- Kondisi hepatobilier
- Penyakit-penyakit pankreas
- Keganasan kolorektal
- Jika volume cairan melebihi kapasitas atau absorbsi air terganggu menyebabkan tinja
cair (diare)
- Jika defekasi tertunda dalam waktu yang lama akan meningkatkan absorbsi air
sehingga tinja menjadi kecil, keras, dan kering (konstipasi)
Pengumpulan Spesimen
• Edukasi secara verbal dan tertulis kepada pasien
• Jika pemeriksaan sangat diperlukan, boleh juga sampel tinja diambil dari rectum
dengan jari bersarung
• Menghindari kontaminasi : urine, tissue toilet, air toilet dan bahan kimia (pembersih
dan pengharum toilet)
- Spesimen sewaktu
Pemeriksaan Tinja
Makroskopis
Mikroskopis
Kimia
Pemeriksaan Makroskopis
• Warna
• Konsistensi
• Bentuk
• Mukus/lendir
• Bau
• Parasit
Warna
• Warna tinja yang normal adalah coklat berasal dari pigmen empedu
• Ketika bilirubin terkonyugasi disekresikan ke usus, akan dihidrolisis kembali menjadi
bilirubin tidak terkonyugasi
• Bakteri anaerobik usus mereduksi bilirubin tidak terkonyugasi menjadi tiga tetrapirol
tidak berwarna yang secara keseluruhan disebut urobilinogens : sterkobilinogen,
mesobilinogen, dan urobilinogen
• Urobilinogens beroksidasi di dalam usus menghasilkan urobilins (berwarna jingga-
cokelat-hijau)
• Warna dapat dipengaruhi oleh makanan dan oksidasi dari udara jika dibiarkan
• Jika terjadi suatu hambatan sekresi empedu ke usus halus maka warna tinja dapat
berubah
- Merah terang
- Merah gelap
- Hitam
- Hijau
Konsistensi dan bentuk
• Konsistensi tinja dapat menunjukkan kelainan yang terjadi dalam usus
• Tinja lunak bisa saja nornal atau merupakan tanda gangguan gastrointestinal
• Tinja dapat berukuran besar disebbkan oleh bahan makanan yang tidak dicerna atau
adanya peningkatan gas dalam tinja
• Tinja yang panjang, berbentuk pita mengindikasikan adanya obstruksi usus atau
penyempitan lumen usus akibat striktur
Mukus/lendir
• Mukus/lendir pada tinja merupakan kondisi abnormal
• Mukus yang disertai bercak darah berhubungan dengan kerusakan dinding usus,
yang mungkin disebabkan oleh disentri bakterial atau amoeba atau keganasan
Pus dan bau
• Pasien dengan kolitis ulserativa kronis dan disentri basiler klonis sering
mengekskresikan pus dalam jumlah banyak pada tinja
• Bau tidak normal merupakan akibat sisa metabolik flora bakteri usus atau protein
yang tidak dicerna
• Bau normal tinja disebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat
PARASIT
Adanya infeksi cacing Ascaris, cacing tambang, dan lain-lain
Pemeriksaan Mikroskopik
• Sel epitel
• Makrofag
• Leukosit tinja
• Eritrosit
• Kristal-kristal
• Sisa makanan
• Sel ragi
• Lemak Tinja
Leukosit tinja
• Normalnya leukosit tidak ditemukan di lama tinja
• Identifikasi leukosit dapat dilakukan dengan pewarnaan Wright atau biru metilen
Sel Epitel
• Sel epitel yang berasal dari dinding usus bagian distal dapat ditemukan dalam keadaan
norma
• Jumlah sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau peradangan dinding usus
Makrofag
• Sel besar berinti satu, memiliki daya fagositosis
• Dalam plasmanya sering terlihat sel-sel lain (leukosit, eritrosit) dan benda-benda lain
• Dalam preparat natif sel-sel itu menyerupai ameba, perbedaannya sel ini tidak dapat
bergerak
Eritrosit
• Ditemukannya eritrosit dalam tinja menunjukkan ketidaknormalan
Kristal-kristal
• Dalam tinja normalpun ditemukan kristal-kristal
• Sisa makanan berasal dari makanan daun-daunan dan sebagian berasal dari hewan
(serat otot, serat elastik, dll)
• Perdarahan dari saluran cerna bagian atas menyebabkan tinja berwarna lebih gelap
atau merah kecoklatan
• Darah pada tinja dalam jumlah sedikit yang sering tidak terlihat kasat mata disebut
darah samar
Urobilin
• Pemeriksaan urobilin menggunakan mercurichlorida 10%