu ekstrim dan memungkinkan
perkembangan paru yang sesuai.
1. Komposisi
Cairan amnion memiliki komposisi yang sama dengan plasma ibu dan
menganung lupasan sel janin dari kulit, saluran cerna dan saluran kemih serta
menganung bahan biokimia seperti bilirubin , lemak, enzim, elektrolit, urea, kreatinin,
asam urat, protein, dan hormon.
Cairan amnion atau air ketuban merupakan ultrafiltrasi dari plasma maternal
dan dibentuk oleh sel amnionnya. Pada trimester II kehamilan, air ketuban dibentuk
oleh difusi ekstraseluler melalui kulit janin sehingga komposisinya mirip dengan
plasma janin. Selanjutnya, setelah trimester II, terjadi pembentukan zat tanduk kulit
janin dan menghalangi difusi plasma janin sehingga sebagian besar air ketubannya
dibentuk oleh:
• Sel amnionnya
• Air kencing janin
Ginjal janin mulai mengeluarkan urin sejak 12 minggu dan setelah mencapai
usia 18 minggu sudah dapat mengeluarkan urin sebanyak 7-14 cc/hari. Janin aterm
mengeluarkan urin 27 cc/jam atau 650 cc dalam sehari (Manuaba, dkk, 2007:500).
Menurut Manuaba, dkk (2007:500) komposisi yang membentuk air ketuban adalah:
Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah air ketuban kurang dari 500 cc. Oligohidramnion kurang baik
untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh perlekatan antara
janin dan amnion atau karena janin mengalami tekanan dinding rahim
Jikaproduksinyasemakinberkurang, disebabkan beberapa hal diantaranya: insufisiensi
plasenta, kehamilan post term, gangguan organ perkemihan-ginjal, janin terlalau
banyak minum sehingga dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air ketuban
intrauteri “oligohidramnion” dengankriteria :
➢ Persiapan Sampel
Spesimen cairan amnion diperoleh dengan aspirasi jarum ke alam kantong
amnion. Cairan amnion sebanyak 30 ml diambil di dalam spuit steril
2-3 ml pertama yang diambil dibuang kemungkinan terkontaminasi oleh darah,
cairan jaringan dan sel ibu. Kemudian spesimen dipindahkan ke wadah plastik steril.
➢ Penanganan Sampel
Untuk uji maturaritas janin spesimen cairan amnion harus diletakan dalam
suhu 2-8 derajat, sedangkan uji bilirubin ditempatkan pada tabung yang gelap dan
tertutup dan uji sitogenetik dan pemeriksaan mikroba pada suhu ruang.
Analitik :
➢ Prosedur Kerja:
a. Pemeriksaan pendahuluan
Tes warna
1) Diambil 5 ml cairan amnion tempatkan pada tabung reaksi
2) Amati warna cairan tersebut.
b. Uji gawat janin
Tes Bilirubin
Tujuan : untuk melihat tanda destruksi sel darah merah
Metode : kinetik, spektrofotometer
Prosedur :
1) Dibauat pengenceran serial terhadap cairan amnion
2) Dimasukan ke dalam masing-masing tabung
3) Diukur dengan spektrofotometer panjang gelombang interval 365 sampai
550nm
4) Dilakukan penilaian OD optical density
Tes MSAFP “maternal serum alpha fetoprotein”
Tujuan : untuk melihat kadar alfha fetoprotein metode
Metode : MSAFP dilakukan dengan test ELISA maupun imunologi lainnya.
c. Uji Maturitas Janin
Uji kocok busa
1) Campurkan 1:1 antar cairan amnion dan etanol 95%
2) Goncangkan dengan kuat selama 15 detik
3) Diamkan selama 15 menit
4) Amati adanya garis gelembung kontinue disekeliling tepi luar
“ adanya gelembung menandakan tersedianya fosfolipid dalam jumlah ang
cukup untuk menurunkan tegangan permukaan jaringan”
Foam Stability index
1) Tambahkan 0,5 ml cairan amnion ke tabung yang mengandung etanol 95%
yang jumlahnya selalu ditambahkan dari 0,42 hingga 0,55 ml dalam
kenaikan 0.01 ml
2) Goncangkan secara kuat selama 15 etik
3) Diamka selama 15 menit
4) Amati adanya garis gelembung kontinue disekeliling tepi luar
5) Nilai lebih dari 47 menandakan maturitas paru janin
Hitung badan lamela
1) Campurkan sampel cairan amnion dengan membolak-balikkan wadah
sampel bertutup lima kali
2) Pindahkan cairan ke tabung uji bersih untuk melakukan inspeksi visual
3) Tutup tabung dan campur sampel dengan mebolak-balikkan secara perlahan
4) Lakukan pemeriksaan dengan alat hematologi analyzer
5) Catat nilai trombosit sebagai nilai LBC
Pasca analitik :
➢ Interpretasi Hasil
1. Pemriksaan pendahuluan
a. Tes Warna
Warna Makna
Tidak berwarna Normal
Traumatik tap, trauma
Bercampur Darah
abdomen,perdarahan intra amnion
Hemolytic, disease of newborn
Kuning
“bilirubin”
Hijau gelap Mekonium
Merah gelap-coklat Kematian janin
➢ Reference Values
Immature : < 15.000/uL
Indeterminate : 15.000-50.000/uL
Mature : > 50.000/uL
➢ Pembahasan
Amniocentesis adalah tes untuk mengetahui kelainan genetik pada bayi dengan
memeriksa cairan ketuban atau cairan amnion. Di dalam cairan amnion terdapat sel
fetal (kebanyakan kulit janin) yang dapat dilakukan analisis kromosom, analisis
biokimia dan biologi. Amniocentesis selalu dilakukan di bawah panduan ultrasound
untuk menentukan posisi bayi. Tes ini bisa menentukan cacat kromosom, kelainan
bawaan, jenis kelamin, tingkat kematangan paru janin, infeksi cairan amnion, serta
kemungkinan bayi mewarisi gangguan seperti hemofilia.
Amniocentesis biasanya dilakukan pada minggu ke-16 kehamilan dengan risiko
keguguran kurang dari satu persen. Namun hasilnya bisa diketahui setelah dua minggu.
Durasi yang cukup lama ini berfungsi meyakinkan apakah anak mempunyai gangguan
kromosom, seperti Down syndrome
Kesimpulan :
Cairan amnion terapat di dalam Amnion suatu kantung membran yang mengelilingi
janin, amnion aktif secara metabolik dan berperan dalam pertukaran air an bahan kimia diantara
cairan, janin dan sirkulasi ibu, dan menghasilkan peptida,faktor pertumbuhan dan sitokin.
Fungsi utama memberikan perlindungan untuk janin, memungkinkan gerakan janin,
mestabilkan suhu untuk melindungi janin dari perubahan suhu ekstrim dan memungkinkan
perkembangan paru yang sesuai
Daftar Pustaka :