Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS TINJA

Indra Elisabet Lalangpuling, M.Sc


Teknologi Laboratorium Medis-Poltekkes Kemenkes Manado
• Pemeriksaan tinja membantu diagnosis banding berbagai kelainan saluran cerna :

- Kondisi hepatobilier

- Penyakit-penyakit pankreas

- Keganasan kolorektal

- Infeksi parasit, bakteri atau virus

- Perdarahan saluran cerna


Pembentukan Tinja
• Normalnya kurang lebih 100 – 200 gram materi tinja dikeluarkan setiap hari
• Tinja biasanya terbentuk dalam 18 – 24 jam sejak bahan makanan masuk dari usus
halus ke usus besar
• Usus halus merupakan tempat dimana sebagian besar proses pencernaan dan
absorbsi terjadi
• Fungsi utama usus besar adalah menampung tinja sebelum defekasi
• Kurang lebih 9000 mL cairan masuk ke dalam saluran cerna dari makanan, air, saliva,
sekresi lambung, empedu, sekresi pankreas dan sekresi usus halus
• Hanya 500 – 1500 mL yang masuk dalam usus besar setiap hari dengan hasil akhir
ekskresi 1500 mL cairan dalam tinja normal
• Usus besar memiliki kemampuan yang terbatas dalam absorbsi cairan :

- Jika volume cairan melebihi kapasitas atau absorbsi air terganggu menyebabkan tinja
cair (diare)

- Jika defekasi tertunda dalam waktu yang lama akan meningkatkan absorbsi air
sehingga tinja menjadi kecil, keras, dan kering (konstipasi)
Pengumpulan Spesimen
• Edukasi secara verbal dan tertulis kepada pasien

• Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi spontan

• Jika pemeriksaan sangat diperlukan, boleh juga sampel tinja diambil dari rectum
dengan jari bersarung

• Tinja sebaiknya diperiksa dalam keadaan segar


• Digunakan wadah yang aman dan nyaman bagi pasien dengan volume tertentu

• Wadah sebaiknya dari plastik atau kaca dan bermulut lebar

• Menghindari kontaminasi : urine, tissue toilet, air toilet dan bahan kimia (pembersih
dan pengharum toilet)

• Penampungan sampel tidak melebihi wadah yang telah disediakan

• Waktu pengumpulan sampel tergantung jenis pemeriksaan :

- Spesimen sewaktu

- Pengumpulan tinja selama 2 – 3 hari


Pemeriksaan Tinja

Pemeriksaan Tinja
Makroskopis
Mikroskopis
Kimia
Pemeriksaan Makroskopis
• Warna

• Konsistensi

• Bentuk

• Mukus/lendir

• Bau

• Parasit
Warna
• Warna tinja yang normal adalah coklat berasal dari pigmen empedu
• Ketika bilirubin terkonyugasi disekresikan ke usus, akan dihidrolisis kembali menjadi
bilirubin tidak terkonyugasi
• Bakteri anaerobik usus mereduksi bilirubin tidak terkonyugasi menjadi tiga tetrapirol
tidak berwarna yang secara keseluruhan disebut urobilinogens : sterkobilinogen,
mesobilinogen, dan urobilinogen
• Urobilinogens beroksidasi di dalam usus menghasilkan urobilins (berwarna jingga-
cokelat-hijau)
• Warna dapat dipengaruhi oleh makanan dan oksidasi dari udara jika dibiarkan
• Jika terjadi suatu hambatan sekresi empedu ke usus halus maka warna tinja dapat
berubah

• Tinja dapat berwarna :

- Pucat/seperti tanah liat (tinja akolik)

- Merah terang

- Merah gelap

- Hitam

- Hijau
Konsistensi dan bentuk
• Konsistensi tinja dapat menunjukkan kelainan yang terjadi dalam usus

• Normalnya merupakan massa padat dan berbentuk silindris

• Tinja lunak mengindikasikan adanya peningkatan kandungan air dalam tinja

• Tinja lunak bisa saja nornal atau merupakan tanda gangguan gastrointestinal

• Tinja dapat berukuran besar disebbkan oleh bahan makanan yang tidak dicerna atau
adanya peningkatan gas dalam tinja

• Tinja yang panjang, berbentuk pita mengindikasikan adanya obstruksi usus atau
penyempitan lumen usus akibat striktur
Mukus/lendir
• Mukus/lendir pada tinja merupakan kondisi abnormal

• Mukus/lendir merupakan substansi gelatin transparan yang normalnya tidak


terdapat di dalam tinja

• Mukus berhubungan dengan : mengedan saat proses defekasi (konstipasi), gangguan


emosional, atau penyakit gastrointestinal seperti kolitis, disentri basiler dan inflamasi
rektum

• Mukus yang disertai bercak darah berhubungan dengan kerusakan dinding usus,
yang mungkin disebabkan oleh disentri bakterial atau amoeba atau keganasan
Pus dan bau
• Pasien dengan kolitis ulserativa kronis dan disentri basiler klonis sering
mengekskresikan pus dalam jumlah banyak pada tinja

• Bau tidak normal merupakan akibat sisa metabolik flora bakteri usus atau protein
yang tidak dicerna

• Bau normal tinja disebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat

PARASIT
Adanya infeksi cacing Ascaris, cacing tambang, dan lain-lain
Pemeriksaan Mikroskopik
• Sel epitel

• Makrofag

• Leukosit tinja

• Eritrosit

• Kristal-kristal

• Sisa makanan

• Sel ragi

• Telur dan jentik cacing

• Lemak Tinja
Leukosit tinja
• Normalnya leukosit tidak ditemukan di lama tinja

• Adanya leukosit menunjukkan kondisi invasif atau inflamasi

• Identifikasi leukosit dapat dilakukan dengan pewarnaan Wright atau biru metilen
Sel Epitel
• Sel epitel yang berasal dari dinding usus bagian distal dapat ditemukan dalam keadaan
norma

• Jumlah sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau peradangan dinding usus

Makrofag
• Sel besar berinti satu, memiliki daya fagositosis

• Dalam plasmanya sering terlihat sel-sel lain (leukosit, eritrosit) dan benda-benda lain

• Dalam preparat natif sel-sel itu menyerupai ameba, perbedaannya sel ini tidak dapat
bergerak
Eritrosit
• Ditemukannya eritrosit dalam tinja menunjukkan ketidaknormalan

Kristal-kristal
• Dalam tinja normalpun ditemukan kristal-kristal

• Kristal normal dalam jumlah sedikit : tripelfosfat, kalsiumoksalat

• Kristal tidak normal : Charcot-Leyden dan kristal hematoidin


Lemak tinja
• Terdapatnya lemak dalam tinja mengindikasikan kelainan maldigestif atau
malabsorbsi
Sisa Makanan
• Hampir selalu dapat ditemukan dalam spesimen tinja

• Jumlahnya menunjukkan adanya sesuatu hal yang abnormal

• Sisa makanan berasal dari makanan daun-daunan dan sebagian berasal dari hewan
(serat otot, serat elastik, dll)

• Peningkatan jumlah serat daging dalam tinja berhubungan dengan gangguan


pencernaan dan rapid transit kandungan usus
Sel ragi
• Khusus Blastocystis hominis tidak jarang didapat

• Penting mengenal strukturnya supaya jangan dianggap kista ameba

Telur dan larva cacing


• Dapat ditemukan telur maupun larva cacing maupun protozoa bagi pasien yang
terinfeksi parasit usus

• Penting mengenal strukturnya


Pemeriksaan Kimia
Darah tinja
• Darah pada tinja dapat ditemukan pada keganasan kolorektal, gusi berdarah, varises
esofagus, ulkus lambung, wasir, inflamasi, dan obat-obat yang mengiritasi mukosa
usus (aspirin, suplemen besi)

• Perdarahan saluran cerna bagian bawah menyebabkan adanya darah berwarna


merah segar menyelubungi permukaan tinja

• Perdarahan dari saluran cerna bagian atas menyebabkan tinja berwarna lebih gelap
atau merah kecoklatan
• Darah pada tinja dalam jumlah sedikit yang sering tidak terlihat kasat mata disebut
darah samar

• Metode pemeriksaan darah samar :

a. Cara benzidine basa

b. Cara benzidine dihidrochlorida

Urobilin
• Pemeriksaan urobilin menggunakan mercurichlorida 10%

• Untuk menilai ikterus obstruktif

• Jika obstruksi itu total, hasil tes menjadi negatif


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai