Anda di halaman 1dari 34

PEMERIKSAAN

FESES
Nita Rusdiana
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah
Tangerang

Tujuan
pembelajaran
Menjelaskan cara pengambilan sample
feses
Menjelaskan indikasi pemeriksaan feses
Menjelaskan macam-macam pemeriksaan
laboratorium feses

Orang dewasa terdiri dari :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Air (70%)
Sisa makanan yg tdk dapat dicerna
Pigmen dan garam empedu
Sekresi intestinal termasuk mukus
Lekosit yang migrasi dari aliran darah
Epitel
Bakteri
Material anorganik terutama kalsium
dan fosfat
9. Makanan yg tdk tercerna (dalam
jumlah yg sangat kecil)
10.Gas

Jenis

sampel
Sampel feses berupa
- Feses sewaktu
- Feses 24 jam
volume: 300 - 400 gram / hari

Cara

memperoleh sampel
1.Spontan
(
dapat
menggunakan
pencahar)
2.Rectal toucher
3.Rectal
swab dengan cotton wool
(terutama pd bayi)

Syarat
Pengambilan
1. Tempat kering, bersih, bebas urin
segera dikirim ke laboratorium :

Feses yang masih hangat


pemeriksaan telur dan parasit
Feses yang disimpan dalam almari
es

dibiarkan
dulu
pada
temperatur ruang diperiksa
Tidak
boleh
disimpan
pada
inkubator

2. Sampel terbaik adalah yang


fres (baru)
3. Pengumpulan dilakukan
sebelum terapi antibiotika dan
seawal mungkin saat sakit
4. Jumlah sampel sebesar ibu
jari + mukus, darah yg ada
5. Feses di kloset / terkontaminasi
barium / produk x-ray tidak
boleh
6. Beri label identitas nama,
tanggal, alamat, jenis
pemeriksaan

Penundaan
Pemeriksaan :

1. Feses dimasukkan almari


es
2. Diberi formalin
3. Diberi nitrogen

Persiapan
penderita
1.Terangkan cara penampungan
& macam pemeriksaan
2.Penderita
defekasi
pd
penampung feses bermulut lebar
3.Jangan tercampur kencing
4.Jangan diletakkan di kertas
toilet

INDIKASI
PEMERIKSAAN

Sembelit
Darah lendir
Problem makanan
Diare

GANGGUAN
GASTROINTESTINAL

Penyebab:
Kuman
dsb

: Salmonella, Shigella,

Bukan kuman : Ulcus Peptikum,


Carsinoma, infestasi, steatorrhoe
(tinja dg komposisi lemak yg
tinggi)

FREKUENSI
Normal
Abnormal terdapat pada:
- Surgical resection
- Fistel/ sunt pada usus
- Diare: frekuensi defekasi >4x
/ hr & cair

DIARE
1.Cair
a. Diare sekretorik
Infeksi stafilococcus, shigella, salmonella,
protozoa, E. coli, clostridium, kolera
Mukosa luka
Vagotomi
Hipertiroid

b. Diare osomotik

Operasi traktus gastrointestinal, parasit, obat,


efek pada mukosa, defisiensi imunoglobulin dan
sebagainya

c. Hipermotilitas
Post vagotomi
Kelainan fungsi gastrointestinal
Hipokalemia
Hipertiroid

2.Steatorrhoe
a.Mal digesti pancreas
insufisiensi
b.Mal absorbsi tropical sprue
3.Diare sedikit-sedikit
rectum dan kolon yang
iritabel.

ALURPEMERIKSAANLABORATORIUMPdDIARE
AKUT
1. Diare akut karena makanan (masal)

Disertai
demam/panas

pemeriksaan kultur :
- hasil (+) diobati sesuai kuman
- hasil (-), kondisi penderita makin
berat
pemeriksaan mikroskopik
tinja utk melihat
jml lekosit

Tidak
disertai
demam

kemungkinan
penyebab

stafilococus atau clostridium dalam


makanan.

2. Diare akut perorangan pemeriksaan

mikroskopik feses:
dijumpai banyak lekosit dilakukan
kultur
tdk dijumpai lekosit /dbn
kemungkinan krn virus
3. Diare menetap 1 mggu diperiksa
parasit :
hasil (+) diobati sesuai jenis parasit
(Entamobae histolitika / G. lamdia /
dll)
hasil (-) dilakukan kultur.

PEMERIKSAANLABORATORIUM
1. Makroskopis
Warna, darah, lendir, konsistensi, bau,
pH, sisa makanan
2.Mikroskopis
Epitel, eritrosit, lekosit, kristal, lemak,
makrofag, sisa makanan
3.Kimiawi
Karbohidrat, Protein, Lemak, Darah
samar, benzidin test, Urobilinogen
4.Bakteriologi ( mikrobiologi)

MAKROSKOPIS
1. Warna

Normal kuning muda


Abnormal keadaan patologis:
Kuning hijau diare berat.
Hitam perdarahan TGI atas.
Dempul penurunan pigmen empedu
saluran empedu.
Merah perdarahan traktus GI bagian

& obstruksi
bawah

DARAH
a. Darah segar

Darah segar kelainan di sebelah distal lambung


Dijumpai pada:
- Hemoroid
menetes, dipermukaan, rasa tdk enak pd anus
- Ca colon
lokasi di proksimal darah bercampur feses
lokasi di distal darah tdk tercampur feses
- Disentri amoeba
volume feses sedikit, frekuensi defekasi sering,
darah&lendir, rasa mules yg hebat

Darah
tidak
b. Darah
tidak segar
segar
Darah tidak segar kelainan
di sebelah proksimal lambung

Dijumpai pada:
- Varises oesopaghus, ulcus
peptikum,
karsinoma TGI,
radang.

3. Lendir

Lendir pd feses dikeluarkan o/ kolon


krn rangsangan saraf parasimpatis
a. Lendir kental pd permukaan feses

DijumpaipadaKonstipasispastik,kolitis,emosi
b. Lendir dan darah pd permukaan feses
DijumpaipadaNeoplasma,Iritasipadarektum.
c. Lendir disertai dgn nanah dan darah
Dijumpaipadakolitisulseratif,disentribasiler,cakolon
dgnulserasi,divertikulitisakut,TBCusussangatjarang.

4.
Konsis
tensi
Keadaan normal ukuran &
konsistensi feses menggambarkan
keadaan lumen & motilitas kolon
berbeda pd masing-2 orang
dipengaruhi oleh kebiasaan

Keadaan yg menyebabkan
perubahan konsistensi
Diare dgn lendir&darah
Amobiasis, thyphoid,thypus
abdominalis, kolera
Diare dgn lendir&nanah
Kolitis
ulseratif,
salmonellosis, shigellosis

enteritis,

Seperti adonan tepung lemak yg


berlebihan
Keras
absorbsi cairan yg berlebihan, intake
cairan yg

5. Bau, pH, sisa makanan


Bau khas dipengaruhi oleh pH feses pH
normal feses adalah netral ~ sedikit basa.
pH dipengaruhi oleh fermentasi bakteri
usus dan proses pembusukan dihasilkan
indol, skatol sebabkan bau pada feses.
Makanan mengandung karbohidrat pH
menjadi asam feses berbau asam

Makanan mengandung
protein pH mjd basa bau
yg lebih tajam
Makanan mengandung lemak
bau tengik
Sisa makanan makroskopis
: sisa serat atau sayur yg tdk
tercerna

MIKROSKOPIS
1. Epitel

Normal Epitel dari dinding usus sebelah


distal
perangsangan dan peradangan dinding
usus
2. Eritrosit
Normal eritrosit (-) dalam feses
Abnormal/(+) ada lesi pada kolon, rektum
atau anus
3.Makrofag
Normal makrofag (-)
Ciri: sel besar, dalam sitoplasmanya sering
dijumpai sel lain seperti lekosit.

4. Lekosit
Normal beberapa sel lekosit.
Jumlah lekosit sangat meningkat
pada:
- Kolitis ulseratif kronik
- Disentri basiler kronik
- Abses yang terlokalisir
- Fistula pada sigmoid, rectum atau anus
Jumlah lekosit meningkat dan
berbentuk polinuklear:
- Shigellosis
- Salmonellosis
- Diare oleh karena E coli infasif
- Kolitis ulseratif

Jumlah lekosit meningkat


&berbentuk mononuklear:
- Tiphoid
Diare tanpa kenaikan
lekosit:
- Cholera, non spesifik, virus,
E coli yg tidak invasif
- Parasit: Giardia lamdia,
toksigenik: clostridium,
stafillococcus

5. Kristal
tdk mempunyai arti penting, kecuali
charcot leyden dan hematoidin
Macam :
- Triple fosfat, Kalsium oksalat , asam
lemak
- Hematoidin pada perdarahan
- charcot-leyden pada penderita
eosinofilia

5. Sel ragi
6. Sisa makanan:

hampir selalu ditemukan


dari daun (sayur) dan dari
hewan seperti serat otot

KIMIAWI
1.

Karbohidrat

larutan lugol tampak butiran


biru
2. Lemak

larutan sudan III tampak


butiran jingga
3. Protein

larutan asam asetat 30%


tampak butiran kuning muda

4.

Darah samar

Cara pemeriksaan :
- hematest, occultest
(orthotoluidine)
sensivitasnya 1-10x lbh baik
drpd cara benzidine
- bezidine test
sensifitasnya 10-1000x lebih baik
drpd cara guaiac test
- guaiac test
paling tidak sensitif

5. Urobilinogen
peningkatan bilirubin penderita
anemia hemolitik.
kelainan hepar bilirubin pada usus
turun turunnya urobilinogen di feses
terjadi obstruksi urobilinogen
sangat rendah
terapi antibiotika peroral
mematikan flora usus metabolisme
bilirubin

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai